Anda di halaman 1dari 37

Tugas Akhir

PERENCANAAN JEMBATAN BRANTAS –


KEDIRI DENGAN MENGGUNAKAN
SISTEM BUSUR BAJA

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi


NRP : 3109100096

Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS.


Dr. Ir. Djoko Untung

Please Enjoy our presentation !!


PENDAHULUAN – LATAR BELAKANG

Current State
• Dibangun sejak tahun 1940
• Struktur utama gelagar komposit
(Baja-Beton-Kayu)
• Pilar berupa truss baja
• Lebar jembatan 6 m
• Bentang jembatan 161 m

• Struktur utama balok beton


pratekan
• Pilar dari beton
• Lebar jembatan 12 m
• Bentang jembatan 190 m
PENDAHULUAN – LATAR BELAKANG

Current State
Jembatan Balok Beton Pratekan
• Bentang max 1 balok 40 m
• Terdapat pilar jembatan

Mengganggu Arus Aliran


Sungai

Maintenance Lebih
Susah
Beban terbesar yang diterima oleh pilar suatu jembatan adalah rangkak
dan susut dari material beton pilar itu sendiri (Priyo Suprobo).
PENDAHULUAN – LATAR BELAKANG

Ideal State

Adanya Jembatan Baru

Lebar Jembatan 12 m
Struktur Utama Tidak Membutuhkan
Pilar ditengah jembatan
• Tidak mengganggu aliran sungai
• Lebih efisien dari segi material

Perencanaan Jembatan Baru dengan Struktur Utama


Busur Rangka Baja dengan Lebar Jembatan 12 m.
PENDAHULUAN

PERMASALAHAN

Permasalahan umum :

Bagaimana cara merencanakan struktur


Jembatan Brantas Kediri dengan
menggunakan sistem busur baja ?
PENDAHULUAN

TUJUAN

Tujuan umum :

Dapat merencanakan struktur Jembatan


Brantas Kediri dengan menggunakan sistem
busur baja.
PENDAHULUAN

BATASAN MASALAH

1. Perencanaan hanya ditinjau dari aspek teknis saja secara


struktural dan tidak dilakukan analisis dari segi biaya maupun
waktu.
2. Perhitungan sambungan dibatasi pada bagian-bagian tertentu
yang dianggap mewakili secara keseluruhan.
3. Tidak membahas tentang metode pelaksanaan di lapangan.
4. Tidak memperhitungkan kondisi beban pada waktu pelaksanaan.
5. Tidak memperhitungkan perencanaan saluran drainase jembatan,
instalasi/jaringan listrik, finishing dsb.
TINJAUAN PUSTAKA

Struktur Jembatan Busur

1. Deck Girder
Struktur jembatan bagian atas yang menerima langsung beban
lalu lintas yang bekerja dan melindungi terhadap keausan.
2. Batang Lengkung
Bagian utama jembatan yang mengubah gaya-gaya yang bekerja
dari beban vertikal menjadi gaya horizontal tekan/tarik.
3. Pier/Abutment
Peir/abutment merupakan struktur bagian bawah
jembatan yang berfungsi menyangga deck secara langsung ke
tebing atau tepi sungai dan menyalurkan beban-beban yang
diterima oleh deck ke bagian pondasi.
TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran Pokok Busur

1. Tinggi fokus busur antara 1/6 L hingga 1/5 L.


2. Tinggi tampang busur antara 1/40 L hingga 1/25 L.
3. Lebar jembatan minimum adalah 1/20 L.

Dengan L adalah bentang total jembatan busur


(Ir. Harwijono (alm), Dr. Ir. Hidajat Sugihardjo, MS dan Ir. Djoko Irawan,
MS., Diktat Kuliah Jembatan Bentang Panjang, 2007)
METODOLOGI

A
Mulai

DIAGRAM 1. Pengumpulan Data


2. Studi Literatur
Pembebanan pada perletakan :
1. Reaksi bangunan atas
2. Beban aksi lingkungan

ALIR 1. Data Topografi


2. Data Hidrologi
3. Data umum jembatan
Not OK !!
Perencanaan dimensi
perletakan

Dalam pengerjaan Mendesain layout awal jembatan Kontrol stabilitas


perletakan

tugas akhir ini, Preliminary Desain Bangunan Atas

Perencanaan Bangunan bawah :


langkah - langkah Perencanaan Struktur sekunder :
1. Tiang sandaran
2. Plat lantai kendaraan
1. Abutment dan pilar
2. Pondasi tiang pancang

yang dapat dilakukan 3. Balok memanjang


4. Balok melintang
Analisis data tanah

sesuai pada diagram Perencanaan Struktur Utama :


5. Penggantung busur Perencanaan abutment dan pilar :
1. Analisis kedalaman scouring
alir disamping. 6. Lengkung busur
2. Perencanaan dimensi
abutment dan pilar
Pembebanan struktur utama :
1. Beban mati
2. Beban hidup Pembebanan pada abutment :
3. Beban aksi lungkungan 1. Beban mati
Not OK !! 2. Reaksi bangunan atas Not OK !!
3. Beban akibat tanah
4. Beban aksi lingkungan
Analisis gaya-gaya pada struktur
utama menggunakan alat bantu
software SAP 2000

Kontrol
stabilitas abutment
Kontrol kekuatan
dan kestabilan OK !!
struktur utama
Perencanaan tiang :
1. Diameter tiang
OK !! 2. Konfigurasi tiang
3. Jumlah tiang

`A

Finish
METODOLOGI

DATA PERENCANAAN
Data Perencanaan Jembatan :
1. Panjang Jembatan : 190 meter
2. Tinggi Bebas Jembatan : 3.5 meter
3. Lebar Jembatan : 12 meter
4. Konstruksi Jembatan : Jembatan Busur Baja Dengan Batang Tarik
5. Ukuran Busur : Tinggi fokus (f) = 38 m (1/5 Bentang)
Tinggi Tampang (t) = 5 m (1/38 Bentang)
Tinggi Tampang (t) = 7.6 m (1/25 Bentang
Data Perencanaan Bahan :
1. Mutu Beton (fc’) : 35 Mpa
2. Profil Baja BJ 50 (fy) = 290 Mpa
(fu) = 500 MPa
METODOLOGI

Kondisi Eksisting Jembatan


PERENCANAAN

Pembebanan
Jembatan

Beban Tetap Beban Lalu Beban


Lintas Lingkungan

Berat Beban Mati Tekanan


Tambahan Tanah Beban Beban
Sendiri
Angin Gempa

Beban Lajur Beban Beban Dinamis Beban


“D” Truk (DLA) Pedestrian
PERENCANAAN

Pelat Lantai
Pembebanan : Beban Mati + Beban hidup Truk (DLA)
1. Tebal Lantai Kendaraan 22 cm
2. Tebal Lapisan Aspal 5 cm
3. Tulangan pelat lantai :
Arah Melintang (tul. Utama) D16 – 200
Arah Memanjang (tul. Susut suhu) D12 – 250
Mutu beton fc’ 35 Mpa
Mutu baja tulangan ulir fy 320 Mpa
Aspal 5cm
D16 - 200

D12 - 250

Gambar Perencanaan Pelat Lantai


PERENCANAAN

Gelagar Memanjang - Melintang


Pembebanan : Beban Mati + Beban hidup (“D”/Truk)
Stuktur Lentur :
• Kontrol terhadap tekuk lokal
• Kontrol terhadap tekuk lateral
• Kontrol Lendutan
• Kontrol geser

1. Gelagar Memanjang menggunakan profil :


WF 600 x 300 x 12 x 20
Jarak antar gelagar memanjang = 1.2 m
2. Gelagar Melintang menggunakan profil : Komposit :
WF 1000 x 400 x 16 x 36 Shear Connector D30 mm,
Jarak antar gelagar melintang = 9.5 m jarak 320mm
PERENCANAAN

Konstruksi Pemikul Utama

• Kontruksi pemikul utama merupakan bagian terakhir dari kontruksi


atas jembatan yang menerima seluruh beban yang ada pada lantai
kendaraan kemudian diteruskan ke tumpuan.

• Bentuk kontruksi pemikul utama yang dipilih sesuai dengan adalah


kontruksi busur dengan batang tarik.

• Preliminary design jembatan busur ini ditentukan dengan syarat


dan ketentuan yang berlaku untuk mendapatkan dimensi kontruksi
busur yang cukup kaku dan dinamis. Dimensi kontruksi yang telah
ditentukan nantinya akan diinputkan ke dalam program SAP 2000
sebagai ukuran dimensi jembatan busur.
PERENCANAAN

Konstruksi Sekunder

Rencana struktur ikatan angin atas

Rencana struktur ikatan angin bawah


PERENCANAAN

Konstruksi Batang Penggantung


• Batang Penggantung (Produksi ANVIL – International inc.)
• Batang Rod diameter 4.5”

Gambar Batang Penggantung dan


Pengencang
PERENCANAAN

Konstruksi Pemikul Utama


• Struktur Busur Utama
Profil Box hanya untuk struktur busur bawah
dan busur atas, sedangkan untuk busur
diagonal dan vertikal tetap menggunakan
profil WF fabrikasi

b = 400 mm
d = 800 mm
tf = tebal sayap
tw = tebal badan

Gambar Profil Box WF Gambar Profil WF fabrikasi


PERENCANAAN

Konstruksi Pemikul Utama

Perencanaan busur utama dibagi menjadi 3 segmen


yang dianggap mampu mewakili busur lainnya.

III
II IV

I V

Gambar Pembagian Segmen Busur


PERENCANAAN

Permodelan pada SAP 2000


PERENCANAAN

Pembebanan pada SAP 2000


Beban Mati :
Beban Pelat beton
Beban Aspal
Beban Kerb

Berat struktur sekunder langsung diinput dalam


analisa SAP 2000
PERENCANAAN

Pembebanan pada SAP 2000


Beban
Beban
Hidup
Hidup
: :
Beban
Beban
terbagi
area
rata
berupa
berupa
Beban
Beban
BGTlajur BTR
PERENCANAAN

Pembebanan pada SAP 2000


Beban Angin
Gempa: : (Statik Ekivalen – RSNI T-04-2004 B)
Tew1 = Beban Angin yang menabrak konstruksi busur
Tew2 = Beban Angin yang menabrak kendaraan
PERENCANAAN

Pembebanan pada SAP 2000


Beban Temperatur :
Temperatur maksimum : 40oC
Temperatur minimum : 15oC
∆T : 25 oC
PERENCANAAN

Output Analisa SAP 2000


Output SAP 2000 berupa Gaya Aksial pada struktur busur
PERENCANAAN

Perencanaan Rangka Busur


Rangka utama busur menerima gaya aksial tekan - tarik
Kontrol penampang profil akibat gaya aksial tekan:
• Kontrol kelangsingan penampang
• Kontrol kelangsingan struktur
• Kontrol kekuatan penampang

Kontrol penampang profil akibat gaya aksial tarik:


• Kontrol kelangsingan penampang
• Kontrol kuat rencana leleh
• Kontrol kuat rencana putus
• Kontrol Block Shear

Pada penampang busur yang menggunakan profil box WF, perlu dikontrol
pelat kopel sebagai pelat penyambung profil
PERENCANAAN

Perencanaan Rangka Busur


• Ikatan Angin Atas direncanakan untuk menerima gaya aksial tarik
dan tekan akibat beban angin maupun gempa.
• Ikatan Angin Bawah hanya direncanakan untuk menerima gaya
aksial tarik dari beban angin saja, sedangkan ketika gaya aksial
tekan bekerja dianggap profil ikatan angin bawah tidak menerima
beban.
• Pada portal akhir dikontrol untuk portal bergoyang karena
terdapat beban angin dan gempa yang mengakibatkan goyangan
pada struktur jembatan.
• Bracing Busur dikontrol sebagai batang tarik dan juga tekan.
PERENCANAAN

Perencanaan Rangka Busur


Hasil analisa penampang konstruksi busur berdasarkan output gaya
aksial dari SAP 2000 :
Profil busur atas, bawah dan batang tarik :
Menggunakan profil Box WF 800 x 400
Profil busur vertikal dan diagonal :
Menggunakan profil WF 800 x 400
Profil busur sekunder :
• Ikatan Angin Atas = WF 300 x 250 x 9 x 14
• Ikatan Angin Bawah = WF 250 x 150 x 8 x 12
• Bracing Busur = WF 200 x 125 x 8 x 12
• Balok Portal Akhir = WF 500 x 275 x 12 x 19
• Kolom Portal Akhir = WF 800 x 400 x 9 x 19
PERENCANAAN

Perencanaan Lawan Lendutan (Camber)


Syarat lendutan jembatan (RSNI T-03-2005)
∆ijin = 1/800 L
Lendutan dihitung dari lendutan struktur busur akibat beban hidup pada
analisa SAP 200 + perpanjangan vertikal dari batang penggantung akibat
beban hidup.

Lendutan yang terjadi ditengah bentang akibat beban hidup sebesar :


12.27 cm < ∆ijin = 23.75 cm

Lawan lendutan besarnya direncanakan 2x dari lendutan aktual akibat beban hidup.
Sehingga lawan lendutan pada struktur busur di tengah bentang direncanakan sebesar
24.54 cm
PERENCANAAN

Perencanaan Perletakan
Perletakan jembatan sederhana : Sendi – Rol Baja
Tabel Muller - Breslau
h/S2 b/aS3 W
3 4 0.2222 ah2S3
Perletakan dengan dimensi
4 4.2 0.2251 ah2S3
5 4.6 0.2286 ah2S3
penampang kontak 85 cm x 85 cm
6 5 0.2315 ah2S3

Perletakan Sendi Perletakan Rol


PERENCANAAN

Perencanaan Abutmen
Beban yang bekerja seluruh beban dari stuktur atas tanpa adanya Load
Factor baik beban mati, hidup ataupun lingkungan.

Jenis tanah dasar : Pasir padat


Sehingga tanah keras letaknya cukup dangkal yaitu pada kedalaman 16 m
dari permukaan tanah.

Abutmen direncanakan ditanam hingga dibawah dasar sungai untuk


menghindari adanya gerusan pada tanah disekitar abutmen (Scouring).
Kedalaman scouring rencana yaitu 1.6 m, sehingga abutmen ditanam
hingga kedalaman -8.6 m dibawah permukaan tanah.
PERENCANAAN

Perencanaan Abutmen

Notasi (m) Notasi (m)


h1 1.7 b1 1.5
h2 7.4 b2 0.5
h3 0.3 b3 0.5
h4 1.2 b4 2.25
h5 0.75 Bx 6
h6 1.5 By 15
h7 1.5
h8 5.35
H 10.6
PERENCANAAN

Perencanaan Pondasi
Direncanakan menggunakan pondasi Bor Pile Injection, yaitu pondasi
dengan diameter dasar yang lebih besar daripada diameter ujung. Ini
berguna sebagai daya dukung ujung tiang akibat beban yang ada.

Digunakan Bor Pile diameter ujung 1m dan diameter dasar 2m dengan


jumlah 10 buah yang ditanam hingga kedalaman 16 m.

Konfigurasi pemasangan tiang bor


KESIMPULAN

• Tebal pelat lantai beton = 220 mm, tebal aspal 5 mm.


• Gelagar memanjang menggunakan profil WF 600 x 300 x 12 x 20.
• Gelagar melintang menggunakan profil WF 1000 x 400 x 16 x 36 dan
komposit dengan pelat lantai yang dihubungkan dengan shear connector
diameter 30 mm dengan jarak 32 cm.
• Penggantung menggunakan baja Rod diameter 4.5 in.
• Perencanaan profil rangka busur :
Segmen Busur Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3
Busur Atas Box 800x400x12x16 Box 800x400x12x22 Box 800x400x12x25

Busur Bawah Box 800x400x16x38 Box 800x400x12x22 Box 800x400x12x16

Busur Diagonal WF 800x400x6x12 WF 800x400x6x12 WF 800x400x6x9

Busur Vertikal WF 800x400x9x19 WF 800x350x9x12 WF 800x350x9x12

Batang Tarik Box 800x400x12x25 Box 800x400x9x12 Box 800x400x6x12


KESIMPULAN

• Lendutan ditengah bentang akibat beban hidup yaitu sebesar 12.27 cm. Untuk
perencanaan lawan lendutan (Camber) digunakan 2 kali besar lendutan aktual
sehingga besar lawan lendutan ditengah bentang jembatan sebesar 24.54 cm.
• Perencanaan profil sekunder :
Ikatan angin atas = WF 300 x 250 x 9 x 4
Ikatan angin bawah = WF 250 x 150 x 8 x 12
Balok portal akhir = WF 500 x 275 x 12 x 19
Bracing busur = WF 200 x 125 x 8 12
• Perletakan yang digunakan berupa perletakan baja mutu BJ 50 dengan luas
penampang dimensi 85 x 85 cm.
• Kedalaman scouring yang direncanakan untuk abutmen yaitu sedalam 1.6
meter. Abutmen ditanam hingga melebihi dasar sungai yaitu hingga kedalaman –
8.6 meter
• Pondasi yang digunakan berupa tiang bor dengan diameter 1 m sejumlah 10
buah yang ditanam mulai dari dasar abutmen hingga kedalaman -16 meter (posisi
tanah keras).
Tugas Akhir / 3109100096

Anda mungkin juga menyukai