Anda di halaman 1dari 7

*“`”ALLAH MENJAWAB AL-FATIHAH KITA”“`*

ASSALAMUALAIKUM WAARAHMATULLAHI WABARAKAATUH.

Alhamdulilahi rabbil ‘alamin,


Was sholatu wassalamu ‘ala,
Asyrofil ambiyaa iwal mursalin,
Sayyidina wa maulana Muhammadin,
Wa ‘alaa ‘alihi wa shohbihi ajmain.Ama ba’du.
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah

*“`Menurut pengamatan banyak sekali orang yang tegesa-gesa ketika membaca Al-
Fatihah di saat shalat.. tanpa spasi, dan seakan-akan ingin cepat menyelesaikan
shalatnya.

Padahal di saat kita selesai membaca satu ayat dari surah Al-Fatihah, ALLAH menjawab
setiap ucapan kita.

Dalam Sebuah Hadits Qudsi Allah SWT ber-Firman:

“Aku membagi al-Fatihah menjadi dua bagian, untuk Aku dan untuk Hamba-Ku.”“`*

■ *“`Artinya, tiga ayat di atas Iyyaka Na’budu Wa iyyaka nasta’in adalah Hak Allah, dan
tiga ayat kebawahnya adalah urusan Hamba-Nya.“`*

■ *“`Ketika Kita mengucapkan “AlhamdulillahiRabbil ‘alamin”“`*

*“`Allah menjawab: “Hamba-Ku telah memuji-Ku.”“`*

■ *“`Ketika kita mengucapkan “Ar-Rahmanir-Rahim“`*

*“`Allah menjawab: “Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku.”“`*

■ *“`Ketika kita mengucapkan “Maliki yaumiddin”.“`*

*“`Allah menjawab: “Hamba-Ku memuja-Ku.”“`*

■ *“`Ketika kita mengucapkan “Iyyaka na’ budu wa iyyaka nasta’in”.“`*

*“`Allah menjawab: “Inilah perjanjian antara Aku dan Hamba-Ku.”“`*

■ *“`Ketika kita mengucapkan “Ihdinash shiratal mustaqiim, Shiratalladzinaan’amta


alaihim ghairil maghdhubi alaihim waladdhooliin.” “`*

*“`Allah menjawab: “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku. Akan Ku penuhi yang
ia minta.” (HR. Muslim dan At-Tirmidzi)“`*

■ *“`Berhentilah sejenak setelah membaca setiap satu ayat. “`*

*“`Rasakanlah jawaban indah dari Allah karena Allah sedang menjawab ucapan kita.“`*
■ *“`Selanjutnya kita ucapkan “Aamiin” dengan ucapan yang lembut, sebab Malaikat
pun sedang mengucapkan hal yang sama dengan kita.“`*

■ *“`Barangsiapa yang ucapan “Aamiin-nya” bersamaan dengan para Malaikat, maka


Allah akan memberikan Ampunan kepada-Nya.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud)“`*

Dapat ditambahkan bahwa para ulama bersepakat bahwa surat yang diturunkan
lengkap ini merupakan intisari dari seluruh kandungan Al Qur’an yang kemudian dirinci
oleh surat-surat sesudahnya.

Surat Al-Fatihah adalah surat Makkiyyah, yaitu surat yang diturunkan di Mekkah
sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Surat ini berada di urutan pertama dari
surat-surat dalam Al-Qur’an dan terdiri dari tujuh ayat.

Tema-tema besar Al Qur’an seperti masalah tauhid, keimanan, janji dan kabar gembira
bagi orang beriman, ancaman dan peringatan bagi orang-orang kafir serta pelaku
kejahatan, tentang ibadah, kisah orang-orang yang beruntung karena taat kepada Allah
dan sengsara karena mengingkari-Nya, semua itu tercermin dalam ekstrak surat Al
Fatihah.

Hadirin rahimakumullah,

Menurut riwayat Imam Muslim, mereka tidak mengucapkan bismil-lahir rahmanir


rahim, baik pada permulaan ataupun pada akhir bacaannya. Hal yang sama disebutkan
pula dalam kitab-kitab Sunan melalui Abdullah ibnu Mugaffal r.a. Demikianlah dalil-dalil
yang dijadikan pegangan oleh para imam dalam masalah ini, semuanya berdekatan,
karena pada kesimpulannya mereka sangat sepakat bahwa salat orang yang
mengeraskan bacaan basmalah dan yang memelankannya adalah sah.
Demikian kultum yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua dan dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan, yang benar datangnya dari Allah SWT Yang
Maha Benar, dan yang salah, khilaf, atau keliru itu datangnya dari saya pribadi sebagai
manusia biasa yang tidak pernah luput dari salah, khilaf dan dosa.

Akhirul kalam,Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an laa-ilaaha illaa Anta


astaghfiruka wa-atuubu ilaik.

Wallahul muwaffiq ila aqwamithaaryq,,,


Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokaatuh
Empat Manusia Yang Tidak Merugi
Membaca Basmalah :
Bismillaahir Rahmaanir Rahiimi
Mengucapkan Salam :
Assalaamu ‘Alaikum Wa Rahmatullaahi Wa
Barakaatuhu
Adzan
Membaca Hamdalah :
Innalhamdulillaah, Nahmaduhuu
Wa Nasta’iinuhuu Wa Nastaghfiruhu
Wa Na’uudzubillaahi Min Syuruuri
‘Anfusinaa
Wa Min Syayyi-Aati A’maalinaa
Man Yahdillaahu Falaa Mudhillalahu
Wa Man Yudhlilhu Falaa Haadiyalahu
Membaca Syahadat :
Asyhadu Anlaa Ilaaha Illallah Wahdahu
Laa Syariikalaahu
Wa Asyhadu Annaa Muhammadan ‘Abduhuu
Wa Rasuuluhuu
Laa Nabiyya Ba’dahu
Membaca Shalawat :
Allaahumma Shalli ‘Alaa Syayyidinaa
Muhammadin
Wa ‘Alaa Aalihii Wa Shahbihii ‘Ajma’iin

Membaca Ayat Alqur’an Yang Mengajak Bertaqwa Kpd Allah (Biasanya Khatib
Membaca Ali Imran Ayat 102):

Fa-Uushiikum Wa Nafsii Bit Taquullaah


Qaalallaahu Ta’aala Fiil Qur’aanil Kariim
A’uudzubillaahi Minasy Syaithoonir
Rajiim
Yaa Ayyuhal Ladziina ‘Aamanuu
Ittaquullaaha Haqqaa Tuqaatihi
Wa Laa Tamuutunnaa Illaa Wa Antum
Muslimuun
Wa Qaalallahu Ta’aalaa Fil Qur’aanil
Kariim.

Membaca ayat alqur’an yang lain sesuai dengan


topik khutbah:

Audzubillahi minasyaitan nirrajim


Bismillahirrahmanirrahiim
1. Wal’ashr
2. Innal- insaana lafii khusr
3. illaalladziina aamanuu wa’amiluushshaalihaati watawaasaw bilhaqqi
watawaasaw bishshabr.

Amma ba’du.

Berwasiat untuk diri sendiri dan jamaah agar selalu meningkatkan taqwa kepada Allah SWT
“Mulai berkhutbah sesuai topiknya memanggil jamaah bisa dengan panggilan ayyuhal muslimun atau
ma’asyiral muslimin rahimakumullah, atau sidang jum’at yang dirahmati allah”.

Pertama-tama marilah kita bersyukur kepada Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan rahmat yang
tak terhingga kepada diri kita, sehingga pada saat ini kita bisa berkumpul bertatap muka di majelis
yang di cintai Allah ini. Dan juga semoga Allah limpahkan sholawat dan salam kepada rosul yang kita
cintai Muhammad saw, beserta keluarga, para sahabat, dan semua pengikutnya yang setia hingga
akhir zaman.

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar– banar berada dalam kerugian. Kecuali orang
orang yang beriman, beramal shaleh, saling menasehati dengan kesabaran,” (Al-Ashr 1-3)

BETAPA dahsyat jika dalam setiap waktu kita bisa merenungi tiga ayat pendek tersebut, mungkin dari
sejak kecil kita pun sudah
terbiasa untuk menghafalnya yang termasuk bagian dari surat-surat pendek.

Pun demikian banyak dari kehidupan kita ini melewati yang namanya waktu (masa), seiring
berganti tahun baru hijriyah beberapa hari yang lalu, kita pun banyak yang melewati untuk
mensyukurinya terlebih pada momen 10 Muharram yang sangat sarat dengan sejarah.

Jika kita lihat secara saksama terjemahan surat di atas karena jika benar apa yang kita lewati
saat sia-sia sungguh kita benar-benar telah merugi dalam hidup ini. Namun, ada empat kriteria
manusia yang tidak merugi dari penjelasan ayat tersebut dan ini
secara garis besar terlihat pada ilustrasi/gambar di atas dimana tertulis; Beriman, Beramal Shaleh,
Kebenaran, dan Kesabaran.

Pertama, disebut dengan Beriman karena ini adalah hal pokok manusia hidup yang merupakan
ciptaan Allah SWT, maka wajiblah
baginya untuk beriman kepada Allah. Iman pun bukan datang begitu saja, melainkan dibarengi
dengan ilmu. Seperti yang tersurat
dalam hadis “Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah).

Maka dari itu sudah sepatutnya untuk setiap muslim menuntut ilmu, belajar tentang akidah,
ibadah, muamalah dan lainnya.
Dalam firman Allah SWT, “Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Quran itu dan tidak pula
mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang
Kami tunjuki dengannya siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami.” (Asy Syuura: 52).
Sehingga kita bisa
menjadi orang yang tidak merugi selamanya.

Kedua, Beramal shaleh ini adalah bagian yang dari mempelajari ilmu. Dimana ilmu yang ada
diamalkan, sehingga menjadi amal shaleh dan
perilaku yang baik dalam
kehidupan sehari-hari.
“Seorang hamba tidak akan beranjak dari tempatnya pada hari kiamat nanti hingga dia ditanya
tentang ilmunya, apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu tersebut.” (HR. Ad
Darimi nomor 537 dengan sanad shahih).

Ketiga , Adapun kebenaran dalam hal ini adalah mengatakan yang hak (amar makruf nahi mungkar).
Mungkin ini juga sering disebut
dengan ajaran atau mengajarkan
sesama dalam hal berdakwah.
Menyampaikan setiap petunjuk dari apa yang telah Allah sampaikan kepada Malaikat lalu
kepada Nabi dan Rasul-NYA.

Allah SWT berfirman dalam surat Fushshilat ayat 33 yang artinya “Siapakah yang lebih baik
perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang berserah diri?
Dan Rasul pun pernah bersabda, “Tidak sempurna keimanan salah seorang diantara kalian, hingga ia
senang apabila saudaranya
memperoleh sesuatu yang juga ia
senangi.” (HR. Bukhari).
Maka, bukanlah hal sepele jika kita telah memiliki sedikit ilmu
petunjuk yang benar dari Allah, dengan seyogyanya kita sampaikan pada saudara- saudara kita
walaupun itu satu perumpaan
satu huruf atau ayat yang kita tahu.

Keempat, Lalu yang terakhir adalah


kesabaran dimana ini menjadi kata yang mudah diucapakan namun pada hakikatnya banyak orang
yang mengatakan kesabaran
mempunyai batas, sungguh menjadi miris saat kita lihat dewasa ini. Dimana sabar
menjadi salah satu kriteria bahwa kita bisa menjadi orang-orang yang tidak merugi jika
mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) para rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka
sabar terhadap pendustaan dan
penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami terhadap
mereka”. (QS. Al-An’am : 34)

Terakhir, mengutip dari Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah pernah berkata,


“Maka dengan dua hal yang pertama (ilmu dan amal), manusia dapat menyempurnakan dirinya
sendiri. Sedangkan dengan dua hal
yang terakhir (berdakwah dan bersabar), manusia dapat menyempurnakan orang lain.
Dan dengan menyempurnakan keempat kriteria tersebut, manusia dapat selamat dari kerugian dan
mendapatkan keuntungan yang besar”. (Taisiir Karimir Rohmaan hal. 934).

Menutup khutbah pertama dengan do’a untuk


seluruh kaum muslimin dan muslimat

BARAKALLAHU LII WA LAKUM FILL QUR’AANIL


AZHIIM
WA NAFA’NII WA IYYAKUM BIMA FIIHIMAA
MINAL AAYAATI WA DZIKRIL HAKIIM
WA NAFA’ANAA BI HADII SAYYIDAL MURSALIIN
WA BIQAWLIHIIL QAWIIM AQUULU QAWLI
HAADZA
WA ASTAGHFIRULLAAHAL ‘AZHIIM LII WA
LAKUM
WA LII SYAA-IRIL MU’MINIINA WAL MU’MINAAT
WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT MIN KULLI
DZANBII
FASTAGHFIRUUHUU INNAHUU HUWAS SAMII’UL
‘ALIIM
WA INNAHUU HUWAL GHAFUURUR RAHIIM

Duduk sebentar:
Tuma’ninah, untuk memberi
kesempatan jamaah jum’at untuk beristighfar dan membaca shalawat pelan-pelan.
Khutbah kedua:

Contoh bacaan yang berbeda pada khutbah kedua :

ALHAMDULILLAH,
ALHAMDULILLAAHI HAMDAN KATSIIRAAN
THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIHI
KAMAA YUHIBBU RABBUNAA WA YURIIDHUU
WA ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH
WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU
WA ASYHADU ANNAA MUHAMMADAN ‘ABDUHUU
WA RASUULUHU
SHALLALLAAHU ‘ALAIHI WA ‘ALAA AALIHII WA
SHAHBIHI WA SALLAM
TASLIIMAN KATSIIRAN ILAA YAUMID DIIN
AMMA BA’DU
FATTAQUULLAAHU HAQQUT TAQWAA KAMAA
AMAR

Bacaan penutup wasiat khutbah kedua dan membaca ayat al qur’an yang menyuruh
bershalawat (al ahzab 56):

‘IBAADALLAAH INNALLAAHA AMARAKUM BI


AMRI BI DA-AAFIATI BINAFSIHI
WA TSANII BIMALAAIKATIHIL MUSABBIHATI
BIQUDSIHI
WA TSULLATSAA BIKUM AYYUHAL MU-MINUUNA
MIN JANNATI WA INSIHI
FA QAALALLAAHU QAWLAN KARIIMAN
INNALLAAHA WA MALAAIKATAHUU
YUSHALLUUUNA ‘ALAN NABII
YAA AYYUHAL LADZIINA ‘AAMANUU SHALLUU
‘ALAIHI WA SALLIIMU TASLIIMAA
ALLAAHUMMA SHALLI WA SALLIM WA BAARIK
‘ALAA ‘ABDUKAA WA RUSUULIKAA MUHAMMAD
WA ARIDHALLAAHUMMA ‘AN KHULAFAA-UR
RAASYIDIIN
ABI BAKRI WA ‘UMAARA WA ‘UTSMAANA WA
‘ALII
WA ‘AN SYAA-IRIL AALI WASH SHAHAABATI
AJMA’IIN
WAT TAABI’IINA WAT TAABI’IT TAABI’IINA
WA MAN TABI’AHUM BI IHSAANIN ILAA YAUMID
DIIN
WA ‘ALAINA MA’AHUM BIRAHMATIKA YAA
ARHAMAR RAAHIMIIN

Membaca do’a:

ALLAHUMMAGH FIR LIL MU’MINIINA WAL


MU’MINAAT WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT
AL-AHYAA-I MINHUM WAL AMWAAT INNAKAS
SAMII’UN QARIIBUN MUJIIBUD DA’WAT
WA YAA QAADHIYAL HAAJAAT
ALLAHUMMA INNA NAS-ALUKA DAULATAN
KHILAFATAN RASYIDATAN ‘ALA MINHAJI AN-
NUBUWWAH
ALLAHUMMA INNA….

baca do’a yang lain dan ditutup do’a:

RABBANAA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH WA


FILL AAKHIRAATI HASANAH WA QINAA
‘ADZAABAN NAAR

Penutup khutbah kedua (bacaan ini didekritkan oleh khalifah umar bin abdul aziz harus dibaca
karena pada masa itu khutbah jum’at sering digunakan untuk menyerang lawan politik oleh
para khatib, diambil dari surat an nahl 90):

‘IBAADALLAH
INNALLAAHA YA-MURUU BIL ‘ADLI WAL IHSAAN
WA IITAA-I DZIL QURBAA
WA YANHAA ‘ANIL FAHSYAA-I WAL MUNKARI
WAL BAGHYI
YAIZHZHUKUM LA’ALLAKUM TADZAKKARUUN
FADZKURULLAAHA ‘AZHIIMI WA YADZKURKUM
FASTAGHFIRULLAAHA YASTAJIB LAKUM
WASYKURUUHU ‘ALAA NI’MATIL LATII
WA LADZIKRULLAAHU AKBARU
WA AQIIMISH SHALAH.

Anda mungkin juga menyukai