Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PENGGANTI UTS OBGYN

Dosen Pengampu

1. dr. Jefferson Nelson Munthe, Sp.OG (K), M.Kes

2. dr. Josef William Wattimury, Sp.OG

3. dr. David Randel Christianto, Sp.OG (K), M.Kes

4. dr. Fitri Ria Dini, Sp.OG (K)

Disusun Oleh

Paul Dimitrio Mambri Rumansara

(20160811014032)

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

FAKULTAS KEDOKTERAN

2020
1.Jelaskan perihal Abortus provokatif dan Abortus spontan serta pengobatannya.!!

Jawaban :

Abortus provokatus adalah abortus yang dilakukan dengan sengaja, terdapat

beberapa abortus provokatus antara lain:

1. Abortus medisinalis (abortus therapeutica)

Adalah tindakkan terminasi kehamilan yang didasarkan atas pertimbangan

dokter (minimal 3 dokter spesialis) dengan alasan bila kehamilan

dilanjutkan maka dapat membahayakan jiwa ibu.

2. Abortus kriminalis

Adalah terminasi kehamilan yang dilakukan dengan sengaja baik dengan

menggunakan obat-obatan atau menggunakan alat.Abortus ini dilakukan

tanpa oleh yang tidak berwenang dan tanpa alasan medis yang sah serta

dilarang oleh hukum.

Abortus spontan yaitu abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis dan medis

yang dilakukan dengan sengaja atau keguguran (miscarriage). Terdapat beberapa

abortus spontan antara lain :

1. Abortus imminens (threatened miscarriage)

Adalah abortus yang ditandai dengan perdarahan dari uterus yang terjadi

sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu.

2. Abortus insipiens (keguguran berlangsung)


Adalah abortus yang ditandai dengan perdarahan sebelum usia kehamilan

20 minggu dan disertai dengan dilatasi serviks.Abortus dianggap insipiens

jika terdapat tanda-tanda berikut :

➢ Penipisan serviks derajat sedang Dilatasi serviks > 3 cm

➢ Pecah selaput ketuban Perdarahan > 7 hari Kram yang menetap

3. Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap)

Adalah abortus yang ditandai dengan perdarahan pada kehamilan muda

(sebelum 20 minggu) dan pengeluaran sebagian hasil konsepsi dari kavum

uteri.

4. Abortus komplit

Adalah abortus yang terjadi secara lengkap,dimana seluruh hasil konsepsi

telah dikeluarkan. Tanda dan gejalanya yaitu ditemukan perdarahan

sedikit,ostium uteri telah menutup dan uterus telah mengecil.

5. Missed abortion

Adalah abortus yang ditandai dengan retensi hasil konsepsi yang telah

meninggal intrauterine selama 8 minggu atau lebih

6. Abortus habitualis (abortus berulang/recurrent miscarriage)

Adalah abortus spontan yang terjadi tiga kali berturut-turut atau lebih.

Tatalaksana

Tatalaksana abortus dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Lakuakan penilaian keadaan umum dan tanda-tanda vital

2. Periksa tanda-tanda syok


3. Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau abortus dengan komplikasi,berikan

kombinasi antibiotic sampai ibu bebas deman untuk 48 jam.Kombinasi

yang dapat diberikan : Ampicilin 2 g IV atau IM kemudian diberikan 1 g

tiap 6 jam,Gentamicin 5 mg/KgBB IV setiap 24 jam.

2.Jelaskan Preeklamsi dalam kehamilan serta pengobatannya.!!

Preeklampsia adalah sindrom spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan

peningkatan tekanan darah (140/90 mmHg) disertai proteinuria. Preeklampsia

terjadi pada ibu hamil yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal.

Klasifikasi preeklampsi tebagi atas dua yaitu; preeklampsi berat dan ringan,

tanda-tanda preeklampsi antra lain:

1. Tekanan darah sistolik >140 mmHg atau tekanan diastolik > 90 mmHg

2. Proteinuria > 0,3 g/24 jam atau +1 pada pemeriksaan kualitatif

3. Timbulnya hipertensi setelah usia kehamilan 20 minggu pada wanita yang

sebelumnya normotensi

Tatalaksana

1. Perawatan Preeklampsia tanpa Gejala Berat:

➢ Manajemen ekspektatif direkomendasikan pada kasus

preeklampsia tanpa gejala berat dengan usia kehamilan < 37

minggu dengan evaluasi maternal dan janin yang lebih ketat

➢ Evaluasi gejala maternal dan gerakan janin setiap hari oleh pasien

➢ Evaluasi tekanan darah 2 kali dalam seminggu secara poliklinis

➢ Evaluasi jumlah trombosit dan fungsi liver setiap minggu


➢ Evaluasi USG dan kesejahteraan janin secara berkala (dianjurkan 2

kali dalam seminggu)

➢ Jika didapatkan tanda pertumbuhan janin terhambat, evaluasi

menggunakan doppler velocimetry terhadap arteri umbilikal

direkomendasikan

2. Perawatan Ekspektatif pada Preeklampsia Berat

➢ Manajemen ekspektatif direkomendasikan pada kasus

preeklampsia berat dengan usia kehamilan kurang dari 34 minggu

dengan syarat kondisi ibu dan janin yang stabil

➢ pemberian kortikosteroid direkomendasikan untuk membantu

pematangan paru janin

3. Pemberian Magnesium Sulfat pada Preeklampsia Berat

➢ Magnesium sulfat merupakan pilihan utama pada pasien

preeklampsia berat dibandingkan diazepam atau fenitoin, untuk

mencegah terjadi kejang/eklampsia atau kejang berulang

➢ Dosis penuh baik intravena maupun intramuskuler magnesium

sulfat direkomendasikan sebagai prevensi dan terapi eklampsia

4. Antihipertensi Pada Preeklampsia Berat

➢ Antihipertensi direkomendasikan pada preeklampsia dengan

hipertensi berat, atau tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau

diastolik ≥ 110 mmHg

➢ Pemberian antihipertensi pilihan pertama adalah nifedipin oral

short acting, hidralazine dan labetalol parenteral


3.Jelaskan infeksi TORCH, Hepatitis B dan Malaria yg terjadi pada ibu hamil

serta pengobatannya masing- masing.!!

Toxoplasmosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan protozoa

intraseluler obligat toxoplasma gondii.Sebagian besar infeksi oleh toxoplasma

bersifat asimptomatik tetapi implikasinya pada ibu hamil beragam.Ibu hamil

dengan infeksi toxoplasma dapat terjadi aborsi spontan,persalinan premature

hingga bayi lahir meninggal.Pada fetus dapat terjadi abnormalitas akibat infeksi

toxoplasma.

Tatalaksana

1. Pengobatan pada ibu hamil

➢ Spiramisin merupakan antibiotic makrolid paling aktif terhadap

toxoplasmosis dibandingkam dengan antibiotic lainnya.

➢ Kombinasi pirimetamin,sulfadiazine dan asam folat diindikasikan

pada ibu hamil yang terinfeksi toxoplasma akut pada akhir

trimester kedua atau trimester ketiga.

2. Pengobatan pada janin

Kombinasi pirimetamin,sulfadiazin dan asam folat biasanya diberikan

pada bayi baru lahir dari ibu dengan hasil positif pada cairan amnionnya

atau sangat dicurigai menderita toxoplasmosis.Dosis pirimetamin 2

mg/KgBB/hari dilanjutkan 1 mg/KgBB/hari untuk 2-6 bulan dan setelah

itu 3 kali/minggu.Dosis sulfadizin 50mg/KgBB setiap 12 jam dan dosis

asam folat 5-20 mg 3 kali/minggu.


Congenital Rubella Syndrome (CRS) adalah suatu kumpulan gejala akibat

infeksi virus rubella selama kehamilan.Virus rubella termasuk dalam family

togaviridae dengan genus rubivirus

Tatalaksana

➢ Jika tidak terjadi komplikasi bakteri, pengobatan adalah

simptomatis. Adamantanamin hidroklorida (amantadin) telah

dilaporkan efektif in vitro dalam menghambat stadium awal infeksi

rubella pada sel yang dibiakkan.

Cytomegalovirus (CMV) merupakan virus DNA yang tergolong dalam

genus virus Herpes. Virus yang spesifik menyerang manusia disebut sebagai

human CMV dan merupakan human herpesvirus 5, anggota famili dari 8 virus

herpes manusia, subgrup beta-herpes-virus

Tatalaksana

1. Ganciclovir (Cytovene)

Ganciclovir adalah sintetis guanine turunan nukleosida analog aktif

sebagai antivirus yang digunakan sebagai pengobatan infeksi

cytomegalovirus yang mampu menghambat replikasi dari

cytomegalovirus.

2. Valganciclovir (Valcyte)

obat ini digunakan pada cytomegalovirus yang disebabkan oleh

transplantasi ginjal dan pancreas dan pasien AIDS yang memiliki retinitis

CMV
3. Foscarnet (Foscavir)

Foscarnet adalah antivirus yang mengunakan rantai DNA inhibitor

fosforilasi yang mampu menhambat replikasi dari CMV di pirofosfat

dengan mengikat pada bagian spesifik virus DNA polimerase.

4. Cidofir (Vistide)

Cidofir merupakan alternative dari ganciclovir dan foscarnet, yang

mengandung nukleutida analog yang metabolit aktif menghambat

polymerase virus herpes.

Hepatitis B adalah infeksi pada organ hepar yang disebabkan oleh virus

herpatitis B (VHB).Infeksi virus hepatitis B dapat bersifat akut maupun kronis

serta dapat menyebabkan radang hati,gagal hati,sirosis,kanker hati dan

kematian.Masa inkubasi dari hepatitis B antara 60-90 hari.Penularannya vertikal

95% pada masa perinatal ( persalinan),5% intrauterine.Penularan horizontal

melalui transfuse darah,jarum suntik tercemar,alat cukur dan hubungan seksual.

Tatalaksana

Tenofovir dan telbivudin merupakan obat lini pertama. dapat juga

diberikan lamivudin kepada ibu sebelum melahirkan (100 mg/hari dalam

trisemester ketiga).

Malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit

plasmodium yang disebarkan melalui gigitan nyamuk anopheles

betina.Plasmodium penyebab malaria pada manusia yaitu plasmodium

falciparum,plasmodium vivax,plasmodium malariae dan olasmodium ovale.


Plasmodium falciparum merupakan plasmodium yang terpenting karena

penyebarannya luas, dan mempunyai dampak paling berat terhadap morbiditas

dan mortalitas ibu dan janinnya.

Tatalaksana

1. Klorokuin 25 mg base/Kg selama 3 hari (10 mg/Kg hari I-II, 5/Kg

hari III)

2. Amodiakuin 25 mg/Kg selama 3 hari, Tidak direkomendasi untuk

trimester I

3. Sulfodoksin Sulfadoksin : 25 mg/Kg, Tidak direkomendasi untuk

trimester I

4. Meflokuin 15-20 mg base/Kg, Tidak direkomendasi untuk trimester I

5. Kininn 10 mg garam/Kg Aman untuk semua trimester

4.Jelaskan perdarahan antepartum ( Solusio plasenta dan Plasenta Previa) dan

pengobatannya masing- masing.!!

Solito Plasenta dapat terjadi akibat terlepasnya sebagian atau seluruh

permukaan maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada

sebelum waktunya yakni antara minggu 20 dan lahirnya anak. Plasenta secara

normal terlepas setelah bayi lahir.Istilah lain yang sering dipergunakan, yaitu

abruptio placentae, ablatio placentae, accidental haemorrhage, premature

separation of the normally implanted placenta. Klasifikasi solutio palsenta sebagai

berikut:

1. Solusio plasenta ringan


2. Solusio plasenta sedang

3. Solusio plasenta berat

Tatalaksana

➢ Pada solusio plasenta sedang sampai berat dilakukan perbaikan

keadaan umum terlebih dahulu dengan resusitasi cairan dan

transfusi darah. Bila janin masih hidup biasanya dalam keadaan

gawat janin, dilakukan seksio sesarea, kecuali bila pembukaan

telah lengkap.

Plasenta previa merupakan kondisi dimana implantasi dari plasenta berada

pada atau didekat serviks.Plasenta previa ditandai dengan implantasi plasenta

pada segmen bawah uterus,baik pada bagian anterior maupun

posterior..Klasifikasi dari plasenta previa berdasarkan letaknya dibagi menjadi :

1. Plasenta previa totalis

2. Plasenta previa parsialis

3. Plasenta previa marginalis

4. Plasenta letak rendah

Tatalaksana

➢ pada semua kasus perdarahan antepartum adalah menilai kondisi

ibu dan janin, melakukan resusitasi secara tepat apabila diperlukan,

apabila terdapat fetal distress dan bayi sudah cukup matur untuk

dilahirkan maka perlu dipertimbangkan untuk terminasi kehamilan


dan memberikan Imunoglobulin anti D pada semua ibu dengan

rhesus negatif.

5.Jelaskan persalinan preterm yang kamu ketahui ( lebih lengkap lebih baik). !!

Persalinan preterm merupakan persalinan yang terjadi pada usia kehamilan

24 minggu hingga usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau 259 hari gestasi,

terhitung mulai dari hari pertama haid terakhir. Persalinan preterm terjadi oleh

karena berbagai mekanisme, termasuk infeksi, inflamasi, iskemi atau perdarahan

uteroplasenta, peregangan uterus yang berlebihan, stres, dan berbagai macam

proses imunologi

Patogenesis terjadinya persalinan adalah invasi bakteri pada koriodesidua

yang merangsang pelepasan endotoksin, eksotoksin, dan juga mengaktifkan

desidua dan membran janin untuk menghasilkan berbagai sitokin, yaitu TNF- α,

IL-α, IL-1β, IL-6, IL-8 dan granulocyte colony-stimulating factor (GCSF).

Sitokin, endotoksin, dan eksotoksin merangsang pembentukan dan pelepasan

prostaglandin serta mengawali kemotaksis neutrofil, infiltrasi dan aktivasi, dimana

pada puncaknya akan terjadi pembentukan dan pelepasan metalloprotease dan

substansi bioaktif lainnya.

Aktivasi dari jejaring sitokin menyebabkan peningkatan apoptosis plasenta

dan selaput korioamnion dengan glikoprotein pada Fas Ligand (Fasl). Ekspresi

Fasl diatur oleh TNF- α pada plasenta. Apoptosis dari sel otot polos servik

berperan dalam pembukaan sevik dan mengambil tempat pada sel epitel amnion

dalam sel selaput janin dan menyebabkan pecahnya selaput.


Pada janin yang terinfeksi, terjadi peningkatan produksi CRH

(Corticotropin Releasing Hormone) oleh hipotalamus janin dan plasenta yang

menyebabkan peningkatan sekresi kortikotropin janin, yang selanjutnya

meningkatkan produksi kortisol oleh adrenal janin. Pada akhirnya sekresi kortisol

akan meningkatkan produksi prostaglandin dan menyebabkan timbulnya kontraksi

uterus. Pada janin yang terinfeksi terjadi peningkatan produksi sitokin dan waktu

persalinan semakin cepat. Pada 88 % kasus janin terinfeksi dan terjadinya

peningkatan produksi sitokin, terjadi persalinan dalam waktu 48-72 jam

kemudian.

penyebabnyaAktivasi maternal-fetal hipotalamus-hipofisis-axis adrenal

Stres meningkatkan risiko terjadinya persalinan preterm dengan meningkatkan

pelepasan CRH (Corticotropin Releasing Hormone). CRH berasal dari

hipotalamus dan berperan sebagai mediator pelepasan ACTH

(Adrenocorticotropin Hormone), kemudian ACTH akan meningkatkan sekresi

kortisol. Peningkatan kortisol secara cepat dapat meningkatkan jumlah CRH

dalam sirkulasi darah sehingga produksi prostaglandin juga meningkat.

Perdarahan desidua adalah perdarahan yang terjadi didalam desidua yaitu

jaringan endometrium yang membatasi uterus, yang berhubungan dengan

membran janin dan plasenta. Perdarahan desidua akan menyebabkan penurunan

fungsi dari pembuluh darah uteroplasenta dan kekurangan oksigen pada janin

yang akan melepaskan CRH, meningkatkan serbukan makrofag dengan pelepasan

sitokinnya atau secara langsung merangsang produksi protease dan prostanoid

desidua melalui pembentukan trombin.


Peregangan uterus yang berlebihan seperti polihidramnion, kehamilan

ganda dan kelainan anatomi uterus dapat meningkatkan risiko persalinan pretem

spontan. Mekanisme yang ditimbulkan adalah : peregangan dapat meningkatkan

aktivitas miometrium, pengeluaran prostaglandin dan sitokin, serta meningkatkan

reseptor oksitosin pada miometrium sehingga tejadi persalinan preterm Jalur

potensial.

Tatalaksana yang dapat dilakukan pada persalinan preterm, terutama mencegah

mordibitas dan mortalitas neonates preterm adalah:

1. Menghambat proses persalinan preterm dengan pemberian tokolisis

2. Pematangan surfaktan paru janin dengan kortikosteroid

3. Bila perlu dilakukan pencegahan terhadap infeksi

4. Setiap persalinan preterm harus dirujuk ke rumah sakit.

5. Sebelum dirujuk, berikan air minum 1.000 ml dalam waktu 30 menit dan

nilai apakah kontraksi berhenti atau tidak.

6. Bila kontraksi masih berlanjut, berikan obat takolitik seperti Fenoterol 5

mg peroral dosis tunggal sebagai pilihan pertama atau Ritodrin mg peroral

dosis tinggi sebagai pilihan kedua, atau Ibuprofen 400 mg peroral dosis

tunggal sebagai pilihan ketiga.

6.Jelaskan perihal Kehamilan normal ( bulan demi bulan yang terjadi selama

kehamilan itu) dan pembagian trimesternya serta bahaya- bahaya nya per

trimester tersebut.!!
1. Pada minggu-minggu awal (0-4), janin memiliki panjang tubuh kurang

lebih 2 mm. Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal

bakal otak, sum sum tulanh belakang yang masih sederhana, dan tanda-

tanda wajah yang akan terbentuk.

2. Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 4 minggu, jantung janin mulai

berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul

tulangh-tulang belakang wajah, mata, kaki dan tangan.

3. Saat memasuki 8-12 Minggu, organ-organ tubuh utama janin telah

terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga

dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Dan

memilliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas.

4. Pada Minggu 12-16 Minggu Paru-paru janin mulai berkembang dan detak

jantungnya apat didengarkan melalui ultrasonografi (USG). Wajahnya

mulai dapat menunjukan ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu

mata.

5. Pada 16-20 Minggu, Janin mulai bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-

akar gigi tetap telah muncul dibelakang gigi susu. Tubuhnya ditumbuhi

rambut halus yang disebut lanugo. Janin bisa menghisap jempol dan

bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indra pengecap mulai

berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jari

mulai tampak.

6. Pada 20-24 Minggu, Alat kelaminnya pada bayi mulai berkembang

sehingga dapat melihat jenis kelamin pada USG, selain itu cuping

hidungnya mulai terbuka, dan mulai melakukan gerakan pernafassan.


7. Pada 24-28 Minngu lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan dikulit

kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelompok matanya membuka, dan

otaknya mulai aktif. Janin dapat mendengar, baik suara dari dalam maupun

dari luar (lingkungan)

8. Pada 28-36 Minggu gerakan bayi sudah mulai terbatas karna beratnya

yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila

melihat cahaya melalui dinding perut ibunya, kepalanya sudah mulai

mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna.

9. 38 Minggu, Kepala bayi sudah berada pada rongga panggul,. bayi kerap

berlatih bernapas, menghisap dan menelan. Rambut-rambut halus di

sekujur tubuhnya mulai menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada

bayi baru lahir) yang biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah lahir. Sat

ini persalinan sudah amat dekat dan bisa terjaid kapan saja.

Pembagian trimester diantaranya :

1. Trimester pertama minggu ke 1-14/ bulan 1-3

2. Trimester kedua minggu 16-24/ bulan 4-6

3. Trimester keiga minngu ke 28-36/ bulan 7-9

7.Jelaskan Anemia defisiensi dalam kehamilan dan pengobatannya.!!

Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana konsentrasi hemoglobin

kurang dari 12 g/dL pada perempuan yang tidak hamil dan kurang dari 10 g/dL

selama kehamilan atau masa nifas.


Tatalaksana

➢ Terapi oral

Dengan memberikan preparat besi per os. Biasanya diberikan

garam besi sebanyak 60 mg sehari.

➢ Terapi parenteral

Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran 2x10 ml/IM

pada gluteus, dapat menimbulkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr%.

8.Jelaskan Retensio Plasenta dan pengobatannya.!!

Retensio plasenta adalah belum lepas dari dinding rahim, plasenta sudah

lepas akan tetapi belum dilahirkan disebabkan tidak ada usaha untuk melahirkan

atau penanganan kala tiga yang salah. Kontraksi uterus kurang kuat untuk

pelepasan plasenta, plasenta berimplantasi lebih dalam. Retensio plasenta adalah

plasenta yang tidak terpisah dengan sempurna dan menimbulkan hemorrhage

yang tidak tampak, dan juga didasari pada lamanya waktu yang terlalu antara

kelahiran bayi dan keluarnya plasenta yang diharapkan yaitu 30 menit. Jenis-jenis

Retensio Plasenta antara lain:

1. Plasenta Adesiva

2. Plasenta Inkreta

3. Plasenta Akreta

4. Plasenta Perkreta

5. Plasenta inkarserata
Tatalaksana

Plasenta manual adalah tindakan untuk melepaskan plasenta secara manual

(menggunakan tangan) dari tempat implantasi dan melahirkan keluar dari kavum

uteri. Prosedur Melakukan Manual Plasenta:

1. Persiapan

2. Tindakan penertasi ke Dalam Kavum Uteri

3. Pastikan kandung kemih dalam keadaan kosong

4. Jepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari vulva tegangkan

dengan satu tangan sejajar lantai.

5. Secara obstetrik masukkan tangan lainnya (punggung tangan menghadap

kebawah) kedalam vagina dengan menelusuri sisi bawah tali pusat.

6. Setelah mencapai pembukaan serviks, kemudian minta seorang

asisten/penolong lain untuk meregangkan klem tali pusat kemudian

pindahkan tangan luar untuk menahan fundus uteri.

7. Sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan dalam hingga kavum uteri

sehingga mencapai tempat implantasi plasenta.

8. Bentangkan tangan obstetric menjadi datar seperti memberi salam (ibu jari

merapat ke jari telunjuk dan jari-jari lain saling merapat.

Petalaksanaan secara kuretase digunakan untuk mengeluarkan sebanyak

mungkin jaringan yang tersisa. Kuretase mungkin di perlukan jika perdarahan

berlanjut atau pengeluaran manual tidak lengkap.

9.Jelaskan Inversio uteri dan pengobatannya !!


Innevrsio uteri merupakan kelainan putaran uterus dari dalam ke luar

dengan permukaan dalam korpus ada di alam atau di luar vagina yang terjadi pada

saat kala ketiga atau sewaktu sebelum terjadi kala ketiga persalinan. Faktor

predisposisi dari invertio uteri meliputi; tekanan fundus, traksi tali pusat, inserio

fundus plasenta, dinding uterus yang tipis atau kendor, dan tekanan abdomen yang

meningkat secara tiba-tiba berikatan dengan atonia uteri. Invertio uteri terbagi atas

beberapa tipe, yaitu:

1. Inversio inkomplet : fundus uteri tidak terbalik di luar serviks.

2. Inversio komplet : seluruh uterus terbalik keluar dan menonjol melalui

cincin serviks.

3. Inversio paksa : inversio uteri yang ditimbulkan dengan mendorong korda

atau dengan menekan paksa plasenta secara manual ketika uterus atoni.

4. Inversio spontan : invertio uteri setelah tindakan spontan dari pasien

seperti mengejan, mengkontraksikan otot abdomen dengan tiba – tiba,

batuk atau peningkatan tekanan intraabdomen.

Tatalaksana

➢ Terapi Suportif Dilakuan pada saat perdarahan sehingga terjadinya

syok. Oksigen dan cairan intravena segera diberikan, diikuti

dengan pemberian darah untuk memperbaiki volume cairan

intravaskular. Zat-zat oksitoksik dihindari sampai uterus

ditempatkan kembali dan plasenta diangkat.

➢ Bila dapat dilakukan reposisi uterus secara manual, maka fundus

yang inversi diletakkan di telapak tangan dan didorong keatas,


tekanan diberikan pada ujung jari pada taut serviks dan korpus

untuk mendorong fundus keatas melalui kanalis servikalis. Upaya

secara manual dilakukan tanpa mengangkat plasenta dari fundus

yang insersi, kecuali jika sebagian kecil plasenta telah terlepas atau

bila diperlukan untuk mengurangi besarnya massa yang inversi

untuk menempatkan kembali uterus melalui cincin serviks. Setelah

dilakukan koreksi terhadap inversi, plasenta diangakat dan uterus

di ekploasi secara manual dan diberikan oksitosin dan ergonovin

secara intravaskular untuk menstimulasi kontraksi uterus.

➢ Lapratomi dilakukan bila reposisi vaginal gagal. Fundus secara

bersamaan didorong keatas dari bawah dan ditarik keatas, cincin

kontriksi yang mencegah reposisi harus diindsisi melalui dinding

posterior uterus.

10.Jelaskan Abses tuba ovarium dan Kista Bartholin, serta masing- masing

pengobatannya.!!

Tuba ovarial abses adalah pembengkakan yang terjadi pada tuba ovarial

yang ditandai dengan radang bernanah, baik di salah satu tuba ovarial maupun

keduanya. TOA merupakan komplikasi jangka panjang dari salfingitis akut, tetapi

biasanya akan muncul dengan infeksi berulang atau kerusakan kronis dari jaringan

adnexa.

Tatalaksana
➢ Antibotika dengan masih dipertimbangkan pemakaian golongan :

doksiklin 2x / 100 mg / hari selama 1 minggu atau ampisilin 4 x

500 mg / hari, selama 1 minggu.

➢ Pengawasan lanjut, bila masa tak mengecil dalam 14 hari

atau mungkin membesar adalah indikasi untuk penanganan lebih

lanjut dengan kemungkinan untuk laparatomi

➢ Masuk rumah sakit, tirah baring posisi “semi fowler”, observasi

ketat tanda vital dan produksi urine, perksa lingkar abdmen, jika

perlu pasang infuse P2

➢ Antibiotika massif (bila mungkin gol beta lactar) minimal 48-72

jam, Gol ampisilin 4 x 1-2 gram selama / hari, IV 5-7 hari dan

gentamisin 5 mg / kg BB / hari, IV/im terbagi dalam 2x1 hari

selama 5-7 hari dan metronida xole 1 gr reksup 2x / hari atau

kloramfinekol 50 mg / kb BB / hari, IV selama 5 hari metronidzal

atau sefaloosporin generasi III 2-3 x /1 gr / sehari dan metronidazol

2 x1 gr selama 5-7 hari

➢ Jika perlu dilanjutkan laparatomi, SO unilateral, atau pengangkatan

seluruh organ genetalia interna.

➢ Setelah dilakukan laparatomi, diberikan sefalosporin generasi III

dan metronidazol 2 x 1 gr selama 7 hari (1 minggu)

Anda mungkin juga menyukai