1
PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN TUGAS BESAR
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Npm : 17640129
Alamat kampus : Jl. Salak No. 44, Loktabat Selatan, Banjarbaru Selatan,
Kota Banjarbaru 70714, Kalimantan Selatan
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas besar yang telah saya buat
dengan judul “ PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN SD Mampuak I
KOTA MUARA TEWEH KALIMANTAN TENGAH dan yang melaksanakan
pelaksanaan pekerjaan ialah CV.PERDANA ABADI” dokumen ini bersifat asli,
dan tidak melakukan tindakan yang bersifat menambah-nambahkan dokumen
data, yang belum pernah diterbitkan atau dipublikasikan dimanapun dan dalam
bentuk apapun sebelumnya.
Rudy Hartono
2
LEMBAR PENGESAHAN
TANDA SELESAI TUGAS BESAR
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Koordinator Tugas Besar dan Asisten Tugas Besar Metode Pelaksanaan
Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al
Banjari menyatakan :
RUDY HARTONO
NPM : 17640129
Pengampuh
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb.
3
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga saya berhasil menyelesaikan Tugas
Besar Metode Pelaksanaan Kontruksi ini yang Alhamdulillah selesai tepat pada
waktunya yang berjudul “PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN Gg.
SEMOGA INDAH VI DAN VII KOTA MUARA TEWEH KALIMANTAN
TENGAH”.
Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Abdul Malik, S.pt, M.si, Ph.d Selaku Rektor Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
2. Budi Hartadi, ST. MT Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
3. Ir. H. Hudan Rahmani, MT Selaku Ketua Prodi Teknik Sipil Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
4. Ruliana Febrianty ST. MT. M.Hum Selaku Dosen Pembimbing Dalam Mata
Kuliah Metode Plaksanaan Konstruksi
5. CV.PERDANA ABADI Selaku Pelaksana Dalam Proyek
6. Saudara-Saudara Yang Banyak Terlibat Sehingga Terselesaikannya tugas ini
Semoga Tugas Besar Metode Pelaksanaan Kontruksi ini bermanfaat bagi
kita semua dan juga saya meminta maaf jika terdapat salah kata dalam
penulisan nama maupun yang lainnya, semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita.
Wassalamualaikum Wr Wb.
4
ABSTRAK
Jalan memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi baik lokal maupun nasional. Didalam penulisan, penulis ingin
mengetahui bagaimana perencanaan yang baik dalam merencanakan desain
geometrik, tebal perkerasan, dan bangunan pelengkap pada Jalan Desa Gunung
Batu Besar Kecamatan Sampanahan Kabupaten Kotabaru, sehingga jalan yang
akan dilalui dapat memberikan rasa aman, nyaman, dan ekonomis bagi pengguna
jalan.
Didalam merencanakan desain geometrik jalan raya, hal-hal yang menjadi acuan
dalam perencanaan meliputi perhitungan alinyemen horizontal, alinyemen
vertikal, menetapkan perkerasan apa yang akan digunakan, dan perencanaan
bangunan pelengkap.
Mengawali perencanaan proyek, maka dilakukan pembuatan uraian pekerjaan.
Diantaranya : (1) Persiapan Lapangan, (2) Pekerjaan Tanah, (3) Penyiapan Badan
Jalan, (4) Perkerasan Berbutir(5) Penghamparan dan Pemadatan Lapis Pondasi
Agregat, (6) Perkerasan Aspal.
Dari hasil pembahasan mengenai Pengaspalan Jalan Desa Gunung Batu Besar
Kecapatan Sampanahan Kabupaten Kotabaru, kontruksi seharusnya lebih
mempertimbangkan teknik keselamatan yang baik di dalam dunia usaha,
mempertimbangkan kecelakaan dibidang industri tidak hanya dihadapkan pada
penderitaan dan kekurangan yang sementara saja, setidaknya harus ada Keamanan
dan Keselamatan Kerja (K3), seperti asuransi dari perusahaan.
5
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN TUGAS BESAR METODE
PELAKSANAAN KONSTRUKSI........................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
TANDA SELESAI TUGAS BESAR....................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................iv
ABSTRACT.............................................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Topik Bahasan............................................................................................ 2
1.3 Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Tujuan Umum....................................................................................3
2.1.1 Lingkup Kegiatan........................................................................... 3
2.1.2 Lokasi Kegiatan.............................................................................. 3
2.1.3 Sumber Pendanaan......................................................................... 3
2.2 Tinjauan Pustaka.................................................................................3
2.2.1 Pengertian Infrastruktur................................................................. 3
2.2.2 Pengertian Jalan.............................................................................. 4
2.2.3 Pembangunan Jalan sebagai Investasi......................................... 5
2.2.4 Peran dan Manfaat Peningkatan Infrastruktur Jalan..................6
2.2.5 Kinerja Jalan................................................................................... 7
2.3 Inventarisasi data-data.........................................................................7
2.3.1 Bahan............................................................................................... 8
2.3.2 Peralatan.......................................................................................... 9
2.4 Kompilasi data-data...........................................................................10
6
2.5 Lingkup dan uraian pekerjaan...........................................................12
2.5.1 Persiapan Lapangan..................................................................... 12
2.5.2 Lingkup Pekerjaan....................................................................... 12
2.6 Spesifikasi Pekerjaan.........................................................................13
2.6.1 Proses Pengadaan Jasa Konstruksi.............................................13
2.6.2 Kesimpulan Hasil Evaluasi Penawaran.....................................16
2.7 Pemilihan dan penggunaan teknologi................................................16
2.7.1 Fungsi Alat yang digunakan....................................................... 16
2.8 Penetapan Metode Konstruksi...........................................................17
2.8.1 Persiapan Lapangan..................................................................... 17
2.8.2 Pekerjaan Tanah........................................................................... 18
2.8.3 Perkerasan Berbutir..................................................................... 19
2.8.4 Perkerasan Aspal.......................................................................... 20
2.8.5 Hasil Akhir................................................................................... 23
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................24
3.1 Kesimpulan.......................................................................................24
3.2 Saran.................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26
LAMPIRAN..........................................................................................................27
7
BAB I
PENDAHULUAN
8
maka sangatlah tepat jika jalan beton digunakan pada ruas-ruas jalan karena
sesedikit apapun, perbaikan jalan yang dilakukan akan mengundang kemacetan
(kasus bottle neck) yang tentunya akan berdampak sangat luas.
Makin maraknya pemanfaatan jalan beton semen tersebut, makin memperkaya
pengalaman kita dalam menerapkan jalan beton semen dan sudah barang tentu
membawa peningkatan mutu dari industri konstruksi jalan beton semen, untuk
lebih memicu hasil kegiatan konstruksi beton semen yang lebih baik lagi, upaya
menyimak, mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan kesalahan yang
sama, dan berujung pada 'hasil kegiatan konstruksi jalan beton semen yang
semakin lebih baik.
Pengamatan secara umum menunjukkan bahwa kegiatan konstruksi
di Indonesia sampai saat ini masih dihadapkan pada masalah mutu atau kualitas
hasil industri yang bersangkutan. Masalah ini tidak terbatas pada industri
konstruksi jalan saja tetapi juga pada konstruksi-konstruksi lainnya.
Berbicara tentang kualitas hasil industri jalan, dapat dikatakan bahwa masalah
ini merupakan masalah besar yang sudah lama dihadapi oleh kita semua
khususnya yang terlibat dalam industri konstruksi jalan.
Sudah jelas bahwa kontributor dari masalah tersebut mencakup multi pihak
yang terlibat dalam kegiatan konstruksi yaitu perencanaan, pelaksana, pengawas
bahkan pemasok bahan baku konstruksi. Tidak mudah untuk mengetahui siapa
berkontribusi apa pada masalah yang dimaksud, dan pada makalah ini penekanan
bahasan adalah terbatas pada kesalahan yang terjadi saat pelaksanaan pekerjaan
konstruksi jalan beton semen (rigid pavement).
9
Dalam tulisan ini, akan disajikan kesalahan umum yang merupakan bagian
dari permasalahan, baik yang berdampak ringan, sedang maupun berat. Dampak
ringan adalah dampak yang tidak berpengaruh secara struktural tetapi terbatas
pada penampilan ('appearance'), dampak sedang tidak berpengaruh pada
struktural tetapi berpengaruh pada penampilan (appearance) dan kenyamanan
('comfortability') meskipun tidak berpengaruh secara structural, sedangkan
dampak berat adalah segala dampak (akibat kesalahan) yang berpengaruh pada
struktural. Pengertian dampak struktural adalah segala dampak yang berpengaruh
negatif pada masa pelayanan konstruksi misalnya kesalahan yang menyangkut
ketebalan, mutu beton, tidak berfungsinya salah satu (lebih) dari komponen
konstruksi lainnya.
Visualisasi kesalahan umum yang tersajikan pada tulisan ini menggunakan
bahan-bahan dan buku "Rekaman Kesalahan Umum /'Common Mistakes'
Pelaksanaan Jalan Beton Semen di Indonesia", M. Anas Aly, 21 Oktober 1992.
Kesalahan-kesalahan umum yang tercakup berikut ini meliputi baik komponen-
komponen konstruksi perkerasan maupun peralatan konstruksi yang antara lain
adalah sebagai berikut :
Kesalahan komponen konstruksi perkerasan
1. Subbase (CTSB, percampuran, permukaan), Bekesting pelat beton (kekuatan
dan kerapian), Pelat beton (perkerasan kaku)
2. Tulangan pelat beton dan tulangan sambungan, Grooving atau Brushing.
3. Perawatan atau curing.
4. Pemadatan atau penggetaran, pengecoran (dumping)
5. 'Slump' atau keenceran campuran beton
6. Kesalahan peralatan pelaksanaan konstruksi perkerasan, 'Finisher' dan
“vibrating screed”
7. Groover atau Brusher
8. Kendaraan pengangkut campuran beton, 'Saw cutter'.
10
jalan beton (rigid pavement). Sedangkan tujuan dari penulisan ini dapat
meningkatkan mutu pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan beton sesuai dengan
ketentuan mengikuti petunjuk dan persyaratan teknis pelaksanaan pembangunan
jalan beton yang telah ditetapkan (rigid pavement yang berkualitas).
11
BAB II
PEMBAHASAN
12
kegiatan konstruksi bersifat complicated, yang umumnya berlainan dalam hal-hal
aspek design.
Kegiatan perencanaan konstruksi dimulai dengan pembuatan appresiasi, yaitu
merumuskan situasi dan kondisi dengan berfikir secara logika serta bertahap
secara spesific dan dengan urutan yang teratur. Karena hal ini merupakan suatu
cara untuk memecahkan/mengatasi masalah pokok yang akan terjadi pada saat
pelaksanaan semua kegiatan proyek, sumber-sumber serta waktu untuk proyek
tersebut.
13
2.1.3 Dasar-dasar Pemilihan Metode dan Teknologi
Pemilihan metode dan teknologi konstruksi akan sangat banyak
mempengaruhi jalannya pelaksanaan pembangunan proyek karena, hal ini
merupakan suatu cara dalam memecahkan/mengatasi masalah pokok yang
mungkin akan terjadi pada saat pelaksanaan semua kegiatan proyek, sumber
kegiatan proyek, sumber–sumber serta waktu untuk proyek tersebut, untuk
memperoleh perencanaan konstruksi yang tepat dan kalkulasi biasa yang cukup
teliti, perlu dilakukan dengan mempelajari secara mendalam semua gambar–
gambar dan RKS nya serta kondisi-kondisi yang tertera didalam kontrak, agar
dapat dikuasai dengan betul sifat dan persyaratan serta detail dari pekerjaan
tersebut.
Langkah-langkah dasar yang dapat diambil dalam mencapai dasar perencanaan
konstruksi tersebut antara lain :
1. Pemilihan kombinasi tertentu (sumber daya utama)
2. Perhatian terhadap perkembangan didalam teknik dan teknologi
3. Berpikir secara rasional
14
Di negara-negara maju sudah banyak menggunakan tipe perkerasan beton
bertulang.
15
2.2.2 Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
Perkerasan jalan beton semen portland atau lebih sering disebut perkerasan
kaku atau juga disebut rigid pavement, terdiri dari pelat beton semen dan lapisan
pondasi (bisa juga tidak ada) di atas tanah dasar. Perkerasan beton yang kaku dan
memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan mendistribusikan beban terhadap
bidang area tanah yang cukup luas, sehingga bagian terbesar dari kapasitas
struktur perkerasan diperoleh dari slab beton sendiri. Hal ini berbeda dengan
perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari lapisan-lapisan tebal
pondasi bawah, pondasi dan lapisan permukaan. Karena yang paling penting
adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban, maka faktor yang
paling diperhatikan dalam perancangan perkerasanjalan beton semen portland
adalah kekuatan beton itu sendiri, adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan
atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasan
(tebal pelat betonnya), tetapi untuk desain badan jalan (tanah dasar) perlu kajian
geoteknik tersendiri jika ditemukan klasifikasi tanah yang masuk kategori tidak
baik sebagai tanah dasar.
Lapisan pondasi atau kadang-kadang juga dianggap sebagai lapisan pondasi
bawah jika digunakan dibawah perkerasan beton karena beberapa pertimbangan
yaitu untuk kendali terhadap terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainasi
(drainase bawah perkerasan), serta menjaga kerataan dasar dari pelat beton.
Lapisan pondasi pada struktur perkerasan kaku, bahan merupakan komponen
utama untuk memikul beban kendaraan. Meskipun demikian, pemberian lapisan
pondasi bawah akan dapat meningkatkan daya dukung tanah dasar, khususnya jika
kondisi tanah dasar kurang baik. Fungsi utama dari lapisan pondasi bawah adalah
untuk mengendalikan pengaruh kembang susut tanah dasar, mencegah terjadinya
intrusi tanah dasar pada sambungan, memberikan dukungan yang baik dan
seragam terhadap pelat beton, dan sebagai landasan kerja selama pelaksanaan
konstruksi. Lapisan pondasi bawah dapat menggunakan bahan agregat dengan
atau tanpa bahan pengikat (seperti aspal, semen atau kapur).
16
beton semen yaitu
1. Perkerasan beton semen "tanpa tulang dengan sambungan" atau "jointed
unreinforced (plain) concrete pavement"
2. Perkerasan beton semen "dengan tulangan dengan sambungan" atau
"jointed reinforced concrete pavement"
3. Perkerasan beton semen "bertulang tanpa sambungan" atau "continuously
reinforced concrete pavement"
4. Perkerasan beton semen "prestressed" atau "prestressed concrete
pavement"
5. Perkerasan beton semen "bertulang fiber" atau "fiber reinforced concrete
pavement"
17
2.2.4 Konsep Dasar Metode Kontruksi
Konsep dasar metode pelaksanaan konstruksi menfokuskan pada sasaran
manajemen proyek meliputi : progres dan penyelesain proyek agar sesuai dengan
anggaran dan target waktu pelaksanaan, pelaksanaan yang efisien beserta
peningkatan kualitas tenaga kerja dan keadaan pekerjaan yang aman dan
memuaskan, penanganan hubungan kerja sedemikian rupa sehingga tercipta
suasana motivasi juga tercipta organisasi secara team.
18
Pada pelaksanaan pembangunan jalan tersebut produktivitas kerja sangat
bergantung pada kemampuan sumber daya yang dimiliki dan tersedianya waktu
pelaksanaan.
19
3. Barang jadi
4. suku cadang komponen
Persediaan mempunyai manfaat sebagai pemanfaatan realistis dan sebesar-
besarnya dari sebagai perlengkapan kantor dan demi lancarnya aktifitas kerja
pegawai, adalah :
1.inventarisasi menurut Budiono (2005 : 2007) merupakan pencatatan pendaftaran
barang-barang milik kantor yang dipakai dalam melaksanakan tugas.
2.invetaris menurut Budiono (2005 : 2007) merpakan daftar yang memuat semua
barang milik kantor yang dipakai dalam melaksanakan tugas. Inventarisasi barang
merupakan kegiatan untuk melakukan pencatatan dan pendaftaran barang pada
suatu saat tertentu.
Inventarisasi data mempermudah kita dalam mengumpulkan alat barang dan
pekerjaan proyek, pada umumnya insinyur atau kontraktor inventarisasi data. Di
samping itu juga dimaksudkan untuk memudahkan penulis memuat data-data
yangtelah di peroleh, data itulah yang merupakan bahan pokok pembuatan sebuah
proyek.
Untuk kelancaran pekerjaan maka pemborong di wajibkan :
1.mendatangkan barang-barang yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut tepat
pada waktunya, dengan kualitas/mutu bahan yang dapat diterima oleh
direksi/pengawas lapangan.
2.menyediakan peralatan kerja dan tenaga kerja yang di perlukan sesuai dengan
pengerjaan.
Bahan-bahan tersebut harus di datangkan dalam keadaan baru sama sekali,
kecuali ditentukan lain dalam persyaratan kontrak seperti dalam tabel.
Tabel 2.1 Bahan dan alat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
1. Besi beton ulir/polos
2. Kawat beton
3. Kayu kelas III
4. Paku
5. Semen PC
6. Pasir urug
7. Pasir pasang/pasir beton
8. Split
9. Kayu kelas II
20
10. Polywood
11. Kayu bulat
12. Solar
13. Bensin
14. Pelumas
15. Air
16. Concrete mixer (Mobil Molen)
17. Mesin Molen
18. kasutan
19. pleser
20. Meteran
21. water pass
21
6. Nomor Kontrak/Tanggal : 1208/PP/DISPU/2015/19 November 2015
7. Nomor SPMK Tanggal : 931/DPPA-SKPD/DUSPU-CK/2015/20 November
2015
8. Nilai Kontrak (Ind PPn) : Rp. 138.300.000,00
9. Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran 2015 dan 2016
10. Waktu Pelaksanaan 30 hari
11. Masa Pemeliharaan 180 hari
Data Awal ruas jalan Nasional merupakan jalan antar propinsi dengan
perkerasan aspal, lebar perkerasan jalan 6,0 meter dan bahu 1,0 meter. Dengan
kondisi jalan yang telah mengalami kerusakan yang cukup parah karena dilalui
oleh truk dengan kapasitas yang besar melebihi peruntukan jalannya.
1. Data Umum
1. Lokasi Proyek :
Desa Lampuyang (Km. 97+800 s/d Km. 113+000) Kab. KOTIM
Propinsi Kalimantan Tengah
2) Panjang Jalan yang ditangani Efektif 1.500 m (1,5 Km)
Fungsional 13.200 m (13,2 Km) Km.97+800 s/d 113+000 (setempat-
setempat).
3) Lebar rencana perkerasan badan jalan 7,0 Meter dan Bahu Jalan 1,0 Mete
Tabel 2.2
Harga Satuan
No Uraian Satuan Koefisien
(Rp)
1 Semen Portland Kg 371,00 720.482,00
2 Pasir Beton Kg 698,00 198.431,00
3 Kerikil Kg 1.047,00 576.160,22
4 Air Liter 215,00 16.082,00
5 Besi Beton (Ulir) Kg 10,50 14.960,00
6 Kawat Beton Kg 0,15 21.940,00
7 Kayu Kelas III M3 0,05 3.490.000,00
8 Paku 5 cm – 10 cm kg 0,30 14.960,00
9 Pasir Urug M3 1,20 139.849,00
22
2.5 Lingkup dan Uraian Pekerjaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan jalan Desa Mampuak I Pekerjaan
terdiri dari :
1. penggalian, penimbunan, pembersihan dan pemadatan
2. Pengadaan dan penghamparan agregat termasuk penyebaran dan pemadatan
agregat
3. Pekerjaan Beton K-100
4. Pengadaan dan pemasangan pembesian
5. Pengadaan dan pembuatan konstruksi beton (Rigid Pavement) K-250
Tujuan
Metode kerja/rencana kerja mempunyai penggunaan untuk mencapai hasil
fisik yang dapat dipertanggungjawabkan dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan, dengan demikian urutan kerjanya adalah sebagai berikut, penyediaan
bahan, tenaga kerja dan peralatan kerja harus disusun secara sistimatis.
23
dan diagram pengendali cuaca). Dalam Pembuatan Rencana Kerja berisikan
program dari waktu ke waktu tentang :
24
2.6.2 PEKERJAAN BERBUTIR
Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Penghamparan lapis pondasi agregat klas B dilakukan setelah Membersihkan
area dari bahan-bahan yang tidak terpakai. Melakukan setting pengukuran untuk
menentukan elevasi dari timbunan yang akan dihampar. Memasang patok-patok
profil untuk memberi batasan dari timbunan. Setelah dihampar kemudian dibentuk
dengan menggunakan Manual dengan menggunakan alat bantu kemudian
dilakukan pemadatan dengan menggunakan Vibratory Roller. Apabila kondisi
agregat kering, maka perlu diadakan penyiraman agar tercapai kadar air optimum.
Peralatan :
1. Dump Truck
2. Vibratory Roller
3. Water Tanker
4. Alat Bantu
Peralatan :
1. Concrete Mixer
2. Concrete Vibrator
3. Alat Bantu
Bekisting
25
1. Perancah dibuat sedemikian rupa sehingga kuat menahan beban bekisting dan
beban material selama pelaksanaan sampai dengan pembongkaran.
2. Pabrikasi bekisting sesuai metode yang disetujui Direksi.
3. Pemasangan bekisting sesuai dengan profil, elevasi dan dimensi sesuai gambar
4. Perkuatan bekisting terutama pada sisi luar ditambahkan dengan skor.
Pengecoran
26
1. Pengecekan kekuatan perancah
2. Penempatan alat, tenaga dan lalu-lintas pekerja sedemikian rupa sehingga
mempermudah pelaksanaan pengecoran.
3. Pelaksanaan pengecoran dilaksanakan dengan bantuan talang cor yang dibuat
dari seng talang dan dipasang miring.
4. Penggetaran dilakukan dengan benar, concrete vibrator diposisikan tegak lurus
terhadap permukaan beton/cor, kecuali dalam keadaan khusus kemiringan
boleh 45º
5. Pengecoran dihentikan bila elevasi beton pada cetakan telah terpenuhi pada
Pembongkaran bekisting
Setelah mendapat persetujuan Direksi dan beton telah mencapai umur,
bekisting tersebut segera dibongkar.
Curing/Perawatan Beton
Perawatan dengan cara menyiram air sampai dengan umur beton mencapai 14
hari
Peralatan yang digunakan :
1. Concrete Mixer
2. Water Tanker
3. Concrete Vibrator
4. Alat Bantu
27
2.8.1 Tahap Persiapan Awal
Tahap persiapan awal terdiri dari
1. Penyedia jasa harus membersihkan segala sesuatu yang kemungkinan akan
dapat mengganggu pelaksanaan, pada waktu ataupun setelah selesainya
pekerjaan.
2. Selama berlangsungnya pekerjaan penyedia jasa harus dapat menjaga
ketertiban dan kenyamanan lingkungan sekitar yang dimungkinkan akan
terganggu oleh jalannya proyek.
3. Penyedia jasa harus memasang nama pekerjaan satu unit.
4. Penyedia jasa melaksanakan segala pekerjaan menurut dokumen kontrak,
instruksi-instruksi tertulis dari pengawas lapangan.
5. Direksi pengawas lapangan berhak memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan
oleh penyedia jasa pada setiap waktu.
6. Pekerja yang tidak memenuhi uraian dan syarat-syarat pelaksanaan
(spesifikasi) atau gambar-gambar instruksi tertulis dari direksi harus diperbaiki
atau dibongkar. Semua biayayang diperlukan untuk menjadi tanggung jawab
pemborong.
7. Semua bahan yang akan dipakai harus mendapat persetujuan direksi.
28
beton yang pertama dan telah digetarkan dan dipadatkan sampai panjang
dan kedalaman tertentu sehingga anyaman kawat baja dan tulangan dapat
diletakkan dengan tepat, penghamparan beton lapis ke dua dilakukan tidak
lebih dari 30 menit setelah lapisan pertama dihamparkan.
4. Baja tulangan yang akan dipasang dibersihkan dari kotoran yang akan
mengganggu kelekatan baja tulangan dan beton.
5. Material beton yang akan dituang diperiksa nilai slumpnya dan nilai slump
beton harus stabil selama penghamparan, kemudian diambil sampel untuk
pemeriksaan kuat tekan di laboratorium. Penghamparan material beton
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari teknisi laborat dan
konsultan pengawas.
6. Peralatan permukaan perkerasan secara manual dilakukan dengan
menggunakan mistar lurus pengupas tidak kurang dari 1.8 m dan
dilakukan paling sedikit 2 kali lintasan. Bila masih terdapat permukaan
yang tidak rata maka harus dipadatkan lagi dan diikuti perataan dengan
mistar lurus.Penghalusan permukaan perkerasan secara manual dapat
dilakukan dengan alat pelepa memanjang yang dioperasikan manual
dengan panjang tidak kurang dari 35 cm dan lebar tidak kurang dari 15 cm
yang dilengkapi dengan pengaku agar tidak melengkung atau melentur.
Alat pelepas digerakkan di atas jembatan yang dipasang membentang di
kedua sisi form work tanpa menyentuh permukaan perkerasan dan
digerakkan maju mundur search sumbu perkerasan dengan pergeseran
tidak lebih dari setengah panjang pelepa. Kelebihan air di permukaan
perkerasan akibat bleeding harus dibuang ke sisi form work pada setiap
lintasan.
7. Diperiksa kerataan permukaan perkerasan dengan menggunakan straight
edge 3 m dengan toleransi kerataan kurang dari 3 mm.
8. Dilakukan grooving (pembuatan tekstur) melintang dan memanjang
kurang lebih 30 – 60 menit setelah penghamparan sesuai dengan petunjuk
konsultan pengawas dengan alat yang disetujui oleh konsultan.
9. Dilakukan penyemprotan perkerasan yang terekspos dengan bahan curing
compound. Penyemprotan secara mekanis dilakukan dengan alat yang
29
telah disetujui oleh konsultan dengan takaran 0.22–0.27 liter/m2 atau jika
penyemprotan dilakukan secara manual maka curing compound digunakan
dengan takaran 0.27–0.36 liter/m2. Alur-alur di atas sambungan harus
ditutup pada saat penyemprotan.
10. Setelah penyemprotan bahan curing compound permukaan perkerasan
ditutup dengan karung goni atau bahan lain yang disetujui oleh konsultan
pengawas.
11. Dilakukan pembongkaran form work untuk sideform dan endform ± 6-8
jam setelah selesai penghamparan atau sesuai dengan petunjuk konsultan
pengawas.
13. Jika setelah pembongkaran acuan terdapat daerah rongga (honey comb),
harus dilakukan perbaikan. Daerah rongga yang kecil harus dibersihkan,
dibasahi, didempul dengan adukan pasta semen 1 pc : 2 ps.
30
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
2.9 Kesimpulan
Peningkatan jalan menuju sd desa mampuak I dilaksanakan oleh CV.
PERDANA ABADI yang mana proyek ini didanai oleh APBD Kabupaten Barito
Utara tahun 2015. Dimana proyek tersebut direncanakan untuk kepentingan
umum yang tujuan akhirnya mempunyai aspek ekonomis, sosial politik dan
pertahanan keamanan dengan menggunakan keseluruhan aktivitas dari sumber–
sumber yang ada guna mendapatkan manfaat atau memperoleh hasil dimasa
yang akan datang.
2.10 Saran
31
3. Pada kegiatan konstruksi perkerasan jalan beton semen harus
menggunakan peralatan relative lebih canggih, baik yang mempunyai multi
fungsi atau menggabungkan beberapa fungsi alat dalam satu alat. Atau
peralatan yang lebih sederhana namun fungsi dan kegunaan sesuai dengan
fungsi dan kegunaannya.
32
DAFTAR PUSTAKA
Agus 1qbal Manu. (1995), Perkerasan Kaku (Rigid Pavement). Yayasan Badan
Penerbit PU PT. Mediatama Saptakarya
M. Anas Aly (2004), Teknologi Perkerasan Jalan Beton Semen. Penerbit Yayasan
Pengembang Teknologi dan Manajemen
Ari Suryawan (2005), Perkerasan Jalan Beton Semen Portland. Penerbit Beta
Offet
33