Disusun oleh :
NOOR AZIZAH
NPM. 17640057
Dosen Pembimbing :
HENDRA CAHYADI, ST.,MT
NIP/NIK. 197710112005011001
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr,Wb .
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga saya berhasil menyelesaikan laporan ini yang
Alhamdulillah selesai tepat pada waktunya yang berjudul “PENGENDALIAN BIAYA
DAN WAKTU PERENCANAAN TURAP PENGAMAN TEBING SUGAI BELAKANG
MESJID BAITUL RIDWAN DESA PABAUNGAN HILIR KABUPATEN TAPIN”. Tak
lupa pula kita kirimkan salam dan shalawat kepada nabi Muhammad SAW, yang telah
berhasil memperjuangkan agama islam yang mulia ini beserta keluarga dan para
sahabatnya.
Akhir kata, mungkin masih terdapat banyak kekurangan dalam Laporan Proposal ini .
Karena itu, kritik dan saran dari pembaca akan sangat bermanfaat saya. Semoga Laporan
Proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya
Wassalamualaikum Wr, Wb .
ii
Banjarmasin, Januari 2021
Noor Azizah
17640057
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................
1.3 Tinjauan Penelitian..............................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................
iv
3.1.1 Variabel Penelitian.....................................................................................
3.1.2 Definisi Operasional..................................................................................
3.2 Lokasi Penelitian..................................................................................................
3.2.1 Tahap Persiapan.........................................................................................
3.3 Jenis dan Sumber Data.........................................................................................
3.3.1 Jenis Data...................................................................................................
3.4 Metode Pengumpulan Data..................................................................................
3.4.1 Metode Analisis.........................................................................................
3.4.2 Metode PERT.............................................................................................
3.4.3 Metode CPM..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
korban jiwa. Pembangunan turap diharapkan dapat mengurangi resiko terjadinya bencana
alam seperti tanah longsor yang terjadi dimusim penghujan.
Pada penelitian ini, saya melakukan penelitian pada proyek Pembuatan Turap
Pengaman Tebing Sungai Belakang Mesjid Baitul Ridwan yang bertempat di Desa
Pabaungan Hilir Kecamatan Candi Laras Selatan Kabupaten Tapin. Dengan anggran biaya
Rp. 2.976.691.000,00 dengan masa pelaksanaan 105 hari kalender.
Permasalahan pada proyek tersebut dipilih karena pada proyek turap tersebut
memiliki kendala keterlambatan dalam pelaksanaannya, karena sering nya terjadi hujan besar
di daerah tersebut rata-rata hampir setiap hari terjadinya hujan. Yang mengakibatkan air
sungai naik dan terjadinya longsor pada turap menghambat dan memperlambat
pengerjaannya.
Berdasarkan hal tersebut saya mengambil judul :
Pengendalian Biaya Dan Waktu Perencanaan Turap Pengaman Tebing Sungai Belakang
Mesjid Baitul Ridwan Desa Pabaungan Hilir Kabupaten Tapin.
3
4
c. Turap Baja
Turap baja adalah jenis paling umum yang digunakan, baik digunakan untuk
bangunan permanen atau ssementara karena beberapa sifatsifatnya sebagai berikut:
1. Tahan terhadap tegangan dorong tinggi yang dikembangkan di dalam bahan
keras atau bahan batuan
2. Mempunyai berat relatif yang tinggi
3. Dapat dipakai berulang-ulang
4. Umur pemakaiannya cukup panjang baik di atas maupun di bawah air dengan
perlindungan sederhana menurut NBS (1962) yang meringkaskan data tentang
sejumlah tiang pancang yang diperiksa setelah pemakaian yang berlangsung
lama
5. Mudah menambah panjag tiang pancang dengan mengelas maupun dengan
memasang baut
6. Sambungan-sambungan sangat sedikit mengalami deformasi bila di desak
penuh dengan tanah dan batuan selama pemancangan.
4
5
5
6
6
7
pembungkus. Jika pelaksanaan yang sebenarnya berada dalam daerah pembungkus, maka
sasaran proyek besar kemungkinannya dapat tercapai. Jika pelaksanaan sebenarnya berada
dalam lingkungan pembungkus itu maka sasaran proyek besar kemungkinan akan dapat
tercapai. Bila pelaksanaan sebenarnya berada di bawah rencana memulai lambat maka proyek
umumnya tidak akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya jika tidak diadakan revisi.
Untuk mencegah sampai adanya kurva pelaksanaan berada di bawah rencana mulai paling
lambat maka pada setiap unit waktu tertentu disajikan kecenderungan arah kemiringan kurva
(trend). Pada kurun waktu tertentu, bila trend kurva naik berarti kinerja pelaksanaan proyek
baik. Kondisi yang demikian berakibat hasil yang dicapai lebih besar dari yang direncanakan.
Tetapi ada kalanya trend kurva mendatar atau bahkan turun. Gejala ini jika terus berlanjut
berakibat kurva berada di bawah mulai paling lambat. Ini berarti prestasi kerja yang dicapai
lebih rendah dari yang direncanakan.
Dengan mengetahui trend kurva pengendalian pihak pengawas dapat memberikan saran
atau peringatan kepada pihak pelaksana proyek. Penggunaan grafik ‘S’ dilihat dalam hal-hal
berikut :
1. Pada analisis kemajuan proyek secara keseluruhan.
2. Penggunaan sama dengan butir di atas, tetapi untuk satuan unit pekerjaan atau
elemen- elemennya.
3. Pada kegiatan engineering dan pembelian untuk menganalisis prosentase (%)
penyelesaian pekerjaan, misalnya jam-orang untuk menyiapkan rancangan, produksi
gambar, menyusun pengajuan pembelian terhadap waktu.
4. Pada kegiatan kontruksi, yaitu untuk menganalisa pemakaian tenaga kerja atau jam-
orang dan untuk menganalisa prosentase (%) penyelesaian serta pekerjaan lain yang
diukur dalam unit versus waktu. Grafik “S” sangat berfaedah untuk dipakai sebagai
bulanan dan laporan kepada pimpinan proyek maupun pimpinan perusahaan karena
grafik ini dapat dengan jelas menunjukkan kemajuan proyek maupun pimpinan
perusahaan karena grafik ini dapat dengan jelas menunjukkan kemajuan proyek.
7
8
terlihat dengan jelas, sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh panjangnya diagram
batang. Proses Penyusunan Diagram Batang :
Daftar Item Kegiatan
Yang berisi seluruh jenis kegiatan pekerjaan yang ada dalam rencana pelaksanaan
pembangunan.
Urutan Pekerjaan
Dari daftar item kegiatan tersebut di atas, disusun urutan pelaksanaan pekerjaan
berdasarkan prioritas item kegiatan yang akan dilaksanakan kemudian, dan tidak
mengesampingkan kemungkinan pelaksanaan pekerjaan secara bersamaan.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan adalah jangka waktu pelaksanaan dari seluruh kegiatan yang
dihitung dari permulaan kegiatan sampai seluruh kegiatan berakhir. Waktu
pelaksanaan pekerjaan diperoleh dari penjumlahan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan setiap item kegiatan.
8
9
1. Waktu kerja normal adalah 8 jam kerja per hari (08.00 – 17.00) dengan 1 jam
istirahat (12.00 – 13.00), sedangkan kerja lembur dilakukan setelah waktu
kerja normal selama 4 jam per hari (18.30 – 22.30). Dalam seminggu hanya
dilakukan 6 hari kerja, yaitu Senin – Sabtu.
2. Harga upah pekerja untuk kerja lembur menurut Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 11 (Anonim, 2004)
diperhitungkan sebagai berikut :
a. Untuk 1 jam kerja lembur pertama, harus dibayar upah kerja lembur
sebesar 1,5 kali upah sejam.
b. Untuk setiap jam kerja berikutnya, harus dibayar upah kerja lembur
sebesar 2 kali upah sejam.
3. Produktifitas untuk 4 jam kerja lembur diperhitungkan sebesar 60% dari
produktifitas normal (Soeharto, Iman, 1999).
a. Crash Duration
Langkah-langkah dalam menghitung crash duration :
a. Menghitung produktifitas harian
Volume pekerjaan
produktifitas harian =
Durasi Normal
9
10
b. Crash Cost
Upah tenaga kerja dalam proyek Penyelesaian Gedung Perawatan Obsgyn Dan
Anak (Dua Lantai) di kabupaten Morowali Utara:
Upah kerja Harian Normal = Prod. Harian x Harga satuan upah kerja
Upah kerja per jam normal = Prod. Per jam x Harga satuan upah kerja
Upah kerja lembur per hari (4 jam) = (1,5 x upah sejam normal) + 3 x (2 x upah
sejam normal)
Crash cost tenaga kerja per hari = Upah harian + upah kerja lembur per hari
10
11
c. Cost Slope
a. Crash Duration
Langkah-langkah dalam menghitung crash duration :
a. Menghitung produktifitas harian
Volume pekerjaan
produktifitas harian =
Durasi Normal
11
12
Di mana :
Jam kerja normal harian = 8 jam
b. Crash Cost
Upah tenaga kerja dalam proyek Penyelesaian Gedung Perawatan Obsgyn Dan
Anak (Dua Lantai) di kabupaten Morowali Utara:
Upah kerja Harian Normal = Prod. Harian x Harga satuan upah kerja
Upah kerja per jam normal = Prod. Per jam x Harga satuan upah kerja
Upah kerja lembur per hari (4 jam) = (1,5 x upah sejam normal) + 3 x (2 x upah
sejam normal)
Crash cost tenaga kerja per hari = Upah harian + upah kerja lembur per hari
c. Cost Slope
13
14
2.13 PERT
PERT atau Project Evaluation and Review Technique adalah sebuah model
Management Science untuk perencanaan dan pengendalian sebuah proyek
(Siswanto, 2007).
14
15
Teknik PERT (Project Evaluation and Review Technique) adalah suatu metode yang
bertujuan untuk mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta
mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat
selesainya proyek. Teknik ini memungkinkan dihasilkannya suatu pekerjaan yang terkendali
dan teratur, karena jadwal dan anggaran dari suatu pekerjaan telah ditentukan terlebih dahulu
sebelum dilaksanakan.
Bila CPM memperkirakan waktu komponen kegiatan proyek dengan pendekatan
deterministik satu angka yang mencerminkan adanya kepastian, maka PERT direkayasa
untuk menghadapi situasi dengan kadar ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi pada aspek
kurun waktu kegiatan (Soeharto, 1999).
Levin dan Kirkpatrick (1972) menjelaskan bahwa waktu optimis adalah perkiraan waktu
yang mempunyai kemungkinan yang sangat kecil untuk dapat dicapai, kemungkinan
terjadinya hanya satu kali dari 100, waktu pesimis adalah suatu perkiraan waktu yang lain
yang mempunyai kemungkinan sangat kecil untuk dapat direalisasikan, kemungkinan
terjadinya juga hanya satu kali dalam 100, sedangkan waktu realistis atau waktu yang paling
mungkin adalah waktu yang berdasarkan pikiran estimator. Perkiraan waktu optimis biasanya
dinyatakan oleh huruf a, waktu realistis oleh huruf m, dan waktu pesimis dinyatakan oleh
huruf b.
Menurut Heizer dan Render (2005), dalam PERT digunakan distribusi peluang
berdasarkan tiga perkiraan waktu untuk setiap kegiatan, antara lain waktu optimis , waktu
pesimis , dan waktu realistis.
Menurut Soeharto (1999), mengingat besarnya pengaruh angka-angka a, m, dan b
dalam metode PERT, maka beberapa hal perlu diperhatikan dalam
menentukan angka estimasi, diantaranya :
a. Estimator perlu mengetahui fungsi dari a, m, dan b dalam hubungannya dengan
perhitungan-perhitungan dan pengaruhnya terhadap metode PERT.
b. Di dalam proses estimasi angka-angka a, m, dan b bagi masing-masing kegiatan,
jangan sampai dipengaruhi atau dihubungkan dengan target kurun waktu penyelesaian
proyek.
c. Bila tersedia data-data pengalaman masa lalu (historical record), maka data demikian
akan berguna untuk bahan pembanding dan banyak membantu mendapatkan hasil
yang lebih meyakinkan.
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian merupakan cara yang dilakukan dalam proses penelitian yaitu
memperoleh fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati , dan matematis untuk mewujudkan
kebenaran (Ferdinand, 2006).
Variabel secara umum dibagi menjadi dua, yaitu variabel independen dan variabel
dependen. Variabel independen merupakan tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain, sedangkan variabel dependen adalah tipe variabel yang
dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel waktu optimal proyek
sebagai variabel dependen, sedangkan variabel independennya, yaitu durasi proyek,
hubungan ketergantungan antar kegiatan proyek, dan rencana
anggaran biaya.
16
Waktu dalam hal ini adalah lamanya sutu rangkaian ketika proses berlangsung. Waktu
optimal proyek adalah jumlah waktu penyelesaian proyek yang terbaik atau waktu
yang relatif singkat.
b. Durasi proyek
Durasi proyek adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan proyek.
c. Hubungan ketergantungan antar kegiatan proyek
Hubungan ketergantungan antar kegiatan proyek terkait dengan kegiatan mana yang
harus didahulukan atau dikerjakan dan dapat dilihat pula bahwa suatu kegiatan belum
dapat dimulai apabila kegiatan sebelumnya belum selesai dikerjakan.
d. Rencana anggaran biaya proyek
17
18
Biaya proyek adalah anggaran yang dikeluarkan untuk pelaksanaan proyek, dalam hal
ini merupakan penggunaan dana untuk melaksanakan pekerjaan dalam kurun waktu
tertentu. Dalam mengerjakan suatu proyek, aspek biaya diperhitungkan dengan
membuat hubungan biaya dan waktu (duration). Biaya dalam hal ini hanya biaya
langsung saja, tidak termasuk biaya administrasi, supervisi dan lain-lain.
Dalam penelitian data yang diperlukan adalah data mengenai waktu kegiatan,
jadwal pelaksanaan proyek, biaya proyek, data perkiraan kebutuhan tenaga kerja
proyek, dan data lain yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.
mereduksi durasi suatu pekerjaan yang akan berpengaruh terhadap waktu penyelesaian
proyek. Proses crashing dipusatkan pada kegiatan yang berada pada lintasan kritis.
Percepatan durasi dapat dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang dilalui oleh lintasan
kritis. Ada beberapa cara untuk mempercepat suatu kegiatan, sehingga didapat alternatif
terbaik sesuai dengan kondisi kontraktor pelaksana.
Cara-cara tersebut misalnya :
a. Perubahan hubungan logika ketergantungan antar kegiatan
b. Menambah sumber daya manusia
c. Melaksanakan kerja lembur
d. Menambah atau mengganti peralatan
e. Menambah ketersediaan material
Hal tersebut tentunya akan menambah biaya. Penambahan biaya ini akan memberikan
suatu besaran perbedaan biaya akibat percepatan waktu sesuai dengan banyak waktu
percepatannya.
Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
pendekatan PERT dan CPM. Estimasi waktu penyelesaian suatu proyek dapat diketahui
dengan cara :
a. Single duration estimate atau perkiraan waktu (durasi) tunggal untuk setiap kegiatan
(pendekatan CPM)
b. Triple duration estimate, yaitu cara perkiraan waktu yang didasarkan atas tiga jenis
durasi waktu, yaitu waktu optimis (a), waktu pesimis (b), dan waktu realistis (m)
(pendekatan PERT).
Menurut Agustini dan Rahmadi (2004), prinsip penyusunan jaringan kerja pada
metode PERT dan CPM adalah sama, namun terdapat perbedaan mendasar antara keduanya,
yaitu terletak pada konsep biaya yang dikandung CPM yang tidak ada di dalam metode
PERT.
bukan hanya dalam hal peningkatan akurasi penentuan waktu kegiatan, tetapi juga dalam hal
pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan-kegiatan. Digunakan asumsi bahwa waktu
penyelesaian kegiatan bervariasi dan bergantung pada banyak faktor. Dalam Heizer dan
Render (2006), PERT mengatasi masalah variabilitas waktu aktivitas saat melakukan
penjadwalan proyek. Menurut Handoko (1999), PERT bukan hanya berguna untuk proyek-
proyek raksasa yang memerlukan waktu tahunan dan ribuan pekerja, tetapi juga digunakan
untuk memperbaiki efisiensi pengerjaan proyek-proyek segala ukuran.
dari node awal ke node penyelesaian/ akhir. Untuk menyelesaikan proyek, semua jalur harus
dilewati. Oleh karena itu, harus ditentukan jumlah waktu yang dibutuhkan berbagai jalur
tersebut. Jalur terpanjang yang melewati, menentukan total watu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek. Jika aktivitas pada jalur terpanjang itu ditunda, maka seluruh proyek
akan mengalami keterlambatan. Aktivitas jalur terpanjang merupakan aktivitas jalur kritis,
dan jalur terpanjang itu disebut jalur kritis.
Setelah jalur kritis diketahui, langkah selanjutnya adalah melakukan percepatan proyek.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Menentukan waktu percepatan dan menghitung biaya tambahan untuk percepatan
setiap kegiatan.
b. Mempercepat waktu penyelesaian proyek dengan mengutamakan kegiatan kritis yang
memiliki slope biaya terendah. Apabila upaya percepatan dilakukan pada aktivitas-
aktivitas yang tidak berada pada lintasan kritis, maka waktu penyelesaian keseluruhan
tidak akan berkurang.
c. Susun kembali jaringan kerjanya.
d. Ulangi langkah kedua dan berhenti melakukan upaya percepatan apabila terjadi
pertambahan lintasan kritis. Apabila terdapat lebih dari satu lintasan kritis, maka
upaya percepatan dilakukan serentak pada semua aktivitas yang berada pada lintasan
kritis. Usahakan agar tidak terjadi penambahan atau pemindahan jalur kritis apabila
diadakan percepatan durasi pada salah satu kegiatan.
e. Upaya percepatan dihentikan apabila aktivitas-aktivitas pada lintasan kritis telah
jenuh seluruhnya (tidak mungkin ditekan lagi).
f. Hitung biaya keseluruhan akibat percepatan untuk mengetahui total biaya proyek
yang dikeluarkan.
Aspek biaya dalam penjadwalan proyek diperhitungkan karena adanya hubungan
ketergantungan antara durasi waktu dengan biaya. Biaya yang dihitung adalah biaya
langsung.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.polsri.ac.id/1722/3/BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf
file:///E:/tugas/OPTIMALISASI_PELAKSANAAN_PROYEK_DENGAN_METODE_PER
T-CPM.pdf
file:///E:/tugas/MTcyODhjZGU1NDdmMTYwN2MzMGEzOTM3YzA5ZDM0ZjUzMGFlM
mU0YQ==.pdf