Anda di halaman 1dari 19

“ Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan

Nembu Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura

Agar penanganan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan terarah sehingga hasil yang di dapat
sesuai dengan sasaran yang diinginkan, dapat dipertanggungjawabkan secara teknis, tepat guna
dan tepat waktu, maka perlu disusun suatu strategi kerja yang efektif dan efisien. Untuk maksud
tersebut ini kami susun suatu metodologi pelaksanaan Survey seperti pada diagram 3.1. Secara
garis besarnya diagram tersebut merangkum aktivitas seperti;
a). Persiapan Pekerjaan, meliputi:
- Persiapan mobilisasi personil dan Survei lapangan
- Pengumpulan data sekunder yang relevan pekerjaan.

b). Survei Pendahuluan


Survei Pendahuluan untuk identifikasi permasalahan dan inventarisasi kondisi
terase jalan rencana secara menyeluruh.

c). Survei Topografi dan Situasi, meliputi:


- Pembuatan dan Pemasangan Patok BM, CP, dan Patok Kayu
- Pengukuran Ikatan BM Referensi
- Pengukuran Situasi dan Profil Sungai
- Pengukuran memanjang dan melintang ruas jalan
d). Analisa Hidrologi/Drainase, meliputi:
- Survei Data Hidrologi
- Analisa Hidrologi dan Potensi Gerusan

e). Penyelidikan Tanah dan Material, meliputi:


- Penyelidikan Lapangan (Sondir, Boring, dan Sampling)
- Penyelidikan Laboratorium

f). Detail Engineering Design, meliputi:


- Konsep Perencanaan Akhir
- Perencanaan Akhir Teknis
- Gambar Desain

LAPORAN PENDAHULUAN

III - 28
“ Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan
Nembu Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura

- Prakiraan Biaya dan Kuantitas


- Penyiapan Dokumen Tender dan Spesifikasi Teknis

g). Pelaporan Pekerjaan, meliputi:


- Laporan Kegiatan Survei dan Kemajuan Pekerjaan
- Laporan Detail Desain (draft, final, dan penunjang)
- Dokumen tender dan spesifikasi
- Laporan lainnya.

LAPORAN PENDAHULUAN

III - 29
“ Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan
Nembu Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura

DIAGRAM KERANGKA PELAKSANAAN PEKERJAAN


Gambar 3.1

3.1 PERSIAPAN DAN PENGUMPULAN DATA


Langkah awal dalam pelaksanaan kegiatan studi adalah mempersiapkan segala sesuatu yang
terkait masalah administrasi dan pengumpulan data proyek dengan mengacu pada Kerangka Acuan
Kerja kegiatan studi. Kegiatan persiapan dan pengumpulan data yang disyaratkan didiskripsikan
berikut ini.

3.3.1. Kegiatan Persiapan


Seluruh kegiatan administrasi dan surat menyurat serta kegiatan yang sifatnya instansional,
harus diselesaikan sebelum kegiatan-kegiatan pokok kegiatan dilaksanakan. Kegiatan-
kegiatan persiapan ini meliputi :

LAPORAN PENDAHULUAN

III - 30
“ Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan
Nembu Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura

- Penyiapan pemondokan Survei lapangan


- Penyiapan surat-surat tugas dan surat pengantar untuk keperluan yang berhubungan
dengan instansi yang terkait.
- Mobilisai personil dan peralatan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.

3.3.2. Pengumpulan Data


Pekerjaan pengumpulan data dimaksudkan untuk menyediakan informasi untuk mendukung
terlaksananya Survei dan detail desain. Data yang perlu dikumpulkan dapat berupa data
sekunder dan primer, khususnya data yang terkait dengan analisis dan desain sistem
jaringan dan bendung sebagai berikut:
- Data Hidrologi yang refresentatif dengan wilayah studi
- Peta Topografi dan Geologi Dasar Wilayah studi dan sekitarnya.
- Data Sekunder lainnya
Data Sekunder lainnya yang tersedia di Dinas PU, Kab. Jayapura Provinsi Papua, serta
instansi-instansi terkait lainnya.

3.2 SURVEY PENDAHULUAN


Penelitian pendahuluan bertujuan untuk mengumpulkan data pendukung yang dibutuhkan
berdasarkan kondisi yang ada sebelum melaksanakan Survei detail dan data lainnya untuk
melengkapi Survei pengukuran topografi, penyelidikan tanah, penelitian hidrologi/drainase serta
perencanaan teknis. Konsultan wajib memeriksa dan mencatat semua data lapangan yang ada,
antara lain :
i. Menetukan perkiraan jenis pondasi yang sesuai.
ii. Menetukan rencana letak, panjang bentang, elevsi dan lokasi jembatan.
iii. Mencari data/informasi mengenai elevasi banjir dan erosi yang pernah terjadi.
iv. Mencari material yang tersedia.
v. Membuat sketsa situasi rencana jembatan dan profil sungai pada lokasi jembatan.
vi. Foto-foto dengan film berwarna, minimal menunjukkan jalan masuk jembatan dari kedua arah
dan elevasi jembatan dari kedua sisi.

3.3 SURVEY PENYELIDIKAN TANAH DAN MATERIAL


Pekerjaan ini dimaksudkan untuk menyelidiki mengenai jenis dan struktur lapisan tanah serta indeks
dan struktural properties yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium.
i. Penyelidikan lapangan dan pengambilan contoh meliputi :
LAPORAN PENDAHULUAN

III - 31
“ Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan
Nembu Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura

a. pemboran (boring)
Tujuan pemboran adalah untuk mendapatkan gambaran visual stratifikasi lapisan tanah,
kepadatan relative tanah berbutir dan konsistensi tanah lempung. Peralatan yang
digunakan berupa mesin bor putar jenis TOHO, casing, rod, mata bor, dan peralatan
tambahan lainnya.

b. Standard Penetration Test (SPT Test)


Tujuan Standard Penetration Test adalah untuk mendapatkan suatu nilai yang
menggambarkan tentang kepadatan relative dan konsistensi tanah yang mempunyai
korelasi dengan beberapa sifat-sifat tanah (kerapatan relatif, sudut geser dalam, dll).
c. Penyondiran (dutch cone penetrometer test)
Pekerjaan penyondiran bertujuan untuk memprediksi kedalaman lapisan tanah keras
dan jumlah hambatan pelekat. Penyondiran dilakukan dengan menggunakan alat Ducth
Cone Penetrometer yang dilengkapi dengan jaket bikonus dengan kapasitas 5 ton.
d. Pengeboran Batuan (coring)
Selama proses pemboran dan pengambilan sample dapat ditemukan struktur lapisan
tanah yang kemungkinan terdiri dari tanah berbutir, tanah lempung dan batuan.
Bilamana selama pemboran ditemukan lapisan batuan, maka pemboran akan
dilakukan/diusahakan untuk mengambil contoh inti batuan tersebut. Untuk pemboran
batuan (coring), maka digunakan mata bor inti (core barrel) yang diputar dengan
kecepatan tinggi sehingga dapat memotong dan meembus lapisan batuan tersebut.

e. Pengambilan Sampel (sampling)


Selama pemboran dua jenis sampel dapat terambil, yaitu tanah terganggu (disturbed)
dan tanah tidak terganggu (undisturbed). Contoh tanah terganggu terambil selama
proses pemboran dan tanah tidak terganggu diambil dengan cara menekan tabung tipis
(Shelby tube) diameter 3” kedalam lapisan kemudian ditekan sampai tabung terisi 50 cm
dan dikeluarkan untuk diberi paraffin
ii. Penelitian Laboratorium
Sampel tanah yang terambil selama proses pemboran akan dilakukan test laboratorium, yang
bertujuan untuk mendapatkan parameter yang dibutuhkan dalam analisa daya dukung
(bearing capacity) pondasi.
Test laboratorium akan meliputi :
a. Berat Isi Tanah (  )
LAPORAN PENDAHULUAN

III - 32
“ Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan
Nembu Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura

b. Kadar Air (w)


c. Berat Jenis Tanah (Gs)
d. Batas Cair (Liquid limits)
e. Batas Plastis (plastic limits test)
f. Analisa Saringan dan Hidrometer
g. Unconfined Compression Test (percobaan tekan bebas)
h. Direct Shear Test (percobaan geser langsung)
i. Consilidation Test (percobaan konsolidasi)

3.4 SURVEY TOPOGRAFI


Maksud dari pekerjaan Survei topografi jalan dan jembatan adalah untuk melakukan pengumpulan
data dan informasi topografis yang meliputi situasi dan elevasi permukaan tanah serta tata letak
bangunan di sekitar lokasi jembatan yang dibutuhkan dalam proses perencanaan teknis, dengan
tujuan untuk memberikan informasi dan gambaran topografis lokasi jembatan bagi Tim Perencana.

3.4.1. Pekerjaan Persiapan


Sebelum melakukan pekerjaan survey topografi terlebih dahulu diadakan persiapan –
persiapan, yang meliputi persiapan personil, peralatan dan formulir ukur serta persiapan
administrasi. Personil inti yang dilibatkan dalam pekerjaan topografi yaitu:
- 1 orang Geodetic Engineering.
- 1 orang Chief Surveyor.
- 1 orang Surveyor.
Sedangkan tenaga pendukung untuk pekerjaan ini merupakan tenaga lokal di daerah
setempat yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Peralatan yang dipergunakan
pada pekerjaan survey topografi antara lain:
1. Alat Ukur Theodolit Merek Topkon Tipe DT-200 lengkap, 1 buah .
2. Pita Ukur.
3. Roll Meter.
4. Kamera.
5. GPS Navigasi.
Alat ukur sudah dalam keadaan siap pakai, dimana sebelum dibawah ke lapangan terlebih
dahulu dilakukan pengecekan alat ukur diantaranya pengecekan salah indeks dan salah
kolimasi untuk alat jenis waterpass yang akan dipakai tersebut :
• Formulir Pengukuran Sudut dan Jarak (poligon).
LAPORAN PENDAHULUAN

III - 33
“ Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan
Nembu Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura

• Formulir Perhitungan Poligon.


• Formulir Pengukuran Detail dan Situasi.

Formulir – formulir tersebut digandakan sesuai kebutuhan. Sedangkan data-data pendukung


yang diperlukan dalam rangka perencanaan jembatan adalah :
1. Peta Dasar / Peta rupa Bumi (BAKOSURTANAL) skala 1: 50.000 edisi tahun 1985,
pada peta tersebut telah diplotkan rencana trase jalan dan posisi jembatan, yang telah
disetujui oleh pihak direksi.
2. Peta tematik lainnya di antaranya :
• Peta Tata Guna Tanah.
• Peta Situasi Jembatan.
• Peta Geologi.
Kelengkapan Administrasi yang harus disiapkan untuk dibawa ke lapangan yaitu segala
sesuatu yang menunjang kelancaran pekerjaan di lapangan diantaranya surat penugasan
personil dan surat jalan.

3.4.2. Orientasi Medan

Orientasi Medan dimaksudkan untuk mengenal lebih detail mengenai kondisi dan
permasalahan yang ada di lapangan, sehingga dapat dibuat langkah lebih lanjut tentang
penanganan yang tepat, efektif dan efisien terhadap permasalahan yang ada pada kegiatan
tersebut.

Orientasi Medan dilakukan dengan visual dan kemudian didokumentasikan, dengan


menggunakan foto kamera dan alat handycam, dan pada beberapa titik yang dianggap
penting diamati secara lebih cermat.

3.4.3. Pemasangan Batok BM dan Batok Pengukuran

Sebagai titik pengikatan dalam pengukuran topografi perlu dibuat bench mark (BM) yang
diukur menggunakan GPS yang dipasang sepanjang route perencanaan. Kedua jenis titik
ikat ini mempunyai fungsi yang sama, yaitu untuk menyimpan data koordinat, baik koordinat
(X,Y) maupun elevasi (Z). Mengingat fungsinya tersebut maka patok-patok beton ini
diusahakan ditanam pada kondisi tanah yang stabil dan aman. Kedua jenis titik ikat ini diberi
nama untuk memudahkan pembacaan dan identidikasi di peta yang dihasilkan. Khusus

LAPORAN PENDAHULUAN

III - 34
“ Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan
Nembu Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura

untuk titik BM juga dibuatkan diskripsi yang dilengkapi foto dan sket lokasi guna
memudahkan identifikasi di lapangan.

10 cm

Permukaan tanah

15 cm

75 cm

Gambar 2.1: Bench mark (BM)

3.4.4. Pekerjaan Pengukuran

a. Pengukuran Kerangka Horisontal dan Vertikal.


Dalam kegiatan ini digunakan alat ukur theodolit Topkon Dt-200 dan waterpass,
kegiatan ini meliputi :
- Pengukuran poligon
Maksud dilakukan pengukuran poligon adalah untuk mendapatkan koordinat titik-
titik mendarat (x,y) dalam pengukuran poligon untuk pengukuran trace, metode
yang digunakan yaitu pengukuran poligon terbuka yang tidak terikat koordinat
pada awal maupun pada akhir
- Pengukuran waterpass
Dimaksudkan untuk mendapatkan jaringan vertikal pada kerangka pemetaan.

b. Pengukuran Penampang Memanjang dan Melintang


Pengukuran penampang dilakukan dengan menggunakan waterpass untuk daerah
datar dan theodolit ataupun Total Station untuk daerah relatif terjal.
Pengukuran potongan memanjang harus menggambarkan keadaan permukaan tanah
pada route pengukuran memanjang sehingga bisa membantu dalam perencanaan
yang dilakukan pada potongan tersebut.

c. Pengukuran Detail dan Situasi Khusus


Dimaksudkan untuk mendapatkan data situasi dan rinci lokasi pengukuran.

LAPORAN PENDAHULUAN

III - 35
“ Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan
Nembu Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura

3.4.5. Perhitungan dan Penggambaran

a. Perhitungan

Setelah pengukuran di lapangan selesai, maka semua data yang telah diukur harus
diproses untuk menghasilkan nilai koordinat yang bisa digambarkan secara grafis.
Standar Perencanaan yang digunakan :
- Untuk merencanakan geometric jalan masuk ke jembatan (jalan pendekat), maka
standar Perencanaan Geometrik Jalan raya yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Bina Marga No. 13/1970 bersifat mengikat.
- Perencanaan tebal perkerasan jalan masuk ke jembatan (jalan pendekat) mengacu
pada buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan raya dengan
metode
a. Penggambaran
Karena penggambaran yang dilakukan adalah dengan sistim setelah dicek hasil
ukurannya dan rata – ratakan hasil ukuran sudut serta jaraknya pada formulir ukur,
dapat langsung di-input melalui program excel atau program CAD itu sendiri, adapun
program CAD yang dipakai adalah Civil 3D dengan tetap memegang prinsip dasar
penentuan koordinat :
Konsultan wajib membuat dan menyampaikan kepada Koordinator Pengawas, laporan
dokumen yang berisi kesimpulan dan saran atas semua bagian perencanaan. Gambar
untuk setiap jembatan dibuat di atas kertas milimeter atau langsung di atas kertas kalkir
standar.
Laporan/dokumen dan gambar tersebut terutama yang menyangkut hal-hal sebagai
berikut :

1. Plan digambar di atas peta situasi dengan skala 1 : 500


2. Potongan/penampang memanjang
3. Potongan/penampang melintang (Cross section)
4. Perhitungan perencanaan
5. Gambar bangunan jembatan
6. Standar-standar dari bangunan pengaman lain-nya (bangunan penahan erosi dan
lain-lain).
LAPORAN PENDAHULUAN

III - 36
“ Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan
Nembu Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura

7. Angka-angka dan huruf-huruf yang menunjukkan ukuran dan catatan/keterangan


pada gambar, ukurannya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dibaca dengan
mudah/jelas walaupun ukuran gambar diperkecil menjadi A3.
8. Spesifikasi
9. Untuk mendapatkan persetujuan atas konsep detail perencanaan, konsultan
berkewajiban untuk mengadakan presentasi/penjelasan mengenai hal-hal tersebut
di atas, kepada pihak Pemberi Tugas.

3.5 SURVEY HIDROLOGI


Pekerjaan Survey hidrologi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data – data lapangan yang
berupa data curah hujan di sekitar proyek dan mencari data yang diperlukan dalam analisa hidrologi,
yang selanjutnya di pakai dalam perencanaan drainase. Perencanaan drainase ini sangat diperlukan
untuk menentukan jenis dan dimensi dari bangunan-bangunan drainase, seperti saluran samping,
gorong-gorong maupun bangunan drainase lainnya.
Lingkup Pekerjaan ini meliputi :
a. Menganalisa pola aliran pada sungai .
b. Mengambil data curah hujan dan banjir tahunan dari sumber – sumber data yang ada
dilapangan atau kantor instansi terkait.
c. Perkiraan intensitas hujan rencana yang dapat dipakai untuk menentukan besaran banjir
rencana dengan metode yang berlaku.

3.6 DASAR-DASAR PERENCANAAN


Dalam proses ini konsultan harus membuat/menentukan semua kesimpulan hasil Survei lapangan,
antara lain menyangkut:

1. Penetapan lokasi jembatan berdasarkan peta topografi dan evaluasi hasil Survei pendahuluan
pada jembatan yang akan direkolasikan (bila ada) dengan memperhatikan standar
perencanaan yang telah ditetapkan.
2. Untuk perhitungan konstruksi pondasi serta bangunan bawah harus berdasarkan pada hasil-
hasil penyelidikan tanah dan keadaan setempat.
3. Untuk konstruksi bangunan atas yang standar harus digunakan standar Bina Marga yang akan
ditentukan oleh Pemberi Tugas kecuali ditentukan lain.

LAPORAN PENDAHULUAN

III - 37
“ Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan
Nembu Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura

Konsultan wajib membuat dan menyampaikan kepada Koordinator Pengawas, laporan dokumen
yang berisi kesimpulan dan saran atas semua bagian perencanaan. Gambar untuk setiap jembatan
dibuat di atas kertas milimeter atau langsung di atas kertas kalkir standar.

Laporan/dokumen dan gambar tersebut terutama yang menyangkut hal-hal sebagai berikut :
1. Plan digambar di atas peta situasi dengan skala 1 : 500
2. Potongan/penampang memanjang
3. Potongan/penampang melintang (Cross section)
4. Perhitungan perencanaan
5. Gambar bangunan jembatan
6. Standar-standar dari bangunan pengaman lain-nya (bangunan penahan erosi dan lain-lain).
7. Angka-angka dan huruf-huruf yang menunjukkan ukuran dan catatan/keterangan pada
gambar, ukurannya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dibaca dengan mudah/jelas
walaupun ukuran gambar diperkecil menjadi A3.
8. Spesifikasi
9. Untuk mendapatkan persetujuan atas konsep detail perencanaan, konsultan berkewajiban
untuk mengadakan presentasi/penjelasan mengenai hal-hal tersebut di atas, kepada pihak
Pemberi Tugas.

3.6.1. Standar Mutu


Standarisasi merupakan sarana yang bertujuan untuk mempermudah para perencana dan
pelaksana Jembatan dalam melaksankan kegiatannya sehingga tercapai efisiensi dan
penghematan waktu dalam pelaksanaan pembanguan Jembatan dan Jalan tersebut.

Pada Perencanaan Teknis Jembatan dan Jalan Di Kabupaten Jayapura Cs terdiri dari 3
(Tiga) Jenis Type Jembatan yang direncanakan yaitu :
1. Rangka Baja Kelas A
2. Girder (Komposit) Kelas A
3. Beton Bertulang Type Balok T Kelas A

Beban – beban yang bekerja pada perencanaan ini digunakan Beban Bina Marga 100 %
dan SNI. Jembatan yang direncakan seperti terlihat pada tabel dibawah ini.

3.6.2. Pembebanan
LAPORAN PENDAHULUAN

III - 38
“ Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan
Nembu Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura

Pembebanan yang digunakan dalam perencanaan dan perhitungan Struktur Jembatan


berdasarakan standar pembebanan yang berlaku dilingkungan Bina Marga yaitu :
1. Pedoman Perencanaan Pembebanan Jalan Raya ( SKBI - 1.3.28.1987 )
2. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Jembatan Jalan Raya SNI. 03 -
2833 - 1992.
3. Bridge Manajeman Sistem (BMS) Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan.
4. SK SNI T - 18 - 1991 - 03.
5. SNI Standar Nasional Indonesia, Standar Pembebanan untuk Jembatan Badan
Standarisasi Nasional (BSN)

3.6.3. Pondasi
Pemilihan Pondasi jembatan disesuaikan dengan hasil penyelidikan tanah dilapangan dan
laboratorium :
Jenis pondasi yang umum digunakan adalah :
a. Pondasi Tiang
Pondasi Tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya
orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat
menjadi suatu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang
terdapat di bawah konstruksi.
Pondasi Tiang digolongkan berdasarkan kualitas materialnya, cara pelaksanaan
pemakaian bahan-bahan dan sebagainya.
Penggolongan berdasarkan kualitas material dan cara pembuatan, dapat dilihat pada
table 3.1
Tabel 3.1
Jenis-Jenis Tiang
Kualitas Bentuk
Nama Tiang Cara Pembuatan
Bahan
Tiang Baja Tiang Pipa Baja Disambung secara elektris, Bulat
diarah datar, mengeliling
Tiang dengan flrns lebar (penampang H) Diasah dalam keadaan H
panas, dilas
Tiang Beton Tiang Beton Tiang beton bertulang Diaduk dengan gaya Bulat segitiga dll
Pracetak sentrifugal.
Diaduk dengan penggetar
Tiang beton prategang pracetak System penarikan awal Bulat
System penarikan akhir
Tiang yang Tiang alas System pemancangan Bulat
dicor ditempat Tiang beton Raymond
Dengan menggoyang semua tabung System pemboran
pelindung.
Dengan member tanah

LAPORAN PENDAHULUAN

III - 39
“ Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan
Nembu Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura

Dengan memutar berlawanan arah


Dengan pondasi dalam
Tabel 3.2
Keuntungan dan kerugian menurut Teknik Pemasangan Tiang

Tiang Pancang Tiang Yang dicor ditempat

Keuntungan 1. Karena tiang dibuat dipabrik dan 1. Karena getar dan keriuhan pada saat
pemeriksaan kualitas ketat, hasilnya lebih melaksanakan pekerjaan sangat kecil
dapat diandalkan. Terlebih pemeriksaan sehingga cocok untuk pekerjaan pada
dapat dilakukan setiap saat daerah padat penduduk
2. Kecepatan pemancangan besar terutama 2. Karena tampa sambungan dapat dibuat
untuk tiang baja, bahkan walaupun tiang yang lurus dengan diameter besar
lapisan antara cukup keras masih dapat juga untuk tiang yang lebih panjang, lebih
ditembus sehingga pemancangan jauh, panjang tiang dapat ditetapkan
kelapisan pendukung dapat dilakukan dengan mudah
3. Persediaan yang cukup banyak di pabrik 3. Diameter biasanya lebih besar dari tiang
sehingga mudah diperoleh kecuali pracetak, dan daya dukung tiang juga lebih
diperlukan tiang dengan ukuran khusus, besar, sehingga tumpian dapat dibuat lebih
biaya relative rendah. kecil
4. Daya dukung dapat diperkirakan 4. Selain arah pemboran dari arah
berdasarkan rumus tiang pancang berlawanan dengan putaran jarum jam,
sehingga mempermudah pengawasan tanah galian dapat diamati secara
pelaksanaan konstruksi langsung dan sifat-sifat tanah pada lapisan
tanah pendukung pondasi dapat langsung
5. Cara penumbukan sangat cocok untuk diketahui
mempertahankan daya dukung vertikal 5. Pengaruh jelek terhadap bangunan
didekatnya cukup kecil
Kerugian 1. Pelaksanaannya membuat getar dan 1. Dalam banyak hal beton dari tubuh tiang
kegaduhan tidak cocok untuk daerah yang diletakkan dibawah air dan kualitasnya
padat penduduk setelah selesai lebih rendah dari tiang
2. Untuk tiang yang panjang diperlukan pracetak, disamping itu pemeriksaan
persiapan penyambungan, jika kualitas hanya dapat dilakukan sekali
penyambungan tidak baik akibatnya 2. Ketika beton dituang dikuatirkan
sangat merugikan bercampur dengan runtuhan tanah
3. Bila pelaksanaanya tidak baik tiang cepat 3. Walaupun penetrasi sampai ke tanah
hancur pendukung pondasi dianggap telah
4. Bila pemancangan tidak dapat dihentikan terpenuhi, kadang terjadi bahwa tiang
pada kedalaman yang telah ditentukan pendukung kurang sempurnah karena
diperlukan perbaikan khusus adanya lumpur yang bertimbun didasar
5. Tempat penampungan harus luas 4. Karena diameter tiang cukup besar
6. Untuk tiang beton dengan diameter besar memerlukan banyak beton dan pekerjaan
diperlukan juga mesin pemancangan yang kecil mengakibatkanbiaya yang mencolok
besar 5. Karena pasa cara pemasangan tiang yang
7. Untuk tiang pipa baja diperlukan tiang diputer berlawanan arah jam dipakai air
yang tahan korosi maka lapangan akan menjadi kotor ,
lagipula untuk setiap cara perlu dipikirkan
bagaimana menangani tanah yang telah
digali
b. Pondasi Kaison / Sumuran
Pondasi sumuran adalah pondasi yang dibangun dengan menggali cerobong tanah
berpenampang lingkaran dan di cor dengan beton atau campuran batu dan mortal.
Pondasi Sumuran diklasifikasikan sebagai pondasi dangkal atau pondasi langsung dengan
persyaratan perbandingan kedalaman terhadap diameter lebih kecil atau sama dengan 4.
LAPORAN PENDAHULUAN

III - 40
“ Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan
Nembu Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura

Jika nilai perbandingan tersebut lebih besar dari 4 maka pondasi tersebut harus
direncanakan sebagai pondasi tiang.

Persyaratan Teknis Pondasi Sumuran


1. Tekanan dan konstruksi jembatan bagian bawah pondasi sumuran tersebut harus lebih
kecil atau sama dengan tegangan ijin tanah (σ ≤ σIjin).
2. Pondasi sumuran harus aman terhadap penurunan yang berlebihan
3. Pondasi sumuran harus aman terhadap penggerusan atau kedalaman pondasi
sumuran harus lebih besar dari kedalaman maksimum penggesuran. Jika kedalaman
pondasi sumuran lebih kecil dari kedalaman maksimum penggerusan maka diperlukan
perlindungan terhadap pondasi sumuran tersebut
4. Diameter pondasi sumuran harus dibuat ≥ 1.5 meter untuk kemudahan pelaksanaan.
5. Pondasi sumuran tidak boleh digunakan pada kondisi tanah dimana lapisan atas terdiri
dari tanah lunak dengan ketebalan > 3 dan < 6 - 8 meter.

6. Penggalian terbuka selama proses konstruksi pondasi sumuran tidak disyaratkan.


7. Jika selama pelaksanaan pondasi sumuran muka air tanah cukup tinggi, maka perlu
dilakukan upaya menurunkan elevasi muka air tanah di lokasi konstruksi dengan
menggunakan pompa air.
8. Jika lokasi kepala jembatan yang melintasi sungai mengurangi penampang basah
sungai, maka diperlukan perlindungan gerusan pada kaki/bagian atas pondasi
sumuran. Alternative lainnya adalah bentang jembatan diperbesar.
Pokok Perencanaan pondasi sumuran untuk dapat mendukung bangunan bawah dan
struktu atas dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Pondasi sumuran harus mempunyai keawetan yang memadai untuk penggunaan yang
dipilih.
2. Tanah pendukung harus memberikan daya dukung dan ketahanan geser yang
memadai.
3. Struktur pondasi sumuran harus mempunyai kekuatan yang memadai.
4. Penurunan dan perpindahan horizontal tidak boleh menimbulkan pengurangan
kekuatan pada komponen-komponen structural.
Dalam perencanaan pondasi sumuran analisa yang harus dilakukan adalah

LAPORAN PENDAHULUAN

III - 41
“ Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan
Nembu Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura

1. Analisa kestabilan terhadap guling.

𝛴 𝑀𝑅
𝑆𝐹𝑔𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔 =
𝛴 𝑀𝑜
Dimana :
∑Mo = jumlah momen-momen yang menyebabkan struktur terguling dengan titik
pusat potaran 0. ∑Mo disebabkan oleh tekanan tanah aktif yang bekerja
pada elevasi H/3.
∑MR = jumlah momen-momen yang mencegah struktur terguling dengan titik
pusat di titik 0. ∑MR merupakan momen-momen yang disebabkan oleh
gaya vertical dari struktur dan berat tanah di atas struktur.

Berdasarkan Peraturan Teknik Jembatan Nilai minimum dari angka keamanan terhadap
geser yang digunakan dalam perencanaan adalah 2,2

2. Analisa ketahanan terhadap geser.


Ketahanan struktur terhadap kemungkinan struktur bergeser dihitung berdasarkan
persamaan berikut :

𝛴 𝐹𝑅
𝑆𝐹𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 =
𝛴 𝐹𝐷
Dimana :
∑FD = jumlah dari gaya-gaya horizontal yang menyebabkan struktur bergeser.
∑MD disebabkan oleh tekanan tanah aktif yang bekerja pada struktur
∑FR = jumlah gaya-gaya horizontal yeng mencegah struktur bergeser. ∑FR
merupakan gaya-gaya penahan yang disebabkan oleh tahanan gesek dari
struktur dengan tanah serta tahan yang disebabkan oleh kohesi tanah.
3. Analisa daya dukung tanah.
Tekanan yang disebabkan oleh gaya-gaya yang terjadi pada dasar pondasi sumuran
harus dipastikan lebih kecil dari daya dukung ijin tanah. Daya dukung pondasi tanah
pada dasar sumuran ditentukan dengan cara :

qu = cNcFcsFcdFci + qNqNqsNqdNqi + ½  BNFsFdFi

LAPORAN PENDAHULUAN

III - 42
“ Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan
Nembu Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura

Dimana :
c = cohesi tanah
q = tegangan efektif di dasar pondasi
 = berat jenis tanah
B = dimensi terkecil dari panjang dan lebar pondasi (diameter pondasi
lingkar)
Fcs,Fqs,Fs = factor bentuk
Fcd,Fqd,Fd = factor kedalaman
Fci,Fqi,Fi = factor inklinasi beban
Nc,Nq,N = factor daya dukung

LAPORAN PENDAHULUAN

III - 43
“ Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan
Nembu Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura

3.7 SCHEDULE PERENCANAAN

3.8 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA


3.8.1 Persiapan dan Mobilisasi
a) Kegiatan Persiapan
Seluruh kegiatan administrasi dan surat menyurat serta kegiatan yang sifatnya
instansional, harus diselesaikan sebelum kegiatan-kegiatan pokok kegiatan
dilaksanakan. Kegiatan-kegiatan persiapan ini meliputi :
LAPORAN PENDAHULUAN

III - 44
“ Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan
Nembu Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura

- Penyiapan pemondokan Survei lapangan


- Penyiapan surat-surat tugas dan surat pengantar untuk keperluan yang
berhubungan dengan instansi yang terkait.
- Mobilisai personil dan peralatan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan
pekerjaan.

b) Pengumpulan Data
Pekerjaan pengumpulan data dimaksudkan untuk menyediakan informasi untuk
mendukung terlaksananya Survei dan detail desain. Data yang perlu dikumpulkan
dapat berupa data sekunder dan primer, khususnya data yang terkait dengan analisis
dan desain sistem jaringan dan bendung sebagai berikut:
- Data Hidrologi yang refresentatif dengan wilayah studi
- Peta Topografi dan Geologi Dasar Wilayah studi dan sekitarnya.
- Data Sekunder lainnya
Data Sekunder lainnya yang tersedia di Dinas PU, Kab. Jayapura Provinsi Papua,
serta instansi-instansi terkait lainnya.

3.8.2 Survey dan Pengujian


a) Survey Penyelidikan Tanah Dan Material
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk menyelidiki mengenai jenis dan struktur lapisan
tanah serta indeks dan struktural properties yang diperoleh di lapangan dan di
laboratorium.

b) Survey Topografi
Maksud dari pekerjaan Survei topografi jembatan adalah untuk melakukan
pengumpulan data dan informasi topografis yang meliputi situasi dan elevasi
permukaan tanah serta tata letak bangunan di sekitar lokasi jembatan yang dibutuhkan
dalam proses perencanaan teknis, dengan tujuan untuk memberikan informasi dan
gambaran topografis lokasi jembatan bagi Tim Perencana.

c) Survey Hidrologi
Pekerjaan Survey hidrologi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data – data
lapangan yang berupa data curah hujan di sekitar proyek dan mencari data yang
diperlukan dalam analisa hidrologi, yang selanjutnya di pakai dalam perencanaan
LAPORAN PENDAHULUAN

III - 45
“ Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan
Nembu Distrik Gresi Selatan Kabupaten Jayapura

drainase. Perencanaan drainase ini sangat diperlukan untuk menentukan jenis dan
dimensi dari bangunan-bangunan drainase, seperti saluran samping, gorong-gorong
maupun bangunan drainase lainnya.

d) Pengujian
Pengujian dilaboratorium dilakukan pada contoh tanah untuk mengetahui jenis-jenis
yang terkandung dalam tanah sebagai dasar untuk menentukan jenis bangunan bawah
dalam perencanaan.

LAPORAN PENDAHULUAN

III - 46

Anda mungkin juga menyukai