Anda di halaman 1dari 43

Pembimbing :

Oleh :
Rahardian Sigmawan
Robiatul Adawiyah
Sayuti Abdul Malik A
Mulyani
1
Appendisitis Akut adalah suatu keradangan bakterial
akut pada appendiks vermiformis

2
Anatomi

Scanlon, Valeria C. 2007. The Digestive System. Essentials of Anatomy and


Physiolgy, Fifth Edition. Philadelphia : Davis Company. 367-392
3
Vaskularisasi dan persarafan

Vaskularisasi :
a. appendikularis,
merupakan cabang dari a.
ileocolical

Simpatis : n. Thoracal X
Parasimp : cabang n. Vagus

Ellis, Harold. 2006. Clinical Anatomy, Eleventh edition. Massachusets: Blackwell


Publishing. 79-81

4
5
Variasi posisi Appendiks

• Retro caecal
• Ante caecal
• Retro ileal
• Ante ileal
• Pelvinal

http://www.surgicaltutor.org.uk/defaulthome.htm?system/abdomen/appendicitis.htm~right
6
 Sumbatan lumen apendiks
• Hiperplasia jaringan limfe
• Fekalit
• Apendimoma (tumor apendiks)
• Infestasi parasit (askariasis)

 Erosi mukosa apendiks


• Entamoeba histolitica

7
Penyumbatan lumen appendiks

Mucous mengalami bendungan


dan
Peningkatan tekanan intralumen

Hambatan aliran Limfe Appendicitis Akut fokal

Hambatan aliran vena Appendicitis supuratif akut

Hambatan aliran Arteri Appendicitis gangrenosa

Dinding Arteri rapuh dan pecah Appendicitis perforasi


8
9
 Sering dimulai dengan nyeri di daerah epigastrium.
Setelah beberapa jam nyeri akan berpindah ke kanan
bawah ke titik McBurney.

 Disusul dengan anoreksia, mual, dan muntah-


muntah.

 Suhu badan sub febris 37,5 – 38,5 ºC.

10
 Anamnesis
• Riwayat nyeri hilang timbul yang dirasakan di ulu hati.
• Nyeri kemudian berpindah ke kanan bawah dan menetap diikuti badan
panas
• Riwayat gangguan pasase usus: kembung, mual dan muntah
• Bila infeksi memberat:
 panas menigkat,
 Paralitik usus: kembung, diare
• Tanda perforasi
 Nyeri meluas dan bertambah saat bergerak/batuk
 Febris dan paralitik usus

11
12
 Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi : gambaran spesifik (-)
• Auskultasi : BU normal (perforasi  BU menurun)
• Palpasi :
Nyeri tekan dengan defans muskuler
Rebound phenomene
Rovsing sign
Tenhorn Sign
Psoas Sign
Obturator Sign
• Perkusi : nyeri pada iliaca dextra
• RT : nyeri arah jam 10-11

13
Obturator Sign Rovsing Sign

Psoas sign
14
 Pemeriksaan Penunjang
• Lab : Leukositosis, tidak terlalu tinggi (< 10.000)
• Sedimen urin : terkadang jumlah lekosit meningkat
 Pemeriksaan Radiologi (Pencitraan)
• USG :
 bila klinis meragukan (konfirmasi diagnostik)
 penebalan dinding appendiks
 cairan bebas: kecurigaan perforasi
• BOF :
 dilakukan bila ada kecurigaan perforasi
 gambaran paralitik usus
 gambaran peritonitis
15
http://www.google.co.id/imgres?q=appendisitis+akut.ppt&um
16
 Kelainan GIT
gastroenteritis, limfadenitis mesenterica, ileitis
terminalis, ileocolitis

 Kelainan Urologi
pyelonefritis, batu ureter

 Kelainan Organ Pelvis Wanita


ovulasi abnormal, torsi kista ovarium, salpingitis,
kehamilan ektopik

17
 Appendisitis Kronika
 Appendisitis Perforata
 Peri Appendikular Infiltrat (PAI)
 Peri Appendikular Abses (PAA)

18
19
Prinsip terapi appendisitis akut adalah Operasi
Appendektomi yaitu suatu tindakan pembedahan
membuang appendiks vermiformis.

Indikasi:
 Appendisitis akut
 Infiltrate periappendikuler (stadium tenang)
 Appendisitis kronik dengan eksaserbasi akut
 Appendisitis kronik yang mengganggu

20
 Sebelum operasi perlu dilakukan observasi dalam 8-12 jam
setelah timbulnya keluhan, tanda dan gejala apendisitis sering
kali masih belum jelas. Dalam keadaan ini observasi ketat
perlu dilakukan.
 Pasien diminta melakukan tirah baring dan dipuasakan.
 Laksatif tidak boleh diberikan bila dicurigai adanya apendisitis
ataupun bentuk peritonitis lainnya.

21
 Pemeriksaan abdomen dan rektal serta pemeriksaan darah
(leukosit dan hitung jenis lekosit) diulang secara periodik. Foto
abdomen dan thorak tegak dilakukan untuk mencari
kemungkinan adanya penyulit lain.
 Pada kebanyakan kasus, diagnosis ditegakkan dengan
lokalisasi nyeri di daerah kanan bawah dalam 12 jam setelah
timbulnya keluhan.

22
 Bila diagnosis klinis sudah jelas, tindakan paling tepat dan
merupakan satu-satunya pilihan yang baik adalah
appendiktomi.
 Pada apendisitis tanpa komplikasi biasanya tidak perlu
diberikan antibiotika, kecuali pada appendisitis gangrenosa
atau appendisitis perforata.
 Penundaan tindakan bedah sambil memberikan antibiotik dapat
mengakibatkan abses atau perforasi.

23
 Appendiktomi bisa dilakukan secara terbuka ataupun cara
laparoskopi. Bila appendiktomi terbuka, insisi McBurney
paling banyak dipilih oleh ahli bedah. Pada penderita yang
diagnosisnya tidak jelas bila tersedia laparoskop, tindakan
laparoskopi diagnostik pada kasus meragukan dapat segera
menentukan akan dilakukan operasi atau tidak.

24
25
 Nama : Tn. I
 Jenis kelamin : laki-laki
 Umur : 53 tahun
 Alamat : Medokan ayu III-O/35
 Status : Menikah
 Pendidikan : SMU
 Pekerjaan : Mandor
 No RM : 701938
 Tgl datang : 16/07/2014 jam 07.50
 Tgl MRS : 16/07/2014
 Tgl Pemeriksaan : 16/07/2014
26
ANAMNESA
Keluhan Utama : Nyeri di perut kanan bawah
Riwayat Penyakit Sekarang :
nyeri perut kanan bawah sejak 4 hari yang
lalu. Nyeri dirasakan terus menerus dan menetap.
Nyeri memberat jika dibuat batuk (+), tertawa (+),
mengejan (+). Nyeri hilang timbul. sudah dibawa ke
klinik diberi obat anti nyeri supositoria dan
antibiotik oral, mual muntah 3 x, 2 x di rumah, 1 x
di klinik, panas sumer-sumer sejak hari minggu,
makan normal, BAB tidak lancar selama 1 minggu,
BAK disuria, hematuria negatif, nyeri pinggang (+)

27
Riwayat Penyakit Dahulu
 Hipertensi (-)
 DM (-)
 Riwayat batu ginjal

Riwayat Penyakit Keluarga


 Tidak ada keluarga yang sakit seperti pasien

Riwayat Sosial
 Merokok dalam1 hari 2 bungkus
 Makan berserat (+)

28
Pemeriksaan Fisik
 KU : cukup
 Kesadaran : 456/CM
 Vital Sign
• TD :120/80 mmHg
• N : 96 x/menit
• RR : 20 x/menit
• Tax : 36,1 0 C
 K/L : a-/i-/c-/d- Pembesaran
KGB (-), thyroid (-)

29
Thorax :
Pulmo I : Normochest, gerak dinding dada simetris
P : Gerak dinding dada simetris, deviasi trachea (-) nyeri
(-), fremitus raba simetris
P: Sonor + +
+ +
+ +
A: suara nafas vesikular
+ +
+ +
+ +
Rhonki Wheezing
- - - -
- - - -
- - - -

30
Cor
I: Dada kanan dan dada kiri simetris, kelainan bentuk dada
(-), pulsasi (-), ictus cordis tidak tampak
P: Ictus cordis tidak kuat angkat, thrill (-)
P: Batas Jantung Kiri ICS V MCL S, batas jantung kanan ICS
IV PSL D
A: S1S2 tunggal, (-), murmur (-), gallop (-)

Abdomen
I: Bentuk flat, simetris, collateral (-), striae (-)
P: nyeri tekan
P : Timpani pada seluruh regio abdomen
A : Bising usus (+), normal

31
 Ekstremitas
- Akral Hangat
+ +
+ +
- Oedem
- -
- -
CRT < 2 detik

32
Nyeri perut kuadran
kanan bawah

- Nyeri tekan Mc Burney (+)


-Psoas Sign (+)
-Obturator Sign (-)
-Rebound Sign (-)
-Blumberg (+)

33
Pemeriksaan Lab (15/07/2014 17:00:27)

DL
 Hb : 17,2 g/dl (Normal)
 Hematokrit : 49,1 (meningkat)
 Leukosit : 15,020 (meningkat)
 Trombosit : 232.000 (normal)

34
UL
 BJ : 1.005
 PH : 6.0
 Nitrit : negatif
 Protein : negatif
 Glukosa : Normal
 Keton : Negatif
 Urobilin : Normal
 Bilirubin : Negatif
 Sedimen

• Ery :0-1
• Leko :1–2
• Cylind : negatif
• Bact : negatif
• Cryst : negatif
• Lain2 : negatif
35
 Hematologi :
 Ppt : 11.2 C : 11.3
 INR : 1.00
 APTT : 26.5 C : 24.7

Kimia klinik
BUN : 15
Cretinin serum: 2.1
SGOT : 24
SGPT : 14
Albumin : 3.9

36
R/NA/CL
Kalium : 4.6
Natrium : 140
Chlorida : 101

37
 Diagnosa Kerja : Appendisitis akut
 Diagnosis Banding :
- nefrolitiasis
- ureterolitiasis

38
Planning Diagnosa:
BOF

Terapi:
- Bed Rest
- Antibiotik
- Diet Lunak
- Appendictomy

Monitoring:
- Vital sign
- Keadaan Umum
39
40
41
42
43

Anda mungkin juga menyukai