Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat memahami
perubahan dan keberlanjutan peristiwa pada
masa penjajahan asing.
Pertemuan Ke-1
Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
1. Orientasi
2. Apersepsi
3. Motivasi
4. Pemberian Acuan
4. Mengasosiasikan
Peserta didik berdiskusi mengenai sejarah
penjajahan bangsa Barat di Indonesia.
5. Mengkomunikasikan
2. Menanya
Peserta didik melakukan diskusi sederhana
mengenai sejarah awal penjajahan bangsa
barat di Indonesia. 3.
Mengumpulkan informasi
Peserta didik diminta untuk berdiskusi
dengan mengumpulkan bahan melalui buku,
atau memanfaatkan situs internet untuk
menggali informasi tentang sejarah
penjajahan bangsa Barat di Indonesia.
4. Mengasosiasikan
Peserta didik berdiskusi mengenai sejarah
penjajahan bangsa Barat di Indonesia.
5. Mengkomunikasikan
Peserta
didik mempresentasikan hasil diskusi
tentang sejarah penjajahan bangsa Barat di
Indonesia.
15 menit
Perkembangan Kolonialisme
Materi Pokok
dan Imperialisme Barat
No Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran
2013
Kurikulum
Semester 1
Peserta didik dapat menguraikan pengertian konsep berpikir kronologis, sinkronik, dan ruang-
waktu dalam sejarah
Peserta didik dapat menjelaskan corak kehidupan masyarakat pada masa praaksara.
Peserta didik dapat menjelaskan proses kedatangan manusia Proto Melayu, Deutero Melayu, dan
Melanesoid.
Peserta didik dapat menjelaskan perbedaan hasil budaya manusia Proto Melayu dan Deutero
Melayu.
Peserta didik dapat mengetahui dan menganalisis mengenai hasil kebudayaan bangsa Melayu Muda
(Deutero Melayu)
J: Berpikir diakronik atau kronologis merupakan cara berpikir yang mengutamakan serangkaian
peristiwa secara kronologis. Cara berpikir ini bersinonim dengan cara berpikir sejarah atau
historical thinking, yang artinya cara berpikir khas dalam disiplin ilmu sejarah. Konsep berpikir
diakronik juga memerlukan pemahaman akan mengetahui masa silam sebagaimana adanya, dalam
menghayati masa lalu, merasakan pelaku masa lalu dan memahami makna yang mereka berikan
harus mengesampingkan situasi kita sendiri (tidak melihat masa lalu dengan kacamata masa kini/
presentism). Dengan kata lain, konsep berpikir diakronik melatih setiap individu atau kelompok
yang mempelajari sejarah untuk terbiasa merujuk kepada sumber dan peristiwa bersejarah yang
sudah terjadi sebelumnya.
Sumber:
Nurjanah, Wulan. 2020. Historical Thinking Skils and Critical Thinking Skills. Historika Vol 23
No 1. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret, hlm. 97. (Online), tersedia di alamat situs:
https://jurnal.uns.ac.id/historika/article/download/41241/27038, diakses pada 8 Juli 2021.
Zed, Mestika. 2018. Tentang Konsep Berfikir Sejarah. Lensa Budaya: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu
Budaya Vol 13, No 1. Makassar: Universitas Hasanuddin, hlm. 55-56. (Online), tersedia di alamat
situs: https://journal.unhas.ac.id/index.php/jlb/article/view/4147/2737, diakses pada 8 Juli 2021.
2. T: Bagaimanakah gambaran kehidupan manusia praaksara? Coba jelaskan
J: Manusia pada masa praaksara awalnya menerapkan budaya nomaden dalam hal akomodasi
tempat tinggal dengan melakukan perburuan dan meramu makanan sebagai cara mereka
mengumpulkan bahan makanan. Pola tersebut terus dilakukan hingga mereka menciptakan metode
pertanian. Pada saat itu, pertanian pertama kali yang dilakukan oleh manusia praaksara Indonesia
adalah pertanian padi kering dan peternakan babi. Keduanya menghasilkan kadar protein yang
tinggi di daerah yang relatif kecil dan sangat cocok untuk sebagian besar wilayah Indonesia. Selain
itu, pola hunian mereka sudah berubah dari kebiasaan nomaden menjadi menetap, dengan tujuan
menjaga lahan pertanian dan peternakan mereka. Mereka hidup dalam suatu komunitas yang ramai.
Sumber:
Drakeley, Steven. 2005. The History of Indonesia (The Greenwood Histories of Modern Nations).
Westport: Greenwood Press, hlm. 6. (Online), tersedia di alamat situs: https://www.pdfdrive.com/a-
history-of-modern-indonesia-c-1300-to-the-present-e189016920.html, diakses pada 30 September
2020.
3. T: Jelaskan jalur migrasi bangsa Melayu Tua (Proto Melayu) dan Melayu Muda (Deutero
Melayu)!
J: Bangsa Melayu Tua (Proto-Melayu) berhasil berlayar dan menetap di Indonesia melalui dua jalur
yaitu: Jalan barat dari daerah Yunan (Cina Selatan) berpindah melalui Selat Malaka (Malaysia)
kemudian masuk ke Pulau Sumatra dan masuk ke Pulau Jawa. Sedangkan Jalan utara (timur) yaitu
dari Yunan (Cina Selatan) berpindah melalui Formosa (Taiwan) kemudian masuk ke Filipina
dilanjutkan penyeberang ke Pulau Sulawesi dan masuk ke Pulau Papua.
Sedangkan bangsa Melayu Muda (Deutero Melayu) bermigrasi dengan melintasi di mana rute yang
mereka tempuh dari Yunan (Teluk Tonkin), Vietnam, Malaysia, hingga akhirnya tiba di Indonesia
dan mereka menyebar ke wilayah-wilayah yang ada di Indonesia. Rumpun Deutero-Melayu secara
tidak langsung menjalin hubungan dengan Proto-Melayu, walaupun banyak dari Proto-Melayu
sudah menyingkir kepedalaman wilayah Indonesia. Mengakibatkan rumpun Deutero-Melayu
menguasai wilayah Indonesia dan menyebar secara merata.
Sumber:
Setiawan, Johan; Ida Permatasari, Wahyu. 2019. Proses Masuk dan Persebaran Peninggalan
Kebudayaan Proto-Deutero Melayu di Indonesia. Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan
Pendidikan Vol 3, No 1. Lombok Timur: Universitas Hamzanwadi, hlm. 15-16. (Online), tersedia
di alamat situs: https://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/fhs/article/view/667, diakses pada 8
Juli 2021.
sudah menyingkir kepedalaman wilayah Indonesia. Mengakibatkan rumpun Deutero-Melayu
menguasai wilayah Indonesia dan menyebar secara merata.
Sumber:
Setiawan, Johan; Ida Permatasari, Wahyu. 2019. Proses Masuk dan Persebaran Peninggalan
Kebudayaan Proto-Deutero Melayu di Indonesia. Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan
Pendidikan Vol 3, No 1. Lombok Timur: Universitas Hamzanwadi, hlm. 15-16. (Online), tersedia
di alamat situs: https://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/fhs/article/view/667, diakses pada 8
Juli 2021.
4. T: Kebudayaan apakah yang dibawa oleh bangsa Melayu Tua (Melayu Tua)? Jelaskan proses
pembudayaan bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)!
J: Kebudayaan yang dibawa oleh Proto-Melayu ke wilayah Indonesia termasuk
tipe neolitik yang dapat dibuktikan dengan pemukiman mereka yang dikenali menyerupai bentuk
gerabah yang hampir sama dengan gerabah dari Cina Kuno. Kemungkinan kebudayaan ini
dipengaruhi dengan penduduk sebelum kedatangan Proto-Melayu yang saling berinteraksi. Dalam
interaksi yang berlangsung diantara mereka, maka akan sering terjadi perkawinan silang diantara
keduanya. Yang membuat jumlah rumpun Proto-Melayu dapat berkembang menjadi banyak, salah
satunya dengan melakukan kawin silang dengan penduduk lainnya.
Sumber:
Setiawan, Johan; Ida Permatasari, Wahyu. 2019. Proses Masuk dan Persebaran Peninggalan
Kebudayaan Proto-Deutero Melayu di Indonesia. Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan
Pendidikan Vol 3, No 1. Lombok Timur: Universitas Hamzanwadi, hlm. 15. (Online), tersedia di
alamat situs: https://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/fhs/article/view/667, diakses pada 8 Juli
2021.
Sumber:
Setiawan, Johan; Ida Permatasari, Wahyu. 2019. Proses Masuk dan Persebaran Peninggalan
Kebudayaan Proto-Deutero Melayu di Indonesia. Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan
budaya Dongson melalui jalur perdagangan, Barang-barang kerajinan perunggu telah membanjiri
pasar Nusantara. Barang-barang itu semua ditukarkan dengan komoditi yang ada di Nusantara.
Singkatnya, para bangsa penutur bahasa Austronesia ini telah terlibat interaksi global. Selain itu,
adanya hiasan-hiasan pada nekara menunjukkan bahwa adanya hubungan yang erat antar negeri
kita dengan daratan Asia. Nekara atau Moko, semacam berumbung dari perunggu yang
berpinggang di bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup. Menurut para ahli nekara ini dibawa ke
Nusantara oleh bangsa yang sama dengan pembawa kebudayaan kapak persegi, yaitu bangsa
Austronesia.
Sumber:
Setiawan, Johan; Ida Permatasari, Wahyu. 2019. Proses Masuk dan Persebaran Peninggalan
Kebudayaan Proto-Deutero Melayu di Indonesia. Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan
Pendidikan Vol 3, No 1. Lombok Timur: Universitas Hamzanwadi, hlm. 20. (Online), tersedia di
alamat situs: https://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/fhs/article/view/667, diakses pada 8 Juli
2021.
Apabila menjawab di setiap soal dengan benar, maka akan diberi nilai 1, sedangkan jawaban pada
setiap soal salah, akan diberi nilai 0.
Esai. 1
Esai. 2
Esai. 3
Esai. 4
Esai. 5
Mata Pelajaran Sejarah Indonesia
Jumlah Soal 5 butir
Kelas X IPA/IPS
Waktu 90 butir
1. Cara Berfikir
Kronologis dan
Sinkronik dalam
Mempelajari Sejarah.
Materi Pembelajaran
2.
Indonesia Zaman
Praaksara: Awal
Kehidupan Manusia
Indonesia.
MATA
NAMA : Harimurti Kridalaksana
KULIAH
DOSEN
NPM : 201915500124
PENGUJI
TANGGAL
KELAS : R4B Pendidikan Sejarah
UJIAN
WAKTU
SEMESTER : 4
UJIAN
NO.HP/WA : 0858-9900-8959
: Perencanaan
Pengajaran
Sejarah
: Yusuf Budi
Prasetya Santosa,
M.Pd
: Kamis, 8 Juli
2021
: 1x24 Jam
Mata Pelajaran: Sejarah Tahun Pelajaran:
Semester: Ganjil
Indonesia 2020/2021
KD: 3.1 dan 3.2 Peserta: 10 siswa KKM: 70
Kelas: X-IPS Jumlah soal: 5 Bentuk soal: Esai
L L L
a a a
Keberlanjutan Pembelajaran n n n
j j j
u u u
t t t
1 1 80% Tuntas 1
1 1 100% Tuntas 2
1 1 100% Tuntas 3
1 0 80% Tuntas 4
1 1 60% Belum tuntas 5
1 0 40% Belum tuntas 6
1 1 100% Tuntas 7
1 1 100% Tuntas 8
1 1 100% Tuntas 9
1 1 100% Tuntas 10
10 8
10 10
100% 80%
L L
a a
n n Keberlanjutan Pe
j j
u u
t t
Mata Pelajaran: Sejarah Tahun Pelajaran:
Semester: Ganjil
Indonesia 2020/2021
KD: 3.1 dan 3.2 Peserta: 10 siswa KKM: 70
Kelas: X-IPA Jumlah soal: 5 Bentuk soal: Esai
L L L L
a a a a
Keberlanjutan Pembelajaran n n n n
j j j j
u u u u
t t t t
1 100% Tuntas
1 100% Tuntas
1 100% Tuntas
1 100% Tuntas
1 100% Tuntas
1 80% Tuntas
1 100% Tuntas
1 100% Tuntas
1 100% Tuntas
1 100% Tuntas
10
10
100%
L
a
n
j
u
t