Anda di halaman 1dari 26

MANAJEMEN

MENGONTROL
KELELAHAN
SITA WULANDARI
MEMAHAMI DAN MENGAMBIL
TINDAKAN YANG DIPERLUKAN UNTUK
PENGENDALIAN KELELAHAN
Kelelahan : “Pengurangan dalam
kemampuan fisik dan/atau mental sebagai
akibat dari pengerahan tenaga fisik, mental
atau emosi yang dapat mengganggu
kemampuan fisik yang mencakup: kekuatan;
kecepatan; waktu reaksi; koordinasi;
pembuatan keputusan; atau keseimbangan.“
(MSC/Circ.813/MEPC/Circ.330 IMO's)
KELELAHAN DAN KEHIDUPAN
DIATAS KAPAL
Kelelahan adalah masalah bagi semua
mode transportasi dan industri yang
memiliki jam kerja selama 24 jam,
termasuk industri kelautan.
Terutama untuk pelayaran dan Pelaut, ada
keunikan tersendiri yang berbeda dari
industri yang lain.
1. Pelaut rata-rata bekerja dan tinggal jauh dari
rumah dalam 3-6 bulan, di kapal bergerak
yang terpengaruh dengan faktor-faktor
lingkungan yang tidak terduga (kondisi
cuaca).
2. Selama berada di kapal, tidak ada
perbedaan yang jelas antara bekerja dan
rekreasi.
3. Crew berasal dari berbagai negara dan latar
belakang berbeda, yang diharapkan untuk
bekerja dan tinggal bersama dalam waktu
lama.
Aspek operasional yang berhubungan
dengan shiping menjadi lebih
kompleks, seperti: perbedaan tipe
kapal, pola dan lamanya rute
pelayaran, rotasi pelabuhan, dan
lamanya kapal di pelabuhan

Semua aspek ini menyajikan


kombinasi unik dari potensi penyebab
kelelahan.
PENYEBAB KELELAHAN
Penyebab umum kelelahan pelaut adalah kurangnya tidur,
kualitas istirahat yang buruk, stres dan beban kerja yang
berlebihan. Serta penyebab lainnya sehubungan dengan
operasional dan lingkungan.
Faktor umum penyebab kelelahan dikategorikan sebagai
berikut :
• Crew-specific Factors
• Management Factors (ashore and aboard ship)
• Ship-specific Factors
• Environmental Factors
Crew-specific Factors
a. Sleep and Rest - Personal problems
- Quality, Quantity and Duration
of Sleep - Interpersonal relationships
- Sleep Disorders/ Disturbances e. Ingested Chemicals
- Rest Breaks
- Alcohol
b. Psychological and Emotional
Factors, including stress - Drugs (prescription and non-
c. Health prescription)
- Diet
- Caffeine
- Illness
d. Stress f. Age
- Skill, knowledge and training as g. Shiftwork and Work Schedules
it relates to the job
Management Factors
(ashore and aboard ship)
1. Organizational Factors 2. Voyage and Scheduling
• Staffing policies and Retention Factors
• Role of riders and shore
• Frequency of port calls
personnel
• Paperwork requirements • Time between ports
• Economics • Routing
• Schedules-shift, Overtime, • Weather and Sea condition
Breaks on route
• Company culture and • Traffic density on route
Management style • Nature of duties/workload
• Rules and Regulations
• Resources while in port
• Upkeep of vessel
• Training and Selection of crew
Ship-specific Factors
• Ship design
• Level of Automation
• Level of Redundancy
• Equipment reliability
• Inspection and Maintenance
• Age of vessel
• Physical comfort in work spaces
Location of quarters
• Ship motion
• Physical comfort of accommodation spaces
Environmental Factors

Pengaruh lingkungan, misalnya suhu,


kelembaban, tingkat kebisingan yang
berlebihan, dapat menyebabkan atau
mempengaruhi kelelahan. Dalam jangka
panjang hal tersebut dapat mengganggu
kesehatan, ketidaknyamanan fisik, dan
menyebabkan gangguan tidur.
• Gerak kapal juga dianggap faktor lingkungan. Gerak
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menjaga
keseimbangan fisik. Hal ini karena energi tambahan
yang dikeluarkan untuk menjaga keseimbangan sambil
bergerak, terutama saat kondisi cuaca buruk. Gerakan
berlebihan kapal juga dapat menyebabkan mual dan
mabuk
• Faktor lingkungan dapat juga dibagi menjadi faktor
eksternal untuk kapal dan internal untuk crew kapal.
Dalam kapal, kru yang dihadapi dengan unsur-unsur
seperti kebisingan, getaran dan suhu (panas, dingin,
dan kelembaban). Faktor-faktor eksternal termasuk
pelabuhan, kondisi cuaca dan vessel traffic
KONSEP
DASAR
MEMAHAMI
KELELAHAN
Sleep and Rest

Tidur adalah proses aktif; ketika seseorang tidur, mereka sebenarnya dalam
keadaan kesadaran yang berubah. Kualitas dan manfaat tidur tidak akan
pernah sama setiap waktu. Untuk memenuhi kebutuhan tubuh manusia,
tidur harus memiliki tiga karakteristik yang paling efektif
1. Durasi: Kebutuhan tidur semua orang unik; namun, umumnya dianjurkan
bahwa seseorang memperoleh, rata-rata, 7 hingga 8 jam tidur per 24 jam
sehari. Seseorang membutuhkan jumlah tidur yang menghasilkan perasaan
segar dan waspada. Kewaspadaan dan kinerja terkait langsung dengan
tidur. Tidur yang tidak cukup selama beberapa hari berturut-turut akan
mengganggu kewaspadaan. Hanya tidur yang dapat mempertahankan atau
mengembalikan tingkat kinerja
2. Kontinuitas: Tidur seharusnya tidak terganggu.
Tidur pada jam 1 – 6, akan memiliki manfaat yang
berbeda dengan tidur pada jam 6- 1

3. Kualitas: Orang membutuhkan tidur nyenyak.


Hanya merasa lelah saja tidak cukup untuk
memastikan tidur yang nyenyak. Seseorang harus
mulai tidur selaras dengan jam biologis untuk
memastikan kualitas tidur. Jika waktu tidur tidak
sinkron dengan jam biologisnya, sulit untuk tidur
dengan benar.
Banyak faktor yang berkontribusi terhadap gangguan tidur,
diantaranya :
- Faktor lingkungan (misalnya gerakan kapal, cuaca, getaran,
kebisingan atau akomodasi yang buruk)
- Makanan dan konsumsi bahan kimia (misalnya asupan alkohol,
kopi, obat-obatan, dll)
- Faktor psikologis (misalnya stres, kekuatiran keluarga, tanggung
jawab saat bekerja)
- Gangguan tidur (misalnya insomnia : ketidakmampuan untuk
mendapatkan tidur yang cukup; atau sleep apnea : kondisi ketika
napas berhenti saat tidur karena untuk runtuhnya saluran udara
bagian atas atau diafragma tidak bergerak menyebabkan orang
tersebut bangun)
- Faktor operasional (misalnya gangguan yang disebabkan oleh
drill, bongkar muat)
Stress

Stres terjadi ketika seseorang dihadapkan


dengan lingkungan yang menimbulkan ancaman
atau tuntutan, dan kesadaran seseorang akan
ketidakmampuan atau kesulitannya mengatasi
lingkungan (perasaan kewalahan).Hal ini dapat
mengakibatkan kinerja kerja berkurang dan
masalah kesehatan
STRES DAPAT DISEBABKAN OLEH SEJUMLAH HAL,
TERMASUK:
 lingkungan (kebisingan, getaran, paparan terhadap
suhu tinggi/rendah, dll)
 cuaca (seperti saat musim dingin)
 masalah pribadi (masalah keluarga, home sickness,
dll)
 kurang istirahat
 jam kerja panjang
 hubungan interpersonal di atas kapal
EFEK DARI KELELAHAN

Kewaspadaan adalah keadaan optimal otak yang


memungkinkan kita untuk membuat keputusan
sadar.
Ketika kewaspadaan seseorang terpengaruh oleh
kelelahan, kinerjanya di tempat kerja dapat secara
signifikan terganggu. Gangguan akan terjadi dalam
setiap aspek kinerja manusia (fisik, emosional, dan
mental) seperti dalam pengambilan keputusan,
waktu respon, penilaian, hand-eye coordination, dll
BERIKUT INI ADALAH CONTOH DARI EFEK KELELAHAN
YANG BERPENGARUH PADA KINERJA :

• Saat kelelahan, individu menjadi lebih sulit


berkonsentrasi sehingga rentan melakukan kesalahan

• Kelelahan dapat mempengaruhi kemampuan individu


untuk menanggapi instruksi, memahami instruksi,
menafsirkan atau mengerti instruksi, dan dapat
memakan waktu lebih lama untuk
bereaksi terhadap instruksi
yang diberikan
• Kelelahan juga mempengaruhi kemampuan
pemecahan masalah yang merupakan bagian
integral dari penanganan tugas-tugas baru.

Kelelahan diketahui dapat mempengaruhi kinerja


crew, mengurangi efektivitas dan efisiensi kinerja
crew; menurunkan produktivitas; menurunkan standar
kinerja dan bahkan dapat mengakibatkan terjadinya
kesalahan/kecelakaan kerja.
RULES AND REGULATIONS ARE IN PLACE TO
PREVENT AND DEAL WITH FATIGUE
(INTERNATIONAL, NATIONAL AND
MANAGEMENT)

Sebagaimana dibahas dalam bagian sebelumnya,


Bab VIII (Fitness for duty) dari konvensi STCW
menetapkan batasan jam kerja dan persyaratan
istirahat minimum untuk petugas jaga. Batas-batas
yang dijelaskan dalam Konvensi Tabel VIII / 1 telah
dimasukkan ke dalam peraturan nasional di
beberapa negara.
Selain konvensi STCW, Organisasi Perburuhan Internasional
memiliki konvensi ILO No. 180 (Seafarers Hours of Work
and the Manning of Ships 1996).
Konvensi ini mengharuskan pemerintah untuk menetapkan
jam kerja bagi ABK berdasarkan jam istirahat minimum
atau jam kerja maksimum, yang dapat dilakukan dalam
satu hari atau lebih dari periode tujuh hari. ILO 180 belum
diberlakukan; namun, konvensi ini telah dimasukkan dalam
Protokol baru untuk ILO 147 (Merchant shipping
convention).
Negara-negara yang telah meratifikasi ILO 147 berhak
untuk memeriksa kapal berbendera asing untuk
menentukan apakah standar kerja, telah sesuai yang
dipersyaratkan oleh ILO 147

STCW 78/95 dan ILO 180 (setelah diratifikasi) relevan


dengan implementasi ISM Code dalam banyak hal karena
regulasi tersebut mengharuskan operator untuk “menjaga
keamanan kapal sesuai dengan ketentuan peraturan dan
ketentuan yang relevan.” Memastikan bahwa mereka fit
untuk melaksanakan tugas jaga dan pemeliharaan kapal,
karena hal tersebut memiliki efek pada kelayakan kapal

Anda mungkin juga menyukai