Current State
• Dibangun sejak tahun 1940
• Struktur utama gelagar komposit
(Baja-Beton-Kayu)
• Pilar berupa truss baja
• Lebar jembatan 6 m
• Bentang jembatan 161 m
Current State
Jembatan Balok Beton Pratekan
• Bentang max 1 balok 40 m
• Terdapat pilar jembatan
Maintenance Lebih
Susah
Beban terbesar yang diterima oleh pilar suatu jembatan adalah rangkak
dan susut dari material beton pilar itu sendiri (Priyo Suprobo).
PENDAHULUAN – LATAR BELAKANG
Ideal State
Lebar Jembatan 12 m
Struktur Utama Tidak Membutuhkan
Pilar ditengah jembatan
• Tidak mengganggu aliran sungai
• Lebih efisien dari segi material
PERMASALAHAN
Permasalahan umum :
TUJUAN
Tujuan umum :
BATASAN MASALAH
1. Deck Girder
Struktur jembatan bagian atas yang menerima langsung beban
lalu lintas yang bekerja dan melindungi terhadap keausan.
2. Batang Lengkung
Bagian utama jembatan yang mengubah gaya-gaya yang bekerja
dari beban vertikal menjadi gaya horizontal tekan/tarik.
3. Pier/Abutment
Peir/abutment merupakan struktur bagian bawah
jembatan yang berfungsi menyangga deck secara langsung ke
tebing atau tepi sungai dan menyalurkan beban-beban yang
diterima oleh deck ke bagian pondasi.
TINJAUAN PUSTAKA
A
Mulai
Kontrol
stabilitas abutment
Kontrol kekuatan
dan kestabilan OK !!
struktur utama
Perencanaan tiang :
1. Diameter tiang
OK !! 2. Konfigurasi tiang
3. Jumlah tiang
`A
Finish
METODOLOGI
DATA PERENCANAAN
Data Perencanaan Jembatan :
1. Panjang Jembatan : 190 meter
2. Tinggi Bebas Jembatan : 3.5 meter
3. Lebar Jembatan : 12 meter
4. Konstruksi Jembatan : Jembatan Busur Baja Dengan Batang Tarik
5. Ukuran Busur : Tinggi fokus (f) = 38 m (1/5 Bentang)
Tinggi Tampang (t) = 5 m (1/38 Bentang)
Tinggi Tampang (t) = 7.6 m (1/25 Bentang
Data Perencanaan Bahan :
1. Mutu Beton (fc’) : 35 Mpa
2. Profil Baja BJ 50 (fy) = 290 Mpa
(fu) = 500 MPa
METODOLOGI
Pembebanan
Jembatan
Pelat Lantai
Pembebanan : Beban Mati + Beban hidup Truk (DLA)
1. Tebal Lantai Kendaraan 22 cm
2. Tebal Lapisan Aspal 5 cm
3. Tulangan pelat lantai :
Arah Melintang (tul. Utama) D16 – 200
Arah Memanjang (tul. Susut suhu) D12 – 250
Mutu beton fc’ 35 Mpa
Mutu baja tulangan ulir fy 320 Mpa
Aspal 5cm
D16 - 200
D12 - 250
Konstruksi Sekunder
b = 400 mm
d = 800 mm
tf = tebal sayap
tw = tebal badan
III
II IV
I V
Pada penampang busur yang menggunakan profil box WF, perlu dikontrol
pelat kopel sebagai pelat penyambung profil
PERENCANAAN
Lawan lendutan besarnya direncanakan 2x dari lendutan aktual akibat beban hidup.
Sehingga lawan lendutan pada struktur busur di tengah bentang direncanakan sebesar
24.54 cm
PERENCANAAN
Perencanaan Perletakan
Perletakan jembatan sederhana : Sendi – Rol Baja
Tabel Muller - Breslau
h/S2 b/aS3 W
3 4 0.2222 ah2S3
Perletakan dengan dimensi
4 4.2 0.2251 ah2S3
5 4.6 0.2286 ah2S3
penampang kontak 85 cm x 85 cm
6 5 0.2315 ah2S3
Perencanaan Abutmen
Beban yang bekerja seluruh beban dari stuktur atas tanpa adanya Load
Factor baik beban mati, hidup ataupun lingkungan.
Perencanaan Abutmen
Perencanaan Pondasi
Direncanakan menggunakan pondasi Bor Pile Injection, yaitu pondasi
dengan diameter dasar yang lebih besar daripada diameter ujung. Ini
berguna sebagai daya dukung ujung tiang akibat beban yang ada.
• Lendutan ditengah bentang akibat beban hidup yaitu sebesar 12.27 cm. Untuk
perencanaan lawan lendutan (Camber) digunakan 2 kali besar lendutan aktual
sehingga besar lawan lendutan ditengah bentang jembatan sebesar 24.54 cm.
• Perencanaan profil sekunder :
Ikatan angin atas = WF 300 x 250 x 9 x 4
Ikatan angin bawah = WF 250 x 150 x 8 x 12
Balok portal akhir = WF 500 x 275 x 12 x 19
Bracing busur = WF 200 x 125 x 8 12
• Perletakan yang digunakan berupa perletakan baja mutu BJ 50 dengan luas
penampang dimensi 85 x 85 cm.
• Kedalaman scouring yang direncanakan untuk abutmen yaitu sedalam 1.6
meter. Abutmen ditanam hingga melebihi dasar sungai yaitu hingga kedalaman –
8.6 meter
• Pondasi yang digunakan berupa tiang bor dengan diameter 1 m sejumlah 10
buah yang ditanam mulai dari dasar abutmen hingga kedalaman -16 meter (posisi
tanah keras).
Tugas Akhir / 3109100096