Anda di halaman 1dari 18

KISTA OVARIUM

DESRITA AYU TANGDI ALLA


20160811014018
Latar Belakang

Pada zaman millennial ini telah banyak terjadi masalah


kesehatan reproduksi, diantaranya adalah penyakit yang
menyerang sistem reproduksi. Kista ovarium adalah
gangguan kesehatan pada reproduksi wanita. Kista
ovarium merupakan kantong yang berisi cairan yang
tumbuh di dalam ovarium. Penyakit ini terjadi pada wanita
yang sudah memasuki usia reproduksi yaitu antara 20-30
tahun. Penyakit ini sangat berpengaruh dengan konsumsi
makanan yang menyebabkan hormon tidak seimbang.
Definisi

Kista Ovarium adalah benjolan yang membesar, seperti


balon yang beisi cairan, yang tumbuh di indung telur.
Cairan ini bisa berupa air, darah , nanah, atau cairan
coklat kental seperti darah menstruasi. Kista banyak
terjadi pada wanita usia subur atau usia reproduksi
(Dewi, 2010). Kista ovarium juga merupakan rongga
berbentuk kantong berisi cairan di dalam jaringan
ovarium. Kista ini disebut juga kista fungsional karena
terbentuk setelah sel telur dilepaskan sewaktu ovulasi.
Anatomi Ovarium

Ovarium merupakan organ yang kecil berbentuk seperti buah


kenari berwarna putih dan konsistensinya agak padat. Ukuran
ovarium 3 cm x 2 cm x 1cm dan beratnya 5-8 gram. Indung telur
pada seorang dewasa sebesar ibu jari tangan, terletak di kiri dan di
kanan, dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium terletak
pada lapisan belakang ligamentum latum. Bagian ovarium kecil
berada di dalam ligamentum latum (hilus ovarii). Lipatan yang
menghubungkan lapisan belakang ligamentum latum dengan
ovarium dinamakan mesovarium. Ovarium menghasilkan sel telur
dan hormon wanita, hormon merupakan bahan kimia yang
mengontrol jalanya dari sel dan organ tertentu.
Patofisiologi

Setiap indung telur berisi ribuan telur yang masih mudah atau
folikel yang setiap bulannya akan membesar dan satu
diantaranya membesar sangat cepat sehingga menjadi telur
matang. Pada peristiwa ovulasi telur yang matang ini keluar
dari indung telur dan bergerak ke rahim melalui saluran telur.
Apabila sel telur yang matang ini dibuahi, folikel akan
mengecil dan menghilang dalam waktu 2-3 minggu dan akan
terus berulang sesuai siklus haid pada seorang wanita. Namun
jika terjadi gangguan pada proses siklus ini bisa membentuk
kista.
Klasifikasi
Non
Neoplastik
Neoplastik
Kistoma
Kista Folikel Ovarii
Simpleks

Kistadenoma
Kista Korpus
Ovarii
Luteum
Musinosum

Kistadenoma
Kista Teka
Ovarii
Lutein
Serosum

Kista Inkusi Kista


Germinal Endometrioid

Kista Kista
Endometrium Dermoid

Kista Stein
Leventhhal
Gejala

1. Gejala Kista Secara Umum


Menurut Yatim Faisal, (2005) gejala kista secara umum, antara
lain :
 Rasa nyeri di rongga panggul disertai rasa gatal.
 Rasa nyeri sewaktu bersetubuh atau nyeri rongga
panggul kalau tubuh bergerak.
 Rasa nyeri saat siklus menstruasi selesai, pendarahan
menstruasi tidak seperti biasa. Mungkin perdarahan
lebih lama, lebih pendek atau tidak keluar darah
menstruasi pada siklus biasa, atau siklus menstruasi
tidak teratur.
 Perut membesar.
2. Gejala Klinis Kista Ovarium
Ada pun gejala klinis kista ovarium:
 Pembesaran, tumor yang kecil mungkin diketahui saat melakukan pemeriksaan
rutin. Tumor dengan diameter sekitar 5 cm , dianggap belum berbahaya kecuali
bila dijumpai pada ibu yang menopause atau setelah menopause. Besarnya
tumor dapat menimbulkan gangguan berkemih dan buang air besar terasa berat
di bagian bawah perut, dan teraba tumor di perut.
 Gejala gangguan hormonal , indung telur merupakan sumber hormon wanita
yang paling utama sehingga bila terjadi pertumbuhan tumor dapat mengganggu
pengeluaran hormon. Gangguan hormon selalu berhubungan dengan pola
menstruasi yang menyebabkan gejala klinis berupa gangguan pola menstruasi
dan gejala karena tumor mengeluarkan hormon.
 Gejala klinis karena komplikasi tumor. Gejala komplikasi tumor dapat berbentuk
infeksi kista ovarium dengan gejala demam, perut sakit, tegang dan nyeri,
penderita tampak sakit. Mengalami torsi pada tangkai dengan gejala perut
mendadak sakit hebat dan keadaan umum penderita cukup baik (Manuaba,
2010).
Determinan

Faktor Faktor Faktoor


Umur Genetik Reproduksi

Faktor Faktor
Hormonal Lingkungan
Komplikasi

Torsi kista Infeksi kista Ruptura Degenerasi


Perdarahan
ovarium ovarium kapsul kista ganas
Diagnosis

1. Anamnesa lengkap merupakan bagian penting dari


diagnosis tumor adneksa. Pertanyaan tentang rasa
nyeri, lokasi, dan derajat nyeri serta kapan mulai
timbulnya rasa nyeri tersebut akan memudahkan
penegakan diagnosis. Anamnesa seperti keluhan klinik
kista ovarium ringan karena besarnya tumor dan
keluhan mendadak akibat komplikasi kista ovarium.
2. Pemeriksaan fisik, antara lain :
• Fisik umum sebagai tanda vitalnya.
• Pemeriksaaan palpasi: teraba tumor di
abdomen (bentuk kista padat), bergerak,
terasa nyeri atau tidak nyeri.
• Pemeriksaan dalam: melihat letak tumor
apakah melekat dengan uterus.
• Pemeriksaan spekulom : melihat servik
dilakukan biopsi atau PAP smear.
• Pemeriksaan rektal : memberikan konfirmasi
jelas tentang keberadaan tumor.
Kista ovarium dapat dilakukan pemeriksan lanjut yang dapat dilaksanakan
dengan :
• Laparoskopi : pemeriksaan ini Sangat berguna untuk mengetahui
apakah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan
sifat-sifat tumor itu.
• Ultrasonografi : dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan
batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung
kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat dibedakan pula
antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
• Foto rontgen : pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya
hidrotoraks.
• CA-125 : memeriksa kadar protein di dalam darah yang disebut CA-125.
• Parasentensis pungsi asites : berguna untuk menentukan sebab asites.
Perlu diperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan
kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.
Penatalaksanaan

Terapi Hormonal
Pengobatan dengan pemberian pil KB (gabungan
estrogen- progresteron) boleh ditambahkan obat anti
androgen progesteron cyproteron asetat yang akan
mengurangi ukuran besar kista. Untuk kemandulan dan
tidak terjadinya ovulasi, diberikan klomiphen sitrat. Juga
bisa dilakukan pengobatan fisik pada ovarium, misalnya
melakukan diatermi dengan sinar laser.
 Terapi Pembedahan /Operasi
Pengobatan dengan tindakan operasi kista ovarium perlu
mempertimbangkan beberapa kondisi antara lain, umur penderita, ukuran
kista, dan keluhan. Apabila kista kecil atau besarnya kurang dari 5 cm dan
pada pemeriksaan Ultrasonografi tidak terlihat tanda-tanda proses
keganasan, biasanya dilakukan operasi dengan laparoskopi dengan cara, alat
laparoskopi dimasukkan ke dalam rongga panggul dengan melakukan
sayatan kecil pada dinding perut. Apabila kista ukurannya besar, biasanya
dilakukan pengangkatan kista dengan laparatomi. Teknik ini dilakukan
dengan pembiusan total. Dengan cara laparatomi, kista bisa diperiksa apakah
sudah mengalami proses keganasan atau tidak. Bila sudah dalam proses
keganasan, dilakukan operasi sekalian mengangkat ovarium dan saluran
tuba, jaringan lemak sekitar dan kelenjar limpe.
Pencegahan

 Pencegahan primer yaitu tindakan pencegahan bila penyakit kista ovarium


belum muncul. Upaya pencegahan primer dapat dilakukan dengan
memberikan informasi mengenai kista ovarium. Gaya hidup yang tidak sehat
dapat memicu terjadinya penyakit kista ovarium.
 Pencegahan sekunder dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit dan
mencegah terjadinya komplikasi penyakit kista melalui upaya diagnosa dini
serta pengobatan yang tepat.
 Pencegahan tersier dilakukan bertujuan untuk mengurangi
ketidakmampuan dan mengadakan rehabilitasi supaya penderita kista
ovarium melakukan aktivitasnya kembali. Upaya rehabilitasi dilakukan
dengan dukungan moril dari orang-orang terdekat terhadap penderita kista
ovarium pasca operasi karena penderita akan kehilangan harga diri sebagai
seorang wanita.
Kesimpulan

Kista Ovarium adalah benjolan yang membesar, seperti balon yang


beisi cairan, yang tumbuh di indung telur. Cairan ini bisa berupa air,
darah , nanah, atau cairan coklat kental seperti darah menstruasi.
Kista banyak terjadi pada wanita usia subur atau usia reproduksi. Kista
dapat terbentuk jika fungsi ovarium yang abnormal menyebabkan
penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam
ovarium. Folikel tidak mengalami ovulasi karena kadar hormon FSH
rendah dan hormon LH tinggi pada keadaan yang tetap ini
menyebabkan pembentukan andorogen dan estrogen oleh folikel dan
kelenjar adrenal yang mengakibatkan folikel anovulasi, folikel tersebut
gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur,
terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu
terbentuk kista di dalam ovarium.

Anda mungkin juga menyukai