Theron J, Diacon AH, Bolliger CT. Management of massive hemoptysis. In: Nava S, Welte T, editors. Respiratory
Emergencies. UK: The European Respiratory Monograph; 2006. p. 95-105.
ETIOLOGI HEMOPTISIS MASIF
Tabel 1. Berbagai etiologi hemoptisis masif
Kelompok kelainan Penyakit yang menyebabkan hemoptisis masif
Kelainan sistemik Behcet’s disease
Wegener’s granulomatosis
Goodpasture’s syndrome
Systemic lupus erythematosus (SLE)
Gangguan koagulasi Disseminated intravascular coagulation (DIC)
Trombositopenia
Hemofilia
Von Willebrand’s disease
Terapi antikoagulan
Penyebab lain-lain Lymphangioleiomyomatosis
Katamenial (endometriosis)
Bronkolith
Theron J, Diacon AH, Bolliger CT. Management of massive hemoptysis. In: Nava S, Welte T, editors.
Respiratory Emergencies. UK: The European Respiratory Monograph; 2006. p. 95-105
DIAGNOSIS
Tabel 2. Perbedaan antara hemoptisis dan hematemesis
Perbedaan Hemoptisis Hematemesis
Anamnesis Tanpa keluhan mual atau Disertai keluhan mual atau
muntah muntah
Pasien memiliki riwayat Pasien biasanya tidak
penyakit paru memiliki riwayat penyakit
paru
Mungkin mengalami asfiksia Jarang disertai asfiksia
Pemeriksaan sputum Frothy Jarang frothy
Kemerahan cair atau tampak Warna kehitaman/Coffe
ada bekuan darah bercampur ground appearance
dahak Kecoklatan atau kehitaman
Merah segar atau pink
Bidwell JL, Pachner RW. Hemoptysis: diagnosis and management. Am Fam Physician.
2005;72:1253-60
PENATALAKSANAAN
Menghentikan pendarahan
Tujuan penatalaksanaan
hemoptisis masif /non Mencegah terjadinya aspirasi
masif
Mengobati penyakit paru yang menjadi
penyebab dasar
Penderita berbaring pada posisi lateral dekubitus ke sisi paru yang sakit
Pemberian oksigen dengan kanul atau masker bila jalan napas bebas
hambatan/sumbatan
PENATALAKSANAAN
Penanganan awal penderita yang mengalami pendarahan aktif
Obat dengan efek sedasi ringan dapat diberikan jika penderita gelisah
Obat supresi refleks batuk seperti kodein dan morfin sebaiknya dihindari
Transfusi darah diberikan jika hematokrit < 25-30% atau Hb < 10 gr/dL
sedangkan perdarahan masih berlangsung.
PROGNOSIS
Kadar yang dihasilkan tergantung pada besarnya aliran dan volume tidal pernapasan
pasien. Kadar oksigen bertambah 4% untuk setiap tambahan 1 liter/menit oksigen
Hipoksia
terjadi pembentukan radikal bebas
Hipoventilasi & narkose CO2
Supresi hipoxic respiratory drive
Pada pasien hiperkapnia kronik hipoksemia menjadi stimulan sistem respirasi
Keracunan O2
FiO2 > 50% terus-menerus selama 1-2 hari terbentuknya metabolik oksigen yang merangsang
sel PMN & H2O2 enzim proteolotik & enzim lisosom kerusakan jaringan paru Gejala: batuk non
produktif, distres substernal, kongesti hidung, malaise
Ateletaksis
O2 dlm alveoli diabsorbsi kapiler pulmonal
terjadi kolaps alveoli
Fibroplasia retrolental
Perubahan jaringan vaskular retina
kerusakan endotel
TB PARU
TERIMA KASIH