Anda di halaman 1dari 9

Tugas 1

Pendidikan Agama Islam

Soal!

1. Ibadah dibagi menjadi dua bentuk yaitu ibadah mahdlah dan ibadah ghairu mahdlah. Coba jelaskan kedua
pengertian berikut, serta berikan contoh masing-masing dari jenis ibadah tersebut.

2. Tuliskan ayat dan tafsir yang menjelaskan tentang proses penciptaan manusia, serta jelaskan tahapan penciptaan
manusia menurut Al- Qur'an!

3. Al-Quran menyebutkan beberapa istilah untuk menyebut manusia. Jelaskan istilah-istilah yang digunakan
tersebut!

4. Manusia juga disebut sebagai khalifah. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan manusia untuk merealisasikan
peran sebagai khalifah!

5. Islam berjuang untuk tegaknya masyarakat yang beradab dan sejahtera. Jelaskan prinsip-prinsip untuk
menegakkan masyarakat yang beradab dan sejahtera!

jawaban :

1. ) a. Ibadah Mahdhah

Ibadah Mahdhah secara istilah adalah ibadah yang secara umum tidak dapat diwakilkan, seperti ibadah badaniyah.

b. Ibadah Ghairu Mahdhah

Beda dengan ibadah Mahdhah, ibadah Ghairu Mahdhah secara umum dapat diwakilkan oleh oang lain, yang
meliputi ibadah maliyah mahdhah dan ibadah maliyah ghairu mahdhah.

Dikutip dari buku Kitab Lengkap Panduan Shalat oleh Khalilurrahman Al-Mahfani dkk, ibadah mahdhah dapat
dibedakan menjadi tiga macam. yaitu :

- Pertama, ibadah badaniyah mahdhah yakni ibadah jasmani seperti sholat, puasa, wudhu, dan sebagainya.

- Kedua, ibadah maliyah mahdhah yakni ibadah yang ditunaikan dengan harta benda seperti zakat, infak, dan
qurban.

- Ketiga, ibadah badaniyah wa maliyah, yakni perpaduan antara ibadah badaniyah mahdhah dab ibadah maliyah
mahdhah. Ibadah ini ditunaikan dengan jiwa raga dan juga harta benda. Contohnya adalah ibadah haji dan umrah.
salah .satu dalil pelaksanaan ibadah ghairu mahdhah terdapat dalam surat Al Maidah ayat 2. Allah SWT berfirman,

‫َيَأُّيَها اَّلِذ يَن َء اَم ُنوا اَل ُتِح ُّلوا َشَغْيَر ِهَّللا َو اَل الَّش ْهَر اْلَح َر اَم َو اَل اْلَهَدى َو اَل اْلَقْلِئَد َو اَل َعاِّم يَن اْلَبيَت اْلَح َر اَم َيْبَتُغ وَن َفْض اًل ِّم ن َّرِّبِهْم َو ِرْض َو ًنا ۚ َوِإَذ ا‬
‫َح َلْلُتْم َفَأْص َطاُدوا َو اَل َيْج ِرَم َّنُك ْم َشَناُن َقْو ِم أن َص ُّد وُك ْم َع ِن اْلَم ْس ِج ِد اْلَح َر اِم َأن َتْعَتُدوْا َو َتَع اَو ُنوا َع َلىاْلِبِّر َو الَّتْقَو ى َو اَل َتَع اَو ُنوا َع َلى اِإْل ْثِم َو اْلُع ُدوِن‬
‫َو اَّتُقوا َهَّللا ِإَّن َهَّللا َش ِد يُد اْلِع َقاِب‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar Allah, dan jangan melanggar
kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id,
dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan
keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah
sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang- halangi kamu dari Masjidil haram,
mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong- menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

artinya. Ada variasi hikmah menarik dari ayat ini Ditemukan variasi penjabaran dari kalangan ulama tafsir terkait
makna surat Al-Ma'idah ayat 2, antara lain seperti termaktub

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Arab Saudi

Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasulNya serta menjalankan syariat Nya, janganlah kalian
melewati batasan-batasan Allah dan rambu- rambuNya dan janganlah kalian menghalalkan peperangan di bulan-
bulan haram, yaitu Bulan dzulqadah, dzulhijjah muharram, dan rajab Dan ketetapan ini berlaku pada dimulainya
perkembangan Islam. Dan janganlah kalian menghalalkan kehormatan binatang hadyu dan jangan pula binatang-
binatang yang leher lehernya telah dikalungi sesuatu. Hal itu karena mereka meletakkan kalung kalung berbentuk
kuciran-kuciran dari bulu domba atau unta pada batang mengisyaratkan sebagai pertanda bahwa binatang-
binatang ternak tersebut diperuntukkan sebagai hadyu dan pembawanya adalah orang

yang hendak bekerja ibadah haji Dan janganlah kalian menghalalkan tindakan memerangi orang- orang yang
bermaksud mendatangi Masjidil Haram yang mengharapkan dari Allah karunia yang dapat memperbaiki kualiatas
kehidupan dunia mereka dan mendatangkan keridhaan tuhan mereka. Apabila kalian telah selesai dari ihram
kalian, maka halal bagi kalian binatang buruan. Dan janganlah menyeret kalian rasa kebencian kalian terhadap satu
kaum gara-gara mereka menghalang halangi kalian untuk memasuki masjidil haram. sebagimana yang terjadi pada
tahun perjanjian Hudaibiyah membuat kalian mengabaikan perbuatan adil terhadap mereka Dan tolong
menolonglah di antara kalian wahai kaum Mukminin dalam bekerja kebaiakan dan ketakwaan kepada Allah Dan
janganlah kalian saling tolong menolong dalam perbuatan yang memuat dosamaksiat, dan pelanggaran batasan
terhadap batasan Allah dan wasapadalah kalian dari melanggar perintah Allah karena sesungguhnya Dia sangat
dahsyat didekat Nya.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang dua istilah ibadah tersebut, Rasulullah bersabda dalam
sebuah hadis qudsi. "Allah berfirman, hamba-Ku tidak bisa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih
Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan (ibadah mahdhah), jika hamba-Ku terus-menerus mendekatkan diri
kepada-Ku dengan amal kebaikan (ibadah ghairu mahdhah) maka aku mencintai dia" (HR Bukhari 6021).

**Contoh-contoh ibadah mahdlah antara lain:

- Shalat: Melakukan rukun, sunnah, dan wajib sesuai dengan tuntunan yang telah ditetapkan.

- Puasa: Menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri dari fajar hingga terbenam matahari.

- Zakat: Memberikan sebagian harta kepada yang berhak sesuai dengan ketentuan syariat.
- Haji: Melakukan rangkaian ibadah tertentu di Mekah pada waktu-waktu yang telah ditentukan.

**Contoh-contoh ibadah ghairu mahdlah antara lain:

- Sedekah: Memberikan sumbangan kepada yang membutuhkan.

- Dzikir: Mengingat Allah dengan menyebut nama-Nya atau membaca tasbih, tahmid, tahlil, dan sebagainya.

- I'tikaf: Mengisolasi diri di masjid untuk beribadah dan berdzikir selama beberapa hari.

2. ) Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan akal, hati, dan rupa yang paling baik. Proses penciptaan manusia
dalam Al-Qur'an tercantum dalam surat Al-Mu'minun ayat 12-14.

Bunyi dalil tentang proses penciptaan manusia tersebut di antaranya sebagai berikut.

‫ ُثَّم َخ َلْقَنا ٱلُّنْطَفَة َع َلَقًة َفَخ َلْقَنا ٱْلَع َلَقَة ُم ْض َغ ًة َفَخ َلْقَنا ٱْلُم ْض َغَة ِع َٰظ ًم ا َفَك َسْو َنا‬. ‫ ُثَّم َج َع ْلَٰن ُه ُنْطَفًة ِفى َقَر اٍر َّمِكيٍن‬. ‫َو َلَقْد َخ َلْقَنا ٱِإْل نَٰس َن ِم ن ُس َٰل َلٍة ِّم ن ِط يٍن‬
‫ٱْلِع َٰظ َم َلْح ًم ا ُثَّم َأنَش ْأَٰن ُه َخ ْلًقا َء اَخ َر ۚ َفَتَباَرَك ٱُهَّلل َأْح َس ُن ٱْلَٰخ ِلِقيَن‬

Artinya: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian
Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk
yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik"

Proses penciptaan manusia yang terkandung dalam surat Al-Mu'minun ayat 12-14 diatas menjelaskan bahwa
manusia berasal dari sari pati tanah liat.

Mengutip buku Literasi Al-Qur'an di Sekolah Negeri karangan La Ode Ilman, Tobroni, Ishomudin, Khozin, manusia
hanya lumpur hitam yang bahan dasarnya adalah air mani yang hina kemudian terbentuklah manusia yang berakal
dan memiliki hati.

Selain itu, manusia pun diciptakan lewat pencampuran sel sperma dan sel telur dari sepasang. Hal ini berkaitan
dengan penjabaran sains dan disebutkan juga dalam hadits Musnad Ahmad.

Hadits tersebut bersumber dari Husain ibn al- Hasan yang telah menceritakan kepada kami Abu Kudainah dari Ata
ibn as-Sa'ib dari al-Qasim ibn Abdurrahman dari Ayahnya dari Abdullah. Kemudian ia berkata,

"Seorang Yahudi lewat di depan Rasulullah SAW. yang saat itu sedang berbincang dengan para sahabatnya. Lalu
orang-orang Quraisy berkata, "Hai Yahudi, orang ini mengaku sebagai Nabi!" Yahudi itu pun berkata, "Sungguh, aku
akan menanyakan sesuatu padanya, yang tidak diketahui kecuali oleh seorang Nabi."
Yahudi itu lalu menghampiri beliau dan duduk di dekatnya seraya bertanya, "Wahai Muhammad, dari apa manusia
diciptakan?"

Nabi lalu menjawab," Wahai Yahudi, setiap manusia itu diciptakan dari nutfah (air mani) seorang lelaki dan nutfah
seorang wanita. Nutfah laki-laki sifatnya lebih keras dan nantinya dia akan berubah menjadi tulang dan urat saraf.
Adapun nutfah wanita sifatnya lebih halus dan nantinya dia akan membentuk daging dan darah."

Orang Yahudi itu lalu berdiri dan berkata, "Beginilah yang dikatakan nabi-nabi sebelummu".

Dalam ayat di atas, ada beberapa proses penciptaan manusia yang dapat dijelaskan sebagaimana berikut ini, yaitu:

- Sulalah min thin (Saripati Tanah)

Saripati tanah yang dimaksud adalah suatu zat yang berasal dari bahan makanan (baik tumbuhan maupun hewan)
yang bersumber dari tanah, yang kemudian dicerna menjadi darah, kemudian diproses hingga akhirnya menjadi
sperma.

- Nuthfah (Air Mani)

Makna asal kata 'nuthfah' dalam bahasa Arab berarti setetes yang dapat membasahi. Dalam tafsir Al Misbah, yang
dimaksud dengan nuthfah adalah pancaran mani yang menyembur dari alat kelamin pria yang mengandung sekitar
dua ratus juta benih manusia, tetapi yang berhasil bertemu dengan ovum wanita hanya satu.

*Proses Penciptaan Manusia dari Fase ke Fase*

- Alaqah (Segumpal Darah)

Alaqah diambil dari kata alaqa yang artinya sesuatu yang membeku, tergantung atau berdempet. Sehingga dapat
diartikan sebagai sesuatu yang bergantung di diding rahim.

- Mudghah (Segumpal Daging)

Dalam ilmu kedokteran, ketika sperma pria bergabung dengan sel telur wanita intisari bayi yang akan lahir
terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai zigot dalam ilmu biologi ini akan segera berkembangbiak dengan
membelah diri hingga akhirnya menjadi segumpal daging. Melalui hubungan ini zigot mampu mendapatkan zat-zat
penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya.

*Proses Penciptaan Manusia Hingga Sempurna*


- Idzam (Tulang atau Kerangka)

Di dalam fase ini embrio akan mengalami perkembangan dari bentuk sebelumnya yang hanya berupa segumpal
daging hingga berbalut kerangka atau tulang.

- Kisa Al-Idzam Bil-Lahim (Penutupan Tulang)

Pengungkapan fase ini dengan kisa yang berarti membungkus, dan lahm (daging) diibaratkan pakaian yang
membungkus tulang, selaras dengan kemajuan yang dicapai embriologi yang menyatakan bahwa sel-sel tulang
tercipta sebelum sel-sel daging, dan bahwa tidak terdeteksi adanya satu sel daging sebelum terlihat sel tulang.

- Insya (Mewujudkan Makhluk Lain)

Tahap ini menandakan bahwa ada sesuatu yang dianugerahkan kepada manusia yang menjadikannya berbeda dari
makhluk lainnya, yaitu ruh yang menjadikan berbeda dengan makhluk lainnya.

Dalam Alquran surat Az-Zumar ayat 6, telah disebutkan bahwa manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga
tahapan:

Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk
kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian
demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang
mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat
dipalingkan?"

Kata tiga kegelapan di atas dapat merujuk kepada tiga tahap pertumbuhan bayi di dalam rahim. hal tersebut telah
dibuktikan dengan adanya perkembangan sains.

3. ) Berikut adalah beberapa istilah yang digunakan dalam Al-Qur'an untuk merujuk pada manusia:

- "Insan" (‫)ِإْنَس ان‬

Istilah ini merujuk pada manusia secara umum, menekankan pada sifat manusiawi, kerapuhan, dan keterbatasan
manusia.

Ini mencerminkan dimensi spiritual dan jasmani manusia, menunjukkan kesadaran akan ketergantungan manusia
pada Tuhan dan kebutuhan akan bimbingan-Nya.

- "Basyar" (‫)َبَشر‬
Istilah ini merujuk pada manusia sebagai makhluk duniawi yang rentan terhadap kesalahan dan godaan, menyoroti
kelemahan dan keterbatasan manusia dalam menjalani kehidupan dunia. yang menekankan aspek kemanusiaan
yang lemah dan sering kali tersesat.

- "Nas" (‫)َناس‬

Istilah ini mengacu pada manusia sebagai komunitas atau kelompok yang berbeda-beda, menunjukkan
keberagaman manusia dalam masyarakat dan kebutuhan akan interaksi sosial serta kerja sama antar sesama
manusia.

. "Ibadi" (‫)ِع َباِد ي‬

Istilah ini merujuk pada hamba-hamba Allah, menekankan hubungan antara manusia dengan Tuhan sebagai
pencipta dan pemilik segala sesuatu. bahwa pentingnya pengabdian dan ketaatan manusia kepada Allah dalam
setiap aspek kehidupan.

- "Khalifah" (‫)َخ ِليَفة‬

Istilah ini merujuk pada manusia sebagai wakil atau khalifah Allah di bumi, menunjukkan tanggung jawab manusia
untuk menjaga dan merawat alam semesta serta menjalankan amanah yang diberikan Allah dengan adil dan
bijaksana.

ws Viral Pendidikan Teknologi Ekonomi Otomotif Lifestyle Hiburan Travel Olahraga Religi Ragam Video Photo

-. "Rajul" (‫)َر ُجل‬

Istilah ini merujuk pada manusia atau laki-laki secara spesifik, menekankan identitas gender dan peran laki-laki
dalam masyarakat dan keluarga.juga sering digunakan dalam konteks kisah-kisah Al-Qur'an untuk merujuk pada
individu-individu tertentu.

Penggunaan beragam istilah untuk merujuk pada manusia dalam Al-Qur'an memberikan gambaran yang kaya dan
menyeluruh tentang kedudukan, sifat, dan peran manusia dalam kehidupan.

4. ) Sebagai khalifah, manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan mengelola bumi serta segala isinya
dengan baik. langkah - langkah yang dapat dilakukan manusia untuk merealisasikan peran sebagai khalifah antara
lain:

a. Menjaga lingkungan:

Manusia harus menjaga kelestarian alam dan menghindari kerusakan lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengurangi penggunaan bahan-bahan berbahaya, menghemat energi, dan mendukung kegiatan yang ramah
lingkungan.

b. Mengembangkan ilmu pengetahuan:

Manusia harus terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memahami dan memanfaatkan
sumber daya alam dengan bijak. Dengan pengetahuan yang baik, manusia dapat mengelola bumi secara
berkelanjutan.

c. Menghormati hak asasi manusia:


Manusia harus menghormati hak asasi manusia dan memastikan keadilan sosial bagi semua. Hal ini meliputi
perlindungan terhadap diskriminasi, kebebasan beragama, hak pendidikan, dan lain-lain.

d. Berperilaku etis:

Manusia harus berperilaku etis dalam segala aspek kehidupan, baik dalam hubungan dengan sesama manusia
maupun dengan makhluk lainnya. Hal ini mencakup sikap jujur, adil, dan bertanggung jawab dalam segala tindakan.

Al-Raghib al-Asfahani, pakar bahasa al-Qur’an, mengemukakan beberapa pengertian tentang amanah, yaitu:

(1) kalimah tauhid;

(2) al-’adalah (menegakkan keadilan);

(3) akal.

Menurut Al-Asfahani, bahwa pengertian yang ketiga itulah yang benar, karena dengan akal bisa tercapai ma’rifah
tauhid, bisa terwujudkan keadilan dan mampu menjangkau berbagai ilmu pengetahuan dan sebagainya, bahkan
akal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain.

Dari beberapa pendapat ahli tafsir tersebut dapat difahami bahwa tugas hidup manusia – yang merupakan amanah
dari Allah – itu pada intinya ada dua macam, yaitu :

’Abdullah (menyembah atau mengabdi kepada Allah), dan Khalifah Allah, yang keduanya harus dilakukan dengan
penuh tanggung jawab.

1. Tugas manusia sebagai ’Abdullah (hamba Allah):

Tugas hidup manusia sebagai ’Abdullah merupakan realisasi dari mengemban amanah dalam arti: memelihara
beban/tugas-tugas kewajiban dari Allah yang harus dipatuhi, kalimah La ilaaha illa Allah atau kalimat tauhid, dan
atau ma’rifah kepadaNya. Tugas hidup manusia sebagai ’abdullah bisa difahami dari firman Allah dalam Q.S. Adz-
Dzariyat ayat 56: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.

2 Sedangkan Khalifah Allah merupakan realisasi dari mengemban amanah dalam arti: memelihara, memanfaatkan,
atau mengoptimalkan penggunaan segala anggota badan, alat-alat potensial (termasuk indera, akal dan qalbu) atau
potensi-potensi dasar manusia, guna menegakkan keadilan, kemakmuran dan kebahagiaan hidup. Hal ini dapat
difahami dari firman Allah dalam Q.S. al-Baqarah: 30:

”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

5. ) Islam mengajarkan prinsip-prinsip yang kuat untuk menegakkan masyarakat yang beradab dan sejahtera, yang
meliputi aspek spiritual, moral, sosial, dan ekonomi. yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang damai,
adil, dan berkeadilan.
Berikut adalah beberapa prinsip utama Islam untuk mencapai masyarakat yang beradab dan sejahtera:

1. Keadilan

Islam mendorong keadilan dalam segala aspek kehidupan, baik dalam sistem hukum, ekonomi, maupun sosial.

2.. Persaudaraan dan Toleransi

Islam mengajarkan nilai persaudaraan antar sesama manusia, tidak memandang perbedaan ras, agama, atau
budaya. Prinsip toleransi menghormati keberagaman dan mempromosikan dialog antar agama dan budaya,
menciptakan lingkungan yang harmonis dan beradab di tengah masyarakat yang multikultural.

3. Kesejahteraan Sosial

Islam mendorong masyarakat untuk peduli terhadap kesejahteraan sosial dan kesejahteraan umum. Prinsip ini
mendorong pemberdayaan masyarakat yang kurang mampu, pendistribusian yang adil dari sumber daya, dan
penghapusan kemiskinan. Islam menekankan pentingnya zakat dan sedekah untuk membantu mereka yang
membutuhkan dalam masyarakat

4. Kebaikan dan Kemurahan Hati

Islam mendorong umatnya untuk berperilaku baik dan memperlihatkan kemurahan hati terhadap sesama. Prinsip
kebaikan ini mendorong umat Muslim untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada orang lain tanpa pamrih,
serta menjunjung tinggi nilai-nilai kasih sayang dan empati terhadap orang lain.

5. Pendidikan dan Pengetahuan

Islam menganggap pendidikan dan pengetahuan sebagai hal yang penting dan wajib diperoleh oleh setiap Muslim.
Prinsip ini mendorong pengembangan pengetahuan dan keilmuan yang holistik, yang mencakup baik pengetahuan
agama maupun pengetahuan umum, untuk kemajuan individu dan masyarakat.

6. ketaatan kepada Allah

Islam menekankan pentingnya ketaatan kepada ajaran agama dan ketundukan kepada kehendak Allah. Prinsip ini
memandu umat Muslim untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai agama, menjalankan ibadah dengan tulus, dan
mengedepankan moralitas dan etika dalam semua aspek kehidupan.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari, umat Muslim dapat berkontribusi secara
signifikan untuk menegakkan masyarakat yang beradab dan sejahtera.

sumber referensi :

1. https://tirto.id/ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah- pengertian-beserta-contohnya-gsrn

2. https://tirto.id/avat-al-quran-tentang-penciptaan-manusia-dan- proses-terciptanya-glUF
3. https://magazine.hijup.com/magazine/3-istilah-manusia-dalam- alquran/

4. https://magazine.hijup.com/magazine/3-istilah-manusia-dalam- alquran

5. https://www.dikasihinfo.com/pendidikan/98010535713/terjawab-jelaskan-prinsip-prinsip-untuk-menegakkan-
masyarakat-vang- beradab-dan-sejahtera-menurut-islam

6. artikeldetikhikmah,https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6516304

Anda mungkin juga menyukai