Anda di halaman 1dari 10

STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

Volume 7, Nomor 3, November 2019

Journal homepage : http://ojs.uho.ac.id/index.php/stabilita_jtsuho

ANALISIS KINERJA PELABUHAN BUNGKUTOKO KENDARI


TERHADAP TINGKAT PENGGUNAAN LAPANGAN PENUMPUKAN
(YOR)

1
Muh. Thahir Azikin, 2 Ahmad Syarif Sukri, 3 Andriyani, 4 Ikhwan Maulana Hatta
1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo Kendari
2
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo Kendari
3
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo Kendari
4
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo Kendari

Koresponden Author : thahir.azikin@uho.ac.id

Info Artikel ABSTRAK


Diajukan : 22 Oktober 2019 Kinerja pelabuhan merupakan ukuran performa operasional yang dapat dicapai
Diperbaiki : 12 November 2019
oleh suatu pelabuhan dalam melayani pengguna jasa kepelabuhanan. Pelabuhan
Disetujui : 14 November 2019
Bungkutoko Kendari terletak di Kelurahan Bungkutoko, Kecamatan Abeli, Kota
Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, diresmikan pada Mei 2016 dan dibangun untuk
mengalihkan seluruh aktivitas dari pelabuhan peti kemas Kendari. Pelabuhan
Bungkutoko dilengkapi dengan beberapa fasilitas diantaranya dermaga sepanjang 185
meter dan lapangan penumpukan peti kemas seluas 2,71 Ha. Pertumbuhan arus kapal
dan peti kemas cenderung meningkat dari tahun ke tahunnya, yaitu pada tahun 2013
ketika masih beroperasi pada pelabuhan peti kemas kendari sebanyak 214 kapal dan
70363 box menjadi 235 kapal dan 74497 box. Kapasitas pelayanan tak mengalami
perubahan baik ditahun 2013 maupun 2018 yaitu sebanyak 12 box/jam. Perlu dianalisis
kemampuan pelabuhan dalam melayani arus kapal dan peti kemas pada tahun-tahun
mendatang. Studi dilakukan dengan menganalisis kinerja pelabuhan yang ditunjukkan
oleh Yard Occupancy Ratio (YOR) atau tingkat pemakaian lapangan penumpukan,
berdasarkan arus kunjungan kapal dan peti kemas serta kinerja pelabuhan. Indikator
kinerja pelabuhan digunakan untuk mengukur sejauh mana fasilitas utilitas dan sarana
penunjang dapat dimanfaatkan secara intensif. Hitungan dilakukan dengan
memperkirakan arus kapal dan peti kemas pada 10 tahun mendatang (2019-2028).

Kata Kunci : YOR, Kinerja Pelabuhan, Peti Kemas.

ABSTRACT
Port performance is the measure of operational performance that can be achieved
by a port in serving of port services users. Bungkutoko Port Kendari located in
Bungkutoko Village, Abeli Sub-District, Kendari City, Province of Southeast Sulawesi,
was inaugurated in May 2016 and was built to divert all activities from Kendari
Container Port. Bungkutoko Port is equipped with several facilities including a 185
meter pier and 2.71 Ha container yard. The growth of ship and container flows tends
to increase from year to year, previously in 2013 when it was still operating at the
Kendari container port with 214 ships and 70363 boxes becoming 235 ships and 74497
boxes. Service capacity has not changed either in 2013 or 2018, which is 12 boxes/hour.
It is necessary to analyze the ability of the port in serving the flow of ships and
containers in the coming years. This study was carried out by analyzing the
performance of the port indicated by the Yard Occupancy Ratio (YOR), depends of
from the amount of ship and container fliws and port performance. Port performance
indicators are used to measure the extent to which dock facilities and supporting
facilities can be used intensively. The calculation is done by estimating the flow of ships
and containers in the next 10 years (2019-2028).

Keywords : YOR, Port Performance, Container.

267
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 3, November 2019

Halaman ini sengaja di kosongkan

268
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 3, November 2019

PENDAHULUAN CYOR. Untuk mengukur produktivitas terminal


petikemas dapat dinilai dengan melihat
Pelabuhan adalah salah satu titik simpul produktivitas kerja alat bongkar muat
pertemuan antar moda darat dan moda laut. Oleh (Box/Crane/Hour) maupun kemampuan alat untuk
sebab itu pelabuhan memegang peranan yang menangani arus petikemas pertahunnya.
sangat penting sebagai pintu gerbang keluar Sedangkan indikator operasional merupakan
masuknya kapal dan distribusi barang dari suatu penilaian kinerja dengan melihat besarnya lalu-
negara atau wilayah ke negara atau wilayah lain. lintas barang (daya lalu) fasilitas pelabuhan dalam
Pengiriman barang dengan menggunakan peti periode waktu tertentu.
kemas (container) telah banyak dilakukan, dan Untuk memperkirakan arus kapal dan arus
volumenya terus meningkat dari tahun ke tahun. bongkar muat peti kemas digunakan asumsi bahwa
Beberapa pelabuhan terkemuka telah mempunyai pertumbuhan arus kunjungan kapal serta arus
fasilitas- fasilitas pendukungnya yang berupa bongkar muat barang menunjukkan suatu
terminal peti kemas seperti Pelabuhan Tanjung keteraturan dan tidak memperhitungkan faktor-
Priok, Tanjung Emas, Tanjung Perak, Belawan dan faktor lain seperti krisis ekonomi sehingga
Makassar (Triatmodjo, 2011). kemungkinan besar laju pertumbuhan yang sama
Kinerja pelayanan pelabuhan peti kemas akan dialami dimasa mendatang (Alfin, 2015).
terdiri dari beberapa indikator yang dapat Berdasarkan asumsi tersebut dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok indikator: diperkirakan arus kunjungan kapal dan bongkar
indikator utilitas; indikator produktivitas; dan muat barang dengan metode regresi linier namun
indikator operasional. jika arus kapal dan barang mengalami
Pelabuhan Bungkutoko diresmikan pada ketidakteraturan dapat digunakan regresi
tahun 2016 dan dibangun untuk melayani seluruh eksponensial atau regresi polynomial.
aktivitas dari Pelabuhan peti kemas Kendari. Data jumlah kunjungan kapal dan B/M peti
Pelabuhan Bungkutoko berfungsi sebagai pintu kemas di pelabuhan diberikan dalam Tabel 1 yang
gerbang utama perekonomian Sulawesi Tenggara nilainya cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
dalam moda transportasi laut dan masuk wilayah Gambar 1 menunjukkan dermaga di pelabuhan.
kerja PT. Pelindo IV (Persero) yang berkantor
Pusat di Makassar. Fasilitas dan data pelayanan Tabel 1. Jumlah kunjungan kapal dan peti kemas
berupa dermaga sepanjang 185 meter yang terdiri Arus Kapasitas
Arus peti
dari 1 tambatan, lapangan penumpukan petikemas Tahun kapal B/M
kemas (Box)
seluas 2,71 Ha dengan lama waktu petikemas (unit) (Box/Jam)
tersimpan di lapangan penumpukan selama 3 hari, 2013 214 70363 12
hari kerja selama 365 hari/tahun dengan jam kerja 2014 231 70663 12
24 jam/hari dan peralatan yang masing-masing 2015 206 65767 12
terdiri crane darat sebanyak 1 unit, forklift terdiri
2016 240 77358 12
dari 3 unit dan reach stacker dengan kapasitas
2017 225 70495 12
produksi sebesar 12 box/jam dan dan jam kerja
peralatan selama 6570 jam/tahun. 2018 235 74497 12
Sumber : PT. Pelindo IV (Persero) Cabang Kendari, 2019
KAJIAN PUSTAKA

Kinerja pelabuhan dapat digunakan untuk


mengetahui tingkat pelayanan pelabuhan, yang
tergantung pada waktu pelayanan kapal selama
berada di pelabuhan. Kinerja pelabuhan yang
tinggi menunjukkan bahwa pelabuhan dapat
memberikan pelayanan yang baik (Triatmodjo,
2011).
Penilaian indikator Kinerja utilitas
pelabuhan dilakukan untuk melihat mengenai
sejauh mana fasilitas dermaga dan sarana
penunjang dimanfaatkan secara intensif. Kriteria
Gambar 1. Pelabuhan Bungkutoko Kendari
penilaian ini meliputi penilaian BOR, BTP, dan Sumber: Dokumentasi, 2018

269
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 3, November 2019

a) Kurang dari 20 peti kemas/jam : 12%.


b) 21 - 25 peti kemas/jam : 39%.
c) 26 - 30 peti kemas/jam : 33%.
d) 31 - 35 peti kemas/jam : 14%.
e) lebih dari 35 peti kemas/jam : 10%.

 Throughput capacity GC
TcGC = V1 x t1 box/GC/jam
 Kapasitas terpasang
KTGC = TcGC x n1 box/tahun

2) Forklift (FL)
Variabel yang berpengaruh di dalam
Gambar 2. Pelabuhan Bungkutoko Kendari
Sumber: Dokumentasi, 2018
menentukan kapasitas Forklift (FL) adalah
a) Jumlah RTG : n2 unit.
Kinerja Peralatan Penanganan Peti Kemas b) Kecepatan pelayanan : V2 box/FL/jam.
c) Waktu kerja dalam satu tahun : t2 jam.
Bongkar muat di terminal peti kemas
membutuhkan peralatan seperti quai gantry crane Dari variabel di atas dapat dihitung
(GC), rubber tyred gantry crane (RTG) atau throughput alat :
transteiner, straddle carrier, head truck dan  Throughput capacity FL
chassis, top loader, fork lift, side loader. Kapasitas TcFL = V2 x t2 box/FL/jam
terpasang peralatan tergantung pada jumlah alat,  Kapasitas terpasang
kecepatan pelayanan, dan jam kerja. KTFL = TcFL x n2 box/tahun

1) Crane Darat (GC) 3) Reach Stacker (RS)


Variabel yang berpengaruh di dalam Variabel yang berpengaruh di dalam
menentukan kapasitas crane darat (GC) adalah : menentukan kapasitas Reach Stacker (RS) adalah :
a) Jumlah gantry crane : n1 unit. a) Jumlah RTG : n3 unit.
b) Kecepatan pelayanan : V1 box/GC/jam. b) Kecepatan pelayanan : V3 box/RS/jam.
c) Waktu kerja dalam satu tahun : t1 jam. c) Waktu kerja dalam satu tahun : t3 jam.

Dari variabel di atas dapat dihitung Dari variabel di atas dapat dihitung
throughput alat : throughput alat :
Service time adalah waktu pelayanan kapal  Throughput capacity RS
di tambatan, yang terdiri dari operating time TcRS = V3 x t3 box/RS/jam
(waktu efektif untuk bongkar muat barang) dan not  Kapasitas terpasang
operating time . Operating time tergantung pada KTRS = TcRS x n3 box/tahun
produktifitas peralatan bongkar muat. Produktifitas
tergantung pada jenis alat bongkar muat dan Lapangan Penumpukan Peti Kemas (Container
keterampilan operator, yang berbeda antara Yard)
pelabuhan yang satu dengan yang lain. Not Lapangan penumpukan digunakan untuk
operating time adalah waktu tidak produktif menempatkan peti kemas yang akan di muat ke
karena operator istirahat, pengurusan administrasi, kapal atau setelah dibongkar dari kapal, baik yang
menunggu buruh serta waktu menunggu untuk berisi muatan ataupun peti kemas kosong. Gambar
lepas tambat kapal. Pada terminal peti kemas, 2 Menunjukkan lapangan penumpukan petikemas.
bongkar muat barang dilakukan dengan quai
gantry crane yang produktifitasnya sangat
bervariasi pada pelabuhan yang berbeda. Survei
yang telah dilakukan pada 671 gantry crane di
pelabuhan di seluruh dunia memberikan hasil
berikut (Thoresen, 2003) :

270
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 3, November 2019

METODOLOGI

Lokasi dari penelitian ini secara geografis


terletak pada pada 03º 58’ 41” LS dan 122º 36’ 31”
BT berada di Kelurahan Bungkutoko, Kecamatan
Abeli, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Adapun
tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan yaitu
berupa pengumpulan data di lokasi penelitian baik
berupa observasi langsung, tanya jawab dengan
pihak terkait dan pengambilan dokumentasi
dengan sumber data dokumen dan laporan dari
instansi terkait . Metode analisis yang digunakan
metode analisis komparatif kualitatif dengan
Gambar 3. Lapangan Penumpukan Peti Kemas berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif atas data
Pelabuhan Bungkutoko sekunder maupun primer kemudian diolah
Sumber: Dokumentasi, 2018 menggunakan aplikasi Microsoft Excel.
Luas lapangan penumpukan peti kemas HASIL DAN ANALISIS
dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Prediksi Arus Kapal dan B/M Peti Kemas
A = ( ) …...... (1) Kemampuan terminal peti kemas pada
tahun-tahun yang akan datang dilakukan dengan
dimana : memperkirakan arus kapal dan arus peti kemas
A = Luas lapangan penumpukan peti kemas untuk 10 tahun mendatang. Perkiraan dilakukan
yang diperlukan (m2, Ha); dengan menggunakan analisis regresi, yang dalam
T = Arus peti kemas per tahun (box, TEUs); hal ini menggunakan software Excel. Adapun data
D = Dwelling time atau jumlah hari rerata peti yang digunakan merupakan data 6 tahun terakhir
kemas tersimpan di lapangan (2013-2018). Gambar 4 adalah hasil regresi untuk
penumpukan; arus kapal dan arus peti kemas, yang mempunyai
Sf = Stowage factor yaitu luasan yang bentuk persamaan berikut ini.
dibutuhkan untuk 1 peti kemas (29 m²); Untuk perhitungan tahun 2017 digunakan
Sth = Tinggi tumpukan peti kemas; luas lapangan penumpukan pelabuhan Bungkutoko
Bs = Broken stowage yaitu luasan yang hilang sedangkan luas terpakai untuk lapangan peti kemas
karena adanya jalan atau jarak antara peti pada saat ini.
kemas di lapangan penumpukan, yang
tergantung pada system penanganan peti  Meratus 1 = 81,30 m x 81,40 m = 6617,82 m².
kemas, nilainya sekitar 40 – 50%.  Meratus 2 = 80, m x 38,5 m = 3080,18 m².
 Campuran (tidak sepenuhnya terpakai) =
HIPOTESIS 107,52 m x 162,52 m = 17.474,15 m².
 Luas peruntukkan = 6617,82 m² + 3080 m² +
Kinerja pelabuhan dilihat dari tingkat 17.474,15 m² = 2,71 Ha
pemakaian lapangan penumpukan dapat
mengimbangi arus peti kemas. Berikut hasil perhitungan kebutuhan CY
dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Perhitungan kebutuhan CY 2013-2018


Arus Peti Kemas Dt Stowage Stacking
Tahun A (Ha) CYOR (%)
(Box) (Hari) Factor Height
2013 70363 3 29 4 0,70 84,88
2014 70663 3 29 4 0,70 85,24
2015 65767 3 29 4 0,65 79,33
2016 77358 3 29 4 0,77 93,31
2017 70495 3 29 4 0,70 77,50
2018 74497 3 29 4 0,74 81,90
Sumber : Data sekunder dan diolah, 2019

271
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 3, November 2019

Ha. Jadi dapat disimpulkan bahwa luas CY yang


Proyeksi Tingkat Pemakaian tersedia masih mampu menagani arus peti kemas
Lapangan Penumpukan begitupun pada tahun 2017 – 2018 pada pelabuhan
100
Bungkutoko didapatkan hasil sebesar 0,70 dan 0,74
90
Ha sedangkan luas yang tersedia sebesar 2,71 Ha
CYOR (%)

begitupun juga nilai CYOR masih memenuhi


80
standar dirjen perhubungan laut dikisaran
70
60% – 70%.
60
Dalam kinerja produktivitas yang ditinjau
50 kemampuan peralatan peti kemas untuk menangani
2012 2014 2016 2018 2020
arus bongkar muat peti kemas pada tahun tersebut.
Tahun Perhitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui
kapasitas dan kebutuhan dari peralatan peti kemas.
ketetapan tingkat pemakaian
Kapasitas Produksi Peralatan Petikemas
Gambar 4. Proyeksi Tingkat Pemakaian Lapangan
Adapun peralatan yang ditinjau pada
Penumpukan
Sumber: Data sekunder dan diolah, 2019 pelabuhan yaitu crane darat, forklift dan reach
stacker, dengan kecepatan penanganan sebesar 12
Dari hasil perhitungan dapat dilihat luas CY box/jam dan jam kerja peralatan 1 tahun yaitu 6570
yang dibutuhkan pada tahun 2013 – 2016 masing- jam. Adapun kapasitas produksi peralatan dapat
masing sebesar 0,70 Ha, 0,70 Ha, 0,65 Ha, dan 0,77 dilihat pada tabel 3.
Ha, sedangkan luas CY yang tersedia sebesar 2,47

Proyeksi Kunjungan Kapal Proyeksi Arus Peti kemas


300 150000
Kapal (Unit)

250 125000
B/M (Box)

200 100000
150 75000
100 50000
2011

2013

2015

2017

2019

2021

2023

2025

2027

2029

2011
2013
2015
2017
2019
2021
2023
2025
2027
Tahun Tahun 2029

Gambar 5. Proyeksi arus kunjungan kapal dan peti kemas


Sumber : Data sekunder dan diolah, 2019

Tabel 3. Kapasitas Terpasang Peralatan Peti Kemas


Kapasitas
Jumlah Jam kerja Arus Peti
Tahun Peralatan Terpasang Keterangan
unit alat Kemas (Box)
(Box)
Crane Darat 3 6570 236520 Memenuhi
2013 Forklift 2 6570 70363 157680 Memenuhi
Reach Stacker 3 6570 236520 Memenuhi
Crane Darat 3 6570 236520 Memenuhi
2014 Forklift 2 6570 70663 157680 Memenuhi
Reach Stacker 3 6570 236520 Memenuhi
Crane Darat 3 6570 236520 Memenuhi
2015 Forklift 2 6570 65767 157680 Memenuhi
Reach Stacker 3 6570 236520 Memenuhi
Crane Darat 3 6570 236520 Memenuhi
2016 Forklift 2 6570 77358 157680 Memenuhi
Reach Stacker 3 6570 236520 Memenuhi

272
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 3, November 2019

Kapasitas
Jumlah Jam kerja Arus Peti
Tahun Peralatan Terpasang Keterangan
unit alat Kemas (Box)
(Box)
Crane Darat 1 6570 78840 Memenuhi
2017 Forklift 3 6570 70495 236520 Memenuhi
Reach Stacker 3 6570 236520 Memenuhi
Crane Darat 1 6570 78840 Memenuhi
2018 Forklift 3 6570 74497 236520 Memenuhi
Reach Stacker 3 6570 236520 Memenuhi
Crane Darat 1 6570 78840 Memenuhi
2019 Forklift 3 6570 76474 236520 Memenuhi
Reach Stacker 3 6570 236520 Memenuhi
Crane Darat 1 6570 78840 Tidak Memenuhi
2020 Forklift 3 6570 78901 236520 Memenuhi
Reach Stacker 3 6570 236520 Memenuhi
Crane Darat 1 6570 78840 Tidak Memenuhi
2021 81709
Forklift 3 6570 236520 Memenuhi
Reach Stacker 3 6570 236520 Memenuhi
Crane Darat 1 6570 78840 Tidak Memenuhi
2023 Forklift 3 6570 88465 236520 Memenuhi
Reach Stacker 3 6570 236520 Memenuhi
Crane Darat 1 6570 78840 Tidak Memenuhi
2024 Forklift 3 6570 92413 236520 Memenuhi
Reach Stacker 3 6570 236520 Memenuhi
Crane Darat 1 6570 78840 Tidak Memenuhi
2025 Forklift 3 6570 96741 236520 Memenuhi
Reach Stacker 3 6570 236520 Memenuhi
Crane Darat 1 6570 78840 Tidak Memenuhi
2026 Forklift 3 6570 101450 236520 Memenuhi
Reach Stacker 3 6570 236520 Memenuhi
Crane Darat 1 6570 78840 Tidak Memenuhi
2027 Forklift 3 6570 106538 236520 Memenuhi
Reach Stacker 3 6570 236520 Memenuhi
Crane Darat 1 6570 78840 Tidak Memenuhi
2028 Forklift 3 6570 112308 236520 Memenuhi
Reach Stacker 3 6570 236520 Memenuhi
Sumber : Data sekunder dan diolah, 2019

Dari tabel diatas ada perbedaan jumlah alat Lapangan Penumpukan Peti Kemas (Container
pada pelabuhan petikemas kendari dan pelabuhan Yard)
peti kemas Bungkutoko dimana pada tahun 2020 Adapun kebutuhan lapangan CY dapat
crane darat sudah tidak memenuhi lagi untuk dilihat pada tabel 4. Dengan peti kemas disusun
menangani kebutuhan arus b/m petikemas. setinggi 4 susun dan dwelling time selama 3 hari.

Tabel 4. Kebutuhan Luasan Container Yard Petikemas

b/m DT D Sf Bs A Eksisting CYOR


Tahun Sth Keterangan
(box) (hari) (Hari) (m³) (%) (Ha) (Ha) (%)

2013 70363 3 365 29 4 40 0,70 2,47 84,88 Memenuhi


2014 70663 3 365 29 4 40 0,70 2,47 85,24 Memenuhi
2015 65767 3 365 29 4 40 0,65 2,47 79,33 Memenuhi
2016 77358 3 365 29 4 40 0,77 2,47 93,31 Memenuhi
2017 70495 3 365 29 4 40 0,70 2,71 77,50 Memenuhi
2018 74497 3 365 29 4 40 0,74 2,71 81,90 Memenuhi

273
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 3, November 2019

b/m DT D Sf Bs A Eksisting CYOR


Tahun Sth Keterangan
(box) (hari) (Hari) (m³) (%) (Ha) (Ha) (%)

2019 76474 3 365 29 4 40 0,76 2,71 84,08 Memenuhi


2020 78901 3 365 29 4 40 0,78 2,71 86,75 Memenuhi
2021 81709 3 365 29 4 40 0,81 2,71 89,83 Memenuhi
2022 84897 3 365 29 4 40 0,84 2,71 93,34 Memenuhi
2023 88465 3 365 29 4 40 0,88 2,71 97,26 Memenuhi
2024 92413 3 365 29 4 40 0,92 2,71 101,60 Tidak memenuhi
2025 96741 3 365 29 4 40 0,96 2,71 106,36 Tidak memenuhi
2026 101450 3 365 29 4 40 1,01 2,71 111,54 Tidak memenuhi
2027 106538 3 365 29 4 40 1,06 2,71 117,13 Tidak memenuhi
2028 112006 3 365 29 4 40 1,11 2,71 123,14 Tidak memenuhi
Sumber : Data sekunder dan diolah, 2019

Mulai tahun 2024 tingkat pemakaian DAFTAR PUSTAKA


lapangan penumpukan telah melebihi angka 100%
(terjadi penumpukan berlebih). Agar tingkat [1] Alfin. 2015. Kinerja Pelabuhan Peti Kemas
pemakaian memenuhi standar, maka dwelling time Kendari, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
perlu dikurangi dari 3 hari menjadi 2 hari atau Teknik, Universitas Halu Oleo.
dengan menambah luasan eksisting petikemas dari [2] Asiyanto, 2008. Metode Konstruksi Bangunan
2,71 Ha menjadi 3,5 Ha. Pelabuhan. Universitas Indonesia. UI Press.
[3] Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, 2011,
KESIMPULAN DAN SARAN Standar Kinerja Pelayanan Operasional
Pelabuhan.
Kesimpulan [4] Keputusan Menteri Perhubungan, KM52,
Tingkat pemakaian lapangan penumpukan 2004. Penyelenggaraan Pelabuhan
mulai tahun 2024 sudah tidak memenuhi standar Penyeberangan.
Ditjen Perhubungan Laut dikisaran angka 60%- [5] Kramadibrata, Soedjono. 2002. Perencanaan
70% karena nilai CYOR sudah melebihi angka Pelabuhan. Ganeca Exact. Bandung.
100% (terjadi penumpukan berlebih). [6] Lepinus, Tebiary, dkk, 2010, Analisis Kinerja
Kinerja produktivitas dimana arus B/M Fasilitas Pelabuhan Amahai Dalam Rangka
2019-2028 dapat dilihat bahwa mulai tahun 2020 Memenuhi Kebutuhan Kawasan
crane darat sudah tidak memenuhi untuk Pengembangan Ekonomi Terpadu Pulau
menangani kebutuhan arus B/M sebesar 78901 box Seram, Program Pascasarjana Teknologi
sedangkan kapasitas produksi crane darat sebesar Kelautan, FTK-ITS, Surabaya.
78840 box sedangkan forklift (236520 box) dan [7] Mardika, Gilang Indra, dkk, 2017, Kajian
reach staker (236520 box) masih memenuhi untuk Layanan dan Utilitas Dermaga Peti Kemas
menangani arus B/M. Pelabuhan Panjang Lampung, Departemen
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Saran Universitas Diponegoro, Semarang.
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu [8] Pelindo IV (Persero) Cabang Kendari, 2019
meningkatkan produktivitas bongkar muat peti Dokumen Perusahaan.
kemas dari 12 box/jam ketingkat yang lebih tinggi [9] Triatmodjo, Bambang. 2011. Analisa
lagi, mengurangi dwelling time peti kemas dari 3 Kapasitas Pelayanan Terminal PetiKemas
hari menjadi 2 hari atau dengan menambah luasan Semarang. Seminar Nasional-1 BMPTSSI,
eksisting lapangan penumpukan petikemas dari Medan.
2,71 Ha menjadi 3,5 Ha. [10] Triatmodjo, Bambang. 2010. Perencanaan
Pelabuhan.: Beta Offset. Yogyakarta.

274
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 3, November 2019

[11] UNCTAD (United Nation Conference on [14] Thoresen, CA., 2003, Port Designer’s
Trade and Development), Operating and Handbook: Recommendations and
Maintenance Feature of Container Handling Guidelines, Thomas Telford, London.
Systems. [15] Wibowo, Harmaini, 2010, Analisis Faktor-
[12] UU Republik Indonesia No. 2. 1992. faktor yang Mempengaruhi Waktu Tunggu
Pelayaran. Kapal Di Pelabuhan Tanjung Emas, Program
[13] Sinaga, Boyma P, dkk, 2014 Kajian Berth Pascasarjana, Magister Teknik Sipil,
Occupancy Ratio di Dermaga Pelabuhan Universitas Diponegoro, Semarang.
Penyebrangan Sibolga dan Kaitannya [16] Widyarti, Doris Ade, dkk, 2017 Analisis Berth
Dengan Perkembangan Pelabuhan, Occupancy Ratio (BOR) Untuk Memenuhi
Departemen Teknik Sipil, Universitas Standar Utilitas Perhubungan Laut Pada
Sumatera Utara, Medan. Dermaga B Curah Cair Pelabuhan Dumai
Riau, Fakultas Teknik Universitas Riau,
Pekanbaru

275
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Civil Engineering
Volume 7, Nomor 3, November 2019

Halaman ini sengaja di kosongkan

276

Anda mungkin juga menyukai