Anda di halaman 1dari 48

Case Report

CA COLON

1 1
ANATOMI ABDOMEN

Sumber : Atlas Anatomi Manusia:


Sabotta: Putzt : 2006 2 2
Anatomi Peritoneum

Peritoneum
parietal

PERITO
NEUM
Peritoneum

Peritoneum
Visceral

2018年2月20日 3
Peritoneum visceral berhubungan dengan parietale
pada dinding abdomen melalui suatu duplikatur yang disebut
mesentrium.

DUODEN
ASOFAG UM
US AORT
A
ORGAN
RETROPERITONE
PANKR AL COLON
ASCENDEN
EAS DAN
GINJAL DESCENDEN

Jurnal Wiwi Eka Putri 12-036 "


2018年2月20日 4
Spondilitis TB"
Lambung

Colon
tranversum Jejunum
dan sigmoid
ORGAN
INTRAPERITO
NEAL
Hepar Ileum

Lien

2018年2月20日 Jurnal Devita Octavia 12-025“ Abses Hepar” 5


2018年2月20日 Jurnal Devita Octavia 12-025“ Abses Hepar” 6
ANATOMI COLON

7 7
COLON TRANSVERSUM

-Panjangnya sekitar 38 cm
-Berjalan dari flexura coli dextra sampai flexura coli
sinistra.
- Bagian kanan mempunyai hubungan dengan duodenum
dan pankreas dorsal, sedangkan bagian kiri lebih bebas.

Arterialisasi : daricabang – cabang arteri colica


media. Yang berasal dari arteri mesenterica
superior, dan arteri mesenterica inferior.

Jurnal Devita Octavia 12-025“ Abses Hepar” 8 8


Arteri mesenterika superior

9
COLON DESCENDENS

-Panjang sekitar 25
cm
-Dimulai dari flexura
coli sinistra sampai -Arterialisasi didapat
fossa iliaca sinistra dari cabang a. colica
-Terletak sinistra dan cabang a.
retroperitoneal sigmoid yang
merupakan cabang
dari arteri
mesenterica inferior

10
Arteri mesenterika inferior

11
COLON SIGMOID

- Colon sgmoideum mempunyai


mesosigmoideum letaknya intraperitoneal,
- Terletak di dalam fossa iliaca sinistra.

- Arterilisasi dari :cabang – cabang arteri


sigmoidae dan arteri haemorrhoidalis superior
cabang arteri mesenterica inferior.
- Aliran vena : vena haemorrhoidalis superior,
sedangkan yang lain menuju vena iliaca interna

12
Mukosa usus besar
terdiri dari epitel selapis
silindris dengan sel
goblet dan kelenjar
dengan banyak sel
goblet, pada lapisan
submukosa tidak
mempunyai kelenjar.
Definisi

Karsinoma kolon/usus

besar adalah tumbuhnya

sel kanker yang ganas di

dalam permukaan usus

besar atau rektum.

Jurnal Devita Octavia 12-025“ Abses Hepar” 14 14


II. Epidemiologi

Angka kejadian kanker kolorektal mencapai urutan ke-4 di dunia dengan jumlah
laki-laki >> perempuan. Berbanding19.4 dan 15.3 per 100.000 penduduk.

100% Kanker Kolorektal

Perkiraan insiden kanker di Indonesia adalah 100 per 100.000


penduduk.

Jurnal Devita Octavia 12-025“ Abses Hepar” 15 15


1. Faktor genetik dan lingkungan

2. Faktor Predisposisi

Jurnal Devita Octavia 12-025“ Abses Hepar” 16


KLASIFIKASI MENURUT DUKES

•Stadium 0 : stadium kanker insitu


•Stadium 1 : stadium dukes A
•Stadium 2 : stadium duker-B
•Stadium 3: stadium Dukes-C
•Stadium 4: Stadium Dukes-D

17
Dukes The depth of Progosis alive after
infiltration 5 years
A Limited to the 97%
intestinal wall
B Penetrate the 80%
muscular layer and
mucosal
C Metastatic lymph
C1 nodes 65%
C2 Some of the lymph 35%
nodes near the
primary tumor
In the pituitary limf
far
18
D Distant metastases <5%
Gejala Klinis

Nyeri spontan abdomen

Teraba massa pada lower quadran

Anemia o.k occult bleeding


Feses berwarna merah gelap,
berlendir
Konstipasi, sensasi seperti belum
selesai BAB, mual muntah ketika BAB

Nafsu makan berkurang, merasa


letih, BB menurun drastis. 19
Jurnal Wiwi Eka Putri 12-036 " Spondilitis TB"
19 19
Manifestasi Klinis Karsinoma Kolorektal
Kolon kanan Kolon kiri Rektum
ASPEK KLINIS Kolitis Obstruksi Proktitis
NYERI Karena Obstruksi Obstruksi
penyusupan
DEFEKASI Diare atau diare Konstipasi progresif Tenesmi terus
berkala menerus
OBSTRUKSI Jarang Hampir selalu Hampir selalu
DARAH PADA FESES Samar Samar atau Makriskopik
makriskopik
FESES Normal/ diare Normal Perubahan bentuk
berkala
DISPEPSIA Sering Jarang Jarang
ANEMIA Hampir selalu Lambat Lambat
MEMBURUKNYA Hampir selalu Lambat Lambat
KEADAAN UMUM
20
PATOFISIOLOGI

interaksi yang kompleks antara faktor


genetik dan faktor lingkungan.

pada lokus yang mengontrol


pertumbuhan sel. Awal dari proses
terjadinya karsinoma kolon yang
melibatkan mutasi somatik terjadi
pada gen adenomatous poliposis
coli atau APC.
21
Gen APC mengatur kematian pengobatan proliferasi yeng
sel dan mutasi pada gen selanjutnya berkembang
menjadi adenoma.

mutasi gen spresor


tumor p53. Dalam
Tansisi keadaan normal protein
adenoma dari gen p53 akan
menjadi menghambat poliferasi
sel kerusakan DNA
karsinoma

Hilangnya gen
supresor tumor lain
seperti DCC (deleted
in Colon Cancer)
22
CA
KOLON
23
Hiperplasia
CA KOLON
24
CA COLON

Inflamasi jaringan,efek kompresi


tumor
Metastadis melalui
Kompresi anoreksia v. porta
Kerusakan saraf
jar. saraf
Intake nutrisi Rusak jar. hepar
Nyeri
tdk adekuat
defekasi
Fungsi hati
Perdarahan Nyeri
internal. Feses Nutrisi tidak
Sel hepar +
berdarah seimbang,
tubuh
CA Hepar
Penurunan BB
anemia

kelemahan Kematian

Intoleransi Keluhan : pucat,


aktivitas bedrest, konjungtiva
anemis
25
Penatalaksanaan

kepekaan
sel rambut
OPERASI
Konservatif
-Kolostomi sementara
-Kemoterapi -- permanen Pasca bedah
Rontok , -Terapi radiasi
Botak -imunoterapi
Kesalahan
bedah Luka pasca
Supresi jar
(perdarahan) bedah
kulit
RESIKO
CIDERA Perawatan
Kerusakan
integrritas kulit luka tak nfesif
Perdarahan
hebat operasi
Resiko infeksi

Ex. Balutan
terbuka terbuka,
nanah, darah 26
Diagnosis Karsinoma Kolorektal

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan abdomen dan rectal
4. Pemeriksaan Tambahan laboratorium dan
Radiologi

27
Status Lokalis

Inspeksi.

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Digital Rectal
Examination

28
Digital Rectal Examination

1. Tonus sphincter ani


2. Ampula rectum
3. Mukosa
4. Tumor

Pemeriksaan Penunjang

•Biopsi
•Test Ocultblood
•Barium Enema (Colon In-loop)
•Endoskopi 29
Pemeriksaan Radiologi

•Imaging teknik
MRI, CT-Scan transrectal
Ultrasound
•CT-Scan
•MRI
•Endoskopi Ultrasound (EUS)

30
Differensial Diagnosis Karsinoma Kolorektal

Right Colon Middle colon The left colon The rectum


Appendix Peptic ulcer Colitis Polyp
abscess ulserosa
Massa Gastric polyp Proctitis
appendix carcinoma
Amuboma Liver abscess divertuculitis Anal fissure
hemorhoids
Enteritis Carcinoma of Endometriosis Carsinoma
regionalis the liver of the anus
Kolesistitis
Pancreatisis 31
PENATALAKSANAAN CA
KOLOREKTAL

1. Terapi utama : Pembedahan


(kuratif/paliatif)
2. Terapi adjuvan : Protap Kemoterapi
3. Terapi radiasi

2018年2月20日 Jurnal Devita Octavia 12-025“ Abses Hepar” 32


Pertimbangan untuk melakukan terapi bedah di
lakukan berdasarkan stadium kanker

Penentuan Stadium

A B C

Tumor Dukes A dan B


Tumor Dukes B, dan
Tumor metastasis
C

Pembedahan Radikal Pembedahan radikal


Pembedaan paliatif

OBSERVASI
OBSERVASI
Kemoterapi
Percobaan klinis dengan terapi adjuvan 33
PENCEGAHAN
Pencegahan
• Endoskopi
• Diet
The National Reseace Councyl telah
merekomendasikan pola diet pada tahun 1982 :
• Menurunkan lemak total dari 40 ke 30% dari total
kalori
• Meningkatkan konsumsi makanan yang
mengandung serat.
• Membatasai makanan yang diawtkan, diasinkan dan
diasapkan.
• Membatasi makanan yang mengandung bahan
pengawet.
• Mengurangi konsumsi alkohol
34
Non Steroid Anti Inflammation Drug
KOMPLIKASI
Komplikasi Komplikasi primer karsinoma
kolorektal, antara lain :
•Obstruksi usus diikuti dengan
penyempitan lumen akibat lesi.
•Perforasi dari dinding usus oleh
tumor, diikuti kontaminasi organ
peritoneal.
•Perluasan langsung ke organ2
yang berdekatan

35
Prognosis
STADIUM Deskripsi Bertahan
Dukes TNM Derajat Histopatologi 5
tahun(%)
A T1N0M0 I Kanker terbatas >90
pada mukosa atau
submukosa
B1 T2N0M0 II Kanker mencapai 85
muskularis
B2 T3N0M0 III Kanker cendrung 70-80
masuk atau
melewati mukosa
C TxN1M0 IV Tumor melibatkan 35-65
KGB regional
D TXN2M1 V Metastasis 5
36
LAPORAN KASUS

1.1 Identitas
Nama : Tn. HR
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 52th
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : PNS
Alamat : Padang
MRS :25 september 2017
37
ANAMNESA

Keluhan Utama :
Nyeri perut melilit hilang timbul ± sejak 2 hari
SMRS

38
Riwayat Penyakit Sekarang

-Nyeri perut melilit hilang timbul ±


sejak 2 hari SMRS , nyeri ini
dikeluhkan sejak 2 bulan yang lalu.
-Awalnya pasien mengatakan BAB
tidak teratur. BAB setiap 1 minggu
sekali, BAB berwarna merah tua,
kadang disertai lendir. Pasien juga
merasakan kurang puas setiap buang
air besar.

39
BAB tidak lancar ini dirasakan sejak 2
bulan yang lalu.
-Pasien mengeluhkan mual setelah
buang air besar.
-Nafsu makan berkurang, mudah letih,
penurunan BB sebanyak 20 kg dalam 2
bulan terakhir.
- BAK normal

40
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien belum pernah mengalami penyakit yang
serupa sebelumnya.
Penyakit hipertensi, jantung, diabetes Melitus
disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat penyakit keluarga disangkal

41
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Sakit Sedang


Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 130/70 MmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 24 kali/ menit
Suhu : 36,5 o C

Status Generalisata :
Kepala
Bentuk : Normochephali
Rambut : Bersih, warna hitam
Mata : Konjunctiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-
Telinga : Tidak ada sekret, tidak ada perdarahan
42
Hidung : Septum deviasi (n), tidak ada sekret,
tidak ada perdarahan

Mulut : sianosis (-), mukosa tidak pucat, lidah


tidak kotor, Mukosa faring tidak hiperemis

Leher : Pembesaran KGB (-), JVP 5-2 cm-


H2O

43
Paru
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : Fremitus taktil kiri dan kanan sama
Perkusi : sonor dikedua lapang paru
Auskultasi: bronkovaskular, ronki dan wezing (-/-)

Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di RIC V sinistra
Perkusi : atas : RIC III sinistra
kiri : 1 jari medial linea midclavicula sinistra
RIC V
kanan : linea sternalis , gallop (-), murmur (-)
Auskultasi : irama reguler

44
Status Lokalis pada regio Lumbal Dextra

Inspeksi : Perut tidak membuncit, darm contour (-),


darm steifung (-)
Palpasi : teraba massa di regio lumbal dextra,
Nyeri tekan mcburney (+), nyeri lepas
(-), Defans muskular (+)
Auskultasi : Bising usus meningkat
Perkusi : Redup, NK +
Rectal Touche : Tonus dari m.Sfingter ani baik, mukosa
licin, tidak teraba massa, NT (+)
Sarung tangan: Feses berwarna merah gelap

45
Pemeriksaan Laboratorium

•Hb : 8,7 gr/dl


•HT : 32 %
•Leukosit : 9,2 ribu/uL
•Trombosit : 330 /uL
•Eritrosit : 3,57/uL
•LED : 35,0 mm

46
Diagnosis
Colon ascenden
Differensial Diagnosa
Polip kolon, amuboma, invaginasi,
Tatalaksana
Rencana Tindakan
Tindakan Bedah hemikolektomi
Kemoterapi
Prognosis
Quo at Vitam : dubia at malam
Quo at sanitionam : dubia at malam
Quo at functionam : dubia at malam

47
48

Anda mungkin juga menyukai