Anda di halaman 1dari 21

BIOFARMASETIKA

(PENDAHULUAN)
Aspek Biofarmasetika dari Produk Obat
Galih Adi Pramana, M.Farm., Apt
Biofarmasetika  ilmu yang mempelajari
hubungan sifat fisikokimia formulasi obat
terhadap bioavailabilitas (BA) obat.
BA Menyatakan kecepatan dan
jumlah obat aktif yang mencapai
Mempelajari menjadi sirkulasi sistemik
sangat penting.
Bertujuan untuk
mengatur pelepasan
obat sedemikian rupa Mempengaruhi :
ke sirkulasi sistemik Daya terapetik
agar diperoleh Aktivitas klinik
pengobatan yang Aktivitas toksik obat
optimal pada kondisi
klinik tertentu
Absorbsi sistemik

Sifat anatomi Sifat sifat


dan fisiologik Dikendalikan fisikokimia
tempat Biofarmasetika atau produk
absorbsi obat
Rancangan
suatu produk Mempengaruhi BA obat
obat dengan Ex : absorbsi yang sangat
tujuan terapi cepat dn lengkap menjadi
tertentu lambat, kecepatan absorbsi
Sewaktu obat mengalami absorbsi sistemik berbagai diperlambat atau bahkan
proses fisiologik normal yang berkaitan dengan distribusi tidak ada sama sekali
dan eliminasi biasanya tidak dipengaruhi oleh formulasi
obat. Oleh karena faktor-faktor tersebut terlibat didalam
bioavailabilitas obat, kususnya pada absorbsi dalam
saluran cerna, maka kadar obat sesudah pemakaian
enteral lebih bervariasi dibanding kadar obat sesudah
pemakaian par enteral
Faktor-faktor dalam BA Obat
Pelepasan
dengan cara
Obat dalam penghancuran Partikel obat pelarutan Obat dalam
produk obat padat larutan

Disintegrasi
Pelarutan obat
produk yang diikuti Absorbsi
dalam media
oleh pelepasan
“aqueous”
obat

Obat dalam
Didalalm proses disintegrasi obat, Absorbsi melewati tubuh
pelarutan dan absorbsi, kecepatan obat membran sel
mencapai sistem sirkulasi ditentukan oleh menuju sirkulasi
tahapan yang paling lambat dalam sitemik
rangkaian diatas.
Lanjutan . . .
• Tahap yang paling lambat dalam suatu
rangkaian proses kinetik disebut tahap penentu
kecepatan (rate limiting step)
• Tidak berlaku untuk produk “sustained release”
atau “prolonged-action”
• Pada obat yang berbentuk padat umumnya
disintegrasi lebih cepat dibandingkan pelarutan
dan absorbsi obat
• Obat yang mempunyai kelarutan kecil dalam air
, laju pelarut sering sekali merupakan tahap
yang paling lambat
Faktor-faktor Fisiologi
(absorbsi obat)

PERJALANAN OBAT LEWAT MEMBRAN SEL Struktur lipoprotein yang


bertindak sebagai
membran lipid
Jumlahnya
Elektrolit lemah (asam semipermeabel
dipengaruhi oleh
lemah/basa lemah) pKa dan pH Obat yang lebih larut
dipengaruhi oleh medium tempat lemak lebih mudah
besarnya ionisasi obat terlarut melewati membran sel
Bagian obat yang terionisasi mempunyai daripada obat yang kurang
muatan dan menjadikannya lebih mudah larut larut lemak / yang lebih
dalam air larut dalam air

Ukuran Molekul
•Molekul yang sangat kecil (ex: Urea) dan ion-ion kecil (ex: Na+ , K+ , dan Li+) bergerak
melewati mebran secara cepat seolah membran memiliki pori, begitu pula sebaliknya.
•Obat yang terikat kuat dengan protein bersifat sebagai makro molekul dan tidak melewati
membran sel (sering terjadi bila obat terikat protein plasma).
Faktor-faktor Fisiologi
(absorbsi obat)
DIFUSI PASIF
Memanfaatkan perbedaan konsentrasi obat pada kedua sisi membran sel

Molekul obat berdifusi dari Konsentrasi obat didalam Kelarutan obat dalam lemak
daerah berkonsentrasi darah menjadi sangat
tinggi ke daerah rendah dibandingkan pada Luas permukaan membran
berkonsentrasi rendah tempat pemakaian Bagian duodenum
(hukum difusi Fick) Ex : Oral  Cgi >> Cp menunjukkan absorbsi obat
paling cepat karena adanya
Perbedaan konsentrasi yang besar tersebut berperan sebagai vili dan mikrovili yang
“daya penggerak” selama absorbsi menyebabkab besarnya luas
permukaan
Tebal membran yang dilalui.
Tidak semua obat dapat
masuk ke otak karena otak
dilapisi oleh lapisan yang
berlapis-lapis
Faktor-faktor Fisiologi
(absorbsi obat)
TRANSPOR AKTIF Proses transmembran yang Obat tidak larut lemak yg
diperantarai oleh pembawa menyerupai metabolit
fisiologik alami (ex : 5-
Pembawa bisa sangat Obat dipindahkan melawan fluorourasil) diabsorbsi dari
selektif terhadap molekul perbedaan konsentrasi. Dari saluran cerna dengan proses
obat konsentrasi tinggi ke rendah ini
Yang menyerupai sumstrat
alami yg sering diikat yg
akan diikat.
Jika ada obat yang
strukturnya serupa akan
terjaadi kompetisi ikatan
dengan pembawa, akan
mempengaruhi kecepatan
atau banyaknya obat yang
diabsorbsi.
Faktor-faktor Fisiologi
(absorbsi obat)

DIFUSI FASILITATIF Sistem tranpor yang


diperantarai pembawa
Bergerak karena
perbedaan konsentrasi,
dari kons tinggi ke kons
Ada perantara sehingga rendah (tidak
dapat jenuh dan selekteif memerlukan energi).
terhadap obat
tertentudan melibatkan
kinetika persaingan obat
dengan struktur serupa.
Faktor-faktor Fisiologi
(absorbsi obat)

PINOSITOSIS

Proses fagositosis dimana membran sel


Pencaplokan terhadap
menyelubungi sekeliling bahan
molekul besar
makromolekul

Makromolekul tetap tinggal dalam sel


sebagai suatu gelembung atau vakuola.

Pinositosis merupakan proses yang


diusulkan untuk absorbdi dari vaksin
polio yang diberikan secara oral dan
berbagai molekul protein yang besar
Faktor-faktor Fisiologi
(absorbsi obat)

TRANSPOR MELALUI PORI


(KONVEKTIF)

Molekul yang sangat kecil Model ini digunakan


(Urea, air, dan gula) dapat untuk menjelaskan
melintasi emmbran sel ekskresi obat lewat ginjal
secara cepat jija membran dan pengambilan obat
mempunya celah atau pori dalam hati
Faktor-faktor Fisiologi
(absorbsi obat)
Absorbsi WAKTU TRANSIT OBAT DALAM SALURAN CERNA Obat yang
sebagian besar ditelan akan
obat terjadi di Penundaan pengosonngan lambung akan memasuku
usus halus memperlambat absorbsi obat dengan demikian lambung
akan menunda awal dari efek terapetik
Usus halus dan Lambung
Faktor penghambat pengosongan lambung : mengosongkan
mokosa Konsumsi makanan dengan lemak tinggi, minuman
duodenum isinya kedaalam
dingin dan obat-obat anti kolinergik usus halus
memiliki luas
permukaan Gerakan peristaltik normal sangat membantu
absorbsi obat. Untuk absorbsi optimum obat harus Berbagai faktor
yang besar
memiliki waktu tinggal tertentu dalam duodenum. yang
Obat harus Mitilitas tinggi (diare) obat mempunyai waktu mempengaruhi
cepat mencapai tinggal dalam duodenum yang singkat dan motilitas
duodenum agar kesempatan diabsorbsi sangat kecil pencernaan
obat cepat dapat
diabsorbsi mempengaruhi
laju absorbsi
Faktor-faktor Fisiologi
(absorbsi obat)
ALIRAN (PERFUSI) DARAH DARI SALURAN CERNA

Hal yang penting utuk membawa obat ke sirkulasi


sistemik dan kemudian ke tempat kerja

Daerah usus diperfusi oleh Obat dilepaskan ke dalam hati melalui vena porta
pembuluh-pembuluh darah hepatika kemudian ke sirkulasi umum atau atau
mesenterika sirkulasi sitemik.

Berbagai penurunan aliran darah mesentrika (gagal


jantung kongestif) akan menurunkan laju
perpindahan obat dari saluran usus  menurunkan
laju BA obat
Faktor-Faktor Farmasetik
(mempengaruhi BA Obat)

Yang harus dipertimbangkan ketika BA obat aktif dalam suatu bentuk


merancang produk obat : sediaan padat bergantung pada
1. Jenis produk obat (ex : Larutan, beberapa faktor :
suspensi, Supsositoria) 1. Disintegrasi produk obat dan
2. Sifat bahan tambahan dalam pelepasan partikel obat aktif
produk obat 2. Pelarutan obat
3. Sifat fisikokimia obat itu sendiri 3. Absorbsi atau permeasi obat
melintasi membran sel
Faktor-Faktor Farmasetik
(mempengaruhi BA Obat)

DISINTEGRASI Sebelu mengalami absorbsi suatu produk obat padat harus


mengalami disintegrasi kedalam partikel kecil dan melepaskan
United State obat.
Pharmacopoeia (USP)
untuk maksud Keadaan dimana berbagai residu tablet, kecuali fragmen-
pemantauan fragmen penyalut yang tidak terlarut, tinggal dalam saringan
keseragaman alat penguji sebagai masa yang lunak dan jelas tidak
disintegrasi tablet telah mempunyai inti yang teraba.
menetapkan suatu uji
disintegrasi secara
resmi
Produk obat yg tidak
melalui uji disintegrasi Walau uji disintegrasi memberikan pengukuran tepat pada
tablet yang di hisap pembbentukan fragmen, granul, atau agregat dari bentuk
(permen), tablet lepas sediaan padat, tetapi uji ini tidak diperoleh informasi laju
lambat (sustained- pelarutan dari obat aktif. Dipakai dalam pengendalian kualitas
release, prolonged- fabrikasi tablet
action, repeat-action)
Faktor-Faktor Farmasetik
(mempengaruhi BA Obat)

PELARUTAN

Proses dimana suatu bahan kimia atau


obat menjadi terlarut dalam suatu Bagian penting sebelum
pelarut. kondisi absorbsi sistemik.

Laju pelarutan obat merupakan jumlah oabt terlarut per


satuan luas per waktu.
Kinetika pelarut dapat dipengaruhi oleh sifat fisiko kimia
obat, formulasi dan pelarut.
Faktor-Faktor Farmasetik
(mempengaruhi BA Obat)
Sifat ini memiliki SIFAT FISIKOKIMIA OBAT Bentuk geometrik partikel
pengaruh besar pada juga mempengaruhi luas
kinetika pelarutan Derajat kelarutan permukaan
juga
Memperkecil ukuran
mempengaruhi Obat dalam bentuk garam
partikel dapat
laju pelarutan yang dapat terionisasi lebih
memperbesar luas
larut dalam air daripada
permukaan efektif obat
asam atau basa bebas
Makin besar luas
permukaan makin cepat Obat juga bersifat polimorf (struktur
laju pelarutan kimia identik, tetapi menunjukkan
kinetika pelarutan yang berbeda).
Struktur kristal lebih kaku, keras, dan
secara termodinamik lebih stabil
daripada obat dalam bentuk amorf
(amor laju pelarutan lebih cepat
daripada kristal)
Faktor-Faktor Farmasetik
(mempengaruhi BA Obat)
FAKTOR FORMULASI YANG MEMPENGARUHI PELARUTAN OBAT

Bahan tambahan Ex : penyuspensi nenaikkan Surfaktan pada konsentrasi


dalam produk viskositas pembawa obat  rendah menurunkan tegangan
obat juga dapat menurunkan laju pelarutan obat permukaan dan menaikkan laju
mempengaruhi suspensi pelarutan obat, pada konsentrasi
kinetika pelarutan Bahan pelicin menolak air  tinggi micelles dengan obat 
obat menurunkan pelarutan menurunkan laju pelarutan
Na Bic dapat merubah pH media. Obat Bahan tambahan dalam suatu
yang bersifat asam akan terlarut secara formulasi dapat berinteraksi
cepat pada media alkali dengan secara langsung dengan obat
membentuk garam yang mudah larut membentuk suatu kompleks
dalam air “pelarutan dalam suatu yang larut atau tidak larut
media reaktif” dalam air.
Sumber

• Shargel L, Yu A, 2005. Biofarmasetika dan


Farmakokinetika terapan. Airlangga University
Press. Surabaya.
• Nattock G.L., Curry S.H., Jack D.B., (eds), 1989,
Biopharmaceuticals and drug disposition, vol.
10, John Willey & Sons, New York.
• Swarbick J., 1970, Current Concepts in the
Pharmaceutical Sciences: Biopharmaceutics,
Lea and Febiger, Philadelphia.
Tugas Kelas
• Jelaskan yang dimaksud dengan
Biofarmasetika
• Jelaskan dengan cara / teknik apa saja obat di
Absorbsi!!
• Faktor farmasetik apa saja yang dapat
mempengaruhi BA Obat

Anda mungkin juga menyukai