A. Definisi
Bronkiolitis adalah infeksi saluran respiratorik bawah yang ditandai dengan inflamasi
pada bronkiolus, umumnya disebabkan virus.
B. Etiologi
60 – 90% disebabkan karena Respiratory Syncytial Virus (RSV) . Penyebab lainnya:
parainfluenza types 1,2 and 3
influenza B
adenovirus types 1,2 and 5
mycoplasma ( anak besar )
C. Epidemiologi
Insiden :
Dibawah usia 2 tahun (terbanyak < 6 bulan)
♂ > ♀
Berkaitan perubahan musim
Penyebaran : droplet dan inokulasi/kontak langsung
Faktor Resiko Bronkilitis:
Bayi Berat Lahir Rendah
Prematuritas
Sosioekonomi rendah
Crowded living conditions
Parental smoking
Tidak mendapat ASI
D. Manifiestasi Klinis
Kontak dengan penderita ISPA dewasa /anak besar
Didahului ISPA atas ringan (pilek encer, bersin,batuk)
Kondisi memberat : distres nafas (takipnu, retraksi, nafas cuping hidung, sianosis,
takikardi)
Terdapat wheezing, ekspirasi memanjang, crackles
Hepar & lien teraba karena pendorongan diafragma
Kadang-kadang : konjungtivitis ringan, otitis media, faringitis
E. Diagnosis Bronkiolitis
Kriteria bronkiolitis
o Wheezing pertama kali
o Umur 24 bulan atau kurang
o Pemeriksaan fisik sesuai gambaran infeksi virus
o Menyingkirkan pneumonia atau riwayat atopi
Tes laboratorium rutin : tidak spesifik
Gambaran radiologi
o Hiperaerated
o Patchy infiltrates
o Patchy atelectasis
o Normal (kasus ringan)
Tes serologi : antigen RSV
F. Tatalaksana Bronkiolitis
Bronkiolitis ringan ; rawat jalan
Bronkiolitis sedang-berat : MRS
Saturasi O2 <92% dengan udara ruangan
Usia < 3 bulan
Dehidrasi
Distres napas
Penyakit paru kronik : BPD, fibrokistik
Kelainan jantung
Defisiensi imun
TERAPI OKSIGEN
Untuk kasus-kasus yang sedang-berat
Saturasi oksigen monitor: pulse oxymetry
Dapat berupa : nasal prong, masker, ventilasi mekanik
TERAPI CAIRAN
Jumlah sesuai berat badan, suhu, status hidrasi
Dapat peroral, naso gastrik atau intra vena
Koreksi terhadap kelainan elektrolit dan asam-basa
ANTIBIOTIKA
Diberikan sesuai keadaan penderita
Dasar pemberian: keterlambatan mengetahui etiologi virus penyebab ,
kemungkinan infeksi sekunder, hambatan isolasi penderita
ANTIVIRUS
synthetic nucleoside analogue Ú menghambat aktifitas virus
Efektifitas masih kontroversi
G. Pencegahan
Membatasi penularan
o Cuci tangan
o Penggunaan sarung tangan dan masker
o Isolasi penderita
o Pemberian ASI
o Menghindari kontak dengan penderita ISPA dewasa
Imunoprofilaksis : RSV-IGIV (Respigam), Palivizumab
Imunisasi aktif dengan vaksin RSV : proteksi tidak adekuat