Anda di halaman 1dari 82

MSDS

TRAINING
TRAINING OUTLINE

DASAR HUKUM
PENGERTIAN MSDS
TUJUAN MSDS
GHS
ISI MSDS
CONTOH MSDS
DASAR HUKUM
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 187 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia di Tempat Kerja
 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87 Tahun 2009 tentang Sistem
Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia
 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87 Tahun 2009 tentang Sistem
Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia
DASAR HUKUM
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Pasal 11
Setiap orang yang memproduksi B3 wajib membuat Lembar Data Keselamatan Bahan
(Material Safety Data Sheet).

Pasal 12
Setiap penanggung jawab pengangkutan, penyimpanan, dan pengendaran B3 wajib
menyerahkan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11.

Pasal 15
(1). Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol dan label serta dilengkapi dengan
Lembara Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet).
DASAR HUKUM
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 187 Tahun 1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia di Tempat Kerja
Pasal 3
Pengendalian bahan kimia berbahaya sebagaimana di maksud pasal 2 meliputi :
a. penyediaan lembar data keselamatan bahan (LDKB) dan label;

Pasal 4
(1) Lembar data keselamatan bahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a meliputi keterangan tentang

a. identitas bahan dan perusahaan; b. komposisi bahan;


c. identifikasi bahaya; d. tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K);
e. tindakan penanggulangan kebakaran; f. tindakan mengatasi kebocoran dan tumpahan;
g. penyimpanan dan penanganan bahan; h. pengendalian pemajanan dan alat pelindung diri;
i. sifat fisika dan kimia; j. stabilitas dan reaktifitas bahan;
k. informasi toksikologi; l. informasi ekologi;
m. pembuangan limbah; n. pengangkutan bahan;
o. informasi peraturan perundang-undangan yang berlaku; p. informasi lain yang diperlukan.

(2) Bentuk lembar data keselamatan bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I Keputusan Menteri ini.
DASAR HUKUM
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 187 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia di Tempat Kerja

Pasal 6

Lembar Data Keselamatan Bahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 dan Label
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 diletakkan di tempat yang mudah diketahui
oleh tenaga kerja dan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan.
DASAR HUKUM
 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87 Tahun 2009 tentang Sistem
Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia

PASAL 1
DASAR HUKUM
 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87 Tahun 2009 tentang Sistem
Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia

PASAL 9 & 10
DASAR HUKUM
 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87 Tahun 2009 tentang Sistem
Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia

PASAL 11
DASAR HUKUM
 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87 Tahun 2009 tentang Sistem
Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia

PASAL 11
DASAR HUKUM
 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87 Tahun 2009 tentang Sistem
Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia

PASAL 12
PENGERTIAN MSDS/SDS
 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87 Tahun 2009 tentang Sistem Harmonisasi
Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia - Lembar Data Keselamatan Bahan
(Material Safety Data Sheet /MSDS) yang selanjutnya disingkat LDKB adalah lembar
petunjuk yang berisi informasi bahan kimia meliputi sifat fisika, kimia, jenis bahaya
yang ditimbulkan, cara penanganan, tindakan khusus dalam keadaan darurat dan
informasi lain yang diperlukan.

 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas


Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87 Tahun 2009 tentang Sistem Harmonisasi
Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia - Lembar Data Keselamatan (Safety
Data Sheet /SDS) yang selanjutnya disingkat LDK, adalah lembar petunjuk yang berisi
informasi bahan kimia meliputi sifat fisika, kimia, jenis bahaya yang ditimbulkan,
cara penanganan, tindakan khusus dalam keadaan darurat dan informasi lain yang
diperlukan.
PENGERTIAN MSDS/SDS
 Canadian Centre for Occupational Health and Safety (CCOHS), Material
safety data sheet atau lembar data keselamatan bahan adalah dokumen
yang mengandung informasi tentang bahaya potensial (kesehatan,
kebakaran, reaktifitas dan lingkungan) serta bagaimana bekerja dengan
zat kimia secara aman.
TUJUAN MSDS/SDS
 Identifikasi terhadap produk dan pembuat.
 Bahaya terkait dengan bahaya fisik (kebakaran dan reaktivitas) dan kesehatan.
 Pencegahan terkait dengan hal-hal yang harus dilakukan untuk berkerja dengan
aman, mengurangi atau mencegah pajanan atau hal yang dilakukan dalam sebuah
keadaan darurat.
 Respons yang sesuai untuk dilakukan dalam berbagai situasi (misalnya kecelakaan,
kebakaran dan situasi yang memerlukan pertolongan pertama).
 Pemenuhan terhadap regulasi.
 Perlindungan terhadap pekerja dan konsumen yang menggunakan.
 Alat untuk memberikan edukasi dan komunikasi kepada pekerja terkait dengan
bahaya yang ada.
GHS

GHS : Globally Harmonized System of Classification and Labelling of


Chemicals .

GHS : Sistem Harmonisasi Global tentang Klasifikasi dan Pelabelan Bahan


Kimia

GHS : suatu pendekatan umum dan logis yang terharmonisasi secara global
untuk mendefinisikan dan mengklasifikasikan bahaya bahan kimia serta
mengkomunikasikan informasi tersebut pada label dan Lembar Data
Keselamatan/LDK (Safety Data Sheet /SDS).
GHS

Pedoman penerapan GHS pada bahan


kimia berdasarkan Panduan
GHS (Purple Book) yang diterbitkan
oleh Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB).
LATAR BELAKANG
 Ada sekitar 12 juta bahan kimia (sintetis dan alami)
 Sebanyak 100 ribu jenis (tunggal dan campuran) beredar
 Baru 5000-8000 jenis diketahui sifatnya
 Banyak yangg berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan
 Utk mencegah/ mengurangi RISIKO perlu pengelolaan Bahan Kimia yg
baik dgn fokus thd langkah2 pencegahan misalnya PENANDAAN (label)
dan LEMBAR DATA KESELAMATAN (Safety Data Sheet)
 Hingga saat ini, sistem klasifikasi dan penandaan Bahan Kimia yg ‘selaras’
(harmonized) scr internasional belum tersedia
Who is the best? I am the best

Too many classifications

Major Existing Systems


• UN Transport Recommendations
• European Union (EU) Directives on Substances and Preparations
• Canadian Requirements for Workplace, Consumers and Pesticides
• US Requirements for Workplace, Consumers and Pesticides
KRITERIA BAHAYA FISIK: FLAMMABLE
BEDA SISTEM
CAS No. F.P Temp C UNRTDG EU USA ANSI JPN
(B.P)
KLASIFIKASI

4th class
1330- 78- 5 234 *
(420)
200
64- 67- 5 110 *

3rd class
(208) 93.3
121- 69- 7 73 * *
(194) 70

Combustible liquid
95- 50- 1 69 * *
(180) 60.5

liquid
Class 3.3 Pkg.GⅢ
97- 95- 0 57 * * *

petroleums
(146)

2nd class
55

Flammable
108- 01- 0 40 * * * *
(135) 37.8

Flammable
78- 83- 1 30 * * * *
(108)

Highly flammable
23

Flammable liquid
107- 18- 6 22 21 * * * *

Class 3.1 Pkg.GⅠ BP≦ 35℃


(97)
108- 21- 4 2 0 * * * *
(97)

1st class
Class 3.2 Pkg.GⅡ

flammable
BP<35 ℃
-6.7
78- 93- 3 -7 * * * *
(80)
74- 90- 8 - 18 - 20 * * * * *
(26)

liquid
Extremely

Special flammables
60- 29- 7 - 49 * * * *
  

flammable
(35)
Extremely

B.P≦40℃
BEDA SISTEM UN EU USA JPN Harmonisasi Bahan Kimia
LD50 (mg/kg BB)
5000 ?
Carbon disulfide
3000
2000
Bromoethane
1000

Harmful
Harmful Xn
Benzonitrile
500
Phenol
300

Liquid
Relatively low risk
200

Deleterious
Dimethylsulfate

Toxic
Acrylamide
100 Solid
Epichlorohydrin

Toxic T
Allyl alcohol
50 Nicotine
30 2,4-Dinitrophenol
Sodium azide
Serious risk

20 Acetone cyanohydrin

10 TEL

Highly toxic
Very toxic T+

4,6-Dinitro-o-cresol

Poisonous
5 Phosphorous (yellow)
3
Very severe risk

2 Strichnine

1 HgCl2
TEPP
IDENTIFIKASI: KLASIFIKASI BAHAN KIMIA DI INDONESIA
Peraturan Peraturan Kepmen Kepmenaker No. Kepmen Permenkes RI
Pemerintah RI No.41 Pemerintah RI No.74 Perindustrian 187/Men/1999 ttg Perhubungan No.KM No.472/Menkes/Per/
tahun 1993 tentang tahun 2001 tentang No.148/M/SK/4/ Pengendalian Bahan 69 tahun 69 tahun V/ 1996 tentang
Angkutan Jalan Pengelolaan Bahan 1985 tentang Kimia Berbahaya di 1993 tentang Pengamanan Bahan
Berbahaya dan Pengamanan Bahan tempat kerja Penyelenggaraan Berbahaya bagi
Beracun Beracun dan Angkutan Barang di kesehatan
Berbahaya di Jalan
Perusahaan Industri

a.Mudah meledak a. Mudah meledak 1.Bahan beracun Pasal 9: a.Mudah meledak Bahan berbahaya
b.Gas mampat, gas (explosive) 2.Bahan peledak Kriteria bahan kimia b.Gas mampat, gas adalah, bahan kimia,
cair, gas terlarut b. Pengoksidasi 3.Bahan mudah berbahaya cair, gas terlarut baik dalam bentuk
pada tekanan atau (oxidizing) sebagaimana pada tekanan atau tunggal maupun
terbakar/menyala
pendinginan c. Sangat mudah sekali dimkasud dalam pendinginan campuran yang dapat
4.Bahan oksidator membahayakan
tertentu menyala (extremely pasal 8 ayat (3) terdiri tertentu
dan kesehatan dan
c. Cairan mudah flammable) dari: c. Cairan mudah
reduktor lingkungan hidup
menyala d. Sangat mudah 1. Bahan beracun menyala
menyala (highly 5.Bahan yang mudah secara langsung atau
d.Padatan mudah 2. bahan sangat d.Padatan mudah
meledak dan tidak langsung, yang
menyala flammable) beracun menyala
terbakar mempunyai sifat
e.oksidator, peroksida e. Mudah menyala 3. cairan mudah e.oksidator, peroksida
6.Gas bertekanan racun, karsinogenik,
organik (flammable) terbakar organik teratogenik,
f. Amat sangat beracun 7.Bahan korosi/iritasi 4. cairan sangat mutagenik, korosif
f. Racun dan bahan f. Racun dan bahan
yang (extremely toxic) 8.Bahan radioaktif mudah terbakar yang dan iritasi.
g. Sangat beracun 9.Bahan beracun dan 5. gas mudah
mudah menular mudah menular
(highly toxic) Berbahaya lainnya terbakar
g.Radioaktif g.Radioaktif
h. Beracun (moderately yang 6. bahan mudah
h.Korosif toxic)
h.Korosif
ditetapkan oleh meledak
i. Berbahaya lain i. Berbahaya (harmful) i. Berbahaya lain.
Menteri 7. bahan reaktif
j. Korosif (corrosive) Perindustrian 8. bahan oksidator
k. Bersifat iritasi (iritant)
l. Berbahaya bagi
lingkungan
m.Karsinogenik
n.Teratogenik
o.Mutagenik
LABELLING/PENANDAAN BAHAN KIMIA
(menurut peraturan nasional)
PP No.74 thn SK Menpan Per Men Kes Kep.Menteri Kep.Men
2001 ttg No.429/Kpts/um/9/1 472/Menkes/Per/ Tenaga Kerja Perhubungan
Pengelolaan B3 973 ttg syarat V/1996 ttg No.Kep No.KM 69 ttg
Pembungkusan dan Pengamanan BB 187/MEN/1999 ttg Penyelenggaraan
Pemberian Label bagi kesehatan Pengendalian BKB Angkutan Barang
Pestisida di tempat kerja di jalan

1.Kemasan B3 1. Wadah pestisida 1. Wadah atau 1. Label meliputi: 1. Kenderaan


wajib diberi harus diberi label kemasan - Nama produk bermotor
simbol dan 2. Keterangan pada harus - Identifikasi pengangkut
label serta label harus dalam dicantumkan bahaya bahan berbahaya
dilengkapi bahasa Indonesia penandaan harus diberi
- Tanda bahaya
MSDS 3. Keterangan & 2. Penandaan tanda sesuai
- Risiko dan dengan bb yang
tanda peringatan harus mudah
penanggulanga diangkut.
harus jelas, dilihat,
nnya
mudah dibaca, dibaca,
dimengerti, - Tindakan
tahan terhadap
tidak mudah pencegahan
pestisida, tidak
dapat terhapus. lepas dan - Instruksi
luntur kebakaran,
tumpahan,
pengisian dan
penyimpanan
- Nama, alamat,
No.telp.pabrik
pembuat atau
distributor.
CONTOH SISTEM KLASIFIKASI DAN
LABELLING
YANG BERBEDA

BERDASARKAN KRITERIA TOKSIK  DOSIS MEMATIKAN (LD50)

EU USA
25 – 50 mg/Kg bw
< 25 mg/Kg bw < 50 mg/Kg bw

Category

Very Toxic
? Very Toxic

Di negara yg lain ..?


Contoh Pictogram/Simbol Bahaya
berdasarkan Badan Dunia
GHS

UN

EU
Flammable Toxic Corosive Oxidixing Explosive Harmful Enviroment Hz.
GHS PICTOGRAMS

・ Oxidizers ・ Flammables ・ Explosives


・ Organic Peroxides ・ Self Reactives ・ Self Reactives
  (Type B, C&D, E&F) (Type B, C&D, E&F) (Type A, B)
・ Pyrophorics ・ Organic Peroxides
・ Self-Heating (Type A, B)
・ Emits Flammable Gas

・ Acute Toxicity (Severe) ・ Corrosives ・ Gases under  


  pressure

・ Carcinogen ・ Environmental ・ Iriitant


・ Respiratory Sensitizer   Toxicity ・ Dermal Sensitizer
・ Reproductive ・ Acute Toxicity (Harmful)
・ Specific Target Organ
Systemic Toxicity (STOST)
・ Mutagenicity
Kategori bahaya toksisitas akut
LD50 untuk oral (mg/kg berat badan), dermal (mg/kg berat
badan) atau LC50 untuk inhalasi (bds)
Jalur paparan
Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3 Kategori 4 Kategori 5

Oral 5 50 300 2000 5000

Dermal 50 200 1000 2000

Inhalasi gas 100 500 2500 5000

Uap 0,5 20 10 20

Debu dan kabut 0,05 0,5 1,0 5


Simbol bahaya toksisitas akut oral

Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3 Kategori 4 Kategori 5


Tanpa simbol

!
Berbahaya Berbahaya Berbahaya Perhatian Perhatian
Fatal jika Fatal jika Beracun Berbahaya Mungkin
tertelan tertelan jika jika berbahaya jika
tertelan tertelan tertelan
Simbol bahaya toksisitas akut pada kontak
dengan kulit
Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3 Kategori 4 Kategori 5
Tanpa simbol

!
Berbahaya Berbahaya Berbahaya Awas Awas
Fatal jika Fatal jika Beracun jika Berbahaya Mungkin
kontak kontak kontak jika berbahaya
dengan kulit dengan kulit dengan kulit kontak jika kontak
dengan kulit dengan
kulit
Simbol bahaya toksisitas akut pada inhalasi

Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3 Kategori 4 Kategori 5


Tanpa simbol

!
Berbahaya Berbahaya Berbahaya Awas Awas
Fatal jika Fatal jika Fatal jika Berbahaya jika Mungkin
terhirup terhirup terhirup terhirup berbahaya
jika terhirup
‘DECISION LOGIC’ BAGI TOKSISITAS AKUT (1)

Senyawa kimia : Adakah data/ info


u/ eveluasi toksisisitas akut ? Tidak Klasifikasi tidak mungkin

Ya

Berdasarkan kriteria, apakah bahan berbahaya tsb Kategori 1


Mempunyai :
 LD50 oral max. 5 mg/kg BB, atau
 LD50 dermal max. 50 mg/kg BB, atau Ya
 LC50 inhalasi (gas) max. 100 ppm, atau
 LC50 inhalasi (uap) max 0,5 mg/L, atau
 LC50 inhalasi (debu dan kabut) max. 0,05 mg/L ?
Berbahaya

Tidak

Bersambung …
‘DECISION LOGIC’ BAGI TOKSISITAS AKUT
(2)

Tidak

Kategori 2
Berdasarkan kriteria, apakah bahan berbahaya tersebut
Mempunyai :
 LD50 oral > 5 – 50 mg/kg BB, atau
 LD50 dermal > 50 – 200 mg/kg BB, atau Ya
 LC50 inhalasi (gas) >100 – 500 ppm, atau
 LC50 inhalasi (uap) > 0,5 – 2 mg/L, atau
 LC50 inhalasi (debu dan kabut) >0,05 – 0,5 mg/L ? Berbahaya

Tidak

Bersambung …
‘DECISION LOGIC’ BAGI TOKSISITAS AKUT
(3)

Tidak

Kategori 3
Berdasarkan kriteria, apakah bahan berbahaya tersebut
Mempunyai :
 LD50 oral >50 – 300 mg/kg BB, atau
 LD50 dermal > 200 – 1000 mg/kg BB, atau Ya
 LC50 inhalasi (gas) >500 – 2500 ppm, atau
 LC50 inhalasi (uap) >2 – 10 mg/L, atau
 LC50 inhalasi (debu dan kabut) >0, 5 – 1 mg/L ? Berbahaya

Tidak

Bersambung …
‘DECISION LOGIC’ BAGI TOKSISITAS AKUT
(4)

Tidak

Kategori 4

!
Berdasarkan kriteria, apakah bahan berbahaya tersebut
Mempunyai :
 LD50 oral >300 – 2000 mg/kg BB, atau
 LD50 dermal > 1000 – 2000 mg/kg BB, atau Ya
 LC50 inhalasi (gas) >2500 – 5000 ppm, atau
 LC50 inhalasi (uap) >10 – 20 mg/L, atau
Awas
 LC50 inhalasi (debu dan kabut) >1 – 5 mg/L ?

Tidak

Bersambung …
‘DECISION LOGIC’ BAGI TOKSISITAS AKUT
(5)

Tidak

Kategori 5
Berdasarkan kriteria, apakah bahan berbahaya tersebut
Mempunyai :
 LD50 oral >2000 – 5000 mg/kg BB, atau
TANPA
 LD50 dermal > 2000 – 5000 mg/kg BB, atau Ya
 LC50 inhalasi (gas, uap dan/atau debu dan kabut) >2500 – SIMBOL
5000 ppm dalam rentang kesetaraan LD50 oral dan dermal
(yaitu 2000 – 5000 mg/kg BB) Awas

Tidak

Bersambung …
‘DECISION LOGIC’ UNTUK TOKSISITAS AKUT
(6)

Tidak

 Adakah info tersedia yg menunjukkan efek toksisitas yg


signifikan thd manusia ?
Kategori 5
 Adakah kematian diamati ketika diuji hingga nilai kategori 4
melalui rute oral, inhalasi atau dermal ?
 Adakah penilaian dari ahli yg mengkonfirmasi tanda-tanda TANPA
toksisitas klinik yg signifikan ketika diuji hingga nilai kategori Ya
4, kecuali utk diare ?, atau SIMBOL
 Adakah penilaian dari ahli yg mengkonfirmasikan informasi
yg dpt dipercaya yg menunjukkan potensi efek akut yg Awas
signifikan dari binatang lainnnya ?

Tidak

Tidak terklasifikasi
TUJUAN GHS
 Meningkatkan perlindungan terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan dengan membuat sistem komunikasi bahaya yang
komprehensif secara internasional.
 Menyediakan framework untuk negara-negara yang belum memiliki
sistem komunikasi bahaya kimia.
 Mengurangi biaya untuk pemeriksaan dan evaluasi bahan kimia.
 Memfasilitasi perdagangan kimia secara global untuk bahan kimia
yang telah dievaluasi tingkat bahayanya.
PERKEMBANGAN GHS DI INDONESIA
 Sejak 24 Maret 2010 - Bahan kimia zat tunggal baik untuk produksi dalam negeri
dan impor wajib menerapkan GHS. 
 Setelah 31 Desember 2016, Campuran bahan kimia baik untuk produksi dalam
negeri dan impor wajib menerapkan GHS Kecuali untuk perusahaan UKM.
 SDS dan pelabelan bahan kimia baik dari impor maupun produksi dalam negeri
harus dalam bahasa Indonesia.
 Setiap produsen bahan kimia tunggal dan importir harus melaporkan penerapan
GHS (Klasifikasi, Pelabelan & SDS) ke Kemenper melalui sistem online di
siinas.kemenperin.go.id/e-reporting/ghs.
MSDS : Matriks GHS – Kepmenaker No. 187/1999
Kriteria GHS (Purple Book 5th revised edition) Kepmenaker No. 187/1999

Komunikasi Bahaya a. SDS/LDK Pasal 4:


1. Identifikasi 1. identitas bahan dan perusahaan
2. Identifikasi bahaya 2. komposisi bahan
3. Komposisi/informasi mengenai 3. identifikasi bahaya
bahan baku dalam produk 4. tindakan pertolongan pertama pada
4. Tindakan pertolongan pertama kecelakaan (P3K)
5. Tindakan pemadaman kebakaran 5. tindakan penanggulangan kebakaran
6. Tindakan penanganan kecelakaan 6. tindakan mengatasi kebocoran dan
tumpahan tumpahan
7. Penanganan dan penyimpanan 7. penyimpanan dan penanganan bahan
8. Kontrol paparan/perlindungan diri 8. pengendalian pemajanan dan alat
9. Sifat fisika dan kimia pelindung diri
10. Stabilitas dan reaktivitas 9. sifat fisika dan kimia
10. stabilitas dan reaktifitas bahan
MSDS : Matriks GHS – Kepmenaker No. 187/1999

Kriteria GHS (Purple Book 5th revised edition) Kepmenaker No. 187/1999

Komunikasi Bahaya 11. Informasi toksikologi 11. informasi toksikologi


12. Informasi ekologi 12. informasi ekologi
13. Penanganan pembuangan 13. pembuangan limbah
14. Informasi transportasi 14. pengangkutan bahan
15. Informasi regulasi 15. infomasi peraturan perundang-
16. Informasi lain yang dianggap undangan yang berlaku
perlu 16. informasi lain yang diperlukan
PERATURAN
KEPUTUSAN MENTERI PERATURAN MENTERI
  PEMERINTAH
TENAGA KERJA NOMOR 187 PERINDUSTRIAN NOMOR 23
BAGIAN NOMOR 74 TAHUN
TAHUN 1999 TAHUN 2013
2001

Identifikasi bahan dan


√ √
perusahaan

identifikasi bahaya √ √
Informasi ekologi √ √

Informasi lain yang


√ √
diperlukan

Informasi peraturan
√ √
perundangan yang berlaku

Informasi toksikologi √ √
Jenis B3 √
Klasifikasi B3 √
komposisi bahan √ √
Merek dagang √
Pembuangan limbah √ √
Pengangkutan bahan √
Pengendalian pemajanan dan alat
√ √
pelindung diri
Penyimpanan dan penanganan
√ √ √
bahan

Pertimbangan Pembuangan/

Pemusnahan

Rumus Kimia B3 √
Sifat fisika dan kimia √ √

Stabilitas dan reaktifitas bahan √ √

Tindakan mengatasi kebocoran


√ √
dan tumpahan

Tindakan penanggulangan
√ √
kebakaran

tindakan pertolongan pertama


√ √ √
pada kecelakaan (P3K)
ISI MSDS
1. Identifikasi
Bagian ini mengidentifikasi zat kimia yang dibahas di Lembar Data Keselamatan
Bahan dan juga rekomendasi penggunaannya. Bagian ini juga menyediakan
informasi penting dan kontak dari pembuatnya. Pada bagian ini, informasi yang
dibutuhkan adalah:
 nama pada label produk atau nama lain atau sinonimnya yang telah diketahui
 Nama, alamat, nomor telepon dari pembuat, importir, atau pihak lain yang
bertanggung jawab serta juga nomor telepon darurat
 Penggunaan yang direkomendasikan terhadap zat kimia (deskripsi singkat
terhadap apa yang sebenarnya dilakukan oleh produk tersebut, seperti flame
retardant) dan juga pelarangan dalam penggunaan (termasuk juga rekomendasi
yang diberikan oleh pemasok)
SECTION 1:
Identification of
Substance and Supplier
Identification of Substance and Supplier
2.Identifikasi Bahaya
 Bagian MSDS ini mengidentifikasi bahaya dari zat kimia dan juga informasi
peringatan yang sesuai dengan bahaya yang ada. Informasi yang diperlukan dalam
Identifikasi Bahaya adalah:
 Klasifikasi bahaya dari zat kimia
 Kata peringatan (signal word)
 Pernyataan bahaya (hazard statement)
 Piktogram sesuai dengan panduan Globally Harmonized System (GHS)
 Pernyataan tindakan (precautionary statement)
 Deskripsi dari semua bahaya yang belum terklasifikasi
 Untuk sebuah campuran yang mengandung zat yang tidak diketahui tingkat
racunnya, sebuah pernyataan yang mendeskripsikan seberapa banyak persentase
dari zat yang tidak diketahui itu.
SECTION 2:
Hazards Identification
3. Komposisi / Informasi dari Bahan-bahan
Bagian MSDS ini mengidentifikasi bahan-bahan yang terkandung dalam
produk termasuk zat aditif dan kotoran yang mungkin terkandung dalam
zat yang tersebut dalam MSDS. Bagian ini juga mengandung informasi
terhadap zat, campuran, dan semua zat kimia di mana kerahasiaan
dagang (trade secret) diakui, Informasi yang dibutuhkan haruslah terdiri
dari:
Zat
4. Nama kimia
5. Nama umum dan sinonim
6. Nomor Chemical Abstract Service (CAS) dan identifikasi unik yang lain
7. Kotoran dan aditif penstabil yang terklasifikasi atau berkontribusi terhadap
klasifikasi dari zat
Campuran
Informasi yang sama dibutuhkan untuk zat
Nama zat kimia dan konsentrasinya (persentase tepatnya) dari semua bahan
yang terklasifikasi dalam bahaya kesehatan yang memiliki konsentrasi lebih
dari batas konsentrasi atau memiliki bahaya kesehatan meskipun
konsentrasinya di bawah batas konsentrasi.
Konsentrasi dengan persentase yang tepat untuk setiap bahan yang harus
dijelaskan kecuali memiliki kisaran konsentrasi yang digunakan dalam situasi
berikut kerahasiaan dagang, variasi yang terdapat antar batch produksi, dan
MSDS yang digunakan untuk sekelompok zat yang memiliki campuran sama
Zat kimia yang berstatus “rahasia dagang” (trade secret)
Sebuah pernyataan yang memuat identitas spesifik dari zat kimia
dan/atau persentase konsentrasi dari komposisi yang telah
dinyatakan memiliki rahasia dagang.
Apa itu CAS Number?
(Chemical Abstract Service)
Nomor CAS = identitas / nomor unik untuk unsur kimia, senyawa, polimer,
biologi sequence, campuran dan berbagai aloi ( alloy ).
Disebut juga sebagai nomor CAS, CAS RNs atau CAS #s.
Chemical Abstracts Service (CAS), yang merupakan bagian dari American Chemical Society,
memberikan identitas / tanda ini untuk setiap bahan kimia yang telah dijelaskan dalam literatur, untuk
memudahkan pencarian, karena bahan kimia sering memiliki banyak nama. Hampir semua database
molekul sekarang bisa dicari dengan nomor CAS.
Pada Desember 2008, terdapat lebih dari 40 juta zat organik dan anorganik dan lebih dari 60 juta di
urutan CAS registri. Sekitar 50.000 nomor baru akan ditambahkan setiap minggunya.
CAS juga memantau dan menjual database ini, yang dikenal sebagai CAS registri.
Nomor registrasi CAS dipisah menjadi tiga bagian dengan tanda hyfen, bagian pertama terdiri sampai
7 digit, bagian kedua 2 digit, dan bagian ketiga terdiri dari digit tunggal yang berfungsi sebagai digit
pemeriksa. Nomor ini diberikan dengan urutan semakin tinggi dan tidak mempuyai arti.
Digit pemeriksa dihitung sebagai berikut digit terakhir dikali 1, berikutnya dikali 2, berikutnya lagi
dikali 3, dst, semuanya kemudian dijumlah lalu dimaksuan fungsi modulo 10. Sebagai contoh, nomor
CAS untuk air adalah 7732-18-5: digit cheksum-nya adalah 5, yang dihitung sebagai berikut (8×1 + 1×2
+ 2×3 + 3×4 + 7×5 + 7×6) = 105; 105 mod 10 = 5.
Chemical Abstracts Service telah mengumumkan pada halaman webnya bahwa mereka akan
menambahkan digit baru di CAS registr-, dimulai Januari 2008.
CAS - Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87 Tahun 2009 tentang Sistem Harmonisasi
Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia

PASAL 1
SECTION 3:
Composition and Information
On Ingredients
4. Tindakan Pertolongan Pertama
Bagian MSDS ini menjelaskan tentang perawatan awal yang
harus diberikan oleh personil yang belum terlatih kepada
individu yang telah terpajan oleh zat kimia. Informasi yang
dibutuhkan terdiri dari:

Instruksi Pertolongan pertama sesuai dengan rute pajanan yang


relevan
Deskripsi dari efek atau gejala utama dan gejala akut atau
tertunda dari pajanan zat kimia
Rekomendasi dari perawatan medis langsung dan perawatan
khusus jika dibutuhkan
SECTION 4:
First-Aid Measures
5. Penangangan Kebakaran
Bagian MSDS ini menyediakan rekomendasi dalam penanganan api
yang disebabkan oleh zat kimia. Informasi yang dibutuhkan terdiri dari:

Rekomendasi Alat Pemadam Api Ringan yang sesuai dan yang tidak
sesuai
Saran terhadap bahaya spesifik yang terbentuk ketika kebakaran zat
kimia seperti asap berbahaya
Rekomendasi terhadap alat perlindung diri khusus yang harus dipakai
oleh petugas pemadam kebakaran
SECTION 5:
Fire-Fighting Measures
6. Tindakan pelepasan yang tidak disengaja (accidental release measure)

Bagian ini menyediakan rekomendasi terhadap respons yang sesuai terhadap


tumpahan, kebocoran, atau pelepasan, termasuk cara untuk pembersihan guna
mencegah paparan terhadap manusia, property dan lingkungan. Bagian ini
mungkin juga menyinggung perbedaan penanganan terhadap tumpahan besar
atau kecil.
Informasi yang dibutuhkan bisa terkait dengan:

1. Peringatan personal seperti pemindahan sumber panas atau penyediaan ventilasi


yang cukup serta alat pelindung diri untuk mencegah kontaminasi kepada kulit, mata
dan baju
2. Prosedur gawat darurat termasuk instruksi evakuasi, konsultasi kepada ahli jika
dibutuhkan dan baju pelindung yang cocok
3. Metode dan material yang sesuai sebagai penahan pencemaran misalnya dengan
menutup saluran air dan menutup drum
4. Prosedur pembersihan misalnya tekhnik yang sesuai untuk netralisasi,
dekontaminasi, pembersihan atau vakum, material penyerap dan peralatan yang
dibutuhkan untuk pembersihan atau penahanan pencemaran.
SECTION 6:
Accidental Release Measures
7. Penanganan dan Penyimpanan

Bagian MSDS ini menyediakan panduan untuk menangani dan menyimpan


material secara aman. Informasi yang diperlukan terdiri dari:
1. Tindakan pencegahan dalam penanganan secara aman, termasuk
rekomendasi untuk menangani zat kimia yang tidak sesuai, meminimalkan
terlepasnya zat kimia ke lingkungan dan menyediakan saran terhadap
praktek yang higiene misalnya makan, minum, dan merokok di area kerja
tidak diperbolehkan.
2. Rekomendasi kondisi untuk penyimpanan, termasuk peringatan
terhadap zat kimia yang tidak kompatibel. Seharusnya terdapat
rekomendasi juga terdapat persyaratan spesifik untuk area penyimpanan
seperti persyaratan ventilasi.
SECTION 7:
Handling and Storage
8. Pengendalian Pajanan / Perlindungan Personal

Bagian MSDS ini menunjukkan batas pajanan (exposure limit), pengendalian


teknik, dan alat pelindung diri yang dapat digunakan untuk mengurangi pajanan
terhadap pekerja. Informasi yang dibutuhkan terdiri dari:
9. OSHA Permissible Exposure Limit, TLV ACGIH, Nilai Ambang Batas sesuai
dengan regulasi yang ada atau nilai batas lain yang direkomendasikan oleh
pembuat zat kimia, importir, atau perusahaan pembuat MSDS.
10.Pengendalian teknis yang sesuai misalnya dibutuhkan lokal ventilasi atau hanya
boleh digunakan dalam sistem yang tertutup
11.Rekomendasi terhadap jenis alat pelindung diri yang dibutuhkan
12.Persyaratan khusus terhadap alat pelindung diri misalnya tipe material dari
sarung tangan bisa berupa PVC atau nitril.
SECTION 8:
Exposure Controls and PPE
9. Properti fisik dan kimia

Bagian MSDS ini mengidentifikasi properti fisik dan kimia yang


berhubungan dengan zat atau campuran. Informasi minimum yang
dibutuhkan adalah:
1. Tampilan (keberadaan fisik, warna, dsb)
2. Upper/lower flammability atau explosive limits
3. Bau
4. Tekanan uap (vapor pressure)
5. Batas bau (odor threshold)
6. Kepadatan uap
9. Properti fisik dan kimia

Informasi minimum yang dibutuhkan adalah (lanjutan) :


7. Tingkat keasaman
8. Kepadatan relative (relative density)
9. Tingkat penguapan
10. Flammability (solid atau gas)
11. Koefisien partisi
12. Suhu auto ignition
13. Suhu dekomposisi
14. Viskositas
SECTION 9:
Physical and Chemical
Properties
10.Stabilitas dan reaktivitas
Bagian MSDS ini menjelaskan bahaya terkait dengan reaktifitas zat kimia dan
informasi terkait dengan stabilitas. Informaisi yang dibutuhkan terdiri dari:
1. Reaktivitas : Mencakup kelas bahaya reaktivitas yang dihasilkan dalam uji lab jika
tersedia
2. Stabilitas kimia : mencakup informasi terkait dalam kondisi apa sebuah zat kimia
stabil atau tidak stabil, zat penstabil yang dibutuhkan, dan bahaya yang mungkin
terjadi karena perubahan bentuk produk
3. Informasi lain: bagian ini bisa mencakup kemungkinan bahaya dari reaksi
berbahaya; kondisi tempat kerja yang harus dihindari seperti getaran, aliran listrik,
kelembaban; daftar seluruh kelas kimia yang tidak cocok (incompatible materials);
daftar seluruh bahaya ketika produk terdekomposisi karena aktifitas penyimpanan,
penggunaan atau pemanasan.
SECTION 10:
Stability and Reactivity
11.Informasi Toksikologis

Bagian MSDS ini mencakup informasi toksikologis dan efek kesehatan yang
ditimbulkannya. Informasi yang dibutuhkan meliputi:
1. Rute pajanan yang mungkin terjadi (inhalasi, ingesti, kontak kulit atau kontak
dengan mata). Jika memang tidak diketahui, pihak pembuat MSDS harus
menuliskannya
2. Efek yang langsung, tertunda, atau kronis karena pajanan jangka pendek atau
jangka panjang
3. Angka tingkat toksisitas yang biasanya diwakili dengan LD50 atau LC50
4. Deskripsi dari gejala akibat terpapar zat kimia
5. Informasi terkait dengan zat kimia ini apakah sudah terdaftar sebagai zat kimia
yang berbahaya atau menyebabkan kanker dari organisasi rujukan seperti OSHA
atau International Agency for Research on Cancer (IARC)
SECTION 11:
Toxicological Information
12.Informasi Ekologis

Bagian MSDS ini menyediakan informasi untuk mengevaluasi dampak lingkungan


dari zat kimia jika terdapat pelepasan zat kimia ke lingkungan. Informasi yang
dibutuhkan dapat meliputi:
1. Data dari uji toksisitas jika tersedia
2. Keterangan dari zat kimia apakah mampu untuk diuraikan oleh lingkungan
atau tidak.
3. Hasil dari uji potensial bioakumulasi
4. Kemampuan dari zat kimia untuk masuk ke tanah menuju air tanah
5. Efek lain yang berbahaya seperti penguraian ozon, global warming, potensi
merusak kelenjar endokrin
SECTION 12:
Ecological Information
13.Pembuangan Limbah

Bagian MSDS ini menyediakan panduan yang aman untuk pembuangan


limbah. Informasi yang terkandung dapat meliputi:
Deskripsi dari kontainer pembuangan yang cocok
Rekomendasi untuk metode pembuangan yang sesuai
Deskripsi terkait dengan properti kimia atau fisik dari bahan kimia yang
mungkin berdampak pada proses pembuangan
Tindakan khusus untuk penimbunan atau insinerasi limbah kimia.
SECTION 13:
Disposal Considerations
14.Informasi Transportasi

Bagian MSDS ini menyediakan panduan untuk klasifikasi informasi untuk


pengiriman bahan kimia. Informasi pada bagian ini dapat berisi:
1. Nomor PBB
2. Nama pengiriman yang sesuai dari PBB
3. Kelas bahaya transportasi
4. Nomor kelompok kemasan
5. bahaya lingkungan sesuai dengan International Maritime Dangerous Goods Code
(IMDG)
6. Panduan untuk mengirim zat kimia dalam skala besar (bulk) ( sesuai dengan
Annex II of MARPOL 73/783 and the International Code for the Construction and
Equipment of Ships Carrying Dangerous Chemicals in Bulk (International Bulk
Chemical Code (IBC Code))
7. Tindakan khusus lain yang diperlukan oleh pekerja ketika mengirim zat kimia
SECTION 14:
Transportation Information
15. Informasi Regulasi

Bagian ini mencakup dengan regulasi yang berkaitan


dengan produk. Regulasi tersebut bisa saja dari
Kementerian Industri, Kementerian Tenaga Kerja,
Kementerian Lingkungan Hidup atau badan nasional dan
internasional lain.
16.Informasi Lain

Pada bagian ini, pembuat MSDS dapat meletakkan


tanggal pembuatan MSDS, versi revisi pembuatan MSDS,
dan juga perubahan-perubahan yang terjadi dari versi
sebelumnya. Informasi lain yang berguna bisa diletakkan
pada bagian ini.
SECTION 15 & 16:
Regulatory and Other
CONTOH MSDS

1. FENOL
2. LUBRICANTS
3. EDTA SOLUTION
Q&A

Anda mungkin juga menyukai