DISUSUN OLEH
IMELDA NAOLIN
NIM : KM 22.10.026
KATA PENGANTAR......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Epistemologi.........................................................................................................................6
B. Ontomologi...........................................................................................................................7
C. Aksiomologi.........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................12
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas
berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis memohon maaf jika masih banyak terdapat kekurangan pada makalah
ini.Kritik dan saran membngun sangat berarti untuk kemajuan penulis.Semoga
makalah ini bermanfaat swbagai sumber belajar bagi penulis dan pembaca.
Penulis
3
BAB 1
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
4
C. TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum kita masuk dalam cakupan filsafat hukum dan objek materiil filsafat
hukum,telah dikatakanBahwa setiap objek matriil dari suatu disiplin ilmu
pengetahuan bisa saja sama dengan objek ilmu pengetahuan lain,sehingga pokok
pembahasan saling tumpak tindik ( convergency).Oleh karena itu terhadap filsafat
hukum:ilmu hukum pidana,ilmu hukum perdata,hukum acara perdata,hukum tata
usaha negara,hukum administrasi negara,disamping yang lainnya,sama sama
membahas hukum sebagai objek matrilnya juga selalu bertumpahtindih oleh sebab itu
juga sebagai ilmu ilmu hukum.
A. EPISTEMOLOGI
6
Pada tataran epistomologi dalam filsafat hukum, akan mempersoalkan darimana
unsur-unsur hukum itu datang ( ada ).Selanjutnya bagaimana orang datang
memperoleh pengetahuan hukum dan bagaimana orang dapat memperoleh
pengetahuan hukum dan bagaimana orang dapat merumuskan tentang struktur
pengetahuan tentang ilmu -ilmu hukum.Lahirlah pertanyaan mendasarkan yakni untuk
apa penggunaan hukum,apa Batasan wewenang penelitian ( jangkauan )hukum dan
bagaimana hukum harus diarahkan,serta bagaimana kita dapat memperoleh jaminan-
jaminan hak dan kewajiban hukum pada taraf yang wajar.
Sebagai suatu system ajaran,maka disiplin ilmu hukum mencakupantara lain:
pertama ajaran yang menentukan apa yang seharusnya dilakukan ( predeskriptif ) dan
yang kedua,yang senyatanya dilakukan ( deskriptif ) didalam hidup.
Aspek epistemology dalam filsafat hukum ,berusaha untuk menyatakan bahwa
unsur-unsur hukum merupakan objek pengetahuan ilmu hukum yang senantiasa teliti
perkembangan dan persesuaiannya terhadap kondisiruang dan waktu,dimana hukum
diberlakukan serta segala sesuatu yang dapat mempengaruhi hubungan-hubungan
hukum.
Kajian epistomologi membahas tentang bagaimana proses mendapatkan ilmu
pengetahuan,hal-hal apakah yang harus diperhatikan agar mendapatkan penetahuan
yang benar,apa yang disebut kebenaran dan apa kriterianya.
Kajian epistomologi membahas tentang bagaimana prosesmendapatkan ilmu
pengetahuan,hal-hal apakah yang harus diperhatikan agar merdapatkan pengetahuan
yang benar,apa yang disebut kebenaran dan apa kriterianya.
Dalam memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat diandalkan tidak cukup dengan
berpikir secara rasionalataupun sebaliknya berpikir secara empiris saja karena
keduanya mempunyai keterbatasan dalam mencapai kebenaran ilmu pengetahuan.Jadi
pencapaian kebenaran menurut ilmu pengetahuan didapatkan melaluimetode ilmiah
yang merupakan gabungan atau kombinasi antara rasionalisme dengan empirisme
sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi.
Metode ilmiah adalah suatu rangkaian prosedur tertentu yang diikuti untuk
mendapatkan jawaban tertentu dari pernyataan yang tertentu pula
Kerangka dasar prosedur ilmu pengetahuan dapat diuraikan dalam 6 langkah sebagai
berikut :
a. Sadar akan adanya masalah dan perumusan masalahnya
b. Pengamatan dan pengumpulan data yang relevan
7
c. Penyusunan atau klarifikasi data
d. Perumusan hipotesis
e. Deduksi dari hipotesis
f. Tes pengujian kebenaran (verifikasi)
B. ONTOLOGI
8
2. Objek formal ialah penentuantitik pandang terhadap objek material.
C. AKSIOLOGI
Yang menjadi objek kajian filsafat pada tataran aksiologi adalah bagaimana
manusia dalam penerapn pengetahuan tersebut dapat mengklasifikasikan tujuan dan
perkembangannya. Pada taraf tertinggi aksiologi filsafat hukum akan mempersoalkan
bagaimana hukum itu berfungsi secara ideal.Nilai,azas dan norma ( azas objektif
hukum yang bersifat moral.azas objektif hukum yang bersifat rasional,dan azas
objektif yang bersfiat moral dan rasional yang merupakan unsur -unsur hukum.
Pengertian azas hukum adalah prinsip-prinsip yang dianngap dasar atau fundament
hukum atau pengertian dan nilai-nilai yang menjadi titik tolak pembentukan undang-
undang dan interpretasi undang-undang atau prinsip-prinsip yang merupakan
kedudukannya yang lebih tinggi daripada hukum yang ditentukan oleh manusia.
Oleh karena itu hukum dalam tataran aksiologi filsafat hukum pada fase ke tiga
tahapan tahapan pembedahan hukum ( fungsi filsafat hukum ) maka keadilan
hukum ,kepastian hukum ,jaminan hak dan kewajiban serta hubungann -hubungan
hukum merupakan ruang bersekutunya unsur-unsur hukum yang menjadi alas an
objektif kedinamisasian hukum itu berproses.
Berkaitan dengan etika,moral, dan estetika ilmu itu dapat dibagi menjadi 2
kelompok yaitu :
9
Dalam tahap perkembangan ini ilmu ini berada pada ambang kemajuan karena pikiran
manusia tak tertundukkan pada akhirnya ilmu menjadi suatu kekuatan sehingga terjadi
dehumanisasi terhadap seluruh tatanan hidup manusia.
10
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian diatas kita bisa mengetahui betapa luasnya objek kajian filsafat mulai dari
masalah ontologis, epistemiologis, hingga aksiologis. Tiga cabang utama filsafat tersebut
merpakan masalah yang palin fundamentaldalam kehidupan. Ia memberikan sebuah kerangka
berpikir yang sangat sistimatis.Hal ini dikarenakan ketiganya merupakan proses berpikir yang
diawali dengan pembahasan “Apa itu kebenaran “dan“ untuk apa kebenaran tersebut di
aplikasikan dalam hidup sehari-hari “
Hal tersebut mengindikasikan bahwa filsafat layak dikatakan sebagai induk semua ilmu
pengetahuan.Perkembangan ilmu-ilmu lain akan mengalami hambatan tanpa peranan
filsafat.Hal itu dikarenakan semua permasalahan mendasar dari seluruh ilmu adalah problems
filosofis.
Demikianlah makalah singkat yang mengangkat tema fundamental dalam dunia filsafat
ini.Dan mengharapkan tulisan ini menjadi Bahan pertimbangan demi peikiran
manusia.sehingga buah pemikiran tersebut dapat melahirkan peradaban besar.
11
DAFTAR PUSTAKA
12