Abstrak
PENDAHULUAN
Setiap manusia yang lahir di dunia membawa fitrah, bakat, dan insting.
Yang dibawa manusia ketika lahir adalah fitrah agama, yaitu unsur ketuhanan.
Unsur ketuhanan ini di luar ciptaan akal budi manusia dan merupakan sifat
kodrat manusia. Kejadian manusia sebagai makhluk ciptaan Allah telah
dilengkapi dengan unsur-unsur kemanusiaan, keadilan, kebajikan, dan
sebagainya. Hal utama yang perlu dipahami setiap muslim mengenai manusia
adalah bahwa Tuhan menyatakan manusia sebagai khalifah di bumi, yang
bertugasuntuk membangun dan mengelola dunia, sesuai dengan kehendak
pencipta-Nya.
Hakikat Manusia
َاْولَقَ ْد
َ سنَْْ َخلَقن َ َٰ نْٱْلن
ِ ْْم ِ ْْمنْسُ َٰلَلَة ِ ْْينِِْمكْقَ َرارْْفِىْنُطفَةْْ َجعَل َٰنَهُْْْث ُم
ِ ْطين.ْ
.ْْظماْٱل ُمضغَةَْْفَ َخلَقنَاْ ُمضغَةَِْْٱل َعلَقَةْفَ َخلَقنَاْ َعلَقَةْْٱلنُّطفَةَْْ َخلَقنَاْثُم َ َٰ ْ ِع
سونَا َ َٰ َر ْخَلقا ْأَنشَأ َٰنَ ْهُ ْثُمْ ْ َلحما ْٱل ِع
َ ظ َْم ْ َف َك َْ ك ِْ ْ َْءاخ َ ْٱّللُ ْ َفتَ َب
َْ ار ْ ن َ ْأَح
ُْ س
َْٱل َٰ َخ ِل ِقين
Artinya: “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan
sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu lalu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya
makhluk yang berbentuk lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik”. 2
Solehan Arif, “Manusia Dan Agama”, Islamuna, Vol 2, No 2, 2015. Hal 150.
1
1. Al-Basyar
Kata Al-Basyar dinyatakan dalam Al-Quran sebanyak 36 kali dan tersebar
kedalam 26 surat. Secara etimologi al-basyarberarti kulit kepala, wajah,
atau tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya rambut. Pengertian ini
menunjukkan makna bahwa secara biologis yang mendominasi manusia
adalah pada kulitnya, dibanding rambut atau bulunya. 4
2. Al-Insan
Islam sebagai agama samawi paling belakangan muncul juga menawarkan
pandangan tentang manusia. Manusia dalam bahasa Arab disebut al-nās atau
al-insān. Kata al-insān dalam al-Qur‟an disebut sebanyak 60 kali. Kata al-
3
Siti Khasinah, “Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam dan Barat”, Didaktika, Vol
13, No2, 2013. Hal 301.
4
Mifta Syarif, ”Hakikat Manusia dan IUmplikasinya Pada Pendidikan Islam”, Al-
Thariqah, Vol 2, No 2, Desember 2017. Hal 136.
insān berasal dari kata al-uns yang berarti jinak, harmonis, dan tampak.
Dalam al-Qur‟an kata insān sering juga dihadapkan dengan kata jin atau
jān, yaitu makhluk yang tidak tampak.
3. Al-Nas
Manusia, di dalam al- Qur’an juga disebut dengan al- nas. Konsep al- nas
ini cenderung mengacu pada status manusia dalam kaitannya dengan
lingkungan masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan fitrahnya manusia
memang makhluk sosial. Dalam hidupnya manusia membutuhkan
pasangan, dan memang diciptakan berpasang-pasangan seperti dijelaskan
dalam surah an- Nisa’ ayat 4, “Hai sekalian manusia, bertaqwalaha kepada
Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seoran diri, dan dari padanya
Allah menciptakan istirinya, dan dari pada keduanya Alah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertakwalah kepada Allah dengan (mempergunakan) namanya kamu saling
meminta satu sama lain dan peliharalah hubungan silaturahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS:4:1)
4. Bani Adam
Dalam al-Qur‟an, kata banī ādam dijumpai sebanyak 7 kali dan tersebar
dalam 3 Surat. Secara etimologi kata banī ādam menunjukkan arti pada
keturunan Nabi Adam. 5 Namun yang jelas, menurut al-Qur‟an pada
hakikatnya manusia berasal dari nenek moyang yang sama, yakni Adam dan
Siti Hawa. Berdasarkan asal usul yang sama ini, berarti manusia masih
memiliki hubungan darah, serta pertalian kekerabatan. 6
5
Novan Ardy Wiyani, “Pendidikan Agama Islam Berbasis Pendidikan Karakter”
(Bandung: Alfabeta, 2013). Hal 14.
6
Siti Khasinah, “Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam Dan Barat”, Didaktika, Vol
13, No 2, Februari 2013. Hal 304.
Konsep ini menitikbertakan pembinaan hubungan persaudaraan antar
sesama manusia dan menyatakan bahwa semua manusia berasal dari
keturunan yang sama. Dengan demikian manusia dengan latar belakang
sosia kultural, agama, bangsa dan bahasa yang berbeda tetaplah bernilai
sama, dan harus diperlakukan dengan sama.
Ahmad Fatahil, Firdaus, dkk, “Manusia Dalam Perspektif Islam”, Jurnal Religion, Vol 1,
7
Hakikat Agama
Kata “agama” berasal dari bahasa Sansekreta “a” yang berarti tidak dan
“gam” yang berarti kacau, jadi tidak kacau. Ternyata agama memang mempunyai
sifat seperti itu. Agama, selain bagi orang-orang tertentu, selalu menjadi pola
hidup manusia. 8
Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang selalu hidup, yakni kepada
jiwa dan kehendak Ilahi yang mengatur alam semesta. Dalam pandangan
fungsionalisme, agama (religion atau religi) adalah satu sistem yang kompleks yang
terdiri dari kepercayaan, keyakinan, sikap-sikap dan upacara-upacara yang
menghubungkan individu dengan satu keberadaan wujud yang bersifat ketuhanan.
Durkheim memandang agama sebagai suatu kompleks sistem simbol yang
memungkinkan terwujudnya kehidupan sosial dengan cara mengekspresikan dan
memelihara sentiment-sentimen atau nilai-nilai dari masyarakat. Menurut
Durkheim agama harus mempunyai fungsi, karena agama bukan ilusi tetapi
8
Dila Rukmi, Reza Aditya, “Hakikat manusia”, Tawadhu, Vol 5, No 2, 2021. Hal 155.
merupakan fakta sosial yang dapat diidentifikasi dan mempunyai kepentingan
sosial. 9
Menurut Harun Nasution, unsur yang paling penting dalam agama adalah:
percaya adanya kekuatan gaib. Manusia merasa dirinya lemah danberhajat pada
kekuatan gaib itu sebagai tempat minta tolong. Dalam terminologi agama, kekuatan
adikodrati yang sakral itu disebut Tuhan.
Dapat diambil kesimpulan oleh penulis bahwa agama tidak hanya berurusan
dengan obyek-obyek bernilai tinggi, atau paling akhir bagi individu atau
masyarakat tetapi juga dengan pemeliharaan dan pengembangan hidup dalam
segala hal.
Di dalam Al Qur’an ada dua terminologi agama, yaitu Al-din, dan millah.
Kata al- din terulang sebanyak 96 kali yang tersebar pada 44 surat,sedangkan kata
millah sebanyak 15 kali yang tersebar pada 11 surat. Kata al-din mempunyai banyak
arti, antara lain ketundukan, ketaatan,perhitungan, balasan, agama juga berarti
bahwa seseoang bersikap tundukdan taat serta akan diperhitungkan seluruh
amalnya yang atas dasar itu ia memperoleh balasan dan ganjaran.
1 JP. Chaplin, “Kamus Lengkap Psikologi: terj. Kartini Kartono”, (Jakarta: Raja Grafindo
9
Hakikat agama dalam perspektif Islam adalah konsep yang mendalam dan
penting dalam pemahaman ajaran Islam. Berikut adalah beberapa poin utama yang
menjelaskan hakikat agama dalam perspektif Islam:
1. Iman dan Ketaatan kepada Allah: Hakikat utama agama dalam Islam adalah
iman kepada Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang Maha Esa. Islam
mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki ketaatan
kepada Allah sebagai fokus utama dalam kehidupannya. Iman kepada Allah
adalah fondasi agama dalam Islam.
2. Tauhid (Ketuhanan yang Murni): Konsep tauhid adalah landasan agama
dalam Islam. Ini berarti pengakuan dan keyakinan kuat bahwa Allah adalah
satu-satunya Tuhan yang layak disembah, dan tidak ada yang berhak
bersama-Nya. Tauhid mencakup keyakinan akan sifat-sifat Allah yang
Maha Kuasa, Maha Bijaksana, Maha Penyayang, dan sebagainya.
3. Pengabdian dan Ibadah: Hakikat agama dalam Islam adalah pengabdian dan
ibadah kepada Allah. Muslim diinstruksikan untuk menjalani ibadah sehari-
hari, seperti shalat, puasa, zakat (sumbangan keagamaan), dan haji
(pilgrimage ke Mekah). Ibadah ini bertujuan untuk menguatkan hubungan
individu dengan Allah dan mengingatkan mereka pada tujuan hidup mereka,
yaitu beribadah kepada-Nya.
4. Etika dan Moral: Agama dalam perspektif Islam mencakup aspek moral dan
etika yang kuat. Muslim diajarkan untuk menjalani kehidupan yang
beretika, jujur, adil, dan belas kasihan. Prinsip-prinsip moral dan etika ini
terkait erat dengan perintah Allah dan tuntunan Nabi Muhammad.
5. Pengampunan dan Taubat: Hakikat agama dalam Islam juga mencakup
konsep pengampunan dan taubat. Meskipun manusia diharapkan untuk
hidup dengan penuh ketaatan kepada Allah, Islam juga mengajarkan bahwa
Allah Maha Pengampun dan selalu memberikan kesempatan kepada
manusia untuk bertaubat dan memperbaiki diri.
6. Hak dan Kewajiban Sosial: Agama dalam Islam bukan hanya tentang
hubungan vertikal antara individu dan Allah, tetapi juga tentang hubungan
horizontal antara individu dan masyarakat. Hakikat agama ini mencakup
kewajiban sosial, seperti memberikan bantuan kepada yang membutuhkan,
menjalani kehidupan yang adil, dan menghindari perilaku yang merugikan
masyarakat.
7. Akhirat: Hakikat agama dalam Islam mencakup keyakinan akan hari kiamat
dan akhirat. Muslim percaya bahwa setiap individu akan dimintai
pertanggungjawaban atas perbuatannya di akhirat. Akhirat adalah bagian
penting dari perspektif agama dalam Islam dan merupakan pendorong
utama untuk beribadah dan berlaku adil dalam kehidupan dunia.
Dalam ringkasannya, hakikat agama dalam perspektif Islam adalah tentang
iman kepada Allah, pengabdian, moralitas, etika, pengampunan, kewajiban sosial,
dan keyakinan akan akhirat. Agama Islam memberikan panduan yang kuat untuk
menjalani kehidupan yang bermakna dan bertaqwa kepada Allah.
Sikap timbul karena ada stimulus. Terbetuknya suatu sikap itu banyak
dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya:
keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Sikap tumbuh dan berkembang
dalam basis sosial yang tertentu, misalnya: ekonomi, politik, agama dan
sebagainya. Di dalam perkembangannya sikap banyak dipengaruhi oleh
lingkungan, norma-norma atau group. Hal ini akan mengakibatkan perbedaaan
sikap antara individu yang satu dengan yang lain karena perbedaan pengaruh atau
lingkungan yang diterima.
b. Faktor eksternal, berupa faktor dari luar diri individu yaitu pengaruh
lingkungan yang diterima.
Kaitannya dengan Jama’ah Tabligh yaitu terlihat jika seseorang yang baru
mengikuti kegiatan Jama’ah Tabligh dan aktif dalam kegiatankegiatan khuruj serta
dalam tingkah laku sehari-hari ingin selalu menampakkan jati dirinya (bisa
dikatakan sebagai Muslim yang taat) jika dilihat oleh orang lain, perilaku ini bisa
terlihat ketika mereka melakukan ibadah di Masjid-Masjid dan juga cara berpakaian
serta bergaul dengan orang lain.
PENUTUP
Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna dan dalam berbagai
ayat al-Qur’an dijelaskan tentang kesempurnaan penciptaan manusia tersebut.
Kesempurnaan penciptaan manusia itu kemudian semakin “disempurnakan” oleh
Allah dengan mengangkat manusia sebagai khalifah di muka bumi yang
mengaturdan memanfaatkan alam. Allah juga melengkapi manusia dengan
berbagai potensi yang dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia itu sendiri.