Tujuan :
1. Mengetahui gambarann klinis dan diagnosis Diare Cair Akut dengan Dehidrasi Ringan
Sedang (DADRS)
2. Mengetahui tatalaksana pada Diare Cair Akut dengan Dehidrasi Ringan Sedang
(DADRS)
Bahan bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas : Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos
RS ARSANI 1
Data pasien : Nama : An. F A S No. register : 02.88.48
Nama RS : RS Arsani Telp : - Terdaftar sejak : -
RS ARSANI 2
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Tanda vital:
Hr : 134 x/m
RR : 35 x/m
Suhu : 38.2 °C
SaO2 : 98 %
BB : 10 kg
Status generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Mata cekung (+/+)
Hidung : Napas cuping hidung (-)
Leher : KGB tidak teraba
Thoraks : Bentuk dan gerak simetris
Pulmo : SDV (+/+), Wh (-/-), Rh (-/-)
Cor : BJ I-II regular, murmur (-)
Abdomen : Datar lembut,
Bising usus (+) meningkat
Timpani (+), turgor abdomen berkurang
Hepar & lien tidak teraba membesar
Ekstremitas : Edema -/-, sianosis -/-, CRT 2”
Akral hangat
Pemeriksaan Laboratorium
RS ARSANI 3
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi Rutin :
Hemoglobin 9.8 Pria 13.0 – 18.0 , Wanita 11.5 – 16.5 g/dl
Hematokrit 33 Pria 42 – 50, Wanita 36 – 45 %
Eritrosit 5.7 4.0 – 6.0 juta/mm3
Leukosit 13800 4000- 11000/mm3
Trombosit 586000 150.000- 450.000 / mm3
MCV 59 79 – 98 fl
MCH 17 27 – 32 pq
MCHC 29 31 – 36 g/dl
Diff Count :
Segmen 46 50 – 70 %
Lympho 44 22 – 40 %
Monosit 10 2–8%
Kimia Klinik :
Glukosa darah sewaktu 103 80 – 140 mg/dl
Diagnosis :
Diare Akut dengan Dehidrasi Ringan Sedang
Terapi
Umum
Memberitahukan kepada penderita dan keluarganya tentang penyakit yang dideritanya
Edukasi pasien tentang terapi farmakologi dan nonfarmakologi
Khusus
Rehidrasi : IVFD RL 750cc/4 jam
Selanjutnya : IVFD D51./4 NS 10 tpm
Inj. Ceftriaxone 1x 750 mg drip dalam D5 100 cc
Paracetamol 4 x 1 cth jika demam ≥ 38 C
Zinc pro sirup 1 x 20 mg (1x1 cth)
Lacto B 2 x 1 sachet
Daftar Pustaka :
1. Pudjiadi, Antonius H. et al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Jakarta: IDAI; 2009. Hal 58 – 62
2. Roespandi, Hanny. et al. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit, Pedoman
Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama Di Kabupaten/Kota. Jakarta: WHO Indonesia,
2009
RS ARSANI 4
3. Diare Akut dengan Dehidrasi Ringan Sedang. Dalam http://www.ichrc.org/522-diare-
dengan-dehidrasi-sedangringan.
4. Amin, Lukman Zulkifli. Tatalaksana Diare Akut. Jakarta : CDK-230/ vol. 42 no. 7,th.
2015
Hasil Pembelajaran :
1. Mengetahui gambaran klinis serta diagnosis Diare cair akut dengan dehidrasi ringan
sedang.
2. Mengetahui tatalaksana terapi farmakologi dan nonfarmakologi pada Diare cair akut
dengan dehidrasi ringan sedang.
3. Mengetahui pencegahan promotif dan preventif pada penyakit Diare akut dengan dehirasi.
RS ARSANI 5
Diagnosa pada pasien yaitu Diare cair akut disertai dengan dehidrasi ringan sedang.
Hal ini sesuai dengan keluhan pasien berupa Buang air besar/BAB cair sejak 5 hari SMRS
dengan dalam 1 hari BAB cair >10 x/hr. Hal tersebut sesuai, dikarenakan dari kepustakaan
yang disebut Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan
konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Pada pemeriksaan fisik juga
ditemukan tanda – tanda dehidrasi berupa anak lebih irritable, mata cekung dan turgor
abdomen menurun atau berkurang. Hasil pemeriksaan fisik tersebut sesuai dengan tanda
dehidrasi ringan sedang. Klasifikasi penilaian dehidrasi pada pasien dengan diare akut di bagi
menjadi 3, yaitu diare akut dengan tanpa dehidrasi, diare akut dengan dehidrasi ringan sedang
dan diare akut dengan dehidrasi berat. Pada pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan kadar leukosit dan hitung jenis leukosit limfosit dan
monosit sehingga dapat menunjukan bahwa penyebab dari keluhan pasien disebabkan karena
infeksi virus. Prevalensi angka kejadian penyebab dari diare akut pada balita paling banyak
disebabkan karena infeksi virus.
4. Plan
Diare akut merupakan suatu keadaan buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan
konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Berdasarkan Riskesdas 2007 diare
merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25.2% pada anak usia 1-4 tahun.
Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai kriteria berikut :
a. Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan <5% berat badan)
Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan
Keadaan umum baik,sadar
Ubun – ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada, mukosa mulut dan
bibir basah
Turgor abdomen baik, bising usus normal
Akral hangat
b. Dehidrasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% berat badan)
Apabila didapatkan 2 tanda utama , ditambah 2 atau lebih tanda tambahan
Keadaan umum gelisah atau cengeng
Ubun – ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata kurang, mukosa
mulut dan bibir tidak kering
Turgor kurang, akral hangat
c. Dehidrasi berat (Kehilangan cairan >10% berat badan)
RS ARSANI 6
Apabila didapatkan 2 tanda utama , ditambahn dengan 2 atau lebih tanda tambahan.
Keadaan umum lemah, letargi atau koma
Ubun – ubun sangat cekung, mata sangat cekung , air mata tidak ada, mukosa mulut
dan bibir sangat kering
Turgor sangat kurang dan akral dingin
Pasien harus rawat inap
Tabel. Klasifikasi Derajat Dehidrasi pada Diare Akut
RS ARSANI 7
Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain (tidak mau
minum, muntah terus menerus, diare frekuen dan profus)
Dehidrasi Ringan Sedang :
Cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak 75 ml/kgBB dalam 3
jam untuk mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi dan sebanyak 5 – 10
ml/kgBB setiap diare cair
Rehidrasi Parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap diberi minum
walaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi sedikit atau melalui pipa
nasogastrik. Cairan intravena. Cairan intravena yang diberikan adalah ringer laktat
atau KAEN 3B atau NACl dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan berat badan.
Status hidrasi dievaluasi secara berkala.
BB 3- 10 kg : 200 ml/kgBB/hr
BB 10-15 kg : 175 ml/kgBB/hr
BB >15 kg : 135 ml/kgBB/hr
Pasien di pantau di puskesmas/ Rumah Sakit selama proses rehidrasi sambil memberi
edukasi tentang melakukan rehidrasi kepada orang tua.
Dehidrasi Berat :
Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan ringer laktat atau ringer asetat
100mL/kgBB dengan cara pemberian :
o Umur < 12 bln : 30 mL/kgBB dalam 1 jam pertama, dilanjutkan 70 mL/kgBB
dalam 5 jam berikutnya.
o Umur diatas 12 bln : 30 mL/kgBB dalam ½ jam pertama , dilanjutkan 70
mL/kgBB dalam 2,5 jam berikutnya
Cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat minum, dimulai dengan 5
mL/kgBB selama proses rehidrasi.
b. Zink
Zink terbukti secara ilmiah terpercaya dapat menurunkan frekuensi buang air besar dan
volume tinja, sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak. Zink
elemental diberikan 10 – 14 hari meskipun anak telah tidak mengalami diare dengan dosis :
Umur di bawah 6 bulan : 10 mg per hari
Umur di atas 6 bulan : 20 mg per hari
c. Nutrisi
RS ARSANI 8
ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai umur tetap diberikan untuk
mencegah kehilangan berat badan dan sebagai pengganti nutrisi yang hilang. Adanya
perbaikan nafsu makan menandakan fase kesembuhan. Anak tidak boleh dipuasakan,
makanan diberikan sedikit – sedikit tapi sering (lebih kurang 6x sehari), rendah serat , buah –
buahan diberikan terutama pisang.
d. Medikamentosa
Tidak boleh diberikan obat diare
Antibiotik
Antibiotik diberikan bila terdapat indikasi , misalnya disentri (diare berdarah) atau
kolera. Pemberian antibiotik yang tidak rasional akan mengganggu keseimbangan
flora usus sehingga dapat memperpanjang lama diare dan Clostridium difficile akan
tumbuh yang menyebabkan diare semakin sulit disembuhkan. Pemberian antibiotik
yang tidak rasional juga dapat menyebabkan mempercepat resistensi kuman terhadap
antibiotik. Untuk disentri basiler, antibiotik diberikan sesuai dengan data sensitivitas
setempat, bila tidak memungkinkan dapat mengacu kepada data publikasi yang
dipakai saat ini, yaitu kotrimoksazol sebagai lini pertama,kemudian sebagai lini
kedua. Bila kedua antibiotik tersebut sudah resisten maka lini ketiga adalah sefiksim.
Antiparasit
Metronidazol 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis merupakan obat pilihan untuk amuba
vegetatif.
e. Edukasi
Orangtua diminta untuk membawa kembali anaknya ke Pusat Pelayanan Kesehatan bila
ditemukan hal ini sebagai berikuy yaitu demam, tinja berdarah, makan atau minum sedikit,
sangat haus, diare semakin sering atau belum membaik selama 3 hari. Orangtua dan pengasuh
diajarkan cara menyiapkan oralit secara benar.
Langkah promotif/preventif :
o ASI tetap diberikan
o Kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan
o Kebersihan lingkungan, buang air besar di jamban
o Immunisasi campak
o Memberikan makanan penyapihan yang benar
o Penyediaan air minum yang bersih
o Selalu memasak makanan
RS ARSANI 9
Bagan. Rencana Terapi Cairan B Untuk Dehidrasi Ringan Sedang
RS ARSANI 10