• Bronkiolitis adalah infeksi paru-paru yang umum terjadi pada
individu muda yang melibatkan saluran pernapasan bagian bawah dan dapat menimbulkan tanda-tanda gangguan pernapasan ringan yang dapat sembuh sendiri pada sebagian besar anak-anak, tetapi terkadang dapat berkembang menjadi gagal napas pada bayi.
Adenovirus, Parainfluenzae virus, Enterovirus dan invluenzae virus.
• Tersering pada anak berusia <2 tahun (90%), insiden tertinggi
di Indonesia pada usia 3-6 bulan. Faktor Risiko 1 BBLR (bayi prematur) 2 Usia kurang dari 5 bulan 3 Populasi sosioekonomi rendah 4 Anomali saluran napas 5 Defisiensi imun bawaan 6 Orang tua yang merokok 7 Lingkungan tempat tinggal yang padat 8 Penyakit paru-paru kronis (displasia bronkopulmoner) 9 Congenital heart disease 10 Gizi buruk Diagnosis Diagnosis bronkiolitis ditegakkan secara klinis
Anamesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
• Usia anak • Keadaan umum • Pengukuran saturasi
• Riwayat demam • Status gizi oksigen: < 92% • Rhinorrhea sering timbul sebelum • Pengukuran tanda-tanda vital (perawatan ICU) gejala lain • Pemeriksaan thorax • Darah rutin • Batuk kering disertai mengi ditemukan retraksi dinding • Elektrolit • Riwayat sesak napas dada, bentuk dada tampak • Antigen RSV • Bayi dengan bronkiolitis pada kasus hiperinflasi, inspiratory • Analisis gas darah yang jarang dengan tampilan toksik crackles, weeze • Foto thorax (hiperinflasi, seperti mengantuk, letargis, gelisah, • Napas cuping hidung infiltrat, atelektasis) pucat, dan takikardi membutuhkan • Apnea • Pemeriksaan virologi penanganan segera • Riwayat nutrisi • Riwayat keluarga dan lingkungan > 15 : Kategori berat Indikasi Rawat Inap Diagnosis Banding • Gagal mempertahankan saturasi oksigen normal (<92%) • Pertusis • Perburukan status pernapasan • Pneumonia bakterial dengan peningkatan distress • Asma napas • Aspirasi benda asing • Apnea Tatalaksana • Pemberian Oksigen 1-2 lpm Tatalaksana • IFVD NaCl 0,9% Suportif • Nebulasi nasal Saline • Pemberian ASI dan makanan yang adekuat • Jauhkan dari asap rokok
• Bronkodilator : Alfa adrenergik (epinefrin), B adrenergik (albuterol)
• Kortikosteroid : Prednison 0,6-6,3 mg/kgBB Tatalaksana • Antibiotik : Ampicillin 100 mg/kgBB/4 hari pemberian (sesuai hasil Farmakologik biakkan/terdapat infeksi sekunder PENCEGAHAN Imunoglobulin (palivizumab) 15 mg/kgBB 1 dosis setiap bulan selama 5 bulan
EDUKASI
• Pencegahan untuk menghindari paparan asap
rokok • Menjaga nutrisi • Menjaga kebersihan anak Prognosis • Bronkiolitis adalah proses infeksi yang dapat sembuh sendiri, umumnya ditangani dengan perawatan suportif, hidrasi, pengendalian demam, dan oksigenasi. Ketika gangguan diobati, prognosisnya sangat baik, mayoritas anak sembuh tanpa efek samping
• Sekitar 3% bayi akan memerlukan perawatan di
rumah sakit, dan angka kematian bervariasi dari 0,5% hingga 7%.
• Justice NA, Le JK. Bronchiolitis. NCBI 2023. Available from: Bronchiolitis - StatPearls - NCBI Bookshelf (nih.gov) • Ikatan Dokter Indonesia. Pedoman pelayanan medis. 2009 Terima Kasih