Anda di halaman 1dari 18

BRONKIOLITIS

Pembimbing :
dr. Miniartiningsih Sam, M.Kes., Sp.A

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021
DEFINISI
• Bronchiolitis adalah inflamasi akut bronkiolus
yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus (p
aling sering respiratory syncytial virus dan me
tapneumovirus). Kondisi ini dapat terjadi pada
orang dari segala usia, tetapi gejala yang berat
biasanya terlihat hanya pada bayi muda.
EPIDEMIOLOGI

Di Indonesia, insidensi bronkiolitis tertinggi terjadi pada


usia 3-6 bulan. Proporsi kasus bronkiolitis lebih banyak
terjadi pada laki-laki dibanding wanita dengan ratio 2:1.
Hal ini dikarenakan ukuran saluran respiratorik lebih pada
bayi laki-laki lebih sempit dibanding perempuan.
ETIOLOGI

Etiologi terbanyak kasus bronkiolitis adalah RSV/Respiratory


Syncytial Virus (50-80%). Penyebab lain adalah rhinovirus (14-
30%), human bocavirus (14-15%), human metapneumovirus (3-
12%),  influenza, adenovirus, parainfluenza dan enterovirus (1-8%).
FAKTOR RISIKO

 Bayi Berat Lahir Rendah


 Prematuritas

 Sosioekonomi rendah

 Crowded living conditions

 Parental smoking

 Tidak mendapat ASI


PATOFISIOLOGI
Infeksi RSV

Kolonisasi & replikasi di mukosa (terminal bronkiolus : >>)

Nekrosis sel bersilia bronkioli

Proliferasi limfosit, sel plasma & makrofag

Edema submukosa Kongesti Plugging (debris & mukus)

Penyempitan lumen bronkioli (total/sebagian)

Respon paru
Diagnosis

03 Pemeriksaan
Penunjang
Anamnesis

01 02
Pemeriksaan
Fisik
DIAGNOSIS
Diagnosis bronkiolitis berdasarkan presentasi klinis, usia pasien, kejadian musiman, dan temuan dari pemeriksaan fisik, yang diantaranya:
• Wheezing, yang tidak membaik dengan tiga dosis bronkodilator cepat.
• Ekspirasi memanjang/ekspiratory effort
• Hiperinflasi dinding dada, dengan hipersonor pada perkusi
• Demam (38-39 ° C)Retraksi dinding dada bagian bawah ke dalam
• Crackles atau ronkhi halus pada auskultasi dada
• Sulit makan, menyusu atau minum 

Tes Laboratorium:
• Pengujian antigen virus yang cepat sekret nasofaring untuk respiratory syncytial virus
• Sel darah putih dengan diff. count
• Kadar protein C-reaktif (+ bila >0,8 mg/dL)
• Pulse oximetry
• Kultur darah
• Analisis cairan serebrospinal dan kultur 

Foto Rontgen:
• Hiperinflasi  akan tampak diameter antero-posterior yang membesar jika
difoto lateral
• Diafragma mendatar
• Bercak konsolidasi (krn atelektasis)
• Hiperareasi
• Gambaran jantung yang melayang
DIAGNOSIS
• Tes serologi : antigen RSV
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING GEJALA

Asma Riwayat wheezing berulang, kadang tidak berhubungan dgn batuk-pilek


Hiperinflasi dinding dadaE
kspirasi memanjang
Berespon baik terhadap bronkodilator

Bronkiolitis Episode pertama wheezing pada umur < 2 tahun


Hiperinflasi dinding dada
Ekspirasi memanjang
Gejala pada pneumonia juga dapat dijumpai
Respons kurang/tidak ada respons terhadap bronkodilator

Wheezing berkaitan dengan batuk-pilek Wheezing selalu berkaitan dengan batuk-pilek


Tidak ada riwayat keluarga dengan asma/alergi
Ekspirasi memanjang
Cenderung lebih ringan dibandingkan wheezing akibat asma
Berespons baik terhadap bronkodilator

Benda asing Riwayat tersedak atau wheezing tiba-tiba


Wheezing umumnya unilateral
Air trapping dengan hipersonor dan pergeseran mediastinum
Tanda kolaps paru

Pneumonia Batuk dengan nafas cepat


Retraksi dinding dada bagian bawah
DemamCrackles/ronkhi
Pernapasan cuping hidung
Merintih/grunting
TATALAKSANA
 Prinsip dasar : terapi suportif ( oksigen, cairan, nutrisi)
 Bronkiolitis ringan ; rawat jalan
 Bronkiolitis sedang-berat : MRS
 Saturasi O2 <92% dengan udara ruangan

 Usia < 3 bulan

 Dehidrasi

 Distres napas

 Penyakit paru kronik : BPD, fibrokistik

 Kelainan jantung

 Defisiensi imun
Tata laksana …

TERAPI OKSIGEN
 Untuk kasus-kasus yang sedang-berat
 Saturasi oksigen monitor: pulse oxymetry
 Dapat berupa : nasal prong, masker, ventilasi mekanik

TERAPI CAIRAN
 Jumlah sesuai berat badan, suhu, status hidrasi

 Dapat peroral, naso gastrik atau intra vena


 Koreksi terhadap kelainan elektrolit dan asam-basa
ANTIBIOTIKA
 Diberikan sesuai keadaan penderita

 Dasar pemberian: keterlambatan mengetahui etiologi virus


penyebab , kemungkinan infeksi sekunder, hambatan isolasi
penderita

ANTIVIRUS
 synthetic nucleoside analogue  menghambat aktifitas virus
 Efektifitas masih kontroversi
Tata laksana …

 Kortikosteroid sistemik : perbaikan gejala klinis & lama rawat


inap
 Garrison, Pediatric 2000 (meta analisis)

 Diberikan pada bronkiolitis berat


 Deksametason i.v. 0,5 mg/kb BB/hari bolus , dilanjutkan
dengan dosis 0,5 mg/kgBB/hari dibagi 3 – 4 dosis.
Tata laksana …

 Telah lama diperdebatkan

 Agonis β2 memiliki keuntungan:


 Efek bronkodilatasi
 Mengurangi pelepasan mediator
 Mengurangi sembab mukosa
 Menurunkan tonus kolinergik
 Meningkatkan efektifitas mukosilier
PENCEGAHAN BRONKIOLITIS

 Membatasi penularan
 Cuci tangan
 Penggunaan sarung tangan dan masker
 Isolasi penderita
 Pemberian ASI
 Menghindari kontak dengan penderita ISPA dewasa

17
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai