Anda di halaman 1dari 29

APENDISITIS AKUT

Disusun oleh :
Katrin Wilentina Siahaan (209-210-179)
Dokter Pembimbing : dr. Henry Sitanggang, Sp.B
APENDISITIS
Apendisitis adalah peradangan pada
apendiks vermiformis dan merupakan penyebab
abdomen akut yang paling sering.
Apendisitis akut sering tampil dengan gejala
khas yang didasari oleh radang mendadak
umbai cacing yang memberikan tanda setempat,
disertai maupun tidak disertai rangsang
peritonieum lokal.
Apendisitis kronis : riwayat nyeri perut kanan
bawah lebih dari 2 minggu, radang kronik
apendiks secara makroskopik dan mikroskopik.
ETIOLOGI

Apendisitis akut merupakan merupakan


infeksi bakteria. Faktor pencetus disamping
hiperplasia jaringan limfe, fekalit, tumor
apendiks dan cacing askaris dapat pula
menyebabkan sumbatan. Penyebab lain
yang diduga dapat menimbulkan apendisitis
adalah erosi mukosa apendiks karena
parasit seperti E.histolytica.
MANIFESTASI KLINIS
Apendisitis akut sering tampil dengan
gejala yang khas yang didasari oleh radang
mendadak umbai cacing yang memberikan
tanda setempat. nyeri kuadran bawah
terasa dan biasanya disertai oleh demam
ringan, mual, muntah dan hilangnya nafsu
makan.
Pada apendiks yang terinflamasi, nyeri
tekan dapat dirasakan pada kuadran kanan
bawah pada titik Mc.Burney yang berada
antara umbilikus dan spinalis iliaka superior
anterior.
PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi : Pasien biasanya sakit ringan dan


suhu tubuh dan pulse yang meningkat.
Palpasi : Nyeri tekan kuadran kanan bawah
pada titik mc Burney, pada penekanan perut
kiri bawah akan dirasakan nyeri pada perut
kanan bawah, ini disebut tanda Rovsing
(Rovsing sign), tekanan pada perut kiri
dilepas maka juga akan terasa sakit di perut
kanan bawah, ini disebut tanda Blumberg
(Blumberg sign).
Pemeriksaan colok dubur : Jika saat dilakukan
pemeriksaan ini terasa nyeri, maka kemungkinan
apendiks yang meradang di daerah pelvis.

Uji Psoas dan Uji Obturator : Uji psoas dilakukan


dengan rangsangan otot psoas mayor lewat
hiperekstensi sendi panggul kanan, kemudian paha
kanan ditahan. Bila apendiks yang meradang
menempel pada m.psoas mayor, maka tindakan
tersebut akan menimbulkan nyeri. Sedangkan pada uji
obturator dilakukan gerakan fleksi dan andorotasi sendi
panggul pada posisi terlentang. Bila apendiks yang
meradang kontak dengan m.obturator internus yang
merupakan dinding panggul kecil, maka tindakan ini
akan menimbulkan nyeri.
Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit
meninggi (leukositosis).

Radiologi :
Foto polos Abdomen : Tidak tampak adanya
batu radioopak pada poto polos abdomen
Ultrasonography Buli-buli, Apendiks dan Ginjal :
Buli-buli: Tidak tampak adanya kelainana.
Apendiks:Tampak adanya penebalan pada
dinding apendiks, tampak adanya apendikolith.
Ginjal: Tidak tampak adanya kelainan.
PENATALAKSANAAN :

Pembedahan (apendiktomi)
Antibiotik
Cairan IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN :
Nama : Elitha Hafni
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 35 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jalan. S. T.Hasanuddin,
Lubuk Pakam
Masuk RS : 19 Mei 2014
No. RM : 173402
KELUHAN UTAMA :
Nyeri perut kanan bawah.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :


Pasien datang ke Poli Bedah RSUD Deli Serdang Lubuk
Pakam dengan keluhan nyeri perut di daerah kanan bawah
disertai demam, mual-mual, tetapi tidak sampai muntah.
Nyeri dirasakan sejak 3 hari sebelum MRS bersifat terus-
menerus dan menetap. Nyeri mulanya dirasakan didaerah
sekitar pusar, kemudian berpindah ke perut kanan bawah.
Pasien juga mengeluh nafsu makan berkurang dan badan
terasa lemas. Pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan
BAB. BAK pasien juga lancar, tidak ada rasa nyeri saat
BAK, berwarna kuning normal dan tidak disertai darah.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
Penderita belum pernah mengalami gejala
seperti ini sebelumnya.
Riwayat penyakit gula disangkal.
Riwayat penyakit ginjal disangkal.
Riwayat darah tinggi disangkal.
Riwayat penyakit jantung disangkal.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :


Tidak ada anggota keluarga yang memiliki
keluhan seperti ini sebelumnya.
PEMERIKSAAN FISIK :
Keadaan Umum : Tampak lemah
Kesadaran : Compos mentis, GCS: 15
Vital Sign
TD : 130/80 mmHg
Suhu : 37,80C
HR : 80x/mnt
RR : 22x/mnt
STATUS GENERALIS
Kepala : Simetris, mesochepal
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), pupil isokor, refleks cahaya (+/+)
Hidung : Cuping hidung (-/-), Sianosis (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-), lidah kotor (-),
karies gigi (-)
Telinga : Tidak ada kelainan bentuk
Leher : Kelenjar tiroid tidak membesar,
kelenjar limfetidak membesar, JVP tidak
meningkat.
Thorax
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tak kuat angkat
Perkusi : Batas kiri atas ICS II LPS sinistra
Batas kanan atas ICS II LPS dekstra
Batas kiri bawah ICS V LMC sinistra
Batas kanan bawah ICS IV LPS dekstra
Auskultasi : S1 > S2 reguler, bising jantung (-)
Paru
Inspeksi : Simetris kanan kiri, retraksi (-)
Palpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler kanan kiri, suara
tambahan (-)
Abdomen : Status lokalis
Ekstremitas : Superior :Edema (-/-)
Inferior :Edema (-/-)
STATUS LOKALIS ABDOMEN :
Inspeksi : distensi (-), massa (-), sikatrik (-).
Auskultasi : peristaltik usus normal.
Palpasi: Soepel (+), nyeri tekan dititik Mc Burney (+), nyeri lepas
tekan (+), defans muskuler lokal di daerah Mc Burney (+), hepar
dan lien tidak teraba.
Perkusi: hipertimpani (+)
Pemeriksaan khusus intraperitoneal :
Rebound tenderness (+)
Rovsing sign (-)
Blumberg sign (-)
Psoas sign (+)
Obturator test (+)
Rectal toucher : nyeri tekan pada jam 9-12
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Laboratorium
Radiologi :
Foto Polos Abdomen :
Tidak tampak adanya batu radioopak pada
poto polos abdomen
Ultrasonography Buli-buli, Apendiks dan Ginjal:
Buli-buli : Tidak tampak adanya kelainan.
Apendiks :Tampak adanya penebalan
pada dinding apendiks, tampak adanya
apendikolith.
Ginjal : Tidak tampak adanya kelainan.
DIAGNOSIS KLINIS :
Appendisitis Akut

DIFERENSIAL DIAGNOSIS :
Gastroenteritis
Kolik ureter

TERAPI :
Rawat inap di RS.
Rencana operasi pengangkatan apendiks (Appendictomy)
pada tanggal 20 mei 2014.
IVFD RL 20 gtt/i
Tramadol amp 2x1
Ceftriaxone amp 2x1 (Skin test)
B comp. 3x1
TERAPI PASCAOPERATIF :
Bed rest total 24 jam
Puasa 8 jam
IVFD RL 20 gtt/i
Dekstrose 5% 30 gtt/i
Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Gentamycin 80 mg/12 jam
Tramadol 1 amp k/p
ULASAN :
Pasien setelah pulang dianjurkan kontrol
kembali ke poliklinik bedah 3 hari beikutnya
untuk ganti perban dan evaluasi luka serta
tambah obat oral.

PROGNOSIS :
Dubia at bonam.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai