Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

IMAN KEPADA PARA NABI DAN RASUL

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS SEMESTER 1


MATA KULIAH AKIDAH
DOSEN PENGAMPU: Mahlani Sabae STh.I.,MA

OLEH:
Mila Syasya Dinara (105191109622)
Andi Nurul Hikmah (105191111622)
Muh Fahmi Aziz (105191110222)
Adrian (105191108522)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya

sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan

terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan

memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Makalah “Iman Kepada Nabi dan Rasul” di susun guna memenuhi tugas

dari dosen pengampu Mahlani Sabae STh.I.,MA pada mata kuliah Pendidikan

Bahasa Indonesia di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan

dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah

ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan

dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman

kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 1 Januari 2023


Tertanda

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3. Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
2.1. Rasul Ulul Azmi ................................................................................ 3
2.2. Muhammad Saw. Sebagai Nabi Terakhir .......................................... 6
2.3. Iman Kepada Seluruh Nabi dan Rasul ............................................... 8
2.4. Hikmah Iman Kepada Semua Nabi dan Rasul ................................... 10
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 12
3.1. Kesimpulan ........................................................................................ 12
3.2. Saran .................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... iii

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Iman kepada Rasul adalah salah satu rukun iman yang ke empat. Oleh
karena itu sebagai orang muslim harus meyakini dengan sepenuh hati bahwasanya
Allah telah mengutus rasul-rasul-Nya kepada ummat manusia pada setiap zaman
untuk mengarahkan manusia kejalan yang benar1 . Para Rasul adalah hambahamba
Allah, dimuliakan Allah dengan diutus sebagai Rasul dan disifati Allah sebagai
hamba yang paling tinggi kedudukannya 2 . Allah memilih manusia yang menjadi
pilihannya untuk bertugas menyampaikan ajaran- ajaran kebenaran dan aturan
Allah swt. guna keselamatan manusia dunia dan akhirat. Untuk meningkatkan
keimanan kepada Rasul-Rasul Allah maka perlu mengetahui nama-nama rasul
Allah.1

Iman kepada rasul-rasul Allah merupakan suatu kewajiban, karena iman


kepada rasul-rasul Allah merupakan rukun iman, yaitu yang keempat. Iman kepada
rasul artinya mempercayai dengan sepenuh hati atas kedatangan rasul, mulai dari
rasul yang pertama yaitu Nabi Adam AS. hingga rasul terakhir yaitu Nabi
Muhammad SAW. Ajaran yang dibawa oleh para nabi dan rasul sejak Nabi Adam
AS. hingga Nabi Muhammad SAW. Merupakan suatu rangkaian yang memiliki
satu tujuan yaitu mengesankan Allah SWT. Berupa syariat atau hukum tertentu
yang kemudian disampaikan atau diajarkan kepada umatnya.

Oleh karena itu, kita sebagai seorang muslim, wajib beriman atau
mempercayai kepada para rasul utusan Allah sehingga dengan hal itu kita akan
mengamalkan semua ajaran yang dibawa oleh rasul utusan Allah tersebut. Dengan
berpegang hidup pada Allah dan sunah rasul maka kita akan hidup bahagia di dunia
dan juga akhirat. Namun, di dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita hanya
mengetahui tentang pengertiannya saja itu pun hanya terbatas, tanpa mengetahui

1
Wiyadi, Membina Akidah dan Akhlak, Untuk Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah, (Solo: PT.
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2014), 91.

1
akan pemahamannya lebih dalam dan penerapannya di dalam kehidupan yang kita
jalani atau di dalam kehidupan sehari-hari.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Rasul ulul azmi?
2. Bagaimana Nabi Muhammad Saw. Sebagai nabi terakhir?
3. Bagaimana cara mengimani seluruh nabi dan rasul?
4. Bagaimana hikmah beriman kepada semua nabi dan rasul?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui maksud dari Rasul ulul Azmi.
2. Mengetahui Nabi Muhammad Saw. Sebagai nabi terakhir.
3. Mengetahui cara mengimani seluruh nabi dan rasul.
4. Mengetahui hikmah beriman kepada semua nabi dan rasul.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Rasul Ulul Azmi


1. Pengertian Ulul Azmi
Kata Ulul Azmi berasal dari bahasa Arab, yaitu: “Ulul” yang artinya orang
yang memiliki, dan “Azmi” yang artinya cita-cita yang mantap. Menurut Sirojuddin
dalam buku “Ensiklopedi Islam” menyebutkan bahwa Ulul ‘Azmi (ulu al-‘azmi)
artinya “orang-orang yang mempunyai kemauan kuat dan teguh2.
Secara istilah Ulul Azmi berarti rasul-rasul pilihan atau Nabi yang memiliki
keteguhan hati, lapang dada dan sabar dalam menghadapi kaumnya yang
menentang dirinya dan tidak mau menerima ajaran yang disampaikannya.
Adapun rasul-rasul yang termasuk dalam Ulul Azmi adalah:
a. Nabi Nuh
b. Nabi Ibrahim
c. Nabi Musa
d. Nabi Isa
e. Nabi Muhammad
2. Sifat dan Keteguhan Rasul Ulul Azmi
Rasul-rasul yang termasuk dalam kelompok Ulul ‘Azmi ini adalah orang
yang memiliki ketabahan / kesabaran yang luar biasa dan mempunyai ketetapan
(keteguhan) hati sekalipun dengan susah payah dan sangat berat dalam menegakkan
syari’at Allah Swt., sehingga kesabaran mereka dipuji oleh Allah Swt. sendiri
sebagaimana dalam al-Qur’an surah al-Ahqaf ayat 35 berikut:
َ ْ ُ َ ْ ُ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ ُ ََّ َ ْ ُ َّ ْ ْ َ ْ َ َ َ ُ ُّ َ ُ ُ ََ َ َ َ ْ ْ َ
ْ ‫ولوا ْال َع‬
‫ن‬
َۙ ‫و‬ ‫د‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫ي‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ن‬‫و‬ ‫ر‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ن‬‫ا‬ ‫ك‬ ۗ
‫م‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ج‬ِ ‫ع‬‫ت‬ ‫س‬ ‫ت‬ ‫ا‬‫ل‬‫و‬ ‫ل‬ِ ‫س‬ ‫الر‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫م‬
ِ ِ ‫ز‬ ‫فاص ِبر كما صبر ا‬

َ ُ ْٰ َ ْ َّ ُ َ ْ َ ٌٰ َّ ً َ َّ ُ َ ْ َ
ࣖ ‫ل ْم َيلبث ْوْٓا ِالا َساعة ِم ْن ن َه ٍارۗ َبلغۚف َهل ُي ْهلك ِالا الق ْو ُم الف ِسق ْون‬

2
An-Nur.ac.id,”Pengertian Rasul Ulul Azmi dan Keutamannya” 14 November 2022,
Pengertian Rasul Ulul Azmi dan Keutamaannya | Universitas An Nur Lampung (an-nur.ac.id),
(diakses pada 2 Januari 2023).

3
Artinya:
“Maka, bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) sebagaimana ululazmi
(orang-orang yang memiliki keteguhan hati) dari kalangan para rasul telah
bersabar dan janganlah meminta agar azab disegerakan untuk mereka.
Pada hari ketika melihat azab yang dijanjikan, seolah-olah mereka hanya
tinggal (di dunia) sesaat saja pada siang hari. (Nasihatmu itu) merupakan
peringatan (dari Allah). Maka, tidak ada yang dibinasakan kecuali kaum
yang fasik.”
Ayat di atas menunjukkan bahwa para rasul Ulul Azmi hidup dalam
perjuangan yang lebih berat. Namun mereka tetap teguh, sabar dan tawakkal dalam
menyampaikan ajaran dan dakwahnya kepada umat manusia. Di antara tantangan
dakwah para rasul Ulul Azmi antara lain:
a. Nabi Nuh As.
Nabi Nuh As. berdakwah selama kurang lebih 950 tahun, tetapi yang
beriman hanya 80 orang, jumlah yang sangat tidak seimbang dengan lamanya
berdakwah. Kendatipun setiap diajak dan diseru telinga mereka selalu ditutup
dengan jari-jarinya, namun Nabi Nuh As. dengan kesabaran dan ketabahannya tetap
terus menyeru kaumnya agar hanya menyembah kepada Allah Swt. sampai
akhirnya azab didatangkan oleh Allah berupa banjir besar dan menenggelamkan
semua orang yang tidak beriman, termasuk isteri dan anaknya sendiri.
b. Nabi Ibrahim As.
Semenjak kecil Ibrahim As. senang berdebat tentang ke-Tuhan-an, baik
kepada orang tuanya maupun kaumnya. Kemudian setelah remaja dengan
keberaniannya menghancurkan berhala / patung-patung sesembahan kaumnya,
hingga beliau dibakar dalam api yang sangat besar oleh Raja Namrudz yang
berkuasa pada saat itu.
Selanjutnya setelah beliau berpindah ke Palestina, maka beliau melanjutkan
dakwah kepada kaum Bani Isra‟il dan di kota ini pula beliau menikah dengan Siti
Sarah dan Siti Hajar. Dengan ketaatan Nabi Ibrahim As. kepada perintah Allah
Swt., beliau sampai beberapa kali pulang-pergi antara kota Palestina dengan kota

4
“Bakkah” (Makkah) yang jaraknya sangat jauh sekali, perjalanan satu bulan pergi
dan satu bulan pulang.
Perintah Allah Swt. yang pertama adalah membawa Siti Hajar dengan
anaknya Ismail yang masih bayi ke tempat yang di situ tidak ada pepohonan, tidak
ada air, tanahnya sangat tandus dan gersang untuk selanjutnya diperintahkan Tuhan
keduanya harus tinggal di tempat tersebut. Perintah Allah Swt. yang kedua adalah
menyembelih putra kesayangannya Ismail dan tentu hal ini suatu ujian yang paling
berat bagi beliau. Perintah Allah Swt. yang ketiga sehingga Nabi Ibrahim harus ke
Makkah lagi adalah perintah membangun “Baitullah” (Ka’bah) bersama anak
beliau Ismail. Semua perintah Allah beliau laksanakan dengan penuh kesabaran dan
ketabahan tetapi semuanya berujung kepada pertolongan Allah Swt.
c. Nabi Musa As.
Seorang Nabi yang diberikan kelebihan dapat berdialog langsung dengan
Tuhan, karenanya beliau diberi gelar dengan “Kalimullah”. Kesabaran dan
ketabahan Nabi Musa As. ini adalah karena pada zaman itu beliau harus berhadapan
dengan seorang raja yang sangat kejam, zhalim dan bengis, lebih dari itu dia
mengaku sebagai tuhan yang harus disembah, jika tidak mau pastilah mati di
tangannya, yaitu “Fir’aun”. Orang semacam inilah yang dihadapi oleh Nabi Musa,
namun dengan tongkatnya yang diberikan oleh Allah sebagai mukjizat beliau, maka
akhirnya Fir’aun harus tenggelam bersama tentaranya di laut merah.
Penderitaan pertama yang dialami oleh Nabi Musa adalah sewaktu beliau
masih bayi, oleh ibunya Musa terpaksa harus dihanyutkan di sungai, untuk
menyelamatkan beliau dari undang-undang Fir’aun yang berisi setiap anak laki-laki
yang lahir pada waktu itu harus dibunuh hidup-hidup. Ujian kedua ketika Nabi
Musa harus berhadapan dengan para tukang sihir. Perintah Tuhan selanjutnya
adalah menyelamatkan Bani Isra’il yang sudah sekian lama menjadi budak Fir’aun,
untuk selanjutnya dibawa ke luar kota Mesir, sehingga pada saat itulah Fir’aun
bersama tentaranya mengejar sampai ke laut merah dan ternyata hidup Fir’aun
harus berakhir di laut merah tersebut.

5
d. Nabi Isa As.
Nabi dan Rasul Ulul Azmi keempat yang juga tidak kalah banyaknya
tantangan dan halangan yang dialami beliau dalam berdakwah adalah Nabi Isa As.
Tantangan yang dihadapi Nabi Isa dalam menyampaikan dakwah adalah para
Pendeta “Yahudi”. Kaum Yahudi ini selalu menyulut api keangkuhan dan
kesombongan bahkan mendustakan ajaran beliau.

2.2. Muhammad Saw. Sebagai Nabi Terakhir


Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus Allah SWT dengan
membawa kabar gembira sekaligus peringatan bagi seluruh umat. Rasulullah SAW
kemudian mendapat julukan Khataman Nabiyyin. Mempercayai keberadaan nabi
dan rasul termasuk rukun iman yang keempat. Allah SWT mengutus para nabi dan
rasul untuk menyampaikan wahyu kepada umat manusia. Dari sekian banyak nabi
dan rasul, 25 di antaranya wajib diimani3.

Allah SWT menciptakan Nabi Adam AS sebagai nabi pertama dan Nabi
Muhammad SAW sebagai nabi terakhir. Artinya, tidak ada nabi lagi setelah
wafatnya Nabi Muhammad SAW. Dalam surat Al-Ahzab Ayat 40, Allah berfirman:

َ ُ ُ ‫ْ َ ُ ْ َ ٰ ْ َّ ُ ْ َ ه َ َ َ َ َّ َ َ َ َ ه‬ َ َ ََ ٌ َ ُ َ َ َ
ْ ِ ‫ما كان محَّمد ابآْ اح ٍد ِمن ِرجا ِلكم ول ِكن رسول‬
‫اّٰلل وخاتم الن ِب ّٖينۗ وكان اّٰلل ِبك ِل شي ٍء‬

ً َ
ࣖ ‫ع ِل ْيما‬

Artinya:
“Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, melainkan
dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.”
Sebagaimana firman tersebut, Nabi Muhammad SAW mendapat gelar
Khātam an-Nabiyyīn (‫ )خاتم النبيين‬atau penutup para nabi dan rasul. Dijelaskan dalam

3
Detiknews,”Apa gelar Nabi Muhammad Saw. Sebagai Penutup Para Nabi?”, 14 Juni
2021, https://news.detik.com/berita/d-5605577/apa-gelar-nabi-muhammad-sebagai-penutup-para-
nabi, (diakses pada 2 Januari 2023).

6
sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Dawud, tidak akan ada lagi nabi setelah
Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW bersabda: "Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya
mengaku nabi, dan saya penutup para nabi dan tidak ada nabi setelahku." (HR.
Abu Dawud).
Nabi Muhammad SAW memiliki nasab dan keturunan yang mulia.
Diceritakan dalam Sirah Nabawiyah oleh Imam Nawawi, ayah Nabi Muhammad
SAW adalah Abdullah bin Abdul Muththalib. Ayahnya memiliki saudara laki-laki
Al-Abbas, Hanzah, Abu Thalib yang nama aslinya adalah Abu Manaf, Az-Zubair,
Al-Harts, Hajl, Al-Muqawwim, Dhirar, dan Abu Lahab dengan nama asli Abdul
Uzza.
Abdullah juga memiliki saudara perempuan bernama Shafiyyah, Ummu
Hakim Al-Baidha', Atikah, Umaimah, Arwa, dan Barrah. Abdullah lahir dari istri
Abdul Muththalib yang bernama Fathimah binti Amr. Kakek Nabi Muhammad
SAW adalah Abdul Muththalib bin Hasyim.
Sementara itu, ibunda Nabi Muhammad SAW merupakan wanita yang
paling baik nasab dan keturunannya di kalangan Quraisy. Wanita mulia tersebut
bernama Aminah Binti Wahb. Ia adalah putri dari Barrah binti Abdul Uzza bin
Utsman bin Abduddaar bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luai bin
Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr.
Nabi Muhammad SAW lahir di Kota Mekah pada 12 Rabiul Awwal tahun
Gajah atau bertepatan dengan tahun 570 Masehi. Ia lahir dalam keadaan yatim.
Ayah Rasulullah SAW meninggal saat ia masih dalam kandungan.
Sejak lahir, ada banyak tanda-tanda kenabian yang muncul pada diri
Rasulullah SAW. Seiring berjalannya waktu, Rasulullah SAW tumbuh menjadi
anak yang cerdas dan berbakti kepada ibu, paman, kakek dan orang-orang yang
dekat dengan beliau.
Menginjak dewasa, Rasulullah SAW menikah dengan saudagar kaya
bernama Siti Khadijah. Bahkan, usia keduanya terpaut 15 tahun. Rasulullah SAW
saat itu tengah berusia 25 tahun, sedangkan Khadijah berusia 40 tahun.

7
Nabi Muhammad SAW menerima wahyu saat usia 40 tahun. Allah SWT
menurunkan kitab suci Al Quran secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW.
Al Quran menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia. Di dalamnya mengandung
seluruh aspek hukum bagi kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat.

2.3. Iman Kepada Seluruh Nabi dan Rasul


Iman kepada para nabi dan rasul Allah, merupakan salah satu rukun iman.
Keimanan seseorang itu tidak sah, sampai ia mengimani semua nabi dan rasul Allah
dan membenarkan bahwa Allah telah mengutus mereka untuk menunjuki,
membimbing dan mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya kebenaran.
Ditambah juga keharusan membenarkan bahwa mereka telah menyampaikan apa
yang Allah turunkan kepada mereka dengan benar dan sempurna, dan mereka telah
berjihad dengan sebenar-benarnya di jalan Allah4.

Adapun dalil tentang kewajiban iman kepada para rasul, ialah sebagai
berikut:

َ ُ ُ َ ُ ُ َ َ ٰۤ َ َ ‫ُ ْ ُ َ ُ ْ َ َ ْ ْ َّ َ ْ ْ ُ ْ َ ُ ٌّ ٰ َ َ ه‬ َ َ ٰ
ُ َّ
ِ ‫امن الرسول ِبمآْ ان ِزل ِالي ِه ِمن ر ِب ّٖه والمؤ ِمنونۗكل امن ِب‬
‫اّٰلل وملىِٕك ِت ّٖه وكت ِب ّٖه ورس ِل ّٖهۗ لا‬

ُ‫ك ْال َمص ْير‬


َ ْ َ َ َ ََّ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ َ ُ ُّ ْ َ َ َ َْ ُ َُ
‫نف ِرق بين اح ٍد ِمن رس ِل ّٖهۗ وقالوا س ِمعنا واطعنا غفرانك ربنا واِ لي‬
ِ

Artinya:
“Rasul (Muhammad) beriman pada apa (Al-Qur’an) yang diturunkan
kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-
masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan
rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,) “Kami tidak membeda-bedakan seorang
pun dari rasul-rasul-Nya.” Mereka juga berkata, “Kami dengar dan kami
taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat (kami)
kembali.”

4
Almanhaj,”Iman Kepada Rasul Allah”, https://almanhaj.or.id/3026-iman-kepada-para-
rasul-allah.html, (diakses pada 2 Januari 2023).

8
1. Perbedaan Nabi dan Rasul
Para ulama berselisih pendapat dalam mendefinisikan nabi dan rasul 5.
Namun yang rajih (kuat), menyatakan rasul adalah seorang yang mendapatkan
wahyu dengan membawa syariat baru. Adapun nabi adalah seorang yang diberi
wahyu untuk menetapkan syariat sebelumnya.6

2. Urgensi Iman Kepada Para Nabi dan Rasul


a. Iman kepada kenabian (an nubuwah) adalah jalan mengenal untuk Allah
dan mencintaiNya. Juga merupakan piranti untuk mencapai keridhaan
Allah dan keselamatan dari adzabNya, serta menjadi dasar kebahagian
dan keselamatan di dunia dan akhirat.
b. Kebutuhan hamba Allah untuk mengakui kenabian lebih besar dan
mendesak daripada kebutuhan mereka terhadap udara, makanan dan
minuman. Sebab, akibat kehilangan udara, makanan atau minuman
hanyalah kematian dan kerugian dunia. Berbeda jika ia tidak mengakui
kenabian, akan mengakibatkan kerugian di dunia dan akhirat.
3. Kandungan Iman Kepada Nabi dan Rasul
a. Meyakini dengan benar dan mantap bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala
telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang mengajak untuk
menyembah Allah saja dan mengkufuri sesembahan selainNya.
b. Membenarkan kerasulan dan mengakui kenabian mereka. Meyakini
bahwa mereka jujur dan benar dalam menyampaikan semua yang dari
Allah. Mereka telah menyampaikan risalah Ilahi, serta menjelaskan
kepada semua manusia semua, yang tidak mereka ketahui.7
c. Beriman bahwa Allah meninggikan derajat sebagian rasul atas sebagian
lainnya. Menjadikan Nabi Ibrahim Alaihissallam dan Nabi Muhammad

5
Lihat lebih lengkap tulisan Ibnu Ahmad Al Lambunji berjudul Iman Kepada Rasul Allah,
dalam Majalah As Sunnah, edisi 12/TahunVI/ 1423H/2003M hlm. 42-43.
6
Tim Kurikulum Aqidah, Muqarrar At Tauhid Li Shaf Ats Tsaani Al ‘Ali Fi Al Ma’ahid
Al Islamiyah, tanpa tahun dan penerbit, hlm. 57.
7
Dr. Shalih bin Fauzaan Al Fauzaan, Al Irsyaad Ila Shahih Al I’tiqaad Wa Ar Radd ‘Ala
Ahli Asy Syirik Wal Ilhaad, Cetakan Pertama, Tahun 1423 H, Dar Al ‘Aashimah, Riyadh, KSA,
hlm. 235.

9
Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai khalilNya. Berbicara kepada Nabi
Musa Alaihissallam, mengangkat Nabi Idris Alaihissallam pada
martabat yang tinggi, dan menjadikan Nabi Isa Alaihissallam sebagai
hamba dan rasulNya serta Muhammad sebagai penutup para nabi dan
rasul.
d. Beriman kepada para nabi dan rasul secara umum, baik yang telah kita
ketahui maupun yang belum kita ketahui. Demikian juga beriman secara
khusus kepada setiap nabi dan rasul yang telah Allah sebutkan namanya,
dengan berkeyakinan bahwa Allah memiliki para rasul lainnya yang
tidak Dia kisahkan.
e. Mentaati para nabi dan rasul dengan mengikuti seluruh perintah mereka
dan menjauhi seluruh larangannya, serta berjalan di atas manhaj mereka.
Karena, mereka telah menyampaikan syari’at dari Allah. Mereka
sebagai contoh teladan bagi umat mereka. Allah memberikan
kema’suman kepada mereka dalam menyampaikan berita dari Allah dan
risalahNya menurut kesepakatan umat.

2.4. Hikmah Beriman Kepada Semua Nabi dan Rasul


Berikut ini adalah hikmah iman kepada rasul yang perlu kamu ketahui,
menurut buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas V SD yang disusun
oleh Kementerian Agama.8
1. Rasul menyampaikan risalah kehidupan agar manusia menjalani kehidupan
sesuai perintah Allah. Dengan mempraktikkannya, manusia akan menemui
kehidupan yang bahagia dan tenang.
2. Meyakini bahwa rasul-rasul Allah dapat menumbuhkan semangat untuk
mengetahui isi kitab-kitab Allah. Dengan mempelajari isi kitab-kitab Allah,
kita akan memahami kisah-kisah keteladanan para rasul yang patut
dijadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari.

8
Kumparan.com,”7 Hikmah Beriman Kepada Nabi dan Rasul dalam Kehidupan Sehari-
hari”, 6 Januari 2022, https://kumparan.com/kabar-harian/7-hikmah-beriman-kepada-nabi-dan-
rasul-dalam-kehidupan-sehari-hari-1xFoKaF1wlW/full, (diakses pada 2 Januari 2023).

10
3. Dengan meneladani sifat-sifat para rasul maka akan tumbuh perilaku terpuji
yang dapat dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Hikmah iman kepada rasul ialah membentuk kita menjadi peribadi yang
santun, berperangai muslim, dan berakhlak karimah.
5. Allah juga akan mengampuni dosa-dosa manusia yang senantiasa
meneladani perilaku rasul.
6. Seseorang yang meyakini kebenaran para rasul memiliki sikap teguh dalam
menjalankan perintah Allah dan rasul-Nya. Sikap ini tumbuh karena
keyakinan akan kebenaran yang diajarkan oleh Rasulullah.
7. Tiap individu juga akan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain
jika meneladani sifat-sifat rasul.

11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Ulul Azmi berarti rasul-rasul pilihan atau Nabi yang memiliki keteguhan
hati, lapang dada dan sabar dalam menghadapi kaumnya yang menentang
dirinya dan tidak mau menerima ajaran yang disampaikannya.
2. Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus Allah SWT dengan
membawa kabar gembira sekaligus peringatan bagi seluruh umat.
Rasulullah SAW kemudian mendapat julukan Khataman Nabiyyin.
3. Iman kepada para nabi dan rasul Allah, merupakan salah satu rukun iman.
Keimanan seseorang itu tidak sah, sampai ia mengimani semua nabi dan
rasul Allah dan membenarkan bahwa Allah telah mengutus mereka untuk
menunjuki, membimbing dan mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada
cahaya kebenaran.
4. Berikut ini adalah hikmah iman kepada rasul yang perlu kamu ketahui,
antara lain sebagai berikut:
a. Rasul menyampaikan risalah kehidupan agar manusia menjalani
kehidupan sesuai perintah Allah.
b. Meyakini bahwa rasul-rasul Allah dapat menumbuhkan semangat untuk
mengetahui isi kitab-kitab Allah.
c. Dengan meneladani sifat-sifat para rasul maka akan tumbuh perilaku
terpuji yang dapat dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari.

3.2. Saran
Alhamdulillahirabbil’aalamiin, sebagai manusia yang hidup di dunia ini,
hendaklah kita selalu mempunyai angan untuk selalu haus akan ilmu pengetahuan,
dari ilmu kita bisa melakukan hidup ini dengan sebaik- baiknya. Adapun dengan
selesainya penulisan makalah ini, semoga bisa bermanfaat untuk pembelajaran
Akidah nantinya. Aamiin.

12
DAFTAR PUSTAKA

Almanhaj,”Iman Kepada Rasul Allah”, https://almanhaj.or.id/3026-iman-kepada-


para-rasul-allah.html, (diakses pada 2 Januari 2023).
An-Nur.ac.id,”Pengertian Rasul Ulul Azmi dan Keutamannya” 14 November 2022,
Pengertian Rasul Ulul Azmi dan Keutamaannya | Universitas An Nur
Lampung (an-nur.ac.id), (diakses pada 2 Januari 2023).
Detiknews,”Apa gelar Nabi Muhammad Saw. Sebagai Penutup Para Nabi?”, 14
Juni 2021, https://news.detik.com/berita/d-5605577/apa-gelar-nabi-
muhammad-sebagai-penutup-para-nabi, (diakses pada 2 Januari 2023).
Dr. Shalih bin Fauzaan Al Fauzaan, Al Irsyaad Ila Shahih Al I’tiqaad Wa Ar Radd
‘Ala Ahli Asy Syirik Wal Ilhaad, Cetakan Pertama, Tahun 1423 H, Dar Al
‘Aashimah, Riyadh, KSA, hlm. 235.
Kumparan.com,”7 Hikmah Beriman Kepada Nabi dan Rasul dalam Kehidupan
Sehari-hari”, 6 Januari 2022, https://kumparan.com/kabar-harian/7-hikmah-
beriman-kepada-nabi-dan-rasul-dalam-kehidupan-sehari-hari-
1xFoKaF1wlW/full, (diakses pada 2 Januari 2023).
Lihat lebih lengkap tulisan Ibnu Ahmad Al Lambunji berjudul Iman Kepada Rasul
Allah, dalam Majalah As Sunnah, edisi 12/TahunVI/ 1423H/2003M hlm.
42-43.
Tim Kurikulum Aqidah, Muqarrar At Tauhid Li Shaf Ats Tsaani Al ‘Ali Fi Al
Ma’ahid Al Islamiyah, tanpa tahun dan penerbit, hlm. 57.
Wiyadi, Membina Akidah dan Akhlak, Untuk Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah, (Solo:
PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2014), 91.

iii

Anda mungkin juga menyukai