PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Anestesi Lokal di Bidang Kedokteran Gigi
Anestesi lokal didefinisikan sebagai kehilangan sensasi pada area tertentu dan
terbatas yang dipersarafi oleh nervus tertentu pada tubuh akibat depresi eksitasi
ujung serabut saraf ataupun karena inhibisi pada proses konduksi
pada nervus
perifer.4
Di kedokteran gigi, anestesi lokal digunakan untuk mengurangi nyeri,
sehingga pasien merasa nyaman saat dilakukan tindakan oleh dokter gigi pun mampu
bekerja dengan baik. Selain itu, anestesi lokal juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasikan penyebab nyeri pada wajah.4
Sedangkan Anestesiologi didefinisikan sebagai ilmu yang mendasari usaha
dalam hal- hal pemberian anestesi dan analgesik serta menjaga keselamatan penderita
yang mengalami pembedahan atau tindakan, melakukan tindakan resusitasi pada
penderita gawat, mengelola unit perawatan intensif, memberi pelayanan terapi,
penanggulangan nyeri menahun bersama cabang ilmu kedokteran lainnya dan dengan
peran serta masyarakat secara aktif mengelola kedokteran gawat darurat. Anestesi
bersifat reversibel dan sementara.4
Selain itu pada anestesi dikenal juga adanya anestesi topikal yang merupakan
suatu pengaplikasian agen anestesi lokal pada permukaan membran mukosa atau kulit
yang kemudian berpenetrasi melewati epidermis dan menganestesi ujung ujung
saraf.4
2.2 Indikasi dan Kontra Indikasi Anestesi Lokal di Bidang Kedokteran Gigi
Anestesi lokal secara parenteral diberikan untuk infiltrasi dan anestesi blok
saraf. Infiltrasi anestesi umumnya digunakan untuk pembedahan minor dan
perawatan gigi. Anestesi blok saraf digunakan untuk pembedahan, perawatan gigi,
dan prosedur diagnosis dan pengontrolan rasa sakit. Karena keanekaragaman dari
mekanisme absorpsi dan toksisitasnya, pemilihan jenis dan konsentrasi anestesi lokal
retromolar.
Penderita hemofilia, Christmas Disease, Von Willebrand Disease.
Alergi
Penderita hipertensi
Penderita penyakit hati/liver
Penderita dengan usia lanjut perlu diperhatikan adanya kelainan hati dan
ginjal.
2.3 Dosis (konsentrasi dan volume) anestesi lokal
Meningkatkan konsentrasi anestesi lokal dapat memperpanjang durasi blok
saraf. Namun, ketika melebihi tingkat maksimum terdapat peningkatan yang tidak
proporsional dalam penyerapan sistemik, mungkin dari kejenuhan daerah pengikatan
lokal dan besarnya efek vasodilator pada larutan yang lebih terkonsentrasi.
Konsentrasi anestesi lokal yang lebih tinggi tidak selalu berarti bahwa ia memiliki
durasi blok yang lebih panjang dan potensi toksisitas sistemik yang lebih besar. 2
Dosis tunggal maksimum yang dianjurkan untuk anestesi lokal yang berbeda dapat
diperoleh dari pedoman perusahaan (Tabel 1). Rekomendasi ini tidak dapat
diberlakukan kepada semua pasien. Seperti yang telah digambarkan di atas, tingkat
pundak plasma dari anestesi lokal bergantung pada beberapa faktor. Dosis
rekomendasi hanyalah pedoman saja dan harus disesuaikan berdasarkan faktor
pasien, jenis anestesi lokal yang digunakan dan tipe blok yang dilakukan.5
hipoksemia.
Penting untuk memnysuaikan pilihan obat, dosis dan konsentrasi berdasarkan
toksisitas berat akan terjadi kolaps kardiovaskular, henti napas dan koma.11
Secara umum, toksisitas pada anestesi local mempengaruhi dua system
terpenting pada tubuh pasien, yaitu sistem saraf pusat dan sistem kardiovaskular
Toksisitas tersebut dapat terbagi dalam beberapa fase disertai gejalanya, antara
lain:6,7,8,
Toksisitas
sistemik
Sistem saraf pusat
Lidah baal
Sakit kepala ringan
Gangguan
penglihatan
Gangguan
pendengaran
Konvulsi
koma
Toksisitas
lokal
Kerusakan
saraf
Kerusakan
Reaksi alergi
Umum pada
ester akibat
PABA
Berhubungan
dengan pengawet
dalam amida
Hipersensitivitas
anafilaksis
7
Sistem kardiovaskuler
Gangguan konduksi
Depresi miokardium
Aritmia
Serangan jantung
Lain-lain:
Blok ganglion
Blok neuromuskular
Sifat antikolinergik
Methemogloninemia dengan
overdosis prilocain
Kotak 1 - Pengenalan toksisitas anestesi lokal6,7,8
Pengenalan toksisitas anestesi lokal mungkin sulit untuk dilakukan, karena
cara presentasi yang digunakan tidak mudah diprediksikan dan bervariasi antara
individu (gambar 2). Selain itu, presentasi dapat terjadi kapan saja setelah
admisnistrasi. Onset dari toksisitas mungkin juga terlambat ketika anestesi lokal
dimasukkan melalui kateter, misalnya pada blok pravertebral atau kateter saraf
perifer.
Toksisitas sistemik3,9,10
Reaksi toksik dari anestesi lokal biasanya hanya melibatkan sistem saraf pusat
(CNS) atau sistem cardiovascular (CVS)
Toksisitas sistem saraf pusat
SSP rentan tehadap toksisitas anestetika local, dengan tanda-tanda awal
parestesia lidah, pusing, kepala terasa ringan, tinnitus, pandangan kabur, agas
anestetika local, dengan tanda-tanda awal parestesia lidah, pusing, kepala terasa
ringan, tinnitus, pandangan kabur, agitasi, twitching, depresi pernapasan, tidak sadar,
konvulsi, koma. Tambahan adrenalin berisiko kerusakan saraf.6
Ada eksitasi sistem saraf pusat diikuti dengan depresi. Obat depresi sistem
saraf pusat (obat penenang dan anestesi umum) dapat menutupi gejala awal eksitasi
sistem saraf pusat. Potensi toksisitas sistem saraf pusat berkaitan langsung dengan
potensi anestesi lokal.3,9,10
Kejang tonik-klonik mungkin diakibatkan blockade selektif jalur inhibisi. Henti
pernapasan sering mengikuti aktivitas kejang. Toksisitas SSP diperberat oleh
hiperkarbia, hipoksia dan asidosis.6
Toksisitas kardiovaskular
Anestesi lokal memiliki efek depresan langsung pada miokardium dan otot
polos pembuluh darah perifer.10
A. Efek jantung
Anestesi lokal menyebabkan perpanjangan pada konduksi miokardial yang
bermanifestasi sebagai perpanjangan PR interval dan durasi QRS. Pada konsentrasi
tinggi, anestesi lokal dapat menyebabkan depresi spontan dari aktivitas pacemaker
pada nodus SA yang menyebabkan sinus bradikardi dan arrest. Anestesi lokal juga
menekan nodus AV dan dapat menyebabkan AV disosiasi. Mereka juga memiliki efek
inotropik negatif pada miokardium.3,9,10
Kardiotoksik dari bupivacain unik dalam rasio dosis yang dibutuhkan dari
kolaps kardiovaskuler (CC) yang irreversibel dan dosis yang akan menghasilkan
toksisitas sistem saraf pusat lebih rendah dari bupivacain dibandingkan dengan agen
lainnya. Resusitasi jantung lebih sulit dilakukan pada serangan jantung yang
diinduksi bupivacain.3,9
B. Efek pembuluh darah perifer
Dengan mengecualian kokain, anestesi lokal mengerahkan efek biphasic pada
otot polos vaskular. Pada konsentrasi rendah menyebabkan vasokonstriksi dan pada
konsentrasi tinggi menyebabkan vasodilatasi. Kokain menghasilkan vasokrontriksi
pada hampir semua dosis akibat inhibisi re-uptake norepinefrin.
Ringkasan3,9
Anestesi lokal akan menyebabkan takikardi awal dan hipertensi yang berlanjut
interkostal,atau
depresi
langsung
pusat
penraf
frenikus,
paralise
10
Anestesi Lokal yang berujung pada komplikasi ataupun toksisitas harus segera
dihentikan, karena memberikan dampak yang sangat besar dalam kerusakan system
saraf pusat maupun system kardiovaskular, secara umum tindakan yang dapat kita
lakukan pada pasien yang intoksikasi anestesi local adalah:6,7,8
Tremor atau kejang diatasi dengan dosis kecil short acting barbiturate
seperti penthotal ( 50-150 mg ), atau dengan diazepam ( valium ) 5 -10 mg
intravena
Bila dicurigai adanya henti jantung ( cardiac arest ) resusitasi jantung paru
harus segera dilakukan.
Laju IVFD ditingkatkan sampai dua kali lipat sampai 0,5 mL/kg/min jika
tekanan darah tetap rendah.
Intralipid adalah lipid emulsi yang terdiri dari minyak kacang kedelai, glycerol, dan
phospholipi telur. Intralipid biasanya digunakan sebagai bahan lemak untuk nutrisi
total parenteral (TPN) dan sebagai pelarut propofol. Intralipid telah dibuktikan
keefektifannya sebagai antidot dari kolaps kardiovaskular yag disebabkan oleh
11
toksisitas anestesi lokal.15,16 Intralipid bertindak sebagai lemak yang larut dalam
sirkulasi, mengusir anestesi lokal dari plasma dan berikatan dengan anestesi lokal
sehingga tidak ada lagi fraksi bebas anestesi lokal yang bisa berikatan dengan
reseptor. Konsentrasi tinggi lipid dapat mencegah influks lipud kedalam myocyte
jantung dengan cara lemak dengan mudah meliputi blokade anestesi lokal dari LCAT
enzim, meningkatkan pasokan FFA di mitokondria sehingga meningkatkan produksi
ATP, yang mana dapat meningkatkan kepekaan myocardium terhadap resusitasi.8
2.7 Pencegahan Toksisitas Anestesi Lokal
Penilaian pasien
Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan memperhatikan usia pasien
dan kondisi medis yang ada pada saat bersamaan. Pastikan bahwa pasien merupakan
kandidat yang tepat untuk teknik anestesi regional dan dosis anestesi lokal yang telah
dipilih.9
Pilih agen anestesi lokal dengan profil keamanan yang baik dan dalam
konsentrasi dan volume yang sesuai.9
Persiapan 9
Pastikan ketersediaan:
Teknik 9
Pilihlah blok yang sesuai dan pastikan jika pasien betul-betul membutuhkan
12
blok berkelanjutan.
Jika pasien membutuhkan blok berkelanjutan/ terus-menerus lebih baik
menggunakan anestesi jangka menengah atau pendek dengan efek toksik yang
lebih sedikit. Pastikan pasien tetap terpasangi monitor
sampai kateter
dilepaskan.
Periksa dosis dan konsentrasi anestesi lokal dan epinefrin sebelum melakukan
blok.
Susun dan label anestesi lokal dan letakkan bersama peralatan blok saraf jauh
injeksi
Bila memungkinkan lakukan blok pada pasien dengan sedasi ringan sampai
sedang (pertahankan komunikasi) sehingga mereka dapat melaporkan gejala
keracunan.
Tidak ada bukti bahwa blok saraf tidak dapat dilakukan dengan aman pada
pasien dibawah anestesi umum. Jika pasien benar-benar membutuhkan blok
dan tidak kooperatif, akan lebih aman jika melakukan blok dibawah pengaruh
anestesi. Dalam situasi ini sangat penting untuk menambahkan epinefrin ke
dalam larutan anestesi lokal untuk dapat mendeteksi injeksi intravaskular.
Elektrokardiogram harus dimonitor dengan baik untuk melihat apabila terjadi
perubahan pada amplitudo gelombang T, yang merupakan indikator sensitif
dari injeksi intravaskular pada pasien yang dianestesi daripada perubahan
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Toksisitas dari obat anestesi lokal dapat ditangani dengan pemberian oksigen
yang adekuat, pemberian short acting barbiturat, vasopressor dan terapi cairan
untuk mencegah syok.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Hastanti,
Fatma.
2010.
Anestetik
Lokal.
At:
https://fhastanti.wordpress.com/2010/08/27/anestetik-lokal/
2. Vassiliadis, John Dr MBBS FACEM. Local Anaesthetic Toxicity and
Tumescent Anaesthesia.2008
3. Malamed, Stanley F. 2004. Handbook of Local Anasthesia 5 th ed. St. Louis :
Elsevier.
4. J.A. Baart & H.S. Brand. 2008. Local Anesthesia in Dentistry. United
Kingdom: Wiley Blackwell.
5. Mosby. 2007. Dental Drug Reference. USA: Elsevier.
6. Kapitanyan, Raffi. Local Anesthetic Toxicity Treatment & Management. at:
http://emedicine.medscape.com/
7. Bukbirwa,
Henry.
Toxicity
from
Local
Anaesthtic
Drugs.
at
http://www.nda.ox.ac.uk/wfsa/html/u10/u1008_01.htm
8. Local
anesthetic:
Systemic
toxicity.
At:
http://www.openanesthesia.org/index.php?
title=Local_anesthetics:_systemic_toxicity
9. Pengelolaan
Toksisitas
Anestesi
Lokal
yang
Parah.
At
http://dokumen.tips/documents/pengelolaan-toksisitas-anestesi-lokal-yangparah.html
15
10. Quick
Review:
Toxicity
of
Local
Anesthetics
at:
http://www.entlectures.com/Resources/Quick%20Review%20Topics/Quick
%20Review%20Toxicity%20Local%20Anesthetics.pdf
11. Mangku
Gde,
Senapathi
TGA.Buku
Ajar
ILmu
Anestesia
dan
Reanimasi.Jakarta:Indeks 2010;70
16