Anda di halaman 1dari 22

PEMBERIAN OBAT SECARA INTRA

MUSKULAR DAN SUBKUTAN

NUR AIN THOMAS


PENDAHULUAN

METABOLISME
LINTAS
PERTAMA DI
HATI

PENGURAIAN
PERMEBIALITAS DISALURAN
CERNA

BIOAVAILABILITAS
BERVARIASASI

PEMBERIAN SECARA EKSTRAVASKULAR


PENDAHULUAN

PARENTERAL

• Dapat dengan mudah meningkatkan akses


menuju sirkulasi sistemik sehingga absorbsi
obat lebih sempurna
• Obat dapat mencapai tempat kerja lebih cepat
• Pemberian obat secara injeksi intravena dan
infus adalah langsung masuk ke sistem
sirkulasi sistemik
Pemberian secara intra
muskular dan sub kutan

Obat cepat mencapai konsentrasi


efektif dalam darah walau tidak
secepat intravena, tetapi cukup
signifikan untuk zat dalam sediaan
larutan

Absorbsi yang cepat juga dibarengi dengan


penurunan kadar dalam sirkulasi sistemik yang
cepat pula
Dapat menjaga
konsentrasi Pemakaian tidak
Pemberian
obat konstan menyenangkan, perlu
secara intravena
dalam sirkulasi pengawasan perawat, harus
melalui infus
sistemik selama di rumah sakit
yang diinginkan
Pengembangan obat dengan
pelepasan terkendali yang
diberikan secara intra muskular
dan sub kutan

Dapat menjaga kadar obat konstan


dalam sirkulasi sistemik
Mengurangi
frekuensi
pemberian
injeksi

Keuntungan
Menurunkan sediaan Meningkatkan
kepatuhan
kadar obat
pelepasan pasien

terkendali

Menurunkan
efek
samping
obat
Anatomi
Merupakan jaringan berlapis
yang mengandung kolagen dan
serat elastis yang mengandung
elastin

Serat terdistribusi dalam cairan


pekat
Jaringan Sub Kutan Komponen utama cairan ini
adalah asam hialuronat

Aliran darah lambat


Kaya akan vaskularitas

Setiap 20 mm3 terdapat


200 otot dan 700
Jaringan Muskular pembuluh darah kapiler

Aliran darah tergantung


tempat obat
diinjeksikan
Tempat ideal untuk pemakaian injeksi

Paha Lengan Atas

Abdomen Bokong

Sub
Kutan
Tempat Ideal untuk Pemakaian Injeksi

Otot deltoid di sekitar lengan atas dan


bahu

Intra
muskular Otot gluteal di sekitar bokong dan
pinggul

Otot vatrus disekitar paha bagian tengah


Jenis bentuk sediaan

1.Larutan dalam air yang kental


2.Suspensi dalam air
3.Larutan dalam minyak
4.Suspensi dalam minyak
Disposisi obat
disolusi partisi
Larutan obat
Partikel obat Obat terlarut
dalam cairan di
dalam suspensi dalam pembawa
jaringan

absorsi

Sirkulasi sistemik

Jaringan target eliminasi


Faktor yang mempengaruhi absorpsi
obat
• Sifat Fisiko Kimia Obat
• Kondisi Fisiologis
• Jenis Bentuk sediaan
• Adanya vasodilatator atau vasokontrikstor
Faktor yang mempengaruhi absorpsi
obat
• Sifat fisiko kimia
1. Kecepatan disolusi dalam pembawa
2. Ukuran partikel dan sifat kristalin obat
3. pH sediaan obat
4. pKa obat
5. Lipofilisitas obat
6. Koofisien partisi obat pada cairan di jaringan dan
pembawa sediaan
7. Kelarutan obat dalam cairan tubuh pada tempat obat
diinjeksikan
8. Interaksi dengan eksipien lain dalam sediaan
Faktor yang mempengaruhi absorpsi
obat
• Kondisi fisiologis
1. Permebialitas dari pembuluh kapiler
2. Aliran darah
3. Kepadatan massa otot ditempat obat diinjeksikan
4. Derajat gerakan tubuh

• Jenis bentuk sediaan dan formula : akan


menentukan jenis kinetik apa yang terjadi
Larutan injeksi yang kental

Penambahan PVP atau gelatin ke dalam formula injeksi insulin akan


meningkatkan viskositas dan menghambat degradasi obat karena
metabolisme enzim proteolitik
Larutan injeksi yang pekat
Pengendapan partikel
• Pengendapan partikel halus pada tempat
injeksi terjadi karena perubahan konstanta
dielektrik pembawa yang mengandung palarut
campur
• Pengendapan juga dapat terjadi karena
perbedaan pH antara cairan tubuh dengan
sediaan obat
• Proses ini dapat memperpanjang kerja obat
Suspensi dalam air
• Perpanjangan waktu kerja obat tergantung
tergantung pada viskositas pembawa dan
diameter partikel zat aktif
• Konsentrasi obat dalam cairan tubuh akan
konstant bila kecepatan pelepasan obat lebih
cepat daripada kecepatan absorbsi
• Kinetika orde nol semu dapat dicapai bila
kecepatan absorpsi obat ke sirkulasi sistemik
sama dengan kecepatan eliminasi obat dari tubuh
Larutan dan suspensi dalam minyak

Kecepatan pelepasan obat dari bentuk sediaannya lebih


lama dari pada sediaan injeksi dengan pembawa air.
Pelepasan obat tergantung pada koofisien partisi obat
dalam pembawa dan cairan tubuh
Tablet susuk atau implant
Bentuk sediaan ini dapat melepaskan obat
dalam waktu yang lebih panjang karena
sangat terbatasnya luas permukaan kontak
Kecepatan absorpsi obat tergantung pada sifat
fisiko kimia obat dan cairan interstisial
Segera setelah tablet diimplantasikan, suatu
kapsul jaringan akan terbentuk disekitarnya
yang akan menurunkan kecepatan pelepasan
obat
Evaluasi biofarmasetik
• Tahapan uji
1. Menentukan waktu aksi yang diharapkan
2. Memilih bahan pembawa yang memberikan
hasil sesuai harapan
3. Evaluasi in-vivo, penetapan kadar obat dalam
darah (pada hewan dan manusia)

Anda mungkin juga menyukai