Anda di halaman 1dari 92

ht

tp
s:
//n
tb
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//n
tb
.b
ps
.g
o.id
. id
. go
b ps
t b.
//n
s:
tp
ht

ISSN/ISBN : 978-602-1059-40-1
No. Publikasi : 52520.2012
Katalog BPS : 4201003.52
Naskah : Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat
Desain Tata Letak : Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat
Diterbitkan oleh : © Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat

Mataram: Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2020


xvi + 74 halaman; 17,6 x 25 cm

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengkomunikasikan, dan/atau menggandakan


sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat
Statistik
TIM PENYUSUN

Pengarah : Suntono, SE, M.Si

Koordinator Teknis : Arrief Chandra Setiawan, S.ST, M.Si

Naskah : Ayub Abdul Rahman, S.ST

id
Pengolah Data : Ratna Asih Wulandari, S.ST

.
Ayub Abdul Rahman, S.ST

Gambar Kulit
. go
: Ayub Abdul Rahman, S.ST
b ps

Penyunting : 1. M. Ikhsany Rusyda, S.ST, M.Si


b.

2. Gusti Ketut Indradewi, S.ST, M.Sc


t

3. Amy Wardian Pratama, S.ST


//n

4. Ratna Asih Wulandari, S.ST, M.Ak


s:

5. Isna Zuriatina, S.ST, MT


tp

6. Yati Daryati Nurmalasari, S.ST


ht
ht
tp
s:
//n
t b.
bps
.go
. id
KATA pENGANTAR
Kesehatan merupakan modal dasar pembangunan berkelanjutan.
Menjamin kehidupan yang sehat dan sejahtera menjadi salah satu
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Data mengenai kesehatan
sangat vital bagi evaluasi maupun perencanaan pembangunan
berkelanjutan. Publikasi Profil Kesehatan ini bertujuan untuk
membantu semua pihak dalam merencanakan serta menentukan arah
pembangunan di bidang kesehatan di wilayah Nusa Tenggara Barat.

Data yang disajikan dalam publikasi ini mencakup gambaran

.id
umur harapan hidup, konsumsi kalori dan protein per kapita, keluhan

o
.g
dan upaya kesehatan, jaminan kesehatan, umur perkawinan pertama
s
perempuan, dan keluarga berencana di Nusa Tenggara Barat pada
bp

tahun 2019. Data yang disajikan bersumber dari Survei Sosial Ekonomi
.
tb

Nasional Maret 2019 dengan penyajian data hingga level


//n

kabupaten/kota.
s:

Untuk penyempurnaan publikasi ini kedepan, kami


tp

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan publikasi ini agar


ht

dapat dilakukan perbaikan untuk memenuhi kebutuhan para penguna


data. Semoga publikasi ini bermanfaat untuk perencanaan dan evaluasi
pembangunan daerah maupun nasional khususnya di bidang
kesehatan.

Mataram, Oktober 2020


BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
K e p a l a,

SUNTONO

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


v
o .id
s .g
.bp

Halaman ini sengaja dikosongkan


tb
//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


vi
Daftar Isi

Halaman
Kata Pengantar………………………………………………..….. v
Daftar Isi………………………………………………………………. vii
Daftar Tabel…………………………………………………………. ix
Daftar Gambar..…………………………………………………… xi
Daftar Lampiran.……………………………..…………………… xiii

.id
PENDAHULUAN…………………………………………. 1

o
Latar Belakang……………………………………………..……
.g 1
s
Cakupan dan Sumber Data…………………………..…… 3
bp

Konsep dan Definisi……………………………………..…… 3


.
tb

ULASAN RINGKAS……………………………………… 9
//n
s:

Umur Harapan Hidup (UHH)…………………………….. 9


tp

Konsumsi Kalori dan Protein per Kapita………….… 10


ht

Keluhan Kesehatan…………………………………………… 12

Jaminan Kesehatan………………………………………..… 17

Rawat Inap………………………………………………….…… 20

Umur Perkawinan Pertama Perempuan…………… 25

Persalinan Ibu…………………………………………..……… 27

Keluarga Berencana…………………………………….…… 29

Sumber Air Minum Utama…………………………..…… 31

Fasilitas Tempat Buang Air Besar……………………… 32

LAMPIRAN………………………………………………… 35

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


vii
o .id
s .g
.bp
tb

Halaman ini sengaja dikosongkan


//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


viii
Daftar Tabel

No Judul Tabel Hal


1 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 13
Selama Sebulan Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan Tipe
Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2019
2 Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan 19
Kepemilikan Jaminan Kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara
Barat, 2019
3 Persentase Penduduk Menurut Jenis Jaminan Kesehatan yang 20
Digunakan dalam Berobat Jalan di Provinsi Nusa Tenggara

.id
Barat, 2019

o
4
.g
Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 15-49 Tahun
s
30
Menurut Partisipasi Keluarga Berencana (KB) dan Kelompok
bp

Umur di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2019


.
tb
//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


ix
o .id
.g
Halaman ini sengaja dikosongkan
s
.bp
tb
//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


x
Daftar Gambar

No Judul Hal
1 Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHH) Provinsi Nusa Tenggara 9
Barat dan Nasional, 2010-2019
2 Rata-rata Konsumsi Kalori (kkal) per Kapita Sehari Menurut 10
Kelompok Makanan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2017-
2019
3 Rata-rata Konsumsi Protein (gram) per Kapita Sehari Menurut 11
Kelompok Makanan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2017-
2019

o.id
4 Angka Kesakitan (Morbiditas) .g Penduduk Menurut 14
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2019
s
bp

5 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 15


Menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah di Provinsi Nusa
.
tb

Tenggara Barat, 2019


//n

6 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 16


s:

Menurut Alasan Tidak Berobat Jalan di Provinsi Nusa Tenggara


tp

Barat, 2019
ht

7 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan 17


Berobat Jalan Menurut Fasilitas Kesehatan di Provinsi Nusa
Tenggara Barat, 2019
8 Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap dalam Setahun 21
Terakhir Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Nusa Tenggara
Barat, 2019
9 Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap dalam Setahun 22
Terakhir Menurut Fasilitas Kesehatan dan Jenis Kelamin di
Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2019
10 Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap dalam Setahun 23
Terakhir Menurut Lama Perawatan di Provinsi Nusa Tenggara
Barat, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


xi
No Judul Hal
11 Persentase Penggunaan Jaminan Kesehatan untuk Rawat Inap 24
di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2019
12 Persentase Penduduk Menurut Jenis Jaminan Kesehatan yang 25
Digunakan dalam Rawat Inap di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
2019
13 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun ke 26
Atas yang Pernah Kawin Menurut Kelompok Umur Perkawinan
Pertama di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2019
14 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang 27
Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir Menurut Tempat
Melahirkan, 2019

.id
15 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang 28
o
.g
Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir Menurut Penolong
s
Kelahiran Terakhir, 2019
bp

16 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang 30


.
tb

Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir Menurut Berat


//n

Badan Bayi Baru Lahir, 2019


s:

17 Persentase Penduduk Perempuan Pernah Kawin Berumur 15-49 31


tp

Tahun Menurut Alat/cara KB yang Digunakan, 2019


ht

18 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Utama yang 32


Digunakan Rumah Tangga untuk Minum, 2019
19 Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Tempat Buang Air 33
Besar, 2019
20 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset yang 34
Digunakan, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


xii
Daftar lampiran

No Judul Tabel Hal


1 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 37
Selama Sebulan Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan Tipe
Daerah, 2019
2 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 38
Selama Sebulan Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis
Kelamin, 2019
3 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan 39
Menyebabkan Terganggunya Kegiatan Sekolah atau Pekerjaan

.id
Sehari-hari Selama Sebulan Terakhir (Angka Kesakitan)

o
Menurut Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah, 2019
.g
s
4 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan 40
bp

Menyebabkan Terganggunya Kegiatan Sekolah atau Pekerjaan


.

Sehari-hari Selama Sebulan Terakhir (Angka Kesakitan)


tb

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2019


//n
s:

5 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan 41


tp

Pernah Mengobati Sendiri Selama Sebulan Terakhir Menurut


Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah, 2019
ht

6 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan 42


Pernah Mengobati Sendiri Selama Sebulan Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2019

7 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan 43


Pernah Berobat Jalan Selama Sebulan Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah, 2019
8 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan 44
Pernah Berobat Jalan Selama Sebulan Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2019
9 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 45
Menurut Tempat Berobat Jalan dan Jenis Kelamin, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


xiii
No Judul Tabel Hal
10 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 46
Menurut Kabupaten/Kota dan Tempat Berobat Jalan, 2019
11 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 48
Selama Sebulan Terakhir dan Berobat Jalan Menurut Jaminan
Kesehatan yang Digunakan dan Kabupaten/Kota, 2019
12 Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap Selama Setahun 50
Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah, 2019
13 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan 51
Menurut Tempat Rawat Inap dan Jenis Kelamin, 2019
14 Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap Selama Setahun 52

.id
Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan Tempat Rawat Inap,
2019
o
.g
15 Persentase Penduduk yang Rawat Inap Selama Setahun 54
s
bp

Terakhir dengan Menggunakan Jaminan Kesehatan Menurut


Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2019
.
tb

16 Persentase Penduduk yang Rawat Inap Selama Setahun 55


//n

Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan Jaminan Kesehatan


s:

yang Digunakan, 2019


tp

17 Rata-rata Lama Rawat Inap Selama Setahun Terakhir Menurut 57


ht

Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2019


18 Persentase Penduduk yang Rawat Inap Selama Setahun 58
Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan Lama Rawat Inap, 2019
19 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang 59
Pernah Kawin Menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur
Perkawinan Pertama, 2019
20 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang 60
Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Tempat Melahirkan, 2019
21 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang 62
Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Penolong Kelahiran Terakhir, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


xiv
No Judul Tabel Hal
22 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang 64
Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Berat Badan Bayi Baru Lahir, 2019
23 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang 65
Pernah Kawin Menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi KB,
2019
24 Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang 66
Pernah Kawin dan Sedang Menggunakan KB Menurut
Kabupaten/Kota dan Alat/cara KB, 2019
25 Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan 69
Sumber Air Utama yang Digunakan Rumah Tangga untuk

.id
Minum, 2019

o
26
.g
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota Fasilitas
s
72
Tempat Buang Air Besar dan Kabupaten/Kota, 2019
bp

27 Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis 74


.
tb

Kloset yang Digunakan, 2019


//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


xv
o .id
s .g
.bp

Halaman ini sengaja dikosongkan


tb
//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


xvi
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia
dan juga salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai
dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila
dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

.id
Kesehatan yang dimaksud dalam undang-undang tersebut adalah keadaan

o
sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan
.g
s
setiap orang hidup produktif secara ekonomi dan sosial.
bp

Kesehatan menjadi bagian penting dalam Tujuan Pembangunan


.
tb

Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang


//n

merupakan amanat Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pembangunan global


s:
tp

termasuk Indonesia. Dalam SDG’s, sektor kesehatan dicakup dalam Tujuan


ht

Kedua, Tanpa Kelaparan dengan mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan


pangan dan meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang
berkelanjutan; dan Tujuan Ketiga, Kehidupan Sehat dan Sejahtera dengan
menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua
orang di segala usia. Kesehatan juga dapat dikaitkan dengan Tujuan Kelima,
Kesetaraan gender dengan menjamin kesetaraan gender serta
memberdayakan kaum perempuan; dan Tujuan Keenam, Air bersih dan
Sanitasi Layak dengan menjamin ketersediaan dan pengelolaan air bersih
serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


1
Kesehatan merupakan input sekaligus outcome dari pembangunan.
Sebagai input pembangunan karena tubuh yang sehat menjadi modal dasar
seseorang untuk bekerja dengan produktif maupun untuk melakukan
aktivitas lainnya. Dikatakan juga sebagai outcome pembangunan karena
kemajuan pembangunan memungkinkan tersedianya fasilitas kesehatan
yang layak bagi masyarakat di bidang ekonomi meningkatkan pendapatan
masyarakat sehingga mereka dapat mengakses pelayanan kesehatan yang
lebih berkualitas.
Penyiapan kehidupan sehat bagi generasi muda juga mendapatkan

.id
perhatian pemerintah, seperti pencegahan stunting, peningkatan status gizi

o
dan kesehatan anak, pencegahan penularan penyakit, dan pengurangan
.g
angka kematian bayi. Pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, peningkatan
s
bp

status gizi ibu hamil, kecukupan kalsium, pelayanan fasilitas kesehatan


.
tb

dengan tenaga kesehatan yang berkualitas pada saat melahirkan, kesehatan


//n

ibu pasca persalinan, imunisasi anak, dan menyusui bayi juga merupakan
s:
tp

langkah-langkah perlindungan kesehatan bagi anak. Anak dengan kehidupan


ht

yang sehat akan tumbuh menjadi generasi muda yang produktif dan berdaya
saing di masa datang.
Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan memiliki prinsip-
prinsip universal, integrasi dan inklusif sehingga “No-one Left Behind” atau
tidak ada penduduk yang tertinggal dalam pembangunan kesehatan. Seluruh
penduduk harus memiliki kemudahan akses terhadap pelayanan kesehatan
sehingga menjadi warga yang sehat. Peningkatan kesehatan masyarakat
tidak semata tugas pemerintah, warga masyarakat juga harus bekerja sama
dalam penyelenggaraan kehidupan yang sahat dengan menciptakan
lingkungan sekitar yang bersih dan sehat, sanitasi yang layak, dan hunian
yang layak.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


2
Untuk dapat mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan dan
sebagai bahan perumusan kebijakan di bidang kesehatan, informasi dan data
terkait profil kesehatan di Nusa Tenggara Barat sangat diperlukan. Dengan
mengetahui profil kesehatan yang komprehensif maka penyelesaian
permasalahan di bidang kesehatan dapat dilakukan secara lebih fokus dan
tepat sasaran.

CAKUPAN DAN SUMBER DATA

Publikasi ini mencakup data pada level provinsi maupun


Kabupaten/kota. Data yang disajikan pada publikasi ini berasal dari Hasil

.id
pendataan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada Maret 2019.

o
.g
KONSEP DAN DEFINISI
s
bp

a. Tipe Daerah, untuk menentukan apakah suatu desa/kelurahan tertentu


.
tb

termasuk daerah perkotaan atau perdesaan digunakan suatu indikator


//n

komposit (indikator gabungan) yang skor atau nilainya didasarkan pada


s:

skor atau nilai tiga buah variabel yaitu kepadatan penduduk,


tp
ht

persentase rumah tangga pertanian, dan akses fasilitas umum. Jumlah


skor ketiga variabel tersebut kemudian digunakan untuk menentukan
apakah suatu desa/kelurahan termasuk daerah perkotaan atau
perdesaan. Desa/kelurahan dengan skor gabungan 9 atau kurang
digolongkan sebagai perdesaan, sedangkan desa/kelurahan dengan
skor gabungan mencapai 10 atau lebih digolongkan sebagai perkotaan.
b. Perkotaan, status suatu wilayah administrasi setingkat desa/kelurahan
yang memenuhi kriteria wilayah perkotaan. Wilayah perkotaan,
apabila dari variabel kepadatan penduduk, persentase rumah tangga
pertanian dan keberadaan/akses terhadap fasilitas perkotaan yang
dimiliki mempunyai total skor 10 atau lebih.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


3
c. Perdesaan, status suatu wilayah administrasi setingkat desa/kelurahan
yang belum memenuhi kriteria klasifikasi wilayah perkotaan. Wilayah
perdesaan, apabila dari variabel kepadatan penduduk, persentase
rumah tangga pertanian dan keberadaan/akses terhadap fasilitas
perkotaan yang dimiliki mempunyai total skor di bawah 10.
d. Rumah tangga (biasa), seseorang atau sekelompok orang yang
mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus dan
biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur atau pengurusan
kebutuhan bersama sehari-hari di bawah satu pengelolaan. Sedangkan

.id
orang-orang yang tinggal di asrama, lembaga pemasyarakatan, panti

o
asuhan, rumah tahanan dan sejenisnya dimana pengurusan kebutuhan
.g
sehari-hari diatur oleh suatu lembaga, badan, yayasan dan sebagainya;
s
bp

atau sekelompok orang yang indekost (berjumlah 10 orang atau lebih)


.
tb

dikategorikan sebagai rumah tangga khusus.


//n

e. Anggota rumah tangga (ART), semua orang yang biasanya tinggal di


s:
tp

suatu tempat atau rumah tangga selama 6 bulan atau lebih, atau
ht

belum 6 bulan namun berniat menetap. Untuk selanjutnya anggota


rumah tangga dalam publikasi ini akan disebut juga sebagai penduduk.
f. Umur penduduk, dihitung dengan metode pembulatan ke bawah atau
umur pada waktu ulang tahun yang terakhir.
g. Keluhan Kesehatan, keadaan seseorang yang mengalami gangguan
kesehatan atau kejiwaan, baik karena gangguan/penyakit yang sering
dialami penduduk seperti panas, pilek, diare, pusing, sakit kepala,
maupun karena penyakit akut, penyakit kronis (meskipun selama
sebulan terakhir tidak mempunyai keluhan, kecelakaan, kriminalitas
atau keluhan lainnya. Keluhan yang dimaksud adalah keluhan fisik

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


4
maupun psikis. Jangka waktu mengalami keluhan kesehatan adalah 1
bulan yang berakhir 1 hari sebelum pencacahan.
h. Penyakit Kronis, suatu penyakit yag diderita dalam waktu yang sudah
cukup lama, menahun dan belum sembuh, biasanya digunakan untuk
penyakit yang sudah cukup lama atau menahun. Penderita penyakit
kronis dicatat mempunyai keluhan (sesuai dengan jenis penyakit yang
diderita) meskipun selama sebulan terakhir tidak mempunyai keluhan.
Contohnya: AIDS, kanker, tulang keropos (osteoporosis), stroke,
diabetes, asam urat, pikun, sakit alzheimer, maag kronis, bronkitis

.id
kronis, anemia kronis, penyakit hati kronis, dan lain-lain.

o
i. Penyakit akut, suatu penyakit yang datangnya secara tiba-tiba, namun
.g
cukup parah dan perlu penanganan medis dengan segera, contohnya:
s
bp

patah tulang akibat kecelakaan, sinusitis tiba-tiba, serangan jantung,


.
tb

dan lain-lain.
//n

j. Keluhan lainnya, antara lain camak, telinga berair/congek, sakit


s:
tp

kuning/liver, kejang-kejang, lumpuh, pikun, termasuk juga gangguan


ht

kesehatan akibat hal lainnya, seperti: kecelakaan/musibah, bencana


alam, tidak nafsu makan, sulit buang air besar, sakit kepala karena
demam, gangguan sendi, tuli, katarak, sakit maag, perut mules, masuk
angin, tidak bisa kencing, bisul, sakit maag, asma, nafas sesak/cepat,
sakit gigi, sakit kepala berulang dan keluhan fisik karena menstruasi
atau hamil.
k. Mengobati sendiri, upaya anggota rumah tangga yang mempunyai
keluhan kesehatan untuk melakukan pengobatan dengan menentukan
sendiri jenis obatnya tanpa saran/resep dari tenaga kesehatan/batra.
Termasuk mengobati sendiri adalah:

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


5
- Minum obat yang dibeli di warung atau apotek tanpa resep dokter,
seperti jamu, minyak gosok, balsam, koyo dan lain sebagainya;
- Kerokan saat masuk angin;
- Mengonsumsi obat yang merupakan pemberian orang lain.
l. Berobat jalan, upaya anggota rumah tangga yang mempunyai keluhan
kesehatan untuk memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan
dengan mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan modern atau
tradisional tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas
kesehatan ke rumah anggota rumah tangga. Termasuk berobat jalan

.id
adalah:

o
- Menebus obat pada masa pengobatan, dikategorikan berobat jalan;
.g
- Responden penderita penyakit kronis yang telah mendapatkan
s
bp

persetujuan dokter untuk menebus obat dengan copy resep;


.
tb

- Berobat ke tukang urut keliling untuk mengobati terkilir/keseleo.


//n

Tidak termasuk berobat jalan adalah


s:
tp

- Konsultasi, pemeriksaan kesehatan (check-up), kir kesehatan (misal


ht

untuk SIM, penerimaan pegawai, kenaikan pangkat);


- Skrining (pemeriksaan kesehatan untuk menemukan penyakit sedini
mungkin), misalnya Pap Smear Test untuk kanker mulut rahim,
mantoux test pada balita untuk skrining TBC;
- Pemeriksaan kehamilan normal;
- Imunisasi;
- Menebus obat diluar masa pengobatan, baik tanpa resep maupun
copy resep.
m. Rumah sakit pemerintah, rumah sakit milik pemerintah pusat,
pemerintah daerah, TNI dan Polri atau BUMN.
n. Rumah sakit swasta, rumah sakit milik swasta.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


6
o. Praktik Dokter, praktik dokter pribadi/perorangan, baik dokter umum,
dokter gigi, maupun dokter spesialis, termasuk juga praktik
mantri/perawat. Termasuk praktik dokter:
- Dokter yang sakit kemudian mengobati dirinya sendiri;
- Seorang istri yang pergi ke dokter praktik menceritakan penyakit
suaminya, kemudian sang dokter memberi obat atau petunjuk
penanganannya, maka dalam hal ini suami dicatat berobat ke
praktik dokter;
- KRT/ART berobat jalan ke dokter akupuntur dicatat sebagai praktik

.id
dokter.

o
p. Praktik Bidan, praktik pribadi/perorangan, yang dilakukan oleh bidan,
.g
untuk melayani pemeriksaan ibu hamil, ibu yang akan melahirkan dan
s
bp

kesehatan anak di bawah usia lima tahun.


.
tb

q. Klinik, fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


//n

pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis


s:
tp

dasar dan/atau spesialistik.


ht

r. Praktik Dokter Bersama, tempat praktik dokter dimana terdapat lebih


dari satu dokter praktik, seperti dokter umum dan dokter gigi, maupun
dokter spesialis. Termasuk dalam konsep ini adalah klinik yang berdiri
sendiri.
s. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), unit pelayanan kesehatan
milik pemerintah yang bertanggung jawab terhadap pelayanan
kesehatan masyarakat untuk wilayah kecamatan, sebagai kecamatan,
atau kelurahan.
t. Puskesmas Pembantu (Pustu), unit pelayanan kesehatan masyarakat
yang membantu kegiatan puskesmas di sebagian wilayah kerja
puskesmas.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


7
u. Upaya Kesehatan Bersama Masyarakat (UKBM), program
pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama
masyarakat yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat khususnya balita, batita, ibu hamil, ibu menyusui, lansia,
PUS/WUS dan remaja seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu),
Pondok Bersalin Desa (Polindes), Pos Obat Desa (POD), Pos Upaya
Kesehatan Kerja (pos UKK), Taman Obat keluarga (TOGA), balai
pengobatan dan lain-lain.
v. Praktik pengobatan alternatif, praktik kesehatan alternatif dimana

.id
terdapat fasilitas rawat inap yang dilakukan oleh dukun/tabib/ sinse,

o
termasuk pelayanan akupuntur, pijat refleksi, paranormal, radiestesi
.g
(biasanya menggunakan alat seperti bandul).
s
bp

w. Pelayanan kesehatan tradisional, pengobatan dan/atau perawatan


.
tb

dengan cara dan pengobatan yang mengacu pada pengalaman dan


//n

keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat


s:
tp

dipertanggungjawabkan dan diterapkan dengan norma yang berlaku di


ht

masyarakat.
x. Rawat inap, upaya penyembuhan dengan menginap satu malam atau
lebih di suatu unit pelayanan kesehatan modern atau tradisional. ART
yang pernah rawat inap adalah ART yang telah selesai menjalani rawat
inap, tidak termasuk bila pada saat pencacahan sedang menjalani
rawat inap.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


8
ULASAN SINGKAT

Umur Harapan Hidup (UHH)

Salah satu indikator capaian derajat kesehatan adalah umur harapan


hidup saat lahir. Umur harapan hidup penduduk Nusa Tenggara Barat pada
tahun 2019 berada pada angka 66,28 tahun, artinya bayi yang dilahirkan
menjelang tahun 2019 mempunyai usia harapan hidup selama 66,28 tahun.

Gambar 1. Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHH) Provinsi Nusa Tenggara

.id
Barat dan Nasional, 2010-2019

o
72
s .g
bp

70
.

68
tb
//n

66
s:

64
tp

62
ht

60
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
NTB Nasional
Sumber: BPS, 2019

Gambar 1 menunjukkan bahwa umur harapan hidup penduduk Nusa


Tenggara Barat mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Keadaan ini
mengindikasikan adanya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Nusa
Tenggara Barat, yang dipengaruhi oleh peningkatan kesejahteraan
(pendapatan), perbaikan kualitas pendidikan, terciptanya gaya hidup yang
lebih sehat, serta peningkatan akses terhadap fasilitas kesehatan yang
berkualitas. Namun dibandingkan dengan umur harapan hidup nasional,

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


9
UHH Provinsi NTB masih tertinggal. UHH Nasional pada tahun 2019
mencapai 71,34 atau lebih tinggi 5,06 tahun dari UHH Provinsi NTB. Jika
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, kesenjangan antara UHH
Provinsi NTB dan UHH Nasional semakin menipis. Hal ini menunjukan bahwa
tingkat kesehatan penduduk NTB semakin membaik dari tahun ke tahun.

Konsumsi Kalori dan Protein per Kapita

Kesehatan penduduk dipengaruhi oleh asupan gizi dalam makanan


yang dikonsumsi. Sesuai tujuan SDG’s, hilangkan kelaparan, gizi masyarakat
harus diperhatikan. Status gizi masyarakat tidak dapat dipisahkan dari

.id
ketahanan pangan daerah maupun nasional. Gizi yang baik dapat dipenuhi

o
apabila komoditi pangan tersedia cukup dengan kualitas yang baik. Tentunya
s .g
bp

dengan kemampuan daya beli masyarakat yang cukup untuk membeli


.

produk pangan tersebut. Kemampuan daya beli sangat bergantung pada


tb
//n

tingkat pendapatan atau derajat kemiskinan penduduk. Masyarakat miskin


s:

sudah selayaknya mendapatkan bantuan, baik dari pemerintah maupun


tp

masyarakat sekitar, untuk memenuhi asupan gizi makanannya.


ht

Gambar 2. Rata-rata Konsumsi Kalori (kkal) per Kapita Sehari Menurut


Kelompok Makanan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2017-2019
2187,31
2316,43
2451,65

2500 2017 2018 2019

2000
1018,82

1016,03
1007,59

1500
713,82
623,44

499,78
496,91

470,89
459,33

1000
222,02
214,51
212,25

500

0
Total Padi-padian Makanan dan Minyak dan Kelompok
minuman jadi kelapa barang lainnya

Sumber: Susenas Maret, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


10
Asupan gizi masyarakat NTB mengalami perbaikan dari tahun ke tahun.
Hal tersebut tercermin pada peningkatan rata-rata konsumsi kalori per
kapita sehari, dimana rata-rata konsumsi pada tahun 2019 mencapai
2.451,65 kkal, dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 2.316,43 kkal.
Kelompok makanan yang menyumbang konsumsi kalori tertinggi adalah
padi-padian. Hal ini tidak mengherankan mengingat kelompok padi-padian
mencakup komoditi beras yang merupakan makanan pokok bagi sebagian
besar penduduk NTB. Sedangkan konsumsi terbesar bagi penduduk NTB
setelah padi-padian adalah makanan dan minuman jadi (713,83 kkal). Di

.id
tahun 2018, rata-rata konsumsi penduduk NTB terhadap komoditi padi-

o
padian mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya (1.016,03 kkal),
.g
tetapi pada tahun 2019 mengalami peningkatan menjadi 1.007,59 kkal.
s
bp

Sementara itu, konsumsi penduduk untuk komoditi makanan dan minuman


.
tb

jadi selalu menunjukan peningkatan.


//n
s:

Gambar 3. Rata-rata Konsumsi Protein (gram) per Kapita Sehari Menurut


tp

Kelompok Makanan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2017-2019


ht
74,29
68,04
62,85

80 2017 2018 2019

60
23,87

23,85
23,65

21,41

40
18,11

17,47
17,25

18,8
13,65

10,23
8,81
8,08

20

Sumber: Susenas Maret, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


11
Selain konsumsi kalori, asupan gizi juga ditentukan oleh konsumsi
protein. Rata-rata konsumsi protein pada tahun 2019 adalah sebesar 74,29
gram. Jika dilihat dari tahun-tahun sebelumnya, konsumsi protein oleh
penduduk menunjukkan tren pertumbuhan yang positif. Konsumsi protein
yang paling banyak bersumber dari padi-padian (23,85 gram), makanan dan
minuman jadi (21,41 gram) dan ikan/udang/cumi/kerang (10,23 gram).
Sisanya berasal dari kelompok makanan lainnya (18,8 gram). Rata-rata
konsumsi protein yang bersumber dari padi padian meningkat dibanding
tahun 2018 (23,65 gram). Kenaikan tersebut dikarenakan karena volume

.id
konsumsi padi-padian oleh penduduk yang meningkat di tahun 2019.

o
Keluhan Kesehatan .g
s
bp

Disamping asupan gizi, derajat kesehatan dapat diukur melalui ada


.

tidaknya keluhan kesehatan yang dialami oleh penduduk. Seseorang yang


tb
//n

mempunyai keluhan kesehatan dapat merasa terganggu maupun tidak


s:

dalam pelaksanaan aktivitas kesehariannya seperti bekerja, sekolah maupun


tp

kegiatan lainnya. Hal ini menyebabkan penurunan produktivitas. Persentase


ht

penduduk yang mengalami keluhan kesehatan selama sebulan terakhir di


mencapai 44,39 persen. Penduduk yang tinggal di wilayah perdesaan lebih
banyak yang mengalami keluhan kesehatan dibandingkan penduduk yang
tinggal di wilayah perkotaan. Daerah dengan penduduk yang mengalami
keluhan kesehatan terbanyak selama sebulan terakhir adalah Kota Bima
yakni sebanyak 58,56 persen. Sebaliknya, Lombok Utara merupakan
kabupaten dengan persentase penduduk yang mengalami keluhan
kesehatan terendah yakni sebanyak 35,24 persen.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


12
Tabel 1. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan
Selama Sebulan Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan Tipe
Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2019

Kabupaten/kota Perkotaan Perdesaan Total


(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 42,87 43,33 43,08


Lombok Tengah 46,17 56,36 52,74
Lombok Timur 28,65 47,59 36,80
Sumbawa 30,95 43,90 39,03
Dompu 45,84 36,22 38,73

.id
Bima 28,54 48,63 45,69

o
Sumbawa Barat 55,09
.g
s
45,28 48,82
bp

Lombok Utara 34,24 35,54 35,24


.

Kota Mataram 53,23 - 53,23


tb
//n

Kota Bima 57,42 65,28 58,57


s:

NTB 41,19 47,39 44,39


tp

Sumber: Susenas Maret, 2019


ht

Keluhan kesehatan yang dialami oleh penduduk dapat menyebabkan


terganggunya aktivitas sehari-hari. Banyaknya penduduk yang mengalami
keluhan kesehatan atau sakit sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas
sehari-hari terlihat dari angka morbiditas (kesakitan) penduduk. Berdasarkan
hasil Susenas Maret 2019, sebesar 22,69 persen penduduk NTB menderita
sakit selama sebulan terakhir. Angka morbiditas penduduk laki-laki (22,88
persen) sedikit lebih tinggi dibanding angka morbiditas penduduk
perempuan (22,51 persen). Hal ini dapat disebabkan karena kegiatan atau
aktivitas sehari-hari penduduk yang berbeda. Penduduk laki-laki biasanya

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


13
memiliki aktivitas yang lebih berat dibanding penduduk perempuan sehingga
berdampak pada kesehatannya.
Gambar 4. Angka Kesakitan (Morbiditas) Penduduk Menurut Kabupaten/
Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2019

35 31,07
28,92
30
23,71 23,79 22,69
25 22,22 21,4
19,3 18,26 18,33
20 15,8
15
10

.id
5

o
0 .g
s
. bp
tb

Sumber: Susenas Maret, 2019


//n
s:

Tiga kabupaten/kota dengan angka morbiditas tertinggi yaitu: Lombok


tp

Tengah (31,07 persen), Kota Bima (28,92 persen) dan Sumbawa Barat (23,79
ht

persen). Tingginya angka morbiditas di daerah-daerah tersebut perlu


menjadi perhatian khusus. Tidak hanya memperhatikan dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan, tetapi juga memperhatikan aspek-aspek yang bisa jadi
menjadi sumber penyakit seperti perbaikan sanitasi, kurangnya asupan gizi
dan sebagainya. Sedangkan angka morbiditas terendah terdapat di
Kabupaten Lombok Utara yakni sebesar 15,8 persen.
Kondisi sakit yang berlarut-larut akan mempengaruhi produktivitas
kegiatan sehari-hari, terutama produktivitas dalam bekerja. Oleh karena itu,
masyarakat yang menderita sakit melakukan berbagai cara untuk menangani
gangguan kesehatan yang mereka alami agar sembuh dan dapat beraktivitas

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


14
seperti sedia kala, salah satunya yaitu menjalani pengobatan. Pengobatan
dapat dilakukan secara mandiri (mengobati sendiri), berobat jalan atau
rawat inap.
Persentase penduduk yang mengobati sendiri keluhan kesehatannya
mencapai 75,40 persen dari seluruh penduduk yang mengalami keluhan
kesehatan selama sebulan terakhir. Persentase penduduk yang mengobati
sendiri selalu lebih banyak dibanding penduduk yang tidak mengobati sendiri
jika dilihat antar jenis kelamin maupun wilayah tempat tinggal.
Gambar 5. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan
Menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah di Provinsi Nusa

.id
Tenggara Barat, 2019

o
s .g
bp

Laki-laki 74,69
.
tb

Perempuan 75,98
//n
s:

Perkotaan 75,71
tp
ht

Perdesaan 75,11

Total 75,40

74,00 74,50 75,00 75,50 76,00

Sumber: Susenas Maret, 2019

Pengobatan dengan berobat jalan dilakukan jika penduduk merasa


keluhan tersebut tidak berkurang walaupun sudah mengobati sendiri,
ataupun tanpa mengobati sendiri penduduk yang sakit langsung berobat
jalan. Pelayanan untuk berobat jalan dilakukan pada fasilitas kesehatan
seperti rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, praktik dokter/bidan,

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


15
klinik/praktik dokter bersama, puskesmas/pustu, dan UKBM maupun dengan
cara tradisional pengobatan tradisional/alternatif atau lainnya. Penduduk
yang mengalami keluhan kesehatan kemudian berobat jalan sebanyak 49,69
persen, sedangkan yang tidak berobat jalan sebanyak 50,31 persen.
Alasan untuk tidak berobat jalan yang dikemukakan oleh penduduk
yang mengalami keluhan kesehatan, terbanyak adalah mengobati sendiri
(64,05 persen) dan merasa tidak perlu berobat jalan (31,92 persen).
Disamping itu, masih terdapat sekitar 1,40 persen penduduk yang tidak
berobat jalan karena merasa tidak memiliki biaya untuk berobat.

.id
Gambar 6. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan
Menurut Alasan Tidak Berobat Jalan di Provinsi Nusa Tenggara

o
Barat, 2019
s .g
bp

Merasa tidak
Lainnya
perlu
.

1,46%
31,92%
tb

Tidak ada biaya


//n

berobat
1,40%
s:

Tidak ada yang


mendampingi
tp

0,15% Tidak ada sarana


ht

transportasi
0,11%

Tidak ada biaya


transportasi
Mengobati Waktu tunggu 0,19%
sendiri pelayanan lama
64,05% 0,72%

Sumber: Susenas Maret, 2019

Tempat berobat jalan yang banyak menjadi rujukan pengobatan oleh


penduduk yang menderita sakit adalah tempat praktik dokter/bidan yakni
sebanyak 42,09 dan puskesmas/pustu sebanyak 40,59 persen. Tingginya
persentase kunjungan ke tempat pratik dokter/bidan dan pemanfaatan
puskesmas atau pusesmas pembantu (pustu) untuk berobat jalan

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


16
mengindikasikan bahwa sebagian besar masyarakat dapat mengakses
fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah dengan baik. Berbeda halnya
dengan pemanfaatan rumah sakit pemerintah, dimana hanya 4,81 persen
penduduk yang berkunjung untuk berobat jalan. Hal ini berkaitan erat
dengan kebijakan prosedur pemakaian BPJS kesehatan yang mengharuskan
pengguna mengunjungi faskes pertama (puskesmas atau klinik/dokter
keluarga) sebelum dirujuk ke rumah sakit rujukan.

Gambar 7. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan


Berobat Jalan Menurut Fasilitas Kesehatan di Provinsi Nusa
Tenggara Barat, 2019

o .id
RS Pemerintah 4,81
s .g
bp

RS Swata 1,61
.
tb

Praktik Dokter/Bidan 42,09


//n

Klinik/Praktek Dokter Bersama 10,98


s:

Puskesmas/Pustu 40,59
tp
ht

UKBM 6,66

Tradisioanal 4,13

Lainnya 3,25

Sumber: Susenas Maret, 2019

Jaminan Kesehatan

Gaya hidup sehat dan melakukan olah raga teratur seharusnya


dilakukan untuk menjaga kesehatan seseorang. Selain itu, peran serta aktif
dari masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan akan mengurangi
risiko penyebaran penyakit menular. Bila mendapatkan keluhan kesehatan
ataupun menderita sakit, diperlukan jaminan kesehatan yang dapat

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


17
menutup biaya pengobatan sehingga penduduk tidak perlu khawatir dalam
mengakses fasilitas kesehatan yang diperlukan.
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN), mewajibkan setiap warga negara Indonesia menjadi peserta
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). JKN merupakan program
pelayanan kesehatan dari pemerintah dengan menggunakan sistem asuransi,
melalui BPJS Kesehatan. Sistem pembayaran iuran/premi JKN dikenakan
untuk peserta BPJS non Penerima Bantuan Iuran (PBI) sesuai dengan kelas
manfaat yang diikuti, sedangkan peserta yang mendapat bantuan

.id
pemerintah, baik pusat maupun daerah dalam bentuk jamkesda, tetap

o
mendapatkan pelayanan manfaat seperti pelayanan pencegahan dan
.g
pengobatan termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis. Untuk
s
bp

pelayanan pencegahan (promotif dan preventif), peserta JKN akan


.
tb

mendapatkan pelayanan sebagaimana berikut:


//n

- Penyuluhan kesehatan;
s:
tp

- Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis


ht

Tetanus (DPT), Hepatitis B (HB), Polio dan Campak;


- Keluarga Berencana meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi dan
tubektomi;
- Skrining kesehatan yang diberikan secara selektif yang ditujukan untuk
mendeteksi resiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari resiko
penyakit tertentu;
- Jenis penyakit kanker, bedah jantung, hingga dialisis (gagal ginjal).
Tabel 2 menunjukkan persentase kepemilikan jaminan kesehatan
penduduk berdasarkan kabupaten/kota. Sebanyak 57,66 persen penduduk
memiliki jaminan kesehatan, sedangkan 42,34 persen sisanya tidak memiliki.
Persentase penduduk dengan kepemilikan jaminan kesehatan tertinggi

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


18
terdapat di Kabupaten Sumbawa Barat (97,84 persen) Kota Mataram (92,83
persen), dan Kota Bima (91,63 persen). Persentase penduduk yang
mempunyai jaminan kesehatan di daerah-daerah tersebut tinggi salah
satunya yaitu karena pemerintah daerah membebaskan biaya pelayanan di
Puskesmas untuk penduduk yang memiliki Kartu Tanda Penduduk setempat.
Sebaliknya, daerah dengan persentase penduduk yang memiliki jaminan
kesehatan paling rendah adalah Kabupaten Lombok Tengah.

Tabel 2. Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Kepemilikan


Jaminan Kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2019

.id
Mempunyai Tidak Mempunyai
Kabupaten/kota Total
Jaminan Kesehatan Jaminan Kesehatan

o
(1) (2) .g (3) (4)
Lombok Barat 56,83 43,17 100,00
s
bp

Lombok Tengah 40,16 59,84 100,00


.
tb

Lombok Timur 48,87 51,13 100,00


//n

Sumbawa 55,97 44,03 100,00


s:
tp

Dompu 57,05 42,95 100,00


ht

Bima 53,64 46,36 100,00


Sumbawa Barat 97,84 2,16 100,00
Lombok Utara 65,42 34,58 100,00
Kota Mataram 92,83 7,17 100,00
Kota Bima 91,63 8,37 100,00
NTB 57,66 42,34 100,00
Sumber: Susenas Maret, 2019

Jika dilihat dari pemanfaatan jaminan kesehatan untuk berobat jalan,


sebanyak 70,21 persen penduduk tidak menggunakan jaminan kesehatan
atau membayar dengan menggunakan biaya sendiri untuk berobat jalan
dalam sebulan terakhir. Sementara itu, bagi penduduk yang memanfaatkan

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


19
jaminan kesehatan ketika berobat jalan, lebih banyak penduduk yang
menggunakan BPJS Kesehatan PBI (19,22 persen).
Tabel 3. Persentase Penduduk Menurut Jenis Jaminan Kesehatan yang
Digunakan dalam Berobat Jalan di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
2019
Penggunaan Jaminan Kesehatan Persentase
(1) (2)

BPJS Kesehatan PBI 19,22


BPJS Kesehatan Non PBI 6,72
Jamkesda 3,48
Asuransi Swasta 0,09

o .id
Asuransi Perusahaan/Kantor 0,77
.g
Tidak Menggunakan Asuransi 70,21
s
bp

Sumber: Susenas Maret, 2019


.
tb

Rawat Inap
//n

Penduduk yang memerlukan perawatan lanjutan atas keluhan


s:
tp

kesehatan yang diderita biasanya akan menjalani rawat inap. Di tahun 2019,
ht

Persentase penduduk yang rawat inap mencapai 6,52 persen, dimana


penduduk perempuan lebih banyak yang pernah menjalani rawat inap
selama setahun terakhir dibanding laki-laki yaitu sebesar 7,64 persen.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


20
Gambar 8. Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap dalam Setahun
Terakhir Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
2019

7,64
8,00
6,52

7,00 5,33
6,00

5,00

4,00

3,00

2,00

.id
1,00

o
0,00
s .g
Laki-laki Perempuan Lak-Laki+Perempuan
bp

Sumber: Susenas Maret, 2019


.
tb

Ditinjau dari fasilitas kesehatan tempat rawat inap, Puskesmas/Pustu


//n
s:

menjadi rujukan utama bagi penduduk yang ingin menjalani perawatan


tp

rawat inap yaitu sebesar 45,57 persen. Seperti yang kita ketahui bahwa
ht

Puskesmas/Pustu saat ini telah dibangun oleh pemerintah disetiap


kecamatan sehingga keberadaanya lebih mudah dijangkau oleh masyarakat
yang jauh dari pusat kota.
Penduduk yang tinggal diperkotaan atau yang memiliki masalah
kesehatan yang parah biasanya lebih memilih untuk menjalani rawat inap di
rumah sakit pemerintah yaitu sebesar 36,23 persen. Selain karena fasilitas
perawatan yang tersedia lebih lengkap, juga karena biaya yang dikeluarkan
cenderung lebih murah dibanding menjalani rawat inap di rumah sakit
swasta (10,59 persen) atau klinik/praktik dokter bersama (7,67 persen).

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


21
Gambar 9. Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap dalam Setahun
Terakhir Menurut Fasilitas Kesehatan dan Jenis Kelamin di
Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2019

Laki-laki

47,53

45,57
44,27
Perempuan
50,00
37,65

36,23
35,29

40,00 Laki-laki+Perempuan

30,00
11,18

10,59
10,19

20,00

9,20
7,67
5,34
3,57
2,79
1,59

1,11

1,00
0,93
0,57

0,46
10,00

0,39
.id
0,00

o
s .g
bp

Sumber: Susenas Maret, 2019


.
tb

Persentase penduduk yang rawat inap menurut lama perawatan dapat


//n
s:

dilihat dari Gambar 10. Mayoritas penduduk yang rawat inap mendapatkan
tp

pengobatan selama 1-3 hari. Hal ini dapat dikatakan bahwa penduduk
ht

mengalami sakit yang tidak terlalu parah sehingga dapat pulih dengan
segera. Namun terdapat sekitar 1,25 persen penduduk yang sakit dan
dirawat ini dalam waktu lebih dari 30 hari, penyebabnya bisa dikarenakan
penduduk tersebut menderita penyakit yang parah sehingga memerlukan
perawatan yang intensif.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


22
Gambar 10. Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap dalam Setahun
Terakhir Menurut Lama Perawatan di Provinsi Nusa Tenggara
Barat, 2019

58,90
60,00

50,00

40,00

30,00 24,33
15,52
20,00

10,00 1,25

.id
0,00

o
1-3 hari 4-6 hari 7-29 hari 30+ hari
.g
s
Sumber: Susenas Maret, 2019
bp

Penggunaan jaminan kesehatan untuk perawatan inap lebih besar


.
tb

dibandingkan pengunaan manfaat jaminan kesehatan untuk berobat jalan.


//n

Jaminan kesehatan akan sangat membantu perekonomian keluarga untuk


s:
tp

membayar tagihan rawat inap. Lebih dari separuh penduduk yang rawat inap
ht

menggunakan jaminan kesehatan (57,55 persen). Hal ini dapat dikatakan


pelayanan jaminan kesehatan sudah semakin mudah diterima oleh
masyarakat. Namun masih ada penduduk yang membayar tagihan rawat
inap tanpa jaminan kesehatan yaitu 42,45 persen dari seluruh penduduk
yang mendapat pengobatan rawat inap. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh
ketersediaan fasilitas kesehatan yang melayani pengguna jaminan
kesehatan, kemudahan memanfaatkan jaminan kesehatan dan kualitas
pelayanan kesehatan bagi pengguna jasminan kesehatan.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


23
Gambar 11. Persentase Penggunaan Jaminan Kesehatan untuk Rawat Inap
di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2019

Tidak
menggunakan
jaminan kesehatan;
42,45%

Menggunakan

.id
jaminan
kesehatan;

o
57,55% .g
s
bp

Sumber: Susenas Maret, 2019


.
tb

Penggunaan jaminan kesehatan BPJS untuk rawat inap oleh peserta


//n

BPJS PBI sebesar 64,88 persen dan peserta BPJS Non-PBI 28,23 persen dari
s:

keseluruhan pasien rawat inap yang menggunakan jaminan kesehatan.


tp

Persentase penduduk yang menggunakan BPJS PBI untuk rawat inap lebih
ht

tinggi karena BPJS PBI memungkinkan penduduk mendapatkan pelayan


kesehatan secara gratis dengan syarat peserta BPJS PBI merupakan
penduduk miskin atau tidak mampu.

Persentase penggunaan BPJS non-PBI di perkotaan lebih besar


dibandingkan di perdesaan dan sebaliknya, peserta BPJS PBI yang mendapat
manfaat rawat inap di perdesaan lebih banyak dibanding peserta di
perkotaan. Hal ini dapat dikatakan bahwa masyarakat perkotaan sudah lebih
paham akan manfaat jaminan kesehatan BPJS dan secara sukarela menjadi
peserta BPJS mandiri atau Non-PBI. Penerima manfaat Jamkesda untuk
rawat inap sebanyak 3,93 persen. Penggunaan jaminan kesehatan melalui

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


24
asuransi swasta dan perusahaan/kantor relatif kecil. Hal ini bisa jadi
dipengaruhi oleh premi asuransi swasta yang cukup tinggi. Di samping itu
dapat disebabkan belum banyaknya perusahaan/kantor yang menyediakan
asuransi kesehatan bagi pegawainya.

Gambar 12. Persentase Penduduk Menurut Jenis Jaminan Kesehatan yang


Digunakan dalam Rawat Inap di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
2019
- 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00

64,88

.id
28,23

o
3,93 .g
s
bp

0,80
.

2,15
tb
//n
s:

Sumber: Susenas Maret, 2019


tp
ht

Umur Perkawinan Pertama Perempuan


Umur perkawinan pertama bagi penduduk perempuan usia 15-49
tahun yang pernah kawin mempengaruhi kualitas kesehatan anak yang
dilahirkannya. Ibu yang menikah di usia muda (18 tahun ke bawah)
dikhawatirkan belum siap secara fisik dan psikis untuk hamil, melahirkan,
dan merawat anak. Hal ini menjadi perhatian pemerintah untuk
menggalakkan program penundaan usia pernikahan. Di NTB, terdapat 36,63
persen perempuan usia 15-49 tahun yang pernah kawin yang melakukan
perkawinan pertama di usia 18 tahun ke bawah. Angka tersebut menurun
dibanding tahun 2018 yang sebesar 38,98 persen. Sebaliknya, persentase
perempuan usia 15-49 tahun yang pernah kawin yang melakukan

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


25
perkawinan pertama diatas usia 21 tahun meningkat dibanding tahun
sebelumnya menjadi 39,74 persen. Hal ini menunjukan bahwa konsentrasi
pemerintah daerah untuk menaikan umur perkawinan pertama di
masyarakat terbilang berhasil. Kedepannya diharapkan rata-rata usia
perkawinan pertama perempuan akan terus bertambah agar generasi-
generasi baru yang lahir dapat hidup dan tumbuh dengan sehat.

Gambar 13. Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun ke


Atas yang Pernah Kawin Menurut Kelompok Umur Perkawinan
Pertama di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2019

.id
<=18 Tahun;
21+ Tahun;
36,63%

o
39,74% s .g
bp
.
tb
//n
s:
tp
ht

19-20 Tahun;
23,63%

Sumber: Susenas Maret, 2019

Salah satu sasaran dalam SDGs adalah pengurangan angka kematian


ibu. Pemerintah berupaya mengurangi kematian ibu dengan melakukan
melakukan persalinan di fasilitas kesehatan didampingi oleh tenaga
kesehatan yang berkompeten. Fasilitas kesehatan telah dilengkapi dengan
peralatan medis yang memadai dan standar perawatan yang baik. Jika dilihat
berdasarkan tempat persalinan ibu yang pernah melahirkan selama 2 tahun
terakhir, masih terdapat sekitar 10 persen ibu yang melahirkan di rumah

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


26
atau di tempat lainnya. Meskipun demikian, kejadian persalinan ibu di rumah
juga dapat didampingi oleh tenaga kesehatan seperti bidan.

Persalinan Ibu

Sasaran strategis Kementerian Kesehatan periode 2015-2019 tentang


penolong kelahiran yang dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah 85 persen,
telah tercapai di NTB. Berdasarkan data Susenas Maret 2019, persentase
perempuan berumur 15-49 tahun yang melahirkan di fasilitas kesehatan
(selain rumah dan lainnya) dalam dua tahun terakhir sebesar 93,16 persen.
Fasilitas kesehatan yang paling banyak dipilih sebagai tempat melakukan

.id
persalinan adalah Rumah Sakit (RS) Pemerintah/RS Swasta/RS Ibu dan Anak.

o
Gambar 14.
.g
Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang
s
Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir Menurut Tempat
bp

Melahirkan, 2019
.
tb
//n

Lainnya 0,10
s:

rumah 6,74
tp
ht

Polindes/Poskesdes 26,37

Praktik Nakes 5,40

Pustu 1,42

Puskesmas 25,60

Rumah Bersalin/Klinik 6,46

RS pemerintah/RS Swasta/RSIA 27,92

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00

Sumber: Susenas Maret, 2019

Persalinan yang dilakukan di fasilitas kesehatan pada umumnya


ditangani oleh tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan terlatih yang membantu
persalinan bisa dari dokter (kandungan dan umum), bidan, atau perawat.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


27
Mayoritas ibu yang melahirkan dalam 2 tahun terakhir ditolong oleh bidan
sebesar 72,33 persen, dan dokter kandungan sebanyak 21,20 persen.

Sementara itu, masih terdapat ibu yang pernah melahirkan dengan


dibantu oleh dukun beranak yaitu sebesar 2,75 persen. Persentase tersebut
menurun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 4,50 persen.
Persalinan tanpa bantuan dari tenaga kesehatan merupakan suatu hal yang
sangat rawan dan dapat menimbulkan kegawatdaruratan obstetrik yang bisa
memicu kematian ibu dan bayi.
Gambar 15. Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang
Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir Menurut Penolong

.id
Kelahiran Terakhir, 2019

o
0,26
.g
0,82 2,75%
s
bp

21,20%
.
tb

2,63%
//n
s:
tp
ht

72,33%

dokter kandungan dokter umum bidan perawat dukun beranak lainnya

Sumber: Susenas Maret, 2019

Jika dilihat dari berat badan bayi yang baru dilahirkan selama dua
tahun terakhir, 89,53 persen bayi lahir dengan berat normal yakni diatas 2,5
kilogram. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar bayi mendapat gizi yang
cukup saat masih di dalam kandungan ibu. Kecukupan gizi bayi saat dalam

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


28
kandungan merupakan hal yang penting agar bayi dapat lahir dengan normal
dan sehat, serta juga meminimalisir penyebab stunting.

Gambar 16. Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang


Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir Menurut Berat
Badan Bayi Baru Lahir, 2019

0,81% 0,43% 9,23%

o.id
.g
89,53%
s
. bp
tb
//n

< 2,5 kg >= 2,5 kg Tidak ditimbang Tidak Tahu


s:

Sumber: Susenas Maret, 2019


tp

Keluarga Berencana
ht

Pengendalian penduduk dan peningkatan kesejahteraan di bidang


kesehatan dapat dilakukan dengan kampanye penggunaan alat kontrasepsi
atau program Keluarga Berencana (KB). Berdasarkan hasil Susenas Maret
2019, persentase wanita usia subur (15-49 tahun) yang sedang
menggunakan alat KB sebanyak 48,76 persen. Sedangkan persentase wanita
usia subur yang pernah menggunakan KB sebesar 21,89 persen dan yang
tidak/belum pernah menggunakan KB sebesar 29,35 persen. Perempuan
yang berstatus sebagai ibu muda (15-19 tahun) sebagian besar belum pernah
memakai KB yaitu 52,04 persen. Hal tersebut wajar terjadi karena pada usia
tersebut merupakan usia awal pernikahan dimana pasangan usia subur pada

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


29
umumnya berencana memiliki anak. Pada kelompok umur perempuan usia
subur yang pernah kawin lainnya, sebagian besar berstatus sedang
menggunakan KB. Hal tersebut dapat menunjukan bahwa pemahaman
perempuan yang pernah kawin atau keluarga terhadap pentingnya
partisipasi KB semakin meningkat.
Tabel 4. Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 15-49 Tahun Menurut
Partisipasi Keluarga Berencana (KB) dan Kelompok Umur di
Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2019

Penggunaan Alat KB
Kelompok Umur
Ya, pernah Ya, sedang Tidak Total

.id
(1) (2) (3) (4) (5)

o
15-19 tahun 5,75 42,21 52,04 100,00
.g
20-29 tahun 17,87 50,66 31,46 100,00
s
bp

30-39 tahun 22,69 53,04 24,27 100,00


.
tb

40-49 tahun 26,20 42,78 31,02 100,00


//n

Total 21,89 48,76 29,35 100,00


s:

Sumber: Susenas Maret 2019


tp
ht

Jika dilihat menurut jenis alat/cara KB yang sedang digunakan,


suntikan KB menjadi pilihan paling banyak perempuan usia subur yang
pernah kawin dan keluarga yaitu sebesar 61,85 persen. Selanjutnya,
alat/cara yang banyak dipakai yaitu susuk KB/implan sebesar 16,94 persen,
dan IUD/AKDR/spiral yaitu 8,87 persen. Walaupun metode sterilisasi
pria/vasektomi/MOP masih termasuk awam dan tidak populer di
masyarakat, tetapi di NTB masih terdapat 0,38 persen penduduk yang
menggunakan metode tersebut. KB secara konvensional (metode menyusui
alami dan pantang berkala/kalender) dan lainnya hanya sekitar 1 persen
ibu yang melakukan karena faktor keberhasilan KB ini sangatlah kecil.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


30
Gambar 17. Persentase Penduduk Perempuan Pernah Kawin Berumur 15-
49 Tahun Menurut Alat/cara KB yang Digunakan, 2019

0,94% 0,12% 1,10% 2,55%


0,38% Sterilisasi wanita/tubektomi

7,25% 8,87% Sterilisasi pria/vasektomi

IUD/AKDR/spiral

16,94% Suntikan

Susuk KB/ implan

Pil

Kondom pria/karet KB

.id
Metode menyusui alami
61,85%

o
Lainnya
s .g
bp

Sumber: Susenas Maret 2019


.
tb
//n

Sumber Air Minum Utama


s:

Sumber air utama yang digunakan untuk minum sehari-hari


tp
ht

mencerminkan keadaan sosial ekonomi penduduk. Sebagian penduduk NTB


memenuhi kebutuhan air minumnya dari air yang bersumber dari sumur
terlindung (26,83 persen) dan air kemasan bermerk/isi ulang (23,43 persen).
Kedua sumber air minum tersebut merupakan sumber air yang paling banyak
dikonsumsi oleh penduduk. Sebaliknya, masih terdapat 0,04 persen
penduduk yang sumber air minum utamanya berasal dari air hujan dan 1,13
persen berasal dari mata air tak terlindung. Kedua sumber air minum
tersebut dianggap kurang higienis sehingga dapat menyebebkan masalah
pencernaan jika dikonsumsi secara terus menerus.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


31
Gambar 18. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Utama yang
Digunakan Rumah Tangga untuk Minum, 2019
Mata air tak Air Hujan Air permukaan (sungai,
terlindung 0,04% danau, waduk, kolam,
1,13% irigasi / Kalender
0,83%
Mata air
terlindung
12,67% Air Kemasan
Bermerk/Isi
Sumur tak Ulang
terlindung 23,43%
3,00%

Sumur

.id
Terlindung
26,83% Sumur Bor/ Ledeng

o
Pompa Meteran/Eceran
13,73%
s .g 18,33%
bp

Sumber: Susenas Maret 2019


.
tb

Jika dilihat berdasarkan kualitasnya, air kemasan/isi ulang dianggap


//n

lebih baik dibanding sumber air lainnya karena pada umumnya air
s:

kemasan/isi ulang melewati proses sterilisasi terlebih dahulu sebelum


tp

dikonsumsi. Air minum yang berasal dari sumur terlindung akan lebih baik
ht

untuk dikonsumsi dibanding air isi ulang apabila dimasak terlebih dahulu dan
kandungan zat kapurnya rendah. Air yang dimasak terlebih dahulu dapat
meminimalisir bakteri-bakteri yang ada sehingga air lebih sehat untuk
dikonsumsi.

Fasilitas Tempat Buang Air Besar


Dalam rangka mencapai tujuan Sustainable Develelopment Goals
(SDGs), khususnya tujuan ke-6 yaitu memastikan ketersediaan dan
manajemen air bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi semua.
Pemerintah dalam RPJMN tahun 2014-2019 dan program KOTAKU,
menetapkan terpenuhinya target akses terhadap sanitasi yang layak yaitu

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


32
mencapai 100%. Untuk mencapai tujuan tersebut pembangunan terhadap
sanitasi masyarakat dapat dimulai dari lingkup rumah tangga. Sanitasi yang
baik pada rumah tangga selain terkait dengan ketersediaan air bersih, juga
mencakup fasilitas tempat buang air besar.

Gambar 19. Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Tempat Buang


Air Besar, 2019

13,36%
Sendiri
0,32%
Bersama
1,81%
Umum/ Komunal

.id
Ada, ART tidak Menggunakan

o
Tidak Ada
s .g
bp

17,04%
.
tb
//n

67,47%
s:
tp
ht

Sumber: Susenas Maret 2019

Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa sebagian besar rumah


tangga di NTB memiliki fasilitas tempat buang air besar yang digunakan
untuk rumah tangga sendiri (67,47 persen). Sementara itu, 1,81 persen
rumah tangga tidak memiliki fasilitas buang air besar pribadi, melainkan
menggunakan fasilitas umum yang dapat diakses oleh masyarakat umum.
Dalam artian, pada waktu-waktu tertentu rumah tangga yang menggunakan
fasilitas umum harus mengantri dan berganti dengan rumah tangga lain
untuk menggunakan fasilitas buang air besar tersebut. Hal tersebut tentunya
dapat mengganggu sistem ekskresi dalam tubuh yang dapat menyebabkan
gangguan kesehatan. Disamping itu, sekitar 13,36 persen rumah tangga

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


33
mengakui tidak memiliki fasilitas buang air besar. Hal ini membuat capaian
tujuan SDGs yang ke enam masih jauh dari harapan.

Gambar 20. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset yang


Digunakan, 2019

Plengsengan Tertutup/
Tidak Tertutup
0,73%

Leher Angsa
98,64%

.id
Cemplung/Cubluk
0,63%

o
s .g
. bp
tb
//n

Sumber: Susenas Maret 2019


s:

Selain itu, jenis kloset yang digunakan pada fasilitas tempat buang air
tp
ht

besar mencerminkan akses terhadap sanitasi yang layak oleh suatu rumah
tangga. Rumah tangga yang sehat menggunakan kloset berbentuk leher
angsa atau plengsengan dengan tutup. Kloset jenis leher angsa akan
mencegah bau tinja keluar dari kloset karena adanya genangan air sehingga
bau tinja tidak akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Persentase rumah
tangga di NTB dengan jenis kloset yang digunakan yaitu leher angsa sebesar
98,64 persen. Artinya, kondisi kloset yang digunakan sebagian penduduk
sudah cukup baik dan sehat.

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


34
o.id
s.g
bp

LAMPIRAN
.
tb
//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


35
o .id
s .g
bp

Halaman ini sengaja dikosongkan


.
tb
//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


36
Tabel 1. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan
Selama Sebulan Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan Tipe
Daerah, 2019

Kabupaten/Kota Perkotaan Perdesaan Perkotaan+


Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 42,87 43,33 43,08

Lombok Tengah 46,17 56,36 52,74

Lombok Timur 28,65 47,59 36,80

Sumbawa 30,95 43,90 39,03

.id
Dompu 45,84 36,22 38,73

o
.g
Bima 28,54 48,63 45,69
ps
.b

Sumbawa Barat 55,09 45,28 48,82


tb

Lombok Utara 34,24 35,54 35,24


//n
s:

Kota Mataram 53,23 0,00 53,23


tp

Kota Bima 57,42 65,28 58,57


ht

NTB 41,19 47,39 44,39


Sumber: Susenas Maret, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


37
Tabel 2. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan
Selama Sebulan Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis
Kelamin, 2019
Laki-laki+
Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan
Perempuan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 43,11 43,06 43,08

Lombok Tengah 52,64 52,82 52,74

Lombok Timur 38,17 35,61 36,80

Sumbawa 36,53 41,63 39,03

.id
Dompu 39,86 37,57 38,73

o
Bima 43,91
.g 47,45 45,69
ps

Sumbawa Barat 48,64 49,01 48,82


.b
tb

Lombok Utara 34,40 36,05 35,24


//n

Kota Mataram 50,50 55,90 53,23


s:
tp

Kota Bima 56,53 60,58 58,57


ht

NTB 43,98 44,78 44,39


Sumber: Susenas Maret, 2019

38
Tabel 3. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan
Menyebabkan Terganggunya Kegiatan Sekolah atau Pekerjaan
Sehari-hari Selama Sebulan Terakhir (Angka Kesakitan) Menurut
Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah, 2019

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+


Kabupaten/Kota
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 21,43 23,17 22,22

Lombok Tengah 27,11 33,26 31,07

Lombok Timur 15,26 24,65 19,30

.id
Sumbawa 13,42 21,18 18,26

o
Dompu .g
17,86 18,50 18,33
ps

Bima 12,81 25,58 23,71


.b
tb

Sumbawa Barat 29,18 20,74 23,79


//n

Lombok Utara 13,84 16,41 15,80


s:
tp

Kota Mataram 21,40 0,00 21,40


ht

Kota Bima 25,31 50,04 28,92

NTB 19,81 25,38 22,69


Sumber: Susenas Maret, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


39
Tabel 4. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan
Menyebabkan Terganggunya Kegiatan Sekolah atau Pekerjaan
Sehari-hari Selama Sebulan Terakhir (Angka Kesakitan) Menurut
Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2019

Laki-laki Perempuan Laki-laki+


Kabupaten/Kota
Perempuan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 22,66 21,79 22,22

Lombok Tengah 31,69 30,52 31,07

Lombok Timur 20,59 18,17 19,30

.id
Sumbawa 17,94 18,60 18,26

o
Dompu .g
19,04 17,60 18,33
ps

Bima 23,35 24,06 23,71


.b
tb

Sumbawa Barat 24,04 23,54 23,79


//n

Lombok Utara 15,42 16,18 15,80


s:
tp

Kota Mataram 19,88 22,90 21,40


ht

Kota Bima 27,55 30,26 28,92

NTB 22,88 22,51 22,69


Sumber: Susenas Maret, 2019

40
Tabel 5. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan
Pernah Mengobati Sendiri Selama Sebulan Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah, 2019

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+


Kabupaten/Kota
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 69,83 68,91 69,41

Lombok Tengah 69,97 72,97 72,03

Lombok Timur 74,92 77,43 76,31

Sumbawa 79,85 71,78 74,19

.id
Dompu 88,65 87,51 87,86

o
.g
Bima 65,49 83,90 82,22
ps
.b

Sumbawa Barat 77,67 80,81 79,53


tb

Lombok Utara 63,92 74,94 72,41


//n
s:

Kota Mataram 78,65 0,00 78,65


tp

Kota Bima 75,30 54,22 71,87


ht

NTB 74,69 75,98 75,40


Sumber: Susenas Maret, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


41
Tabel 6. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan
Pernah Mengobati Sendiri Selama Sebulan Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2019

Laki-laki Perempuan Laki-laki+


Kabupaten/Kota
Perempuan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 69,21 69,60 69,41

Lombok Tengah 72,28 71,81 72,03

Lombok Timur 75,94 76,67 76,31

Sumbawa 73,68 74,65 74,19

.id
Dompu 88,18 87,53 87,86

o
.g
Bima 81,96 82,46 82,22
ps
.b

Sumbawa Barat 81,53 77,49 79,53


tb

Lombok Utara 71,35 73,40 72,41


//n
s:

Kota Mataram 80,07 77,40 78,65


tp

Kota Bima 75,88 68,20 71,87


ht

NTB 75,71 75,11 75,40


Sumber: Susenas Maret, 2019

42
Tabel 7. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan
Pernah Berobat Jalan Selama Sebulan Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah, 2019

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+


Kabupaten/Kota
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 49,19 49,94 49,53

Lombok Tengah 47,18 56,26 53,43

Lombok Timur 53,18 56,42 54,99

Sumbawa 52,23 47,26 48,74

o .id
Dompu 29,91
.g 44,90 40,28
ps
Bima 46,97 39,01 39,74
.b

Sumbawa Barat 39,13 40,42 39,89


tb
//n

Lombok Utara 50,32 55,02 53,95


s:

Kota Mataram 49,28 - 49,28


tp
ht

Kota Bima 42,59 63,06 45,92

NTB 48,39 50,74 49,69


Sumber: Susenas Maret, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


43
Tabel 8. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan
Pernah Berobat Jalan Selama Sebulan Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2019

Laki-laki Perempuan Laki-laki+


Kabupaten/Kota
Perempuan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 49,15 49,90 49,53

Lombok Tengah 52,90 53,91 53,43

Lombok Timur 53,59 56,29 54,99

Sumbawa 49,04 48,47 48,74

o .id
Dompu 37,50
.g 43,30 40,28
ps
Bima 40,09 39,41 39,74
.b

Sumbawa Barat 38,60 41,21 39,89


tb
//n

Lombok Utara 53,15 54,68 53,95


s:

Kota Mataram 46,68 51,59 49,28


tp
ht

Kota Bima 43,49 48,15 45,92

NTB 48,65 50,65 49,69


Sumber: Susenas Maret, 2019

44
Tabel 9. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan
Menurut Tempat Berobat Jalan dan Jenis Kelamin, 2019

Laki-laki Perempuan Laki-laki+


Tempat Berobat Jalan
Perempuan
(1) (2) (3) (4)

Rumah Sakit Pemerintah 5,26 4,42 4,81

Rumah Sakit Swasta 1,61 1,62 1,61

Praktik Dokter/Bidan 43,55 40,79 42,09


Klinik/Praktik Dokter
10,52 11,38 10,98
Bersama

.id
Puskesmas/Pustu 39,44 41,62 40,59

o
UKBM*
.g
5,92 7,32 6,66
ps

Praktik Pengobatan
4,12 4,14 4,13
.b

Tradisional/ Alternatif
tb

Lainnya 3,31 3,20 3,25


//n

Sumber: Susenas Maret, 2019


s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


45
Tabel 10. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan
Menurut Kabupaten/Kota dan Tempat Berobat Jalan, 2019

Rumah Klinik/Praktik
Kabupaten/Kota Rumah Sakit Praktik
Sakit Dokter
Pemerintah Dokter/Bidan
Swasta Bersama
(1) (2) (3) (4) (5)

Lombok Barat 4,66 1,98 39,38 14,06

Lombok Tengah 1,80 1,24 41,78 18,15

Lombok Timur 2,44 2,17 45,66 9,03

.id
Sumbawa 7,60 0,48 50,96 4,37

o
Dompu 9,69 .g - 40,95 5,23
ps
Bima 4,07 0,27 49,64 7,15
.b
tb

Sumbawa Barat 6,46 0,13 36,94 15,40


//n

Lombok Utara 5,38 0,21 40,68 7,06


s:
tp

Kota Mataram 11,06 3,75 29,95 6,69


ht

Kota Bima 8,44 2,03 41,52 7,13

NTB 4,81 1,61 42,09 10,98


Sumber: Susenas Maret, 2019

46
Tabel 10. Lanjutan

Praktik
Puskesmas/ Pengobatan
Kabupaten/Kota UKBM* Lainnya
Pustu Tradisional/
alternatif
(1) (6) (7) (8) (9)

Lombok Barat 50,04 4,80 2,34 0,61

Lombok Tengah 30,28 5,12 7,26 11,69

Lombok Timur 33,75 11,21 4,22 0,43

Sumbawa 37,88 6,82 1,44 0,18

.id
Dompu 53,07 5,75 3,60 0,12

o
.g
ps
Bima 37,27 8,78 3,06 1,60
.b

Sumbawa Barat 43,64 4,13 0,62 0,53


tb
//n

Lombok Utara 52,28 8,67 13,05 2,13


s:

Kota Mataram 57,52 4,05 0,81 0,08


tp
ht

Kota Bima 47,59 0,84 2,14 0,88

NTB 40,59 6,66 4,13 3,25


Sumber: Susenas Maret, 2019
*Poskesdes, Polindes, Posyandu, Balai Pengobatan

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


47
Tabel 11. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan
Selama Sebulan Terakhir dan Berobat Jalan Menurut
Kabupaten/Kota dan Jaminan Kesehatan yang Digunakan, 2019

Kabupaten/Kota BPJS-PBI BPJS Non-PBI Jamkesda


(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 25,23 7,64 0,00

Lombok Tengah 8,71 1,91 0,00

Lombok Timur 12,57 3,07 0,00

Sumbawa 18,43 12,10 0,00

.id
Dompu 34,75 10,16 0,58

o
.g
ps
Bima 22,66 4,38 1,05
.b

Sumbawa Barat 32,78 11,21 6,88


tb
//n

Lombok Utara 32,79 4,31 0,88


s:

Kota Mataram 31,77 16,03 24,47


tp
ht

Kota Bima 21,89 15,92 9,17

NTB 19,22 6,72 3,48


Sumber: Susenas Maret, 2019

48
Tabel 11. Lanjutan

Kabupaten/Kota Asuransi Jaminan kesehatan Tidak


Swasta perusahaan/kantor Menggunakan
(1)
(2) (3) (4)

Lombok Barat 0,06 0,74 66,32

Lombok Tengah 0,00 0,42 88,95

Lombok Timur 0,00 0,33 84,02

Sumbawa 0,00 1,14 68,32

Dompu 0,00 0,00 54,51

.id
Bima 0,00 0,00 71,91

o
.g
Sumbawa Barat 1,04 9,41 42,03
ps
.b

Lombok Utara 0,00 0,00 62,01


tb
//n

Kota Mataram 0,47 1,45 29,33


s:

Kota Bima 0,00 0,13 53,19


tp
ht

NTB 0,09 0,77 70,21


Sumber: Susenas Maret, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


49
Tabel 12. Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap Selama Setahun
Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan Tipe Daerah, 2019

Kabupaten/Kota Perkotaan Perdesaan Perkotaan+


Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 4,63 5,72 5,12

Lombok Tengah 7,41 6,78 7,00

Lombok Timur 7,69 6,81 7,31

Sumbawa 6,36 6,38 6,37

.id
Dompu 10,16 6,77 7,65

o
Bima 6,46
.g 7,42 7,28
ps

Sumbawa Barat 5,48 3,72 4,36


.b
tb

Lombok Utara 6,35 5,19 5,46


//n

Kota Mataram 5,02 - 5,02


s:
tp

Kota Bima 7,41 10,73 7,89


ht

NTB 6,49 6,54 6,52


Sumber: Susenas Maret, 2019

50
Tabel 13. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan
Menurut Tempat Rawat Inap dan Jenis Kelamin, 2019

Tempat Berobat Jalan Laki-laki Perempuan Laki-laki+


Perempuan
(1) (2) (3) (4)

Rumah Sakit Pemerintah 37,65 35,29 36,23

Rumah Sakit Swasta 11,18 10,19 10,59

Praktik Dokter/Bidan 1,59 3,57 2,79


Klinik/Praktik Dokter
5,34 9,20 7,67
Bersama

o .id
Puskesmas/Pustu 47,53 44,27 45,57
.g
ps
Praktik Pengobatan
0,57 0,39 0,46
.b

Tradisional/ Alternatif
tb

Lainnya 1,11 0,93 1,00


//n

Sumber: Susenas Maret, 2019


s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


51
Tabel 14. Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap Selama Setahun
Terakhir Menurut Kabupaten/Kota dan Tempat Rawat Inap, 2019

Rumah Praktik Klinik/Praktik


Kabupaten/Kota Rumah Sakit
Sakit Dokter/ Dokter
Pemerintah
Swasta Bidan Bersama
(1) (2) (3) (4) (5)

Lombok Barat 41,88 10,76 1,83 14,83

Lombok Tengah 21,68 15,81 4,07 9,97

Lombok Timur 18,36 11,35 4,75 10,20

Sumbawa 44,87 1,97 0,66 6,59

o .id
Dompu 64,80 0,13
.g 0,70 0,54
ps
Bima 42,47 8,31 0,72 3,47
.b

Sumbawa Barat 53,66 10,96 4,96 5,87


tb
//n

Lombok Utara 42,88 2,12 5,93 0,00


s:
tp

Kota Mataram 62,77 15,65 0,24 2,92


ht

Kota Bima 70,75 17,21 0,00 0,95

NTB 36,23 10,59 2,79 7,67


Sumber: Susenas Maret, 2019

52
Tabel 14. Lanjutan

Praktik
Puskesmas/ Pengobatan
Kabupaten/Kota Lainnya
Pustu Tradisional/
alternatif
(1) (6) (7) (8)

Lombok Barat 33,56 0,00 0,75

Lombok Tengah 52,22 0,31 0,22

Lombok Timur 57,64 1,01 2,66

Sumbawa 48,76 0,58 0,46

o.id
Dompu 33,01 0,00 1,55
.g
ps
Bima 52,07 0,34 0,00
.b

Sumbawa Barat 27,11 0,00 0,00


tb
//n

Lombok Utara 51,50 0,00 1,08


s:

Kota Mataram 18,69 0,57 0,00


tp
ht

Kota Bima 12,14 0,00 0,00

NTB 45,57 0,46 1,00


Sumber: Susenas Maret, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


53
Tabel 15. Persentase Penduduk yang Rawat Inap Selama Setahun Terakhir
dengan Menggunakan Jaminan Kesehatan Menurut
Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2019

Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Laki-laki+


Perempuan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 51,87 53,41 52,81

Lombok Tengah 36,99 40,73 39,09

Lombok Timur 49,65 45,88 47,39

Sumbawa 60,67 72,42 67,85

o .id
Dompu 63,83 64,72 64,36
.g
ps
Bima 65,48 73,61 70,25
.b

Sumbawa Barat 87,71 88,80 88,35


tb
//n

Lombok Utara 89,72 79,52 82,28


s:

Kota Mataram 85,41 81,44 82,86


tp
ht

Kota Bima 72,58 82,26 78,75

NTB 55,64 58,80 57,55


Sumber: Susenas Maret, 2019

54
Tabel 16. Persentase Penduduk yang Rawat Inap Selama Setahun Terakhir
Menurut Kabupaten/Kota dan Jaminan Kesehatan yang
Digunakan, 2019

Kabupaten/Kota BPJS-PBI BPJS Non-PBI Jamkesda


(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 30,54 20,31 0,00

Lombok Tengah 23,48 11,98 1,38

Lombok Timur 34,49 10,93 1,05

Sumbawa 43,12 19,79 1,77

.id
Dompu 35,35 25,60 3,42

o
.g
Bima 51,33 15,36 1,92
ps
.b

Sumbawa Barat 53,77 28,11 8,39


tb
//n

Lombok Utara 73,02 5,88 2,21


s:

Kota Mataram 47,64 23,67 10,64


tp
ht

Kota Bima 41,38 34,38 2,99

NTB 37,51 16,32 2,27


Sumber: Susenas Maret, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


55
Tabel 16. Lanjutan

Kabupaten/Kota Asuransi Jaminan kesehatan Tidak


Swasta perusahaan/kantor Menggunakan
(1) (2) (3) (4)
Lombok Barat
0.85 1.12 47.19
Lombok Tengah
1.08 1.19 60.91
Lombok Timur
0,00 0.92 52.61
Sumbawa
0,00 3.16 32.15
Dompu
0,00 0,00 35.64

.id
Bima
0.88 0.76 29.75

o
Sumbawa Barat
1.13
.g 3.89 11.65
ps

Lombok Utara
0,00 1.17 17.72
.b
tb

Kota Mataram
0.55 1.82 17.14
//n

Kota Bima
0,00 0.60 21.25
s:
tp

NTB
0.47 1.24 42.45
ht

Sumber: Susenas Maret, 2019

56
Tabel 17. Rata-rata Lama Rawat Inap Selama Setahun Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2019

Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Laki-laki+


Perempuan
(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 6,73 3,34 4,65

Lombok Tengah 3,77 2,64 3,14

Lombok Timur 5,15 3,92 4,41

Sumbawa 6,28 4,07 4,93

.id
Dompu 5,20 4,42 4,73

o
Bima
.g
5,71 5,27 5,45
ps

Sumbawa Barat 4,52 4,39 4,44


.b
tb

Lombok Utara 4,99 3,37 3,80


//n

Kota Mataram 7,70 3,26 4,85


s:
tp

Kota Bima 4,90 5,42 5,23


ht

NTB 5,32 3,80 4,40


Sumber: Susenas Maret, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


57
Tabel 18. Persentase Penduduk yang Rawat Inap Selama Setahun Terakhir
Menurut Kabupaten/Kota dan Lama Rawat Inap, 2019

Lama Rawat Inap


Kabupaten/Kota Total
1-3 hari 4-6 hari 7-29 hari 30+ hari
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Lombok Barat 65,77 20,18 12,30 1,75 100,00

Lombok Tengah 69,73 22,36 7,91 0,00 100,00

Lombok Timur 58,14 25,27 14,56 2,03 100,00

Sumbawa 54,15 25,64 18,91 1,30 100,00

o .id
Dompu 47,04 30,87 21,15 0,94 100,00
.g
ps
Bima 48,97 26,23 22,32 2,47 100,00
.b

Sumbawa Barat 60,37 19,95 19,02 0,66 100,00


tb
//n

Lombok Utara 62,67 21,99 15,34 0,00 100,00


s:

Kota Mataram 56,78 23,30 19,35 0,57 100,00


tp
ht

Kota Bima 45,83 27,62 25,74 0,81 100,00

NTB 58,90 24,33 15,52 1,25 100,00


Sumber: Susenas Maret, 2019

58
Tabel 19. Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang
Pernah Kawin Menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur
Perkawinan Pertama, 2019

Kelompok Umur Perkawinan Pertama Total


Kabupaten/Kota
<=18 19-20 21+
tahun tahun Tahun
(1) (2) (3) (4) (5)

Lombok Barat 38,64 22,17 39,20 100,00

Lombok Tengah 47,42 24,14 28,45 100,00

Lombok Timur 42,62 24,08 33,31 100,00

.id
Sumbawa 29,22 19,38 51,41 100,00

o
.g
ps
Dompu 25,06 23,24 51,70 100,00
.b

Bima 27,05 25,39 47,56 100,00


tb
//n

Sumbawa Barat 21,05 18,18 60,76 100,00


s:

Lombok Utara 33,64 28,66 37,71 100,00


tp
ht

Kota Mataram 24,87 24,75 50,38 100,00

Kota Bima 19,37 24,61 56,02 100,00

NTB 36,63 23,63 39,74 100,00


Sumber: Susenas Maret, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


59
Tabel 20. Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang
Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Tempat Melahirkan, 2019
RS Rumah
Kabupaten/Kota Pemerintah/ bersalin/ Puskesmas Pustu
Swasta/RSIA klinik
(1) (2) (3) (4) (5)

Lombok Barat 28,62 9,26 36,33 0,75

Lombok Tengah 25,36 8,58 24,08 2,49

Lombok Timur 13,66 5,49 22,99 1,01

.id
Sumbawa 33,26 9,01 33,29 1,21

o
Dompu 27,50
.g
1,55 14,68 0,67
ps

Bima 34,42 2,14 15,49 1,77


.b
tb

Sumbawa Barat 34,31 6,57 22,03 1,55


//n

Lombok Utara 33,83 0,00 30,16 0,59


s:
tp

Kota Mataram 47,68 8,44 25,05 0,00


ht

Kota Bima 37,38 3,33 24,99 6,87

NTB 27,92 6,46 25,60 1,42


Sumber: Susenas Maret, 2019

60
Tabel 20. Lanjutan
Praktek
Polindes/
Kabupaten/Kota Tenaga Rumah Lainnya Total
Poskesdes
Kesehatan
(1) (6) (7) (8) (9) (10)

Lombok Barat 0,47 24,10 0,47 0,00 100,00

Lombok Tengah 4,39 26,41 8,70 0,00 100,00

Lombok Timur 8,19 43,24 5,41 0,00 100,00

Sumbawa 10,63 3,63 7,96 1,01 100,00

.id
Dompu 7,83 30,07 17,70 0,00 100,00

o
Bima 1,08 .g
28,76 16,27 0,06 100,00
ps

Sumbawa Barat 4,65 16,36 14,54 0,00 100,00


.b
tb

Lombok Utara 9,49 24,14 1,80 0,00 100,00


//n

Kota Mataram 4,55 14,29 0,00 0,00 100,00


s:
tp

Kota Bima 2,88 18,60 5,95 0,00 100,00


ht

NTB 5,40 26,37 6,74 0,10 100,00


Sumber: Susenas Maret, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


61
Tabel 21. Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang
Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Penolong Kelahiran Terakhir, 2019

Kabupaten/Kota Dokter Dokter


Bidan Perawat
kandungan umum
(1) (2) (3) (4) (5)

Lombok Barat 19,37 1,42 78,56 0,18

Lombok Tengah 18,55 2,02 70,05 0,87

Lombok Timur 9,84 2,23 84,39 1,47

Sumbawa 19,23 7,93 70,19 1,64

o .id
Dompu 27,92 0,60 68,03 0,00
.g
ps
Bima 26,33 3,61 65,47 0,00
.b

Sumbawa Barat 26,58 4,49 64,42 0,00


tb
//n

Lombok Utara 20,46 2,33 76,33 0,88


s:

Kota Mataram 46,12 1,91 50,91 1,07


tp
ht

Kota Bima 29,15 0,73 67,30 0,00

NTB 21,20 2,63 72,33 0,82


Sumber: Susenas Maret, 2019

62
Tabel 21. Lanjutan
Dukun
Kabupaten/Kota Lainnya Tidak ada Total
beranak/paraji
(1) (6) (7) (8) (9)

Lombok Barat 0,47 0,00 0,00 100,00

Lombok Tengah 7,53 0,99 0,00 100,00

Lombok Timur 2,06 0,00 0,00 100,00

Sumbawa 1,01 0,00 0,00 100,00

Dompu 3,45 0,00 0,00 100,00

.id
Bima 4,59 0,00 0,00 100,00

o
.g
Sumbawa Barat 4,51 0,00 0,00 100,00
ps
.b

Lombok Utara 0,00 0,00 0,00 100,00


tb

Kota Mataram 0,00 0,00 0,00 100,00


//n
s:

Kota Bima 0,50 2,32 0,00 100,00


tp

NTB 2,75 0,26 0,00 100,00


ht

Sumber: Susenas Maret, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


63
Tabel 22. Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang
Pernah Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir Menurut
Kabupaten/Kota dan Berat Badan Bayi Baru Lahir, 2019

Kabupaten/Kota Tidak
< 2,5 kg >= 2,5 kg Tidak Tahu Total
ditimbang
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Lombok Barat 5,87 93,38 0,00 0,75 100,00

Lombok Tengah 11,15 86,85 1,99 0,00 100,00

Lombok Timur 3,89 94,65 0,57 0,89 100,00

Sumbawa 9,30 89,69 1,01 0,00 100,00

o .id
Dompu 20,37 77,79 0,69 1,15 100,00
.g
ps
Bima 10,59 87,96 1,38 0,06 100,00
.b

Sumbawa Barat 10,91 88,35 0,00 0,74 100,00


tb
//n

Lombok Utara 21,35 78,65 0,00 0,00 100,00


s:

Kota Mataram 9,51 90,49 0,00 0,00 100,00


tp
ht

Kota Bima 11,22 86,45 1,88 0,45 100,00

NTB 9,23 89,53 0,81 0,43 100,00


Sumber: Susenas Maret, 2019

64
Tabel 23. Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang
Pernah Kawin Menurut Kabupaten/Kota dan Partisipasi KB, 2019

Kabupaten/Kota Ya, pernah Ya, sedang Tidak Total


(1) (2) (3) (4) (5)

Lombok Barat 17,55 50,37 32,08 100,00

Lombok Tengah 24,24 46,86 28,90 100,00

Lombok Timur 30,17 42,16 27,67 100,00

Sumbawa 13,64 60,92 25,44 100,00

.id
Dompu 12,82 54,45 32,72 100,00

o
Bima 22,52 .g
48,92 28,56 100,00
ps

Sumbawa Barat 15,47 48,16 36,37 100,00


.b
tb

Lombok Utara 16,80 55,96 27,23 100,00


//n

Kota Mataram 15,78 50,80 33,42 100,00


s:
tp

Kota Bima 23,69 49,96 26,36 100,00


ht

NTB 21,89 48,76 29,35 100,00


Sumber: Susenas Maret, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


65
Tabel 24. Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang
Pernah Kawin dan Sedang Menggunakan KB Menurut
Kabupaten/Kota dan Alat/cara KB, 2019
Sterilisasi Sterilisasi
IUD/
Kabupaten/Kota wanita/ pria/
AKDR/ Suntikan
tubektomi/ vasektomi/
Spiral
MOW MOP
(1) (2) (3) (4) (5)

Lombok Barat 2,88 0,11 12,55 60,05

Lombok Tengah 0,40 0,00 2,47 70,88

Lombok Timur 1,44 1,25 10,59 59,97

o .id
Sumbawa 5,86 0,00 10,04 53,44
.g
ps
Dompu 2,36 0,00 3,23 65,43
.b

Bima 2,11 0,69 5,48 76,15


tb
//n

Sumbawa Barat 5,84 1,25 6,91 59,82


s:

Lombok Utara 1,00 0,00 7,70 53,48


tp
ht

Kota Mataram 5,24 0,00 19,94 52,54

Kota Bima 5,20 0,00 7,37 51,26

NTB 2,55 0,38 8,87 61,85


Sumber: Susenas Maret, 2019

66
Tabel 24. Lanjutan
Metode
Susuk KB/ Kondom
Kabupaten/Kota Pil menyusui
implan pria/karet KB
alami
(1) (6) (7) (8) (9)

Lombok Barat 11,67 10,53 0,92 0,00

Lombok Tengah 14,27 10,94 1,04 0,00

Lombok Timur 17,49 7,19 0,90 0,00

Sumbawa 26,62 2,70 0,82 0,00

.id
Dompu 22,14 6,77 0,00 0,00

o
Bima 12,75 1,27
.g 0,00 1,02
ps
Sumbawa Barat 14,44 8,53 0,60 0,00
.b

Lombok Utara 28,42 7,97 0,22 0,00


tb
//n

Kota Mataram 12,34 5,90 3,01 0,40


s:
tp

Kota Bima 21,62 1,62 0,70 0,00


ht

NTB 16,94 7,25 0,94 0,12


Sumber: Susenas Maret, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


67
Tabel 24. Lanjutan
Pantang
Kabupaten/Kota Berkala/ Lainnya Total
Kalender
(1) (10) (11) (12)

Lombok Barat 0,52 0,77 100,00

Lombok Tengah 0,00 0,00 100,00

Lombok Timur 0,35 0,81 100,00

Sumbawa 0,52 0,00 100,00

.id
Dompu 0,00 0,06 100,00

o
Bima 0,53 0,00
.g 100,00
ps
Sumbawa Barat 0,79 1,83 100,00
.b

Lombok Utara 0,00 1,22 100,00


tb
//n

Kota Mataram 0,63 0,00 100,00


s:

Kota Bima 10,79 1,45 100,00


tp
ht

NTB 0,65 0,45 100,00


Sumber: Susenas Maret, 2019

68
Tabel 25. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Sumber
Air Utama yang Digunakan Rumah Tangga untuk Minum, 2019
Air Kemasan Ledeng
Kabupaten/Kota Sumur Bor/ Sumur
Bermerk/ Meteran/
Pompa Terlindung
Isi Ulang Eceran
(1) (2) (3) (4) (5)

Lombok Barat 24,05 28,42 6,61 24,94

Lombok Tengah 18,98 17,18 7,02 38,99

Lombok Timur 10,80 14,61 2,85 44,84

Sumbawa 41,70 10,06 17,70 18,79

.id
Dompu 20,55 11,34 37,87 3,80

o
.g
ps
Bima 12,28 9,31 58,52 8,19
.b

Sumbawa Barat 58,99 7,70 16,43 14,98


tb
//n

Lombok Utara 7,10 22,79 5,88 25,18


s:

Kota Mataram 49,19 41,45 3,66 4,48


tp
ht

Kota Bima 51,50 4,58 38,07 1,08

NTB 23,43 18,33 13,73 26,83


Sumber: Susenas Maret, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


69
Tabel 25. Lanjutan

Kabupaten/Kota Sumur tak Mata air Mata air tak


terlindung terlindung terlindung
(1) (6) (7) (8)

Lombok Barat 3,88 9,46 2,65

Lombok Tengah 7,18 8,43 1,85

Lombok Timur 1,91 24,10 0,29

Sumbawa 3,28 2,77 0,11

Dompu 0,22 24,54 1,46

.id
Bima 0,39 10,72 0,43

o
.g
ps
Sumbawa Barat 1,75 0,15 0,00
.b

Lombok Utara 2,82 27,97 4,58


tb
//n

Kota Mataram 0,10 1,12 0,00


s:

Kota Bima 0,87 3,56 0,35


tp
ht

NTB 3,00 12,67 1,13


Sumber: Susenas Maret, 2019

70
Tabel 25. Lanjutan
Air permukaan
(sungai, danau,
Kabupaten/Kota waduk, kolam, Air Hujan Total
irigasi /
Kalender
(1) (9) (10) (11)

Lombok Barat 0,00 0,00 100,00

Lombok Tengah 0,36 0,00 100,00

Lombok Timur 0,60 0,00 100,00

.id
Sumbawa 5,23 0,35 100,00

o
Dompu 0,21 .g 0,00 100,00
ps
Bima 0,00 0,15 100,00
.b

Sumbawa Barat 0,00 0,00 100,00


tb
//n

Lombok Utara 3,69 0,00 100,00


s:
tp

Kota Mataram 0,00 0,00 100,00


ht

Kota Bima 0,00 0,00 100,00

NTB 0,83 0,04 100,00


Sumber: Susenas Maret, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


71
Tabel 26. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Fasilitas
Tempat Buang Air Besar, 2019

Kabupaten/Kota Sendiri Bersama Umum/ Komunal


(1) (2) (3) (4)

Lombok Barat 63,85 16,18 0,76

Lombok Tengah 65,74 15,25 0,61

Lombok Timur 63,40 23,55 1,52

Sumbawa 76,47 7,68 1,17

.id
Dompu 70,10 11,13 3,37

o
Bima 59,91
.g17,40 5,86
ps

Sumbawa Barat 94,62 3,91 0,32


.b
tb

Lombok Utara 58,01 22,01 4,08


//n

Kota Mataram 77,87 18,14 1,23


s:
tp

Kota Bima 78,30 15,81 4,37


ht

NTB 67,47 17,04 1,81


Sumber: Susenas Maret, 2019

72
Tabel 26. Lanjutan

Kabupaten/Kota Ada, ART tidak


Tidak Ada Total
Menggunakan
(1) (5) (6) (7)

Lombok Barat 0,51 18,70 100,00

Lombok Tengah 0,54 17,86 100,00

Lombok Timur 0,10 11,44 100,00

Sumbawa 0,12 14,57 100,00

Dompu 0,87 14,52 100,00

.id
Bima 0,34 16,50 100,00

o
Sumbawa Barat 0,00
.g 1,15 100,00
ps

0,91 15,00 100,00


.b

Lombok Utara
tb

Kota Mataram 0,00 2,77 100,00


//n
s:

Kota Bima 0,00 1,52 100,00


tp

NTB 0,32 13,36 100,00


ht

Sumber: Susenas Maret, 2019

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


73
Tabel 27. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis
Kloset yang Digunakan, 2019
Plengsengan
Kabupaten/Kota Cemplung/
Leher Angsa Tertutup/ Total
Cubluk
Tidak Tertutup
(1) (2) (3) (4) (5)
100,00
Lombok Barat 97,97 1,81 0,22
100,00
Lombok Tengah 98,64 0,43 0,92
100,00
Lombok Timur 98,69 0,20 1,11
100,00
Sumbawa 98,49 0,75 0,76

.id
100,00

o
Dompu 99,12 0,32 0,55
.g
100,00
ps
Bima 98,33 1,67 0,00
.b

100,00
Sumbawa Barat 99,29 0,71 0,00
tb
//n

100,00
Lombok Utara 100,00 0,00 0,00
s:

100,00
tp

Kota Mataram 98,27 1,22 0,51


ht

100,00
Kota Bima 100,00 0,00 0,00
100,00
NTB 98,64 0,73 0,63
Sumber: Susenas Maret, 2019

74
o.id
.g
ps
.b
tb
//n
s:
tp
ht

PROFIL KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019


75

Anda mungkin juga menyukai