Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi umat manusia,

Sekaligus sebagai bukti factual fenomenal,yang bahwasanya pendidikan itu tidak


hanya akan berhenti pada satu generasi melainkan akan terus berkesinambungan
mulai dari generasi lampau, generasi kini sampai generasi mendatang. Pendidikan
merupakan sarana untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan Negara, dengan
pendidikan yang bermutu akan tercipta sumber daya manusia yang berkualitas.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan setiap


jenjang penddidikan yang juga factor pendukung untuk tercapainya mutu
pendidikan yang baik. Matematika merupakan ilmu yang membahas pola atau
keteraturan .matematika dapat dilihat sebagai bahasa yang menjelaskan tentang
pola, baik pola di alam maupun pola yang ditemukan melalui pikiran. Pola-pola
tersebut bisa berbentuk real (nyata) maupun berbentuk imajinasi,dapat dilihat
atau dapat dalam bentuk mental,statis atau dinamis,kualitatif, asli berkait dengan
kehidupan nyata sehari-hari.

Pada masa-masa lalu dan mungkin juga sampai detik ini, tidak sedikit
orangtua dan orang awam yang beranggapan bahwa matematika dapat
digunakan untuk memprediksi keberhasilan seseorang. Menurut mereka, jika
seorang siswa berhasil mempelajari matematika dengan baik maka ia diprediksi
akan berhasil juga mempelajari mata pelajaran lain.Begitu juga sebaliknya,
seorang anak yang kesulitan mempelajari matematika akan kesulitan juga
mempelajari mata pelajaran lain. Peran penting matematika diakui Cockcroft
(dalam http://www.scribd.com/doc/38448523/Apa-Dan-Mengapa-Matematika-
Itu-Penting) bahwa : “It would be very difficult-perhaps impossible-to live a
normallife in very many parts of the world in the twentieth century without
making use of mathematics of some kind.” Artinya akan sangat sulit atau tidaklah
mungkin bagi seseorang untuk hidup dibagian bumi ini pada abad ke-20 ini tanpa
sedikitpun memanfaatkan matematika.

Rendahnya kualitas pendidikan tersebut disebabkan oleh banyak factor.

Faktor –faktor dalam pendidikan yang berpengaruh terhadap kualitas pendidikan


meliputi guru,siswa,kurikulum,alat(media pembelajaran) dan sumber belajar,

Materi, metode maupun alat evaluasi saling bekerjasama untuk mewujudkan


proses belajar yang kondusif. Sejauh ini proses pembelajaran di sekolah masih
didominasi oleh sebuah paradigm yang menyatakan bahwa sebuah pengetahuan
(knowledge) merupakan perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Di samping itu,

Situasi kelas sebagian besar masih berfokus pada guru(teacher) sebagai sumber
utama pengetahuan, serta penggunaan metode ceramah sebagai pilihan utama
strategi belajar mengajar. Salah satunya dengan mengembangkan pendekatan,

Strategi, model,dan metode pembelajaran yang sudah ada. Hal ini sesuai dengan
fakta bahwa mayoritas proses belajar mengajar di Indonesia masih menggunakan
metode konvensional yaitu masih terbatas pada teacher oriented.

Dalam pembelajaran matematika perlu ditekankan tentang pemahaman


konsep.Pemahaman siswa terhadap berbagai konsep dan prinsip sangat berguna
untuk dapat memecahkan masalah secara maksimal. Memahami berarti
mengonstruksi sebuah format untuk mempresentasikan keadaan –keadaan dan
membangkitkan perubahan dari keadaan yang satu kekeadaan yang lain yang
didasari oleh aktivitas berfikir secara mendalam. Pemahaman adalah proses
pembangkitan makna dari sumber-sumber bervariasi misalnya melalui
pengamatan fenomena,membaca,mendengar,diskusi. Proses pemahaman
melibatkan penyadapan informasi baru dan mengintegrasikannya kedalam apa
yang telah diketahui untuk mengonstruksi makna baru.

Pada umumnya di sekolah-sekolah sering dijumpai siswa-siswa yang tidak


tertarik belajar matematika. Hal ini terjadi karena pada kenyataannya dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika, metode pembelajaran yang ditetapkan
masih konvensional yaitu masih terpusat pada guru. Hal yang sama seperti
dikemukakan oleh Erman Suherman (http://educare.e-fkipunla.net): “Konon
dalam pelaksanaan pembelajaran matematika sekarang ini pada umumnya guru
masih menggunakan metode konvensional yaitu guru masih mendominasi
kelas,siswa pasif(dating,duduk,nonton,berlatih,…….,dan lupa). Guru
memberitahukan konsep, siswa menerima bahan jadi. Demikian juga dalam
latihan, dari tahun ketahun soal yang diberikan adalah soal-soal yang itu-itu juga
dan tidak bervariasi.untuk mengikuti pembelajaran disekolah,kebanyakan siswa
tidak siap terlebih dahulu dengan membaca bahan yang akan dipelajari,siswa
dating tanpa bekal pengetahuan seperti membawa wadah kosong.

Anda mungkin juga menyukai