Anda di halaman 1dari 23

Sumber

Ajaran Islam
Anggota Kelompok
21 EVI JULIANI AYU PRATIWI 4512422041
7 FEBY DWI AULIAH
4001422007
28 MUHAMMAD IVAN ALDORINO 4611422104
17 AFIFAH AFZHALURRAHMAH 4101422139
39 HANIVIANKA AMELIA HAMSON 4611422117
Al-Quran
Al - Quran
Al-quran menurut terminologi yaitu firman Allah yang
mengandung mukjizat yang diturunkan kepada rasul atau Baginda
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam nabi Muhammad
shallallahu alaihi wasallam dengan perantara malaikat jibril yang
tertulis di dalam mushab itu yang disampaikan kepada kita secara
mutawatir, yang membacanya dianggap ibadah dimulai dari surat
al-fatihah dan diakhiri dengan surat an- nas.
Al-Quran sebagai sumber hukum Islam
Alasan Al-qur'an sebagai sumber hukum Islam yang pertama dan utama
1. Ketika berada pada masa Nabi, Allah menurunkan Al - Quran kepada Nabi
Muhammad sebagai wahyu melalui perantara malaikat Jibril secara bertahap
dan berbahasa arab.
Ayat Al - Quran yang diturunkan itu disesuaikan dengan permasalahan yang
sedang dihadapi oleh Nabi Muhammad namun beliau tidak dapat
menyelesaikannya dengan kata lain Al - Quran ini diturunkan sebagai
pedoman dan petunjuk umat Muslim dan Allah juga telah menetapkan Al -
Quran sebagai sumber hukum yang pertama bagi umat Muslim.
2. Al- Qur'an, yaitu wahyu atau kalamullah yang sudah dijamin
keontentikannya dan juga terhindar dari intervensi tangan manusia. Sehingga
dengan penyucian tersebut meneguhkan posisi al-Qur'an sebagai sumber
hukum yang utama.
Kedudukan Al- Quran

Kedudukan Al Quran sebagai sumber utama dan


pertama bagi penetapan hukum
maka bila seseorang ingin menemukan hukum untuk
suatu kejadian. Al-quran adalah sumber hukum pertama
umat islam yang berisi tentang akidah, ibadah,
peringatan, kisah-kisah yang dijadikan acuan dan
pedoman hidup bagi umat Nabi Muhammad SAW.
Fungsi Al-Quran
Adapun fungsi AI-Qur'an meliputi hal-hal sebagai berikut:

(a) Petunjuk untuk manusia;


(b) Keterangan-Keterangan; (QS 2:185);
(c) Pemisah (QS Yunus:57); (d) Rahmat dan hidayah bagi
alam semesta;
(e) Mu'jizat bagi Nabi Muhammad Saw.; (f) Pengajaran dari
Allah SWT;
(g) Obat penyakit hati; dan (h) Penguat dan penutup adanya
kitab-kitab suci sebelumnya
Hadist
Hadist
Pengertian Hadist
- Hadist merupakan sumber ajaran islam kedua
setelah Al-Qur’an
- Hadits menurut bahasa yaitu sesuatu yang baru,
menunjukkan sesuatu yang dekat atau waktu yang
singkat.
Sedangkan, Hadits menurut istilah syara’ ialah hal-hal yang datang

Hadist dari Rasulullah SAW, baik itu ucapan (qauliyah), perbuatan (fi’liyah),
atau pengakuan (taqrir) :

a) Hadits Qauliyah (ucapan), yaitu hadits – hadits Rasulullah SAW,


yang diucapkannya dalam berbagai tujuan dan persuaian (situasi).

b) Hadits Fi’liyah (perbuatan) yaitu perbuatan-perbuatan Nabi


Muhammad SAW, seperti cara-cara mendirikan shalat, cara-cara
mengerjakan amalah haji, adab berpuasa, dan lainnya.

c) Hadits Taqririyah (pengakuan) yaitu perbuatan sebagian para


sahabat Nabi yang telah diikrarkan oleh Nabi SAW, baik berbentuk
ucapan atau perbuatan, sedangkan ikrar itu adakalanya dengan cara
mendiamkannya, dan atau melahirkan anggapan baik terhadap
perbuatan tersebut.
Unsur Hadist

1) Rawi
Rawi dalam Hadits adalah orang yang menyampaikan atau
menuliskan dalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan
diterimanya dari seseorang (gurunya).

2) Matan
Matan dalam Hadits adalah pembicaraan (kalam) atau materi berita
yang diover oleh sanad yang terakhir.

3) Sanad
Sanad merupakan silsilah orang-orang yang menghubungkan Hadits.
Fungsi Hadist
Hadits berfungsi sebagai bayan (penjelasan) terhadap Al-Qur’an, tanpa
memahami hadits tidak akan mampu memahami Al-Qur’an dengan
jelas.

1) Bayan at-Taqrir
Dalam hal ini hadits berfungsi untuk menetapkan dan memperkuat apa
yang telah diterangkan dalam Al Quran.

2) Bayan at-Tafsir
Fungsi hadits sebagai bayan at-Tafsir yaitu memberikan rincian dan
tafsiran terhadap ayat-ayat Al Quran yang masih mujmal (samar atau
tidak dapat diketahui), memberikan pesyaratan ayat-ayat yang masih
mutlak, dan memberikan penentuan khusus ayat-ayat yang masih
umum.
Fungsi Hadist
3) Bayan at-Tasyri
Bayan at-Tasyri adalah mewujudkan suatu hukum atau ajaran yang
tidak didapati dalam Al Quran.

4) Bayan an-Nasakh
Yang disebut dengan bayan an nasakh adalah adanya dalil syara' (yang
dapat menghapuskan ketentuan yang telah ada) karena datangnya dalil
berikutnya.
Kategorisasi Hadist
1.Dari Sisi Kuantitas

a) Hadits Mutawatir, ialah hadits yang diterima oleh orang


banyak kemudian disampaikan lagi kepada orang banyak,
demikian seterusnya. Secara adat, tidak mungkin orang
banyak sepakat untuk berdusta. Oleh karena itu kedudukan
hadits mutawatir sangat tinggi.

b) Hadits Masyhur ialah hadits yang diriwatkan oleh orang


banyak tetapi tidak sebanyak mutawatir.

c) Hadits Ahad ialah hadits yang diriwayatkan oleh satu orang,


dua orang, tiga orang atau lebih tetapi tidak mencapai derajat
masyhur
Kategorisasi Hadist
2.Dari Sisi Kualitas

a) Hadits Shahih, yakni angkatan tertinggi penerimaan pada suatu


hadits. Hadits shahih memenuhi persyaratan sebagai berikut:
sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh penutur/perawi yg tidak
memihak, memiliki sifat istiqomah, berakhlak adil, tidak fasik,
terjaga muruah(kehormatan)-nya, dan kuat ingatannya, matannya
tidak mengandung kejanggalan/bertentangan serta tidak hadir karena
tersembunyi atau tidak nyata yg mencacatkan hadits.
Kategorisasi Hadist
b) Hadits Hasan, dikatakan hadits hasan apabila hadits yang disebut
sanadnya bersambung, tetapi ada sedikit kelemahan pada rawinya.
Misalkan diriwayatkan oleh rawi yang adil, tetapi ingatannya tidak
sempurna. Namun, matanya tidak cacat atau tidak safd.

c) Hadits Dhaif (lemah), ialah hadits yang sanadnya tidak berulang-


ulang dan diriwayatkan oleh orang yang tidak tidak memihak atau
tidak kuat ingatannya, juga mengandung kejanggalan atau cacat.
Hadits Maudu, yaitu hadits yang dicurigai palsu atau buatan. Maksud
dari palsu atau buatan ini adalah pernyataan yang disampaikan
bukanlah berasal dari Nabi SAW, tetapi ada kalangan yang
menyebutnya sebagai hadits Nabi SAW
Sikap Hati-hati dalam Menghadapi
Hadits
1. Karena tidak semua hadits itu shahih, maka seorang mukmin jangan
tergesa-gesa meyakini keabsahan suatu hadits lantas mengamalkannya,
sebelum meneliti kualitas hadits tersebut, paling tidak bertanya kepada
ahlinya.

2. Amal-amal ibadah yang bid’ah yang dilaksanakan oleh masyarakat


pada umumnya disebabkan oleh kecerobohan menerima dan
mengamalkan hadits.

3. Kesalahan sering terjadi akibat misinterpretasi dalam memahami teks


hadits yang sahih.
Ijtihad
Pengertian Ijtihad
Berdasarkan asal katanya, arti ijtihad adalah pengerahan segala
kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang sulit. ijtihad berarti
bersungguh-sungguh atau kerja keras untuk mencapai sesuatu.

Pengertian apa itu Ijtihad adalah usaha mengumpulkan segala ilmu


untuk memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al
Quran maupun hadis dengan syarat menggunakan akal sehat dan
pertimbangan matang.

Ijtihad sebaiknya hanya dilakukan para ahli agama Islam. Tujuan


ijtihad adalah untuk memenuhi keperluan umat manusia akan
pegangan hidup dalam beribadah kepada Allah.
Jenis Ijtihad
1.Ijmak
Ijmak adalah kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum-
hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dalam suatu
perkara yang terjadi.

2.Qiyas
Qiyas dalah menggabungkan atau menyamakan artinya menetapkan suatu
hukum atau suatu perkara yang baru.

3.Istihsan
Istihsan secara harfiyah berarti "mempertimbangkan sesuatu yang baik".
Cendekiawan Muslim dapat menggunakannya untuk mengekspresikan
preferensi mereka untuk penilaian tertentu dalam hukum Islam atas
kemungkinan lain.
Jenis Ijtihad
4. Maslahah murshalah
Maslahah Mursalah dalam Ijtihad adalah sesuatu yang baik menurut akal dengan
pertimbangan dapat mewujudkan kebaikan atau menghindarkan keburukan bagi
manusia dan menghindari kemudharatan.

5. Sududz dzariah
Sududz Dzariah adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh
atau haram demi kepentingan umat.

6. Istishab
Istishab adalah salah satu metode ijtihad dengan cara menetapkan hukum sesuatu
pada hukum asalnya selama belum ada dalil lain yang merubah hukum tersebut.

7. Urf
Urf adalah tindakan menentukan masih bolehnya suatu adat-istiadat dan kebiasaan
masyarakat setempat selama kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan aturan-
aturan prinsipal dalam Alquran dan Hadis.
Fungsi Ijtihad
1.Ijtihad al-ruju’ (kembali): mengembalikan ajaran-ajaran Islam kepada
al-Qur’an dan sunnah dari segala interpretasi yang kurang relevan.

2.Ijtihad al-ihya (kehidupan): menghidupkan kembali bagian-bagian


dari nilai dan Islam semangat agar mampu menjawab tantangan zaman.

3.Ijtihad al-inabah (pembenahan): memenuhi ajaran-ajaran Islam yang


telah di-ijtihadi oleh ulama terdahulu dan dimungkinkan adanya
kesalahan menurut konteks zaman dan kondisi yang dihadapi.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai