Anda di halaman 1dari 29

Partus Lama & Partograf

Desrita Ayu Tangdi Alla


20160811014018
PARTUS LAMA
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih
dari 24 jam dengan kontraksi yang teratur dan
menimbulkan nyeri disertai dengan adanya pembukaan
serviks. Definisi ini mempunyai keterbatasan, oleh
karena itu partus lama dibedakan menurut manajemen
berdasarkan tahapan persalinan kala satu yaitu fase
laten memanjang dan fase aktif memanjang.

Defenisi
Pada umumnya, partus lama disebabkan oleh 3P yaitu:
• Powers : tidak terkoordinasinya kontraksi uterus
• Passenger : diameter kepala bayi yang terlalu besar (>
9,5 cm) atau malposisi
• Passage : pelvis yang abnormal, tumor, atau adanya
obstruksi pelvis atau jalan lahir

Etiologi
Partus lama dapat barakibat buruk baik bagi ibu
maupun bayinya. Ibu dan bayi akan mengalami distress,
juga dapat meningkatkan infeksi karena meningkatnya
intervensi yang dilakukan seperti periksa dalam serta
risiko perdarahan karena atonia uteri dapat terjadi
karena kelelahan otot uterus.

Risiko
Tanda dan Gejala Diagnosis
Serviks tidak membuka Belum inpartu

Tidak ada his atau his tidak teratur


Pembukaan serviks tidak melewati 4 cm sesudah 8 Fase laten memanjang

jam inpartu dengan his yang teratur


Pembukaan serviks melewati kanan garis waspada pada partograf Fase aktif memanjang
 Frekuensi his kurang dari 3 kali dalam 10 menit dengan durasi < 40 Inersia uteri
detik CPD
 Pembukaan serviks dan turunnya bagian janin di presentasi tidak  
maju sedangkan his baik  
 Pembukaan serviks dan turunnya bagian janin di presentasi tidak Obstruksi kepala
maju dengan kaputs, terdapat  
moulase hebat, edema serviks, tanda rupture uteri  
iminen, gawat janin  
 Kelainan presentasi (selain vertex dengan oksiput anterior) Malpresentasi atau
malposisi
Pembukaan serviks lengkap, ibu ingin mengedan, Kala II lama
tetapi taka da kemajuan penurunan

Diagnosis
1) Penanganan Umum
• Penanganan umum persalinan lama antara lain:7
• Nilai dengan segera keadaan ibu hamil dan janin termasuk hidrasi dan tanda vital
• Kaji kembali partograf, apakah pasien sudah inpartu, nilai keadaan his, frekuensi,
durasi dan konsistensinya
• Perbaiki keadaan umum dengan:
 Dukungan emosi, perubahan posisi sesuai dengan penanganan persalinan
normal
 Periksa keton dalam urine dan berikan cairan baik orak maupun parenteral.
• Upayakan BAK. pemasangan kateter hanya dilakukan jika perlu
• Beri analgesia : tramadol atai petidin 25 mg IM (maksimum 1 mg/kg BB) atau
morfin 10 mg IM jika pasien merasa nyeri hebat atas advice dokter.

Penanganan
2) Penanganan Khusus
Penanganan khusus terbagi atas penanganan khusus pada
persalinan palsu, fase laten memanjang dan fase aktif
memanjang.
• Persalinan Palsu
Pada persalinan lama karena memang belum masuk pada
keadaan inpartu atau persalinan palsu, tindakan yang
dilakukan adalah periksa apakah ada infeksi saluran
kemih atau ketuban pecah. Jika tidak ada pasien boleh
rawat jalan.
• Fase Laten Memanjang
Penanganan Khusus pada fase laten memanjang yaitu his
berlangsung secara teratur dan pembukaan tidak
bertambah maka lakukan ulang penilaian serviks:
o Jika tidak ada perubahan pada pendataran dan
pembukaan serviks dan tidak ada gawat janin,
mungkin pasien belum inpartu
o Jika ada kemajuan pendataran dan pembukaan
serviks, maka lakukan amniotomi dan induksi
persalinan dengan oksitosin dna prostaglandin.
 Lakukan penilaian ulang setiap 4 jam
 Jika pasien tidak masuk fase aktif setelah
dilakukan pemberian oksitosin selama 8 jam,
lakukan seksio sesarea
o Jika didapatkan tanda-tanda infeksi seperti demam dan
cairan vagina berbau:
 Lakukan akselerasi persalinan pervaginam dengan
oksitosin
 Berikan antobiotika kombinasi hingga persalinan
terjadi
 Ampisilin 2 gram IV setiap 6 jam
 Gentamisin 5 mg/kg BB setiap 24 jam
 Jika persalinan pervaginam terjadi, antibiotika di hentikan pada
pascapersalinan
 Jika dilakukan seksio sesarea, lanjutkan antibiotika ditambah
metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam sampai ibu bebas 48
jam
• Fase Aktif Memanjang
o Pada keadaan kasus fase aktif memanjang maka
tindaka yang perlu dilakukan antara lain:
o Jika tidak ada tanda-tanda CPD, atau obstruksi dan
ketuban masih utuh, ketuban dipecahkan
o Nilai his:
 Jika his tidak adekuat yaitu kurang dari 3 kali
dalam 10 menit dengan durasi kurang dari 40
detik pertimbangkan adanya inersia uteri
 Jika his adekuat pertimbangkan adanya
disporporsi
o Lakukan penanganan umum yang akan memperbaiki
his dan mempercepat kemajuan persalinan
PARTOGRAF
• Partograf adalah alat bantu untuk memantau
kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk
membuat keputusan klinik.
• Partograf adalah alat bantu yang digunakan
selama persalinan.
• Partograf atau partogram adalah metode grafik
untuk merekam kejadian-kejadian pada perjalanan
persalinan.

Defenisi
• Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
• Mendeteksi apakah proses persalinan bejalan secara normal. Dengan
demikian dapat pula mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya
partus lama.
• Data pelengkap yang terkait dengan pemantuan kondisi ibu, kondisi
bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa
yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan
klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu
dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin dan
bayi baru lahir

Tujuan
• Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan merupakan
elemen penting dari asuhan persalinan. Partograf harus digunakan untuk
semua persalinan, baik normal maupun patologis. Partograf sangat
membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan
membuat keputusan klinik, baik persalinan dengan penyulit maupun yang
tidak disertai dengan penyulit
• Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat (rumah, Puskesmas,
klinik bidan swasta, rumah sakit, dll)
• Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan
persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayinya (Spesialis Obstetri,
Bidan, Dokter Umum, Residen dan Mahasiswa Kedokteran).

Penggunaan
1) Pencatatan selama Fase Laten Kala I Persalinan Selama fase
laten, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapat
dilakukan secara terpisah, baik di catatan kemajuan persalinan maupun di Kartu
Menuju Sehat (KMS) Ibu Hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap kali
membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua asuhan dan intervensi juga harus
dicatatkan. Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat dengan seksama, yaitu :
•Denyut jantung janin : setiap 30 menit
•Frekwensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap 30 menit
•Nadi : setiap 30 menit
•Pembukaan serviks : setiap 4 jam
•Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam
•Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam
•Produksi urin, aseton dan protein : setiap 2 – 4 jam
•Pencatatan Selama Fase Aktif Persalinan.

Pengisian
2) Pencatatan selama fase aktif persalinan
Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi yang dimulai
pada fase aktif persalinan; dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat
hasil – hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan, meliputi:
• Informasi tentang ibu :
 Nama, umur
 Gravida, para, abortus (keguguran)
 Nomor catatan medik nomor Puskesmas
 Tanggal dan waktu mulai dirawat ( atau jika di rumah :
tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu)
• Waktu pecahnya selaput ketuban
• Kondisi janin:
 DJJ (denyut jantung janin)
 Warna dan adanya air ketuban)
 Penyusupan ( moulase) kepala janin.
• Kemajuan persalinan
 Pembukaan serviks
 Penurunan bagian terbawah janin atau persentase janin
 Garis waspada dan garis bertindak
• Jam dan waktu
 Waktu mulainya fase aktif persalinan
 Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
• Kontraksi uterus : frekuensi dan lamanya
• Obat – obatan dan cairan yang diberikan:
 Oksitisin
 Obat- obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.
• Kondisi ibu :
 Nadi, tekanan darah, dan temperatur
 Urin ( volume , aseton, atau protein)
• Asuhan, pengamatan, dan keputusan klinik lainnya (dicatat
dalam kolom tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan
persalinan).
1) Informasi Tentang Ibu
•Lengkapi bagian awal ( atas ) partograf secara teliti pada
saat memulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan ( tertulis
sebagai : ‘jam atau pukul’ pada partograf ) dan perhatikan
kemungkinan ibu datang pada fase laten. Catat waktu
pecahnya selaput ketuban.
2) Kondisi Janin
•Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk pencatatan
denyut jantung janin ( DJJ ), air ketuban dan penyusupan
(kepala janin)

Mencatat Temuan
Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan
kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera di kolom paling
kiri adalah besarnya dilatasi serviks. Nilai setiap angka sesuai
dengan besarnya dilatasi serviks dalam satuan sentimeter dan
menempati lajur dan kotak tersendiri. Perubahan nilai atau
perpindahan lajur satu ke lajur yang lain menunjukan
penambahan dilatasi serviks sebesar 1 cm. Pada lajur dan kotak
yang mencatat penurunan bagian terbawah janin tercantum angka
1-5 yang sesaui dengan metode perlimaan. Setiap kotak segi
empat atau kubus menunjukan waktu 30 menit untuk pencatatan
waktu pemeriksaan, DJJ, kontraksi uterus dan frekwensi nadi ibu.

Kemajuan Persalinan
Setiap kotak pada partograf untuk kolom waktu (jam)
menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.

Jam & Waktu


Di bawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan
tulisan “ kontraksi per 10 menit “ di sebelah luar kolom paling
kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit,
raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya
kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang
terjadi dalam waktu 10 menit dengan cara mengisi kotak
kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan angka yang
mencerminkan temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi.
Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu
satu kali 10 menit, maka lakukan pengisian pada 3 kotak
kontraksi.

Kontraksi Uterus
1) Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan
setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per
volume cairan IV dan dalam tetes per menit.
2) Obat-obatan lain
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau
cairan I.V dalam kotak yang sesuai dengan kolom
waktunya.

Obat-obatan yang
diberikan
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-
hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta
tindakan – tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga IV
( termasuk bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai
catatan persalinan. Nilau dan catatkan asuhan yang telah diberikan
pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan kala IV untuk
memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit
dan membuat keputusan klinik, terutama pada pemantauan kala IV
( mencegah terjadinya perdarahan pascapersalinan). Selain itu,
catatan persalinan ( yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat
pula digunakan untuk menilai memantau sejauh mana telah dilakukan
pelaksanaan asuhan persalinan yang bersih dan aman.

Halaman Belakang
Partograf
• Wanita hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm.
• Perdarahan antepartum
• Preeklampsi berat dan eklampsi
• Persalinan prematur
• Persalinan bekas sectio caesaria (SC)
• Persalinan dengan hamil kembar
• Kelainan letak
• Keadaan gawat janin
• Persalinan dengan induksi
• Hamil dengan anemia berat
• Dugaan kesempitan panggul.

Kontraindikasi
1) Keuntungan
• Tersedia cukup waktu untuk
melakukan rujukan (4 jam)
setelah perjalanan persalinan 2) Kerugian
melewati garis waspada.
Kemungkinan terlalu cepat
• Di pusat pelayanan kesehatan lakukan rujukan, yang
cukup waktu untuk sebenarnya dapat dilakukan di
melakukan tindakan. tempat.
• Mengurangi infeksi karena
pemeriksaan dalam yang
terbatas

Keuntungan & Kerugian


Gambar
partograf
Halaman Belakang
Partograf

Anda mungkin juga menyukai