1.
- Memastikan sisi lambung kapal yang akan dipersiapkan untuk boat pandu tender
adalah sisi dibawah angin ( sisi dimana membelakangi arah angin datang ).
-Menjaga komunikasi tetap berjalan dengan baik dengan boat pandu ketika proses
tender dan pengirim perwira jaga ataupun AB senior untuk memastikan pandu naik
kekapal dengan selamat .
b.Jelaskan secara terperinci hal-2 yang harus dipersiapkan oleh pihak kapal
dalam mempersiapkan tangga pandu (Pilot Ladder) dan prosedur penjemputan
Pandu yang naik kekapal melalui Pilot Ladder khususnya bagi kapal2 yang
mempunyai Freeboard yang lebih besar dari 9 meter
- Pastikan tangga pandu sudah terikat dengan baik dan terkunci dengan baik.
- Pastikan realing Tangga Gangway sudah terpasang dengan baik dan benar,
- pastikan seorang perwira atau AB senior mengamati dan menjemput pandu di
Gangway ( Accommodation Ladder ) ketika pandu transit dari tangga pandu ke
Accomodation tangga .
- Setelah pandu naik diatas deck , Hidupkan lampu putih Merah ( MAlam ) , Kibarkan
bendera H yang menunjukan pandu sudah ada diatas kapal.
-Pandu akan memandu kapal masuk kedermaga, dengan catatan bahwa KAPTEN
tetap seorang yang bertanggung jawab dalam setiap keselamatan pelayaran kapal
tersebut.
2. Pandu adalah seseorang yang mempunyai tugas untuk memandu sebuah kapal
dari muara atau dari laut menuju ke pelabuhan atau sebaliknya.Pandu tersebut
diyakini memiliki pengetahuan yang baik tentang alur pelayaran itu.Oleh karena itu
sebaiknya Nakhoda mempercayakan sepenuhnya olah gerak memasuki alur
pelayaran tersebut sepenuhnya kepada Pandu.
Apakah pernyataan diatas harusnya demikian ? Jelaskan dengan sebaik2nya akan
hal ini.
Pernyataaan tersebut salah , Ketika pandu sudah diatas kapal Pandu hanya
berkewajiban menyampaikan Alur diperairan tersebut, Trafic diperairan tersebut,
Kuat Lemahnya arus diperairan tersebut , dan prospek sandar kapal tersebut, Dari
sini dapat kita simpulkan bahwa tugas keselamat pelayaran suatu kapal tetap pada
NAHKODA kapal tersebut bukan pada pandu ketika pandu menuju pelabuhan dari
muara ataupun sebaliknya. Tugas Pandu hanya menyampaikan informasi terkait
kondisi pada perairan tersebut saja .
Jawaban
1.
- Memastikan sisi lambung kapal yang akan dipersiapkan untuk boat pandu tender
adalah sisi dibawah angin ( sisi dimana membelakangi arah angin datang ).
AsyN1B Manajemen Penanganan dan Olah Gerak Kapal Besar
N.113 (ASYNCRONOUS ANT-1)
-Menjaga komunikasi tetap berjalan dengan baik dengan boat pandu ketika proses
tender dan pengirim perwira jaga ataupun AB senior untuk memastikan pandu naik
kekapal dengan selamat .
b.Jelaskan secara terperinci hal-2 yang harus dipersiapkan oleh pihak kapal
dalam mempersiapkan tangga pandu (Pilot Ladder) dan prosedur penjemputan
Pandu yang naik kekapal melalui Pilot Ladder khususnya bagi kapal2 yang
mempunyai Freeboard yang lebih besar dari 9 meter
- Pastikan tangga pandu sudah terikat dengan baik dan terkunci dengan baik.
- Pastikan realing Tangga Gangway sudah terpasang dengan baik dan benar,
- pastikan seorang perwira atau AB senior mengamati dan menjemput pandu di
Gangway ( Accommodation Ladder ) ketika pandu transit dari tangga pandu ke
Accomodation tangga .
- Setelah pandu naik diatas deck , Hidupkan lampu putih Merah ( MAlam ) , Kibarkan
bendera H yang menunjukan pandu sudah ada diatas kapal.
-Kapten akan menginfokan data data kapal melalui PILOT CARD dan rencana sandar
kapal .
-Pandu akan memandu kapal masuk kedermaga, dengan catatan bahwa KAPTEN
tetap seorang yang bertanggung jawab dalam setiap keselamatan pelayaran kapal
tersebut.
2. Pandu adalah seseorang yang mempunyai tugas untuk memandu sebuah kapal
dari muara atau dari laut menuju ke pelabuhan atau sebaliknya.Pandu tersebut
diyakini memiliki pengetahuan yang baik tentang alur pelayaran itu.Oleh karena itu
AsyN1B Manajemen Penanganan dan Olah Gerak Kapal Besar
N.113 (ASYNCRONOUS ANT-1)
sebaiknya Nakhoda mempercayakan sepenuhnya olah gerak memasuki alur
pelayaran tersebut sepenuhnya kepada Pandu.
Apakah pernyataan diatas harusnya demikian ? Jelaskan dengan sebaik2nya akan
hal ini.
Pernyataaan tersebut salah , Ketika pandu sudah diatas kapal Pandu hanya
berkewajiban menyampaikan Alur diperairan tersebut, Trafic diperairan tersebut,
Kuat Lemahnya arus diperairan tersebut , dan prospek sandar kapal tersebut, Dari
sini dapat kita simpulkan bahwa tugas keselamat pelayaran suatu kapal tetap pada
NAHKODA kapal tersebut bukan pada pandu ketika pandu menuju pelabuhan dari
muara ataupun sebaliknya. Tugas Pandu hanya menyampaikan informasi terkait
kondisi pada perairan tersebut saja .
JAWABAN
1. a Gambar dan sebutkan unsur2 dalam sebuah Lingkaran Putar serta
Keterangan Gambar
(A ) Advance : Jarak Yang dicapai dalam arah haluan semula , dihitung dari titik saat
pertama kali kemudi di cikar. Jarak ini tergantung dari faktor- faktor
5. panjang kapal.
(B ) Transfer : jarak yang dicapai pada sudut siku2 terhadap haluan semula,
apabila kapal telah berputar hingga 90 derajat.
( C) Kick : jarak pada saat kapal kesamping dari haluan semula, berlawanan dengan
arah putaran, setelah kemudi pertama kali diputar (cikar).
AsyN1B Manajemen Penanganan dan Olah Gerak Kapal Besar
N.113 (ASYNCRONOUS ANT-1)
D) Tactical diameter : jarak yang dicapai kekanan/kiri dari haluan semula apabila
putaran 180 telah diselesaikan
(G) Driftangle : sudut dari sembarang titik dari lingkaran putar dititik itu dan garis
lurus kapal
(E) Final diameter : jarak tegak lurus pada haluan semula antara garis2 singgung
yang ditarik pada titik2 pada putaran 180 derajat dan putaran 360 telah
diselesaikan. Selalu FD<TD
(G) Driftangle : sudut dari sembarang titik dari lingkaran putar dititik itu dan garis
lurus kapal
PIVOT POINT Titik putar adalah sebuah titik dimana kapal berputar, titik ini
letaknya sedikit kedepan dari titik berat kapal G, atau berada tidak jauh dari
compass platfrom (kapal dengan anjungan ditengah.
c. Gambar dan jelaskan dengan gambar bahwa sebuah kapal saat membuat
AsyN1B Manajemen Penanganan dan Olah Gerak Kapal Besar
N.113 (ASYNCRONOUS ANT-1)
AsyN1B Manajemen Penanganan dan Olah Gerak Kapal Besar
N.113 (ASYNCRONOUS ANT-1)
Transfer adalah jarak yang dicapai pada sudut siku2 terhadap haluan semula,
apabila kapal telah berputar hingga 90 derajat, pada gambar tampak bahwa buritan
akan sedikit terlempar keluar kekiri atau dengan kata lain keluar dari lintasan kapal ,
kecepatan kapal pun akan berkurang hal ini dikarenakan pengaruh body kapal
yang mendapatkan tekanan dari air serta daun kemudi kapal yang memiliki beban ,
momentum kapal tergantung pada massa kapal dan kecepatan kapal. Dengan
demikian kapal yang lebih ringan akan mendapatkan atau kehilangan kecepatan
lebih cepat daripada kapal yang muatannya dalam.
Jika sebuah kapal tanker besar diambil sebagai contoh maka pada kecepatan yang
sama akan berjalan lama setelah mesin dimatikan – ketika kapal tanker dalam
kondisi beban penuh. Kebalikannya akan terjadi ketika kapal tanker berada di
ballast – yaitu akan menempuh jarak yang lebih kecil. Untuk memulai juga setelah
gerakan pertama diberikan kapal tanker yang dimuat akan datang ke kecepatan
yang dirancang lebih lambat dari kapal tanker yang sama ketika pemberat.Bentuk
bagian bawah air lambung juga memainkan peran penting. Dua kapal tanker
dengan perpindahan yang sama akan memiliki kecepatan akselerasi dan deselerasi
yang sama sekali berbeda. Kapal tanker yang memiliki garis lebih halus dari yang
lain akan dapat melakukan perjalanan lebih jauh setelah mesin dihentikan, serta
memulai dan mencapai kecepatan yang dirancang lebih cepat.
Faktor lainnya adalah kondisi dasar kapal dan bagian bawah laut dari lambung
kapal. Jika bagian bawah dikotori dengan pertumbuhan laut maka akan ada
hambatan dan efek pada start-up tidak akan terpengaruh tetapi jarak perjalanan
setelah mesin dihentikan akan lebih pendek.
jika jarak bawah lunas rendah maka efeknya adalah dua arah yaitu kapal akan
membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai kecepatan yang dirancang dari
berhenti serta dia melakukan perjalanan lebih lama ketika mesin dihentikan.
2. Apakah gunanya pada setiap kapal baru perlu diadakan beberapa test
antara lain :
A. Crash Stop test : Stopping Ability adalah kemampuan kapal untuk berhenti
saat mesin utama dimatikan atau putaran mesin diputar berlawanan arah agar
kecepatan kapal menjadi 0. Pengujian dilakukan untuk mengetahui berapa jarak
yang dibutuhkan kapal untuk berhenti. Kriteria yang diberikan oleh IMO adalah
bahwa jarak kapal dari titik dimana mesin dimatikan atau diputar berlawanan arah
sampai kapal benar benar berhenti harus kurang dari 15 kali panjang kapal.
B. Zig Zag Test : Tujuan utama dari melakukan uji coba ini adalah untuk memeriksa
bahwa respons kapal dalam mengubah arahnya berlaku untuk sudut kemudi
AsyN1B Manajemen Penanganan dan Olah Gerak Kapal Besar
N.113 (ASYNCRONOUS ANT-1)
tertentu bersama dengan variasi kecepatan Yaw. Ini juga merupakan ukuran
stabilitas jalur sebuah kapal, semakin banyak waktu dan upaya yang diperlukan
untuk mengubah posnya, dikatakan 'stable by path'. Sebaliknya adalah
kemampuan mengubah jalur. Persyaratannya berbeda antara satu kapal dengan
kapal lainnya. Di kapal angkatan laut, mungkin ada kebutuhan kemampuan
mengubah jalur yang lebih besar, sedangkan untuk pengangkut kargo, mungkin
sebaliknya.
Waktu Belok Awal: waktu yang dibutuhkan untuk mengubah arah atau pos sebagai
respons terhadap eksekusi kemudi. Waktu yang dibutuhkan untuk mengubah yaw
ke arah tertentu
Sudut overshoot: Ini adalah parameter yang sangat penting yang ditentukan
menggunakan pengujian ini. Sudut overshoot didefinisikan sebagai kelebihan sudut
heading yang dicapai oleh kapal pada arah sebelumnya (setelah kemudi
diterapkan). Sebagian besar desain mencari sudut overshoot paling kecil karena
diinginkan untuk pengendalian yang lebih baik
C. Mooring test : Pengujian render adalah pengujian beban berkala dan kalibrasi
rem winch tambat pada beban berdasarkan Nomor Peralatan (EN) yang ditetapkan
untuk kapal. yang kemudian menentukan persyaratan minimum untuk Mooring
Winch Heaving Speed, Brake Holding Capacity, Mooring Rope Minimum Breaking
Load dan Minimum Number of Mooring Ropes. Test ini dilakuna untuk mengetahui
seberap besar beban tekanan yang bias ditahan oleh Canvas Brake pada mooring
test secara maksimal , dengan begitu kita mengetahui jika kondisi Canvas brake
Mooring baik atau tidak. Semua procedure test ini harus berdasar Brake Holding
Capacity harus didasarkan pada SDMBL dan bukan Line MBL dimana didapat dari
ship bulding atau data –data dari tempat pembuatan kapal. Test ini dilakukan 1 kali
setiap tahun sebagai komparasi kempampuan Mooring wich dalam menahan
beban setiap tahunnya ..
D. Turning Circle : Turning circle test adalah salah satu uji yang harus dipenuhi oleh
kapal dalam menentukan kelayakan manuvernya selama berlayar. Dalam hal ini
terdapat beberapa definisi mengenai turning circle test yang berasal dari
International Towing Tank Conference dan pengertian menurut International
Maritime Organization. Pertama, menurut International Towing Tank Conference
(ITTC) yang dimaksud dengan turning circle test adalah suatu bentuk manuver
AsyN1B Manajemen Penanganan dan Olah Gerak Kapal Besar
N.113 (ASYNCRONOUS ANT-1)
melingkar yang dilakukan dengan arah port atau starboard dengan sudut kemudi
maksimal. ITTC merekomendasikan bahwasanya sangat penting untuk
melaksanakan turning circle test setidaknya pada sudut 45 derajat dari sudut
kemudi awal. Berikut adalah gambar turning circle test menurut ITTC.
Beberapa informasi yang dapat diperoleh dari gambar diatas menurut ITTC antara
lain seperti Advance , Tactical Diameter, transfer, dan Steady Turning Radius.
Dalam melakukan sea trial khususnya pada saat turning circle test terdapat
berbagai prosedur selama pengujian agar pengujian dapat memperoleh hasil yang
sesuai dengan standard yang ditetapkan oleh IMO. Dalam hal ini ketika kapal
memulai untuk memutar dalam sudut kemudi tertentu, maka prosedur yang harus
dilakukan adalah, yang pertama yaitu menentukan kecepatan kapal yang dilakukan
pada saat pengujian. Kecepatan ini setidaknya adalah 85% dari kecepatan
maksimum yang dapat dicapai oleh mesin kapal. Kemudian untuk menjalankan
menuver yang relevan maka kapal harus dijalankan pada kecepatan yang konstan.
Kondisi seperti ini harus dipertahankan tanpa perubahan kontrol mesin hingga
kapal sampai pada sudut 45 Derajat, dan kemudian baru dapat dihentikan.
Kondisi Ideal/ Persyaratan Dalam melakukan turning test, terdapat berbagai hal
yang harus dipenuhi oleh suatu kapal agar kapal tersebut memperoleh sertifikat
dan dapat berlayar. Kriteria-kriteria tersebut ditentukan oleh International Maritime
Organization dalam Resolution MSC.137 mengenai Standard For Ship
Maneuverability yang telah menetapkan standar paten yang harus dipenuhi oleh
setiap kapal.
Yang pertama menurut IMO mengenai turning ability suatu kapal adalah besar nilai
advance harus tidak melebihi 4.5 kali panjang kapal dan besar tactical diameter
harus tidak melebihi 5 kali panjang kapal. Kemudian terdapat suatu kriteria lagi
yang bernama initial turning ability dimana IMO menetapkan bahwa dengan
mengganti sudut kemudi menjadi 10o kearah straboard ataupun kearah port maka
jarak yang ditempuh oleh kapal tidak boleh melebihi 2.5 kali panjang kapal dari
sebelum posisi sudut rudder diubah. Ketika suatu kapal memenuhi kriteria ini maka
suatu kapal berarti memiliki kemampuan turning yang sudah sesuai dengan
standard yang ditetapkan oleh IMO.
E. Steering Gear Test : adalah test yang dilakukan pada steering gear Equipment
diatas kapal untuk mengetahui kondisi pada motor pump dan alat –alat yang
mencakup perlengkapan pada system kemudi ini bekerja baik atau tidak , sesuai
peraturan SOLAS V ke bagian Konstruksi dari konvensi memberikan standar kinerja
yang diperlukan saat menguji perangkat kemudi.
Perangkat kemudi bantu harus memiliki kekuatan yang memadai dan mampu
mengemudikan kapal pada kecepatan yang dapat dinavigasi dan mampu
mengarahkan kemudi dari 15° di satu sisi ke 15° di sisi lain dalam waktu tidak lebih
dari 60 detik pada satu setengah bagian. kecepatan servis ke depan maksimum
atau 7 knot.
Jika semua tes telah dilakukan dan kemudi dalam kondisi kinerja Steering gear
sesuai SOLAS Chepter II -1 pihak CLASS akan memberikan seritifikate mengenangi
kondisi steering gear dalam performance baik dan kapal bisa berlayar dengan
mengunakan peralatan steering gear tersebut.
JAWABAN
1.B. Apakah yang dimaksud dengan PIVOT POINT adalah Titik putar adalah
sebuah titik dimana kapal berputar, titik ini letaknya sedikit kedepan dari titik berat
AsyN1B Manajemen Penanganan dan Olah Gerak Kapal Besar
N.113 (ASYNCRONOUS ANT-1)
kapal G, atau berada tidak jauh dari compass platfrom (kapal dengan anjungan
ditengah. Umumnya terletak di depan titik G kira- kira (1/6 – ¼ ) X panjang kapal.
Keterangan gambar
2. Kapal bergerak maju ( pivot point akan berpindah ke depan 1/3 dari panjang
kapal)
3. Kapal bergerak mundur ( pivot point akan mergerak mundur 1/4 panjang kapal)
1. Jelaskan secara terperinci hal2 yang saudara lakukan saat kapal saudara
sedang berlayar di Alur pelayaran sempit dan dangkal :
Sebagaimana kita ketahu didalam pelayaran di akur pelayaran sempit dan dangkal
akan timbul gejala -gejala yang perlu kita perhatikan
tindakan yang dilakukan pada alur pelayaran sempet dan dangkal adalah :
Tindakan kita pada saat berlayar di air perairan sempit dan dangkal
1. Kecepatan dikurangi, cukup untuk olah gerak dan mempertahankan haluan.
2. Usahakan berlayar di poros / di tengah alur perairan jika alur tersebut lurus, jika
berlayar diperairan yang berbelok perhatikan ada / tidak adanya arus.
Jika tidak ada arus yang melihat belokan ditangan kanannya berjalan duluan,
kapal lain menunggu.
Jika ada arus kapal yang mengikuti arus berjalan duluan sedangkan kapal
lainnya menunggu di belakang retting.
Berlayarlah disisi paling luar dimana arus mengalir karena tempat ini dalam
(jika tidak ada kpl lain).
3. Penyusulan harus dilaksanakan hati hati dijaga agar dapat mengurangi pengaruh
isapan satu sama lain.
4. Manjaga jarak aman dari kapal lain dan objet lain disekitar kapal .
5. Pada waktu melewati perkampungan, dermaga, tempat berlabuh atau
pelampung kepil kurangi lagi kecepatan mesin.
Bila bertemu kapal lain atau berpapasan kapal lain yang saling memiliki kecepatan
atau laju terhadap air di alur sempit akan mengaibatkan
memberikan jalan terlebih dahulu kepada kapal yang ikut arus, sehingga dapat
menjegah bahaya tubrukan anytara kapal lain.
Jika Kapal lain terhalangi pada situasi tikungan , kapal diwajubkan memberikan
isyarat bunyi 1 Suling panjang yang menandakan ada kapal didepan yang
akan berpapasan, dimana dalam hal Kapal yang melihat belokan di
sebelah kanannya lewat duluan dan kapal yang mendapatkan belokan di
sebelah kirinya harus memberi prioritas kepada kapal lainnya
3) Saat menyusul kapal lain di alur pelayaran sempit serta akibat2 yang
mungkin terjadi
Ketika situasi menyusul antara kapal lain di alur pelayaran sempit akibat yang
dapat terjadi sebagai berikut
4) Akibat2 yang terjadi bila saudara berlayar dengan kecepatan tinggi saat
di alur pelayaran sempit
Ketika kapal Berlayar dengan kecepatan tinggi di alur pelayaran sempit makan akan
mengakibatkan ,
AsyN1B Manajemen Penanganan dan Olah Gerak Kapal Besar
N.113 (ASYNCRONOUS ANT-1)
- Gelombang haluan yang akan lebih tinggi sehingga mengakibatkan Lembah
gelombang disekitar sisi kapal maka kapal akan mengakibatkan efek SQUAT yang
lebih besar.
- SQUAT adalah Kondisi kapal yang cenderung turun sehubungan dengan adanya
lembah gelombang yang dipengaruhi oleh kecepatan kapal yang bergerak
kedepan yang dapat menyebabkan kapal kandas jika berlayar di perairan dangkal .
-Blokage Facktor adalah pengaruh hisapan yang terjadi karena lebar kapal dan lebar
perairan sehingga memperkecil jarak bebas antar kedua lambung kapal dengan
kedua sisi dari perairan yang sedang dilewati.
5. Jelaskan akibat yang bisa terjadi bilamana kapal anda berlayar di alur
sempit dimana kapal terlalu dekat dengan sisi alur pelayaran
Timbul gejala Bank Effect adalah kecenderungan buritan kapal untuk berayun ke
tepi dekat saat beroperasi di sungai atau jalur air terbatas. Aliran asimetris di sekitar
kapal yang disebabkan oleh sekitar tepian menyebabkan perbedaan tekanan antara
sisi kiri dan kanan.
hal hal yang harus dilakukan untuk menjegah kapal kandas di tepi daratan Bila
menyusul sisi kanan lalu buritan kanan terhisap ketepi sehingga haluan kekiri
maka :
1. Kemudi cikar kanan
2. Mesin tambah kekuatannya
3. Bila perlu jangkar kiri letgo 1,5 x kedalaman air.
- Bentuk Kapal
- Kecepatan Kapal
b. BLOCKAGE FACTOR adalah pengaruh hisapan yang terjadi karena lebar kapal
dan lebar perairan sehingga memperkecil jarak bebas antar kedua lambung kapal
dengan kedua sisi dari perairan yang sedang dilewati. faktor faktor yang
mempengaruhi adalah
- Kecepatan kapal
- Perbandingan antar luas bidang kapal dibawah air dengan luas bidang perairan
-Cofficient Block