Anda di halaman 1dari 8

MID SEMESTER UMMA

STUDI ISLAM II

NAMA : AGUSTINA

NIM. : 1984202015

Prodi : Pendidikan matematika

Jawab 10 nomor dari soal berikut ini !

1. Jelaskan definisi dan tujuan al Quran diturunkan.

Jawaban :

A. Pengertian Al-Qur’an

Menurut etimologi: Al-Qur’an berasal dari kata Qa-ra-a (‫ )قرأ‬artinya membaca, maka perkataan itu
berarti “bacaan”. Maksudnya, agar ia menjadi bacaan atau senantiasa dibaca oleh segenap bangsa
manusia terutama oleh para pemeluk agama Islam.

Para ulama berbeda pendapat mengenai lafadz Al-Qur’an. Sebagian berpendapat, penulisan lafadz
tersebut dibubuhi huruf hamzah (dibaca Al-Qur’an). Pendapat lain mengatakan penulisannya Zdari akar
kata apapun) dan bukan pula berhamzah (tanpa tambahan huruf hamzah di tengahnya, jadi dibaca Al-
Qur’an). Lafadz tersebut sudah lazim digunakan dalam pengertiannya kalamullah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Jadi menurut Al-Syafi’i, lafadz tersebut bukan berasal dari akar kata Qa-
ra-a (membaca), sebab kalau akar katanya Qa-ra-a, maka tentu setiap sesuatu yang dibaca dapat
dinamai Al-Qur’an. Lafadz tersebut memang nama khusus bagi Al-Qur’an, sama halnya dengan nama
Taurat dan Injil.

B. Tujuan Diturunkannya Al-Qur’an

Sebagai pedoman hidup yang benar, Al-Qur’an niscaya harus memberikan suatu petunjuk hidup yang
benar, mendasar dan pasti. Sehingga dapat dijadikan sebagai pegangan yang kokoh dalam menghadapi
hidup. Oleh karena itu tujuan utama diturunkannya Al-Qur’an tidak lain kecuali untuk memberikan
petunjuk kepada umat manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat.
2. Jelaskan pokok-pokok isi kandungan al Quran.

Jawaban :

Isi pokok dalam Al-Quran terdapat 5, diantaranya :

a. Aqidah, merupakan pokok yang berisi ketauhidan bahwa Allah SWT itu ESA.

b. Ibadah, merupakan pokok yang berisi pengajaran akan amalan-amalan pokok dalam kehidupan
manusia.

c. Akhlak, merupakan pokok yang berisi pengajaran maupun larangan baik tentang akhlakul karimah
maupun akhlakul madzmumah.

d. Muamalah, merupakan pokok pengajaran hubungan manusia dalam interaksi sosial sesui syariat.

e. Tarikh/Qissah, merupakan pokok yang berisi sejarah maupun peristiwa-peristiwa penting yang terjadi
di masa lalu sebagai pembelajaran di masa yang akan daatang.

3. Jelaskan definisi dan fungsi hadis terhadap al Quran.

Jawaban :

Pengertian Al-Hadits

Hadits menurut bahasa yaitu sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu yang dekat atau waktu yang
singkat. Hadits juga berarti berita yaitu sesuatu yang diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari
seorang kepada orang lain.

Hadits menurut istilah syara’ ialah hal-hal yang datang dari Rasulullah SAW, baik itu ucapan, perbuatan,
atau pengakuan (taqrir). Berikut ini adalah penjelasan mengenai ucapan, perbuatan, dan perkataan.

Hadits Qauliyah ( ucapan) yaitu hadits hadits Rasulullah SAW, yang diucapkannya dalam berbagai tujuan
dan persuaian (situasi).

Hadits Fi’liyah yaitu perbuatan-perbuatan Nabi Muhammad SAW, seperti pekerjaan melakukan shalat
lima waktu dengan tatacaranya dan rukun-rukunnya, pekerjaan menunaikan ibadah hajinya dan
pekerjaannya mengadili dengan satu saksi dan sumpah dari pihak penuduh.

Hadits Taqririyah yaitu perbuatan sebagian para sahabat Nabi yang telah diikrarkan oleh Nabi SAW, baik
perbuatan itu berbentuk ucapan atau perbuatan, sedangkan ikrar itu adakalanya dengan cara
mendiamkannya, dan atau melahirkan anggapan baik terhadap perbuatan itu, sehingga dengan adanya
ikrar dan persetujuan itu. Bila seseorang melakukan suatu perbuatan atau mengemukakan suatu ucapan
dihadapan Nabi atau pada masa Nabi, Nabi mengetahui apa yang dilakukan orang itu dan mampu
menyanggahnya, namun Nabi diam dan tidak menyanggahnya, maka hal itu merupakan pengakuan dari
Nabi. Keadaan diamnya Nabi itu dapat dilakukan pada dua bentuk :

Pertama, Nabi mengetahui bahwa perbuatan itu pernah dibenci dan dilarang oleh Nabi. Dalam hal ini
kadang-kadang Nabi mengetahui bahwa siapa pelaku berketerusan melakukan perbuatan yag pernah
dibenci dan dilarang itu. Diamnya Nabi dalam bentuk ini tidaklah menunjukkan bahwa perbuatan
tersebut boleh dilakukannya. Dalam bentuk lain, Nabi tidak mengetahui berketerusannya si pelaku itu
melakukan perbuatan yang di benci dan dilarang itu. Diamnya Nabi dalam bentuk ini menunjukkan
pencabutan larangan sebelumnya.

Kedua, Nabi belum pernah melarang perbuatan itu sebelumnya dan tidak diketahui pula haramnya.
Diamnya Nabi dalam hal ini menunjukkan hukumnya adalah meniadakan keberatan untuk diperbuat.
Karena seandainya perbuatan itu dilarang, tetapi Nabi mendiamkannya padahal ia mampu untuk
mencegahnya, berarti Nabi berbuat kesaahan ; sedangkan Nabi terhindar bersifat terhindar dari
kesalahan.

Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan Alloh. Kitab Al-Qur’an adalah sebagai
penyempurna dari kita-kitab Alloh yang pernah diturunkan sebelumnya.

Al-Qur’an dan Hadits merupakan sumber pokok ajaran Islam dan merupakan rujukan umat Islam dalam
memahami syariat. Pada tahun 1958 salah seorang sarjana barat yang telah mengadakan penelitian dan
penyelidikan secara ilmiah tentang Al-Qur’an mengatan bahwa : “Pokok-pokok ajaran Al-Qur’an begitu
dinamis serta langgeng abadi, sehingga tidak ada di dunia ini suatu kitab suci yang lebih dari 12 abad
lamanya, tetapi murni dalam teksnya”. (Drs. Achmad Syauki, Sulita Bandung, 1985 : 33).

Fungsi Hadits terhadap Al-Qur’an meliputi tiga fungsi pokok, yaitu :

1. Menguatkan dan menegaskan hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an.

2. Menguraikan dan merincikan yang global (mujmal), mengkaitkan yang mutlak dan mentakhsiskan
yang umum(‘am), Tafsil, Takyid, dan Takhsis berfungsi menjelaskan apa yang dikehendaki Al-Qur’an.
Rasululloh mempunyai tugas menjelaskan Al-Qur’an sebagaimana firman Alloh SWT dalam QS. An-Nahl
ayat 44:

“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang
telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”(QS. An-Nahl : 44
3. Menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan dalam Al-Qur’an. Hukum yang terjadi
adalah merupakan produk Hadits/Sunnah yang tidak ditunjukan oleh Al-Qur’an. Contohnya seperti
larangan memadu perempuan dengan bibinya dari pihak ibu, haram memakan burung yang berkuku
tajam, haram memakai cincin emas dan kain sutra bagi laki-laki.

4. Jelaskan pembagian hadis.

Jawaban :

Pembagian Hadist berdasarkan jumlah perawi yang meriwayatkan hadist tersebut terbagi menjadi 3
golongan, yaitu

1. Hadist mutawatir : Hadist yang diriwayatkan oleh banyak perawi dan dapat dipastikan perawi
tersebut tidak dapat bersepakat untuk berbohong tentang isi hadist karena jauhnya jarak tempat tinggal
antara para perawi

2. Hadist Masyhur : Hadist yang diriwayatkan oleh beberapa perawi yang sudah terkenal akan kualitas
perawinya, jumlah perawi yang meriwayatkan hadist ini tidak mencukupi untuk disebut sebagai hadist
mutawattir.

3. Hadist Ahad: Hadist yang diriwayatkan oleh satu orang perawi

6. Jelaskan tujuan dan pembagian Aqidah Islam.

Jawaban :

A. Tujuan Mempelajari Aqidah

Akidah akan menunjukkan manusia kepada perbuatan baik yang haris dilakukan dan mengjindari
perbuatan buruk. Sebab dengan mengimani suatu aqidah, manusia harus bisa melakukan perintah Allah
dan menjauhi larangannya.

Selain itu mempelajari aqudah juga mendatangkan banyak manfaat kepada iman manusia itu sendiri.
Adapun manfaat dari mempelajari aqidah ialah:

1. Meningkatkan Ibadah Kepada Allah SWT

Mempelajari aqidah akan membuat Anda semakin paham konsep-konsep beriman dalam Islam. Orang
yang paham Aqidah akan bisa dengan mudah mengikhlaskan ibadahnya semata-mata hanya untuk Allah
SWT. Dari sini, mereka akan terus berusaha meningkatkan ibadahnya tanpa ada keraguan lainnya.
2. Bisa Menenangkan Jiwa

Aqidah bertujuan untuk membuat hati menjadi lebih tenang karena bisa menerima semuanya dengan
ikhlas, baik takdir baik maupun buruk.

Hal ini karena mereka meyakini bahwa semuanya ini sudah diatur oleh Allah. Mereka juga akan percaya
bahwa rencana Allah jauh lebih indah sehingga tidak perlu khawatir apa yang akan terjadi esok hari.

2. Memperbanyak Amalan Baik

Tujuan Aqidah sebenarnya untuk menghindarkan diri dari perbuatan sesat. Oleh karena itu, mereka
yang memahami dengan baik Aqidah akan senantiasa melakukan amalan baik dan menjauhi perbuatan
buruk yang dilarang Allah.

Mereka akan selalu ingat bahwasannya setiap perbuatan dosa yang dilakukan akan mendapat balasan
dan siksaan.

3. Menegakkan Agama

Semakin banyak Anda tahu tentang aqidah makan orang akan sulit menggoyahkan iman Anda.

Dengan mengetahui aqidah secara mendalam, orang tidak akan pernah ragu membela agamanya di
mata siapapun.

Selain itu, mereka juga akan selalu berusaha untuk memperkuat tiang penyangga agamanya, termasuk
berjihad. Pada dasarnya, Aqidah akan membuat orang tahu bahwasannya yang perlu dikejar tidak
semata-mata kebahagiaan di dunia tetapi juga di akhirat.

B. Pembagian Aqidah Tauhid

Meskipun membuat masalah ‘dan Qadar menjadi sengketa antara Muslim, tetapi Allah telah membuka
hati hamba-Nya yang beriman, bahwa Salaf Shalih bahwa mereka selalu mengikuti jalan kebenaran
dalam pemahaman dan pendapat. Menurut mereka membuat Qadar termasuk rububiyah Allah bagi
ciptaan-Nya. Kemudian masalah ini termasuk dalam salah satu dari tiga jenis tauhid menurut pembagian
ulama:

Tauhid Al-Uluhiyyah, (al-Fatihah ayat 4 dan an-Nas, ayat 3)

Keesaan Allah dalam ibadah, ibadah hanya Tuhan dan karena itu saja.

Tauhid Ar-rububiyyah, (al-Fatihah ayat 2, dan an-Nas, ayat 1)

Kesatuan Tuhan dalam tindakan, yaitu iman dan percaya bahwa hanya Allah yang dapat membuat,
kontrol dan mengatur alam semesta.

Tauhid al-Asma ‘adalah-Nature,


Asma dan keesaan Tuhan di alam-Nya, adalah untuk percaya bahwa tidak ada yang mirip dengan Allah,
Satu, asma dan sifat.

Iman di Qadr termasuk tauhid ar-rububiyah. Oleh karena itu, Imam Ahmad berkata: “Qadar adalah
kekuatan Allah”. Karena, tidak diragukan lagi, qadar (takdir) termasuk tenaga qudrat menyeluruh dan
kreatif. Selain itu, bernama Qadr adalah rahasia Allah yang tersembunyi, tidak ada yang bisa tahu kecuali
dia, ditulis pada Tablet Diawetkan, dan tidak ada yang bisa melihatnya. Kita tidak tahu baik atau buruk
nasib yang telah ditentukan bagi kita dan bagi makhluk lainnya, kecuali sekali atau berdasarkan teks dari
kanan.

Ada tiga jenis tauhid, sebagaimana disebutkan di atas dan tidak ada istilah atau Tauhid Tauhid Mulkiyah
Hakimiyah karena istilah ini adalah istilah baru. Jika apa yang dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah
kekuatan Allah, dan kemudian dimasukkan ke dalam rahim Tauhid Rububiyah.

9. Jelaskan yang dimaksud dengan rukun Iman.

Jawaban :

Pengertian Rukun Iman

Rukun Iman adalah pondasi keimanan dari seorang muslim. Semua umat muslim harus mengamalkan
rukun iman. Dengan mengaalkannya maka sesorang akan memiliki keimanan yang kuat. Jika seseorang
mengabaikan atau tidak mengamalkan rukun iman, maka akan dengan mudah diguncang hatinya
dengan berbagai masalah dan kegelisahan dalam keimanan.

Terdapat 6 rukun iman, yang menjadi pondasi dan tiyang bagi seorang muslim yang harus diyakini.
Rukun iman ada 6 yang harus diyakini dan memiliki urutan yang tetap.

6 Rukun Iman

Iman Kepada Allah

Iman Kepada Malaikat Allah

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah

Iman Kepada Rasul-Rasul Allah

Iman Kepada Hari Akhir

Iman Kepada Qada dan Qadhar


10. Apa hikmah beriman kepada Malaikat.

Jawaban :

contoh hikman iman kepada malaikat Allah SWT.

1. Tidak berlaku sombong.

2. Memperkuat keimanan kepada Allah SWT.

3. Suka mendoakan kebaikan dan memberi ampunan untuk orang lain.

4. Menghindari keinginan untuk berbuat dosa.

5. Semakin yakin akan kebesaran dari Allah SWT.

6. Bersyukur kepada Allah SWT, karena sudah menciptakan malaikat untuk membantu segala kehidupan
dan kepentingan manusia itu sendiri.

7. Menumbuhkembangkan sikap cinta terhadap amal soleh.

8. Merasa takut apabila telah melakukan perbuatan maksiat, karena dengan meyakini segala perbuatan
itu, tak akan terlepas dari pengawasan malaikat.

9. Bertakwa dan beriman kepada Allah SWT, serta berlomba-lomba dalam hal kebajikan.

10. Senantiasa untuk berpikir dan berhati-hati setiap melakukan suatu perbuatan, karena perbuatan
baik atau buruk, akan selalu dipertanggungjawabkan di akhirat kelak dan tak pernah luput.

11. Jelaskan pengertian Warisan secara bahasa dan Istilah.

Jawaban :

Warisan Secara bahasa

Warisan berasal dari bahasa Arab Al-miirats, dalam bahasa arab adalah bentuk masdar (infinititif) dari
kata waritsa- yaritsu- irtsan- miiraatsan. Maknanya menurut bahasa ialah ‘berpindahnya sesuatu dari
seseorang kepada orang lain’. Atau dari suatu kaum kepada kaum lain.

Warisan Secara istilah

Adapun menurut ISTILAH, pengertian waris adalah berpindahnya harta (hak dan kewajiban) mereka
yang sudah wafat kepada golongan yang disebut dengan ahli waris yang merupakan kerabat atau karena
adanya hubungan perkawinan sesuai dengan aturan syariat islam.
13. Apa yang dimaksud kerukunan antar umat beragama.

Jawaban :

Istilah kerukunan umat beragama identik dengan istilah toleransi. Istilah toleransi menunjukkan pada
arti saling memahami, saling mengerti, dan saling membuka diri dalam bingkai persaudaraan. Bila
pemaknaan ini dijadikan pegangan, maka ”toleransi” dan “kerukunan” adalah sesuatu yang ideal dan
didambakan oleh masyarakat manusia. Dalam konteks ke-Indonesiaa, kerukunan beragama berarti
kebersamaan antara umat beragama dengan Pemerintah dalam rangka suksesnya pembangunan
nasional dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ajaran Islam mengungkapkan hidup damai,
rukun dan toleran. Kerukunan umat beragama adalah kondisi dimana antar umat beragama dapat saling
menerima, saling menghormati keyakinan masing-masing, saling tolong menolong, dan bekerjasama
dalam mencapai tujuan bersama. Dalam konteks ke-Indonesiaa, kerukunan beragama berarti
kebersamaan antara umat beragama dengan pemerintah dalam rangka suksesnya pembangunan
nasional dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

14. Jelaskan batasan batasan interaksi antar umat beragama.

Jawaban :

1. Tidak melampaui batas akidah sehingga terjerumus dalam kekufuran, seperti ikut ritual agama lain
dengan tujuan mensyi'arkan kekufuran.

2. Tidak melampaui batas syariat sehingga terjerumus dalam keharaman, seperti memakai simbol-
simbol yang identik bagi agama lain dengan tujuan meramaikan hari raya agama lain. Adapun
berinteraksi dengan mereka di luar dua ketentuan di atas seperti umat Islam ikut membantu
pelaksanaan hari raya umat agama lain, menjaga dan mengamankan rumah ibadah mereka dari
gangguan dan ancaman teror, datang ke tempat peribadatan mereka tanpa mengikuti ritual
keagamaannya, maka diperbolehkan, terlebih jika hal tersebut didasari untuk menunjukkan keindahan,
toleransi, dan kerahmatan agama Islam. Begitu juga berkunjung ke rumah mereka saat tertimpa
musibah atau berbela sungkawa atas kematian keluarganya, menjenguknya saat sakit, bermuamalat
dengan mereka di tempat-tempat belanja, mencari penghidupan di tempat-tempat kerja, bersama-sama
dalam tugas negara dan layanan publik, maka boleh dan bahkan dianjurkan bersikap baik terhadap
mereka, terlebih jika masih ada hubungan kerabat, tetangga dan atau terdapat kemaslahatan, seperti
ada harapan mereka masuk agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai