Anda di halaman 1dari 18

Kejang demam sederhana

Oleh:
Ana mariya

Preseptor:
dr. Gustin Sukmarini, Sp.A (K)
LAPORAN KASUS

2
IDENTITAS
• Nama : An D
• Umur : 2,8 tahun
• Alamat : Aro
• MR : 159390
• Tanggal masuk : 10/02/2018

3
ANAMNESIS

ANAMNESA ANALISA KASUS


Keluhan Utama : •Kejang ± 15 menit sebelum masuk rumah sakit
. Kejang 1 kali sebelum
masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang •Kejang ± 15 menit sebelum masuk rumah sakit,
•-Kejang 1 kali, selama 5 kejang sebayak 1 kali selama ± 5 menit
menit sebelum masuk •Saat kejang mata melotot, mulut tidak berbusa
rumah sakit •Setelah pasien mengalami kejang pasien langsung
•Kejang dirasakan pada menangis
seluruh tubuh •4 hari sebelum masuk rumah sakit ibu pasien
•Demam (+) sejak 1 hari mengatakan pasien meengalami batuk dan Hidung
sebelum masuk rumah berair lalu diikuti demam tinggi.
sakit •Demam awalnya tidak terlalu tinggi dan menurun
•Batuk(+), pilek ada namun saat ibu pasien memberikan obat penurun panas ,
sudah hilang kemudian dimalam harinya pasien kembali demam
•BAB dan BAK tidak ada dan tidak turun dengan obat penurun panas
keluhan
4
ANAMNESA ANALISA KASUS
Riwayat Penyakit •riwayat trauma disangkal
Dahulu •riwayat kejang sebanyak 2x
- • pasien demam 12 jam sebelumnya, pasien telah
mengkonsumsi paracetamol sirup namun suhu naik lagi

Riwayat Penyakit • penyakit Epilepsi dalam keluarga di sangkal


Keluarga • saudara pasien kakak pertama dan kakak ketiga perna
- mengalami hal yang serupa dengan pasien

Riwayat imunisasi • imunisasi pasien lengkap.


-
Riwayat • pasien sesuai dengan umur.
perkembangan
-

5
PEMERIKSAAN FISIK ANALISA KASUS
Status Generalis Status Lokalis
Keadaan umum : sedang • kepala :normocepal
Kesadaran : Compos mentis • Mata : konjungtiva anemis(-/-), sklera ikterik (-/-)
Tekanan darah :-
Frekuensi nadi : 96/menit • Bibir :merah mudah, mukosa lembab
Frekuensi nafas : 24/menit • Lidah : lidah kotor (-)
Suhu : 390 C •Tonsil : T1/T1, hiperemis (+), dektritus (-),muara
BB : 13 Kg kripti melebar(-)
• dinding Faring : hiperemis (+)
Status lokalis •Paru :
Mata :
Thoraks : Inspeksi : simetris kiri dan kanan
cor : irama teratur,Bising (-) Palpasi : fremitus taktil sama kiri dan kanan
pulmo : rh (-/-), wh (-/-) Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Abdomen Auskultasi : ronchi (-/-), whezing (-/-)
NT (-), BU(+) Normal • Abdomen:
Ekstremitas : Akral hangat, perfusi baik Inspeksi : perut datar
Palpasi :nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), Pembesaran
hepar (-), pembesaran lien (-)
Perkusi : tympani
Auskultasi :BU (+) normal

6
PEMERIKSAAN FISIK ANALISA KASUS
Status Generalis • Tanda rangsangan meningeal (-)
Keadaan umum : sedang • Status gizi :
Kesadaran : Compos mentis
BB = 13 kg
Tekanan darah :-
Frekuensi nadi : 96/menit TB = 95 cm
Frekuensi nafas : 24/menit Menurut kurva CDC status gizi pasien Gizi
Suhu : 390 C Baik
Status lokalis
Mata : konjungtiva anemis(-/-), sklera
ikterik (-/-)
Thoraks :
cor : irama teratur,Bising (-)
pulmo : rh (-/-), wh (-/-)
Abdomen
NT (-), BU(+) Normal
Ekstremitas : Akral hangat, perfusi
baik
Diagnosis ANALISA KASUS

• kejang demam sederhana • Kejang demam sederhana


PEMERIKSAAN ANALISA KASUS
PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium tidak
pemeriksaan dikerjakan rutin pada kejang demam,
penunjang
tetapi dapat dikerjakan untuk
mengevaluasi sumber infeksi
penyebab demam. Pemeriksaan
laboratorium yang dapat dikerjakan
atas indikasi misalnya darah perifer,
elektrolit, dan gula darah.
Dan untuk pasien ini perlu dilakukan
pemeriksaan laboratorium

9
PEMERIKSAAN ANALISA KASUS
PENUNJANG
Tidak dilakukan 1.Pemeriksaan anjuran seperti
pemeriksaan pungsi lumbal dilakukan untuk
penunjang
menegakkan atau menyingkirkan
kemungkinan diagnosa meningitis.
2.Pemeriksaan EEG,pemeriksaan
hanya dilakukan jika kejang berulang
atau fokal.
3.CT Scan atau MRI kepala, hanya
dilakukan jika ada kelainan
neurologis fokal yang menetap,
misalnya hemiparesis atau paresis
nervus kranialis. 10
Apakah diagnosis yang ditegakkan sudah benar?

Pendapat penulis:

Menurut penulis diagnosa sudah tepat, karena dari


anamnesis sudah disingkirkan KDK, karena pada pasien
tidak ada kriteria seperti kejang demam kompleks
seperti kejang lama > 15 menit, kejang fokal atau
parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang
parsial dan berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu
24 jam.
11
Beradasarkan literatur dijelaskan bahwa pasien ini
didiagnosa dengan Kejang Demam Sederhana karena
kejang demam yang berlangsung singkat < 15 menit,
bentuk kejang umum (tonik dan atau klonik) dan tidak
berulang dalam waktu 24 jam.

Sumber : UUK Neurologi ikatan dokter anak indonesia

12
Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat ?

TERAPI ANALISA KASUS


IVFD KAEN 1B Berdasarkan literatur terapi cairan
merupakan salah satu aspek
16 tetes/menit terpenting dalam perawatan serta
untuk mempertahankan stabilitas
hemodinamik pada pasien.

13
TERAPI ANALISA KASUS
-inj luminal pemberian injeksi luminal kurang tepat,
75 mg (IM) karena saat di rumah sakit pasien sudah
-luminal
tidak kejang lagi.
puyer
2x40mg Profilaksis intermiten diberikan pada kejang
demam dengan salah satu faktor risiko:
•Kelainan neurologis berat, misalnya palsi
serebral
•Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun
•Usia <6 bulan

14
TERAPI ANALISA KASUS
-inj luminal 75 • Bila saat kejang suhu <39 derajat Celsius
mg (IM)
-luminal puyer • Pada episode kejang demam
2x40 mg sebelumnya, suhu tubuh meningkat
dengan cepat.

Sugai K. Brain Dev. 2010;32:64-70.


Recommendations for the management of febrile seizures: Ad Hoc
Task Force of LICE.
Guidelines. Epilepsia.2009;50(1):2-6.
Kesepakatan UKK Neurologi IDAI. 2016.
TERAPI ANALISA KASUS
-inj
luminal Menurut penulis, pemberian luminal puyer
75 mg (IM) kurang tepat, karena indikasi pengobatan
-luminal
rumat:
puyer 2x40
mg •Kejang fokal
•Kejang lama >15 menit
•Terdapat kelainan neurologis yang nyata
sebelum atau sesudah kejang, misalnya palsi
serebral, hidrosefalus, hemiparesis.

American Academy of Pediatrics. Practice parameter: Long-term


treatment of the child with simple febrile seizures.
Pediatrics. 1999;103:1307-9.
Kesepakatan UKK Neurologi IDAI. 2016. Sugai K. Brain Dev.
2010;32:64-70.
TERAPI ANALISA KASUS
-paracetamol Paracetamol syrup diberikan sudah
puyer 3x150 mg tepat dengan dosis yang tepat, karena
paracetamol bersifat analgesik
antipiretik yang menurunkan demam.

17
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai