LAPORAN
INTERIM DAN DRAFT FINAL REPORT
(LOKASI PELABUHAN TANA PASER/PONDONG)
PEKERJAAN
PAKET STUDI DETAIL ENGINEERING DAN DESAIN (DED) REHABILITASI
TRESTLE PELABUHAN TANA PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR,
TAHUN ANGGARAN 2019
PENDAHULUAN
DESRIPSI PEKERJAAN
Pelabuhan Tana Paser memiliki dermaga
sepanjang 170 m, diperuntukkan untuk proses
bongkar muat barang dan selanjutnya akan
digunakan juga untuk transportasi dari
Pelabuhan Tanah ke Pelabuhan Tana
Paser/Pondong. Berdasarkan surat Kepala
Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II
Tanah Paser Nomor UM.002/2/3/UPP-Tpr-19
Tanggal 13 Februari 2019 disebutkan bahwa
terjadi kerusakan pada trestle Pelabuhan Tana
Lokasi Pekerjaan :
Pelabuhan Tana
Paser. Oleh karena itu, diperlukan
Paser/Pondong, assessment menyeluruh.
Provinsi
Kalimantan TImur
Studi DED dalam rangka
pembangunan pelabuhan
laut memerlukan jangka
waktu pelaksanaan
Studi Detail Engineering selama 120 (seratus dua
dan Desain (DED) puluh) hari kalender
Rehabilitasi Trestle sesuai dengan jadwal
Pelabuhan Tana Paser terhitung sejak Surat
Perintah Mulai Kerja
Provinsi Kalimantan
(SPMK) ditandatangani.
Timur
PENDAHULUAN
Catatan :
Pertambangan
GAMBARAN UMUM PELABUHAN
Pelabuhan Pengumpul adalah pelabuhan
Sumber : Google Earth Pro yang fungsi pokoknya melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri, dalam jumlah
menengah dan sebagai tempat asal tujuan
penumpang dan/atau barang serta angkutan
penyeberangan dengan jangkauan
pelayanan antar provinsi.
Secara geografis Posisi Dermaga eksisting Pelabuhan Pondong Tana Paser berada pada koordinat 01o 48’ 12,5” LS
dan 116o 15’ 04,7” BT.
GAMBARAN UMUM PELABUHAN
Fasilitas Pokok dan Penunjang Pelabuhan Tana Paser/ Pondong
Spesifikasi Teknis
Tahun (3)
Dimensi
No. Nama Fasilitas (1) Dibangun (2) Elevasi (m)
(Panjang [m] Luas Tipe/ Jenis Konstruksi (4)
LWS)
[m2])
A. FASILITAS LAUT
2013 Deck on pile, lantai beton dengan
1 Dermaga Eksisting Segmen 1 (41,5mx15m) +5.00 m
tiang pancang baja
2011/ (58,5mx15m) + +5.00 m Deck on pile, lantai beton dengan
2 Dermaga Eksisting Segmen 2
2012 (30 mx7m) tiang pancang baja
2011/ +5.00 m Deck on pile, lantai beton dengan
3 Dermaga Eksisting Segmen 3 (30mx15m)
2012 tiang pancang baja
Dermaga Eksisting Segmen 4 +5.00 m Deck on pile, lantai beton dengan
4 1992-1998 (70mx8m)
(Dermaga lama) tiang pancang baja
(62mx4m) +5.00 m Deck on pile, lantai beton dengan
5 Trestle Segmen 1 1992-1998
+(50,4m2) tiang pancang Beton
(31mx4m) +5.00 m Deck on pile, lantai beton dengan
6 Trestle Segmen 2 1992-1998
+(22,425m2) tiang pancang Beton
(37mx4m) +5.00 m Deck on pile, lantai beton dengan
7 Trestle Segmen 3 1992-1998
+(25,425m2) tiang pancang Beton
(75 x4m) +5.00 m Deck on pile, lantai beton dengan
8 Trestle Segmen 4 1992-1998 +(48m2)+ tiang pancang Beton
(31,23m2)
9 Causeway 1992-1998 125 m x 6 m +5.00 m Gravity Wall
10 Talud Area Reklamasi 1992-1998 +5.00 m Gravity Wall
B. FSILITAS DARAT
B.1 Fasilitas Utama
1 Kantor Pelabuhan/Wilker 1998 23mx20m Permanen Konstruksi Beton
2 Rumah Dinas/Mess 1992 23mx20m Permanen Konstruksi Beton
3 Terminal Penumpang 2004 30m x 20m Permanen Konstruksi Beton
4 Terminal Barang (Gudang) 1998 30m x 20m Permanen Konstruksi Beton
5 Lapangan Penumpukan 2004 60m x 50m Perkerasan Beton
GAMBARAN UMUM PELABUHAN
Spesifikasi Teknis
N Tahu Barang
o n Bongkar (T/m3) Muat (T/m3) Sampai Tahun 2015
1 2011 48,615 38,332 di Pelabuhan Tana Paser
2 2012 48,039 84,830 /Pondong
3 2013 63,115 73,176 Masih ada aktifitas
4 2014 61,026 64,167 Bongkar Muat Contaner
5 2015 37,223 43,637
6 2016 45,679 103,396
Sumber : RIP Pelabuhan Pondong 2015
GAMBARAN UMUM PELABUHAN
Daftar Kegiatan Bongkar di Pelahuan Tana Paser/Pondong Tahun 2017, 2018 dan 2019 per bulan Juli (Ton-m3)
Jenis Barang
Impor Jumlah
No Tahun Alat General Cang Kons
Solar Pupuk Semen AN Sirtu Pasir CPO Batu Split Asal Bongkar
Berat Cargo kang truksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 2017 340,663 9,120 19,809 30,302 1,935 449,644
36,709 9,265 1,841
2 2018 402,993 8,067 29,774 37,005 1,855 6,400 21,943 582,174
62,804 9,835 240 1,258
3 2019 192,770 2,350 11,846 12,664 1,855 2,200 7,023 261,530
17,449 3,070 6,957 3,346
Catatan : Dari Tahun 2017 sampai Buan Juli 2019, tidak ada bongkar jenis barang aspal, batu barat, carnel, kontainer dan
penumpang
Daftar Kegiatan Muat di Pelahuan Tana Paser/Pondong Tahun 2017, 2018 dan 2019 per bulan Juli (Ton-m3)
Jenis Barang
Bibit Batubara Kayu
Carnel CPO Jumlah
No Tahun Alat Batu Cangk Karet Low Sem CP Ro Domestik Eksport
Dome Sirtu Domest Ola Eks+Dom
Berat Split ang Dome Ekport Dom Bulat Bad en KO tan
stik ik han
stik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
2 2018 6,434 123,30 389,79 11,518, 24,099,4 18,35 12,184,28 24,099,4 36,283,74
46,851 7,270 10,675 30,600 25,581 5 2,000 4,551 94
1 8 769 61 3 2 61 3
Catatan : Dari Tahun 2017 sampai Bulan Juni 2019, tidak ada muat jenis barang ;
Nikel, General cargo dan penumpang
Sumber : KUPP Kelas II Tana Paser, 2019
GAMBARAN UMUM PELABUHAN
Arus Penumpang
Setelah tahun 2015 tidak ada lagi atktifitas naik turun penumpang arus naik turun penumpang,
dikarenakan Kapal PELNI dan Perintis sudah tidak menjalankan trayek ke pelabuhanTana Paser/
Pondong lagi. Berikut data arus naik turun penumpang tahun 2014 dan 2015, sebagaimana tabel berikut
ini.
Arus Turun Naik Penumpang di Pelabuhan Tana Paser/Pondong Tahun 2014 dan 2015
Penumpang
No Tahun
Turun (org) Naik (org)
1 2014 1.567 1.559
2 2015 783 658
Sumber :Studi RIP Pelabuhan Pondong, 2015
Trayek Kapal penumpang Pelni dan Perintis dari dan menuju tana paser adalah sebagai berikut
Dari Ke
Tana Paser Belang-belang
Tana Paser Batu Licin
Tana Paser Balikpapan
Tana Paser Barru
Sumber :Studi RIP Pelabuhan Pondong, 2015
Causeway
Causeway
Pengukuran Detail
Dermaga Segmen 4
(Dermaga Lama)
Dan Trestle
PENGOLAHAN HASIL SURVEY
(SURVEY TOPOGRAFI TAMBAHAN)
Causeway
Causeway
B. Arus
Causeway
Model arus pada saat pasang menuju surut dan surut menuju pasang
Causeway
Dermaga Segmen 3
(Demaga baru)
Dermaga Segmen 1
(Demaga baru) Dermaga Segmen 2
(Demaga baru)
Fender di dermaga
Segmen 1
Lantai Dermaga Segmen 3
HASIL PENGAMATAN VISUAL
Causeway
Kondisi Struktur Atas dan Bawah Dermaga Segmen 1,2 dan 3 (Dermaga Baru)
HASIL PENGAMATAN VISUAL
Dermaga Segmen 2
(Demaga baru)
Dermaga Segmen 4
(Demaga Lama)
Dermaga Segmen 3
(Demaga baru)
Causeway
Situasi Dermaga Segmen 4 (Dermaga Lama) Retak dan Spalling Pada Pile Cap di beberapa tempat
Dermaga Segmen 4 (Dermaga Lama)
Retak, Tulangan Terekspose dan Spalling Pada Slab Retak dan Tulangan Terekspose Pada Balok Dermaga
Bagian Bawah Dermaga Segmen 4 (Dermaga Lama) Segmen 4 (Dermaga Lama)
HASIL PENGAMATAN VISUAL
Causeway
Trestle Segmen 3
Trestle Segmen 1
Trestle Segmen 2
Trestle Segmen 4
Causeway
Situasi Causeway, Trestle Segmen 1 ,2 , 3 dan 4
Causeway
Retak dan Spalling Pada Balok bagian Bawah Trestle
Causeway
PENILAIAN KONDISI EKSISTING
HASIL PENGAMATAN VISUAL
Causeway
Kantor Pelabuhan Terminal Penumpang,
Gudang
Gudang
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
Rumah Genset
Berdasarkan RIP Tana Paser/Pondong tahun 2015, rencana sirkulasi pada Pelabuhan Tana
Paser/Pondong adalah seperti pada gambarberikut :
Arah Keluar
Dermaga
Arah Masuk
Dermaga
Causeway
Gambar 7. 1 Sirkulasi Kawasan Pelabuhan Tana Paser/Pondong Usulan
PERMASALAH
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dari investigasi struktur Dermaga Pondong Kabupaten Paser, Kalimantan Timur
dapat disimpulkan beberapa poin antara lain :
1. Hasil Uji Homogenitas Beton (metode Rebound Hammer Test) dapat disimpulkan, sebagai berikut :
Elemen Kuat Tekan Fc' Kuat Tekan (Kg/cm²)
No Lokasi Setara
Strukktur (MPa) Beton Inti Beton Inti
A Pada Struktur Dermaga
1 Dermaga Segmen-4 Slab 26 264 K-250
2 Dermaga Segmen-4 Pile Cap 23 235 K-226
3 Dermaga Segmen-4 Beam 24
Causeway 245 k-225
B. Pada Struktur Trestle
1 Trestle Slab 30 309 K-300
2 Trestle Pile Cap 23 235 K-225
3 Trestle Beam 30 306 K-300
2 . Hasil dari uji kuat tekan beton inti (metode Core drill) dapat disimpulkan sebagai berikut :
Elemen Kuat Tekan Fc' Kuat Tekan (Kg/cm²)
No Lokasi Setara
Strukktur (MPa) Beton Inti Beton Inti
A Pada Struktur Dermaga
1 Dermaga Segmen-4 Slab 20 242 K-225
2 Dermaga Segmen-4 Pile Cap 12 143 K-125
3 Dermaga Segmen-4 Beam
B. Pada Struktur Trestle
1 Trestle Slab 25 312 K-300
2 Trestle Pile Cap 34 422 K-400
3 Trestle Beam 24 289 K-275
PENGUJIAN STRUKTUR EKSISTING
Adapun dari semua Uji Kuat Tekan Beton Inti apabila dirata-ratakan memiliki nilai yaitu :
Nilai rata-rata sebesar fc’ 22 MPa dengan nilai kuat tekan kubus 268 kg/cm2 (setara dengan beton dengan
mutu K-250)
3. Berikut Perbandingan hasil uji struktur dengan metode Rebound Hammer Test dan uji kuat tekan beton inti
dengan core drill antara DED tahun 2014 dengan DED Tahun 2019
Perbandingan hasil uji struktur dengan metode Core Drill
Hasil Pengujian DED Tahun 2014 Hasil Pengukian DED Tahun 2019
Kuat Tekan Kuat Tekan
No. Lokasi/Jenis Konstruksi Lokasi/Jenis Konstruksi
K (kg/cm2) K (kg/cm2)
1 Lantai Dermaga Baru (Segmen -1) K 223.14 Dermaga Baru (Segmen -1)
2 Lantai Dermaga Lama (Segmen-4) K 184.61 Dermaga Lama (Segmen-4) K.242
3 LantaiTrestle (Segmen 3) K 271.36 Trestle (Segmen 3) K 341
Perbandingan hasil uji struktur dengan metode Rebound Hammer Test
Hasil Pengujian DED Tahun 2014 Hasil Pengukian DED Tahun 2019
Kuat Tekan Kuat Tekan
No. Lokasi/Jenis Konstruksi Lokasi/Jenis Konstruksi
K (kg/cm2) K (kg/cm2)
1 Lantai Dermaga Baru (Segmen -1) K 239.33 Dermaga Baru (Segmen -1)
2 Lantai Dermaga Lama (Segmen-4) K 196.51 Dermaga Lama (Segmen-4) K.242
3 Lantai Trestle (Segmen 3) K 288.14 Trestle (Segmen 3) K 268
6. PIT
Saran
Setelah mengetahui bahwa permasalahan pada Dermaga Tana Paser/Pondong Kabupaten Paser,
Kalimantan Timur terletak pada aspek durabilitas beton khususnya terjadinya beberapa kerusakan struktur
seperti retakan dan beton hancur akibat lingkungan korosif. Dapat disarankan beberapa hal berikut terkait
dengan adanya rencana perbaikan dan peningkatan kapaitas layan
Perlu dilakukan re-analisa struktur dengan mengetahui mutu beton eksiting yaitu ;
1. Mutu Beton fc’ 22 MPa dengan nilai kuat tekan kubus 268 kg/cm2 (setara dengan beton dengan mutu K-
250).
Melakukan pengisian celah retak dengan metoda injeksi epoksi. Hal ini ditujukan untuk menghilangkan
fungsi retak sebagai jalur masuk bagi ion klorida masuk ke dalam beton.
2. Segera melakukan perbaikan pada spaling dan tulangan yang terekspose dengan cara memberikan
Causeway
zincromate serta coating untuk membantu memperlambat laju korosi dan menghilangkan karat di sekitar
tulangan yang terekspose.
3. Melakukan perbaikan pada tulangan yang terekspose dan terkorosi dengan cara membersikan,
memberikan lapisan pelindung dan menutup kembali dengan menggunakan cement based material
dengan mutu yang tinggi dan rendah pada aspek porositas. Pemasangan FRP bisa menambah performa
kekuatan lentur dari elemen slab & beam.
4. Secara prinsip sangat sulit untuk menghilangkan atau menurunkan ion klorida yang masuk ke dalam beton
yang dapat menyebabkan terjadinya korosi pada tulangan. Untuk itu perlu dilakukan upaya untuk
menghambat intrusi oksigen, air mupun ion klorida agar laju korosi dapat secara signifikan berkurang. Hal
ini dapat dilakukan dengan mengaplikasikan lapisan yang bersifat cement based material di atas
permukaan beton lama.
Metode lain yaitu dengan metode arus tanding (Impressed current) yaitu dengan menggunakan sebuah
sumber tegangan searah dengan anoda inert (titanium, karbon, besi, multi oksida logam, dll.) untuk
melindungi struktur logam yang bertindak sebagai katoda. Arus dengan tegangan rendah dialirkan dari anoda
melewati beton ke permukaan baja.
PENYELIDIKAN TANAH
HASIL SURVEI PENYELIDIKAN TANAH DED TAHUN 2014 DAN TAHUN 2019
HASIL SURVEI PENYELIDIKAN TANAH DED TAHUN 2014 DAN TAHUN 2019
Causeway
BH-3
Causeway
+5.60 mlws DERMAGA PONDONG
DERMAGA PELABUHAN
TRESTELL TRESTELL
GRAFIK NSPT/30
0 20 40 60
PONDONG
DASAR MUKA TANAH 0.00 mlws 10 30 50
-2.00 0
LEMPUNG -4.00 0
Konsistensi Sangat lunak -6.00 1
-8.00 1
-10.00 2
-11.00
LEMPUNG PASIRAN -12.00 5
Konsistensi Agak kaku -14.00 8
-15.00
LEMPUNG ORGANIK, Konsistensi Kaku -16.00 9
-17.50 -18.00 17
LEMPUNG PASIRAN
Konsistensi Sangat kaku -20.00 22
-22.00 -22.00 18
LEMPUNG ORGANIK -24.00 9
Konsistensi Kaku
-26.00 7
-27.00
-28.00 19
-30.00 16
PASIR SEDANG -32.00 32
Konsistensi Sedang
-34.00 29
-36.00 38
-38.00 -38.00 49
-40.00 48
PASIR SEDANG - KASAR
Konsistensi Sangat padat -42.00 60
-44.00 60
-46.00 -46.00 60
Ujung Pemboran
PENYELIDIKAN TANAH
k/cm²/detik KELULUSAN
STANDAR
PENGAMBILAN SAMPEL
k/cm²/detik KELULUSAN
NAMA BATUAN/TANAH
STANDAR INTI BOR
PENGAMBILAN SAMPEL
NAMA BATUAN/TANAH
INTI BOR PENETRASI TEST
AIR
PENETRASI TEST
TERAMBIL
KEDALAMAN (m)
SYMBOL BATUAN
(SPT)
AIR
TERAMBIL
KEDALAMAN (m)
SYMBOL BATUAN
(SPT)
PELAPUKAN
KEKUATAN
PELAPUKAN
TANGGAL
RQD %
KEKUATAN
CASING Ø
TANGGAL
RQD %
CASING Ø
PANJANG (m)
TERAMBIL %
PANJANG (m)
TERAMBIL %
DESKRIPSI GRAFIK
DESKRIPSI GRAFIK TUMBUKAN/ KEPADATAN
LUGION
GRAFIK
SAMPAI
TUMBUKAN/ KEPADATAN RELATIF
LUGION N1 N2 N3 Nt
GRAFIK
SAMPAI
30 cm
N1 N2 N3 Nt RELATIF
DARI
30 cm PENETRASI
DARI
PENETRASI
0 10 20 30 40 50 60
0
0 10 20 30 40 50 60
0
0.00 1.00 1.00 100 1 0.00 1.50 1.50 100
LEMPUNG ORGANIK
LEMPUNG ORGANIK
1.50 2.00 0.50 100
1.00 2.00 1.00 100 2
2 2.00 2.45 0.45 100 1 1 1 2 SANGAT LUNAK
2.00 2.45 0.45 100 1 1 1 2 SANGAT LUNAK
3
13 - 12 - 2014
2.45 3.00 0.55 100 2.45 4.00 1.55 100
3 LEMPUNG, organik, hitam
08 - 12 - 2014
14 - 12 - 2014
09 - 12 - 2014
LEMPUNG
18.00 18.45 0.45 100 2 2 2 4 LUNAK
LEMPUNG
18 AGAK TEGUH
18.00 18.45 0.45 100 2 3 4 7
19 18.45 20.00 1.55 100
19 18.45 20.00 1.55 100
20
20 20.00 20.45 0.45 100 2 3 4 7 AGAK TEGUH
20.00 20.45 0.45 100 3 3 3 6 AGAK TEGUH
21 20.45 22.00 1.55 100
21 20.45 22.00 1.55 100
22
22 8.00 - 22.00 m 22.00 22.45 0.45 100 2 3 4 7 AGAK TEGUH
22.00 22.45 0.45 100 2 3 4 7 AGAK TEGUH
23 22.45 24.00 1.55 100
23 22.45 24.00 1.55
15 - 12 - 2014
100
9.20 - 24.00 m
10 - 12 - 2014
Causeway
Causeway
Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KP 414 Tahun 2013 Tentang Penetapan Rencana
Induk Pelabuhan Nasional yang telah di ubah menjadi Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KP 432
Tahun 2017 tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional, status Pelabuhan Tana Paser/Pondong
dari jangka waktu tahun 2011 – 2030 merupakan pelabuhan dengan status Pelabuhan Pengumpul,
Rencana pengembangan yang dimaksud berdasarkan hasil proyeksi dan Kapal terbesart yang beropersi
dipelabuhan Tana Paser/Pondang dapat dilihat sebagai berikut:
Causeway
Causeway
Causeway
Causeway
Causeway
Data Umum Struktur Dermaga Segmen 4 (70 m x 8 m) Data Umum Struktur Trestle Segmen 1 (62m x 4m)
Elevasi dek dermaga = + 5.00 M LWS Elevasi dek Trestle = + 5.00 M LWS
Panjang dermaga Pd = 70 m Panjang Trestle : Pd = 62 m
Lebar dermaga : Ld = 8 m Lebar dermaga : Ld = 4 m
Jrk. Antara portal memanjang : Jrkp = 4 m Jrk. Antara portal memanjang : Jrkp = 5 m
Jrk. Overstek memanjang : Jrkop = 1 m Jrk. Overstek memanjang : Jrkop = 1,5 dan 0,5 m
Jml. Portal memanjang : Jpp = 54 portal Jml. Portal memanjang : Jpp = 16 portal
Jrk. Antara portal melintang : Jrkl = 3 m Jrk. Antara portal melintang : Jrkl = 3 m
Jrk. Overstek melintang : Jrkol = 1 m Jrk. Overstek melintang : Jrkol = 0.5 m
Jml. Portal melintang : Jpl = 36 portal Jml. Portal melintang : Jpl = 16 portal
Tebal pelat lantai : Tpp = 0.3 m Tebal pelat lantai : Tpp = 0.3 m
Tebal pelat cor ditempat : Tpc = 0.3 m Tebal pelat cor ditempat : Tpc = 0.3 m
Lebar balok memanjang : Bbp = 0.5 m Lebar balok memanjang : Bbp = 0.5 m
Tinggi balok memanjang : Hbp = 0.8 m Tinggi balok memanjang : Hbp = 0.8 m
Lebar balok melintang : Bbl = 0.5 m Lebar balok melintang : Bbl = 0.5 m
Tinggi balok melintang : Hbl = 0.8 m Tinggi balok melintang : Hbl = 0.8 m
Juml. titik tiang tegak sisi depan : Jttgd = 18 titik tiang Juml. titik tiang tegak sisi depan : Jttgd = 13 titik tiang
Juml. titik tiang tegak sisi belakang : Jttgb = 34 titik tiang Causeway
Juml. titik tiang tegak sisi belakang : Jttgb = 0 titik tiang
Juml. titik tiang tegak sisi tengah : Jttgt = 18 titik tiang Juml. titik tiang tegak sisi tengah : Jttgt = 13 titik tiang
Jumlah tiang tegak : Jtt = 70 tiang Juml. titik tiang tegak sisi pelebaran
: Jttgt 3 titik tiang
Lebar poer/pile cap tiang tegak : Bptg = 1 m ujung =
Tinggi poer/pile cap tiang tegak : Hptg = 0.8 m Juml. titik tiang tegak : Jttgt = 29 titik tiang
Panjang poer/pile cap tiang tegak : Lptg = 1 m Tinggi poer/pile cap tiang tegak : Hptg = 0.8 m
Lebar poer/pile cap tiang tegak : Bptg = 1 m Panjang poer/pile cap tiang tegak : Lptg = 1 m
Tinggi poer/pile cap tiang tegak : Hptg = 0.8 m Beban hidup merata : qh = 2 t/m2
Panjang poer/pile cap tiang tegak : Lptg = 2 m Beban hidup terpusat gandar : Ph = 4 ton
Lebar plank fender : Lpf = 1 m Berat isi baja : gs = 7.85 t/m3
Tinggi plank fender : Hpf = 3.6 m 2,100,000.0
Modulus elastisitas baja : Ec kg/cm2
Tebal plank fender : Tpf = 0.3 m = 0
Berat 1 fender : Wfdr = 0.5 ton Berat isi beton : gc = 2.4 t/m3
Jumlah fender : Jfdr = 18 buah Modus elastisitas beton : Ec = 200,000.00 kg/cm2
Berat 1 bollard : Wbld = 1 ton Modulus elastisitas beton prestress : Ecs = 300,000.00 kg/cm3
Jumlah bollard : Jbld = 5 buah
Beban hidup merata : qh = 3 t/m2
Beban hidup terpusat gandar : Ph = 9,375 ton
Berat isi baja : gs = 7.85 t/m3
Modulus elastisitas baja : Ec = 2,100,000.00 kg/cm2
Berat isi beton : gc = 2.4 t/m3
Modus elastisitas beton : Ec = 200,000.00 kg/cm2
Modulus elastisitas beton prestress : Ecs = 300,000.00 kg/cm3
PENGECEKANSTRUKTUR DAN GEOTEKNIK
Data Umum Struktur Trestle Segmen 2 .1 (31mx4m)+(22,425m2) Data Umum Struktur Trestle Segmen 3
(75mx4m)+(48m2)+(31,23m2)
Elevasi dek Trestle = + 5.00 M LWS Elevasi dek Trestle = + 5.00 M LWS
Panjang Trestle : Pd = 31 m Panjang Trestle : Pd = 36 m
Lebar dermaga : Ld = 4 m Lebar dermaga : Ld = 4 m
Jrk. Antara portal memanjang : Jrkp = 5 m Jrk. Antara portal memanjang : Jrkp = 5 m
Jrk. Overstek memanjang : Jrkop = 1,5 dan 0,5 m Jrk. Overstek memanjang : Jrkop = 1,5 dan 0,5 m
Jml. Portal memanjang : Jpp = 14 portal Jml. Portal memanjang : Jpp = 16 portal
Jrk. Antara portal melintang : Jrkl = 3 m Jrk. Antara portal melintang : Jrkl = 3 m
Jrk. Overstek melintang : Jrkol = 0.5 m Jrk. Overstek melintang : Jrkol = 0.5 m
Jml. Portal melintang : Jpl = 16 portal Jml. Portal melintang : Jpl = 9 portal
Tebal pelat lantai : Tpp = 0.3 m Tebal pelat lantai : Tpp 0.3 m
=
Tebal pelat cor ditempat : Tpc = 0.3 m
Tebal pelat cor ditempat : Tpc = 0.3 m
Lebar balok memanjang : Bbp = 0.5 m
Lebar balok memanjang : Bbp = 0.5 m
Tinggi balok memanjang : Hbp = 0.8 m
Tinggi balok memanjang : Hbp = 0.8 m
Lebar balok melintang : Bbl = 0.5 m
Lebar balok melintang : Bbl = 0.5 m
Tinggi balok melintang : Hbl = 0.8 m
Tinggi balok melintang : Hbl = 0.8 m
Juml. titik tiang tegak sisi depan : Jttgd = 6 titik tiang Causeway
Juml. titik tiang tegak sisi belakang : Jttgb = 0 titik tiang Juml. titik tiang tegak sisi depan : Jttgd = 8 titik tiang
Juml. titik tiang tegak sisi tengah : Jttgt = 6 titik tiang Juml. titik tiang tegak sisi belakang : Jttgb = 0 titik tiang
Juml. titik tiang tegak sisi pelebaran Juml. titik tiang tegak sisi tengah : Jttgt = 8 titik tiang
: Jttgt 1 titik tiang Juml. titik tiang tegak sisi pelebaran
ujung = : Jttgt 2 titik tiang
Juml. titik tiang tegak : Jttgt = 13 titik tiang ujung =
Tinggi poer/pile cap tiang tegak : Hptg = 0.8 m Juml. titik tiang tegak : Jttgt = 18 titik tiang
Panjang poer/pile cap tiang tegak : Lptg = 1 m Tinggi poer/pile cap tiang tegak : Hptg = 0.8 m
Beban hidup merata : qh = 2 t/m2 Panjang poer/pile cap tiang tegak : Lptg = 1 m
Beban hidup terpusat gandar : Ph = 4 ton Beban hidup merata : qh = 2 t/m2
Berat isi baja : gs = 7.85 t/m3 Beban hidup terpusat gandar : Ph = 4 ton
2,100,000.0 Berat isi baja : gs = 7.85 t/m3
Modulus elastisitas baja : Ec kg/cm2
= 0 Modulus elastisitas baja : Ec = 2,100,000.00 kg/cm2
Berat isi beton : gc = 2.4 t/m3 Berat isi beton : gc = 2.4 t/m3
Modus elastisitas beton : Ec = 200,000.00 kg/cm2 Modus elastisitas beton : Ec = 200,000.00 kg/cm2
Modulus elastisitas beton prestress : Ecs = 300,000.00 kg/cm3 Modulus elastisitas beton prestress : Ecs = 300,000.00 kg/cm3
PENGECEKANSTRUKTUR DAN GEOTEKNIK
Data Umum Struktur Trestle Segmen 3 Data Umum Tiang yang digunakan untuk
(75mx4m)+(48m2)+(31,23m2) Struktur Dermaga/Trestle Tana Paser/Pondong
Elevasi dek Trestle = + 5.00 M LWS Type tiang = Beton
Panjang Trestle : Pd = 75 m
Kelas : = B
Lebar dermaga : Ld = 4 m
Jrk. Antara portal memanjang : Jrkp = 5 m Diameter luar : D = 0,45 m
Jrk. Overstek memanjang : Jrkop = 1,5 dan 2,0 m Tebal tiang : T = 0,080 m
Jml. Portal memanjang : Jpp = 36 portal
Diameter dalam : DT2 = 0,29 m
Jrk. Antara portal melintang : Jrkl = 3 m
Jrk. Overstek melintang : Jrkol = 0.5 m Keliling penampang : KT = 1,414 m
Jml. Portal melintang : Jpl = 21 portal Concrete Sectional Area : As = 9.30 m2
Tebal pelat lantai : Tpp = 0.3 m
Concrete Momen Inersia : It = 170556 cm4
Tebal pelat cor ditempat : Tpc = 0.3 m
Lebar balok memanjang : Bbp = 0.5 m Effective Prestress : Ep = 51.59 cm/cm2
Tinggi balok memanjang : Hbp = 0.8 m Modus elastisitas beton : Ec = 200,000.00 kg/cm2
Lebar balok melintang : Bbl = 0.5 m Modulus elastisitas beton
Tinggi balok melintang : Hbl = 0.8 m : Ecs 300,000.00 kg/cm3
prestress =
Juml. titik tiang tegak sisi depan : Jttgd = 17 titik tiang
Allowable Axial Load : Alax = 209 ton
Juml. titik tiang tegak sisi belakang : Jttgb = 0 titik tiang
Juml. titik tiang tegak sisi tengah : Jttgt = 17 titik tiang Bending Moment
Juml. titik tiang tegak sisi pelebaran Cracking : Mcr = 9.41 t.m
: Jttgt 3 titik tiang
ujung = Ultimate : Mu = 10.14 t.m
Juml. titik tiang tegak : Jttgt = 37 titik tiang Berat : W = 242 Kg/m
Tinggi poer/pile cap tiang tegak : Hptg = 0.8 m
Panjang poer/pile cap tiang tegak : Lptg = 1 m
Beban hidup merata : qh = 2 t/m2
Beban hidup terpusat gandar : Ph = 4 ton
Berat isi baja : gs = 7.85 t/m3
2,100,000.0
Modulus elastisitas baja : Ec kg/cm2
= 0
Berat isi beton : gc = 2.4 t/m3
Modus elastisitas beton : Ec = 200,000.00 kg/cm2
Modulus elastisitas beton prestress : Ecs = 300,000.00 kg/cm3
PENGECEKANSTRUKTUR DAN GEOTEKNIK
Data Umum Struktur Trestle Segmen 3 Data Umum Tiang yang digunakan untuk
(75mx4m)+(48m2)+(31,23m2) Struktur Dermaga/Trestle Tana Paser/Pondong
Elevasi dek Trestle = + 5.00 M LWS Type tiang = Beton
Panjang Trestle : Pd = 75 m
Kelas : = B
Lebar dermaga : Ld = 4 m
Jrk. Antara portal memanjang : Jrkp = 5 m Diameter luar : D = 0,45 m
Jrk. Overstek memanjang : Jrkop = 1,5 dan 2,0 m Tebal tiang : T = 0,080 m
Jml. Portal memanjang : Jpp = 36 portal
Diameter dalam : DT2 = 0,29 m
Jrk. Antara portal melintang : Jrkl = 3 m
Jrk. Overstek melintang : Jrkol = 0.5 m Keliling penampang : KT = 1,414 m
Jml. Portal melintang : Jpl = 21 portal Concrete Sectional Area : As = 9.30 m2
Tebal pelat lantai : Tpp = 0.3 m
Concrete Momen Inersia : It = 170556 cm4
Tebal pelat cor ditempat : Tpc = 0.3 m
Lebar balok memanjang : Bbp = 0.5 m Effective Prestress : Ep = 51.59 cm/cm2
Tinggi balok memanjang : Hbp = 0.8 m Modus elastisitas beton : Ec = 200,000.00 kg/cm2
Lebar balok melintang : Bbl = 0.5 m Modulus elastisitas beton
Tinggi balok melintang : Hbl = 0.8 m : Ecs 300,000.00 kg/cm3
prestress =
Juml. titik tiang tegak sisi depan : Jttgd = 17 titik tiang
Allowable Axial Load : Alax = 209 ton
Juml. titik tiang tegak sisi belakang : Jttgb = 0 titik tiang
Juml. titik tiang tegak sisi tengah : Jttgt = 17 titik tiang Bending Moment
Juml. titik tiang tegak sisi pelebaran Cracking : Mcr = 9.41 t.m
: Jttgt 3 titik tiang
ujung = Ultimate : Mu = 10.14 t.m
Juml. titik tiang tegak : Jttgt = 37 titik tiang Berat : W = 242 Kg/m
Tinggi poer/pile cap tiang tegak : Hptg = 0.8 m
Panjang poer/pile cap tiang tegak : Lptg = 1 m
Beban hidup merata : qh = 2 t/m2
Beban hidup terpusat gandar : Ph = 4 ton
Berat isi baja : gs = 7.85 t/m3
2,100,000.0
Modulus elastisitas baja : Ec kg/cm2
= 0
Berat isi beton : gc = 2.4 t/m3
Modus elastisitas beton : Ec = 200,000.00 kg/cm2
Modulus elastisitas beton prestress : Ecs = 300,000.00 kg/cm3
PENGECEKANSTRUKTUR DAN GEOTEKNIK
Pembebanan yang diperhitungkan dalam Pengecekan struktur adalah merupakan beban akibat berat sendiri, beban
hidup, beban alam, beban kapal dan beban-beban lain yang kiranya dapat mempengaruhi sistem pembebanan pada
struktur yang bersangkutan.
Beban Vertikal
Beban Mati
Dead Load atau beban mati merupakan komponen struktur yang posisinya tetap. Contoh beban mati didalam struktur
dermaga adalah berat sendiri pelat, berat sendiri balok, berat sendiri pile cap, berat sendiri mooring dolphin, berat sendiri
fender dan lain-lain. Sedangkan pada struktur trestle beban matinya adalah berat sendiri pelat, berat sendiri balok, berat
sendiri pile cap dan lain-lain. Beban mati dihitung secara otomatis oleh SAP2000 dengan menginputkan terlebih dahulu
parameter dari beban tersebut.
Beban Hidup
Live Load atau beban hidup merupakan beban yang bergerak di atas lantai dermaga. Beban lantai dermaga yang
diterapkan adalah berdasarkan rekomendasi dari Technical Standards and Commentaries for Port and Harbour Facilities
in Japan, OCDI: 2009. Pada trestle dan dermaga beban hidup yang bekerja adalah beban hidup dari kondisi oprasional
dan beban hidup dari truck, mobile crane serta forklift. Berikut adalah rangkuman beban hidup yang bekerja pada trestle
dan dermaga.
Dermaga Segmen 4
Ukuran = 70 m x 8 m
Live Load (LL) = 3,0 ton/m2
Moving Load = Truck Trailer Konfigurasi beban 1,2H dengan muatan maksimum 18,2 Ton, Froklift dan
Mobile Crane.
Ukuran kapal maksimum = 5.000 DWT
Trestle Segmen 1
Ukuran = 62 m x 4 m
Live Load (LL) = 2,0 ton/m2
Moving Load = Truck Trailer Konfigurasi beban 1,2H dengan muatan maksimum 18,2 Ton, Froklift dan
Mobile Crane.
PENGECEKANSTRUKTUR DAN GEOTEKNIK
Trestle Segmen 2
Ukuran = 31 m x 4 m + (22,425 m2) dan 37 m x 4 m + (25,425 m2)
Live Load (LL) = 2,0 ton/m2
Moving Load = Truck Trailer Konfigurasi beban 1,2H dengan muatan maksimum 18,2 Ton, Froklift dan
Mobile Crane.
Trestle Segmen 3
Ukuran = 75 m x 4 m + (48 m2) dan (31,23 m2)
Live Load (LL) = 2,0 ton/m2
Moving Load = Truck Trailer Konfigurasi beban 1,2H dengan muatan maksimum 18,2 Ton, Froklift dan Mobile
Crane.
Beban Horizontal
Berdasarkan dengan simulasi beban dorong (pushover) telah terjadinya kegagalan pada bagian upper
structure baik dermaga segmen 4, trestle segmen 1, 2 dan 3 . Kegagalan elemen ini sudah terlihat
secara visual berupa spalling atau retakan yang terjadi pada plat,balok maupun pile cap. Berdasarkan
hasil ini sudah sewajarnya perlu perbaikan terhadap elemen-elemen tersebut.
Sedangkan untuk kondisi tulangan utama balok dan plat telah terjadi penurunan kekuatan. Penurunan
ini diakibatkan telah terjadinya korosi sebesar 50%. Hal selanjutnya yang ingin dianalisis berdasarkan
kondisi ini adalah mengenai kemungkinan terlampauinya kapasitas momen yang ditandai dengan
fenomena momen crack. Pengecekan ini dilakukan karena beton telah menunjukan tanda-tanda
keretakan pada bagian tertentu. Berikut ini hasil dari pengecekan momen crack pada balok dermaga
dan trestle . Berdasarkan analisis diperoleh hasil sebagai berikut.
PENGECEKANSTRUKTUR DAN GEOTEKNIK
Causeway
Dari hasil perhitungan ini dapat dilihat bahwa kondisi tulangan balok pada trestle segmen 1 telah terjadi
mekanisme kelelehan pertama. Hasil yang diperoleh lebih besar dari kondisi kelelehan pertama material
tulangan yaitu 295.77 Mpa > 277 Mpa. Berdasarkan hasil ini sudah seharusnya balok dibongkar dan
diganti dengan yang baru.
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa pada pile trestle masih berada dalam keadaan aman
dimana kapasitas geser masih belum melebihi kapasitas geser ultimit Vu > Vreq (336,51 kN > 42,62 kN).
Berdasarkan kondisi ini dapat disimpulkan bahwa perkuatan untuk pile trestle tidak perlu dilakukan
PENGECEKANSTRUKTUR DAN GEOTEKNIK
Causeway
Dari hasil perhitungan ini dapat dilihat bahwa kondisi tulangan balok pada trestle segmen 2 telah terjadi
mekanisme kelelehan pertama. Hasil yang diperoleh lebih besar dari kondisi kelelehan pertama material
tulangan yaitu 295.77 Mpa > 277 Mpa. Berdasarkan hasil ini sudah seharusnya balok dibongkar dan
diganti dengan yang baru.
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa pada pile trestle masih berada dalam keadaan aman
dimana kapasitas geser masih belum melebihi kapasitas geser ultimit Vu > Vreq (336,51 kN > 20,54
kN). Berdasarkan kondisi ini dapat disimpulkan bahwa perkuatan untuk pile trestle tidak perlu dilakukan.
PENGECEKANSTRUKTUR DAN GEOTEKNIK
Causeway
Dari hasil perhitungan ini dapat dilihat bahwa kondisi tulangan balok pada trestle segmen 3 telah terjadi
mekanisme kelelehan pertama. Hasil yang diperoleh lebih besar dari kondisi kelelehan pertama material
tulangan yaitu 295.77 Mpa > 277 Mpa. Berdasarkan hasil ini sudah seharusnya balok dibongkar dan
diganti dengan yang baru.
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa pada pile trestle masih berada dalam keadaan aman
dimana kapasitas geser masih belum melebihi kapasitas geser ultimit Vu > Vreq (336,51 kN > 25,27 kN).
Berdasarkan kondisi ini dapat disimpulkan bahwa perkuatan untuk pile trestle tidak perlu dilakukan.
PENGECEKANSTRUKTUR DAN GEOTEKNIK
Causeway
Dari hasil perhitungan ini dapat dilihat bahwa kondisi tulangan balok pada dermaga segmen 4 telah
terjadi mekanisme kelelehan pertama. Hasil yang diperoleh lebih besar dari kondisi kelelehan pertama
material tulangan yaitu 295.77 Mpa > 277 Mpa. Berdasarkan hasil ini sudah seharusnya balok
dibongkar dan diganti dengan yang baru.
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa pada pile dermaga masih berada dalam keadaan
aman dimana kapasitas geser masih belum melebihi kapasitas geser ultimit Vu > Vreq (336,51 kN >
25,27 kN). Berdasarkan kondisi ini dapat disimpulkan bahwa perkuatan untuk pile Drermaga tidak perlu
dilakukan.
KONSEP REHABILITASI/PENGEMBANGAN PELABUHAN
Permasalah utama yang terjadi di pelabuhan Tana Paser/Pondong secara garis besar adaah :
1. Kondisi Struktur Baik Dermaga maupun trestle mengalami kerusakan di beberapa tempat berupa
retak, tulangan terekpos dan spalling. Selain umur konstruksi sudah lebih dari 25 tahun
2. Masalah sirkulasi kendaraan pengangkut barang baik ikut kendaraan pengangut barang
campuran, curah kering (batu bara ) dan curah cair (CPO) bahkan sampai tahun 2015, muatan
container masih ada. Dengan lebar trestle 4,0 m dan kapasitas lantai trestle 1,0 tom/m2 hanya
memungkinkan aktivitas pengangkutan barang menggunakan truk engkel, pada saat bongkar
atau muat barang dengan volume yang besar mengakitakan antrian panjang dan waktu bongkar
muat menjadi lama, sehingga selain membutuhkan waktu yang lama, juga biaya menjadi besar.
3. Untuk mengatasi masalah tersebut ada 2 opsi yang bisa dilakukan yaitu
Merehabilitasi atau membangun kembali trestle dengan lebar minimum 6 m, dengan
meningkatkan kemampuan layan disesuaikan terhadap beban kendaraan yang akan melewati.
Sirkulasi antara kendaraan yang menuju dermaga Causeway
dan yang keluar dermaga tetap pada trestle
sekarang.
1. Merehabilitasi dan memperlebar treste dari 4,0 m menjadi 8,0 dengan tahapan rehabilitasi dan
pengembangan sebagai berikut :
a. Tahap I
Membangun Trestle disisi barat bersebelahan dengan trestle Eksisting yang hanya dibatasi
dengan dilatasi ± 5,0 cm, seluas luas 4,0 m x 205 m dengan pembagian segmen 4 x (4,0 m x
40m) + (4,0 m x 45 m), dengan pelebararn 25 m2
KONSEP REHABILITASI/PENGEMBANGAN PELABUHAN
b. Tahap II
Rehabilitasi struktur atas trestle eksisting, meliputi plat lantai, balok memanjang dan melintang
serta perkuatan Pile Cap. Selain itu untuk tujuan peningkatan daya dukung dan syatat deformasi
maka akan di tambah beberapa tiang pancang.
Causeway
Dengan di rehabilitasinya dermaga eksisting dan pelabaran trestle makan lebar trestle menjadi
4,0 m + 4,0 m = 8,0 m, dan ditingatkan kemampuan layan nya, sehingga masalah sirkulasi dan
kemampuan layan dapat teratasi.
a. Tahap III
Mengingat Dermaga sudah mengalami kerusakan di beberapa tempat berupa retak, tulangan
terekpos dan spalling. Selain umur konstruksi sudah lebih dari 25 tahun, dan peningkatan
kemapuan layan maka dermaga lama perlu di rehabilitasi atau di bangun kembali
KONSEP REHABILITASI/PENGEMBANGAN PELABUHAN
6 Arus
Arah Pasang menuju surut Arah hampir sejajar dermaga, tidak
Kecepatan 0.096-0.382 m/detik menggangu kapal yang akan bersandar
8 Kapal 110 18.5 6.3 5. 282 DWT
7 Elevasi lantai +5.00 m LWS HWS +2.25 m, mengikuti Elevasi Eksisting
Dimensi
9 Data Teknis Dermaga Panjang Lebar Tinggi
(mm) (mm) (mm)
KONSEP REHABILITASI/PENGEMBANGAN PELABUHAN
Dimensi
9 Data Teknis Dermaga Panjang Lebar Tinggi
(mm) (mm) (mm)
10 Dermaga segmen 4 (70 m x 8 m) 70,000 8.000
Balok melintang 8,000 500 800 Cast in stru
Balok memanjang 70,000 500 800 Cast in stru
Plat lantai 70,000 8,000 350 Cast in stru
Pile cap type 1 1000 1000 800 Cast in stru
Pile cap type 2 2000 1000 800 Cast in stru
Pile cap type 3 1500 1000 800 Cast in stru
Pondasi pipa baja s/d tanah keras Ø 457,2 t=14 mm
11 Mutu beton K-350 kg/cm2
12 Mutu baja Causeway U-41 (D>13 mm)
13 Fender 2500 400 400 Karet tipe V 400H – 2500L
14 Bollard - - - Kapasitas 50 ton
15 Bitt - - - Kapasitas 70 ton
KONSEP REHABILITASI/PENGEMBANGAN PELABUHAN
Dimensi
9 Data Teknis Dermaga Panjang Lebar Tinggi
(mm) (mm) (mm)
10 Dermaga segmen 4 (70 m x 8 m) 70,000 8.000
Balok melintang 8,000 500 800 Cast in stru
Balok memanjang 70,000 500 800 Cast in stru
Plat lantai 70,000 8,000 350 Cast in stru
Pile cap type 1 1000 1000 800 Cast in stru
Pile cap type 2 2000 1000 800 Cast in stru
Pile cap type 3 1500 1000 800 Cast in stru
Pondasi pipa baja s/d tanah keras Ø 457,2 t=14 mm
11 Mutu beton K-350 kg/cm2
12 Mutu baja Causeway U-41 (D>13 mm)
13 Fender 2500 400 400 Karet tipe V 400H – 2500L
14 Bollard - - - Kapasitas 50 ton
15 Bitt - - - Kapasitas 70 ton
HASIL DESAIN REHABILITASI/PENGEMBANGAN
TRESTLE DAN DERMAGA
Causeway
HASIL DESAIN REHABILITASI/PENGEMBANGAN
TRESTLE DAN DERMAGA
Causeway
HASIL DESAIN REHABILITASI/PENGEMBANGAN
TRESTLE DAN DERMAGA
Causeway
HASIL DESAIN REHABILITASI/PENGEMBANGAN
TRESTLE DAN DERMAGA
Causeway
HASIL DESAIN REHABILITASI/PENGEMBANGAN
TRESTLE DAN DERMAGA
Causeway
HASIL DESAIN REHABILITASI/PENGEMBANGAN
TRESTLE DAN DERMAGA
Causeway
HASIL DESAIN CAUSEWAY
Causeway
HASIL DESAIN REHABILITASI/PENGEMBANGAN
TRESTLE DAN DERMAGA
Causeway
HASIL DESAIN REHABILITASI/PENGEMBANGAN
TRESTLE DAN DERMAGA
Causeway