Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU BAHAN

SUSPENSION BRIDGE

ANGGOTA KELOMPOK : Ananda Hudaeni Pratama


Hafidz Mehdivikia
Tyrta Aulia
Kluivert Oktovian
Aufi Zayna
Indriani
Fadhila Putri

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang
Suspension Bridge ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Suspension Bridge. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Page | ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................................... 1
C. TUJUAN ................................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
A. Definisi dan Fungsi Suspension Bridge ................................................................................. 2
B. Metode Konsturksi Suspension Bridge .................................................................................. 4
C. Komponen Suspension Bridge ............................................................................................... 7
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 11
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................................................... 11
Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 12

Page | iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jembatan mempunyai arti penting. Jembatan merupakan suatu konstruksi yang gunanya
untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah, dimana rintangan ini
biasanya berupa jalan air atau jalan lalu lintas biasa. Perkembangan jembatan dari waktu ke
waktu terus berkembang seiring perkembangan peradaban manusia. sekarang jembatan tidak
hanya memiliki bentang pendek dan terbuat dari batu atau kayu, tapi juga telah memiliki
bentang panjang serta menggunakan besi dan baja seperti jembatan gantung (suspension
bridge).

Perkembangan trasportasi yang semakin erat kaitannya dengan pembangunan,


baik berupa pembangunan jalan maupun jembatan yang berfungsi untuk
memperlancar arus kendaraan sehingga tercipta efisiensi waktu dalam beraktifitas.

Pada makalah ini akan di bahas mengenai Suspension Bridge (jembatan gantung).
Suspension Bridge adalah jenis konstruksi jembatan yang menggunakan kabel-kabel baja
sebagai penggantungnya, dan terentang di antara menara-menara. Jembatan gantung ini
memiliki perbandingan antara kekuatan terhadap berat jembatan yang paling besar, jika
dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana definisi Suspension Bridge?
2. Bagaimana Metode Kontruksi Suspension Bridge?
3. Alat dan Bahan apa saja yang di gunakan dalam proses kontruksi Suspension Bridge?
C. TUJUAN
1. Mengetahui Definisi Suspension Bridge
2. Mengetahui Metode Konstruksi Suspension Bridge
3. Menetahui alat dan bahan yang di gunakan dalam proses kontruksi Suspension Bridge

Page | 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi dan Fungsi Suspension Bridge
Pengertian jembatan secara umum adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi
untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus akibat beberapa kondisi seperti
lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya
yang melintang tidak sebidang dan lain-lain.
Sedangkan menurut ahli jembatan adalah :
a. Suatu struktur yang memungkinkan route transportasi melintasi sungai, danau, kali,
jalan raya, jalan kereta api, dan lain-lain. (Dasar-dasar Perencanaan Jembatan Beton
Bertulang, Agus Iqbal Manu, 1995).
b. Suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang
berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas
biasa). Jika jembatan itu berada di atas jalan lalu lintas biasa maka biasanya
dinamakan viaduct. (Jembatan, H.J. Struyk & K.H.C.W. Van Der Veen, 1995)
c. Merupakan komponen infrastruktur yang sangat penting karena berfungsi sebagai
penghubung dua tempat yang terpisah akibat beberapa kondisi. (Jembatan, Supriyadi
dan Muntohar, 2007)

Jembatan gantung adalah jenis jembatan yang menggunakan tumpuan ketegangan


kabel daripada tumpuan samping . Sebuah jembatan gantung biasanya memiliki kabel
utama (kabel baja atau rantai yang lain) berlabuh di setiap ujung jembatan. Setiap beban
yang diterapkan ke jembatan berubah menjadi ketegangan dalam kabel utama.
Pada mulanya Jembatan gantung memiliki kabel berlabuh di tanah di kedua ujung
jembatan, tetapi beberapa jembatan suspensi yang modern jangkar kabel ke ujung
jembatan itu sendiri. Jembatan gantung awal tidak memiliki menara .
Saat ini jembatan gantung bertumpu pada kabel vertikal yang terikat pada tali
antara menara tumpuan. Setiap beban yang diterapkan ke jembatan berubah menjadi
ketegangan dalam kabel utama. Jembatan suspensi awal memiliki kabel berlabuh di
tanah di kedua ujung jembatan, tetapi beberapa jembatan suspensi yang modern jangkar
kabel ke ujung jembatan itu sendiri. Jembatan suspensi awal tidak memiliki menara atau
dermaga, tetapi ini hadir di sebagian besar jembatan suspensi yang lebih besar.
Fungsi Jembatan Gantung (Suspension Bridge) pada umumnya yaitu sebagai
penghubung antara daerah satu dengan daerah lainnya yang pisahkab oleeh lembah
dalam,laut atau sungai agar akses lebih mudah dan efisien. Selain sebagai penghubung
akses antara dua wilayah,Jembatan gantung (suspension bridge) juga berfungsi sebagai
penggerak roda ekonomi masyarakat setempat. Dengan adanya jembatan gantung,akses
jual beli atau ekonomi akan lebih mudah di jangkau sehingga ekonomi masyarakat
menjadi lebih baik.

Page | 2
 Perbedaan jembatan gantung dan jembatan kabel pancang

Suspension bridge

Cable-stayed bridge, fan design


Berikut ini merupakan contoh bangunan Suspension Bridge yang ada di dunia:
1. Akasi Kaikyo Suspension Bridge,Jepang.

2. Charles Kuonen Suspension Bridge, Pegunungan Alpen,Swiss.

Page | 3
3. Jembatan Situ Gunung,Sukabumi ,Indonesia

B. Metode Konsturksi Suspension Bridge


1.LANGKAH MENYIAPKAN PONDASI DAN BLOK ANGKUR.
Sebelum memulai pekerjaan bangunan bawah jembatan, perlu dipertimbangkan
beberapa hal dalam menempatkan jembatan gantung dan kaitannya dengan medan yang
dijumpai dilapangan.

1. Arah jembatan diusahakan tegak lurus dengan aliran sungai


2. Letakkan bangunan bawah blok angkur pada bagian tanah yang sudah stabil.
3. Jarak bangunan bawah dari tepi sungai harus cukup aman terhadap erosi atau tanah
longsor dengan jarak +5,00 meter dari bibir sungai. Pada saat pengecoran blok angkur
utama, harus diperhatikan sudut kemiringan batang as waltermur utama yaitu 21,80
derajat terhadap bidang mendatar.

2. LANGKAH MERAKIT & MENDIRIKAN PORTAL


Sebelum mendirikan menara atau kolom perlu dipersiapkan alat-alat bantu seperti
box bantu, seling, tacle dan sebagainya, selanjutnya ikuti prosedur sebagai berikut:

1. Cor angkur portal pada bangunan bawah


2. Dirikan box bantu
3. Dirikan kaki portal atau menara pada angkurnya
4. Pasang batang pengaku
5. Lanjutkan menyambung kaki menara atau portal ke segmen berikutnya.
6. Kencangkan semua baut yang ada.
7. Pasang dudukkan kabel ( sadel / roller)

Page | 4
3. LANGKAH MENARIK KABEL UTAMA

1. Kuncikan ujung kabel utama pada blok angkur.


2. Tarik ujung kabel ke seberang sungai dengan bantuan seling yang dibentang.
3. Naikan kabel ke atas sadel atau dudukkan kabel dan pasang tutupnya.
4. Pasang ujung kabel ke blok angkur ujung yang satunya
5. Stel kabel utama dengan pesediaan resistan atau persediaan lenturan kabel sebelum
dan sesudah dibebani

4. LANGKAH MEMASANG HANGER UTAMA DAN GIRDER

1. Buatlah tangga gantung dari tambang atau bambu dan pasang pengait pada
ujungnya.
2. Gantungkan tangga pada kabel utama dan tali erat erat
3. Pasang hanger utama
4. Pasang angkur ujung jembatan
5. Stel rangkaian batang bawah
6. Stel batang vertikal ke batang bawah sekaligus pasangkan plat buhul
7. Stel batang melintang dan pagar.
8. Stel rangkaian batang bawah, batang vertikal dan batang melintang tersebut dengan
hanger utama.
9. Stel batang rangkaian atas ke rangkaian yang sudah tergantung tersebut, sekaligus
batang tegak sandaran.
10. Pasang batang-batang diagonal dan kencangkan semua baut.
11. Lanjutkan pada segmen berikutnya dangan langkah awal merangkai batang bawah
terlebih dahulu
12. Pelaksanaan pemasangan dapat dilakukan dari dua arah atau dari kedua ujung
jembatan
13. Kencangkan semua baut

5.LANGKAH MEMASANG RAILLING DAN STEL KELENGKUNGAN


Setelah struktur jembatan terpasang, maka langkah selanjutnya adalah memasang
batang sandaran (railling), stel kelengkungan dengan menggunakan walfer mur utama.

Page | 5
6. LANGKAH MEMASANG KABEL ANGIN

1. Bentangkan kabel angin dan tarik keseberang sungai. Pasang ikatan angin pada kabel
angin
2. Kencangkan kabel angin kanan-kiri

7.LANGKAH MEMASANG PAPAN LANTAI JEMBATAN


Sebagai langkah terakhir dari pelaksanaan pemasangan jembatan gantung ini
adalah pemasangan papan lantai jembatan.

8.PEMERIKSAAN DAN TESTING


Setelah perakitan dan pemasangan jembatan selesai dianjurkan untuk mengadakan
pemeriksaan dan pengetesan sederhana sebagai berikut :

1. Periksa kembali ukuran-ukuran jembatan yang jelas, buat daftar penyimpangan


penyimpangan yang terjadi, kemudian dibuat gambar jembatan terpasang (As Built
Drawing). Dokumen ini disimpan baik-baik mungkin akan berguna dikemudian hari.
2. Periksa kembali kekencangan baut maupun klem-klem kabel.
3. Periksa kabel utama apakah telah berada pada kedudukan kabel (sadel) dengan tepat
dan lumasilah dengan gemuk untuk mengurangi keausan akibat gesekan.
4. Periksa kembali elevasi jembatan dan atur sesuai elevasi yang direncanakan
5. Periksa goyangan jembatan, dengan mengecek kekencangan ikatan angina
6. Cat kembali bagian-bagian yang lecet akibat pelaksanaan pemasangan.
7. Adakan uji pembebanan sederhana dengan uji beban 350 kg/m2.

Page | 6
C. Komponen Suspension Bridge
Secara umum komponen suspension bridge terdiri dari:

a. Bagian atas terdiri dari:

1. Lantai jembatan (dek), berfungsi untuk memikul beban lalu lintas yang melewati
jembatan serta menyalurkan beban dan gaya-gaya tersebut ke gelagar melintang.
2. Gelagar melintang berfungsi sebagai pemikul lantai dan sandaran serta menyalurkan
beban dan gaya-gaya tersebut ke gelagar memanjang.
3. Gelagar memanjang berfungsi sebagai pemikul gelagar serta menyalurkan beban dan
gaya-gaya tersebut ke batang penggantung.
4. Batang penggantung berfungsi sebagai pemikul gelagar utama serta memberikan beban-
beban dan gaya-gaya yang bekerja ke kabel utama.
5. Kabel utama berfungsi sebagai pemikul beban dan gaya-gaya yang bekerja pada batang
penggantung serta memberikan beban dan gaya-gaya tersebut ke menara pemikul dan
blok angkur.
6. Pagar pengaman berfungsi untuk mengamankan pejalan kaki.
7. Kabel ikatan angin berfungsi untuk memikul gaya angin yang bekerja pada bangunan
atas.
8. Menara berfungsi sebagai penumpu kabel utama dan gelagar utama, serta menyalurkan
beban dan gaya-gaya bekerja melalui struktur pilar ke pondasi.
b. Bagian bawah terdiri dari:

1. Blok angkur merupakan tipe gravitasi untuk semua jenis tanah yang berfungsi sebagai
penahan ujung-ujung kabel utama serta menyalurkan gaya-gaya yang dipikulnya ke
pondasi.
2. Pondasi menara dan pondasi angkur berfungsi sebagai pemikul menara dan blok angkur
serta memberikan beban dan gaya-gaya yang bekerja ke lapisan tanah pendukung.
Pada dasarnya komponen utama suspension bridge terdiri atas sistem kabel dan menara
atau tower.

1. Sistem Kabel
Kabel merupakan bahan atau material utama dalam struktur jembatan gantung.
Karakteristik kabel yang digunakan pada struktur jembatan gantung antara lain:

 Mempunyai penampang yang seragam/homogen pada seluruh bentang


 Tidak dapat menahan momen dan gaya dorong
 Gaya-gaya dalam yang bekerja selalu merupakan gaya tarik aksial
 Bentuk kabel tergantung pada beban yang bekerja padanya
 Bila kabel menerima beban terbagi merata, maka wujudnya akan merupakan lengkung
parabola
 Pada jembatan gantung kabel meneri beberapa beban titik sepanjang beban mendatar

Page | 7
Schodek (1991) menyatakan bahwa kabel bersifat fleksibel cenderung berubah bentuk
drastis apabila pembebanan berubah. Dalam hal pemakaiannya kabel berfungsi sebagai
batang tarik.

2. Menara
Menara pada sistem jembatan gantung akan menjadi tumpuan kabel utama. Beban yang
dipikul oleh kabel selanjutnya diteruskan ke menara yang kemudian disebarkan ke tanah melalui
pondasi. Dengan demikian agar dapat menyalurkan beban dengan baik, perlu diketahui pula
bentuk atau macam menara yang digunakan.

Bentuk menara dapat berupa portal, multistory, atau diagonally braced frame. Konstruksi
menara tersebut dapat juga berupa konstruksi cellular, yang terbuat dari pelat baja lembaran, baja
berongga, atau beton bertulang.

Tumpuan menara baja biasanya dapat diamsumsikan jepit atau sendi. Sedangkan
tumpuan kabel diatas menara sering digunakan tumpuan rol untuk mengurangi pengaruh ketidak
seimbangan menara akibat lendutan kabel.

Spesifikasi yang digunakan dapat diambil dari spesifikasi untuk perkerjaan jalan dan jembatan
atau spesifikasi khusus yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen
Pekerjan Umum Republik Indonesia, atau yang terutama adalah spesifikasi yang digunakan pada
pekerjaan jembatan yang sedang dilaksanaka tersebut.

Sebagai perbandingan, spesifikasi untuk jembatan gantung ini akan diuraikan dengan mengambil
contoh yang diambil dari Dokumen Lelang Departemen PU Myanmar untuk jembatan
“Myanmar – Laos Frienship Suspension Bridge Across Mekong River, tahun 2004 antara lain
sebagai berikut :

a. Bangunan Atas

Jembatan gantung terdiri dari Rangka Pengaku (Stiffening Truss) tipe Warren
Truss (vertikal dan diagonal) dan lantai beton bertulang.
Tower dibuat dari beton pratekan prategang sesuai ketentuan yang berlaku (kadangkala
tower dibuat dari konstruksi baja), dan pemilihan bentuk serta tinggi selain berdasarkan
kekuatan dan stabilitas juga harus mempertimbangkan estetika.
Kabel mempunyai bentuk parabolic dengan ratio kedalaman dari kabel utama dan camber
harus ditentukan sesuai kebutuhan kekuatan, stabilitas serta estetika. Kabel dan
penggantung harus digalvanisir (fully galvanized) sesuai ketentuan.

b. Pekerjaan Baja

Struktur Pekerjaan baja menggunakan baja struktur low-alloy weathering steel,


agar ekonomis biayanya maka desain harus berdasarkan baja mutu tinggi (high tensile

Page | 8
steel ) dengan yield strength fy = 355 N/mm² (quality Fe 510 atau yang setara)
Rolled material sebelum digunakan harus lurus, apabila akan diluruskan harus dengan
methode tertentu adan tidak boleh merusak material baja tersebut. Apabila material
terlihat bergelombang, bengkok dan tertekuk harus ditolak. Qualitas baja harus dijamin
oleh sertifikat yang dikeluarkan pabrik baja pensuplai material baja tersebut.Standar yang
digunakan dapat mengacu contohnya pada JIS (Japanese Industrial Standard) :

 Rolleed steel for general structure JIS G 3101 SS50


 Rolled steel for welded structure JIS G 3106 SM 50 YB
 Cable and Suspender JIS G 3525
 Dimensions, Weight, and permissible JIS G 3192 Variation of hot rolled steel
sections
 Dimensions, Weight, and permissible JIS G 3193
Variations of hot rolled steel plate, sheets and strip

c. Pengujian
i). Pemeriksaan saat pembuatan dipabrik meliputi hal-hal :
 Karakteristik bahan, kualitas baja, sertfikat dari pabrik baja
 Dimensi profil apakah sesuai gambar rencana
 Proses pembuatan, kualitas dan akurasinya apakah sesuai spesifikasi (antara lain
pemotongan, pengelasan, pelubangan dan lain-lain)
 Coating terhadap permukaan baja
 Pengepakan dan pengangkutan
ii). Pemeriksaan saat pemasangan (erection)

 Perakitan harus sesuai gambar rencana/gambar kerja


 Keperluan adanya Modifikasi lokasi
 Penyambungan komponen baja dilapangan (baut, paku kelin, pengelasan)
 Lendutan saat cantilever, ganjal sementara pada pilar dan pendongkrakan untuk
leveling akhir
 Pengecatan akhir
 Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
iii) Pengujian akhir

Setelah selesai pekerjaan, dilakukan sertifikasi namun diperlukan pemeriksaan akhir


yang mencakup :

 Pengecekan alinyemen dan level final


 Tingkat pelayanan bearing, expansion joint dan drainase
 Lendutan saat bekerja beban mati
 Lendutan saat adanya beban lalu-lintas

Page | 9
 Perbaikan-perbaikan atas kerusakan kecil saat pemasangan (lapis pelindung
permukaan baja yang rusak/galvanized)
 Pembongkaran seluruh pekerjaan/instalasi sementara

Page | 10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan dari makalah Suspension Bridge :
1. Jembatan gantung adalah jenis jembatan yang menggunakan tumpuan ketegangan
kabel daripada tumpuan samping . Sebuah jembatan gantung biasanya memiliki
kabel utama (kabel baja atau rantai yang lain) berlabuh di setiap ujung jembatan.
Setiap beban yang diterapkan ke jembatan berubah menjadi ketegangan dalam
kabel utama. Fungsi Jembatan Gantung (Suspension Bridge) pada umumnya yaitu
sebagai penghubung antara daerah satu dengan daerah lainnya yang pisahkab
oleeh lembah dalam,laut atau sungai agar akses lebih mudah dan efisien. Selain
sebagai penghubung akses antara dua wilayah,Jembatan gantung (suspension
bridge) juga berfungsi sebagai penggerak roda ekonomi masyarakat setempat.
Dengan adanya jembatan gantung,akses jual beli atau ekonomi akan lebih mudah
di jangkau sehingga ekonomi masyarakat menjadi lebih baik.
2. Metode terdiri dari 8 langkah mulai dari : Menyiapkan pondasi dan blok
angker,merakit dan mendirikan portal,mneraik kabel utama,memasang hanger utama dan
girder,memasang railing dan stel kelengkungan,memasang kabel angin,memasang papan
lantai jembatan dan pemeriksaan dan testing.
3. Komponen Jembatan gantung (suspension bridge) terdiri dari bagian ats dan
bawah mulai dari kabel hingga menara

B. Saran
Penulis makalah ini tentulah banyak sekali kekuranganya,sehingga diharapkan
adanya saran dan kritik yang bersifat membangun baik dari Dosen mata kuliah Ilmu
Bahan maupun dari rekan – rekan mahasiswa.

Page | 11
Daftar Pustaka

http://fericivil.blogspot.com/2010/12/jembatan-gatung-dan-jembatan-cable.html

https://www.slideshare.net/mobile/YogieVianto/metode-pelaksanaankonstruksijembatan

http://civil-injinering.blogspot.com/2009/05/pelaksanaan-jembatan-bangunan-
atas_9531.html?m=1

Page | 12

Anda mungkin juga menyukai