Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGANTAR ILMU FILSAFAT


“TATATRAN KEILMUAN ( EPISTEMOLOGI,ONTOLOGI
AKSIOLOGI”

DISUSUN OLEH

IMELDA NAOLIN
NIM : KM 22.10.026

UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO


TAHUN AJARAN 2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah................................................................................................................4

C. Tujuan..................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Epistemologi.........................................................................................................................6
B. Ontomologi...........................................................................................................................7
C. Aksiomologi.........................................................................................................................9

BAB III KESIMPULAN...................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................12

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas
berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis memohon maaf jika masih banyak terdapat kekurangan pada makalah
ini.Kritik dan saran membngun sangat berarti untuk kemajuan penulis.Semoga
makalah ini bermanfaat swbagai sumber belajar bagi penulis dan pembaca.

Sorong Selatan,16 Januari 2023

Penulis

3
BAB 1

A. LATAR BELAKANG

Dalam perjalanan sejarah manusia,pemikiran filosofis senantiasa berkembang.


Hal itu dikarenakan pemikiran merupakan hal yang paling mendasar dalam kehidupan
manusia. Bahkan merupakan ciri khas manusia.Pemikiran filosofis sebagai induk dari
semua ilmu. Diantara corak pemikiran manusia adalah pengetahuan tentang wujud,
awal bermulanya hingga akhirnya. Oleh karena itu,buah pemikiran dari manusia
melahirkan berbagai macam aliran dalam filsafat yakni aliran empirisme,
rasionalisme, idealism, pragmatism, dan lain-lain.
Selain itu permasalahan yang menjadi objek kajian atau pembahasan dalam
filsafat mengalami perkembangan yang signifikan. Filsafat tidak hanya berhenti pada
permasalahan wujud, tetapi juga menambahpada pembahasan berkenaaan dengan
ilmu. Selain itu filsafat juga menyentuh tataran praktis ,terutama berkaitan dengan
moral.
Pencarian terhadap kebenaran seiring dengan tujuan dari filsafat itu
sendiri,yakni uantuk mencari kebenaran yang hakiki,dengan kata lain mengetahui
segala sesuatu yang ada sebagaimana adanya (problem ontomologis).
Tiga problem filosofis inilah : ontology,,epistemology,dan aksiologi yang
hingga kini masih menimbulkan perdebatan.Hal itu dikarenakan masing-masing
aliran filsafat memiliki sudut pandang tersendiri berkaitan dengan tiga hal
tersebut.Hal ini menjadi alas an bagi penulis untuk mengetengahkan pembahasan
tersebut dalam makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian diatas,maka kami mengemukakan beberapa permasalahan pokok


yang berkaitan dengan materi sebagai berikut :

1. Bagaimana tujuan epistemology mengenai sekularisasi ilmu pengetahuan?


2. Bagaimana tinjauan ontologi mengenai sekularisasi ilmu pengetahuan ?
3. Bagaimana tinjauan aksiologi mengenai sekularisasi ilmu pengetahuan?

4
C. TUJUAN

Adapun tujuan pembuatan malakah ini :


Membahas tentang dimensi kajian filsafat ilmu yang terbagi menjadi tiga poin
utama,sehingga diharapkan dapat memahami pentingnya ilmu dalam kehidupan umat
manusia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

Muara ilmu pengetahuan adalah filsafat ilmu ( sciences of mother) demikian


pula dalam ilmu hukum, bahwa ilmu hukum tidak dapat melepaskan diri dari ketiga
kodrati besar yakni logika, etika dan estetika.Filsafat terhadap objek materilnya :
logika,estetika dan etika.Socrates pernah berkata : bahwa tugas filsafat meliputi ajaran
ontologis (ajaran tentang hakekat), akseologis (ajaran tentang nilai),ajaran
epistemiologis (ajaran tentang pengetahuan ),serta ajaran teologis (ajaran tentang
tujuan) untuk menjelaskan secara mendalam sejauh dimungkinkan oleh pencapaian
pengetahuan.

Sebelum kita masuk dalam cakupan filsafat hukum dan objek materiil filsafat
hukum,telah dikatakanBahwa setiap objek matriil dari suatu disiplin ilmu
pengetahuan bisa saja sama dengan objek ilmu pengetahuan lain,sehingga pokok
pembahasan saling tumpak tindik ( convergency).Oleh karena itu terhadap filsafat
hukum:ilmu hukum pidana,ilmu hukum perdata,hukum acara perdata,hukum tata
usaha negara,hukum administrasi negara,disamping yang lainnya,sama sama
membahas hukum sebagai objek matrilnya juga selalu bertumpahtindih oleh sebab itu
juga sebagai ilmu ilmu hukum.

Berkenaan dengan itu,satjipto Rahardjo (1982-321) memberikan penjelasan


tentang pengertian filsafat hukum itu mempersoalkan pertanyaan -pertanyaan yang
bersifat mendasar dari hukum.Gustav Radbruch (1952) merumuskannya dengan
sederhana yaitu bahwa filsafat hukum itu,adalah cabang filsafat hukum terhadap
objeknya.

Dengan demikian pengertian filsafat pada tataran ontology,epistomologi dan


aksiologi,bahwa filsafat hukum bertujuan untuk mempelajari bagaimana filsafat
digunakan menemukan hukum secara hakiki.

A. EPISTEMOLOGI

6
Pada tataran epistomologi dalam filsafat hukum, akan mempersoalkan darimana
unsur-unsur hukum itu datang ( ada ).Selanjutnya bagaimana orang datang
memperoleh pengetahuan hukum dan bagaimana orang dapat memperoleh
pengetahuan hukum dan bagaimana orang dapat merumuskan tentang struktur
pengetahuan tentang ilmu -ilmu hukum.Lahirlah pertanyaan mendasarkan yakni untuk
apa penggunaan hukum,apa Batasan wewenang penelitian ( jangkauan )hukum dan
bagaimana hukum harus diarahkan,serta bagaimana kita dapat memperoleh jaminan-
jaminan hak dan kewajiban hukum pada taraf yang wajar.
Sebagai suatu system ajaran,maka disiplin ilmu hukum mencakupantara lain:
pertama ajaran yang menentukan apa yang seharusnya dilakukan ( predeskriptif ) dan
yang kedua,yang senyatanya dilakukan ( deskriptif ) didalam hidup.
Aspek epistemology dalam filsafat hukum ,berusaha untuk menyatakan bahwa
unsur-unsur hukum merupakan objek pengetahuan ilmu hukum yang senantiasa teliti
perkembangan dan persesuaiannya terhadap kondisiruang dan waktu,dimana hukum
diberlakukan serta segala sesuatu yang dapat mempengaruhi hubungan-hubungan
hukum.
Kajian epistomologi membahas tentang bagaimana proses mendapatkan ilmu
pengetahuan,hal-hal apakah yang harus diperhatikan agar mendapatkan penetahuan
yang benar,apa yang disebut kebenaran dan apa kriterianya.
Kajian epistomologi membahas tentang bagaimana prosesmendapatkan ilmu
pengetahuan,hal-hal apakah yang harus diperhatikan agar merdapatkan pengetahuan
yang benar,apa yang disebut kebenaran dan apa kriterianya.
Dalam memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat diandalkan tidak cukup dengan
berpikir secara rasionalataupun sebaliknya berpikir secara empiris saja karena
keduanya mempunyai keterbatasan dalam mencapai kebenaran ilmu pengetahuan.Jadi
pencapaian kebenaran menurut ilmu pengetahuan didapatkan melaluimetode ilmiah
yang merupakan gabungan atau kombinasi antara rasionalisme dengan empirisme
sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi.
Metode ilmiah adalah suatu rangkaian prosedur tertentu yang diikuti untuk
mendapatkan jawaban tertentu dari pernyataan yang tertentu pula
Kerangka dasar prosedur ilmu pengetahuan dapat diuraikan dalam 6 langkah sebagai
berikut :
a. Sadar akan adanya masalah dan perumusan masalahnya
b. Pengamatan dan pengumpulan data yang relevan
7
c. Penyusunan atau klarifikasi data
d. Perumusan hipotesis
e. Deduksi dari hipotesis
f. Tes pengujian kebenaran (verifikasi)

B. ONTOLOGI

Ajaran ontomologi filsafat hukum,tidak membatasi jangkauannya hanya pada


suatu wujud tertentu.Penelusuran ontologi mengkaji apa yang merupakan keseluruhan
yang ada secara objektif ditangkap oleh indera yaitu taraf metafisika akan mengkaji
dan membicarakan problem watak yang sangat mendasar dari benda atau realitas
tertinggi (hakekat) atau wujud (being).
Aspek ontomologi filsafat hukum,berusaha untuk menentukan objeknya
bagaimana kita dapat memahami wujud hukum yang sesungguhnya (makna tertinggi)
sementara kita hanya mempersoalkan bahwa hukum bahwa hukum harus begini dan
hukum harus begitu tanpa melihat apa sesungguhnya dari objek hukum itu
sendiri.mengingat objek filsafat hukum adalah hukum. Maka permasalahsn dan
pertanyaan yang dibahas oleh filsafat hukum itupun abtara lain berkisar pada berkisar
pada apa yang telah diuraikan diatas,seperti hubungan hukum dengan
kekuasaan,hubungan kodrat dan hukum positif,apa sebab mentaati hukum,apa tujuan
hukum,sampai pada masalah-masalahfilsafat hukum yang ramai dibicarakan saat ini
oleh Sebagian orang disebut masalah filsafat hukum kontrmporer meskipun itu belum
tentu benaroleh karena masalah tersebut jauh sejak dulu telah di perbincangkan.
Tiga nilai dasar hukum menurut Gustav Radbruch yaitu keadilan, kegunaan dan
kepastian hukum oleh filsafat hukum secara ontologi bekerja diluar jangkauan yang
mengikat.Ontologi filsafat hukum pada prinsipnya tidak hanya melihat hukum sebagai
objek melainkan segala pola perilaku manusia,dasar dimana timbal balik hak dan
kewajiban berperan ,serta hubungan timbal balik antara manusia dan alam
sekitarnya.Menurut hemat kita bahwa yang dimaksud dengan objek filsafat hukum
yaitu hak dan kewajiban,keadilan,perlindungan /pencegahan.

Berdasarkan objek yang ditelaah dalam ilmu pengetahuan dua macam ;


1. Objek material ialah seluruh lapangan atau bahan yang dijadikan objek penelidikan
suatu ilmu.

8
2. Objek formal ialah penentuantitik pandang terhadap objek material.

C. AKSIOLOGI

Yang menjadi objek kajian filsafat pada tataran aksiologi adalah bagaimana
manusia dalam penerapn pengetahuan tersebut dapat mengklasifikasikan tujuan dan
perkembangannya. Pada taraf tertinggi aksiologi filsafat hukum akan mempersoalkan
bagaimana hukum itu berfungsi secara ideal.Nilai,azas dan norma ( azas objektif
hukum yang bersifat moral.azas objektif hukum yang bersifat rasional,dan azas
objektif yang bersfiat moral dan rasional yang merupakan unsur -unsur hukum.

Pengertian azas hukum adalah prinsip-prinsip yang dianngap dasar atau fundament
hukum atau pengertian dan nilai-nilai yang menjadi titik tolak pembentukan undang-
undang dan interpretasi undang-undang atau prinsip-prinsip yang merupakan
kedudukannya yang lebih tinggi daripada hukum yang ditentukan oleh manusia.

Aksiologi filsafat hukum pada kebanyakannya umumnya dikenal dengan peranan


hukum,dimana dasar keadilan dan kepastian hukum menjadi pilar yang seyogyanya
ditopang dengan segenap keseimbangan hukum.Tidak bermaksud untuk memadukan
antara aksiologi filsafat hukum dan penemuan hukum,namun kausalitasnya penerapan
hukum ,unsur-unsur hukum merupakan konsekwensi dari penerapan hukum secara
empiric.

Oleh karena itu hukum dalam tataran aksiologi filsafat hukum pada fase ke tiga
tahapan tahapan pembedahan hukum ( fungsi filsafat hukum ) maka keadilan
hukum ,kepastian hukum ,jaminan hak dan kewajiban serta hubungann -hubungan
hukum merupakan ruang bersekutunya unsur-unsur hukum yang menjadi alas an
objektif kedinamisasian hukum itu berproses.

Berkaitan dengan etika,moral, dan estetika ilmu itu dapat dibagi menjadi 2
kelompok yaitu :

1. Ilmu bebas nilai

9
Dalam tahap perkembangan ini ilmu ini berada pada ambang kemajuan karena pikiran
manusia tak tertundukkan pada akhirnya ilmu menjadi suatu kekuatan sehingga terjadi
dehumanisasi terhadap seluruh tatanan hidup manusia.

2. Teori tentang nilai


Pembahasan tentang nilai akan dibicarakan tentang nilai sesuatu,nilai
perbuatan,nilai situasi,dan nilai kondisi.Segala Sesuatu kita beri nilai.Pemandangan
indah,akhlak anak terhadap orang tuanyadengan sopan santun,suasana lingkungan
dengan menyenangkan dan kondisi badan dengan nilai sehat.
Ada perbedaan antara pertimbangan nilai dengan pertimbangan fakta.Fakta berbentuk
kenyataan,ia dapat ditangkap oleh panca indera ,sedangkan nilai hnya dapat dihayati.
Teori tentang nilai dapat dibagi menjadi 2 yaitu nilai etika dan dan nilai
estetika,etika termasuk cabang filsafat yang membicarakan perbuatan manusia dan
memandang dari sudut yang baik dan buruk.

10
BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian diatas kita bisa mengetahui betapa luasnya objek kajian filsafat mulai dari
masalah ontologis, epistemiologis, hingga aksiologis. Tiga cabang utama filsafat tersebut
merpakan masalah yang palin fundamentaldalam kehidupan. Ia memberikan sebuah kerangka
berpikir yang sangat sistimatis.Hal ini dikarenakan ketiganya merupakan proses berpikir yang
diawali dengan pembahasan “Apa itu kebenaran “dan“ untuk apa kebenaran tersebut di
aplikasikan dalam hidup sehari-hari “

Hal tersebut mengindikasikan bahwa filsafat layak dikatakan sebagai induk semua ilmu
pengetahuan.Perkembangan ilmu-ilmu lain akan mengalami hambatan tanpa peranan
filsafat.Hal itu dikarenakan semua permasalahan mendasar dari seluruh ilmu adalah problems
filosofis.

Hal tersebut harus dipecahkan sebagai Langkah awal menyelesaikan permasalahan


sekunder. Dengan kata lain pada dasarnya semua ilmu pengetahuan tidak terlepas dari 3
prblem filosofis tersebut yaitu ontologis,epistomolis dan aksiologis. Artinya semua ilmu
pengetahuan pasti berbicara tentang apa yang menjadi objek kajiannya,bagaimana cara
mengetahuinya dan apa manfaatnya bagi kehidupan manusia.

Demikianlah makalah singkat yang mengangkat tema fundamental dalam dunia filsafat
ini.Dan mengharapkan tulisan ini menjadi Bahan pertimbangan demi peikiran
manusia.sehingga buah pemikiran tersebut dapat melahirkan peradaban besar.

11
DAFTAR PUSTAKA

Zilullah,Wa Ode 2019,Epistomologi dan Aksiologi sebagai landasan penelaahan ilmu

Bakri,2010. Tinjauan Ontologi,Epistomologidan Aksiologi mengenai ;Sekurasi ilmu


pengetahuan

Almadilli,Ahmad Gozali.2011. Filsafat Ilmu

Madilis Hasan.2011.Filosofi Filsat ilmuDalam Kajian Aspek Ontologi

12

Anda mungkin juga menyukai