Anda di halaman 1dari 21

ALIRAN DI DALAM

PIPA(SALURAN)
1. IVAN PRADHITYA
2. MUHAMMAD RIFKI S.B
3. DIMAS AGUNG
4. M. IRFAN RIFALDO
Kerugian Head Sepanjang Lurus Berdiameter Konstan

 Aliran Laminer
Dari persamaan umum energi untuk fluida incompressible yaitu:

2 2
P1 V1 P1 V2
+ + z1 + h𝑝 − = + z + h1 + hL
γ 2g γ 2g 2

Bila dianggap aliranya uniform (luas penampang tetap), maka V1 = V2 = 𝑉. maka untuk
pipa lurus besranya kerugian head dihitung dengan menggunakan persamaan.
Di mana L = panjang pipa lurus
V = kecepatan aliran ; D = diameter pipa
32.μ.LV
μ = viskositas dinamik ; 𝛾 = bobot spesifik fluida ℎ𝐿 =
γ.D²

Besarnya kerugian head ini disebut juga kerugian mayor.


Kerugian Head Sepanjang Lurus Berdiameter Konstan
 Aliran Turbulen
Pada aliran turbulen, besarnya kerugian mayor dihitung dengan menggunakan persamaan Darcy-Weisbach:
Di mana f = faktor koefesien tahanan gesekan pipa untuk pipa yang permukaannya halus,
besarnya harga f dihitung secara pendekatan sebagai berikut :

L.V²
ℎ𝐿 = 𝑓.
𝐷. 2𝑔

Persamaan Blasius untuk Persamaan prandlt untuk Khusus untuk aliran laminer
bilangan Reynold antara 3000- bilangan Reynold >3000 koefisien tahanan f dihitung
100000 dengan menggunakan
persamaan :

0,316 1 64
f = Re1Τ = 2 log 𝑅𝑒 𝑓 − 0,8 f = Re
4 √𝑓
Kerugian Head Sepanjang Lurus Berdiameter Konstan

 Untuk pipa yang permukaannya kasar (tidak halus), besarnya harga f ditaksir dengan menggunakan
diagram Moody gambar 5.1 dan gambar 5.2. pada gambar 5.1 absinya (bagian bawah) merupakan
kuantitas bilangan reynold Re, sedangkan ordinatnya (bagian kiri) merupakan koefisien gesekan f.
Notasi Ks menyatakan faktor equifalent sand roughness (dari hasil pengujian Nikuradse).
Diagram Moody (Hubungan koefisien Tahanan versus
Re)
[Roberson J.A,Crowe C.T, Engineering Fluid
Mechanics]
Diagram Moody (Hubungan koefisien kekerasan dari berbagai jenis pipa)
[Roberson J.A,Crowe C.T, Engineering Fluid Mechanics]
Kerugian Head Sepanjang Lurus Berdiameter Konstan

 Setiap kurva yang tergambar adalah untuk harga kekasaran relatif (relative roughness) Ks /D tertentu
dari pipa, yag dinyatakan pada ordinat kanan. apabila harga kecepatan V tidak diketahui maka
bilangan Re tidak dapat dihtung. dalam kasus demikian digunakan parameter Ref1ൗ2 yang dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan.

D3൘2
Re f1ൗ2 = (2𝑔. hL / L) 1ൗ2
𝑣

 Kurva berbagai harga Ref1ൗ2 diplot dari atas miring kekanan dan harganya dicantumkan pada abis
diplot dari atas miring kekanan dan harganya dicantumkan pasa absis bagan atas. pada gambat 5.2
harga kekasaran relatif Ks /D dapat ditaksir untuk berbagai diameter pipa D dan berbagai jenis pipa
atau harga Ks
Kerugian Head pada keadaan Transisi dan pada Fitting

 Sistem pipa tidak hanya terdiri dari bagian pipa yang lurus dan dengan luas penampang (diameter) yang
seragam, tetapi juga meliputi bagian pemasukan (inlet atau entrance), bagian pengeluaran (outlet),
belokan-belokan (bends), bagian pipa dengan pengecilan penampang(contraction), bagian pipa dengan
pembesaran penampang (expansion), maupun bagian-bagian lain berupa fitting yang meliputi berbagai
jenis katup, sambungan T (TEE), dll. semua bagian-bagian di atas menimbulkan kerugian head
tambahan (karena terjadinya separasi aliran dan turbulensi) yang harus diperhitungkan, yang disebut
juga kerugian minor.

 Kerugian head pada bagian-bagian tersebut diperhitungkan dengan menggunakan persamaan :


Dimana V = kecepatan aliran
h 𝑉²
K = kofesien kerigian L = K 2𝑔
Kerugian Head pada keadaan Transisi dan pada Fitting

 Aliran Pada bagian Pemasukan Pipa (inlet atau Etrance)


Bila bagian masuk pipa bentuknya melengkung (well rounded) sebagaimana pada gambar 5.3, naka
boundary layer akan berkembang mulai bagian masuk pipa sampai mencapai posisi pada jarak tertentu Le .
harga Le . Untuk aliran laminer jauh lebih kecil (mendekati 0,05 D) dibanding untuk akiran turbulen
(mendekati 50 D)
Kerugian Head pada keadaan Transisi dan pada Fitting

 Bila bagian masuk pipa bentuknya siku (patah, mendadak) maka aliran akan mengalami separasi segera
setelah memasuki pipa,seperti ditunjukan gambar 5.4 dalam kondisi ini streamline mula-mula akan
menjadi konvergen, kemudian divergen, yang menyebabkan terjadinya turbulensi serta kerugian head
yang cukup besar.
Kerugian Head pada keadaan Transisi dan pada Fitting

 Aliran Pada Belokan Pipa


Pada bagian belokan pipa (elbow) aliran mengalami separasi di sekitar bagian dalam belokan sebagaimana
ditunjukan pada gambar 5.5. kondisi ini mengakibatkan kerugian head.
Kerugian Head pada keadaan Transisi dan pada
Fitting

Besarnya koefesien kerugian pada belokan untuk aliran turbulen


terutama dipengerahui oleh bentuk belokan untuk aliran turbulen
terutama dipengaruhi oleh bentuk belokan, dalam hal ini ditentukan
oleh faktor r/d (di mana r = radius belokan dan d = diameter pipa). pada
tabel koefesien kerugian di halaman berikut dapat diketahui bahwa
untuk belokan 90⁰ melengkung (smooth bend) harga terkecil untuk
koefesien kerugian 𝐾𝑏 yaitu 0,21 adalah untuk r/d = 4.
Kerugian Head pada keadaan Transisi dan pada Fitting

 Koefesien Kerugian Pada Berbagai Transisi dan Fittings


Pada tabel 5.1 dapat diketahui besarnya koefesien kerugian head untuk berbagai keadaan transisi
maupun untuk berbagai fittings. pada tabel tersebut koefesien kerugian K diberi notasi yang berbeda
untuk masing-masing kondisi transisi atau fitting, yaitu:
K𝑒 = koef. kerugian pada bagian masuk pipa
K𝑐 = koef. kerugian pada bagian kontraksi
K𝐸 = koef. Kerugian pada bagian ekspansi
K𝑏 = koef. Kerugian pada belokan
K𝑉 = koef. kerugian pada katup (valve)
K𝑡 = koef. kerugian pada sambungan T
Sistem Pipa

 Sistem Dengan Dilengkapi Pompa


Tinjau suatu seperti gambar 5.6 berikut

Pada sistem aliran tersebut diatas (gambar 5.6) head dihasilkan/diberikan oleh sebuah pompa sentrifugal.
Sistem Pipa

 Dalam hal ini, besarnya head merupakan fungsi dari debit aliran (discharge) sebagaimana dinyatakan dengan kurva head
versus discharge pada gambar 5.7 (merupakan kurva karakteristik dari pompa untuk kecepatan / putaran pompa tertentu).
Sehingga untuk menentukan /mengetahui debit aliran dari sistem diperlukan penyelesaian secara simultan atas persamaan atau
kurva (head-debit) dari sistem dengan persamaan atau kurva (head-debit) dari pompa (gambar 5.7).
Sistem Pipa

 Penyelesaiannya akan menghasilkan kondisi kerja (operasi) dari sistem (system operating point) yang
dinyatakan oleh titik potong kedua kurva. pada sistem seperti pada gambar 5.6 air dialirkan dari
reservoir lain dengan tinggi permukaan 𝑍2 (lebih tinggi) dengan menggunakan pompa. persamaan
energinya adalah:
2 2
P1 V1 P1 V2
+ + z1 + h𝑝 − = + + z2 +hL
γ 2g γ 2g
 Untuk setiap debit aliran (discharge) tertentu dari sistem dibutuhkan kuantitas head pompa yang sesuai
untuk menjamin aliran tersebut. dari gambar 5-7 dapat diketahui bahwa jika debit aliransi sistem
dinaikan.
Sistem Pipa

 maka kebutuhan head dari sistem untuk menjamin aliran tersebut juga naik (ditunjukan kurva
sistem). sementara itu, dari kurva karakteristik pompa, diketahui jika head yang dihasilkan pompa
diturunkan maka debitnya akan naik (memperbesar). sebagaimana telah dijelaskan, kedua kurva
berpotongan pada suatu titik yang menyatakan kondisi kerja dari sistem (dengan harga head dan
debit tertentu). besarnya head yang dihasilkan pompa adalah untuk mengatasi kerugian head yang
terjadi pada sistem.
Sistem Pipa

 Pipa-Pipa sejajar
Apabila pada sistem terdapat pencabangan menjadi dua bagian pipa yang sejajar, kemudian bertemu lagi sebagaimana pada
gambar 5.8, maka persoalnya adalah menentukan pembagian laju aliran di antara kedua pipa yang sejajar tersebut.
Sistem Pipa

 Karena beda tekanannya sama, maka kerugian head pada kedua bagian pipa tersebut harus sama. jadi
hL1 = hL2

𝐿1 .𝑉12 𝐿2 .𝑉22
𝑓 = 𝑓2
𝐷1 . 2𝑔 𝐷2 . 2𝑔

𝑉1 𝑓 .𝐿 .𝐷 𝑉1 𝑓2 .𝐿2 .𝐷1
² = 𝑓2 𝐿2 𝐷1 = ½
𝑉1 1. 1. 2 𝑉2 𝑓1. 𝐿1. 𝐷2

 Jika f1 dan f2 diketahui maka laju aliran pada masing-masing bagian pipa dapat ditentukan.
Pipa (saluran) Dengan penampang Tidak Berbentuk Lingkaran

 Untuk pipa (saluran) dengan penampang yang tidak berbentuk lingkaran besarnya kerugian head
dihitung dengan rumus yang didasarkan pada rumus Darcy-Weisbach, yaitu:
Dimana : A = luas penampang pipa L.V²
ℎ𝐿 = 𝑓
P = perimeter basah (wetted perimeter) 4. 𝐴 / 𝑝. 2𝑔

Jika rasio A/P didefinisikan sebagai radius hidrolik R, maka persamaan diatas dapat dinyatakan sebagai
berikut;
Jadi dalam hal ini, diameter D pada rumus Darcy-Weisbach
digantikan denganL.V²
4R. Demikian pula diberlakukan untuk menghitung bilangan
ℎ𝐿 = 𝑓
4. 𝑅. 2𝑔relatif Ks /D
Reynold Re dan kekasaran menjadi Ks /4R.

Anda mungkin juga menyukai