Anda di halaman 1dari 7

REFLEKSI KASUS BEDAH

Nama : Hafiidz Fatich Rosihan


NIM : 20130310194
Tempat Stase : RSUD Panembahan Senopati Bantul

A. Pengalaman
Nama : Nyonya M.
Usia : 47 tahun
Tanggal masuk RS: 11 November 2017
Pasien laki-laki usia 41 tahun datang dengan keluhan nyeri perut bawah kanan
sejak dua hari Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS). Pada awalnya nyeri dirasakan
di ulu hati, kemudian berpindah diperut kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh
bagian perut. Nyeri dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar, nyeri semakin
memberat sejak 1 hari SMRS. Pasien juga mengeluh tidak nafsu makan, mual,
muntah (1x,isi makanan dan lender keputihan) dan perut terasa kembung. Pasien
mengalami demam sejak 1 hari SMRS, demam dirasakan terus-menerus sepanjang
hari. Pasien tidak BAB selama 2 hari , tidak flatus, BAK normal. Pola makan pasien
tidak teratur dan jarang mengkonsumsi serat.

B. Masalah yang dikaji


Bagaimana diagnosis Appendisitis ditegakkan?
C. Analisa Kritis
Apendisitis adalah peradangan dari apendiks versiformis dan merupakan
kegawatdaruratan bedah abdomen yang paling sering ditemukan. Apendisitis disebut
juga umbai cacing. Apendisitis akut merupakan peradangan pada apendiks yang
timbul mendadak dan dicetuskan berbagai faktor. Diantaranya hiperplasia jaringan
limfe, fekalith, tumor apendiks dan cacing ascaris yang dapat menimbulkan
penyumbatan.
DIAGNOSIS
Terdiri dari diagnosis klinis, pemeriksaan penunjang dan diagnosis pasti.
Diagnosis Klinis
Diagnosis klinis didasarkan atas:
Anamnesis
1. Nyeri / Sakit perut

Gejala utama appendisitis akut adalah nyeri abdomen.

2. Muntah (rangsangan viseral) akibat aktivasi n.vagus

3. Obstipasi karena takut mengejan

4. Demam karena adanya infeksi akut

Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi : pada appendisitis akut sering ditemukan adanya abdominal

swelling, sehingga pada pemeriksaan jenis ini biasa ditemukan distensi perut.

2. Palpasi : pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan akan terasa

nyeri. Dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri. Nyeri tekan perut

kanan bawah merupakan kunci diagnosis dari appendisitis. Pada penekanan

perut kiri bawah akan dirasakan nyeri pada perut kanan bawah. Ini disebut

tanda Rovsing (Rovsing Sign). Dan apabila tekanan di perut kiri bawah

dilepaskan juga akan terasa nyeri pada perut kanan bawah. Ini disebut

tanda Blumberg (Blumberg Sign).

3. Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator : pemeriksaan ini juga dilakukan

untuk mengetahui letak apendiks yang meradang. Uji psoas dilakukan

dengan rangsangan otot psoas lewat hiperektensi sendi panggul kanan atau

fleksi aktif sendi panggul kanan, kemudian paha kanan ditahan. Bila

appendiks yang meradang menempel di m. psoas mayor, maka tindakan

tersebut akan menimbulkan nyeri. Sedangkan pada uji obturator dilakukan


gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang. Bila

apendiks yang meradang kontak dengan m.obturator internus yang merupakan

dinding panggul kecil, maka tindakan ini akan menimbulkan nyeri.

Pemeriksaan ini dilakukan pada appendisitis pelvika.

4. Pemeriksaan colok dubur : pemeriksaan ini dilakukan pada appendisitis,

untuk menentukan letak apendiks, apabila letaknya sulit diketahui. Jika saat

dilakukan pemeriksaan ini dan terasa nyeri, maka kemungkinan apendiks

yang meradang terletak di daerah pelvis. Pemeriksaan ini merupakan

kunci diagnosis pada appendisitis pelvika.

Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium : terdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan tes protein

reaktif (CRP). Pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah leukosit

antara 10.000 20.000/ml ( leukositosis ) dan neutrofil diatas 75 %,

sedangkan pada CRP ditemukan jumlah serum yang meningkat.

2. Radiologi : terdiri dari pemeriksaan radiologis, ultrasonografi dan CT-scan.

Pada pemeriksaan ultrasonografi ditemukan bagian memanjang pada tempat

yang terjadi inflamasi pada apendiks. Sedangkan pada pemeriksaan CT-scan

ditemukan bagian yang menyilang dengan apendikalit serta perluasan dari

apendiks yang mengalami inflamasi serta adanya pelebaran sekum.

3. Rontgen foto polos, tidak spesifik, secara umum tidak cost effective. Kurang

dari 5% pasien akan terlihat adanya gambaran opak fekalith yang nampak di

kuadran kanan bawah abdomen.

4. USG : bila diagnosis tidak pasti biasanya digunakan appendicogram, pada

kasus appendisitis akut akan nampak adanya : adanya struktur yang


aperistaltik, blind-ended, keluar dari dasar caecum. Dinding apendiks nampak

jelas, dapat dibedakan, diameter luar lebih dari 6mm, adanya gambaran

target, adanya appendicolith, adanya timbunan cairan periappendicular,

nampak lemak pericecal echogenic prominent.

Skor Alvarado

Semua penderita dengan suspek Appendicitis acuta dibuat skor Alvarado dan
diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu: skor <6 dan >6. Selanjutnya dilakukan
Appendectomy, setelah operasi dilakukan pemeriksaan PA terhadap jaringan
Appendix dan hasilnya diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu: radang akut dan
bukan radang akut.

Keterangan:
0-4 : kemungkinan Appendicitis kecil
5-6 : bukan diagnosis Appendicitis
7-8 : kemungkinan besar Appendicitis
9-10 : hampir pasti menderita Appendicitis
Bila skor 5-6 dianjurkan untuk diobservasi di rumah sakit, bila skor >6 maka tindakan bedah
sebaiknya dilakukan.
D. Dokumentasi
Pemeriksaan Laboraturium Hematologi tanggal 11 November 2017

Hb : 13,6 gr%

AL : 18,9 ribu/uL

AE : 4,63 ribu/uL

AT : 226 ribu/uL

Hmt : 40.0 %

Golongan Darah :B

Hitung Jenis Leukosit:

Eosinofil :0%

Basofil :0%

Batang :0%

Segmen : 94 %

Limfosit :7%

Monosit :2%

APTT : 29.9 detik

Control PPT : 14.5

Control APTT : 34.2

Ureum darah : 24

Kreatinin daarah : 0.61

Natrium : 137.3
Kalium : 3.68

Chloride : 108.8

HbsAg : NEGATIVE

Urinalisa : tes kehamilan negatif

Rontgen Thorax: Cor & Pulmo dalam batas normal

Usg lower abdomen 4 dimensi

Vesica fellea : dinding tak menebal tak tampak batu

Dextra: calieces tak melebar, tak tampak batu

Appendix : lumen melebar, dinding tak menebal.

Vesica urinaria : dinding mucosa tak menebal, tak tampak batu

Uterus: Echostruktur dan ukuran normal, tak tampak massa

Kesan : tak tampak kelainan pada organ di atas

Saran: konfirmasi lab/ appendicografi

Appendicografi

Hasil: Tak tampak gambaran lumen appendix yang terisi kontras

Kesan: Non Filling Appendix; DD: Appendicits


E. Daftar Pustaka

1. Sjamsuhidajat, R., dan Jong, W. (2011). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

2. Mansjoer,A., dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Kedua.

Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Jakarta.

Dokter Pembimbing Klinik

dr. Wahyu Rathariwibowo, Sp.B

Anda mungkin juga menyukai