NIM : 1920680988
Prodi : PGMI smt 4
Matkul : Qur’an Hadits
Dosen : Drs. H. Dadang Ruhiyat, M. Pd.
1. Pembahasan surat Al-Fatihah dan Al-Ikhlas, isi kandungan dan fadilah nya.
Terjemahan surat Al-Fatihah
Ayat 1
‘bismillāhir-raḥmānir-raḥīm’
Artinya: Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ayat 2
‘al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn’
Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam.
Ayat 3
‘ar-raḥmānir-raḥīm’
Artinya: Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ayat 4
‘māliki yaumid-dīn’
Artinya: Yang Menguasai hari pembalasan.
Ayat 5
‘iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn’
Artinya: Hanya kepada-Mulah hamba mengabdi dan hanya kepada-Mulah hamba
meminta pertolongan.
Ayat 6
‘ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm’
Artinya: Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus
Ayat 7
‘ṣirāṭallażīna an’amta ‘alaihim gairil-magḍụbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn’
Artinya: (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadannya, bukan
(jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
2. Penjelasan tentang Makhroj dan Mkhorijul Huruf dan mengapa membaca Al-Qur’am
harus benar makhrojnya?
“Siapa yang membaca satu huruf dari kitabullah maka baginya satu kebaikan, dan satu
kebaikan dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan Alif Laam Miim itu satu
huruf, tetapi Alif itu satu huruf dan Laam itu satu huruf dan Miim itu satu huruf.”
(HR at-Tirmidzi /2327)
Kita tampaknya lebih sering mendengar adanya perintah membaca Alquran secara
sempurna, tartil dan sesuai dengan makharij huruf dan sifatnya. Dan benar bahwa ada
ayat yang memerintahkan untuk itu, yaitu :
“Dan bacalah Alquran itu dengan tartil.” (QS al-Muzzammil : 4)
Tartil menurut arti kata adalah perlahan-lahan. Dalam Tafsir Ibnu Katsir, tartil berarti
membaca sesuai hukum tajwid. Membaca secara perlahan akan membantu seseorang
untuk memahami dan mentadabburi maknanya. Syeikh Abdul Aziz dalam tafsirnya
menyebutkan bahwa arti asal tartil adalah membaca dengan terang dan jelas. Sedangkan
menurut syariat adalah membaca Al-Qur'an dengan tertib.
1) Setiap huruf harus diucapkan dengan makhraj (tempat keluarnya huruf) yang
benar. Sehingga ( طtha') tidak dibaca َ( تta) dan ض
َ (dha') tidak dibaca ( ظzha).
2) Berhenti pada tempat yang benar. Jangan memutuskan atau melanjutkan bacaan
di tempat yang salah.
3) Membaca semua harakat dengan benar, yakni menyebut fathah, kasrah dan
dhommah dengan perbedaan yang jelas.
4) Mengeraskan suara sampai terdengar oleh telinga kita, sehingga Al-Qur'an dapat
mempengaruhi dan meresap ke hati.
5) Memperindah suara agar muncul rasa takut kepada Allah Ta'ala, sehingga
mempercepat pengaruh ke dalam hati. Orang yang membaca dengan rasa takut
kepada Allah, hatinya akan lebih cepat tepengaruh serta menguatkan nurani dan
menimbulkan kesan yang mendalam di hati.
6) Membaca dengan sempurna dan jelas setiap tasydid dan madnya. Jika membaca
dengan lebih jelas, maka akan menimbulkan keagungan Allah serta mempercepat
masuknya kesan dalam hati kita.
7) Memenuhi hak ayat-ayat yang mengandung rahmat dan ayat-ayat azab.
Prinsip-prinsipnya atau tata cara seperti ukuran lambat dan cepat dalam membaca
ayat Al-Qur’an
a. Tahqīq ( تحقيق:(membaca Al-Qur’an dengan menempatkan hakhak huruf yang
sesungguhnya. Yaitu menempatkan makharijul huruf, sifat-sifat huruf, mad-qoshr
dan hukum-hukum bacaan yang telah ditetapkan oleh Ulama Qurro’. Metode ini
baik sekali untuk kalangan Mubtadiin (pemula).
b. artil ( ترتيل:(membaca Al-Qur’an dengan pelan-pelan dan tanpa tergesa-gesa dengan
memperhatikan makharijul huruf, sifat-sifat huruf, mad-qoshr dan hukum-hukum
bacaan, sehingga suara bacaan menjadi jelas. Bacaan Tartil belum tentu tahqīq akan
tetapi tahqīq sudah pasti tartil.
c. Tadwīr ( تدوير:(membaca Al-Qur’an antara bacaan yang cepat dengan bacaan yang
pelan sedang.
d. Hadr ( حدر:(membaca Al-Qur’an dengan sangat cepat, sehingga seakan-akan tidak
jelas dalam suaranya.
Oleh banyak ulama, perintah untuk menartilkan bacaan Alquran maksudnya adalah
membaca Alquran sesuai dengan tata cara orang Arab dalam membacanya, yaitu dengan
menyempurnakan makharijul hurufnya, sifat-sifatnya, termasuk tajwid dan hukum-
hukum bacaan yang berlaku.
Ayat ini kemudian sering ditafsirkan seakan menutup kesempatan orang yang non-Arab
untuk masuk surga. Dari miliaran penduduk Muslim di muka bumi ini, hanya kurang
lebih 300 jutaan saja yang menggunakan bahasa Arab. Selebihnya, ada 1.300 juta sisanya
yang tidak akan masuk surga, lantaran tidak benar bacaan al-Fatihahnya.
Dengan adanya ayat ini, maka umat Islam sedunia yang belum bisa melafalkan huruf-
huruf Arab dengan benar tidak menjadi berdosa atau tidak sah bacaan shalatnya. Karena
Allah SWT tidak lagi mengharuskan bacaan Alquran yang sesempurna orang Arab dalam
melafalkannya.
َ ِّالل
3. Al-Lisan (Lidah) - ُسان
Dinamakan al-lisan karena tempat keluarnya huruf-huruf berasal dari lidah. Sebenarnya,
huruf-huruf hijaiyyah yang makhrajnya berasal dari al-halqu atau tenggorokan ada 18
huruf, tetapi dalam hal ini terbagi ke dalam 10 bagian :
pangkal lidah dan ق Keluarnya huruf ini berasal dari pangkal
langit-langit mulut lidah yang berdekatan dengan tenggorokan
belakang dan ditekankan pada langit-langit mulut
bagian belakang
pangkal lidah ك Keluarnya huruf ini berasal dari pangkal
tengah dan langit- lidah bagian tengah dan ditekankan pada
langit mulut langit-langit mulut bagian tengah
tengah
pangkal tepi lidah ض Keluarnya huruf ini berasal dari pangkal
tepi lidah (kiri atau kanan) bertepatan di
atas gigi geraham
ujung tepi lidah ل Keluarnya huruf ini berasal dari ujung tepi
lidah dan menempatkan lidah pada langit-
langit mulut atas
ujung lidah tepat ر Keluarnya huruf ini tepat berasal dari
ujung lidah dan menempatkan lidah pada
langit-langit mulut atas
bibir bawah ف Keluarnya huruf ini berasal dari bibir bawah
menempati ujung gigi seri atas
َ
5. Al-Khaisyum (Hidung) - الخ ْيش ُْو ُم
Dinamakan al-khaisyum karena tempat keluarnya huruf-huruf berasal dari hidung.
Mengapa demikian ? jika saja kita menutup hidung, maka huruf-huruf yang makhrajnya
berasal dari al-khaisyum tidak terdengar dengan jelas. Adapun huruf-hurufnya adalah
sebagaimana berikut ini :
nun sukun sebab idghom bigunnah, iqlab, dan ikhfa’ haqiqi ِمنْ قَ ْب ِل