Anda di halaman 1dari 4

Kesehatan Maritim.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kesehatan Maritim salah satu kepentingan yang sangat utama didunia pelayaran mengingat
bahwa kapal sebagai sarana transportasi baik yang akan menghubungkan antar daerah disatu
sisi maupun yang akan menghubungkan antar negara disisi yang lain.
Oleh karena sebegitu pentingnya menjaga sistem transportasi maritim ini untuk kehidupan
dunia
agar selalu terkontrol dan terjaga dengan baik perundangan yang mengatur perihal itu juga
dilengkapi oleh masing2 negara pelabuhan ( Port State ) maupun secara Global melalui aturan
yang diterbitkan oleh WHO sebagai perpanjangan tangan dari UN.
untuk pengaturan di Indonesia,pemerintah mengacu kepada Undang2 no.6 Tahun 2018
Tentang Karantina Kesehatan.
Pengaturan secara Internasional mengacu kepada International Health Regulation 1969.
Tujuan utama dari kedua perundangan ini adalah untuk mencegah jangan sampai terjadi
perpindahan atau penyebaran wabah penyakit menular berbahaya maupun penyakit Epidemik
lainnya,termasuk penyebaran dan pengendalian hama yaitu dengan jalan membasmi serangga,
penyebar penyakit diatas kapal.
Pemberian Maritime Decleration Of Health atau Deklarasi Kesehatan Maritim oleh Nakhoda
Kapal kepada pejabat yang berkepentingan diPelabuhan tujuan ,diatur dalam aturan Nasional
maupun aturan Internasional yang disebut diatas.
Pada Deklarasi Kesehatan Maritim mempunyai beberapa istilah yang diartikan sbb:
1 . Kedatangan kapal adalah sebuah kapal dari perairan luar yang baru tiba dipelabuhan.
2 . Bagasi adalah barang pribadi dari para pelayar.
3 . Kontainer adalah peti kemas sebagai wadah barang muatan yang akan dikirim melalui kapal.
4 . Awak kapal adalah semua orang yang bekerja diatas kapal yang sudah disijilkan.
5 . Penyakit2 yang masuk dalam aturan Maritim adalah semua penyakit yang dikategorikan
harus dikarantina ,seperti kolera,demam kuning dan wabah berbahaya lainnya.
6 . Pengendalian hama adalah tindakan yang dilakukan untuk membasmi serangga penyebar
penyakit yang terdapat dalam kapal.
7 . Wabah penyakit adalah suatu penyebaran penyakit yang tercantum dalam aturan disuatu
daerah tertentu.
8 . Penandaan bebas penyakit ( free pratique ) adalah ijin yang diberikan pada kapal untuk
dibolehkan memasuki suatu pelabuhan setelah memenuhi aturan kesehatan atau karantina.
9 . Administrator Kesehatan adalah suatu badan pemerintah yang bertanggung jawab pada
kesehatan disuatu wilayah.
10.Kantor Kesehatan Pelabuhan ( KKP ) adalah otoritas yang secara langsung bertanggung
jawab dalam yurisdiksinya untuk tindakan kesehatan sesuai dengan yang diijinkan atau
ditentukan oleh peraturan terkait.
11.Orang yang terinfeksi adalah orang yang menderita suatu penyakit yang masuk dalam
aturan
Deklarasi Kesehatan Maritim.
12.Karantina adalah suatu keadaan atau kondisi dimana dilakukan tindakan yang diterapkan
oleh otoritas kesehatan kepada sebuah kapal atau barang muatan dalam rangka mencegah
terjadinya penyebaran penyakit.

13.Pelayaran Internasional adalah apabila kapal melayari lintas perairan antar negara.
14.Isolasi adalah apabila dilakukan pemisahan terhadap seorang atau sekelompok orang dari
orang lain kecuali petugas kesehatan yang sedang melaksanakan tugasnya dalam rangka
mencegah terjadinya penyebaran penyakit.
15.Pengujian kesehatan adalah kegiatan yang meliputi pemeriksaan medis kekapal atau
muatan
kapal dan pemeriksaan pendahuluan terhadap orang2 termasuk pemeriksaan sertipikat
Vaksinasi selain dari pemeriksaan berkala terhadap kapal untuk memastikan memastikan
kebutuhan deratting sebuah kapal.
16.Kapal adalah kapal yang melayari perairan Internasional ataupun perairan domestik.
17.Tersangka/orang yang dicurigai adalah orang yang sudah ditetapkan oleh otoritas kesehatan
mengidap suatu penyakit yang tergolong dalam peraturan ini dan dikuatirkan dapat menye
barkan wabah penyakit yang diidap orang tersebut.
18.Sertipikat yang berlaku adalah dokumen yang masih berlaku yang diterbitkan oleh otoritas
kesehatan sesuai model dan aturan seperti yang dtetapkan oleh perundangan yg berlaku.

Otoritas kesehatan pelabuhan mempunyai kewenangan untuk melakukan semua tindakan agar
dapat mengontrol kotoran buangan dari kapal dan menolak semua buangan dari kapal yang me
mungkinkan terjadinya kontaminasi terhadap perairan dipelabuhan,sungai dan selat.
Hal ini dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya penyebaran penyakit yang terbawa oleh
sebuah kapal yang baru tiba dari pelayarannya.
( Pasal 26 International Health Regulation 1969 atau Pasal 19 ayat 1 Undang2 no.6 Thn 2018.)

Kapal Laut yang tidak terinfeksi atau dicurigai terinfeksi penyakit yang tercantum pada aturan
ini ataupun penyakit Epidemik lainnya,tidak boleh ditolak oleh otoritas kesehatan pelabuhan,
khususnya bagi kapal yang akan melakukan aktifitas bongkar muat barang,bunker bbm ataupun
bunker air tawar kecuali jika terjadi keadaan darurat yang dapat menjadi bahaya serius bagi
kesehatan orang dikapal tersebut.

Otoritas kesehatan pelabuhan dapat mengambil tindakan2 dalam rangka melakukan peng
awasan terhadap setiap pembuangan kotoran yang tercantum dalam Annex IV Marpol 73/78
dan melakukan tindakan tertentu agar tidak terjadi kontaminasi diperairan kapal berada.

Nakhoda kapal wajib menjelaskan kepada Syahbandar sejauh yang memungkinkan sebelum
kapal tiba diPelabuhan akan setiap hal adanya wabah penyakit dikapal untuk kepentingan
pasien dan otoritas kesehatan serta mempersiapkan perijinan kepada kapal tersebut .

Setiap kapal yang terjangkit wabah penyakit termasuk penyakit kolera dan demam kuning,
Nakhoda kapal harus mengikuti semua instruksi yang dikeluarkan oleh otoritas kesehatan
pelabuhan seperti yang tertuang dalam Perundangan Nasional maupun Internasional dalam
rangka menjaga pelabuhan agar tidak dijangkiti wabah ataupun penyakit tersebut.
Setiap awak kapal disyarat oleh International Health Regulation 1969 mempunyai Buku
Kesehatan ( Health Book ) yang berisi keterangan hasil pemeriksaan oleh dokter yang
menyatakan awak kapal tersebut dalam keadaan sehat dan bugar dan siap untuk melakukan
pekerjaan/tugas2nya dikapal.
Dokter dan Rumah Sakit yang melakukan dan tempat pemeriksaan awak kapal harus sesuai
dengan daftar yang telah diterbitkan oleh pemerintah di-masing2 negara.

Dalam keadaan memaksa Otoritas Pelabuhan melalui masukan saran dari Kantor Kesehatan
Pelabuhan dapat menerapkan pasal 19 ayat 1 Undang Undang no.6 Tahun 2018 Tentang
Karantina Kesehatan yaitu melakukan Status Karantina terhadap kapal itu.
Nakhoda dan kapalnya baru dapat kembali melakukan aktifitasnya apabila dinyatakan
berdasarkan hasil pemeriksaan dan evaluasi kapal sudah dalam keadaan bersih dan aman
serta bebas dari wabah oleh pejabat Karantina Kesehatan diPelabuhan itu.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-

Tugas Kelompok Klas.

1.Sebutkan dasar hukum dari Kesehatan Maritim Internasional dan Kesehatan Maritim
Nasional.

2.Perundangan Nasional Kesehatan Maritim memberikan kewenangan kepada otoritas-


pelabuhan melalui masukan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan untuk melakukan
Karantina terhadap kapal yang memasuki pelabuhannya apabila dari hasil pemeriksaan ter
nyata kapal terpapar wabah penyakit menular yang membahayakan.
Jelaskan apa yang dimaksut dengan melakukan karantina terhadap sebuah kapal.

3.Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara Karantina dan Isolasi apabila mengacu kepada
Kesehatan Maritim.

4.Sebuah kapal yang baru tiba dipelabuhan pertama dari pelayaran Internasionalnya akan
mendapatkan pemeriksaan paling awal dari petugas Kesehatan Pelabuhan.
Jelaskan apa yang diperiksa oleh petugas tersebut dan kapan serta penandaan apa yang
diberikan kepada kapal, pada saat kapal diijinkan memasuki pelabuhan.

5.Sebutkan Produk WHO yang diwajibkan dimiliki oleh semua awak kapal pada saat dia
berlayar disebuah kapal. Jelaskan bagaimana cara memprolehnya dan apa yang tertera
di Dokumen itu.
-------------------------------------------Selamat Mengerjakan-----------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai