Anda di halaman 1dari 77

PROPOSAL

PENGARUH PENDAMPINGAN SUAMI TERHADAP


TINGKAT KECEMASAN IBU SELAMA PROSES
PERSALINAN NORMAL DI RUANG BERSALIN
PUSKESMAS SIGERONGAN

SITI RAODAH
NIM.113420101

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) HAMZAR
LOMBOK TIMUR
2021
ROPOSAL

PENGARUH PENDAMPINGAN SUAMI TERHADAP


TINGKAT KECEMASAN IBU SELAMA PROSES
PERSALINAN NORMAL DI RUANG BERSALIN
PUSKESMAS SIGERONGAN

Proposal ini Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan (S.Keb.) pada
Program Studi S1 Pendidikan Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar
Lombok Timur

SITI RAODAH
NIM : 113420101

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) HAMZAR
LOMBOK TIMUR
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. Wb.

Segala puji hanya bagi Allah SWT atas petunjuk dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul
“Pengaruh pendampingan suami terhadap tingkat kecemasan ibu selama proses
persalinan normal di Ruang Berslin Puskesmas Sigerongan”.
Ketertarikan penulis akan topik ini didasari oleh fakta bahwa
kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan seringkali mempengaruhi kesetabilan emosi
ibu bahkan tidak jarang kecemasan itu akan berkelanjutan selama persalinan sehingga
mengganggu dan dapat menyebabkan persalinan tidak lancer dan menjadi lama.
Pendampingan suami saat persalinan mempunyai peranan penting bagi ibu dalam
mengurangi tingkat kecemasan dan sangat dibutuhkan oleh bidan sebagai penolong
persalinan dalam menciptakan suasana aman dan nyaman di ruang bersalin.
Pada penulisan proposal skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada.
1. Bapak Drs. H. Muh. Nagib, M.Kes, selaku Ketua STIKes Hamzar Lombok Timur
2. Ibu Eka Faizaturrahmi, S.ST., MKes, selaku Ketua Program Studi S1 Pendidikan
Bidan
3. Ibu Dwi Wirastri, S.Tr.Keb.,M.Kes, selaku dosen pembimbing pertama yang
telah memberikan motivasi, arahan dan keluangan waktu dalam penyelesaian
proposal skripsi ini.
4. Ibu Baiq Disnalia Siswari, S.ST.,M.Kes, selaku dosen pembimbing kedua yang
telah memberikan motivasi, arahan dan keluangan waktu dalam penyelesaian
proposal skripsi ini.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan dan telah mendoakan
demi suksesnya penyusunan proposal skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun.
Akhirnya, semoga proposal skripsi ini dapat menambah wawasan mengenai
Pengaruh pendampingan suami terhadap tingkat kecemasan ibu selama proses persalinan.
Akhir kata, wassalamu’alaikum wr. wb.
Lombok Timur,......................2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR


HALAMAN SAMPUL DALAM ……………………………………………….i
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………….ii
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………....iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………v
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………viii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………....ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
E. Keaslian Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Teoritis

1. Persalinan
a. Pengertian persalinan
b. Teori Penyebab Persalinan
c. Tanda-Tanda Persalinan
d. Tahapan Persalinan
e. Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
f. Perubahan Psikologis pada Ibu Bersalin
2. Kecemasan
a. Pengertian Kecemasan
b. Teori Kecemesan
c. Jenis Kecemasan.
d. Gejala Klinis Cemas

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan


f. Tingkat Kecemasan
g. Kecemasan dalam Perslinan
h. Penyebab Kecemasan dalam Perslinan
i. Skala Pengukur Tingkat Kecemasan
3. Pendampingan Persalinan
a. Pengertian Pendampingan
b. Syarat-Syarat Sebagai Pendampingan Persalinan
c. Peran Pendamping Persalinan Kala I
d. Pendampingan Suami
B. Kerangka Konsep
C. Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Desain Penelitian
B. Populasi, sampel, dan Teknik sampling
C. Waktu dan tempat Penelitian
D. Variabel Penelitian
E. Definisi operasional Penelitian
F. Instrumen penelitian dan metode pengumpulan data
G. Analisis Data
H. Etika Penelitian

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Tabel 3.1 Definisi Operasional


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)

yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina secara

spontan ( Manuaba, 1998 ). Pada akhir kehamilan uterus secara progresif lebih

peka sampai akhirnya timbul kontraksi kuat secara ritmis sehingga bayi dilahirkan

( Guyton & Hall,2002 ) dalam (Yulizawati dkk, 2019).

Persalinan atau melahirkan bayi adalah suatu proses normal pada wanita

usia subur. Persalinan merupakan peristiwa penting yang sangat ditunggu oleh

setiap pasangan suami-istri. Maka segala dukungan moral dan material

dicurahkan oleh suami, keluarga bahkan seluruh anggota masyarakat, demi

kesejahteraan ibu dan janinnya. Namun mendekati proses persalinan berbagai

perasaan akan campur-aduk dalam hati para ibu hamil. Selain tidak sabar ingin

melihat buah hatinya lahir ke dunia, rasa takut dan cemas menghadapi proses

persalinan berkecamuk dalam pikiran ( Hasanah, 2018).

Ketidaksiapan menghadapi proses persalinan akan menimbulkan rasa

takut dan cemas pada ibu bersalin, hal ini dapat menyebabkan partus tidak maju

yang dapat membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayinya (Yulizar &

Zuhrotunida, 2018). Kondisi menjelang persalinan merupakan salah satu faktor

yang dapat menimbulkan kecemasan dimana proses melahirkan bayi tidak selalu

somatis sifatnya, tetapi bersifat psikosomatis sebab banyak elemen psikis ikut

mempengaruhi kelancaran atau kelambatan proses melahirkan (Yulizar &

Zuhrotunida, 2018).
Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan

perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak

mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/ RTA, masih

baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/

splitting of personality), prilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas normal

(Hawari 2013) dalam ( Hasanah, 2018).

Berdasarkan data World Health Organization 2017 diperoleh Kematian

ibu sangat tinggi. Sekitar 295.000 wanita meninggal selama dan setelah

kehamilan dan persalinan pada 2017. Mayoritas besar dari kematian ini (94%)

terjadi di rangkaian sumber daya rendah, dan sebagian besar bisa dicegah.

Setiap hari pada tahun 2017, sekitar 810 wanita meninggal karena sebab yang

dapat dicegah terkait dengan kehamilan dan persalinan. Pada saat yang sama,

antara tahun 2000 dan 2017, Asia Selatan mencapai pengurangan MMR

keseluruhan terbesar: penurunan hampir 60% (dari MMR 384 menjadi 157).

Meskipun MMR-nya sangat tinggi pada tahun 2017, Afrika sub-Sahara sebagai

sub-wilayah juga mencapai pengurangan substansial dalam MMR hampir 40%

sejak tahun 2000. Selain itu, empat sub-wilayah lain secara kasar membagi dua

MMR mereka selama periode ini: Asia Tengah, Timur Asia, Eropa dan Afrika

Utara. Secara keseluruhan, rasio kematian ibu (AKI) di negara-negara

berkembang menurun hanya di bawah 50% (WHO,2017) dalam Fitriani dkk

(2020)

Di Indonesia terdapat 373.000.000 orang ibu hamil, dan yang mengalami

kecemasan dalam menghadapi persalinan ada sebanyak 107.000.000 orang (28,7

%) (Sitepu, 2016) dalam Mayangsari dkk 92020). Di Indonesia pada tahun 2020
menunjukkan 4.627 kematian ibu dengan jumlah total persalinan 4.762.264 .

Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2019 sebesar 4.221

kematian ibu dengan jumlah total persalinan 4.792.117. Berdasarkan penyebab,

sebagian besar kematian ibu pada tahun 2020 disebabkan oleh perdarahan

sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.110 kasus, dan

gangguan sistem peredaran darah sebanyak 230 kasus. ( Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia, 2021)

Di Propinsi Nusa Tenggara Barat kematian ibu tahun 2019 tercatat 97

kematian ibu dengan total persalinan 104.115 , tahun 2020 tercatat 122 kematian

ibu dengan total persalinan 103.415 , dengan penyebab kematian perdarahan 38

kasus, hipertensi dalam kehamilan 31 kasus, infeksi 8 kasus, gangguan sirkulasi

peredaran darah 6 kasus, gangguan metabolic 11 kasus dan penyebab lain-lain 28

kasus (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2021)

Di kabupaten Lombok Barat kematian ibu tahun 2019 tercatat 6 kematian

ibu dengan total persalinan 13.833, disebabkan oleh perdarahan 2 kasus dan

hipertensi dalam kehamilan 4 kasus. Tahun 2020 tercatat 14 kematian ibu dengan

total persalinan 14.162, disebabkan oleh perdarahan 8 kasus, hipertensi dalam

kehamilan 5 kasus dan infeksi 1 kasus ( Dinas Kesehatan Provinsi NTB, 2021).

Di Puskesmas Sigerongan tahun 2019 tidak terdapat kematian ibu dengan

total persalinan 681, dan tahun 2020 juga tidak ada kematian ibu dengan total

persalinan 711 ( Puskesmas Sigerongan ,2020)

World health organizatin (WHO) telah merekomendasikan bahwa

pendampingan persalinan adalah atas pilihan ibu sendiri. Namun saat ini

parisipasi pria dalam kesehatan reproduksi masih rendah, masih banyak suami
belum mampu menunjukkan dukungan penuh terhadap proses persalinan,

terdapat 68% persalinan di indonesia tidak di dampingi suami selama proses

persalinan. Efek dari tidak adanya pendampingan suami selama persalinan

berdampak pada kecemasan ibu mengakibatkan kadar kotekolamin yang

berlebihan sehingga menyebabkan turunnya aliran darah ke rahim, kontraksi

rahim melemah, turunnya aliran darah ke plasenta, oksigen yang tersedia untuk

janin berkurang serta dapat meningkatkan lamanya persalinan (Triani

Yuliastani,2013) dalam Pratiwi dkk (2017)

Salah satu program kesehatan yang ditawarkan Departemen Kesehatan

saat ini adalah pemberdayaan suami ibu hamil maupun masyarakat dalam

penurunan angka kematian ibu dan bayi yaitu melalui Program Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). P4K telah dicanangkan oleh

Mentri Kesehatan Siti Fadilah Supari pada 18 Juli 2007 secara nasional dengan

penempelan stiker pada semua ibu hamil. Metode stikerisasi merupakan upaya

terobosan percepatan penurunan angka kematian ibu karena setiap ibu hamil akan

tercatat, terdata, dan terpantau secara tepat (Pusat Komunikasi Publik ,2008)

dalam ( Geme, 2018).

Salah satu yang dapat mempengaruhi psikis ibu adalah dukungan dari

suami atau keluarga. Dukungan minimal berupa sentuhan dan kata-kata pujian

yang membuat nyaman serta memberi penguatan pada saat proses menuju

persalinan berlangsung hasilnya akan mengurangi durasi persalinan (Yulizawati

dkk, 2019).

Dukungan suami dalam proses persalinan akan memberikan efek pada ibu

yaitu dalam hal emosi, emosi ibu yang tenang yang menyebabkan sel-sel sarafnya
mengeluarkan hormon oksitosin yang reaksinya akan menyebabkan kontraksi

pada rahim pada akhir kehamilan untuk mengeluarkan bayi (Marmi 2016) dalam

(Hasanah , 2018)

Menurut penelitian Yuriati dan Sabariah (2019) ,ibu dengan

pendampingan suami yang mengalami kecemasan berat sebanyak 6 responden

(42,9%) dengan kecemasan ringan sebanyak 8 responden (57,1%) .Tidak

didampingi suami mengalami kecemasan berat sebanyak 13 responden (81,2%)

dan kecemasan ringan sebanyak 3 responden(18.8%)

Penelitian yang dilakukan oleh Sari dkk, (2017) ibu bersalin yang tidak

didampingi suami beresiko 3.569 kali mengalami kemajuan persalinan yang

lambat dibandingkan ibu bersalin yang didampingi suami.

Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan oleh peneliti pada bulan

Juni 2021 sampai dengan bulan Juli 2021, telah dilakukan wawancara terhadap 10

orang pasien, yang mana 5 orang ibu pada saat akan melahirkan tidak didampingi

oleh suaminya. Lima orang ibu pada saat akan melahirkan didampingi oleh

suaminya. Hasil wawancara terhadap 10 orang ibu menunjukkan bahwa kondisi 3

orang ibu yang didampingi suami tidak mengalami kecemasan dan 2 orang ibu

yang didampingi suami dengan tingkat kecemasannya tidak terlalu tinggi

dibandingkan dengan ibu yang melahirkan tanpa didampingi oleh suaminya.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul ”Pengaruh pendampingan suami terhadap tingkat

kecemasan ibu selama proses persalinan normal di ruang bersalin Puskesmas

Sigerongan “
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui

”Adakah pengaruh pendampingan suami terhadap tingkat kecemasan ibu selama

proses persalinan normal di ruang bersalin Puskesmas Sigerongan “

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pendampingan suami terhadap tingkat

kecemasan ibu selama proses persalinan normal di ruang bersalin Puskesmas

Sigerongan

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi distribusi frekuensi persalinan normal di ruang

bersalin Puskesmas Sigerongan

b. Mengidentifikasi distribusi frekuensi pendampingan suami selama

proses persalinan normal di ruang bersalin Puskesmas Sigerongan

c. Mengidentifikasi distribusi frekuensi tingkat kecemasan ibu selama

proses persalinan normal di ruang bersalin Puskesmas Sigerongan

d. Untuk menganalisis pengaruh pendampingan suami terhadap

tingkat kecemasan ibu selama proses persalinan normal di ruang

bersalin Puskesmas Sigerongan

C. Manfaat Penelitian

1.Manfaat Teoritis

Data atau informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan, memperluas wawasan dan pengalaman peneliti tentang

pengaruh pendampingan suami terhadap tingkat kecemasan ibu selama


proses persalinan normal. Juga sebagai masukan dalam pengembangan mata

kuliah Praktik Kebidanan dan Evidence Based Kebidanan. Bagi peneliti

selanjutnya diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber pustaka dan dapat

mengembangkan penelitian ini.

2.Manfaat Praktis.

a. Bagi ibu bersalin dan suami , sebagai sarana menambah pengetahuan

dan pengalaman serta bisa dijadikan acuan untuk dapat bekerjasama

dalam mengurangi kecemasan selama menghadapi proses persalinan .

b. Bagi Peneliti, sebagai sarana menambah pengalaman dalam

memberikan Asuhan Kebidanan khususnya pertolongan persalinan

untuk mencegah kecemasan selama proses persalinan, sehingga

proses persalinan berjalan lancer, aman dan dapat mencegah

komplikasi.

c. Bagi petugas kesehatan, selama persalinan berlangsung petugas

kesehatan mampu memberikan motivasi kepada ibu bersalin yang

sedang menghadapi proses persalinan agar tercipta keamanan dan

kenyamanan selama persalinan. Selain itu petugas kesehatan

diharapkan memberi tahu peran dan tugas suami sebagai pendamping

selama persalinan.

d. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan khususnya Puskesmas Sigerongan ,

dari penelitian ini instansi pelayanan kesehatan dapat meningkatkan

pengelolaan pasien dalam upaya meningkatkan kesejahteraan ibu dan

anak diantarannya dengan mengikut sertakan keluarga terutama suami

selama proses persalinan.


D. Keaslian Penelitian

Penelitian Pengaruh Pendampingan Suami Terhadap tingkat kecemasan

ibu selama proses persalinan normal di ruang bersalin Puskesmas Sigerongan

yang hampir serupa dengan penelitian ini adalah :

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian

Peneliti Judul Metode Hasil Perbedaan Persamaan


Penelitian Penelitian Penelitian

PutriYu Hubungan Metode Ada Tehnik Variabel


riati, pendampinga penelitian hubungan sampling indevenden
Sabaria n suami korelasi antara total pendampinga
h dalam observasional, pendampinga sampling, n suami dan
(2019) persalinan dengan n suami analisa data variabel
dengan pendekatan dalam dengan fisher devenden
tingkat cross sectional, persalinan exact tingkat
kecemasan variable dengan kecemasan
pada ibu Indevenden tingkat ibu bersalin ,
bersalin di pendampingan kecemasan Jenis dan
PMB suami dan ibu di PMB rancangan
Siswati,SST variable Siswati,SST penelitian
kota Tanjung devenden kota kuantitatif
Pinang Tahun tingkat Tangjung observasional
2019 kecemasan Pinang Tahun dengan
tehnik 2019 pendekatan
sampling cross
acidential sectional
sampling
instrumen
lembar
cheklist ,
analisis
melalui uji chi
square

Dewi Hubungann Jenis Ada Variable, Variable


Erlina Pendampinga penelitian hubungan devenden indevenden
Asrita n Suami analitik pendampinga tingkat pendampinga
Sari, dalam dengan desain n suami kecemasan n suami
Nurul Persalinan case control dalam ibu jenis
indah dengan variabel persalinan penelitian
Sari dan kemajuan indevenden dengan observasional
Nanda persalinankal pendampingan kemajuan dengan
Putri a I fase aktif suami dan persalinan pendekatan
Zulaekh di RB. Bunda variabel cross
a (2017) Puja devenden sectional
Tembilan kemajuan tehnik
persalinan sampling
tehnik total
sampling sampling dan
random analisa data
sampling, dengan fisher
instrument exact
lembar
cheklist
analisis data
uji chi square

Isnaniar Pengaruh Jenis Ada pengaruh Tehnik Variable


,Wiwik peran suami penelitian peran suami sampling devenden
Norlita, terhadap deskriptif terhadap total tingkat
Salma tingkat kuantitatif, tingkat sampling,anal kecemasan
Gusrita kecemasan variabel kecemasan isa data ibu
(2020) ibu hamil indevenden ibu hamil dengan fisher
dalam peran suami , dalam exact
menghadapi variabel menghadapi
proses devenden proses
persalinan di tingkat persalinan di
puskesmas kecemasan puskesmas
Harapan dengan tehnik Harapan
Raya Pakan sampling Raya Pakan
baru accidential baru
sampling,
instrument
kuisioner, uji
statistic chi
square.

Meta Hubungan Jenis Ada Tehnik Variabel


Rosdian pendampinga penelitian hubungan sampling indevenden
a n suami Kuantitatif pendampinga total pendampinga
(2018)0 terhadap survei analitik n suami sampling dan n suami dan
) tingkat variabel dengan Analisa fsher variabel
kecemasan independent tingkat exact devendenting
ibu bersalin pendampingan kecemasan kat
di RB citra suami dan ibu bersalin kecemasan
Palembang variabel di RB Citra ibu bersalin
tahun 2018 devenden Palembang Survei
tingkat analitik dan
kecemasan Pendekatan
pendekatan cross
cross sectional sectional
tehnik samling
accidential
sampling
dengan
Analisa uji
square

Fitriani, Hubungan Jenis Ada Analisa fisher Variabel


Minawa pendampinga penelitian hubungan exact indevenden
ti n suami Deskriftif pendampinga pendampinga
Darwis, terhadap analitik n suami n suami dan
Ery tingkat dengan terhadap variabel
Wardan kecemasan variabel tingkat devenden
ingsih ibu selama indevenden kecemasan tingkat
(2020) proses pendampingan ibu selama kecemasan
persalinan di suami dan proses ibu Survei
Rumah Sakit variabel persalinan di analitik
dr M. Yosin devenden Rumah Sakit Pendekatan
Bone tingkat dr, M Yosin Cross
kecemasan bone sectional,
pendekatan tehnik
cross samling total
sectional , sampling
tehnik
sampling total
sampling
analisis uji chi
square
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Persalinan

a. Pengertian Persalinan

Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi

(janin dan uri) yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus

melalui vagina secara spontan ( Manuaba, 1998). Pada akhir

kehamilan uterus secara progresif lebih peka sampai akhirnya timbul

kontraksi kuat secara ritmis sehingga bayi dilahirkan ( Guyton &

Hall,2002 ) dalam (Yulizawati dkk , 2019).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran

janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir

spontan dengan presentase letak belakang kepala yang berlangsung

dalam 18 jam , tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin

(Saefudin,2007) dalam (Yulizawati dkk ,2019).

Menurut (Sulisdian, 2019) dalam (Sopiyah, 2021) persalinan

merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dari uri)

yang dapat hidup ke dunia luar dari Rahim melalui jalan lahir atau

jalan lain. Adapun menurut proses berlangsungnya persalinan

dibedakan sebagai berikut :

1) Persalinan spontan
Persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.

Pengertian persalinan melalui jalan lahir ibu tersebut.

2) Persalinan bantuan

Persalinan ini dibantu dengan tenaga dari luar misalnya

ekstrasksi forsep atau dilakukan operasi section caesaria.

3) Persalinan anjuran

Persalinan ini tidak dimulai dengan sendirinya, akan tetapi

persalinan ini berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian

Pitocin, atau prostaglandin.

b. Teori Penyebab Persalinan

Teori penyebab persalinan menurut (Widiastini, 2018) dalam

(Sopiyah, 2021) ada 6 yaitu

1) Teori ketegangan

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas

tertentu, setelah melewati batas tertentu tersebut, rahim akan

mengalami kontraksi yang memicu terjadinya persalinan.

2) Teori penurunan hormon progesterone

Produksi hormon progesteron mengalami penurunan pada 1-2

minggu menjelang persalinan, yang menyebabkan otot rahim

menjadi lebih sensitive terhadap oksitosin dan prostaglandin

sehingga terjadi kontraksi dan persalinan dapat dimulai.

3) Teori oksitosin internal

Saat umur kehamilan bertambah tua, konsentrasi progesterone

mengalami penurunan, dan oksitosin yang dikeluarkan oleh


hipofisis pars posterior meningkatkan aktivitasnya dalam

merangsang terjadinya kontraksi, sehingga memicu terjadinya

persalinan.

4) Teori prostaglandin

prostaglandin dihasilkan oleh desidua, meningkat sejak usia

kehamilan 15 minggu. Peningkatan kadar prostaglandin dapat

memicu kontraksi otot rahim saat kehamilan sehingga dapat

menimbulkan persalinan.

5) Teori hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenalis

Teori ini menunjukan pada kehamilan dengan anensefalus sering

terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus.

Teori ini dikemukakan oleh Linggin 1973.

Malpar pada tahun 1933 melakukan percobaan dengan

mengangkat otak (yang didalamnya terdapat hipotalamus dan

kelenjar pituitari) kelinci, hasilnya kehamilan kelinci tersebut

berlangsung lebih lama.

Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.

6) Teori iritasi mekanik

Pada bagian belakang serviks terdapat ganglion servikale

(fleksus frankenhauser). Bila ganglion ini bergeser dan tertekan,

misalnya oleh bagian terbawah janin, akan menimbulkan

kontraksi yang menyebabkan terjadinya persalinan.

c. Tanda-tanda Persalinan
Tanda-Tanda Persalinan Menurut Manuaba (1998) dalam ( Hasanah,

2018) telah disebutkan bahwa tanda-tanda persalinan dibagi menjadi dua

fase, yaitu tanda bahwa persalinan sudah dekat dan tanda timbulnya

persalinan (inpartu).

1) Tanda-Tanda Bahwa Persalinan Sudah dekat

a) Terjadi Lightening

Menjelang minggu ke 36 kehamilan, tanda pada

primigravida adalah terjadinya penurunan fundus uteri karena

kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan:

kontraksi Braxton Hicks, ketegangan dinding perut, ketegangan

ligamentum rotundum, dan gaya berat janin dimana kepala ke

arah bawah. Masuknya bayi ke pintu atas panggul menyebabkan

ibu merasakan:

(1) Ringan di bagian atas perut, dan rasa sesaknya berkurang.

(2) Bagian bawah perut ibu terasa penuh dan mengganjal.

(3) Kesulitan berjalan.

(4) Sering buang air kecil (follaksuria).

Lightening pada primigravida menunjukkan hubungan

normal antara ketiga P, yaitu Power, Passege, Passenger.

Sedangkan pada multi para gambarannya tidak begitu jelas, karena

kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang persalinan.

b) Terjadinya his permulaan

Pada waktu umur kehamilan masih muda, yaitu sejak

trimester pertama kehamilan uterus akan sering mengalami


kontraksi ringan. Pada trimester kedua dapat dideteksi dengan

pemeriksaan bimanual. Fenomena ini dikemukakan pertama kali

oleh Braxton Hicks pada tahun 1872 sehingga disebut sebagai

Kontraksi Braxton Hicks. Sampai bulan terakhir kehamilan

biasanya kontraksi ini sangat jarang dan meningkat pada satu atau

dua minggu sebelum persalinan. Kontraksi ini terjadi karena

adanya perubahan keseimbangan estrogen dam progesteron

sehingga terjadi peningkatan jumlah reseptor oksitosin dan gap

junction diantara sel-sel miometrium

Dengan semakin tuanya kehamilan, pengeluaran estrogen

dan progesteron semakin berkurang, sehingga oksitosin dapat

menimbulkan kontraksi yang lebih sering, yang dikenal sebagai

his palsu, dengan sifat sebagai berikut:

(1) Rasa nyeri ringan dibagian bawah.

(2) Datangnya tidak teratur.

(3) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda.

(4) Durasinya pendek.

(5) Tidak bertambah bila beraktivitas.

2) Tanda- Tanda Timbulnya Persalinan (inpartu)

Pada fase ini sudah memasuki tanda-tanda inpartu:

a) Terjadinya His Persalinan

His adalah kontraksi rahim yang dapat diraba

menimbulkan rasa nyeri diperut serta dapat menimbulkan

pembukaan serviks kontraksi rahim yang dimulai pada 2 face


maker yang letaknya di dekat cornu uteri. His yang menimbulkan

pembukaan serviks dengan kecepatan tertentu disebut his efektif.

His efektif mempunyai sifat adanya dominan kontraksi uterus

pada fundus uteri (fundal dominance), kondisi berlangsung secara

sinkron dan harmonis, adanya intensitas kontraksi yang maksimal

diantara dua kontraksi, irama teratur dan frekuensi yng kian

sering, lama his berkisar 45-60 detik.

Pengaruh his ini dapat menimbulkan desakan didaerah

uterus (meningkat) terjadi penurunan janin, terjadi penebalan pada

dinding korpus uteri, terjadi peregangan dan penipisan pada istmus

uteri, serta terjadinya pembukaan pada kanalis servikalis.

His persalinan memiliki sifat sebagai berikut:

(1) Pinggang terasa sakit dan mulai menjalar ke depan.

(2) Teratur dengan interval yang makin pendek dan kekuatannya

makin besar.

(3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks.

(4) Penambahan aktivitas (seperti berjalan) maka his tersebut

semakin meningkat.

b) Keluarnya lendir becampur darah (show)

Lendir ini berasal dari pembukaan kanalis servikalis.

Sedangkan pengeluaran darahnya disebabkan oleh robeknya

pembuluh darah waktu serviks membuka.

c) Terkadang disertai ketuban pecah

Sebagian ibu hamil mengeluarkan air ketuban akibat


pecahnya selaput ketuban menjelang persalinan. Jika ketuban

sudah pecah, maka ditargetkan persalinan dapat berlngsung dalam

24 jam. Namun, apabila persalinan tidak tercapai, maka persalinan

harus diakhiri dengan tindakan tertentu, misalnya ekstraksi vakum

atau sectio caesarea.

d) Dilatasi dan Effacement

Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis secara

berangsur-angsur akibat pengaruh his. Effacemenet adalah

pendataran atau pemendekan kanalis servikalis yang semula

panjang 1-2 cm menjadi hilang sama sekali, sehingga tinggal

hanya ostium yang tipis seperti kertas.

d. Tahapan Persalinan

Secara klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan

Wanita tersebut mengeluarkan lender yang disertai darah ( bloody show) .

Lendir yang disertai darah ini berasal dari lender kanalis servikalis karena

serviks mulai membula atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari

pembuluh -pembuluh kafiler yang berada disekitar kanalis servikalis itu

pecah karena pergeseran-pergeseran Ketika serviks membuka

( Wiknjosastro,dkk,2005) dalam Yulizawati dkk, 2019).

1) Kala I (pembukaan jalan lahir)

Kala I persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan

diakhiri dengan dilatasi serviks lengkap. Dilatasi lengkap dapat

berlangsung kurang dari satu jam pada sebagian kehamilan multipara .

Pada kehamilan pertama , dilatasi serviks jarang terjadi dalam waktu


kurang dari 24 jam . Rata-rata durasi total kala I persalinan pada

primigravida berkisar 3,3 jam sampai 19,7 jam .Pada multigravida

ialah 0,1 sampai 14,3 jam ( Bobak, Lowdermilk dan Jensen,2004). Ibu

akan dipertahankan kekuatan moral dan emosinya karena persalinan

masih jauh sehingga ibu dapat mengumpulkan kekuatan ( Manuaba,

2006)

Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase,

yaitu :

a) Fase Laten

Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat

sampai mencapai ukuran 3 cm.Fase laten diawali dengan mulai

timbulnya kontraksi uterus yang teratur yang menghasilkan

perubahan serviks

b) Fase Aktif, dibagi dala 3 fase lagi, yaitu:

(1) Fase Akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi

menjadi 4 cm.

(2) Fase Dilatasi Maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung

sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.

(3) Fase Deselerasi, pembukaan menjadi lambat sekali. Dalam

waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap

Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida . Pada

multigravida pun terjadi demikian akan tetapi dalam waktu

yang lebih pendek( Wiknjosastri,dkk,2005).


2) Kala II ( Pengeluaran )

Kala II persalinan adalah tahap dimana janin dilahirkan .Pada kala II ,

his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit

sekali. Saat kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his

dirasakan tekanan pada otot -otot dasar panggul , yang secara

reflektoris menimbulkan rasa ingin mengedan .Wanita merasakan

tekanan pada rectum dan hendak buang air besar. Kemudian perinium

mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka .labia mulai

membuka dan tidak lama kemudian kepala janin Nampak dalam vulva

pada waktu his. Dengan his dan kekuatan mengedan maksimal, kepala

janin dilahirkan dengan prosentase suboksiput dibawah simpisis, dahi,

muka, dan dagu, setelah istirahat sebentar , his mulai lagi untuk

mengeluarkan badan dan anggota badan bayi ( Wiknjosastri,dkk,2005).

Masih ada banyak perdebatan tentang lama kala II yang tepat dan batas

waktu yang dianggap normal.Batas dan lama tahap persalinan kala II

berbeda-beda tergantung paritasnya. Durasi kala II dapat lebih lama

pada wanita yang mendapat blok efidural dan menyebabkan hilangnya

reflek mengedan. Pada primigravida , waktu yang di butuhkan dalam

tahap ini adalah 25-57 menit ( Bobak, Lowdermilk dan Jensen,2004).

Rata-rata durasi kala II yaitu 50 menit (Kenneth et al, 2009).

3) Kala III (kala uri )

Kala III persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir (

Bobak, Lowdermilk dan Jensen,2004). Setelah bayi lahir , uterus

teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit
kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari

dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah

bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri

( Wiknjosastri,dkk,2005).

Pada tahap ini dilakukan tekanan ringan di atas puncak rahim dengan

cara Crede untuk membantu pengeluaran plasenta. Plasenta

diperhatikan kelengkapannya secara cermat, sehingga tidak

menyebabkan gangguan kontraksi rahim atau terjadi perdarahan

sekunder (Manuaba, 2006).

4) Kala IV ( 2 Jam setelah Melahirkan)

Kala IV persalinan ditetapkan berlangsung kira-kira 2 jam setelah

plasenta lahir. Periode ini merupakan masa pemulihan yang terjadi

segera jika homeostasis berlangsung denagn baik ( Bobak,

Lowdermilk dan Jensen,2004). Pada tahap ini , kontraksi otot rahim

meningkat sehingga pembuluh darah terjepit untuk menghentikan

perdarahan. Pada kala ini dilakukan observasi terhadap tekanan darah ,

pernapasan, nadi, kontraksi otot rahim dan perdarahan selama 2 jam

pertama. Selain itu juga dilakukan penjahitan luka jalan lahir. Setelah

2 jam , bila keadaan baik , ibu dan bayinya dipindahkan ke ruangan

Bersama bayinya (Manuaba, 2006).

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

Menurut (Widiastini, 2018) dalam (Sopiyah, 2021) faktor-faktor yang

mempengaruhi persalinan ada 5 yaitu:

1) Power
Power merupakan kekuatan atau tenaga dari ibu yang menyebabkan

keluarnya janin dengan adanya pendorong

2) Passage (jalan lahir)

Jalan lahir terdiri dari jalan lahir keras ( pelvis/panggul) dan jalan

lunak.

3) Passanger (janin dan plasenta)

Passanger atau janin dapat melewati jalan lahir yang dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, ukuran kepala janin,

presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. Dimana plasenta juga

melewati jalan lahir, oleh karena itu plasenta juga dianggap sebagai

bagian dari passangeryang menyertai janin.

4) Psikologis

Dalam persalinan psikologis ibu sangat berpengaruh terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan. Dimana keadaan

psikologis ibu yang baik akan menghasilkan persalinan yang aman

dan lancer. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses persalinan

adalah adanya pendampingan pada saat persalinan. Ibu bersalin yang

didampingi oleh orang terdekat, keluarga, penolong, cenderung

mengalami proses proses yang lebih lancer dibandingkan dengan

ibu bersalin yang tidak mendapatkan pendampingan pada saat

bersalin. Hal ini yang menunjukkan bahwa dukungan mental sangat

berdampak positif bagi keadaan psikis ibu bersalin.

5) Pysian/penolong

Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk


memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal

dan neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik

diharapkan kesalahan atau malpraktik dalam memberikan asuhan

tidak terjadi, tetapi aspek konseling dan pemberian informasi yang

jelas dibutuhkan oleh ibu bersalin untuk mengurangi tingkat

kecemasan ibu dan keluarga.

f. Perubahan Psikologis pada Ibu Bersalin

Perubahan psikologis menurut (Widiastini, 2018) ) dalam (Sopiyah, 2021)

yaitu :

1) Pengalaman sebelumnya

Pada saat proses persalinan, ibu akan lebih focus pada dirinya sendiri

sehingga sering menimbulkan ambivalensi mengenai kehamilan.

Jika ibu mengalami pengalaman yang buruk sebelumnya, maka ibu

akan membayangkan efek kehamilan terhadap kehidupannya kelak,

tanggung jawab yang baru atau tambahan yang akan di tanggungnya,

kecemasan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk menjadi

seorang ibu

2) Kesiapan emosi

Tingkat emosi pada ibu bersalin cenderung kurang bisa dekendalikan.

Hal ini diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada

dirinya sendiri serta pengaruh dari orang -orang terdekat, ibu bersalin

biasanya lebih sensitive terdapat semua hal.

3) Persiapan menghadapi persalinan (fisik, mental materi dsb)

Pentingnya mengetahui persiapan apa saja yang dibutuhkan untuk


menghadapi persalinan, agar ketika ibu bersalin tidak mengalami

kekhawatiran menghadapi persalinan, antara lain dari segi materi,

fisik dan mental yang berhubungan dengan risiko keselamatan ibu itu

sendiri maupun bayi yang dikandungnya.

4) Support sistem

Peran serta orang terdekat sangat besar pengaruhnya terhaap

psikologis ibu bersalin. Ibu sangat membutuhkan support pada saat

kehamilan maupun proses persalinannya. Hal ini mampu

menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu.

2. Kecemasan

a. Pengertian Kecemasan

Menurut Taylor (1995) dan dalam (Hasanah ,2018), kecemasan

adalah pengalaman manusia yang bersifat universal, suatu respons

emosional yang tidak menyenangkan, penuh kekhawatiran, suatu rasa

takut yang tidak terekspresikan dan tidak terarah karena suatu sumber

ancaman atau pikiran sesuatu yang akan datang tidak jelas dan tidak

teridentifikasi. Menurut Sarafino (1994) ( Hasanah, 2018), kecemasan

merupakan suatu ketakutan terhadap ketidakberdayaan dirinya dan

respons terhadap kehidupan yang hampa dan tidak berarti.

Sedangkan menurut Hawari (2013) (Hasanah, 2018), kecemasan

(ansietas/ anxiety) adalah gangguan alam perasaan (affective) yang

ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam

dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas

(Reality Testing Ability/ RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh
(tidak mengalami keretakan kepribadian/ splitting of personality),

prilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal.

Pengertian lain tentang kecemasan dikemukakan oleh Selye

(1996) dalam (Hasanah ,2018),yang menyatakan bahwa kecemasan

adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan

ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak

mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih utuh,

serta perilaku terganggu tetapi masih dalam batas normal. Berdasarkan

ketiga pengertian tersebut, bahwa kecemasan adalah suatu respons

emosional di mana seseorang merasa takut pada suatu sumber ancaman

yang belum jelas dan tidak teridentifikasi.

b. Teori Kecemasan

Konsep kecemasan ini berkembang dari zaman dahulu sampai

sekarang. Tiap-tiap model mengembangkan teori mengenai segi

tertentu dari fenomena kecemasan. Beberapa teori mengenai kecemasan

menurut Kaplan dan Saddock (1996) dalam ( Hasanah ,2018), adalah

sebagai berikut.

1) Teori Genetik

Pada sebagian manusia yang menunjukkan kecemasan, riwayat

hidup, dan riwayat keluarga merupakan predisposisi untuk

berperilaku cemas. Penelitian mengenai riwayat keluarga dari anak

kembar menentukan, bahwa faktor genetik ikut berperan dalam

gangguan kecemasan.

2) Teori Katekolamin
Teori ini menyatakan, bahwa reaksi cemas berkaitan dengan

peningkatan kadar katekolamin yang beredar dalam tubuh.

3) Teori Psikoanalisa

Kecemasan berasal dari diri sendiri, ketakutan berpisah,

kecemasan kastrasi, dan ketakutan terhadap perasaan dosa yang

menyiksa diri.

4) Teori Sosial

Kecemasan sebagai suatu respons terhadap sensor lingkungan,

seperti pengalaman-pengalaman hidup yang penuh dengan

ketegangan dan respons terhadap kehidupan hampa yang tidak

berarti.

c. Jenis Kecemasan

Menurut Kaplan dan Sadock (1996) dalam (Hasanah , 2018),

kecemasan dibagi menjadi dua yaitu:

1) Kecemasan normal

Kecemasan adalah suatu penyerta yang normal dari pertumbuhan,

perubahan, pengalaman sesuatu yang baru dan belum dicoba dan

penemuan identitasnya sendiri dan arti hidup.

2) Kecemasan patologi

Kecemasan patologi adalah respon yang tidak sesuai terhadap

stimulus yang diberikan berdasarkan pada intensitas dan durasinya.

d. Gejala Klinis Cemas

Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang

mengalami gangguan kecemasan antara lain sebagai berikut:


1) Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri,

mudah tersinggung;

2) Merasa tegang, tidak tenang, gelisah,mudah terkejut;

3) Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang;

4) Gangguan pola tidur,mimpi-mimpi yang menegangkan;

5) Gangguan konsentrasi dan daya ingat;

6) Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan

tulang, pendengaranberdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak

nafas, gangguan percernaan,ganguan perkemihan, sakit kepala dan

lain sebagainya.

Selain keluhan-keluhan cemas secara umum di atas, ada

lagi kelompok cemas yang lebih berat yaitu gangguan cemas

menyeluruh,gangguan panik, gangguan phobik dan gangguan

obsesif-kompulsif (Hawari, 2013) dalam ( Hasanah,2018)

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Menurut Shives (1998) dalam (Hasanah , 2018),

mengatakan, bahwa faktor yang berkontribusi pada terjadinya

kecemasan meliputi ancaman pada:

1) Konsep diri,

2) Personal security system,

3) Kepercayaan, lingkungan,

4) Fungsi peran, hubungan interpersonal, dan

5) Status kesehatan.

Menurut Direktorat Kesehatan Jiwa Depkes RI (1994) dalam


( Hasanah,2018), faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan antara

lain sebagai berikut.

1) Perkembangan kepribadian

2) Tingkat maturasi

3) Tingkat pengetahuan

4) Karakteristik stimulus

5) Karakteristik individu

f. Tingkat Kecemasan

Seorang individu mengalami kecemasan yang bervariasi, mulai

dari cemas ringan sampai dengan panik. Menurut Stuart dan Sundeen

(1998) dalam (Hasanah,2018), kecemasan dapat digolongkan dalam

beberapa tingkat, yaitu sebagai berikut.

1) Kecemasan ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan kehidupan

sehari-hari. Ketegangan dalam kehidupan sehari-hari akan

menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan

persepsinya. Individu terdorong untuk belajar yang akan

menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

2) Kecemasan sedang

Kecemasan pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan

menurun. Individu lebih memfokuskan pada hal-hal yang

dianggapnya penting saat itu dan mengesampingkan hal-hal lain

sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif, namun


dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.

3) Kecemasan berat

Kecemasan ini sangat mengurangi lahan persepsi seseorang.

Seseorang cenderung untuk memusatkan pada ssesuatu yang terinci

dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal lain. Individu tak

mampu berpikir lagi dan membutuhkan banyak pengarahan atau

tuntunan.

4) Panik

Tingkat panik ditandai dengan lahan persepsi yang sudah terganggu

sehingga individu sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi dan

tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah diberikan

pengarahan atau tuntunan, serta terjadinya peningkatan aktivitas

motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan

orang lain, persepsi menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang

rasional. Tingkatan ini tidak sejalan dengan kehidupan seseorang

jika berlangsung terus-menerus dalam waktu yang lama sehingga

terjadi kelelahan yang sangat, bahkan kematian.

g. Kecemasan Dalam Persalinan

Proses kelahiran anak adalah alami asalkan kondisi fisik

memadai tidak akan mengalami banyak kesulitan, akan tetapi proses

kelahiran ini masih sering diselimuti misteri, ketidaktahuan dan rasa

takut dalam pikiran banyak orang. Ada kalanya hal in disebabkan oleh
informasi dan pengertian yang salah tentang berfungsinya tubuh secara

normal. Akhirnya proses kelahiran itu sendiri mungkin menjadi lebih

sulit pada ibu yang ketakutan, sehingga ketegangannya menghambat

proses alami dan justru mengakibatkan rasa sakit yang dicemaskan

(Susilowati, 2012) dalam ( Hasanah , 2018).

h. Penyebab Kecemasan Dalam Persalinan

Menurut Kartono (2006) dalam (Hasanah,2018) penyebab

kecemasan dalam menghadapi persalinan adalah:

1) Takut mati

Sekalipun peristiwa kelahiran itu adalah fenomena fisiologis yang

normal, namun tidak terlepas diri risiko-risiko dan bahaya kematian.

Bahkan pada proses kelahiran yang normal sekalipun senantiasa

disertai pendarahan dan kesakitan-kesakitan yang hebat. Peristiwa

inilah yang menimbulkan ketakutan-ketakutan, khususnya takut

mati, baik kematian dirinya sendiri maupun anak bayi yang akan di

lahirkan.

2) Trauma kelahiran

Berkaitan dengan perasaan takut mati yang ada pada wanita pada

saat melahirkan bayinya dan ketakutan lahir (takut dilahirkan di

dunia ini) pada bayi, yang dikenal sebagai trauma kelahiran.

Trauma kelahiran ini berupa ketakutan akan berpisahnya bayi dari

rahim ibunya. Ketakutan ini merupakan ketakutan “hipotetis” untuk

dilahirkan di dunia takut terpisah dari ibunya.

3) Perasaan bersalah
Wanita banyak melakukan identifikasi terhadap ibunya dalam

semua aktivitas reproduksinya. Jika identifikasi ini menjadi salah

dan wanita tersebut banyak mengembangkan mekanisme rasa

bersalah dan rasa berdosa terhadap ibunya. Maka peristiwa tadi

membuat dirinya menjadi tidak mampu berfungsi sebagai ibu

yang bahagia sebab selalu saja dibebani atau dikejar-kejar rasa

berdosa. Perasaan berdosa terhadap ibu ini erat hubungannya

dengan ketakutan akan mati pada saat wanita tersebut melahirkan

bayinya.

4) Ketakutan riil

Pada setiap wanita hamil, kecemasan untuk melahirkan bayinya

bisa diperkuat oleh sebab-sebab konkret lainnya. Misalnya, takut

bayinya lahir cacat atau lahir dalam kondisi patologis, takut kalau

bayinya akan bernasib buruk disebabkan oleh dosa-dosa ibu itu

sendiri di masa silam. Takut kalau beban hidupnya akan menjadi

semakin berat oleh lahirnya sang bayi, munculnya elemen

ketakutan yang sangat mendalam dan tidak disadari, kalau tidak

dipisahkan dari bayinya, takut kehilangan bayinya yang sering

muncul sejak masa kehamilan sampai waktu melahirkan bayinya.

i. Skala Pengukur Tingkat Kecemasan

Persepsi kecemasan dapat diukur menggunakan alat pengukur

kecemasan berupa skala kecemasan, contohnya adalah skala Hamilton

Rating Scale for Anxiety (HRS-A) yang dikemukakan oleh Hamilton

(1959), Self-Rating Anxiety Scale (SAS) yang dikembangkan


oleh Zung (1971) (Solehati dan Cecep, 2015) dan The Taylor

Minnesota Anxiety Scale (TMAS) (Hawari dalam Wijaya, 2014).

T-MASH (Taylor Manifest AnxietyScale). T-Mash berisi 50

butir pernyataan dengan bentuk pernyataan- pernyataan yang

menggambarkan kecenderungan mengalami kecemasan. Responden

diminta untuk memilih jawaban “Ya” bila pernyataan tersebut sesuai

dengan keadaan dirinya dan jawaban “Tidak” apabila pernyataan

tersebut tidak sesuai dengan keadaan dirinya. Tinggi atau rendahnya

kecemasan ditentukan oleh tinggi rendahnya total nilai yang

diperolehnya. Semakin tinggi total nilai yang diperoleh maka tingkat

kecemasannya juga semakin tinggi. Kuesioner T-MASH terdiri atas 13

pernyataan unfavorable(pernyataan no 3, 4, 9, 12, 15, 18, 20, 25, 29,

38, 43, 44, 50) dan 37 pernyataan favorable pernyataan no 1, 2, 5, 6, 7,

8, 10, 11, 13, 14, 16, 17, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33,

34,35, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 45, 46, 47, 48, 49) . Setiap jawaban dari

pernyataan favorable bernilai 1 untuk jawaban “Ya” dan 0 untuk

jawaban “tidak”. Pada pernyataan unfavorable bernilai 1 untuk jawaban

“tidak” dan bernilai 0 untuk jawaban “Ya”. Dari sejumlah kuesioner

yang telah memenuhi syarat dan bisa digunakan untuk penelitian,

kemudian dihitung dan hasilnya dalam bentuk skala, yaitu:

1) Skor 0 – 16 = kecemasan ringan,

2) Skor 17- 33 = kecemasan sedang,

3) Skor 34 - 50 = kecemasan berat.


3. Pendampingan Persalinan

a. Pengertian Pendampingan

Menurut (Widiastini, 2018) dalam (Sopiyah, 2021)

pendampingan seseorang pada saat persalinan dapat menimbulkan

efek positif terhdap persalinan sehingga dapat menurunkan

mordibitas, persalinan yang lebih singkat dan menurunkan persalinan

dengan tindakan operasi, selain itu kehadiran seorang pendamping

saat persalinan dapat memberikan rasa nyaman, aman, semangat,

dukungan emosional, dan dapat membesarkan hati ibu.

Pendampingan suami adalah suami yang mendampingi atau

menemani istri dalam proses persalinan.

Menurut (Rilyan, 2017) Kehadiran suami saat persalinan akan

membawa ketenangan dan menjauhkan sang ibu dari stress.

Kehadiran suami akan membawa hal positif secara psikologis, dan

berdampak positif pada kesiapan ibu secara fisik. Kehadiran suami

sentuhan tangannya, doa dan kata-kata penuh motivasi yang

diucapkannya akan membuat istri merasa lebih kuat dan tabah

menghadapi rasa sakit dan kecemasannya serta memiliki motivasi

untuk berjuang melahirkan bayinya.

Didampingi keluarga, apalagi suami, saat melahirkan, tentu

membuat Ibu lebih tenang. Karena, selain dukungan mental,

pendamping juga membantu memastikan rencana persalinan yang


sudah disusun bersama berjalan sesuai yang Ibu inginkan. Ibu tinggal

konsentrasi pada persalinan saja. Urusan lain , biar suami yang ambil

alih. Jadi, Ibu tidak stress memikirkan ini dan itu. Ibu hamil dengan

tingkat stress rendah, lebih memungkinkan melakukan persalinan

alami (Nikmah, 2018).

b. Keuntungan kehadiran pendamping saat bersalin

Menurut (Widiastini, 2018) dalam (Sopiyah, 2021)

Keuntungan kehadiran pendamping saat bersalin antara lain :

1) Berkurangnya kebutuhan analgesia farmakologis dan lebih sedikit

epidural.

2) Berkurangnya kelahiran instrumental.

3) Berkurangnya bedah caesarea untuk membantu persalinan.

4) Skor APGAR < 7 lebih sedikit.

5) Berkurangnya trauma perinatal.

c. Peran suami dalam pendampingan persalinan

Menurut ( Mutmainnah, 2017) dalam (Sopiyah,2021)

dukungan yang terus-menerus dari seorang pendamping persalinan

kepada ibu bersalin dapat mempermudah proses persalinan dan

melahirkan, memberikan rasa nyaman, semangat, membesarkan hati

ibu, dan meningkatkan rasa percaya diri. Berikut adalah hal yang bisa

dilakukan suami jika mendampingi istrinya pada proses persalinan,

antara lain :

1) Bantulah pasangan mendapatkan posisi yang paling tepat. Dan


berikanlah dukungan sepenuh hati kepada istri.

2) Menyampaikan dan berbicara kepadanya hanya pada hal-hal

yang mebesarkan hatinya.

3) Jika ibu mngerang menahan rasa sakit, seorang pendamping

harus mencoba mengelus-elus atau pijat perlahan punggung

istrinya. Sentuhan lembut semacam ini akan mengurangi

ketegangannya.

4) Jika ibu berkeluh kesah tentang rasa sakitnya, besarkan hatinya

untuk tetap tabah.

5) Bicaralah pada dokter bila ada sesuatu yang tidak dimengerti

tentang kondisi ibu.

6) Peliharalah rasa humor. Jika istri berteriak atau mengucapkan

sumpah serapah seakan marah besar, tak perlu tersinggung

apalagi berniat membalasnya.

7) Jika bayi telah lahir sampaikan bahwa ini berkat perjuangan

seorang istri.

8) Jika petugas kesehatan mengizinkan, gendonglah bayi anda.

9) Bila suasana begitu menyergap, tidak perlu merasa malu dengan

menahan-nahan diri. Biarkanlah air mata kebahagiaan mengalir.

d. Manfaat pendampingan suami

1) Memberi rasa tenang dan penguat psikis pada istri Suami adalah

orang terdekat yang dapat memberikan rasa aman dan tenang


yang diharapkan istri selama proses persalinan. Ditengah kondisi

yang tidak nyaman, istri memerlukan pegangan, dukungan dan

semangat untuk mengurangi kecemasan dan ketakukannya.

2) Selalu ada bila dibutuhkan

Dengan berada di samping istri, suami siap membantu apa saja

yang dibutuhkan istri.

3) Kedekatan emosi suami-istri bertambah

Suami akan melihat sendiri perjuangan hidup dan mati sang istri

saat melahirkan anak sehingga membuatnya semakin sayang

kepada istrinya.

4) Menumbuhkan naluri kebapakan

5) Suami akan lebih menghargai istri

Melihat pengorbanan istri saat persalinan suami akan dapat lebih

menghargai istrinya dan menjaga perilakunya. Karena dia akan

mengingat bagaimana besarnya pengorbanan istrinya.

6) Membantu keberhasilan IMD

IMD merupakan Inisiasi Menyusui Dini yang akan digalakkan

oleh pemerintah untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.

IMD akan tercapai dengan adanya dukungan dari suami terhadap

istrinya.

7) Pemenuhan nutrisi

Nutrisi ibu saat melahirkan akan terpenuhi karena tugas

pendamping adalah memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh

ibu yaitu dengan cara pemberian makan dan minum saat kontraksi
rahim ibu mulai melemah.

8) Membantu mengurangi rasa nyeri saat persalinan

Dengan adanya pendamping maka akan memberikan rasa

nyaman dan aman bagi ibu yang sedang mengalami persalinan

karena adanya dukungan dari orang yang paling di sayang

sehingga mampu mengurangi rasa sakit dan nyeri yang dialami

(Sari dan Kurnia, 2015).

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi peran pendamping persalinan

Menurut Hamilton (1955) dalam ( Sopiyah, , 2021) faktor-

faktor yang mempengaruhi peran pendampingan persalinan antara

lain :

1) Social ekonomi

Keadaan sosial ekonomi keluarga berpengaruh terhadap proses

pendampingan suami pada saat istri melahirkan, suami yang

mempunyai tingkat sosial ekonomi yang mapan akan lebih

cenderung memperhatikan dan mendampingi istrinya pada saat

melahirkan, hal ini sangat berbeda dengan suami yang

mempunyai status sosial ekonomi yang kurang mampu, suami

lebih cenderung kurang dalam memperhatikan istrinya pada saat

melahirkan, suami lebih sibuk untuk mencari biaya persiapan

persalinan bagi istrinya.

2) Budaya

Keaadaan budaya mempengaruhi proses pendampingan suami

pada saat istri melahirkan, ada beberapa budaya dan sistem religi
yang tidak diperbolehkan suami melihat dan mendampingi

istrinya dalam melahirkan karena bertentangan dengan dengan

nilai budaya dan sistem religi yang dianut oleh individu.

3) Lingkungan

Keadaan lingkungan mempengaruhi proses pendampingan suami

pada saat istri melhirkan, individu yang berada pada lingkuangan

pedesaan, kebiasaan suami tidak mau untuk mendampingi istri

pada saat persalinan, suami merasa takut dan tidak tega melihat

istrinya pada saat proses melahirkan.

4) Pengetahuan

Pengetahuan individu akan mempengaruhi pelaksanaan

pendampingan suami terhadap istri pada saat melahirkan, suami

yang mempunyai pengetahuan yang baik akan berusaha

semaksimal mungkin memberikan dukungan pendampingan pada

saat istrinya melahirkan, hal ini dikarenakan dukungan

pendampingan pada saat istrinya melahirkan, hal ini dikarenakan

adanya dukungan pendampingan dapat memberikan motivasi

yang besar pada istri saat melahirkan, begitu pula sebaliknya

suami yang mempunyai pengetahuan yang kurang, biasanya

tidak mendampingi pada saat istrinya melahirkan, hal ini

dikarenakan ketidaktahuan akan manfaat pendampingan suami

terhadap istri pada saat melahirkan.

5) Umur

Suami yang mempunyai usia muda, biasanya tidak mendampingi


pada saat istrinya melahirkan, hal ini dikarenakan suami merasa

takut dan tidak tega dalam melihat istrinya melahirkan, kategori

umur suami dalam pendampingan persalinan < 20 tahun

dikategorikan dalam usia muda, diatas 20 tahun > 35 tahun dapat

dikategorikan dalam usia muda, diatas 20 tahun atau kurang dari

35 tahun dapat dikategorikan dalam usia dewasa dan suami yang

memiliki usia >35 tahun dikategorikan dalam usia matang / tua

yang akan mempengaruhi pelaksanaan pendampingan suami

terhadap istri pada saat melahirkan, suami yang mempunyai

usia matang (dewasa) akan berusaha semaksimal mungkin

memberikan dukungan pendampingan pada saat istrinya

melahirkan, hal ini dikarenakan kematangan usia untuk berusaha

mengerti tentangpsikologis istri pada saat persalinan.

6) Pendidikan.

Pendidikan juga meruapakan sebagai proses pendewasaan

pribadi. Pendidikan kesehatan merupakan proses yang mencakup

dimensi dan kegiatan intelektual, psikologi dan sosial yang

diperlukan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam

pengambilan keputusan secara sadar dan yang mempengaruhi

kesejahteraan diri, keluarga, masyarakat. Individu yang

berpendidikan akan mempunyai pengetahuan tentang pentingnya

pendampingan pada saat persalinan dan mereka cenderung

melakukan pendampingan pada saat persalinan, sebaliknya

individu yang tidak berpendidikan pengetahuannya akan kurang


dan mereka cenderung tidak melakukan pendampingan saat

persalinan

.... Penelitian Meta Rosdiana (2018), menyatakan bahwa dari

20 responden yang didampingi suami dengan tingkat kecemasan

ibu bersalin tidak ada kecemasan 7 responden (35.0%) dengan

kecemasan ringan 12 responden (60.0%,), sedangkan yang

mengalamai kecemasan sedang 1 responden (0,5%)dan

kecemasan berat tidak ada. Dengan hasil uji Chi-Square

diperoleh p value (0.030) < (0,05).

Penelitian Andi Mutmainah dkk (2021), menyatakan bahwa

dari 30 responden yang memiliki kecemasan ringan dengan

dukungan suami mendukung sebanyak 12 responden ( 75,0%),

kecemasan ringan dengan dukungan suami tidak mendukung

sebanyak 4 responden ( 25,0%)responden yang memiliki

kecemasan sedang dengan dukungan suami mendukung

sebanyak 3 responden (21,4%)dan kecemasan sedang dengan

dukungan suami tidak mendukung sebanyak 11 responden

(78,6%). Dengan hasil uji Chi-Square diperoleh p value=0,003.

Penelitian Fitriani (2020), menyatakan bahwa dari 30

reponden 3 (10%) responden dengan pendampingan suami

kurang 3 (10%) mengalami kecemasan berat, 12 (40%)

responden dengan pendampingan suami baik 7 (23,5%)

mengalami kecemasan ringan dan 5 (16,7%) mengalami

kecemasan sedang, 15 (50%) responden dengan pendampingan


suami sangat baik 15 (50%) mengalami kecemasan ringan.

Dengan hasil uji Chi-Square diperoleh p value=0,003.

B. Kerangka Konsep

Menurut (Sekaran, 1992) dalam (Sugiyono, 2020) kerangka konsep

adalah tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Berikut kerangka konsep dalam penelitian ini :

Kecemasan
Pendampingan suami
dalam persalinan

KET:

Diteliti
Faktor yang mempengaruhi
kecemasan ibu bersalin :
Tidak diteliti
1. Usia
2. Paritas
3. Tingkat Pendidikan
4. Dukungan Suami
4. Dukungan suami
5. Pengalaman traumatis
6. Nyeri persalinan
7. Statuis ekonomi

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

Dalam kerangka konsep ada bebebrapa faktor yang

mempengaruhi terjadinya kecemasan ibu bersalin dalam menghadapi

persalinan yaitu meliputi Umur ,Paritas, Tingkat Pendidikan,


Dukungan suami, Pengalaman traumatis, Nyeri persalinan dan Status

ekonomi.. Dukungan suami merupakan faktor yang diteliti.

C. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara dari rumusan masalah

penelitian (Sugiyono, 2020). Terdapat dua macam hipotesis penelitian yaitu

hipotesis kerja dan hipotesis nol. Hipotesis kerja dinyatakan dalam kalimat

positif dan hipotesis nol dinyatakan dalam kalimat negatif.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1) Hipotesis kerja : Ada pengaruh pendampingan oleh suami terhadap tingkat

kecemasan ibu selama proses persalinan di ruang bersalin Puskesmas

sigerongan.

2) Hipotesis nol : Tidak ada pengaruh pendampingan oleh suami terhadap

tingkat kecemasan ibu selama proses persalinan di ruang bersalin

Puskesmas sigerongan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

survei dengan pendekatan cross sectional. Penelitian suvei adalah metode

penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada

masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku,

hubungan variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang hubungan antar

variabel sosiologis dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu,

teknik pengumpulan data pada umumnya menggunakan instrument yang berupa

test, observasi, wawancara, dan kuesioner tertutup , dan hasil penelitian cenderung

untuk digeneralisasikan (Sugiyono, 2020). Penelitian cross sectional adalah

suatu penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan

variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama

(Notoatmodjo, 2012) dalam (Hasanah, 2018). Dipilihnya cross sectional karena

peneliti ingin mengetahui perbedaan intensitas kecemasan pada pasien antara

yang mengalami pendampingan suami dengan yang tidak mengalami

pendampingan suami pada pasien bersalin di ruang bersalian Puskesmas

Sigerongan.

B. Populasi , Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono, 2020).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di ruang bersalin

Puskesmas Sigerongan pada bulan Desember 2021, sebanyak 30 orang

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2020)

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di

ruang bersalin Puskesmas Sigerongan pada bulan Desember 2021 sebanyak

30 orang .

3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total

sampling yaitu tehnik pengambilan sampel dimana seluruh anggota populasi

dijadikan sampel semua (Sugiyono, 2020).

1. Waktu dan tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2021.

2. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di ruang bersalin Puskesmas Sigerongan.

2. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang , obyek,

organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannaya (Sugiyono, 2020).


1. Variabel Indevenden

Variabel Indevenden ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor.

Antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

bebas .Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel Devenden

(terikat). Variabel Indevenden dalam penelitian ini adalah : Pendampingan

suami

2. Variabel Devenden

Variabel Devenden, sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen . Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

terikat. Variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Variabel Devenden dalam penelitian ini adalah : Tingkat kecemasan ibu

bersalin

3. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional

variabel Definisi Parameter/ Alat Hasil Skala


operasional Indikator ukur Ukur Data
Pendampinga Pendampingan Sesuai peran Kuesioner 1. Baik= 14-20 Ordinal
n Suami suami adalah suami pada tertutup 2. Cukup = 7-13
suami yang questioner dengan 20 Kurang = 0-6
mendampingi pendampingan pertanyaan
atau suami:
menemani 1. memberikan
istri selama minum atau
proses makan kepada
persalinan istri.
2 memegang
tangan istri
3 selalu berada
disamping istri
5 membantu
merubah atau
mengatur posisi
yang nyaman
6 memijat atau
menggosok
punggung istri
7 membantu atau
mengajarkan agar
menarik nafas
secara perlahan-
lahan
8. menyanggah
pinggang ibu
Ketika mengedan
9. mengusap
keringat istri
10. membimbing
istri jalan-jalan
11. memberikan
semangat kepada
istri selama
proses persalinan
12. menenangkan
istri saat saat rasa
sakit kontraksi
ada
13. membimbing
istri untuk
mengucapkan doa
selama proses
persalinan
14. melaporkan
gejala-gejala sakit
yang dirasakan
istri kepada bidan
15menahan emosi
Ketika istri teriak
atau marah
karena kesakitan
16. membantu
dan
menganjurkan ibu
rilek diantara
waktu ontraksi
17. bertanya
kepada istri
tentang masaha
yang dirasakan
18. memberi
dodongan
semangat
mengedan saat
kontraksi
19. memanggil
istri dengan
sapaan yang
lembut
20.menentramkan
dan membesarkan
hati istri dengan
memuji.

Kecemasan Kecemasan 3. Sesuai dengan Kuesioner ringan=0-16 Ordinal


ibu bersalin questioner tertutup sedang=17-33
adalah Tingkat yang berasal berat=18-50
gangguan kecemasan T- dari T-
alam perasaan MASH Tylor test MASH
yang ditandai4. 1. Saya tidak Taylor Test
dengan cepat lelah dengan 50
perasaan 5. 2. Saya sering Pertanyaan
ketakutan atau sakit
kekhawatiran 6. 3.saya tidak lebih
yang gugup bila
mendalam dan dibandingkan
berkelanjutan, dengan orang lain
tidak 7. 4. Saya jarang
mengalami sakit kepala
gangguan 8. 5. Saya sering
dalam menilai merasa tegang
realitas, bilasakt kepaa
kepribadian 9. 6. Saya merasa
masih utuh, Bahagia karena
serta perilaku saya menjadi
terganggu seorang ibu.
tetapi masih 7. saya cemas
dalam batas dengan keadaan
normal. keluarga saya saat
ini
8. tangan saya
sering gemetar
apabila saya
mengerjakan
sesuatu
9.muka saya
merah
10. jika saya
cemas saya sering
mengalami diare
11. sayasering
khawatir akan
kemungkinan
terjadi hal-hal
yang tidak
diinginkan
12. saya biasanya
tenang dan tidak
mudah marah
13. saya merasa
cemas karena
kulit saya
bertambah gelap
14. saya merasa
cemas karena
akhir-akhir ini
sering melamun
15. Tangan dan
kaki saya
biasanya cukup
hangat.
16. saya mudah
berkeringat
meskipun hari
tidak panas
17. Ketika
memikirkan
kehamilan ini
saya menjadi
berkeringat dan
mengganggu
konsentrasi
keseharian saya
18. saya jarang
merasa jantung
saya berdebar
debar
19. saya cemas
karena setiap saat
saya merasa lapar
20. pada waktu-
waktu tertentu
saya tidak dapat
buang air besar
21. saya sering
mengalami
gangguan pada
perut
22. saya sering
tidak bisa tidur
karena
memikirkan
sesuatu
23. tidur saya
tidak nyenyak
dan sering
terganggu
24. saya sering
bermimpi tentang
proses persalinan
25. saya mudah
merasa kikuk
26. persaan saya
tidak enak dan
mudah sensitive
dari pada
kebanyakan orang
27. saya sering
merasa bahwa
saya kurang
disayang,
dinanyja dan
diperhatikan oleh
keluarga
28. saya berharap
bahwa saya dapar
Bahagia seperti
orang lain
29. saya biasanya
tenang dan tidak
mudah marah
30. saya mudah
menangis
31. saya merasa
cemas , apakah
saya bisa
mealhirkan bayi
secara normal
32. saya hamper
selalu Bahagia
33. saya cemas
jika terjadi
sesuatu dengan
bayi saya
34. saya sering
gelisah pada
waktu-waktu
tertentu
35. saya merasa
khawatit karena
mengalami
gangguan tidur
36. Saya lebih
senang
menyendiri di
kamar dari pada
melakukan
aktivitas
37. saya takut jika
pada saat
melahirkan tidak
didampingi suami
38. suami
memberikan
semangat kepada
saya agar tidak
putus asa
menghadapi
persalinan
39. saya merasa
takut dengan
datangnya tanda-
tanda persalinan
40. saya takut
karena kaki saya
mulai bengkak
41. saya merasa
sulit untuk
memusatkan
perhatian
42. saya lebih
pemalu
kebanyakan orang
43. saya takut jika
melahirkan tidak
ditolong oleh
tenaga Kesehatan
44. saya sering
merasa gugup
45. saya merasa
menjadi beban
dalam keluarga
46. pada waktu
tertentu saya
merasa tidak
berguna
47. saya benar-
benar tidak
percaya pada diri
sendiri
48. saya merasa
kesulitan dalam
melakukan
aktivitas pada
waktu-waktu
tertentu
49. saya tidak
bisa menghadapi
kesulitan atau
membuat
keputusan yang
penting
50. saya sangat
percaya diri pada
diri saya sendiri.

4. Instrumen Penelitian dan Metode Pengumpulan Data

1. Alat Ukur/ Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner,

yaitu:

a. Kuesioner data identitas pribadi

b. Kuesioner pendampingan suami berbentuk pertanyaan tertutup dengan 20

pertanyaan, dengan pilihan jawaban dikotomi choice yaitu : apabila suami

mendampingi ketika istrinya akan melahirkan dengan melakukan tindakan


(skor 1) dan apabila suami mendampingi ketika istrinya akan melahirkan

dengan tidak melakukan tindakan (skor 0).

Indikator penilaian :

1) Melakukan tindakan, kode 1

2) Tidak melakukan tindakan, kode 0

c. Kuesioner kecemasan menghadapi persalinan diukur dengan kuesioner

yang berasal dari T-MASH (Taylor Manifest AnxietyScale). T-Mash berisi

50 butir pernyataan dengan bentuk pernyataan- pernyataan yang

menggambarkan kecenderungan mengalami kecemasan. Responden

diminta untuk memilih jawaban “Ya” bila pernyataan tersebut sesuai

dengan keadaan dirinya dan jawaban “Tidak” apabila pernyataan tersebut

tidak sesuai dengan keadaan dirinya. Tinggi atau rendahnya kecemasan

ditentukan oleh tinggi rendahnya total nilai yang diperolehnya. Semakin

tinggi total nilai yang diperoleh maka tingkat kecemasannya juga semakin

tinggi. Kuesioner T-MASH terdiri atas 13 pernyataan unfavorable

(pernyataan no 3, 4, 9, 12, 15, 18, 20, 25, 29, 38, 43, 44, 50) dan 37

pernyataan favorable pernyataan no 1, 2, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 16, 17,

19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34,35, 36, 37, 39, 40, 41, 42,

45, 46, 47, 48, 49) . Setiap jawaban dari pernyataan favorable bernilai 1

untuk jawaban “Ya” dan 0 untuk jawaban “tidak”. Pada pernyataan

unfavorable bernilai 1 untuk jawaban “tidak” dan bernilai 0 untuk jawaban

“Ya”. Dari sejumlah kuesioner yang telah memenuhi syarat dan bisa

digunakan untuk penelitian, kemudian dihitung dan hasilnya dalam bentuk

skala, yaitu:
1) Skor 0 – 16 = kecemasan ringan,

2) Skor 17- 33 = kecemasan sedang,

3) Skor 34 - 50 = kecemasan berat.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara membagikan kuesioner

kepada responden yaitu pasien bersalin di ruang bersalin Puskesmas

Sigerongan bulan November dan Desember 2021.

Adapun dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti

dibantu oleh teman sejawat bidan yang sebelumnya terlebih dahulu

diberi penjelasan bagaimana cara mengambil data. Adapun langkah-

langkah untuk memperoleh data adalah sebagai berikut:

a. Mengucapkan salam

b. Memperkenalkan diri (menyebutkan nama dan asal institusi)

c. Menyampaikan tujuan (‘’Tujuan: melakukan penelitian tentang

pengaruh pendampingan suami terhadap tingkat kecemasan ibu

selama proses persalinan dan meminta bantuan pasien tersebut

untuk membantu mengisi kuesioner yang peneliti bagikan’’)

d. Melakukan klarifikasi kepada pasien, apakah bersedia atau tidak

untuk mengisi kuesioner tersebut.

e. Bila pasien tidak bersedia peneliti tidak memaksa dan beralih ke

pasien lain.

f. Bila pasien bersedia maka dilanjutkan dengan penjelasan prosedur

pengisian sebagai berikut:


1) Mengisi surat pernyataan menjadi responden

2) Untuk kolom nama cukup ditulis initial saja

3) Mengisi kuesioner dengan cara mencentang pada kolom

yang disediakan. Untuk pendampingan suami dengan:

a) Melakukan tindakan, kode 1

b) Tidak melakukan tindakan, kode 0

Untuk tingkat kecemasan, pasien dengan mencentang

kuesioner T-MASH dengan pilihan jawaban : ya diberi

skor 1 dan jawaban tidak diberi skor 0 pada pernyataan

favorable. Pada pernyataan unfavorable bernilai 1 untuk

jawaban ‘’tidak’’ dan bernilao 0 untuk jawaban ”ya”.

Untuk pasien yang mengisi sendiri, peneliti tidak

melakukan pendampingan saat mengisi kuesioner tersebut.

g. Untuk pasien yang tidak memungkinkan mengisi sendiri, pengisian

dilakukan oleh peneliti dengan menanyakan seperti apa yang

tertera pada lembar kuesioner yang tersedia.

h. Pengisian diberi batas waktu 1x24 jam

i. Langkah berikutnya peneliti mengumpulkan kuesioner yang

telah dibagikan.

j. Mengucapkan salam dan terima kasih.

5. Analisa Data

1.Pengolahan data

Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkain setelah pengumpulan

data. (Hastono, 2020).


Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui suatu proses dengan

tahapan yaitu, :

a. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan

kelengkapan, relevansi dan konsistensi isian kuesioner (Hastono, 2020).

Kegiatan ini dilakukan di tempat pengumpulan data, sehingga apabila

ada kekurangan dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan mengubah data berbentuk hurup menjadi

data berbentuk angka /bilangan (Hastono, 2020).

Pada variabel indevenden yaitu pendampingan suami, peneliti

menggukana kode jawaban berupa 1 = melakukan Tindakan dan 0 =

tidak melakukan . Pada variabel dependen yaitu tingkat kecemasan,

peneliti menggunakan kode jawaban berupa 1 = kecemasan ringan, 2=

kecemasan sedang, 3 = kecemasan berat.

Koding atau pemberian kode ini mempermudah pada saat entry data.

c. Processing.

Pemerosesan data dapat dilakukan dengan cara mengentry data dari

kuesioner ke paket program komputer. Ada bermacam-macam paket

program yang dapat digunakan untuk pemerosesan data dengan masing-

masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satu paket

program yang sudah umum digunakan untuk entry data adalah paket

program SPSS for window (Hastono, 2020). Pada penelitian ini peneliti
menggunakan paket program SPSS 22.0 for windows.

d. Cleaning .

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan Kembali

data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak. Pada

penelitian ini peneliti menggunaka cleaning untuk mengetahui missing,

variasi dan konsistensi data pada data umur, pendidikan dan pekerjaan .

2. Analisis Data

Analisa data merupakan data yang telah terkumpul telah diolah dengan bantuan

komputer menggunakan program SPSS 22.0 for windows.

Adapun analisis data yang di gunakan antara lain :

a. Analisis univariate

Analisis univariate merupakan analisis yang dilakukan terhadap tiap

variabiel dari hasil penelitian, yaitu variabel bebas (pendampingan suami)

dan variabel terikat (kecemasan dalam persalinan). Analisis ini bertujuan

untuk menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik setiap variabel yang

diteliti, dimana gambaran distribusi dijelaskan sesuai dengan skala

pengukuran datanya.

Gambaran distribusi frekuensi untuk masing-masing variabel disajikan

dalam bentuk tabel dan narasi.

b. Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk melihat pengaruh 2 variabel, yaitu pengaruh

pendampingan suami terhadap tingkat kecemasan ibu selama proses

persalinan . Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data

dilakukan dengan menggunakan uji statistik Fisher Exact, dengan taraf


signifikan 95% (α=0,05).

6. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Komite

Etika Penelitian STIKES Hamzar Lombok Timur

….
DAFTAR PUSTAKA

Primadi O dkk ( 2021). Profil Kesehatan Indonesia 2020. Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia.

Suntono dkk, (2020). Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat 2019.
Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat 2020.

Hastono S P, (2021). Analisa Data Pada Bidang Kesehatan.Raja Grafindo


Persada Jakarta.

Sugiyono, (2020). Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan kombinasi


( Mixed Methods). Alfabeta Bandung.

Yulizawati dkk,(2019). Asuhan kebidanan pada Persalinan . Indomedia Pustaka


Sidoarjo.

Firtiani, dkk (2020). Hubungan pendampingan Suami Terhadap Tingkat


Kecemasan ibu di Rumah Sakit dr. M Yasin Bone .Journal of Health Nursing And
Midwifery

Yuriati & Sabariah (2019). Hubungan pendamping Suami Dalam Persalinan


dengan Tingkat Kecemasan pada Ibu Bersalin di PMB Siswati,SST Kota Tanjung
Pinang Tahun2019. Jurnal Cakrawala Kesehatan .

Sari dkk (2017). Hubungan Pendampingan Suami dalam Persalinan dengan


Kemajuan Persalinan Kala I Fase Aktif di RB.Bunda Puja Tembilan . Jurnal
Selodang Mayang .

Rosdiana M, (2019).Hubungan Pendampingan Suami Terhadap Tingkat


Kecemasan Ibu bersalin di RB Citra Palembang tahun 2018. Jurnal Kesehatan
dan Pembangunan.

Nikmah,(2018). Hubungan Pendampingan Suami dengan Tingkat Kecemasan Ibu


Primigravidarum saat Menghadapi Persalinan. Jurnal For Quality in Women’s
Health.

Mayangsari dkk, ( 2020). Hubungan Pendampingan Suami dengan Tingkat


Kecemasan Ibu persalinan kala I dalam Menghadapi Proses Persalinan. Jurnal of
Nursing & Health.
Pratiwi dkk, (2021). Pengaruh dukungan Suami Terhadap Tingkat Kecemasan
Ibu menjelang Proses Persalinan Normal di puskesmas antang Perumnas.Jurnal
Ilmiah Mahasiswa & Penelitian Keperawatan.

Hasanah M, (2018). Pengaruh Pendampingan Suami Terhadap Pengurangan


Rasa Cemas pada Proses Persalinan Ibu Primigravida Kala I di Klinik Pratam
Jannah Medan Tembung Tahun 2018. Skripsi Program D-IV kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan.

Sopiyah S F, (2021).Hubungan Antara Pendampingan Suami dengan Tingkat


Kecemasan pada Ibu Primigravida Kala I di Kaber RSIA Khodijah Gresik.
Skripsi Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhamadiah Malang.

Isnaniar dkk, (2020). Pengaruh Pendampingan suami Terhadap Tingkat


Kecemasan Ibu Hamil dalam Menghadapi Proses Persalianan di Puskesmas
Harapan raya Pakanbaru . Jurnal Sain dan Kesehatan.
KUESIONER PENELITIAN

Petunjuk pengisian kuesioner

1. Kuesioner ini terdiri dari 2 bagian, yaitu :

A. Bagian A berkaitan dengan data demografi responden yang terdiri dari 3


pernyataan dan bentuk pengisiannya dalam bentuk pilihan dan bentuk
isian.
B. Bagian B yang berkaitan dengan karakteristik tingkat kecemasan yang
terdiri dari 50 pernyataan dalam bentuk pilihan ya atau tidak.

2. Seluruh pernyataan harus diisi dan dijawab sesuai dengan keadaan Anda.
3. Bacalah terlebih dahulu setiap petunjuk cara menjawab pernyataan yang ada.
Kuesioner Penelitian

Pengaruh Pendampingan Suami Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu


selama Proses Persalinan normal di ruang bersalin Puskesmas sigerongan

Tahun 2021

Nomor Kode Responden :

Tanggal Wawancara :

Karakteristik Responden

A. Data Demografi

1.Umur : tahun

2.Pendidikan :
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. Perguruan tinggi
3. Pekerjaan :
1. IRT
2. Wiraswasta
3. PNS
4. Peg. Swasta

B. Skala Kecemasan T-MASH Taylor Test

Petunjuk pengisian :

Berilah tanda centang pada kolom jawaban (YA) bila Anda setuju pada
pertanyaan tersebut atau bila Anda merasa bahwa pernyataan itu berlaku atau
mengenai diri Anda. Sebaliknya berilah tanda centang pada kolom jawaban
(TIDAK) bila Anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut atau bila Anda
merasa bahwa pernyataan itu tidak berlaku atau tidak mengenai diri Anda.

Kuesioner ini merupakan kondisi-kondisi dimana keadaan pada saat-saat


persalinan kala I.
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Saya tidak cepat lelah
2. Saya sering sakit
3. Saya tidak lebih gugup bila dibandingkan dengan orang lain
4. Saya jarang sakit kepala
5. Saya sering merasa tegang pada waktu sakit kepala
6. Saya merasa bahagia karena saya menjadi seorang ibu
7. Saya cemas dengan keadaan keluarga saya saat ini
8. Tangan saya sering gemetar apabila saya mengerjakan
sesuatu
9. Muka saya merah
10. Jika saya cemas saya sering mengalami diare
11. Saya sering khawatir akan kemungkinan terjadi hal-hal yang
tidak mengenankan
12. Saya biasanya tenang dan tidak mudah marah
13. Saya merasa cemas karena kulit saya bertambah gelap
14. Saya merasa cemas karena akhir-akhir ini sering melamun
15. Tangan dan kaki saya biasanya cukup hangat
16 Saya mudah berkeringat meskipun hari tidak panas
17. Ketika saya memikirkan kehamilan ini saya menjadi
berkeringat dan mengganggu konsentrasi keseharian saya
18. Saya jarang merasa jantung saya berdebar-debar
19. Saya cemas karena setiap saat saya sering lapar
20. Pada waktu–waktu tertentu saya tidak dapat buang air besar
21. Saya sering mengalami gangguan pada perut
22. Saya sering tidak bisa tidur karena mengkhawatirkan sesuatu
23. Tidur saya tidak nyenyak dan sering terganggu
24. Saya sering bermimpi tentang proses persalinan
25. Saya mudah merasa kikuk

26. Perasaan saya tidak enak dan mudah sensitif dari


pada kebanyakan orang
27. Saya sering merasa bahwa saya kurang disayang,
dimanja dan diperhatikan oleh keluarga
28. Saya berharap bahwa saya dapat bahagia seperti orang lain
29. Saya biasanya tenang dan tidak mudah marah
30. Saya mudah menangis
31. Saya merasa cemas apakah saya bisa melahirkan
bayi secara normal
32. Saya hampir selalu bahagia
33. Saya cemas jika terjadi sesutu dengan bayi saya
34. Saya sering gelisah pada waktu-waktu tertentu
35. Saya merasa khawatir karena mengalami gangguan tidur
36. Saya lebih senang menyendiri di kamar daripada
melakukan aktivitas
37. Saya takut jika pada saat melahirkan tidak didampingi
suami
38. Suami memberikan semangat kepada saya agar tidak
putus asa menghadapi persalinan
39. Saya merasa takut dengan datangnya tanda-
tanda persalinan
40. Saya takut karena kaki saya mulai bengkak
41. Saya merasa sulit untuk memusatkan perhatian
42. Saya lebih pemalu dari kebanyakan orang
43. Saya takut jika melahirkan tidak ditolong oleh
tenaga kesehtan
44. Saya sering merasa gugup
45. Saya merasa menjadi beban dalam keluarga
46. Pada waktu tertentu saya merasa tidak berguna
47. Saya benar-benar tidak percaya terhadap diri saya sendiri
48. Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
pada waktu-waktu tertentu
49. Saya tidak bisa menghadapi kesulitan atau
membuat keputusan yang penting
50. Saya sangat percaya diri pada diri saya sendiri
Total skor
KUESIONER PENELITIAN

Pengaruh Pendampingan Suami Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu


selama Proses Persalinan normal di ruang bersalin Puskesmas sigerongan

Tahun 2021

No. Responden :

Identitas Suami

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan suami

1. Umur : tahun

2. Pendidikan :
1.SD
2.SMP
3.SMA
4.Perguruan
Tinggi

3. Pekerjaan :
1.Pegawai
swasta
2.Pegawai
negeri
3.Wiraswasta
Kuesioner Pendampingan Suami

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda cheklist pada kolom
jawaban yang telah disediakan sesuai dengan tindakan yang saudara lakukan
sebagai pendamping persalinan.
No. Peran Suami Dilakukan Tidak dilakukan
1. Memberikan minum atau makan
kepada istri selama proses bersalin

2. Memegang tangan istri


3. Mengelus perut ibu dengan lembut
4. Selalu berada disamping istri selama
proses persalinan

5. Membantu merubah atau mengatur


posisi yang nyaman saat merasa sakit

6. Memijat atau menggosok punggung ibu


7. Membantu dan mengajarkan ibu agar
menarik nafas secara perlahan-lahan

8. Menyanggah pinggang ibu ketika


mengejan

9. Mengusap keringat istri


10. Membimbing istri jalan-jalan
(mobilisasi)

11. Memberikan semangat kepada istri


selama proses persalinan

12. Menenangkan istri saat rasa sakit


kontraksi ada

13. Membimbing istri untuk mengucapkan


do’a selama proses persalinan

14. Melaporkan gejala-gejala sakit yang


dirasakan istri kepada bidan
15. Menahan emosi ketika istri teriak atau
marah karena kesakitan
16. Membantu dan menganjurkan ibu agar
beristirahat/rileks diantara waktu
kontraksi
17. Bertanya kepada istri tentang masalah
apa yang dirasakannya
18. Memberi dorongan semangat
mengedan saat kontraksi
19. Memanggil istri dengan sapaan yang
lembut
20. Menentramkan dan membesarkan hati istri
dengan memuji usaha yang
dilakukannya dalam proses bersalin
Total skor
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

PENGARUH PENDAMPINGAN SUAMI TERHADAP TINGKAT


KECEMASAN IBU SELAMA PROSES PERSALINAN NORMAL DI
RUANG BERSALIN PUSKESMAS SIGERONGAN
TAHUN 2021

Oleh : Siti Raodah,Nim : 113420101

Saya adalah mahasiswi Prodi S1 Pendidikan Bidan Sekolah Tinggi Ilmu


Kesehatan (STIKES) Hamzar Lombok Timur. Ingin melakukan penelitian di
Puskesmas sigerongan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Pendampingan
Suami Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu selama Proses Persalinan Normal di
ruang bersalin Puskesmas Sigerongan. Penelitian ini salah satu kegiatan dalam
menyelesaikan tugas skripsi pada Prodi S1 Pendidikan Bidan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKES) Hamzar Lombok Timur.

Saya mengharapkan kesediaan ibu-ibu untuk menjadi responden dalam


penelitian ini. Informasi yang saya dapatkan ini hanya akan digunakan untuk
pengembangan ilmu kebidanan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud lain.
Partisipasi ibu-ibu dalam penelitian ini bersifat bebas untuk menjadi responden
penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika ibu-ibu bersedia untuk
mengizinkan menjadi responden silahkan ibu-ibu menandatangani formulir
persetujuan ini.

Sigerongan, Desember 2021

No. responden :
Tanda tangan :

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

PENGARUH PENDAMPINGAN SUAMI TERHADAP TINGKAT


KECEMASAN IBU SELAMA PROSES PERSALINAN NORMAL DI
RUANG BERSALIN PUSKESMAS SIGERONGAN
TAHUN 2021

Oleh : Siti Raodah, Nim : 113420101

Saya adalah mahasiswi Prodi S1 Pendidikan Bidan Sekolah Tinggi Ilmu


Kesehatan (STIKES) Hamzar Lombok Timur. Ingin melakukan penelitian di
Puskesmas sigerongan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Pendampingan
Suami Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu selama Proses Persalinan Normal di
ruang bersalin Puskesmas Sigerongan.. Penelitian ini adalah salah satu kegiatan
dalam menyelesaikan tugas skripsi pada Prodi S1 Pendidikan Bidan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Hamzar Lombok Timur.

Saya mengharapkan kesediaan Bapak untuk memberikan izin kepada istri


Bapak yang bernama:

Umur:

untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Informasi yang saya dapatkan
ini hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu kebidanan dan tidak akan
dipergunakan untuk maksud lain. Partisipasi ibu-ibu dalam penelitian ini bersifat
bebas untuk menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun.
Jika Bapak bersedia untuk mengizinkan istri Bapak menjadi responden silahkan
Bapak menandatangani formulir persetujuan ini.

Sigerongan, Desember 2021


No. responden :
Tanda tangan

Suami/ Wali

INFORMED CONSENT MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama :

No. Responden :

Umur :

Alamat :

Dengan ini menandatangani lembaran ini, saya memberikan persetujuan untuk


mengisi kuesioner yang diberikan peneliti. Saya mengerti bahwa penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pendampingan Suami Terhadap Tingkat
Kecemasan Ibu selama Proses Persalinan Normal di ruang bersalin Puskesmas
Sigerongan..

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak mengandung resiko yang berarti
dan saya telah mengetahui bahwa kuesioner ini bersifat rahasia dan jawabannya
hanya untuk penelitian.

Saya telah diberi kesempatan bertanya mengenai penelitian atau peran saya
dalam penelitian ini. Saya secara sukarela berperan serta dalam penelitian ini.

Sigerongan, Desember 2021


Tanda tangan

Responden Peneliti
( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai