Anda di halaman 1dari 191

Perencanaan Rehab.

SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 1

PENDEKATAN
2 DAN
METODOLOGI

2.1. TANGGAPAN DAN SARAN


2.1.1. TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
A. UMUM
Secara garis besar, Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang diberikan sudah cukup memberikan
informasi dan data-data mengenai pekerja an pada proyek ini sehingga Konsultan dapat
menyusun proposal/usulan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja, maka secara umum kami
dapat memahami dengan lengkap maksud dan tujuan serta ruang lingkup pekerjaan yang
merupakan tanggung jawab konsultan dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan maupun
dalam menyiapkan usulan sebagaimana dimaksud dalam KAK.

Mengingat pentingnya peran dari konsultan, maka sudah sepatutnya pihak konsultan siap
dengan pandangan dan pemahaman lingkungan tugas, tanggung jawab perangkat dan mampu
menginterprestasikan pekerjaan yang akan ditangani sehingga mengahasilkan produksi yang
optimal.

Setelah membaca dan memahami seluruh isi dokumen Pengadaan Jasa Konsultan,
Perencanaan Rehab. SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan, yang telah diberikan berikut Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan, maka dapat disimpulkan bahwa isi dari penjelasan yang
diberikan, merupakan gambaran apa yang harus dilaksanakan baik dalam persiapan,
mobilisasi, pelaksanaan pekerjaan maupun akhir pekerjaan baik itu menangani lingkup tugas,
tanggung jawab maupun perangkat konsultan, yang harus disediakan guna melaksanakan
pekerjaan perencanaan. Dokumen berikut addendum tersebut di atas cukup jelas dan lengkap
untuk dipakai sebagai pegangan/acuan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Meskipun demikian kemungkinan dalam pelaksanaan pekerjaan nanti perlu penyesuaian


dengan permasalahan / kondisi yang ada dilapangan, misalnya adalah pekerjaan tambah dan
kurang karena dalam Dokumen dan Addendum belum termasuk hal tersebut diatas.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 2

Dokumen dan Addendumnya yang telah diberikan cukup mudah dimengerti dan jelas dalam
rangka konsultan menyiapkan, membuat Usulan Dokumen Administrasi, Usulan Dokumen
Teknis dan Usulan Dokumen Biaya.
1. DOKUMEN ADMINISTRASI
Materi dokumen administrasi yang dipersiapkan pada Kerangka Acuan Kerja adalah
sesuai peraturan yang berlaku berikut petunjuk teknisnya dan sesuai dengan surat
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum tentang standar dokumen lelang, pengadaan
barang dan jasa di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum, sehingga persyaratan
tersebut cukup jelas untuk dipahami dan dimengerti.
2. USULAN TEKNIS
Materi yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja ditambah rapat penjelasan
pekerjaan berikut Berita Acara Penjelasan yang diterbitkan telah dapat memberi
gambaran umum dengan jelas terhadap lingkup pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab personil konsultan dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan maupun dalam
memberikan pelaporan-pelaporan sebagaimana diminta oleh proyek. Isi dari Kerangka
Acuan Kerja dapat dijadikan titik tolak dalam penyusunan rencana kerja, penyiapan
personil, metodologi dan manajemen yang akan diterapkan dalam melaksanakan
pekerjaan perencanaan.
3. USULAN BIAYA
Bentuk usulan biaya beserta contoh formatnya sudah sangat jelas dan lengkap dengan
detail item-item pekerjaan sehingga memudahkan konsultan dalam penyusunan
dokumen usualan biaya pelaksanaan pekerjaan.

B. LATAR BELAKANG
Latar belakang dari kegiatan ini, sebagaimana yang dituangkan dalam dokumen Kerangka
Acuan Kerja sudah cukup jelas. Dari latar belakang yang telah disampaikan dapat membantu
konsultan dalam penyusunan usulan teknis pelaksanaan pekerjaan yang akan dituangkan dalam
dokumen penawaran ini pada subbab tersendiri. Berdasarkan pemahaman konsultan yang
melatar belakangi kegiatan ini adalah karena kondisi sarana dan prasarana sekolah pendidikan
dasar dan menengah yang rusak berat, sedang dan ringan, sehingga diharapkan proses belajar
mengajar lebih maksimal dengan ditunjang dengan sarana dan prasarana yang dimiliki. Aspek
perencanaan harus memperhatikan kehandalan bangunan sehingga memenuhi beberapa aspek
diantaranya : apek aspek keselamatan, aspek kesehatan, aspek kenyamanan dan aspek

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 3

kemudahan maka diperlukan suatu tahapan perencanaan yang baik dan benar sesuai dengan
kaidah-kaidah perencanaan dan standart peraturan yang berlaku agar perencanaan dapat
berjalan tepat waktu, efisien dan efektif sehingga tersusun dokumen perencanaan yang siap
lelang dan terdiri dari gambar teknis, Rencana Anggaran dan Biaya (RAB), Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS).

Perencanaan Rehab. SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan tahun anggaran 2019 meliputi perencanaan
DED yang terdiri dari penyusunan konsep perencanaan, rencana arsitektur, rencana struktur,
rencana mekanikal-elektrikal, garis besar spesifikasi teknis serta perkiraan biaya.

Perencanaan Rehab. SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan disusun dengan memperhatikan ketentuan
teknis tata bangunan. Secara kontraktual Konsultan Perencana bertanggung jawab kepada
Pejabat Pembuat Komitmen dan dalam operasionalnya Konsultan Perencana, juga bertanggung
jawab kepada atasan Pejabat Pembuat Komitmen melalui Ketua Tim Koordinasi yang berada
di Dinas Perumahan, Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Sidoarjo.

C. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari kegiatan adalah merupakan petunjuk bagi konsultan perencana Detail Engineering
Desain (DED) yang memuat masukan azas, Kriteria, proses dan keluaran harus terpenuhi,
terciptanya dokumen perencana dengan mutu dan kualitas yang baik serta dapat diterapkan
dalam pelaksanaan konstruksi, diperhatikan dan diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan tugas
sebagai Konsultan Perencanaan sehingga dapat melaksanakan tanggung jawab dengan baik
untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.

Tujuan dari kegiatan ini adalah agar perencanaan teknis Detail Engineering Design (DED)
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Pendidikan Sekolah Dasar sesuai dengan tahapan yang
diatur dalam peraturan yang berlaku, dan tahapan perencanaan dapat berjalan dengan efektif
efisien baik dari sisi teknis dan waktu pelaksanaannya, serta dapat dimanfaatkan untuk
pelaksanaan fisik yang nantinya akan diserahterimakan secara pusat pendidikan sekolah dasar.

Sedangkan sasaran dari pekerjaan Jasa Konsultasi Perencanaan Rehabilitasi dan Renovasi
Sarana Prasarana Sekolah adalah :

a. Tercapainya pekerjaan perencanaan DED konstruksi sesuai dengan perekayasaan dan


dokumen-dokumen yang bersangkutan seperti gambar dan spesifikasi teknisnya.
b. Tercapainya pelaksanaan pembangunan dari aspek mutu, waktu dan biaya sesuai rencana
yang dikehendaki pengguna jasa.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 4

Secara rinci sasaran lain yang akan dicapai adalah tersedianya hasil survey kerusakan (berta,
sedang dan ringan) yang terverifikasi oleh tim verifikasi, dimana yang akan di tindak lanjuti
dengan penyusunan perencaaan teknis (DED) adalah hasil survey dengan kerusakan berat dan
sedang (sesuai dengan urutan prioritas). Dokumen perencanaan dalam rangka proses lelang dari
pekerjaan fisik (konstruksi) yang meliputi :

1. Gambar rencana teknis (arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal, serta tata letak
lingkungan dan kontur);
2. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), yang meliputi persyaratan umum, administrative,
dan teknis bangunan gedung yang direncanakan;
3. Rencana anggaran biaya rehabilitasi dan renovasi sarana prasarana Pendidikan dasar dan
menengah;
Maksud, tujuan dan sasaran pekerjaan sebagaimana yang disampaikan dalam dokumen KAK
sudah cukup jelas, Tujuan dan sasaran yang disampaikan dalam dokumen KAK sudah sesuai
dengan latar belakang pekerjaan.

Meskipun demikian agar sasaran dari kegiatan ini dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan,
konsultan akan menyajikan pendekatan metodologi yang tepat. Sebagaimana komitmen
konsultan yang akan menyajikan keluaran dari pekerjaan ini dengan desain yang nyaman, indah,
hemat, kuat dan bersahabat serta yang terpenting adalah berfungsi sebagaimana yang
diharapkan.

D. LOKASI KEGIATAN
Wilayah Kabupaten Sidoarjo berada di antara dua sungai, sehingga terkenal dengan sebutan
kota “Delta”. Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112,5 – 112,9 derajat bujur timur dan 7,3 – 7,5
derajat lintang selatan.

Luas wilayah 714.243 Km2, 40,81 persennya terletak di ketinggian 3-10 m yang berada di
bagian tengah dan berair tawar, 29,99 persen berketinggian 0-3 meter berada di sebelah timur
dan merupakan daerah pantai dan pertambakan, 29,20 persen terletak di ketinggian 10-25 meter
di bagian barat.

Kabupaten Sidoarjo, sebelah utara berbatasan dengan Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik. Di
sebelah timur berbatasan dengan Selat Madura, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten
Pasuruan dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 5

Letak geografis yang berada di sekitar garis khatulistiwa membuat Kabupaten Sidoarjo
mengalami dua musim, musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau berkisar antara
bulan Juli sampai Oktober dan musim penghujan bulan November sampai dengan Juni.

Topografi Kabupaten Sidoarjo terdiri dari beberapa lapisan batuan. Batuan Alluvium seluas
686,89 tersebar di semua kecamatan, akan tetapi untuk lapisan batuan Plistosen Fasien Sedimen
hanya terdapat di 6 kecamatan, yaitu Kecamatan Sidoarjo, Buduran, Taman, Waru, Gedangan
dan Sedati.

Sedangkan lapisan tanah untuk tanah Alluvial Kelabu merata di 18 kecamatan seluas 470,18
km². Lapisan tanah jenis As. Alluvial Klb dan Coklat Kekuningan hanya ada di 4 kecamatan,
yaitu Krembung, Balongbendo, Tarik dan Prambon masing-masing 4,54; 27,95; 9,87 dan 7,33
km². Lapisan tanah Alluvial Hidromort seluas 213,61 km² menyebar di 8 kecamatan, yaitu
Kecamatan Sidoarjo, Buduran, Candi, Porong, Tanggulangin, Jabon, Waru dan Sedati. Adapun
lapisan tanah kelabu tua seluas 8,71 km² ada di 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Buduran dan
Gedangan.

Lokasi penakar hujan ada di 30 titik yang berbeda, tersebar pada 18 kecamatan di Sidoarjo
mencatat rata-rata curah hujan tertinggi pada bulan Februari dan terendah di bulan Juni.

Kelembaban, tekanan dan suhu udara di Bandara Juanda dan sekitarnya cenderung stabil
sepanjang bulan, tetapi arah dan kecepatan angin cukup fluktuatif pada tiap bulannya.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 6

Kabupaten Sidoarjo terdiri dari 18 wilayah kecamatan terbagi menjadi 322 desa dan 31
kelurahan. Kecamatan Jabon dan Sedati dengan luas masing-masing 81,00 km² dan 79,43 km²
merupakan 2 (dua) kecamatan terluas di Sidoarjo, akan tetapi sebagian besar wilayahnya
merupakan daerah tambak. Sedangkan 16 kecamatan lainnya memiliki luas rata-rata 34,61 km².

Sensus Penduduk terakhir dilaksanakan Tahun 2010. Jumlah penduduk tercatat sebanyak
1.945.252 jiwa. Terjadi kenaikan sebesar 382.237 jiwa atau 24,45 persen dari hasil Sensus
Penduduk Tahun 2000. Jumlah penduduk terbesar di Kecamatan Waru, diikuti Kecamatan
Taman dan Kecamatan Sidoarjo. Kecamatan Jabon merupakan kecamatan dengan jumlah
penduduk paling kecil diikuti Kecamatan Krembung.

Sedangkan hasil registrasi penduduk Dinas Catatan Sipil Tahun 2018 mencatat bahwa jumlah
penduduk sebanyak 2.238.069 jiwa, mengalami kenaikan 1,38 persen dibandingkan dengan
tahun 2017.

Penduduk yang tercatat adalah penduduk yang terdaftar dalam Kartu Keluarga (KK) dan atau
memiliki KTP di Sidoarjo. Kepadatan penduduk teringgi berada di kecamatan Waru dan
Taman, yaitu masing-masing sebanyak 7.894,06/km2 dan 7.398,45/km2.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 7

Sarana fisik pendidikan merupakan penunjang utama dalam proses belajar mengajar, khususnya
jumlah sekolah yang tersedia dan banyaknya guru. Tahun ajaran 2017 jumlah SD sebanyak 566,
terdiri dari 467 SD Negeri dan 99 SD Swasta. Jumlah SD swasta bertambah sebanyak 9 sekolah
SD. Jumlah SLTP Negeri tidak mengalami penambahan, sedangkan jumlah SLTP Swasta
mengalami penambahan sebanyak 5 sekolah.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 8

Jumlah SMU Negeri dan Swasta mengalami penambahan masing-masing sebanyak 1 sekolah
dan 5 sekolah. Jumlah SMK Swasta juga mengalami penambahan sebanyak 1 sekolah.

Hal lain yang cukup menarik untuk diulas adalah perguruan tinggi. Di Sidoarjo ada 14
perguruan tinggi.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 9

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 10

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 11

Identitas Sekolah SDN Janti 1 Tulangan :


NPSN : 20502156
Status : Negeri
Bentuk Pendidikan : SD
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
SK Pendirian Sekolah :
Tanggal SK Pendirian : 1918-12-08
SK Izin Operasional :-
Tanggal SK Izin Operasional : 1910-01-01
Luas Tanah Milik : 625 m2
Sumber Listrik : PLN 2200 W
Akreditasi :B
No. SK. Akreditasi : 164/BAP-S/M/SK/XI/2017
Tanggal SK. Akreditasi : 17-11-2017
Alamat : Jl. Raya Janti No.143, Krajan, Janti, Kec. Tulangan, Kabupaten
Sidoarjo, Jawa Timur 61273

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 12

E. MASUKAN
Berdasarkan dokumen KAK pemberi tugan memberikan masukan-masukan terkait rencana
pekerjaan perencanaan ini. Masukan-masukan tersebut akan ditampung dan dipelajari secara
mendalam untuk digunakan sebagai dasar penyusunan perencanaan pekerjaan ini. Adapun
masukan tersebut antara lain:
1. Untuk melaksanakan tugasnya, Konsultan Perencana harus mencari informasi / survei
lapangan yang dibutuhkan, selain dilakukan rapat koordinasi dengan pihak pemilik
pekerjaan. Rapat koordinasi bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang diinginkan dan
diperlukan oleh pemilik pekerjaan, melakukan mitigasi resiko terhadap hal-hal yang
kemungkinan menjadi kendala di lapangan, serta melakukan koordinasi untuk
mengetahui kebutuhan berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan .
2. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam
pelaksanaan tugasnya , baik yang berasal dari PPK, maupun yang dicari sendiri.
kesalahan kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi
menjadi tanggung jawab konsultan perencana .
3. Rencana sarana infrastruktur yang akan direncanakan adalah perencanaan renovasi
gedung sekolah yang meliputi pekerjaan Perencanaan Arsitektur, Struktur, Mekanikal,
dan Elektrikal.
4. Wujud Arsitektur dari sarana infrastruktur perencanaan renovasi yang meliputi
pekerjaan Perencanaan Arsitektur, Struktur, Mekanikal, dan Elektrikal harus memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a) Mencerminkan fungsi sarana infrastruktur sebagai bangunan negara;
b) Seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungan;
c) Efisien dalam penggunaan sumber daya baik dalam pemanfaatan maupun dalam
pemeliharaan;
d) Mempertimbangkan kaidah pelestarian bangunan baik dari segi sejarah maupun
ragam arsitekturnya .
5. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan perencanaan
diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut:
a) lnformasi tentang lahan, meliputi :
 Kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas dan topografi
 Kondisi tanah
 Keadaan air tanah

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 13

b) lnformasi mengenai pemakai bangunan, meliputi :


 Struktur organisasi
 Jumlah personil-personil/siswa dan guru
 Kegiatan utama, penunjang, pelengkap
c) Kebutuhan bangunan :
 Program ruang
 Keinginan tentang pemanfaatan ruang
 Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang bangunan
d) Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan, seperti :
 Air bersih :
- Kebutuhan (sekarang dan Kegiatan mendatang)
- Sumber air, jaringan dan kapasitasnya
- Tandon air
 Air hujan dan air buangan :
- Letak saluran kota
- Cara pembuangan keluar tapak
- Air kotor dan sampah
- Tata Udara/AC
 instalasi listrik :
- Kebutuhan daya
- Alur jaringan kabel Listrik yang aman dan rapi
- Sumber daya dan spesifikasinya
- Cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, dan spesifikasi)
- Jaringan listrik untuk UPS
 Jaringan LAN (Intranet), Jaringan internet
 lnstalasi Jaringan komunikasi (telepon, telex, PABx, radio, intercom).
 lnstalasi pemadam kebakaran
6. Hasil perencanaan renovasi sekolah harus memperhitungkan hal-hal seperti :
 Keselamatan terhadap bahaya kebakaran;
 Kesehatan termasuk sirkulasi udara dan pencahayaan ;
 Kenyamanan;
 Keselarasan dan keseimbangan dengan lingkungan.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 14

F. STANDAR TEKNIS
Dalam pembuatan perencanaan sarana infrastruktur berupa Perencanaan Rehab. SDN Janti 1
Tulangan Lanjutan yang meliputi : Perencanaan Arsitektur, Struktur, Mekanikal, dan
Elektrikal pada Gedung sekolah, penyedia jasa agar berpedoman pada ketentuan-ketentuan
yang diatur dalam :
1. Undang Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
2. Peraturan Presiden No. 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah
3. Permen PU Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standard dan Pedoman Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa konsultansi sebagaimana telah dirubah terakhir dengan
Permen PU 31/PRT/M/2015.
4. Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional Nomor : 1230/D.II/03/2000 SE-38/A/200 tanggal 17 Maret 2000 tentang
Petunjuk Penyusunan RAB untuk Jasa Konsultan (Biaya Langsung Personil dan Biaya
Langsung non Personil)
5. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 339/KPTS/M/2003
tanggal 31 Desember 2003
6. tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konsultansi oleh Instansi Pemerintah.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 43/PRT/M/2007 tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor; 22/PRT/M/2018
tanggal 14 September 2018 tentang Pembangunan Gedung Negara - Surat Edaran
Menteri PU Nomor 14/SE/M/2018
9. Keputusan Dewan Pengurus Nasional Ikatan Konsultan Indonesia Nomor :
69/SK.DPN/XI/2018 tentang Pedoman Standart Minimal Tahun 2019 Biaya Langsung
Personil (Remuneration/Billing Rate) dan Biaya Langsung Non Personil (Direct Cost )
Untuk Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan HArga Perkiraan Sendiri
(HPS) Kegiatan JAsa Konsultansi.
10. Disamping ketentuan-ketentuan di atas penyedia jasa wajib memperhatikan Undang
Undang nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung ,Kriteria Umum Pekerjaan
yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud pada KAK
harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan
kompleksitas bangunan, yaitu : sebagai berikut :

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 15

a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :


- Menjamin bangunan sesuai dengan peruntukan lahan.
- Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
b. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan :
- Menjamin terwujudnya keselamatan, kesehatan,kenyamanan, dan kemudahan
bagi pengguna bangunan, masyarakat dan lingkungan.
- Menjamin terwujudnya tata ruang yang dapat memberikan keseimbangan serta
keserasian dan keselarasan bangunan terhadap lingkungannya.
- Menjamin efisiensi dalam penggunaan sumber daya.
- Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan baik tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
c. Persyaratan Struktur Bangunan :
- Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang timbul
akibat perilaku alam dan manusia.
- Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang
disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.
- Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh perilaku struktur.
- Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan
oleh kegagalan struktur.
d. Persyaratan Ketahanan Terhadap Kebakaran :
- Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang timbul
akibat perilaku alam dan manusia.
- Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa, secara
struktur stabil selama kebakaran sehingga :
1) Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
2) Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk
memadamkan api.
3) Dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.
e. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi.
- Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup aman bagi penggunanya
maupun pemeliharaannya.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 16

- Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari bahaya


akibat petir.
- Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
f. Persyaratan ventilasi dan pengkodisian udara.
- Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alam maupun buatan
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai
dengan fungsinya.
- Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang udara
secara baik.
g. Persyaratan Pencahayaan.
- Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alam maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan sesuai
dengan fungsinya.
- Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang udara
secara baik.

G. RUANG LINGKUP
Berdasarkan dokumen Kerangka Acuan Kerja, Ruang lingkup dari kegiatan perencanaan teknis
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor : 22/PRT/M/2018 tanggal 14 September 2018 tentang Pembangunan
Gedung Negara, yang terdiri dari :
1. Konsepsi perancangan, digunakan untuk membantu pengguna jasa dalam memperoleh
gambaran atas konsepsi rancangan dan mendapatkan gambaran pertimbangan bagi
penyedia jasa dalam melakukan perancangan. Konsepsi perancangan paling sedikit
meliputi : data dan informasi, analisis, dasar pemikiran dan pertimbangan perancangan,
program ruang, organisasi hubungan ruang, skematik rencana teknis, dan sketsa gagasan;
2. Pra-rancangan, disusun berdasarkan konsepsi perancangan yang telah disetujui dan
berdasarkan hasil lokakarya rekayasa nilai (value engineering) paling sedikit meliputi :
a. pola, gubahan, dan bentuk arsitektur yang diwujudkan dalam gambar pra-rancangan
yaitu rencana massa bangunan gedung, rencana tapak, denah, tampak bangunan
gedung, potongan bangunan gedung dan visualisasi desain tiga dimensi;
b. nilai fungsional dalam bentuk diagram; dan

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 17

c. aspek kualitatif serta aspek kuantitatif, baik dalam bentuk laporan tertulis dan gambar
seperti : perkiraan luas lantai, informasi penggunaan bahan, sistem konstruksi, biaya
dan waktu pelaksanaan pembangunan, dan penerapan prinsip Bangunan Gedung
Hijau;
3. Pengembangan rancangan, disusun berdasarkan prarancangan yang telah disetujui paling
sedikit meliputi :
a. Pengembangan arsitektur bangunan gedung berupa gambar rencana arsitektur,
beserta uraian konsep dan visualisasi desain dua dimensi dan tiga dimensi;
b. sistem struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya;
c. sistem mekanikal, elektrikal termasuk Informasi dan Teknologi (IT), sistem
pemipaan (plumbing), tata lingkungan beserta uraian konsep dan perhitungannya;
d. penggunaan bahan bangunan secara garis besar dengan mempertimbangkan nilai
manfaat, ketersediaan bahan, konstruksi, nilai ekonomi, dan rantai pasok; dan
e. perkiraan biaya konstruksi berdasarkan sistem bangunan yang disajikan dalam
bentuk gambar, diagram sistem, dan laporan tertulis.
4. Rancangan detail, digunakan untuk penyusunan dokumen teknis pada dokumen lelang
konstruksi fisik paling sedikit meliputi :
a. gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas, dan lansekap;
b. Rencana Kerja dan Syarat (RKS) yang meliputi : persyaratan umum; persyaratan
administrative; dan persyaratan teknis termasuk spesifikasi teknis.
c. rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya (RAB) pekerjaan
konstruksi (Engineering Estimate); dan
d. laporan perencanaan yang meliputi : laporan arsitektur; laporan perhitungan struktur
termasuk laporan penyelidikan tanah (soil test); laporan perhitungan mekanikal,
elektrikal, dan sistem pemipaan (plumbing); laporan perhitungan Informasi dan
Teknologi; laporan tata lingkungan; laporan perhitungan Bangunan Gedung Hijau.
e. Dokumen teknis meliputi gambar detail, Rencana Kerja dan Syarat (RKS), dan
rincian volume pelaksanaan pekerjaan.
5. Membantu Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen di dalam menyusun
dokumen pelelangan, dan membantu panitia pelelangan dalam menyusun program dan
pelaksanaan pelelangan;
6. Membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk menyusun
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, membantu Panitia Pelelangan dalam melaksanakan

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 18

evaluasi penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan, dan melaksanakan tugas-


tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang;
7. Melakukan pengawasan berkala, seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan pekerjaan
dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis
pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan
yang timbul selama masa konstruksi, memberikan rekomendasi tentang penggunaan
bahan, dan membuat laporan akhir pengawasan berkala;

H. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi :
1. Tahap Konsepsi Perancangan
a. data dan informasi;
b. analisis;
c. dasar pemikiran dan pertimbangan perancangan;
d. program ruang;
e. organisasi hubungan ruang;
f. skematik rencana teknis; dan
g. sketsa gagasan
2. Tahap Pra-Rancangan
a. pola, gubahan, dan bentuk arsitektur yang diwujudkan dalam gambar pra-
rancangan yaitu rencana massa bangunan gedung, rencana tapak, denah, tampak
bangunan gedung, potongan bangunan gedung dan visualisasi desain tiga
dimensi;
b. nilai fungsional dalam bentuk diagram; dan
c. aspek kualitatif serta aspek kuantitatif, baik dalam bentuk laporan tertulis dan
gambar seperti : perkiraan luas lantai, informasi penggunaan bahan, sistem
konstruksi, biaya dan waktu pelaksanaan pembangunan, dan penerapan prinsip
Bangunan Gedung Hijau;
3. Pengembangan Rancangan
a. Pengembangan arsitektur bangunan gedung berupa gambar rencana arsitektur,
beserta uraian konsep dan visualisasi desain dua dimensi dan tiga dimensi;
b. sistem struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya;

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 19

c. sistem mekanikal, elektrikal termasuk Informasi dan Teknologi (IT), sistem


pemipaan (plumbing), tata lingkungan beserta uraian konsep dan
perhitungannya;
d. penggunaan bahan bangunan secara garis besar dengan mempertimbangkan nilai
manfaat, ketersediaan bahan, konstruksi, nilai ekonomi, dan rantai pasok; dan
e. perkiraan biaya konstruksi berdasarkan sistem bangunan yang disajikan dalam
bentuk gambar, diagram sistem, dan laporan tertulis.
4. Rancangan Detail
a. gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas, dan lansekap;
b. Rencana Kerja dan Syarat (RKS) yang meliputi : persyaratan umum; persyaratan
administrative; dan persyaratan teknis termasuk spesifikasi teknis.
c. rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya (RAB) pekerjaan
konstruksi (Engineering Estimate); dan
d. laporan perencanaan yang meliputi : laporan arsitektur; laporan perhitungan
struktur termasuk laporan penyelidikan tanah (soil test); laporan perhitungan
mekanikal, elektrikal, dan sistem pemipaan (plumbing); laporan perhitungan
Informasi dan Teknologi; laporan tata lingkungan; laporan perhitungan
Bangunan Gedung Hijau.
e. Dokumen teknis meliputi gambar detail, Rencana Kerja dan Syarat (RKS), dan
rincian volume pelaksanaan pekerjaan
5. SoftCopy Dokumen disimpan dalam peralatan penyimpan SSD T5 1 terra
6. Tahap Pelelangan.
Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan.
7. Tahap Pelaksanaan / Pengawasan Berkala.
Dokumen laporan akhir pengawasan berkala;

I. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu yang diberikan untuk melaksanakan pekerjaan ini sebagaimana yang telah
disampaikan dalam dokumen Kerangka Acuan Kerja sudah mencukupi. Dalam dokumen KAK
penyedia jasa diberikan waktu selama selama 45 hari kalender sejak ditandatanganinya SPMK.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 20

J. METODOLOGI
Metodologi pekerjaan yang disampaikan pada dokumen Kerangka Acuan cukup jelas.
Konsultan akan menggunakan garis-garis tersebut untuk menyusun detail metode dan Program
Kerja yang selanjutnya akan disampaikan secara detail pada pembahasan Metodologi.

2.1.2. TERHADAP PERSONIL & FASILITAS PENDUKUNG


A. PERSONIL
Berdasarkan dokumen Kerangka Acuan Kerja personil yang disediakan oleh PPK sudah sangat
tepat. Dengan personil yang disediakan tersebut Penyedia Jasa dapat melaksanakan kegiatan-
kegiatan sebagaimana yang diharapkan dalam Ruang lingkup dan Metodologi kegiatan dalam
dokumen KAK. Konsultan akan memposisikan personil-personil yang berpengalaman dan
terpilih dalam melaksanakan pekerjaan ini. Adapun personil yang disediakan sesuai dengan
dokumen KAK antara lain:
 1 (satu) orang Ketua Tim (Team Leader)
 1 (satu) orang Tenaga Ahli Struktur
 Tenaga pendukung/supporting staff, yang terdiri dari:
- 1 (satu) orang Operator CAD/ Drafter
- 1 (satu) orang Juru Ukur
- 1 (satu) orang Tenaga Administrasi
Untuk melengkapi tim, memperhatikan lingkup dalam KAK, satu personil dapat ditambahkan
yaitu Tenaga Ahli Mekanikal dan Elektrikal yang berfungsi untuk melakukan analisis dan
perencanan perangkat eletrikal kawasan gedung sekolah.

B. FASILITAS PENDUKUNG
Pejabat Pembuat Komitmen menyediakan fasilitas pelayanan semaksimal mungkin kepada
penyedia jasa dalam hal hubungannya dengan instansi terkait.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 21

2.2. PENDEKATAN, METODOLOGI & PROGRAM


KERJA
Untuk mencapai tujuan sesuai sasaran yang ditentukan di dalam kerangka Acuan Kerja maka
sebelum dibuat metode terperinci perlu ditentukan lebih dahulu prinsip-prinsip dasar dan
penyederhanaan pelaksanaan. Harus lebih dahulu dipastikan tujuan dan prinsip yang benar
sehingga keputusan yang akan diambil dapat mencapai sasaran. Tanpa hal ini maka program
yang dilaksanakan kemungkinan akan gagal dan tidak efisien selama pelaksanaannya
sehingga tujuan akhir tidak tercapai. Sangat diperlukan membuat identifikasi dan mengerti
ruang lingkup, pekerjaan yang akan dilaksanakan nantinya sebelum memutuskan metode
pelaksanaan yang diperlukan.

2.2.1. PENDEKATAN
Berdasar dari lingkup pekerjaan yang telah disampaikan melalui Kerangka Acuan Kerja agar
didapat hasil yang sesua dengan tujuan utama pekerjaan, maka dalam penyusunan desain ini
akan dilakukan metode :
1) Penyusunan team yang representatif dan kualitatif.
Menyadari akan singkatnya waktu yang tersedia kami berhati – hati didalam menugaskan
tenaga ahli yang kami miliki guna penanganan pekerjaan desain baik yang tergolong dalam
pekerjaan standard maupun Non standard.
Organisasi Team dipimpin oleh Team Leader mempunyai akses penuh terhadap sumber
daya yang dimiliki oleh Perusahaan menyangkut peralatan dan Personal, termasuk
didalamnya kewenangan meumutuskan permasalahan teknis dilapangan sebatas tuntutan
kontrak.
2) Identifikasi dan koordinasi kegiatan terhadap unsur – unsur yang terkait.
Pengenalan terhadap unsur – unsur terkait sebagai “Stake Holder” pada kegiatan
Perencanaan ini sangatlah diperlukan karena dengan pengenalan ini Team kami dapat lebih
cepat mengambil suatu lagkah – langkah pemecahan masalah yang timbul dengan
mengakomodir berbagai input / masukan pihak – pihak yang terakit didalam proses
perencanaan ini.
Selanjutnya Koordinasi yang rutin baik bersifat formal maupun informasl perlu dibangun
dan dilaksanakan. Koordinasi tersebut secara formal terkemas dalam kegiatan :
- Kegiatan Pengumpulan informasi dan data – data sekunder.
- Diskusi dan Pemaparan Hasil / Konsep Perancangan.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 22

- Asistensi Hasil Perancangan baik kepada User, Pengguna Anggaran maupun unsure
Teknis terkait.
3) Pengenalan permasalahan
Pengenalan permasalahan sedini mungkin guna mempersiapkan tindakan antisipasi. Yang
kami maksudkan disini adalah kami akan melakukan survey pendahuluan secermat dan
sedetail mungkin sehingga dapat kami prediksikan permasalahan – permasalahan yang
mungkin timbul untuk kemudian kami informasikan kepada pengguna anggaran / unsur
teknis untuk dibicarakan dan dicarikan pemecahan terhadap masalah tersebut sehingga
didalam proses desain nantinya sudah dapat menjadi masukan – masukan baru.
4) “Quick Information” / aktif menggali informasi dan data terbaru.
Mendukung point “3” diatas sebagai wujud keaktifan didalam penangan perencanaan ini,
Identifikasi permasalahan saja kurang memenuhi kebutuhan, oleh karenanya secara
terjadwal dilakukan Koordinasi / pertemuan rutin dengan pengelola kegiatan (tim Teknis
proyek), guna menggali informasi baru disamping komunikasi informal yang dilakukan.
Mengingat jangka waktu kegiatan 30 hari kalender.
5) Studi Observasi
Studi ini berupa pengumpulan data untuk diolah dalam perancangan ini. Pada proses
pekerjaan perencanaan ini data yang dibutuhkan antara lain, diagram rancangan kebutuhan
ruang, satuan keperluan ruang sehingga didapatkan luas bangunan yang dibutuhkan, dan
penggunaan ruang.
6) Studi Literatur
Adalah kajian penulis atas referensi-referensi yang ada baik berupa buku maupun karya-
karya ilmiah yang berhubungan dengan pekerjaan perenceanaan ini. Beberapa referensi
yang dibutuhkan untuk perancangan ini antara luasan kebutuhan yang dibutuhkan setiap
orang yang dibutuhkan untuk melakukan aktifitasnya disesuaikan dengan tingkat
pekerjaannya.
Studi literature juga dilakukan melalui internet untuk mencari literature mengenai contoh
bangunan kantor yang baiks dan mampu diterapkan di Indonesia dan tentu saja
menyesuaikan dengan kondisi Indonesia.
7) Analisa data dan Perancangan
Pengolahan data dan analisa data yang kemudian digunakan sebagai masukan dalam
penghitungan secara manual dan dengan program simulasi bangunan seperti Autodesk

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 23

Ecotect Analysis maupun Design Builder untuk menganalisi kesesuaian suhu dengan
kebutuhan serta perancangan instalasi dengan program AutoCad.
8) Studi Bimbingan
Konsultan dalam proses perencanaan pembangunan ini bersama pemberi tugas yang
merupakan pengguna gedung kantor merupakan sumber data dan masukan sebagai
penyesuaian desain dengan keinginan pengguna bangunan.

A. PENDEKATAN ENVIRONMENTAL
KONSUMSI ENERGI DAN POLUSI DI INDONESIA
Masyarakat modern yang berbasis pada teknologi mengkonsumsi energi dalam jumlah
yang besar. Di Indonesia, bagian terbesar dari energi yang digunakan berasal dari energy
fosil yang tidak dapat diperbarui untuk memproduksi listrik. Kondisi ini menimbulkan
beberapa problem, yaitu:
 Nasional
Laju pertumbuhan pemakaian energi di Indonesia dalam kurun waktu 1985-2000
mencapai rata rata 7%/tahun (bandingkan dengan pemakaian energi di dunia rata rata
1,2%/tahun, negara negara APEC 2,6%/tahun) yang diakibatkan beberapa faktor
yaitu jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi dan tingkat kehidupan masyarakat.
 Global
Proses pembakaran energi fosil menjadi listrik menimbulkan gas buang CO2 dalam
jumlah besar yang dilepaskan ke atmosfer secara konstan dan terus menerus yang pada
akhirnya menimbulkan efek rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global
(global warming).

SUSTAINABLE DESIGN
Sustainable design (desain berkelanjutan) merupakan reaksi dari krisis lingkungan global.
Sustainable design (juga mengarah pada green design, eco design, atau design for
environment) adalah seni mendesain objek fisik dan lingkungan sekitarnya untuk
keseimbangan prinsip berkelanjutan dengan aspek ekonomi, sosial, dan ekologi.
 Sustainable Construction Elements
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung mendorong
pembangunan bangunan ber-arsitektur lokal terasa lebih ramah lingkungan dan
selaras dengan lingkungan asal. Desain bangunan (green building) hemat energi,

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 24

membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan


bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan (green product).
Bangunan hijau mensyaratkan layout desain bangunan (10 persen), konsumsi dan
pengelolaan air bersih (10 persen), pemenuhan energi listrik (30 persen), bahan
bangunan (15 persen), kualitas udara dalam (20 persen), dan terobosan inovasi
(teknologi, operasional) sebesar 15 persen. Skala bangunan dan proporsi ruang
terbuka harus memerhatikan koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien dasar
hijau (KDH) yang berkisar 40-70 persen ruang terbangun berbanding 30-60 persen
untuk ruang hijau untuk bernapas dan menyerap air.
 Tingkat Sustainable Bangunan
Ke-sustainable-an suatu bangunan dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah
tolak ukur yang digunakan The Leadership in Energy and Environment Design (LEED)
System menggunakan beberapa faktor yang harus dianalisa terlebih dahulu sebelum
merencanakan sebuah desain bangunan beserta lingkungannya, yaitu:
a. Perencanaan kawasan
b. Penggunaan air yang efisien
c. Energi and lingkungan
d. Pemanfaatan material dan sumber daya mineral
e. Kualitas udara dalam ruangan
f. Proses Inovasi dan desain/konstruksi
 Penerapan Teori Sustainable/Berkelanjutan
Konsep berkelanjutan merupakan konsep yang sederhana namun kompleks, sehingga
pengertian keberlanjutan pun sangat multi-dimensi dan multi-interpretasi. Karena
adanya multi-dimensi dan multi-interpretasi ini, para ahli sepakat untuk sementara
mengadopsi pengertian yang telah disepakati oleh Komisi Brundtland yang
menyatakan bahwa:
“pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan
generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka”
Konsep keberlanjutan ini dapat dipahami lebih jauh dengan adanya lima alternatif
pengertian sebagai berikut:
 Suatu kondisi dikatakan berkelanjutan (sustainable) jika utilitas yang diperoleh
masyarakat tidak berkurang sepanjang waktu dan konsumsi tidak menurun
sepanjang waktu (non-declining consumption).

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 25

 Keberlanjutan adalah kondisi dimana sumberdaya alam dikelola sedemikian


rupa untuk memelihara kesempatan produksi di masa mendatang.
 Keberlanjutan adalah kondisi dimana sumberdaya alam (natural capital stock)
tidak berkurang sepanjang waktu (non-declining).
 Keberlanjutan adalah kondisi dimana sumberdaya alam dikelola untuk
mempertahankan produksi jasa sumberdaya alam.
 Keberlanjutan adalah kondisi dimana kondisi minimum keseimbangan dandaya
tahan (resilience) ekosistem terpenuhi.
Dalam hal ini ada 3 prinsip kunci pembanguan yang berkelanjutan yang menjadi tujuan
konstruksi, yaitu :
a. Penggunaan Sumber Daya Alam Yang Berkelanjutan
Industri mengembangkan prinsip untuk lebih mengutamakan penggunaan
sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dan mengurangi penggunaan sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Aktivitas pembangunan bergantung pada
ketersedian sumber daya alam yang kuat (steady supply of resources), sehingga
untuk itu perlu untuk mengatur pemanfaatannya secara lebih efisien dalam proses
operasi sebisa mungkin, walaupun sudah banyak penelitian yang menemukan cara
meminimalisasi penggunaan bahan baku ini. Ini tidak dapat diasumsikan bahwa
permintaan akan kebutuhan bahan-bahan baku tersebut akan berkurang. Selain
sinar matahari, supply sumberdaya alam sangat terbatas. Sehingga menipisnya
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan rusaknya sumberdaya alam
yang dapat diperbaharui (seperti hutan) harus dapat diminimalisasi agar aktivitas
pembangunan dapat berkelanjutan dalam jangka waktu lebih lama. Dalam
kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan, terdapat dua kaidah yang harus
diperhatikan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan, yaitu:
 Untuk sumberdaya alam yang terbarukan (renewable resources): Laju
pemanenan harus lebih kecil atau sama dengan laju regenerasi (produksi
lestari).
 Untuk masalah lingkungan: Laju pembuangan (limbah) harus lebih kecil
atau setara dengan kapasitas asimilasi lingkungan.
b. Memelihara Kelangsungan Hidup Ekologi (Environmental Equity)
Tantangan yang utama bagi pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana upaya
untuk mencapai suatu keadilan bagi antargenerasi dan antarmasyarakat
(intergenerational and intersociental equity). Menghabiskan sumberdaya alam dan

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 26

merusak kualitas ekologi demi mencapai tujuan jangka pendek dapat


membahayakan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan
hidup mereka. Ketidakadilan antarmasyarakat juga muncul, sebagai fakta bahwa
tidak adanya keseimbangan penggunaan sumberdaya alam antara negara maju
dengan negara berkembang, dimana terjadi ketidaksesuaian atau keseimbangan
penggunaan sumberdaya alam yang digunakan negara-negara maju dibandingkan
negara-negara berkembang. Ketidakadilan ini juga muncul di Amerika, masyarakat
yang memiliki pendapatan di bawah rata-rata lebih merasakan dampak-dampak
pencemaran lingkungan dari industri, sebab di kalangan masyarakat ini pula mereka
lebih rentan terhadap resiko-resiko kesehatan dan zat-zat berbahaya/beracun.
Deklarasi Rio pada tahun 1992 telah dengan tegas menyatakan bahwa setiap Negara
harus memelihara kelangsungn hidup ekologi sistem alami. Deklarasi Rio telah
mengatur bahwa “Dalam rangka mempertahankan lingkungan, pendekatan
pencegahan harus diterapkan secara menyeluruh oleh negara sesuai dengan
kemampuannya. Apabila terdapat ancaman serius atau kerusakan yang tak dapat
dipulihkan, kekurangan ilmu pengetahuan seharusnya tidak dipakai sebagai alasan
penundaan pengukuran biaya untuk mencegah penurunan kualitas lingkungan”.
Desain arsitektur adalah sebuah proses untuk mewujudkan sebuah visi.
Menerapkannya dalam langkah nyata dengan pemilihan material dan
penentuan sistem struktur yang layak dan sesuai dengan karakter site- nya. Hal yang
dapat dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu:
a. Menganalisa keadaan lingkungan alamnya, seperti topografi, karakter iklim,
keadaan tanah dan hidrologinya, flora dan faunanya, serta keadaan udaranya.
b. Belajar dengan mengamati spirit of the place, lansekap, dan kebudayaannya.
c. Harmonisasi dengan masyarakat setempat, hal ini karena biasanya bangunan
tidak berdiri sendiri.

 Faktor-faktor Penentu Sustainable Design


Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam suistenable desain adalah:
a. Site/Lokasi Bangunan
Site merupakan faktor besar dalam penentuan sebuah desain. Berbagai
faktor berpengaruh tergantung pada site.
 Kondisi Cuaca

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 27

Sumber panas utama bagi permukaan bumi adalah matahari (Jacobson,


2002). Setelah melewati atmosphere bumi sinar matahari diurai menjadi
komponen- komponen antara lain sinar inframerah yang menyebabkan
naiknya suhu dipermukaan bumi. Semua bagian setting yang menghambat sinar
matahari baik dalam bentuk gelombang panjang maupun energi thermal
dianggap dapat mengurangi suhu di permukaan bumi. Oleh karena itu dapat
dihipotesakan bahwa suhu di suatu lingkungan akan dipengaruhi oleh bayangan
yang ditimbulkan oleh bangunan dan vegetasi.
 Topografi
Dengan mengetahui topografi lahan akan memudahkan penentuan solusi desain
bangunan. Perataan lahan akan mempermudah desain bangunan yang sama
tinggi.
Namun disisi lain dengan adanya perbedaan ketinggian tanah, akan memberi
kesan yang menarik dan berfariasi pada lingkungan. Pada tapak yang memiliki
perbedaan ketinggian atau topografi miring, pengelompokan bangunan
cenderung ditempatkan secara informal sesuai dengan kondisi konturnya.
Dalam pemecahan perancangan secara tradisional (konvensional) pada puncak
bukit, efek dari bentuk bangunan terlihat secara nyata yaitu jalan-jalan dan
bagian depan bangunan berbentuk kurva yang secara teratur mengikuti kontur.
 Pencahayaan
Penggunaan warna dinding diberi warna muda karena mampu menyerap
sebagian radiasi matahari dengan baik daripada warna gelap. Bahan pelapis
dengan warna terang dapat mengurangi cooling load hingga 40 %. Untuk
permukaan gedung dapat dipilih material yang cenderung memantulkan panas
daripada menyerapnya. Atau material yang mempunyai kemampuan insulasi
yang tinggi sehingga panas tidak masuk ke dalam interior bangunan.
 Vegetasi
Membuat hijau di sekitar gedung/bangunan dengan memberi banyak lahan
tanaman, hal in dapat dilakukan dengan memberikan pepohonan di halaman
depan, belakang atau tengah gedung/bangunan (bila sudah terlanjur tidak ada
halaman tanahnya, dapat diberikan tanaman dalam pot) agar terjadi penyaringan
udara yang masuk ke gedung tersebut, sehingga terdapat udara yang lebih segar.
Dapat juga dengan memberikan unsur tanaman/pepohonan pada atap

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 28

gedung/bangunan, hal ini sudah mulai banyak dilakukan. Sehingga berguna


agar sinar matahari tidak dipantulkan tapi dapat dserap oleh tumbuhan tersebut
dan udara di bawah atap juga tidak terlalu panas.
 Angin
Dalam perencanaan orientasi tidak hanya perlu memperhatikan sinar matahari
yang mengakibatkan panas saja, melainkan juga arah angin yang memberi
kesejukan. Udara yang bergerak atau angin mampu menurunkan suhu dan
mempercepat proses penguapan sehingga memberikan efek penyegaran.
Kecepatan angin yang nikmat yaitu yang memiliki batas kecepatan 0,1-0,15
m/second.
- menempatkan vegetasi sebagai penyegar dan penghalang matahari

Gambar 1. Peletakan Vegetasi Sebagai Penyejuk


- Pemakaian kisi-kisi pada bukaan
- Pemanfaatan wing-wall, untuk mengarahkan angin masuk ke dalam
bangunan.

Gambar 2. Wing Wall Pada Jendela


 Kecepatan Penguapan
Kecepatan aliran udara yang lebih rendah menghasilkan penurunan temperatur
dan efektifitas lebih tinggi serta memerlukan laju penguapan air lebih rendah.
Semakin tinggi temperatur dan semakin rendah RH, udara masuk semakin besar
penurunan temperatur dan efektifitas evaporative cooler; temperatur air yang
rendah membuat laju penguapan air berkurang. Evaporative cooler dan Air
Conditioner dapat dikolaborasikan untuk membuat pendingin ruangan yang

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 29

ramah lingkungan dan hemat energi serta udara yang dihasilkan karena kaya
Oksigen sangat baik dipakai terutama di rumah sakit.

Gambar 3. Cara kerja Evaporative cooling

 Arah Sinar Matahari


Orientasi bangunan terhadap sinar matahari yang paling cocok dan
menguntungkan terdapat sebagai kompromi antara letak gedung berarah dari
timur ke barat dan yang terletak tegak lurus terhadap arah angin. Dari hasil
penelitian Ken Yeang didapatkan bahwa untuk iklim tropis, bangunan
umumnya memiliki orientasi ke utara - selatan dan serong 5o dari sumbu utara
- selatan. Maka, mengorientasikan bangunan pada arah utara-selatan di iklim
tropis dengan menegakluruskan arah datangnya angin bisa menjadi salah satu
solusi.

Gambar 4. Orientasi Bangunan Pada Iklim Tropis

Pemakaian beranda (veranda) sebagai ruang transisi dan ruang pelindung dari
panas matahari serta penggunaan sunshading juga dapat menjadi salah satu
strategi yang dapat digunakan dalam mensiasati arah datangnya sinar matahari
dan angin.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 30

Gambar 5. Horizontal Shade (Kiri) dan Louvre System (Kanan)



 Orientasi Pedestrian
Orientasi pedestrian didefinisikan sebagai rancangan lingkungan dalam sekala
manusia.
Bangunan harus didesain untuk menciptakan perbedaan level dengan jalan dan
memberi kenyamanan bagi pejalan kaki.Pintu, pedestrian, jendela, dan elemen
pendukung jalan harus diperhitungkan untuk memciptakan kenyamanan bagi
pejalan kaki dan memberi ruang yang cukup.

Gambar 6. Pedestrian

Kenyamanan pedestrian dapat ditingkatkan dengan memperhatikan desain


bangunan, lokasi, sempadan, dan orientasi.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 31

Gambar 7. Perletakan pedestrian


Berjalan akan terasa nyaman jika pembangunan memakai dimensi yang tepat.
Kesesuaian ini dapat dilihat ketika seorang anak berjalan dengan aman atau
seseorang merasa nyaman bersepeda dan juga seseorang berjalan menuju
kantornya. Sebuah pedestrian harus menawarkan berbagai rute untuk menuju
keberbagai tempat pilihan. Diperlukan ruang khusus pemberhentian pada
pedestrian untuk mengatasi kepadatan dan juga sebagai tempat istirahat bagi
yang kelelahan.
Pohon perindang sepanjang jalan akan menambah rasa nyaman bagi pejalan
kaki. Ruang pedestrian yang lapang akan memudahkan dan terasa
menyenangkan.
Beberapa hal yang diperlukan dalam pedestrian:
- Keselamatan dan kenyamanan; pedestrian yang dekat dengan tempat tujuan
dan jelas antara batasan pedestrian dan juga terdapat tempat penyeberangan.
- Tujuan; berbagai pilihan tujuan yang ditawarkan yang dapat diakses melalui
pedestrian.
- Menyenangkan; terdapat pohon, tempat pemberhentian dan elemen-
elemen pendukung jalan.
 Micro climatic building/Iklim Mikro

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 32

Iklim mikro adalah variasi iklim di suatu tempat di sekitar bangunan. Iklim
mikro memiliki dampak yang sangat penting dalam penggunaan energi dan
kinerja dari sebuah bangunan.
Solusi ideal untuk merancang bangunan yang hemat energi adalah dengan
mendapatkan akses matahari penuh namun mendapat perlindungan dari unsur-
unsur alam yang berbahaya.
Beberapa hal yang mempengaruhi iklim mikro adalah:
- Orientasi bangunan
- Lokasi objek disekitarnya
- Kondisi landskap sekitar
Iklim mikro berpengaruh terhadap penentuan bentuk bangunan dan bagaimana
bangunan tersebut diletakkan disuatu lokasi dan perletakan lokasi ruangan
dalam gedung.
Zonasi dan orientasi bangunan dapat memiliki dampak yang besar pada pola
konsumsi energi bangunan.
Pohon dapat memberikan naungan ketika cahaya dan panas matahari terlalu
kuat.
b. Efisiensi Infrastruktur
 Ketersediaan Air Bersih
Sumber air pada umunya berasal dari PDAM dan juga sumur air. Sumber air
dimanfaatkan seefisien mungkin sehingga dapat mengurangi pemakaian air
yang tidak perlu. Sumber air baik dari PDAM maupun dari sumur setempat
merupakan air tanah. Pemanfaatan dengan efisien akan mengurangi dampak
pengurangan air tanah secara berlebihan.
Sumber air yang berasal dari air olahan limbah selain mengurangi biaya
pembelian di PDAM juga mengurangi pemakaian yang berlebihan.
 Pengolahan Air Limbah
Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air kotor (black water,
grey water) yang mandiri dan tidak membebani sistem aliran air kota.
Sistem pengolahan limbah ini berdiri sendiri dan memiliki sistem pengolahan
limbah mandiri. Limbah-limbah yang sudah terolah akan diresapkan kembali
ke area pengolahan.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 33

Sistem ini menguntungkan karena menambah jumlah air tanah di dearah


tersebut. Berbeda dengan sistem saluran air kota yang mengalirkan air ke sistem
pembuangan sehingga air tidak teresap ke tanah didearah tersebut.

Gambar 8. Wastewater collection


 Drainase banjir/Strorm drainage
Strorm drainage bisa juga disebut sebagai saluran pembuangan kota. Saluran ini
memuat segala limbah buangan cair yang ada di jalan.
Saluran pembuangan ini berfungsi menampung air hujan yang turun dijalan
untuk mengatasi banjir. Saluran ini terpisah dengan saluran pembuangan limbah
rumah tangga. Saluran pembuangan (storm drainage) selain menampung air
hujan, biasanya juga bercampur dengan oli atau bahan bakar bensin atau solar
yang tercecer di jalan.
Pada bukaan penerimaan saluran diberi penutup agar sampah sampah tidak
masuk kedalam saluran. Sehingga tidak mengganggu pembuangan.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 34

Gambar 9. Storm drainage


c. Energi Alternatif
Terdapat enam prinsip dalam konstruksi yang berkelanjutan (Kibert, 1994), yaitu:
1) Meminimalkan konsumsi sumber daya
2) Memaksimalkan pemanfaatan kembali (re-use) sumber daya
3) Menggunakan sumber daya yang terbarukan (renewable) dan didaur ulang
(recycleable)
4) Melestarikan lingkungan alam
5) Menciptakan lingkungan yang sehat dan tidak berbahaya
6) Menjadikan kualitas sebagai tujuan dalam membangun
 Konfigurasi dan Bentuk Bangunan
Iklim Indonesia adalah iklim tropis. Sebuah bentuk bangunan diharapkan
mengacu pada aturan-aturan yang ada dalam membangunan bangunan tropis.
Sehingga meminimalisir bentuk yang merugikan dan menyesuaikan ukuran
ruang sesuai dengan kebutuhan namun tetap mengacu standard bangunan
tropis. Sehingga didapat efisiensi dalam bentuk, dan ukuran bangunan.
Bangunan jangan sampai memiliki bangunan yang gemuk. Sebisa mungkin
memiliki bangunan yang memanjang sehingga pengudaraan dan pencahayaan
alami dapat berjalan baik.
 Material/bahan
Memilih material ramah lingkungan menjadi penting karena tidak hanya
semata-mata demi kelestarian alam, tetapi juga sebenarnya jauh lebih efisien
dan hemat dari segi estimasi biaya jangka panjang.
pemilihan material yang ramah dapat dijabarkan menjadi dua hal yakni dari sisi
teknologi dan penggunaan. Dari sisi teknologi, pemilihan bahan sebaiknya
menghindari adanya toksin atau racun dan diproduksi tidak bertentangan
dengan alam. Sebagai contoh, minimalkan penggunaan material kayu, batu
alam ataupun bahan bangunan yang mengandung racun seperti asbeston.
Sedangkan dari sisi penggunaan, pemilihan material yang ramah lingkungan
misalnya menggunakan lampu hemat energi seperti semen instan yang praktis
dan efisien, atau pun memilih keran yang memakai tap yang hanya
mengeluarkan air dalam volume tertentu.
Selain memiliki sifat ramah lingkungan dan tidak mencemarkan material ramah
lingkungan sebaiknya terbuat dari bahan daur ulang, atau setidaknya tidak

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 35

menghabiskan sumber daya alam, bahkan dapat memberikan nilai tambah pada
lingkungan dan harus didukung 3R yaitu Reused (memanfaatkan kembali
material yang masih bisa dipakai) Reduce (mengurangi pemakaian material
yang berlebihan) serta Recycle (mendaur ulang material agat bermanfaat
kembali).
d. Penghematan energi
 Kaca
Kaca yang dapat menghemat energi merupakan kaca yang didesain khusus.
Beberapa penelitian mengklaim bahwa terdapat beberapa jenis kaca yang dapat
menyaring radiasi panas matahari, hingga menghemat penggunaan pendingin
udara.
Terdapat tiga jenis kaca yang dikategorikan penghemat energi.
- Kaca Warna
Dari namanya nampak jelas, kaca ini tidak murni bening. Biasanya
berwarna biru kehijauan, perak atau abu-abu. Kaca ini dapat menyaring
panas hingga suhu dalam ruang tetap terjaga. Jenis kaca warna yang baik
mempunyai sifat seperti kaca film pada mobil. Ia mampu membuat Anda
melihat pemandangan luar nampak jernih, namun menyaring jumlah cahaya
yang masuk ke dalam ruangan.
- Kaca Pantul
Kaca ini sering dijumpai di gedung perkantoran. Kaca ini menyaring panas
lebih banyak daripada jenis lain. Ada satu kekurangan dari kaca pantul
adalah pandangan dari dalam akan kurang indah karena terjadi distorsi.
- Kaca Low-e, Low Emissivity
Diartikan kaca rendah emisi. Kaca ini menjaga suhu di dalam ruang tetap
tinggi. Terdiri dari dua lapis. Pada bagian tengah diisi lapisan udara kosong
dan lapisan metal transparan.Kaca jenis ini pun memantulkan sinar
ultraviolet. Untuk iklim Indonesia, kaca macam ini tidak disarankan, karena
hawa panas tetap berada di dalam ruang. Menjadikan ruang bertambah
panas. Jenis ini populer digunakan di negara sub tropis.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 36

Gambar 10. Frame double wall


 Insulator

Isolasi termal pada bangunan adalah faktor penting untuk mencapai


kenyamanan termal untuk penghuninya. Insulasi panas yang tidak diinginkan
akan merugikan dan dapat menurunkan efektifitas energi sistem pemanas
atau pendingin. Dalam pengertian lain isolasi dapat hanya penyesuaian pada
bahan isolasi yang digunakan untuk menghambat hilangnya panas ruang,
seperti: selulosa, kaca wol, wol batuan, plastik, busa urethane, vermikulit, dan
tanah. Tetapi dapat juga menggunakan desain khusus dan teknik khusus untuk
mengatasi perpindahan panas atau konduksi, radiasi dan konveksi.
Masalah kualitas konstruksi termasuk uap memadai hambatan, dan masalah
dengan rancangan-pemeriksaan. Selain itu, sifat dan densitas bahan isolasi itu
sendiri sangat penting. Sebagai contoh, menurut Leah Twings, Kualitas
Manager Kepatuhan Textrafine Isolasi, fiberglass bahan isolasi yang terbuat
dari serat-serat pendek berlapis kaca tidak begitu tahan lama seperti isolasi
yang terbuat dari untaian serat panjang kaca.
 Pencahayaan
Lampu pijar pada dasarnya merupakan lampu ruang yang menghasilkan panas
selain juga mengeluarkan cahaya. Hal ini sangat tidak efisien, membuang
sebagian besar energi yang di konsumsi dan menjadikannya sebagai panas yang
tidak diinginkan. Salah satu lampu yang merupakan lampu hemat energy adalah
lampu LED.
Lampu LED menghemat energi yang digunakan sampai 48% (berarti
penghematan tagihan listrik) ditambah dengan kecilnya panas yang dihasilkan
oleh lampu LED. Hal ini membuat bangunan tidak perlu menyalakan mesin

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 37

pendingin ruangan (AC) dalam posisi maksimal, yang berarti terjadi


penghematan lagi.
Keuntungan dari lampu LED:
- Lampu LED tidak mengandung Mercury
- Jauh lebih hemat dalam hal pemakain listrik
- Daya tahan lebih lama, yaitu 60x lebih lama dibanding dengan tipe
lampu
- Incandescent dan 10x lebih lama dibanding tipe Fluorescent.
- Lampu LED juga tidak menghasilkan panas sehingga dapat
menghemat pemakaian AC (air conditioning).

Gambar 11. LED

 Daylighting

Sistem pencahayaan alami terutama dipakai pada siang hari dengan


memanfaatkan cahaya matahari, pemasukan sinar matahari ke dalam ruangan
diusahakan mencapai tingkat kenyamanan pencahayaan tertentu seperti yang
diharapkan. Pada prinsipnya, dalam ruangan dengan lubang pencahayaan yang
tetap, semakin ke dalam semakin menurun intensitas cahaya yang diterima.
Guna mencapai kualitas kenyamanan yang diisyaratkan semakin lebar
ruangan/bangunan, semakin luas pula lubang pencahayaannya.
Untuk menanggulangi radiasi panas sinar matahari yang akan
mengurangi kenyamanan penghawaan dan menyebabkan kesilauan di daerah
iklim tropis, selain diusahakan sesedikit mungkin sisi bangunan dan bukaan-
bukaan ruangan yang terkena sinar matahari langsung, juga dengan membuat
penghalang sinar matahari (sun shading, sun screen).

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 38

e. Air
 Zero-run-off
Air limbah buangan sebisa mungkin dimanfaatkan tanpa harus ada yang
terbuang ke saluran pembuangan kota. Air limbah buangan dimanfaatkan
sebagai penyiram tanaman sekaligus dapat sebagai pupuk. Air limbah
diresapkan di area tanaman. Kalau muatan resapan berlebihan, baru
dilakukan pembuangan ke saluran pembuangan kota.
 Grey water system
Pemanfaatan grey water akan mengurangi pembebanan pada air tanah. Dengan
memanfaatakan lagi grey water sama halnya memanfaatkan air dua kali atau
lebih namun tepat dalam penggunaannya.
Pemanfaatan grey water misalanya air buangan dari wastafel dapat
dimanfaatkan untuk penyiraman tanaman. Ataupun air bekas cucian setelah
mengalami proses penyaringan dapat pula dimanfaatkan untuk menyirami
taman.

Gambar 12. Pemanfaatan limbah rumah tangga

f. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah merupakan proses pengumpulan, pengangkutan, pengolahan,
daur ulang atau pembuangan dan pemantauan bahan-bahan limbah. Istilah ini
digunakan berkaitan dengan bahan-bahan buangan yang dihasilkan oleh
aktivitas
manusia dan umumnya dilakukan untuk mengurangi dampak negatif pada
kesehatan, di lingkungan atau estetika lingkungan. Pengelolaan sampah juga
dilakukan untuk memulihkan sumber daya yang terbuang atau terkurangi. Sistem

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 39

pengelolaan limbah ini mengolah limbah padat, cair, gas atau radioaktif zat, dengan
metode yang berbeda dan bidang keahlian untuk masing-masing.
 Konsep pengelolaan limbah
Ada sejumlah konsep pengolahan limbah yang paling umum, konsep-konsep
luas yang digunakan meliputi:
- Waste hierarchy/Reused, redused, Recycled (3R)
Mengacu pada mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang,
yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan limbah sesuai dengan
keinginan mereka dalam hal minimisasi limbah. Hirarki limbah merupakan
landasan dari berbagai strategi meminimisasi limbah. Tujuan dari hirarki ini
untuk memaksimalkan manfaat dari produk dan meminimalisasi jumlah
limbah.

Gambar 13. Waste hierarchy


- Extended producer responsibility
Adalah suatu strategi yang untuk mempromosikan menyatukan semua biaya
yang berkaitan dengan produk selama produk tersebut masih ada (termasuk
akhir biaya pembuangan akhir) ke dalam harga produk. Hal ini
dimaksudkan untuk memaksakan tanggung jawaban atas seluruh siklus
hidup produk dan kemasan yang dipasarkan. Berarti perusahaan yang
memproduksi, impor dan atau menjual produk yang diperlukan untuk
bertanggung jawab atas produk.
- Polluter pays principle
Prinsip di mana pihak yang mencemari membayar terhadap dampak
terhadap lingkungan yang terjadi. Sehubungan dengan pengelolaan limbah,

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 40

umumnya ini mengacu pada persyaratan limbah untuk membayar sesuai


limbah yang dibuang.

B. PENDEKATAN KEBUTUHAN RUANG


KRITERIA UMUM PERENCANAAN
Pengertiannya dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah sebagai balai (rumah, ruang,
gedung) tempat mengurus suatu pekerjaan. Menurut Stephen Mullin dalam Planning Office
Space (1998), Kantor (office dalam bahasa Inggris) merupakan sebuah tempat yang
merepresentasikan kegiatan, tugas, wewenang atas sebuah fungsi tertentu. Artinya Kantor
merupakan sebuah lembaga yang didalamnya terdapat sebuah kekuasaan dari pimpinan
yang paling atas sampai pengabdi masyarakat. Oleh karena itu, konsep Kantor tidak
terpaku pada wujud arsitektural tertentu, tetapi lebih menekankan pada kekuasaan dari
pimpinan sampai staf terbawah.
Kantor, tidak hanya berhubungan dengan manusia maupun benda secara fisik, namun juga
berhubungan dengan pengaturan serta pergerakan manusia dan benda-benda di dalamnya
dengan jarak-jarak tertentu yang berkaitan dengan pengaturan dan kontrol. Dari definisi di
atas dapat diartikan bahwa Kantor adalah suatu lingkungan fisik buatan berupa bangunan
yang di dalamnya terdapat satu atau beberapa ruangan dengan berbagai peraturan dan
kontrol, tempat sekelompok manusia dengan hirarki yang teratur melakukan kegiatan
bisnis atau pelayanan jasa tertentu.
Pemerintahan merupakan sebuah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan
menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Pemerintah tidak hanya
membuat dan melaksanakan tugasnya dengan baik, tetapi harus mampu mengabdi kepada
masyarakat dan mengurus kepentingan umum. Di setiap daerah terdapat Pemerintah
Daerah yang terdiri dari Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang dalam
menyelenggarakan pemerintahan daerah di bantu oleh suatu staf berbentuk Skretariat
Daerah dan Dinas Daerah.
Kantor pemerintahan dalam Pedoman Teknis Gedung Negara (2002:1) adalah tempat
untuk keperluan dinas yang menjadi kekayaan milik negara dan diadakan dengan sumber
pembiayaan yang berasal dari dana APBN atau APBD. Bangunan Kantor pemerintahan
atau biasanya dikenal dengan bangunan gedung negara dalam Pedoman Teknis Gedung
Negara (2002:1) dibedakan atas:

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 41

a) Bangunan Gedung Negara Pusat, yaitu bangunan gedung untuk keperluan dinas
pelaksanaantugas pusat/nasional.
b) Bangunan Gedung Negara Provinsi yaitu bangunan gedung untuk keperluan dinas
pelaksanaan tugas otonomi Provinsi,
c) Bangunan Gedung Negara kabupaten atau Kota, yaitu bangunan gedung untuk
keperluan dinas pelaksanaan tugas otonomi Kabupaten/Kota,
d) Bangunan gedung Negara BUMN/BUMD, yaitu bangunan gedung untuk keperluan
dinas pelaksanaan tugas BUMN/BUMD.
Sebagai upaya peningkatan pelayanan pemerintah Daerah secara efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan
aspek-aspek hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi
dan keanekaragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan memberikan
kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah.
Untuk menghitung luas ruang bangunan gedung Kantor yang diperlukan dalam
Departeman Permukiman dan Prasarana Wilayah (2002:6), dijelaskan bahwa dihitung
berdasarkan ketentuan gedung Kantor pemerintahan yang termasuk klasifikasi tidak
sederhana dengan standar luas ruang rata-rata sebesar 9,6 m² per-personil.

Gambar Standar Luasan Gedung Kantor Pemerintahan Tidak Sederhana


Untuk bangunan yang memerlukan ruang-ruang khusus atau ruang pelayanan masyarakat,
kebutuhannya dihitung secara tersendiri di luar luas ruangan untuk seluruh personil yang
akan ditampung.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 42

Gambar. Spesifikasi teknis bangunan gedung pemerintah-1

Spesifikasi teknis bangunan gedung pemerintah-2

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 43

Spesifikasi teknis bangunan gedung pemerintah-3

 Persyaratan Teknis Bangunan Perkantoran Pemerintah


Persyaratan teknis bangunan pemerintahan ini dimaksudkan sebagai acuan untuk
persyaratan teknis yang diperlukan dalam mengatur dan mengendalikan
penyelenggaraan bangunan pemerintahan. Persyaratan ini bertujuan untuk dapat
terwujudnya bangunan pemerintahan sesuaifungsi yang ditetapkan dan yang memenuhi
persyaratan teknis.
a. Tata letak dan fungsi bangunan
Bangunan yang akan didirikan disesuaikan dengan peruntukan lokasi yang diatur
dalam ketentuan tataruang dan tata bangunan dilokasi yang bersangkutan.
Ketentuan tata ruang dan tata bangunan disesuaikan dengan RTRW Daerah, RRTR,
dan RTBL. Bentuk bangunan gedung harus dirancang dengan memperhatikan
bentuk dan karakteristik arsitektur lingkungan yang ada disekitarnya atau yang
mampu sebagai pedoman arsitektur teladan bagi lingkungannya. Setiap bangunan
gedung yangdidirikan berdampingan dengan bangunan yang dilestarikan. Bentuk
bangunan gedung juga harus dirancang dan dipertimbangkan terciptanya ruang
luarbangunan yang nyaman dan serasi terhadap lingkunganya.
Fungsi dan klasifikasi bangunan merupakan acuan untuk persyaratan teknis
bangunan gedung, baik ditinjau darisegi intensitas banguanan arsitektur dan
lingkungan, keselamatan, keamanan, kesehatan, kenyamanan, maupun dari segi

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 44

keserasian bangunan terhadap lingkungannya. Penetapan fungsi dan klasifikasi


bangunan yang bersifat sementara harus dengan mempertimbangkan tingkat,
permanensi, keamanan, pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya
kebakaran, dan sanitasi yang memadai. Setiap bangunan gedung harus memenuhi
persyaratan fungsi utama bangunan. Selain terdiri dari ruang-ruang dengan fungsi
utama, juga dilengkapi dengan ruang fungsi penunjang, serta dilengkapi pula
dengan instalasi dan kelengkapan bangunan yang dapat menjamin terselenggaranya
fungsi bangunan.
b. Intensitas bangunan
Persyaratan kinerja dari ketentuan kepadatan dan ketinggian bangunan ditentukan
oleh:
 Kemampuannya dalam menjaga keseimbangan daya dukung lahan dan
optimalnya intensitas pembangunan,
 Kemampuannya dalam mencerminkan keserasian bangunan dengan
lingkungan,
 Kemampuannya dalam menjamin kesehatan dan kenyamanan pengguna serta
masyarakat pada umumnya.
 Setiap bangunan pemerintah dapat dibangun dengan KDB naksimal 50% dan
KDH minimal 20%. Perhitungan KDB maupun KLB ditentukan dengan
pertimbangan sebagai berikut:
 Perhitungan luas lantai bangunan adalah jumlah luas lantai yang diperhitungkan
sampai batas dinding terluar;
 Luas lantai ruangan beratap yang sisi-sisinya dibatasi oleh dinding yang
tingginya lebih dari 1,20 m di atas lantai ruangan tersebut dihitung penuh 100
%;
 Luas lantai ruangan beratap yang bersifat terbuka atau yang sisi-sisinya dibatasi
oleh dinding tidak lebih dari 1,20 m diataslantai ruangan dihitung 50 %, selama
tidak melebihi 10 % dari luas denah yang diperhitungkan sesuai dengan KDB
yang ditetapkan;
 Overstek atap yang melebihi lebar 1,50 m maka luas mendatar kelebihannya
tersebut dianggap sebagai luas lantai denah;
 Teras tidak beratap yang mempunyai tinggi dinding tidak lebih dari 1,20 m di
atas lantai teras tidak diperhitungkan sebagai luas lantai;

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 45

 Luas lantai bangunan yang diperhitungkan untuk parkir tidak diperhitungkan


dalam perhitungan KLB, asal tidak melebihi 50 % dari KLB yang ditetapkan,
selebihnya diperhitungkan 50 % terhadap KLB;
 Ramp dan tangga terbuka dihitung 50 %,selama tidak melebihi l0% dari luas
lantai dasar yang diperkenankan;
 Dalam perhitungan KDB dan KLB, luastapak yang diperhitungkan adalah yang
dibelakang GSJ.
c. Sirkulasi dan fasilitas parkir
Setiap bangunan Kantor diwajibkan menyediakan area parkir kendaraan sesuai
dengan jumlah area parkir yang proporsional dengan jumlah luas lantai bangunan.
Sistem sirkulasi yang direncanakan harus saling mendukung, antara sirkulasi
eksternal dengan internal bangunan, serta antara individu pemakai bangunan
dengan sarana transportasinya. Sirkulasi harus memberikan pencapaian yang
mudah dan jelas, baik yang bersifat pelayanan publik maupun pribadi. Tempat
parkir kendaraan mempunyai beberapa metode parkir (Todd, 1987: 104) antara
lain:
 Parkir tegak lurus, sistem yang paling efisien dari segi banyaknya mobil yang
diparkir terhadap permukaan yang dibutuhkan.
 Parkir sudut, efisiensi tergantung sudut yang digunakan semakin dekat dengan
90° dan semakin efisien petak parkir tersebut.
 Parkir pararel, parkir yang paling sulit bagi ruang gerak pengemudi,
menciptakan masalah keamanan karena terjadi sepanjang jalur jalan atau daerah
parkir.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 46

Bentuk Tempat Parkir


 Persyaratan Tata Ruang
a. Tata Ruang dan Fleksibilitas Ruang
Aktifitas utama dalam perKantoran adalah kegiatan penyampaian informasi dengan
cara berkomunikasi antar bagianuntuk mengambil suatu keputusan yang
dibutuhkan. Hal ini menimbulkan berbagai penafsiran terhadap ukuran perKantoran,
pengorganisasian, teknologi, maupun manajemen komunikasi. Aktifitas di dalam
ruang kerja berpengaruh besar dalam usaha penataan ruang Kantor, yang secara
garis besar dapat dirumuskan sebagai tindakan penyusunan alat-alat Kantor pada
letak yang tepat serta pengaturan tempat kerja yang menimbulkan kepuasaan bekerja
bagi para pegawai.
Kantor sebagai lingkungan fisik buatan, pengaturan ruang kerja di dalamnya dapat
memberikan pengaruh pada persepsi pegawai terhadap lingkungan dan pekerjaan
mereka. Pengaturan serta penggunaan ruang kerja di Kantor dapat dibuat untuk
menciptakan batasan-batasan dalam interaksi antara satu individu dengan indiviu
lain, mewujudkan pola interaksi yang diinginkanantara sesama pegawai maupun
dengan atasan, serta memberikan kesan dan status seseorang dalam organisasi.
Tujuan penyusunan tata ruang Kantor yang baik Gymildred (1975:162) adalah:
 Pekerjaan di Kantor itudalam pelaksanaanya dapat mencapai jarak yang
sependek mungkin.
 Memberikan kesadaran akan memiliki dan kesadaran akan mengabdi kepada
pekerjaan.
 Rangkaian aktivitas tata usaha dapat mengalir secara lancar.
 Segenap ruang dipergunakan secara efisien untuk keperluan pekerjaan.
 Kesehatan dak kepuasaan bekerja para pegawai dapat terpelihara.Pengawasan
terhadap pekerjaan dapat berlangsung secara memuaskan.
 Pihak luar yang mengunjungi Kantor yang bersangkutan mendapat kesan yang
baik tentang organisasi tersebut.
 Susunan tempat kerja dapat dipergunakan untuk berbagai pekerjaan dan mudah
diubah sewaktu-waktu diperlukan.
Menurut Gymildred (1975:165) tata ruang perkantoran dapat dibedakan menjadi dua
yaitu:
 Tata ruang terpisah-pisah

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 47

Pada susunan ini ruangan untuk bekerja terbagi-bagi dalam beberapa satuan.
Pembagian itu dapat terjadi karena keadaan gedungnya yang terdiri atas
kamarkamar maupun memang sengaja dibuat pemisah buatan dari sekat-sekat
yang membatasi pergerakan, sehingga pelaksanaan fungsi tiap-tiap seksi
dilakukan pada ruang kerja yang terpisah-pisah. Keuntungan dari tata ruang
model ini adalah:
- Pegawai dapat tenang bekerja karenatidak terganggu oleh lalu-lalang
pegawai atau tamu.
- Pembicaraan-pembicaraan yang bersifat rahasia dapat terjamin tidak
terdengar oleh pegawai lain atau orang yang tidak berkepentingan.
- Keamanan atas surat-surat, data dan catatan lain-lain pada meja atau lemari
dapat lebih terjamin.
- Penataan ruangan dapat ditangani sendiri oleh pegawai yang bersangkutan,
sesuai dengan selera dan kebutuhannya.
 Tata ruang yang terbuka
Menurut susunan ini ruang kerja yang bersangkutan tidak dipisah-pisahkan. Jadi
semua aktivitasnya dilaksanakan pada satu ruang besar terbuka, tidak lagi
dipisah-pisahkan menurut kamar atau pedengan-pedengan buatan. Susunan
ruang kerja yang terbuka memiliki keuntungan dan kerugian, seperti dijelaskan
oleh Mcekijat (1995:16), keuntungan yang akan diperoleh, antara lain :
 Pengawasan yang lebih baik
 Penghematan dalam luas lantai.
 Fleksibilitas tata ruang yang lebih besar.
 Penghematan dalam penerangan, secara minimal dapat hanya menggunakan
penerangan umum dalam ruangan.
 Penempatan dan penggunaan mesin-mesin dan perlengkapan yang lebih baik.
 Pengurangan aktivitas bepergian pegawai.
Kerugian yang akan terjadi adalah:
 Suasana yang tidak berhubungan dengan perorangan (privacy).
 Suara yang gaduh dan dapat mendorong kondisi-kondisi yang ramai (bercampur
aduk dalam satu ruangan).
 Sukar memperoleh ventilasi dan pemanasan yang sesuai untuk tiap orang.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 48

Dalam perencanaan sebuah Kantor DPRD Kabupaten Tana Tidung, fleksibilitas


ruang ditujukan untuk menghilangkan kebosanan akibat tata ruang dalam yang
monoton. Dalam arti ruang yang telah terbentuk, dalam waktu-waktu tertentu
memungkinkan untuk diubah elemen-elemen pengisinya. Selain itu juga
dimaksudkan untuk memenuhi kemungkinan terjadinya perubahan terhadap fungsi,
pembatasan, kapasitas, dan susunan pengisi ruang untuk prediksi 15 tahun
mendatang.
Unsur-unsur fleksibilitas ruang adalah sistem modul, yang merupakan unit ukuran
terkecil yang paling efisien dan sesuai dengan bangunan dan digunakan sebagai
dasar untuk menentukan dimensi ruang dan komponen-komponen ruang dalam
bentuk kelipatannya. Modul juga merupakan standar untuk menentukan ukuran dan
proporsi yang harmonis, serta sebagai unit fungsional dan pengulangan dimensi
dalam perencanaan struktur.
Tiap ruang dalam sebuah Kantor akan mempunyai modul tertentu sesuai dengan
fungsinya untuk mencapai tingkat fleksibilitas yang tinggi. Ini dimaksudkan agar
tidak terjadinya pemborosan ruang yang akan sangat berpengaruh terhadap
pembiayaan secara keseluruhan.
Penentuan modul sebuah Kantor dapat didasarkan pada:
 Modul dasar, yaitu unit terkecil untuk menentukan jarak, dimensi, interval
komponen bangunan atau ruang. Secara international nilai dari modul
ditetapkan 10 cm.
 Modul perencanaan, merupakan kelipatan modul dasar yang digunakan untuk
menentukan dimensi komponen banunan yang lebih besar, misalnya 6m, 9m.
 Modul manusia, berkembang sejak dicetuskan oleh Le Corbusier, merupakan
dimensi gerak dasar manusia dan dimensi manusianya sendiri.
 Modul fungsi, untuk mendapatkannya harus dicari unit fungsinya untuk
mendapatkan dimensi, sehingga dapat dipakai untuk menata perletakkaperabot
dan sebagainya.
 Modul bahan, merupakan dimensi bahan finishing.
 Modul struktur, digunakan untuk menentukkan letak dan jarak kolom dan
balok, sehingga ruang tersebut akan musah dibuat pembagiannya.
b. Organisasi Ruang Dalam dan Luar bangunan
Menurut Ariyanti (2000), Organisasi dalam Kantor menunjukkan tugas dan
tanggung jawab, jalur komunikasi, serta kekuasaan atau wewenang yang dimiliki

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 49

setiap individu. Ada tiga bentuk struktur dasar dalam organisasi Kantor yang
berpengaruh terhadap penataan ruang di dalam bangunan, yaitu:
 Bentuk hirarki penuh (pure hierarchical)
Terdapat hirarki yang jelas, dengan kekuasaan tertinggi ada pada orang yang
berada paling atas atau sesuai dengan garis vertikal. Komunikasi dan aliran
informasi biasanya hanya dari atas ke bawah mengikuti hirarki kekuasaan,
hubungan antara atasan dan bawahan bersifat formal. Hubungan antara individu
atau sub organisasi bersifat independen,tidak saling tergantung, bahkan terjadi
kompetisi. Individu yang berada di tingkat hirarki yang tinggi memiliki rasa
tanggung kalimantanb yang besar terhadap keberhasilan kerja
 Bentuk non-hierarchical/participate group
Terdiri dari kelompok-kelompok kerja yang masing-masing memiliki seorang
pemimpin dan hampir tidak terdapat hirarki antara anggotanya. Komunikasi
terjalin dengan baik antara setiap anggota kelompok. Dengan demikian, setiap
anggota memiliki tanggung kalimantanb penuh terhadap hasil kerja. Hubungan
antar kelompok dapat bersifat independen dan tidak saling tergantung, bahkan
memunculkan kompetisi antar individu. Individu yang berada pada tingkat
hirarki yang paling tinggi memiliki tanggung kalimantanb yang besar terhadap
keberhasilan kerja dan melakukan kontrol penuh terhadap proses kerja.
 Bentuk campuran atau kompicks (mixed/complex)
Terdiri dari kelompok kerja yang masing-masing memiliki seorang pemimpin
dan hampir tidak terdapat hirarki antara anggota. Komunikasi terjalin dengan
baik dan setiap anggota memiliki tanggung kalimantanb penuh terhadap hasil
kerja. Pemimpin berfungsi sebagai penghubung dengan kelompok kerja yang
lain dan hubungan antar kelompok dapat bersifat independen.
Dari beberapa struktur dasar tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebuah struktur
organisasi membutuhkan tingkat interaksi tertentu antar individu di dalamnya, yang
juga berkaitan dengan pekerjaan di sebuah Kantor. Jenis-jenis pekerjaan yang
memerlukan ketergantungan satu sama lain, dimana hasil kerja tiap kelompok
berpengaruh padakeberhasilan kerja secara keseluruhan, menggunakan struktur
organisasi yang memungkinkan hubungan yang dekat antar anggota di dalamnya.
Sebaliknya, jenis pekerjaan independen dapat dilakukan secara individual karena

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 50

antara pekerjaan yang satu dengan yang lainnya tidak ada ketergantungan dan
biasanya menggunakan struktur organisasi yang memiliki hirarki yang jelas.
Selain itu dalam menetapkan pengorganisasian ruang sebuah Kantor harus juga
memperhatikan beberapa azas untuk mencapai suatu ruang yang efektif.
Menurut Gie (1984:163), terdapat beberapa asas yang perlu diperhatikan, yaitu :
 Azas mengenai jarak terpendek
Dengan tidak mengabaikan hal-hal yang khusus, suatu tata ruang yang terbaik
adalah yang memungkinkan proses penyelesaian sesuatu pekerjaan menempuh
jarak yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini garis lurus antara 2 titik adalah
jarak yang terpendek. Dalam menyusun tempat kerja dan menempatkan alat-alat,
hendaknya azas ini dijalankan sejauh mungkin.
 Azas mengenai rangkaian kerja
Dengan tidak mengabaikan hal-hal yang khusus, suatu tata ruang yang terbaik
adalah yang menempatkan para pegawai dan alat-alat Kantor menurut rangkaian
yang sejalan dengan urut-urutan penyelesaianpekerjaan yang bersangkutan.
Azas ini merupakan kelengkapan dari azasmengenai jarak terpendek. Jarak
terdekat, tercapai kalau para pekerja atau alat-alat ditaruh berderet-deret menurut
urutan proses penyelesaian pekerjaan tersebut. Menurut azas ini suatupekerjaan
harus senantiasa bergerak maju dari permulaan dikerjakan sampai selesainya,
tidak ada gerak mundur atau menyilang. Hal ini tidak berarti bahwa jalan yang
ditempuh harus selalu berbentuk garis lurus, yang terpenting adalah proses itu
selalu mengarah maju ke muka menuju ke penyelesaian, bisa garis bersiku-siku
atau lingkaran.
 Azas mengenai penggunaan segenap ruang
Suatu tata ruang yang terbaik adalah yang mempergunakan sepenuhnya semua
ruang yang ada. Ruang itu tidak hanya berupa luas lantai saja (ruang datar),
melainkan juga ruang yang vertikal ke atas maupun ke bawah, jadi tidak ada
ruang yang dibiarkan tidak terpakai.
 Azas mengenai perubahan susunan tempat kerja
Dengan tidak mengabaikan hal-hal yang khusus, suatu tata ruang yang terbaik
adalah yang dapat diubah atau disusun kembali dengan tidak terlampau sukar
atau tidak memakan biaya yang besar.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 51

Penataan ruang dalam tapak juga memiliki potensi-potensi untuk menegaskan dan
menonjolkan ruang-ruang luar, menyesuaikan tapak, mengali entrance, sirkulasi,
serta pengelompokan yang sesuai fungsi. Penataan ruang dalam tapak diharapkan
bersifat komunikatif tidak lepas dari potensi yang dimilikinya. Beberapa pola
organisasi yang digunakan untuk menghubungkan / mengabungkan ruang dan massa
(Ching, 2000: 189-223), yaitu :
 Organisasi terpusat
Organisasi terpusat merupakan komposisi terpusat dan stabil yang terdiri dari
sejumlah ruang sekunder, serta dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat
yang luas dan dominan.
 Organisasi linier
Organisasi linier terdiri dari ruang-ruang berulang yang serupa dalam bentuk,
ukuran, dan fungsi. Bentuk organisasi bersifat linear fleksibel, tanggap terhadap
kondisi tapak, dan dapat menyesuaikan terhadap perubahan topografi.
 Organisasi radial
Memadukan unsur-unsur organisasi terpusat maupun linear. Organisasi ini
terdiri dari ruang pusat yang dominan dimana sejumlah organisasi linier
berkembang menurut jari-jarinya, dan bersifat ekstrovert yang mengembang
keluar lingkupnya. Susunan ini menghasilan suatu pola dinamis yang secara
visual mengarah kepada gerak berputar mengelilingi ruang pusatnya.
 Organisasi cluster
Organisasi yang mempertimbangkan pendekatan fisik untuk menghubungkan
suatu ruang terhadap ruang lainnya. Polanya tidak berasal dari konsep geometri
yang kaku, maka bentuk organisasi cluster selalu luwes, dan dapat menerima
perturnbuhan, serta perubahan tanpa mempengaruhi karakternya.
 Organisasi grid
Grid dibentuk dengan menetapkan sebuah pola teratur dari titik-titik yang
menetapkan pertemuan-pertemuan dari dua pasang garis sejajar.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 52

Pola Organisasi Ruang dan Massa


Komposisi ruang di dalam bangunan dapat mempergunakan paduan antara pola-pola
organisasi tersebut di atas, dengan pertimbangan kejelasan dan keterpaduan antar
fungsi. Sedangkan untuk pengabungan antara kelompok aktivitas yang relatif
berbeda pada komplek bangunan dapat dilakukan dengan mengunakan beberapa
jenis pola hubungan (Warpani, 1999 dalam Ayodya, 2001:II. 18-19), yaitu:
 Link, pola hubungan yang mengunakan suatu jalur penghubung yang sekaligus
berfungsi sebagai area transisi pada kedua kelompok massabangunan yang
dihubungkan. Selain mengunakan jalur sirkulasi sebagai penghubung, pada
pola ini juga mengunakan ruang sebagai transisi.
 Mixed, pola hubungan ini kedua komplek bangunan akan berbaur, namun
masih terdapat pengelompokan aktifitas berdasarkan fungsinya masingmasing.
Pola pengunaan hubungan diatas harus memperhatikan pada kesamaan dari
pendekatan objek dan aktifitas. Pedoman utama dalam menentukan orientasi
penyebaran - penentuan ruang di dalam tapak dalam suatu lingkungan binaan adalah
dengan memprioritaskan urutan fungsional suatu ruangt dalam tapak. Pernyataan
Ishar (1992) memberi penjelasan tentang pembagian urutan / peringkat peletakan
dari bangunan yang disebut hirarki (kesan ruang), pembagian dapat berupa letak,
ukuran, dan lainnya yang diharapkan mampu mencerminkan nilai ruang secara
umum / khusus.

 Persyaratan Sirkulasi Bangunan


a. Sirkulasi Dalam dan Luar Bangunan
Sirkulasi terbagi atas sirkulasi di dalam bangunan dan di luar bangunan. Menurut
Laksmiwati (1989), macam-macam pola sirkulasi antara lain:
 Sirkulasi di luar bangunan

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 53

Direncanakan untuk mendukung eksistensibangunan yang berfungsi sebagai


pengarah menuju suatu sasaran atau tujuanyang diinginkan tapak. suatu
halangan yang dapat menghambat kualitas konsep informatif, efektif dan
efisien, dengan pengertian:
 Informatif
Dapat dengan mudah menentukan sendiri pencapaian menuju lokasi bangunan
dengan memperjelas arah dan point of interest dari bangunan itu sendiri.
 Efektif dan efisien
Efektif dalam arti dapat membantumempercepat pencapaian tanpa halangan
yang berarti, sehingga dapat meningkatkan efisiensi terhadap waktu
perjalanannya. Sirkulasi pada sebuah bangunan perKantoran lebih menekankan
pada:
- Efisiensi (kedekatan).
- Kejelasan (informatif) dan kelancaran (keterbukaan, keleluasaan).
- Kesesuaian dengan fungsi.
b. Sirkulasi Dalam Bangunan
Berdasarkan sifat perpindahannya, terdiri atas sirkulasi horizontal dan sirkulasi
vertikal.
 Sirkulasi horizontal
Sirkulasi horisontal menghubungkan setiap fungsi kegiatan suatu ruang dengan
ruang lainnya di lantai tersebut. Perencanaan ruang-ruang sirkulasi ini
merupakan masalah yang rumit dan kompleksyang melibatkan faktor-faktor
seperti volume aliran waktu dan jarak majukedepan yang ditempuh, kecepatan
jalan, serta panjang antrian. Ruang sirkulasi horisontal mencakup antara lain:
koridor, lobby, selasar untuk pejalan kaki, plaza, area sirkulasi dan
tempatterbuka luas. Sirkulasi horisontal masih dapat dibagi lagi menjadi
berikut:
- Sirkulasi Linear, memungkinkan kejelasan dan kelancaran, pola sirkulasi
ini sesuai untuk aktivitas yang harus diselesaikan melalui beberapa tahap.
Ruang-ruang yang dihubungkan oleh sirkulasi linear memiliki nilai
kedudukan yang sama. Menghubungkan dan mengorganisir ruang-ruang di
sepanjang bentangnya. Dapat pula menjadi dinding atau pagar untuk
memisahkan ruang-ruang dikiri-kanannya menjadi dua kawasan yang
berbeda serta mengelilingi dan merangkum bentukbentuk ruang lain ke

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 54

dalam sebuah kawasan. Agar tidak terkesan panjang dan monoton, sirkulasi
koridor pada Kantor dapat dirancang secara informatif (dilengkapi
informasi-informasi yang jelas) dan komunikatif berupa elemen-elemen
arsitektural yang tata sedemikian rupa pada koridor.
- Sirkulasi Radial, kejelasan masih bisa tercapai, pola sirkulasi ini sesuai
untuk ruang-ruang publik yang berfungsi sebagai ruang orientasi seperti
hall. Kelebihan pada sirkulasi ini adalah daya tampung yang cukup besar,
sehingga biasa juga dipakai pada ruangruang bersama.
- Sirkulasi Organik, kurang terdapat adanya kejelasan dan dapat
membingungkan karena kurang sistematis. Pola sirkulasi ini memang cocok
untuk diterapkan pada bangunan fungsi rekreatif, tetapi pada fungsi sebuah
Kantor kurang dapat mendukung kelancaran suatu kegiatan didalamnya.
 Sirkulasi vertikal
Menghubungkan setiap fungsi kegiatan suatu lantai dengan lantaidi atas atau
dibawahnya. Tidak satupun ruang publik yang dapat berfungsi tanpa prasarana
sirkulasi vertikal yang memadai. Jika prasarana ini tidak dirancang dengan
mempertimbangkan aspek ukuran tubuh manusia, nilai efisiensi dari
penggunaan prasarana ini akan hilang. Terlebih lagi, keamanan perorangan dari
pemakai dapat terancam. Hal yang lebih penting lagiadalah dalam perancangan
tangga.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang sirkulasi
bangunan, (Hakim. 1987), yaitu:
 Syarat-syarat sirkulasi
Syarat-syarat sirkulasi meliputi (Hakim, 1987):
- Urut-urutan yang logis baik dalam ukuran ruang, bentuk dan arah.
- Aman dalam arti persilangan arus sirkulasi sesedikit mungkin atau
dihindarkan sama sekali dan bottle neck (jalan masuk yang sempit) harus
dihilangkan.
- Menghindari adanya crossing antar pengunjung, pegawai, barang, dan
servis.
- Informasi yang jelas dalam memberikan arah yang harus dituju.Perletakan
elemen-elemen arsitektural akan sangat membantu mengarahkan agar tidak
tersesat(informatif-komunikatif).

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 55

 Pencapaian ke bangunan
Dapat secara langsung (frontal), tersamar atau berputar. Pencapaian secara
frontal akan mengarah langsung dan lurus ke obyek yang dituju tetapi memiliki
kesan pandangan visual obyek terasa jauh. Pencapaian tersamarakan
memperkuat efek perspektif yang dituju serta jalur dapat dibelokkan berkali-
kali untuk memperbanyak squence sebelum mencapai obyek. Pencapaian
memutar akan lebihmemperlambat pencapaian dan memperbanyak squence,
tetapi dapat lebihmemperlihatkan tampak tiga dimensi dari obyek yang
mengelilinginya.

Pencapaian Bangunan
 Konfigurasi jalan
Sifat konfigurasi jalan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh peta organisasi
ruang-ruang yang dihubungkannya, Konfigurasi jalan dapat memperkuat
organisasi dengan mensejajarkan polanyaatau dapat dibuat sangat berbeda
dengan bentuk organisasi ruang dan berfungsi sebagai fisik perlawanan visual
terhadap keadaan yang ada.
 Persyaratan Tata Bangunan
Menurut Edwart T White (1989), penempatan bangunan pada tapak atau kaitan
terhadap bangunan lain sangat penting.Faktor-faktor yang mempengaruhi tata letak
bangunan adalah:
- Orientasi terhadap iklim, matahari, angin dan pemandangan yang merupakan
pertimbangan dasar,
- Penataan yang sesuai dengan topografi,
- Kebisingan dapat dikendalikandengan tata perletakan bangunan,
- Bahan-bahan tanaman baik pepohonan maupun tanaman perdu adalah bagian yang
terpadu dari rancangan tapak,

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 56

- Keamanan tapak, konsepnya ruang terlindung yang mencangkup penempatan


bangunan, pengawasan yang ketat terhadap jalan masuk kedalam dari tapak, serta
pengawasan visual dari semua daerah umum.
Menurut Ching (1985), gubahan massa yang berkarakter dinamis, antara lain dicapai
dengan:
- Gubahan massa tunggal asimetris
- Gubahan massa majemuk simetris maupun asimetris.
Gubahan massa yang dinamis dapat dicapai pula dengan berusaha tampil unik dengan
konteks kawasan sekitar (Hendradiningsih, 1982), misalnya:
- Pengkontrasan skala bangunan dengan bangunan sekitar,
- Pengkontrasan gaya arsitektur banunan dengan gaya arsitektur lingkungan sekitar,
- Penambahan elemen-elemen unik tertentu.
Penataan massa yang baik harus ada hubungan kesatuan antar massa dan tapak.
Disamping itu, menurut Ching (2000: 320) penataan massa tidak hanya berupa aturan
geometrik tetapi lebih pada suatu kondisi dimana setiap bagian dari seluruh komposisi
saling berhubungan dengan bagian lain dengan tujuan untuk menghasilkan suatu
susunan yang harmonis. Dalam penataan massa harus ada suatu keterpaduan, seperti
halnya Ishar (1992: 79) keterpaduan merupakan kesatuan di dalam pola lingkungan
binaan yang mempertimbangkan dari setiap aspek, dan akan membentuk tatanan massa
keseluruhan yang harmonis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan
pengolahan tapak, antara lain:
 Faktor-faktor alam
- Dasar geologi dan bentuk lahan untuk mengetahui struktur lapisan tanah
digunakan untuk kelayakan pendirian bangunan,
- Topografi, untuk mengetahui keadaan kontur tanah,
- Hidrologi, untuk mengetahuipola drainase pada tapak. Unsur-unsur hidrografi
mempunyai sifat menunjang pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
lahan, dan mempunyai peranan utama dalam pembuatan sistem drainase tapak
dengan memanfaatkan pola drainase ke daerah aliran air yang ada.
 Faktor-faktor kultur
- Tata guna lahan yang sesuai denganperaturan-peraturan yang berlaku, sehingga
pola peruntukkan lahan tidak berubah dan gangguan dari luar tapak dapat
dikurangi.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 57

- Hubungan atau kjeterkaitan, adanya hubungan dengan lingkungan itu sendiri


dan pencapaian menuju lokasi,
- Lalu lintas dan transit, hubungan pola lau lintas yang ada satu sama lain dan
hubungan dengan tapak,
- Kepadatan dan zoning, terdiri dari peraturan dan persyaratan pendirian
bangunan,
- Utilitas, saranan utilitas harus berada di tempat terbuka untuk memudahkan
pemeliharaan,
- Faktor sejarah, pengaruh nilai sejarah yang relevan dapat dipertimbangkan
dalam proses perancangan,
- Bangunan-bangunan yang ada sanagt mempengaruhi tata letak secara fisik pada
rencana tapak yang baru dan sangat membantu dalam menetapkan pola drainase
serta pembentukkan lahan pada tapak.
 Faktor-faktor estetika
- Bentuk-bentuk alam, tapak yang mempunyai bentuk-bentuk alam seperti
tanah,air, atau tumbuhan yang unik merupakan pemandangan yang bagus dan
diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.
- Pola ruang, yaitu kemampuan tapak untuk pemandangan, ruang, dan sekuen
dalam perencanaan tapak baru.
Dalam perencanaan ruang luar bangunan pemerintahan juga harus memperhatikan
hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain yang kontinu dan berurutan.
Fungsi ruang terbuka umum dapat dibedakan sebagai berikut:
- Tempat komunikasi sosial,
- Tempat peralihan, menunggu,
- Sebagai ruang terbuka untuk mendapatkan udara segar dengan lingkungan,
- Sebagai sarana penghubung antara suatu tempat dengan tempat lain,
- Sebagai pembatas atau jarak diantara massa bangunan.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 58

C. PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA


KLASIFIKASI BANGUNAN GEDUNG NEGARA BERDASARKAN
TINGKAT KOMPLEKSITAS
 BANGUNAN SEDERHANA
Klasifikasi bangunan sederhana adalah bangunan gedung negara dengan karakter
sederhana serta memiliki kom- pleksitas dan teknologi sederhana. Masa penjaminan
kegagalan bangunannya adalah selama 10 (sepuluh) tahun.
Yang termasuk klasifikasi Bangunan Sederhana, antara lain:
- gedung kantor yang sudah ada disain prototipenya, atau bangunan gedung kantor
dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai dengan 500 m²;
- bangunan rumah dinas tipe C, D, dan E yang tidak bertingkat;
- gedung pelayanan kesehatan: puskesmas;
- gedung pendidikan tingkat dasar dan/atau lanjutan dengan jumlah lantai s.d. 2
lantai.

 BANGUNAN TIDAK SEDERHANA


Klasifikasi bangunan tidak sederhana adalah bangunan gedung negara dengan karakter
tidak sederhana serta memiliki kompleksitas dan/atau teknologi tidak sederhana. Masa
penjaminan kegagalan bangunannya adalah selama paling singkat 10 (sepuluh) tahun.
Yang termasuk klasifikasi Bangunan Tidak Sederhana, antara lain:
- gedung kantor yang belum ada disain prototipenya, atau gedung kantor dengan luas
di atas dari 500 m2, atau gedung kantor bertingkat lebih dari 2 lantai;
- bangunan rumah dinas tipe A dan B; atau rumah dinas C, D, dan E yang bertingkat
lebih dari 2 lantai, rumah negara yang berbentuk rumah susun;
- gedung Rumah Sakit Klas A, B, C, dan D;
- gedung pendidikan tinggi universitas/akademi; atau gedung pendidikan dasar/
lanjutan bertingkat lebih dari 2 lantai.

 BANGUNAN KHUSUS
Klasifikasi bangunan khusus adalah bangunan gedung negara yang memiliki
penggunaan dan persyaratan khusus, yang dalam perencanaan dan pelaksanaannya
memerlukan penyelesaian/teknologi khusus. Masa penjaminan kegagalan bangunan
paling singkat 10 (sepuluh) tahun.
Yang termasuk klasifikasi Bangunan Khusus, antara lain:

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 59

- Istana negara dan rumah jabatan presiden dan wakil presiden;


- wisma negara;
- gedung instalasi nuklir;
- gedung instalasi pertahanan, bangunan POLRI dengan penggunaan dan
persyaratan khusus;
- gedung laboratorium;
- gedung terminal udara/laut/darat;
- stasiun kereta api;
- stadion olah raga;
- rumah tahanan;
- gudang benda berbahaya;
- gedung bersifat monumental; dan
- gedung perwakilan negara R.I. di luar negeri.

 TIPE BANGUNAN RUMAH NEGARA


Untuk bangunan rumah negara, disamping klasifikasinya berdasarkan klasifikasi
bangunan gedung negara tersebut di atas, juga digolongkan berdasarkan tipe yang
didasarkan pada tingkat jabatan penghuninya dan golongan kepangkatan.

Untuk jabatan tertentu program ruang dan luasan Rumah Negara dapat disesuaikan
mengacu pada tuntutan operasional jabatan.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 60

STANDAR LUAS BANGUNAN GEDUNG NEGARA


 GEDUNG KANTOR
2

Dalam menghitung luas ruang bangunan gedung kantor yang diperlukan, dihitung
berdasarkan ketentuan sebagai berikut:
a. Standar luas ruang gedung kantor pemerintah yang termasuk klasifikasi sederhana
rata-rata sebesar 9,6 m2 per-personil;
b. Standar luas ruang gedung kantor pemerintah yang termasuk klasifikasi tidak
sederhana rata-rata sebesar 10 m2 per-personil;
c. Untuk bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang- ruang khusus atau ruang
pelayanan masyarakat,
kebutuhannya dihitung secara tersendiri (studi kebu- tuhan ruang) diluar luas
ruangan untuk seluruh personil yang akan ditampung.
Kebutuhan total luas gedung kantor dihitung berdasarkan jumlah personil yang akan
ditampung dikalikan standar luas sesuai dengan klasifikasi bangunannya. Standar Luas
Ruang Kerja Kantor Pemerintah tercantum pada Tabel C.

 RUMAH NEGARA
Standar luas Rumah Negara ditentukan sesuai dengan tipe peruntukannya, sebagai
berikut:

Jenis dan jumlah ruang minimum yang harus ditampung dalam tiap Tipe Rumah
Negara, sesuai dengan yang tercantum dalam Tabel D. Luas teras beratap dihitung
50%, sedangkan luas teras tidak beratap dihitung 30%.
1. Dalam hal besaran luas lahan telah diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah yang
ditetapkan dalam Peraturan Daerah setempat, maka standar luas lahan dapat
disesuaikan;

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 61

2. Dalam hal rumah negara dibangun dalam bentuk bangunan gedung


bertingkat/rumah susun, maka luas lahan tersebut tidak berlaku, disesuaikan dengan
kebutuhan sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah;
3. Toleransi maksimal kelebihan luas tanah berdasarkan lokasi Rumah
Negara:
 DKI Jakarta : 20 %
 Ibu Kota Provinsi : 30 %
 Ibukota Kab/Kota : 40 %
 Perdesaan : 50 %
Perkecualian terhadap butir 3 apabila sesuai dengan ketentuan RTRW setempat atau
letak tanah disudut.

 STANDAR LUAS GEDUNG NEGARA LAINNYA


Standar luas gedung negara lainnya, seperti: sekolah/ universitas, rumah sakit, dan
lainnya mengikuti ketentuan- ketentuan luas ruang yang dikeluarkan oleh instansi yang
bersangkutan.

PERSYARATAN ADMINISTRATIF
Setiap bangunan gedung negara harus memenuhi persyaratan administratif baik pada tahap
pembangunan maupun pada tahap pemanfaatan bangunan gedung negara.
Persyaratan administratif bangunan gedung negara meliputi pemenuhan persyaratan:

 DOKUMEN PEMBIAYAAN
Setiap kegiatan pembangunan Bangunan Gedung Negara harus disertai/memiliki bukti
tersedianya anggaran yang diperuntukkan untuk pembiayaan kegiatan tersebut yang
disahkan oleh Pejabat yang berwenang sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang dapat berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) atau
dokumen lainnya yang dipersamakan, termasuk surat penunjukan/penetapan Kuasa
Pengguna Anggaran/ Kepala Satuan Kerja. Dalam dokumen pembiayaan pem-
bangunan bangunan gedung negara sudah termasuk:
a. biaya perencanaan teknis;
b. pelaksanaan konstruksi fisik;
c. biaya manajemen konstruksi/pengawasan konstruksi;
d. biaya pengelolaan kegiatan.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 62

 STATUS HAK ATAS TANAH


Setiap bangunan gedung negara harus memiliki kejelasan tentang status hak atas tanah
di lokasi tempat bangunan gedung negara berdiri. Kejelasan status atas tanah ini dapat
berupa hak milik atau hak guna bangunan. Status hak atas tanah ini dapat berupa
sertifikat atau bukti kepemilikan/hak atas tanah Instansi/lembaga pemerintah /negara
yang bersangkutan.
Dalam hal tanah yang status haknya berupa hak guna usaha dan/atau
kepemilikannya dikuasai sementara oleh pihak lain, harus disertai izin pemanfaatan
yang dinyatakan dalam perjanjian tertulis antara pemegang hak atas tanah atau pemilik
tanah dengan pemilik bangunan gedung, sebelum mendirikan bangunan gedung di atas
tanah tersebut.

 STATUS KEPEMILIKAN
Status kepemilikan bangunan gedung negara merupakan surat bukti kepemilikan
bangunan gedung sesuai peraturan perundang-undangan. Dalam hal terdapat
pengalihan hak kepemilikan bangunan gedung, pemilik yang baru wajib memenuhi
ketentuan sesuai peraturan perundang- undangan.

 PERIZINAN
Setiap bangunan gedung negara harus dilengkapi dengan dokumen perizinan yang
berupa: Izin Mendirikan Bangunan Gedung (IMB), Sertifikat Laik Fungsi (SLF) atau
keterangan kelaikan fungsi sejenis bagi daerah yang belum melakukan penyesuaian.

 DOKUMEN PERENCANAAN
Setiap bangunan gedung negara harus memiliki dokumen perencanaan, yang dihasilkan
dari proses perencanaan teknis, baik yang dihasilkan oleh Penyedia Jasa Perencana
Konstruksi, Tim Swakelola Perencanaan, atau yang berupa Disain Prototipe dari
bangunan gedung negara yang bersangkutan.

 DOKUMEN PEMBANGUNAN
Setiap bangunan gedung negara harus dilengkapi dengan dokumen pembangunan yang
terdiri atas: Dokumen Perencanaan, Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Dokumen
Pelelangan, Dokumen Kontrak Kerja Konstruksi, dan As Built Drawings, hasil uji

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 63

coba/test run operational, Surat Penjaminan atas Kegagalan Bangunan (dari penyedia
jasa konstruksi), dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) sesuai ketentuan.

 DOKUMEN PENDAFTARAN
Setiap bangunan gedung negara harus memiliki dokumen pendaftaran untuk
pencatatan dan penetapan Huruf Daftar Nomor ( HDNo ) meliputi Fotokopi:
a. Dokumen Pembiayaan/DIPA (otorisasi pembiayaan);
b. Sertifikat atau bukti kepemilikan/hak atas tanah;
c. Status kepemilikan bangunan gedung;
d. Kontrak Kerja Konstruksi Pelaksanaan;
e. Berita Acara Serah Terima I dan II;
f. As built drawings (gambar sesuai pelaksanaan konstruksi)
g. disertai arsip gambar/legger;
h. Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dan Sertifikat Laik
i. Fungsi (SLF); dan
j. Surat Penjaminan atas Kegagalan Bangunan (dari penyedia jasa konstruksi).

PERSYARATAN TEKNIS
Secara umum, persyaratan teknis bangunan gedung negara mengikuti ketentuan yang
diatur dalam:
- Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
- Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
- Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
- Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
- Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
- Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
- Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 6/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 64

- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman


Penyediaan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang
- Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2012 tentang Rencana Aksi
Nasional Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Tahun 2012- 2020 Kementerian
Pekerjaan Umum;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1/PRT/M/2014 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; dan
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 2/PRT/M/2015 tentang Bangunan
Gedung Hijau.
- Peraturan Menteri PUPR Nomor 14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan Kemudahan
Bangunan Gedung.
- Peraturan Menteri PUPR Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Bangunan Gedung
Negara
- Surat Keputusan Direktorat Jederal Cipta Karya nomor 146/KPTS/DC/2018,
tentang pembentukan Project Manajemen Unit Pembangunan atau Renovasi Pasar,
Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi Negeri, Perguruan Tinggi Keagamaan
Islam Negeri, Dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menegah Negeri.
- Standar teknis dan pedoman teknis yang dipersyaratkan.

Persyaratan teknis bangunan gedung negara harus tertuang secara lengkap dan jelas pada
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dalam Dokumen Perencanaan.
Secara garis besar, persyaratan teknis bangunan gedung negara adalah sebagai berikut:
 PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Persyaratan tata bangunan dan lingkungan bangunan gedung negara meliputi
ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam pembangunan bangunan gedung
negara dari segi tata bangunan dan lingkungannya, meliputi persyaratan peruntukan
dan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung, dan persyaratan
pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 65

(RTBL) Kabupaten/ Kota atau Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung


Kabupaten/Kota yang bersangkutan, yaitu:
 Peruntukan lokasi
Setiap bangunan gedung negara harus diselenggara-kan sesuai dengan peruntukan
lokasi yang diatur dalam RTRW Kabupaten/Kota dan/atau RTBL yang
bersangkutan.
 Koefisien dasar bangunan (KDB)
Ketentuan besarnya koefisien dasar bangunan mengikuti ketentuan yang diatur
dalam peraturan daerah setempat tentang bangunan gedung untuk lokasi yang
bersangkutan.
 Koefisien lantai bangunan (KLB)
Ketentuan besarnya koefisien lantai bangunan mengikuti ketentuan yang diatur
dalam peraturan daerah setempat tentang bangunan gedung untuk lokasi yang
bersangkutan.
 Ketinggian bangunan
Ketinggian bangunan gedung negara, sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan daerah setempat tentang ketinggian maksimum bangunan pada lokasi,
maksimum adalah 8 lantai.
Untuk bangunan gedung negara yang akan dibangun lebih dari 8 lantai, harus
mendapat persetujuan dari:
- Menteri Pekerjaan Umum atas usul Menteri/Ketua Lembaga, untuk bangunan
gedung negara yang pembiayaannya bersumber dari APBN dan/atau APBD;
- Menteri Pekerjaan Umum atas usul Menteri Negara BUMN, untuk bangunan
gedung negara yang pembiayaannya bersumber dari anggaran BUMN.
 Ketinggian langit-langit
Ketinggian langit-langit bangunan gedung kantor minimum adalah 2,80 meter
dihitung dari permukaan lantai. Untuk bangunan gedung olah-raga, ruang
pertemuan, dan bangunan lainnya dengan fungsi yang memerlukan ketinggian
langit-langit khusus, agar mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
dipersyaratkan.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 66

 Jarak antar blok/massa bangunan


Sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan daerah setempat tentang bangunan
gedung, maka jarak antar blok/massa bangunan harus mempertimbangkan hal-hal
seperti:
1) Keselamatan terhadap bahaya kebakaran;
2) Kesehatan termasuk sirkulasi udara dan pencaha- yaan;
3) Kenyamanan;
4) Keselarasan dan keseimbangan dengan lingkungan.

 Koefisien daerah hijau (KDH)


Perbandingan antara luas area hijau dengan luas persil bangunan gedung negara,
sepanjang tidak ber- tentangan dengan peraturan daerah setempat tentang bangunan
gedung, harus diperhitungkan dengan mempertimbangkan
1) daerah resapan air;
2) ruang terbuka hijau kabupaten/kota.
Untuk bangunan gedung yang mempunyai KDB kurang dari 40%, harus
mempunyai KDH minimum sebesar 15%.
 Garis sempadan bangunan
Ketentuan besarnya garis sempadan, baik garis sempadan bangunan maupun garis
sempadan pagar harus mengikuti ketentuan yang diatur dalam RTBL, peraturan
daerah tentang bangunan gedung, atau peraturan daerah tentang garis sempadan
bangunan untuk lokasi yang bersangkutan.
 Wujud arsitektur
Wujud arsitektur bangunan gedung negara harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1) mencerminkan fungsi sebagai bangunan gedung negara;
2) seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungan- nya;
3) indah namun tidak berlebihan;
4) efisien dalam penggunaan sumber daya baik dalam pemanfaatan maupun dalam
pemeliharaannya;
5) mempertimbangkan nilai sosial budaya setempat dalam menerapkan
perkembangan arsitektur dan rekayasa; dan
6) mempertimbangkan kaidah pelestarian bangunan baik dari segi sejarah
maupun langgam arsitektur- nya.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 67

 Kelengkapan Sarana dan Prasarana Bangunan


Bangunan gedung negara harus dilengkapi dengan prasarana dan sarana bangunan
yang memadai, dengan biaya pembangunannya diperhitungkan sebagai pekerjaan
non-standar. Prasarana dan sarana bangunan yang harus ada pada bangunan gedung
negara, seperti:
- Sarana parkir kendaraan;
- Sarana untuk penyandang cacat dan lansia;
- Sarana penyediaan air minum;
- Sarana drainase, limbah, dan sampah;
- Sarana ruang terbuka hijau;
- Sarana hidran kebakaran halaman;
- Sarana pencahayaan halaman;
- Sarana jalan masuk dan keluar;
- Penyediaan fasilitas ruang ibadah, ruang ganti, ruang bayi/ibu, toilet, dan
fasilitas komunikasi dan informasi.
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), serta Asuransi
- Setiap pembangunan bangunan gedung negara harus memenuhi persyaratan K3
sesuai yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja
dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: Kep.174/MEN/1986 dan 104/KPTS/
1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Satuan Kerja
Konstruksi, dan atau peraturan penggantinya;
- Ketentuan asuransi pembangunan bangunan gedung negara sesuai dengan
peraturan per- undang -undangan.

 PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN


Bahan bangunan untuk bangunan gedung negara harus memenuhi SNI yang
dipersyaratkan, diupayakan meng- gunakan bahan bangunan setempat/produksi dalam
negeri, termasuk bahan bangunan sebagai bagian dari komponen bangunan sistem
fabrikasi. Spesifikasi teknis bahan bangunan gedung negara meliputi ketentuan-
ketentuan :

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 68

 Bahan penutup lantai


- Bahan penutup lantai menggunakan bahan teraso, keramik, papan kayu, vinyl,
marmer, homogenius tile dan karpet yang disesuaikan dengan fungsi ruang dan
klasifikasi bangunannya;
- Adukan/perekat yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis dan
sesuai dengan jenis bahan penutup yang digunakan.
 Bahan dinding
Bahan dinding terdiri atas bahan untuk dinding pengisi atau partisi, dengan
ketentuan sebagai berikut:
- Bahan dinding pengisi : batu bata, beton ringan, bata tela, batako, papan kayu,
kaca dengan rangka kayu/aluminium, panel GRC dan/atau aluminium;
- Bahan dinding partisi : papan kayu, kayu lapis, kaca, calsium board, particle
board, dan/atau gypsum-board dengan rangka kayu kelas kuat II atau rangka
lainnya, yang dicat tembok atau bahan finishing lainnya, sesuai dengan fungsi
ruang dan klasifikasi bangunannya;
- Adukan/perekat yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis dan
sesuai jenis bahan dinding yang digunakan;
- Untuk bangunan sekolah tingkat dasar, sekolah tingkat lanjutan/menengah,
rumah negara, dan bangunan gedung lainnya yang telah ada komponen pra-
cetaknya, bahan dindingnya dapat menggunakan bahan pracetak yang telah ada.
 Bahan langit-langit
Bahan langit-langit terdiri atas rangka langit-langit dan penutup langit-langit:
1) Bahan kerangka langit-langit: digunakan bahan yang memenuhi standar teknis,
untuk penutup langit-langit kayu lapis atau yang setara, digunakan rangka kayu
klas kuat II dengan ukuran minimum:
- 4/6 cm untuk balok pembagi dan balok penggantung;
- 6/12 cm untuk balok rangka utama; dan
- 5/10 cm untuk balok tepi;
- Besi hollow atau metal furring 40 mm x 40 mm dan 40 mm x 20 mm lengkap
dengan besi penggantung Ø 8 mm dan pengikatnya.
Untuk bahan penutup akustik atau gypsum digunakan kerangka aluminium
yang bentuk dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan;

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 69

2) Bahan penutup langit-langit: kayu lapis, aluminium, akustik, gypsum, atau


sejenis yang disesuaikan dengan fungsi dan klasifikasi bangunannya;
3) Lapisan finishing yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis dan
sesuai dengan jenis bahan penutup yang digunakan.
 Bahan penutup atap
1) Bahan penutup atap bangunan gedung negara harus memenuhi ketentuan yang
diatur dalam SNI yang berlaku tentang bahan penutup atap, baik berupa atap
beton, genteng, metal, fibrecement, calsium board, sirap, seng, aluminium,
maupun asbes/asbes gelombang. Untuk penutup atap dari bahan beton harus
diberikan lapisan kedap air (water proofing). Penggunaan bahan penutup atap
disesuaikan dengan fungsi dan klasifikasi bangunan serta kondisi daerahnya;
2) Bahan kerangka penutup atap: digunakan bahan yang memenuhi Standar
Nasional Indonesia. Untuk penutup atap genteng digunakan rangka kayu kelas
kuat II dengan ukuran:
- 2/3 cm untuk reng atau 3/4 cm untuk reng genteng beton;
- 4/6 cm atau 5/7 cm untuk kaso, dengan jarak antar kaso disesuaikan ukuran
penampang kaso.
3) Bahan kerangka penutup atap non kayu:
- Gording baja profil C, dengan ukuran minimal 125 x 50 x 20 x 3,2;
- Kuda-kuda baja profil WF, dengan ukuran minimal 250 x150 x 8 x 7;
- Baja ringan (light steel);
- Beton plat tebal minimum 12 cm.
 Bahan kosen dan daun pintu/jendela
Bahan kosen dan daun pintu/jendela mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1) digunakan kayu kelas kuat/kelas awet II dengan ukuran jadi minimum 5,5 cm x
11 cm dan dicat kayu atau dipelitur sesuai persyaratan standar yang berlaku;
2) rangka daun pintu untuk pintu yang dilapis kayu lapis/teakwood digunakan
kayu kelas kuat II dengan ukuran minimum 3,5 cm x 10 cm, khusus untuk
ambang bawah minimum 3,5 cm x 20 cm. Daun pintu dilapis dengan kayu lapis
yang dicat atau dipelitur;
3) Daun pintu panil kayu digunakan kayu kelas kuat/kelas awet II, dicat kayu atau
dipelitur;

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 70

4) Daun jendela kayu, digunakan kayu kelas kuat/kelas awet II, dengan ukuran
rangka minimum 3,5 cm x 8 cm, dicat kayu atau dipelitur;
5) Rangka pintu/jendela yang menggunakan bahan aluminium ukuran
rangkanya disesuaikan dengan fungsi ruang dan klasifikasi bangunannya;
6) Penggunaan kaca untuk daun pintu maupun jendela disesuaikan dengan fungsi
ruang dan klasifikasi bangunannya;
7) Kusen baja profil E, dengan ukuran minimal 150 x 50 x 20 x 3,2 dan pintu baja
BJLS 100 diisi glas woll untuk pintu kebakaran.
3

 Bahan struktur
Bahan struktur bangunan baik untuk struktur beton bertulang, struktur kayu
maupun struktur baja harus mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang
Bahan Bangunan yang berlaku dan dihitung kekuatan strukturnya berdasarkan SNI
yang sesuai dengan bahan/struktur konstruksi yang bersangkutan.
Ketentuan penggunaan bahan bangunan untuk bangunan gedung negara tersebut
di atas, dimungkinkan disesuaikan dengan kemajuan teknologi bahan bangunan,
khususnya disesuaikan dengan kemampuan sumberdaya setempat dengan tetap
harus mempertimbangkan kekuatan dan keawetannya sesuai dengan peruntukan
yang telah ditetapkan. Ketentuan lebih rinci agar mengikuti ketentuan yang diatur
dalam SNI.

PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN


Struktur bangunan gedung negara harus memenuhi persyaratan keselamatan (safety) dan
kelayanan (serviceability) serta SNI konstruksi bangunan gedung, yang dibuktikan dengan
analisis struktur sesuai ketentuan. Spesifikasi teknis struktur bangunan gedung negara
secara umum meliputi ketentuan-ketentuan:
 STRUKTUR PONDASI
1) Struktur pondasi harus diperhitungkan mampu menjamin kinerja bangunan
sesuai fungsinya dan dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri,
beban hidup, dan gaya-gaya luar seperti tekanan angin dan gempa termasuk
stabilitas lereng apabila didirikan di lokasi yang berlereng.
Untuk daerah yang jenis tanahnya berpasir atau lereng dengan kemiringan di atas
15° jenis pondasinya disesuaikan dengan bentuk massa bangunan gedung untuk
menghindari terjadinya likuifaksi (liquifaction) pada saat terjadi gempa;

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 71

2) Pondasi bangunan gedung negara disesuaikan dengan kondisi tanah/lahan,


beban yang dipikul, dan klasifikasi bangunannya. Untuk bangunan yang dibangun
di atas tanah/lahan yang kondisinya memerlukan penyelesaian pondasi secara
khusus, maka kekurangan biayanya dapat diajukan secara khusus di luar biaya
standar sebagai biaya pekerjaan pondasi non-standar;
Untuk pondasi bangunan bertingkat lebih dari 3 lantai atau pada lokasi dengan
kondisi khusus maka perhitungan pondasi harus didukung dengan penye- lidikan
kondisi tanah/lahan secara teliti.

 STRUKTUR LANTAI
Bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Struktur lantai kayu
- dalam hal digunakan lantai papan setebal 2 cm, maka jarak antara balok-balok
anak tidak boleh lebih dari 60 cm, ukuran balok minimum 6/12 cm;
- balok-balok lantai yang masuk ke dalam pasangan dinding harus dilapis bahan
pengawet terlebih dahulu;
- bahan-bahan dan tegangan serta lendutan maksimum yang digunakan harus
sesuai dengan ketentuan SNI yang dipersyaratkan.
b. Struktur lantai beton
- lantai beton yang diletakkan langsung di atas tanah, harus diberi lapisan pasir
di bawahnya dengan tebal sekurang-kurangnya 5 cm, dan lantai kerja dari
beton tumbuk setebal 5 cm;
- bagi pelat-pelat lantai beton bertulang yang mempunyai ketebalan lebih dari
10 cm dan pada daerah balok (¼ bentang pelat) harus digunakan tulangan
rangkap, kecuali ditentukan lain berdasarkan hasil perhitungan struktur;
- bahan-bahan dan tegangan serta lendutan maksimum yang digunakan harus
sesuai dengan ketentuan SNI yang dipersyaratkan.
c. Struktur lantai baja
- tebal pelat baja harus diperhitungkan, sehingga bila ada lendutan masih dalam
batas kenyamanan;
- sambungan-sambungannya harus rapat betul dan bagian yang tertutup harus
dilapis dengan bahan pelapis untuk mencegah timbulnya korosi;

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 72

- bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan SNI
yang dipersyaratkan.

 STRUKTUR KOLOM
a. Struktur kolom kayu
- Dimensi kolom bebas diambil minimum 20 cm x 20 cm;
- Mutu Bahan dan kekuatan yang digunakan harussesuai dengan ketentuan SNI
yang dipersyaratkan.
b. Struktur kolom praktis dan balok pasangan bata:
- besi tulangan kolom praktis pasangan minimum 4 buah Ø 8 mm dengan jarak
sengkang maksimum 20 cm;
- adukan pasangan bata yang digunakan sekurang-
- kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama dengan adukan 1PC : 3 PS;
- Mutu bahan dan kekuatan yang digunakan harussesuai dengan ketentuan SNI
yang dipersyaratkan.
c. Struktur Kolom beton bertulang:
- kolom beton bertulang yang dicor di tempat harus mempunyai tebal minimum
15 cm diberi tulangan minimum 4 buah Ø 12 mm dengan jarak sengkang
maksimum 15 cm;
- selimut beton bertulang minimum setebal 2,5 cm;
- Mutu bahan dan kekuatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan SNI
yang dipersyaratkan.
d. Struktur kolom baja:
- kolom baja harus mempunyai kelangsingan (λ) maksimum 150;
- kolom baja yang dibuat dari profil tunggal maupun tersusun harus mempunyai
minimum 2 sumbu simetris;
- sambungan antara kolom baja pada bangunan
- bertingkat tidak boleh dilakukan pada tempat pertemuan antara balok dengan
kolom, dan harus mempunyai kekuatan minimum sama dengan kolom;
- sambungan kolom baja yang menggunakan las harus menggunakan las listrik,
sedangkan yang menggunakan baut harus menggunakan baut mutu tinggi;
- penggunaan profil baja tipis yang dibentuk dingin,x
- harus berdasarkan perhitungan-perhitungan yang memenuhi syarat kekuatan,
kekakuan, dan stabilitas yang cukup;

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 73

- Mutu bahan dan kekuatan yang digunakan harus sesuai dengan


ketentuan dalam SNI yang dipersyaratkan.
e. Struktur Dinding Geser
- Dinding geser harus direncanakan untuk secara bersama-sama dengan struktur
secara keseluruhan agar mampu memikul beban yang diperhitungkan terhadap
pengaruh-pengaruh aksi sebagai akibat dari beban-beban yang mungkin bekerja
selama umur layanan struktur, baik beban muatan tetap maupun muatan beban
sementara yang timbul akibat gempa dan angin;
- Dinding geser mempunyai ketebalan sesuai dengan ketentuan dalam SNI.

 STRUKTUR ATAP
a. Umum
- konstruksi atap harus didasarkan atas perhitungan- perhitungan yang dilakukan
secara keilmuan/ keahlian teknis yang sesuai;
- kemiringan atap harus disesuaikan dengan bahancpenutup atap yang akan
digunakan, sehingga tidak akan mengakibatkan kebocoran;
- bidang atap harus merupakan bidang yang rata,
- kecuali dikehendaki bentuk-bentuk khusus.
b. Struktur rangka atap kayu
- ukuran kayu yang digunakan harus sesuai dengan ukuran yang dinormalisir;
- rangka atap kayu harus dilapis bahan anti rayap;
- bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan SNI
yang diper-syaratkan.
c. Struktur rangka atap beton bertulang
Mutu bahan dan kekuatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan SNI
yang dipersyaratkan.
d. Struktur rangka atap baja
- sambungan yang digunakan pada rangka atap baja baik berupa baut, paku
keling, atau las listrik harus memenuhi ketentuan pada Pedoman Perencanaan
Bangunan Baja untuk Gedung;
- rangka atap baja harus dilapis dengan pelapis anti korosi;
- bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan SNI
yang dipersyaratkan;

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 74

- untuk bangunan sekolah tingkat dasar, sekolah tingkat lanjutan/menengah,


dan rumah negara yang telah ada komponen fabrikasi, struktur rangka atapnya
dapat menggunanakan komponen prefabrikasi yang telah ada.
Persyaratan struktur bangunan sebagaimana butir 3 huruf a s.d. d di atas secara lebih
rinci mengikuti ketentuan yang diatur dalam SNI yang dipersyaratkan.

 STRUKTUR BETON PRACETAK


1) Komponen beton pracetak untuk struktur bangunan gedung negara dapat berupa
komponen pelat, balok, kolom dan/atau panel dinding;
2) Perencanaan komponen struktur beton pracetak dan sambungannya harus
mempertimbangkan semua kondisi pembebanan dan “kekangan” deformasi mulai
dari saat pabrikasi awal, hingga selesainya pelaksanaan struktur, termasuk
pembongkaran cetak- an, penyimpanan, pengangkutan, dan pemasangan;
3) Gaya-gaya antar komponen-komponen struktur dapat disalurkan menggunakan
sambungan grouting, kunci geser, sambungan mekanis, sambungan baja tulangan,
pelapisan dengan beton bertulang cor setempat, atau kombinasi;
4) Sistem struktur beton pracetak boleh digunakan bila dapat ditunjukan dengan
pengujian dan analisis bahwa sistem yang diusulkan akan mempunyai kekuatan
dan “ketegaran” yang minimal sama dengan yang dimiliki oleh struktur beton
monolit yang setara;
5) Komponen dan sistem lantai beton pracetak
- Sistem lantai pracetak harus direncanakan agar mampu menghubungkan
komponen struktur hingga terbentuk sistem penahan beban lateral
- (kondisi diafragma kaku). Sambungan antara diafragma dan komponen-
komponen struktur yang ditopang lateral harus mempunyai kekuatan tarik
nominal minimal 45 KN/m;
- Komponen pelat lantai yang direncanakankomposit dengan beton cor setempat
harus memiliki tebal minimum 50 mm;
- Komponen pelat lantai yang direncanakan tidak komposit dengan beton cor
setempat harus memiliki tebal minimum 65 mm;
6) Komponen kolom pracetak harus memiliki kuat tarik nominal tidak kurang dari 1,5
luas penampang kotor (Ag dalam KN);

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 75

7) Komponen panel dinding pracetak harus mempunyai minimum dua tulangan


pengikat per panel dengan memiliki kuat tarik nominal tidak kurang dari 45 KN per
tulangan pengikat;
8) Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan SNI
yang dipersyaratkan.

 BASEMEN
1) Pada galian basemen harus dilakukan perhitungan terinci mengenai keamanan
galian;
2) Untuk dapat melakukan perhitungan keamanan galian, harus dilakukan test tanah
yang dapat mendukung perhitungan tersebut sesuai standar teknis dan pedoman
teknis serta ketentuan peraturan perundang- undangan;
3) Angka keamanan untuk stabilitas galian harus memenuhi syarat sesuai standar
teknis dan pedoman teknis serta ketentuan peraturan perundang-undangan. Faktor
keamanan yang diperhitungkan adalah dalam aspek sistem galian, sistem penahan
beban lateral, heave dan blow in;
4) Analisis pemompaan air tanah (dewatering) harus memperhatikan keamanan
lingkungan dan memper- hitungkan urutan pelaksanaan pekerjaan. Analisis
dewatering perlu dilakukan berdasarkan parameter- parameter desain dari suatu uji
pemompaan (pumping test);
5) Bagian basemen yang ditempati oleh peralatan utilitas bangunan yang rentan
terhadap air harus diberi perlindungan khusus jika bangunan gedung negara terletak
di daerah banjir.

PERSYARATAN UTILITAS BANGUNAN


Utilitas yang berada di dalam dan di luar bangunan gedung negara harus memenuhi SNI
yang dipersyaratkan. Spesifikasi teknis utilitas bangunan gedung negara meliputi
ketentuan- ketentuan:
 AIR MINUM
1) Setiap pembangunan baru bangunan gedung negara harus dilengkapi dengan
prasarana air minum yang memenuhi standar kualitas, cukup jumlahnya dan
disediakan dari saluran air berlangganan kota (PDAM), atau sumur, jumlah
kebutuhan minimum 100 lt/orang/hari;

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 76

2) Setiap bangunan gedung negara, selain rumah negara (yang bukan dalam
bentuk rumah susun), harus menyediakan air minum untuk keperluan pemadaman
kebakaran dengan mengikuti keten- tuan SNI yang dipersyaratkan, reservoir
minimum menyediakan air untuk kebutuhan 45 menit operasi pemadaman api
sesuai dengan kebutuhan dan perhitungan;
3) Bahan pipa yang digunakan dan pemasangannya harus mengikuti ketentuan teknis
yang ditetapkan.

 PEMBUANGAN AIR KOTOR


1) Pada dasarnya pembuangan air kotor yang berasal dari dapur, kamar mandi, dan
tempat cuci, harus dibuang atau dialirkan ke saluran umum kota;
2) Semua air kotor yang berasal dari dapur, kamar mandi, dan tempat cuci,
pembuangannya harus melalui pipa tertutup dan/atau terbuka sesuai dengan
persyaratan yang berlaku;
3) Dalam hal ketentuan dalam butir 1) tersebut tidak mungkin dilaksanakan, karena
belum terjangkau oleh saluran umum kota atau sebab-sebab lain yang dapat
diterima oleh instansi teknis yang berwenang, maka pembuangan air kotor harus
dilakukan melalui proses pengolahan dan/atau peresapan;
4) Air kotor dari kakus harus dimasukkan ke dalam septictank yang mengikuti
standar yang berlaku.

 PEMBUANGAN LIMBAH
1) Setiap bangunan gedung negara yang dalam pemanfaatannya mengeluarkan
limbah domestik cair atau padat harus dilengkapi dengan tempat penampungan dan
pengolahan limbah, sesuai dengan ketentuan;
2) Tempat penampungan dan pengolahan limbah dibuat dari bahan kedap air, dan
memenuhi persyaratan teknis yang berlaku sehingga tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan;
3) Ketentuan lebih lanjut mengikuti SNI yang dipersyaratkan.

 PEMBUANGAN SAMPAH
1) Setiap bangunan gedung negara harus menyediakan tempat sampah dan
penampungan sampah sementara yang besarnya disesuaikan dengan volume

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 77

sampah yang dikeluarkan setiap harinya, sesuai dengan ketentuan, produk


sampah minimum 3,0 lt/orang/hari;
2) Tempat penampungan sampah sementara harus dibuat dari bahan kedap air,
mempunyai tutup, dan dapat dijangkau secara mudah oleh petugas pembuangan
sampah dari Dinas Kebersihan setempat;
3) Gedung negara dengan fungsi tertentu (seperti: rumah sakit, gedung percetakan
uang negara) harus dilengkapi incenerator sampah sendiri;
4) Ketentuan lebih lanjut mengikuti SNI yang dipersyaratkan.

 SALURAN AIR HUJAN


1) Pada dasarnya air hujan harus ditahan lebih lama di dalam tanah sebelum dialirkan
ke saluran umum kota, untuk keperluan penyediaan dan pelestarian air tanah;
2) Air hujan dapat dialirkan ke sumur resapan melalui proses peresapan atau cara lain
dengan persetujuan instansi teknis yang terkait;
3) Ketentuan lebih lanjut mengikuti SNI yang dipersyaratkan.

 SARANA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA


KEBAKARAN
Setiap bangunan gedung negara harus mempunyai fasilitas pencegahan dan
penanggulangan terhadap bahaya kebakaran, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
dalam:
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Ketentuan Teknis Pengamanan
terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan dan Lingkungan; dan
- Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Daerah tentang
Penanggulangan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran; beserta standar-standar
teknis yang terkait.

 INSTALASI LISTRIK
1) Pemasangan instalasi listrik harus aman dan atas dasar hasil perhitungan yang
sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik;
2) Setiap bangunan gedung negara yang dipergunakan untuk kepentingan umum,
bangunan khusus, dan gedung kantor tingkat Kementerian/Lembaga, harus
memiliki pembangkit listrik darurat sebagai cadangan, yang catudayanya dapat
memenuhi kesinambungan pelayanan, berupa genset darurat dengan minimum

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 78

3) 40 % daya terpasang;
4) Penggunaan pembangkit tenaga listrik darurat harus memenuhi syarat keamanan
terhadap gangguan dan tidak boleh menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan, knalpot diberi sillencer dan dinding rumah genset diberi peredam
bunyi.

 PENERANGAN DAN PENCAHAYAAN


1) Setiap bangunan gedung negara harus mempunyai pencahayaan alami dan
pencahayaan buatan yang cukup sesuai dengan fungsi ruang dalam bangunan
tersebut, sehingga kesehatan dan kenyamanan pengguna bangunan dapat
terjamin;
2) Ketentuan teknis dan besaran dari pencahayaan alami dan pencahayaan buatan
mengikuti standar dan pedoman teknis yang berlaku.

 PENGHAWAAN DAN PENGKONDISIAN UDARA


1) Setiap bangunan gedung negara harus mempunyai sistem penghawaan/ventilasi
alami dan buatan yang cukup untuk menjamin sirkulasi udara yang segar di dalam
ruang dan bangunan;
2) Dalam hal tidak dimungkinkan menggunakan sistem penghawaan atau ventilasi
alami, dapat menggunakan sistem penghawaan buatan dan/atau pengkondisian
udara dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip konservasi energi;
3) Pemilihan jenis alat pengkondisian udara harus sesuai dengan fungsi bangunan,
dan perletakan instalasinya tidak mengganggu wujud bangunan;
4) Ketentuan teknis sistem penghawaan/ventilasi alami dan buatan serta
pengkondisian udara yang lebih rinci harus mengikuti standar dan pedoman
teknis yang berlaku.

 SARANA TRANSPORTASI DALAM BANGUNAN GEDUNG


1) Setiap bangunan gedung negara bertingkat harus dilengkapi dengan sarana
transportasi vertikal yang aman, nyaman, berupa tangga, ramp, eskalator, dan/atau
elevator (lif);
2) Penempatan, jumlah tangga dan ramp harus memperhatikan fungsi dan luasan
bangunan gedung, konstruksinya harus kuat/kokoh, dan sudut kemiringannya tidak

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 79

boleh melebihi 35˚, khusus untuk ramp aksesibilitas kemiringannya tidak boleh
melebihi 7˚;
3) Penggunaan eskalator dapat dipertimbangkan untuk pemenuhan kebutuhan khusus
dengan memper- hatikan keselamatan pengguna dan keamanan konstruksinya;
4) Penggunaan lif harus diperhitungkan berdasarkan fungsi bangunan, jumlah
pengguna, waktu tunggu, dan jumlah lantai bangunan;
5) Pemilihan jenis lif harus mempertimbangkan kemu- dahan bagi penyandang cacat,
lanjut usia dan kebutuhan khusus;
6) Salah satu ruang lif harus menggunakan selubung lif dengan dinding tahan api yang
dapat digunakan sebagai lif kebakaran;
7) Ketentuan teknis tangga, ramp, eskalator dan elevator (lif) yang lebih rinci harus
mengikuti standar dan pedoman teknis.

 SARANA KOMUNIKASI
1) Pada prinsipnya, setiap bangunan gedung negara harus dilengkapi dengan sarana
komunikasi intern dan ekstern;
2) Penentuan jenis dan jumlah sarana komunikasi harus berdasarkan pada fungsi
bangunan dan kewajaran kebutuhan;
3) Ketentuan lebih rinci harus mengikuti standar dan pedoman teknis.

 SISTEM PENANGKAL/PROTEKSI PETIR


1) Penentuan jenis dan jumlah sarana sistem penangkal/proteksi petir untuk
bangunan gedung negara harus berdasarkan perhitungan yang mengacu
pada lokasi bangunan, fungsi dan kewajaran kebutuhan;
2) Ketentuan teknis sistem penangkal/proteksi petir yang lebih rinci harus mengikuti
standar dan pedoman teknis.

 INSTALASI GAS
1) Instalasi gas yang dimaksud meliputi:
- instalasi gas pembakaran seperti gas kota dan gas elpiji;
- instalasi gas medis, seperti gas oksigen (O2), gas dinitro oksida (N2O), gas
carbon dioksida (CO2) dan udara tekan medis.
2) Ketentuan teknis instalasi gas yang lebih rinci harus mengikuti standar dan
pedoman teknis.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 80

 KEBISINGAN DAN GETARAN


1) Bangunan gedung negara harus memperhitungkan batas tingkat kebisingan dan
atau getaran sesuai dengan fungsinya, dengan mempertimbangkan kenyamanan dan
kesehatan sesuai diatur dalam standar teknis yang dipersyaratkan;
2) Untuk bangunan gedung negara yang karena fungsinya mensyaratkan baku
tingkat kebisingan dan/atau getaran tertentu, agar mengacu pada hasil analisis
mengenai dampak lingkungan yang telah dilakukan atau ditetapkan oleh ahli.

 AKSESIBILITAS DAN FASILITAS BAGI PENYANDANG CACAT DAN


YANG BERKEBUTUHAN KHUSUS
1) Bangunan gedung negara yang berfungsi untuk pelayanan umum harus
dilengkapi dengan fasilitas yang memberikan kemudahan bagi penyandang cacat
dan yang berkebutuhan khusus antara lain lansia, ibu hamil dan menyusui, seperti
rambu dan marka, parkir, ram, tangga, lif, kamar mandi dan peturasan, wastafel,
jalur pemandu, telepon, dan ruang ibu dan anak;
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai aksesibilitas bagi penyandang cacat dan yang
berkebutuhan khusus mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Aksesibilitas dan Fasilitas
pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN


Setiap bangunan gedung negara harus dilengkapi dengan sarana penyelamatan dari
bencana atau keadaan darurat, serta harus memenuhi persyaratan standar sarana
penyelamatan bangunan sesuai SNI yang dipersyaratkan. Spesifikasi teknis sarana
penyelamatan bangunan gedung negara meliputi ketentuan-ketentuan:
 TANGGA DARURAT
1) Setiap bangunan gedung negara yang bertingkat lebih dari 3 lantai, harus
mempunyai tangga darurat/penyelamatan minimal 2 buah dengan jarak maksimum
45 m (bila menggunakan sprinkler jarak bisa 1,5 kali);
2) Tangga darurat/penyelamatan harus dilengkapi dengan pintu tahan api, minimum 2
jam, dengan arah pembukaan ke tangga dan dapat menutup secara otomatis dan
dilengkapi fan untuk memberi tekanan positif. Pintu harus dilengkapi dengan lampu
dan petunjuk KELUAR atau EXIT yang menyala saat listrik/PLN mati. Lampu exit
dipasok dari bateri UPS terpusat;

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 81

3) Tangga darurat/penyelamatan yang terletak di dalam bangunan harus dipisahkan


dari ruang-ruang lain dengan pintu tahan api dan bebas asap, pencapaian mudah,
serta jarak pencapaian maksimum 45 m dan min 9 m;
4) Lebar tangga darurat/penyelamatan minimum adalah 1,20 m;
5) Tangga darurat/penyelamatan tidak boleh berben-tuk tangga melingkar vertikal,
exit pada lantai dasar langsung kearah luar;
6) Ketentuan lebih lanjut tentang tangga darurat / penyelamatan mengikuti ketentuan-
ketentuan yang diatur dalam standar teknis.

 PINTU DARURAT
1) Setiap bangunan gedung negara yang bertingkat lebih dari 3 lantai harus
dilengkapi dengan pintu darurat minimal 2 buah;
2) Lebar pintu darurat minimum 100 cm, membuka ke arah tangga penyelamatan,
kecuali pada lantai dasar membuka kearah luar (halaman);
3) Jarak pintu darurat maksimum dalam radius/jarak capai 25 meter dari setiap
titik posisi orang dalam satu blok bangunan gedung;
4) Ketentuan lebih lanjut tentang pintu darurat mengikuti ketentuan-ketentuan yang
diatur dalam standar yang dipersyaratkan.

 PENCAHAYAAN DARURAT DAN TANDA PENUNJUK ARAH EXIT


1) Setiap bangunan gedung negara untuk pelayanan dan kepentingan umum seperti:
kantor, pasar, rumah sakit, rumah negara bertingkat (rumah susun), asrama,
sekolah, dan tempat ibadah harus dilengkapi dengan pencahayaan darurat dan tanda
penunjuk arah KELUAR/EXIT yang menyala saat keadaan darurat;
2) Tanda KELUAR/EXIT atau panah penunjuk arah harus ditempatkan pada
persimpangan koridor, jalan ke luar menuju ruang tangga darurat, balkon atau teras,
dan pintu menuju tangga darurat;
3) Ketentuan lebih lanjut tentang pencahayaan darurat dan tanda penunjuk arah
KELUAR/EXIT yang lebih rinci harus mengikuti standar dan pedoman teknis.

 KORIDOR/SELASAR
1) Lebar koridor bersih minimum 1,80 m;
2) Jarak setiap titik dalam koridor ke pintu darurat atau arah keluar yang terdekat tidak
boleh lebih dari 25 m;

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 82

3) Koridor harus dilengkapi dengan tanda-tanda penunjuk yang menunjukkan arah ke


pintu darurat atau arah keluar;
4) Panjang gang buntu maximum 15 m apabila dilengkapi dengan sprinkler dan 9
m tanpa sprinkler.

 SISTEM PERINGATAN BAHAYA


1) Setiap bangunan gedung negara untuk pelayanan dan kepentingan umum seperti:
kantor, pasar, rumah sakit, rumah negara bertingkat (rumah susun), asrama,
sekolah, dan tempat ibadah harus dilengkapi dengan sistem komunikasi internal dan
sistem peringatan bahaya;
2) Sistem peringatan bahaya dan komunikasi internal tersebut mengacu pada
ketentuan SNI yang dipersyaratkan.

 FASILITAS PENYELAMATAN
Setiap lantai bangunan gedung negara harus diberi fasilitas penyelamatan berupa
meja yang cukup kuat, sarana evakuasi yang memadai sebagai fasilitas perlindungan
saat terjadi bencana mengacu pada ketentuan SNI yang dipersyaratkan.

D. PENDEKATAN AKSESIBILITAS
PENCAPAIAN BANGUNAN
Pencapaian bangunan atau aksesbilitas adalah suatu kemudahan yang disediakan bagi
semua orang, termasuk yang memiliki ketidak-mampuan fisik—seperti misalnya,
penyandang cacat, lanjut usia, ibu hamil dan penyandang cacat akibat penyakit tertentu—
guna mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan
pada suatu lingkungan terbangun.
 AKSESIBEL
menggambarkan kondisi suatu tapak, bangunan, fasilitas, atau bagian darinya yang
memenuhi standar pedoman ini.
 ELEMEN BANGUNAN
komponen arsitektural atau mekanikal dari suatu bangunan, fasilitas, ruang atau tapak.
Contoh-contoh elemen tersebut seperti telepon, curb-ramp, pintu, tempat duduk atau
WC.
 RUTE AKSESIBEL

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 83

Suatu jalur lintasan tanpa penghalang yang langsung menghubungkan suatu elemen
dan ruang aksesi dari bangunan. Rute aksesibel interior dapat termasuk koridor,
lantai, ramp, lift. Rute aksesibel eksterior dapat termasuk ruang akses parkir, ramp-
curb, trotoir pada jalan kendaraan, ramp, dan lain. Bangunan : setiap struktur yang
digunakan atau dimaksudkan untuk menunjang atau mewadahi suatu penggunaan atau
kegiatan.
- Bagian bangunan : bagian ruang dari bangunan seperti kamar, koridor, ruang
untuk kegiatan tertentu dsb.
- Ruang Lantai Bebas : ruang lantai atau tanah yang tidak terhalang, minimum
diwajibkan untuk menampung sebuah kursi roda dan penggunanya.
- Rambu : tanda-tanda yang bersifat verbal ( informasi yang dapat didengar),
bersifat visual (informasi yang berupa gambar), simbol, atau yang dapat
dirasa/diraba.
- Ruang : suatu daerah yang dapat ditentukan batasnya, seperti kamar, toilet,
hall, tempat pertemuan, jalan masuk, gudang, dan lobby.
- Jalur Pemandu : jalur yang digunakan bagi pejalan kaki, termasuk untuk
penyandang cacat yang memberikan panduan arah dan tempat tertentu.

PERSYARATAN TEKNIS AKSESBILITAS


Dalam rangka menciptakan lingkungan binaan yang memenuhi persyaratan aksesibilitas
maka diperlukan persyaratan bangunan gedung dan lingkungannya yang didasarkan
kepada prinsip-prinsip sebagai berikut:
d. Kegiatan perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan bangunan umum, tapak bangunan,
dan lingkungan di luar bangunan harus dilakukan secara terpadu untuk menciptakan
lingkungan aksesibel yang menyeluruh.
e. Setiap kegiatan perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan lingkungan di luar
bangunan yang dikunjungi dan digunakan masyarakat umum secara luas harus
memperhatikan persyaratan aksesibilitas terutama pada :
- Ukuran dasar
- Jalur pedestrian
- Jalur pemandu
- Area parkir
- Landaian (ramp)

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 84

- Rambu
f. Setiap kegiatan perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan tapak bangunan umum yang
memiliki luas lantai sama atau lebih besar dari 300 m2 perlantai harus memperhatikan
persyaratan aksesibilitas terutama:
- Ukuran dasar
- Jalan pedestrian
- Jalur pemandu
- Area parkir
- Ramp
- Rambu

g. Setiap kegiatan perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan bangunan umum yang


memiliki luas lantai sama atau lebih besar dari 300 m2 perlantai harus memperhatikan
persyaratan aksesibilitas terutama:
- Ukuran dasar
- Ramp
- Pintu
- Tangga
- Lift
- Kamar kecil
- Pancuran
- Wastafel
- Perabot
- Perlengkapan
- Rambu
h. Persyaratan aksesibilitas suatu fasilitas dalam bangunan dimungkinkan digunakan
pada tapak bangunan, atau lingkungan di luar bangunan. Demikian pula sebaliknya, jika
dalam persyaratan aksesibilitas fasilitas di luar bangunan atau tapak bangunan digunakan
di dalam bangunan, maka butir-butir persyaratan aksesibilitas dalam pedoman ini bisa
digunakan sesuai dengan kebutuhan.
Misalnya: kamar kecil atau telepon umum yang berada di taman, area parkir yang berada
di dalam bangunan, dan kasus-kasus sejenis.
i. Pada kondisi lingkungan di luar bangunan yang belum aksesibel, setiap perencanaan,
perancangan, dan pelaksanaan konstruksi bangunan umum beserta tapaknya tetap

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 85

diwajibkan memenuhi persyaratan aksesibilitas, sehingga akan mendorong terciptanya


lingkungan yang aksesibel di masa mendatang.

BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


 JALUR PEDESTRIAN
Jalan yang digunakan untuk berjalan kaki atau berkursi roda bagi penyandang cacat,
dirancang berdasar perbedaan terbesar orang untuk bergerak aman, bebas dan tak
terhalang.
Syarat:
a. Permukaan
Permukaan jalan harus stabil, kuat, tahan cuaca, bertekstur halus tetapi tidak licin.
Hindari sambungan atau konstraksi pada permukaan, kalaupun terpaksa ada,
tingginya harus tidak lebih dari 1,25 cm. Apabila menggunakan karpet ujungnya
harus kencang dan mempunyai trim yang permanen.
b. Kemiringan/gradient
Gradient di bawah 5% dan tiap-tiap 90m terdapat pemberhentian untuk istirahat.
c. Area istirahat
Membantu pengguna jalan terutama bagi mereka yang menggunakan alat.
d. Cahaya/penerangan
Berkisar antara 15-150 cm.kandela tergantung pada intensitas pemakaian, tingkat
bahaya dan kebutuhan relatif keamanan.
e. Perawatan
Diharuskan untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan karena adanya kerusakan.
f. Drainasi
Tidak mengganggu dan membahayakan. Dibuat tegak lurus dengan arah jalan
dengan lubang maksimal 1,5 cm. Mudah dibersihkan dan lubang dijauhkan dari tepi
ramp sehingga tidak mendatangkan bahaya.
g. Ukuran dan penghalang
Lebar minimum 95 cm untuk jalur searah dan 150 cm untuk dua arah. Jalur
pedestrian bebas dari pohon, rambu dan benda-benda pelengkap jalan yang
melintang.
h. Tepi ramp dan trailing tongkat tuna netra

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 86

Penting bagi penghentian roda kendaraan dan tongkat tuna netra ke arah area yang
berbahaya.Penyetop dibuat setinggi minimum 10 cm dan lebar 15 cm sepanjang
jalur pedestrian.
i. Bebas dari pohon, rambu, dan benda-benda pelengkap jalan.

PRINSIP JALUR PEDESTRIAN


 JALUR PEMANDU
Jalur yang memandu tuna netra untuk berjalan dengan memanfaatkan tekstur ubin
pengarah dan tekstur ubin peringatan terhadap situasi di sekitar jalur yang bisa
membahayakan tuna netra.
Syarat:
a. Tekstur ubin garis-garis menunjukkan arah yang benar untuk diikuti.
b. Tekstur ubin dot (bulat) memberi peringatan terhadap situasi di sekitar jalur
pemandu.
c. Daerah-daerah yang harus menggunakan ubin tekstur pemandu (guiding blocks):
- Di depan jalur lalu-lintas kendaraan.
- Di depan pintu masuk/keluar dari dan ke tangga atau fasilitas persilangan
dengan perbedaan ketinggian lantai.
- Di pintu masuk/keluar pada terminal transportasi umum atau area
penumpang.
- Pada pedestrian yang menhubungkan antara jalan dan bangunan.
- Pada pemandu arah dari fasilitas umum ke stasiun transportasi umum
terdekat.
d. Pemasangan ubin tekstur untuk jalur pemandu pada pedestrian yang telah ada perlu
memperhatikan tekstur dari ubin eksisting sedemikian sehingga tidak terjadi
kebingungan tuna netra dalam merasakan tekstur ubin pemandu dan tekstur ubin
lainnya.

 AREA PARKIR
Fasilitas parkir adalah tempat parkir kendaraan yang dikendarai oleh penyandang cacat,
sehingga diperlukan tempat yang lebih luas untuk naik turun kursi roda, daripada
tempat parkir yang biasa. Sedangkan daerah untuk menaik-turunkan penumpang

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 87

(Passenger Loading Zones) adalah tempat bagi semua penumpang, termasuk


penyandang cacat, untuk naik atau turun dari kendaraan.
Syarat:
a. Fasilitas parkir kendaraan :
- Tempat parkir penyandang cacat terletak pada rute terdekat menuju
bangunan/ fasilitas yang dituju, dengan jarak maksimum 60 meter.
- Atau jika parkir tidak berhubungan langsung dengan bangunan, misalnya pada
parkir taman dan tempat terbukla lainnya, maka tempat parkir harus
diletakkan sedekat mungkin dengan pintu gerbang masuk dan jalur pedestrian.
- Area parkir harus cukup mempunyai ruang bebas di sekitarnya sehingga
pengguna berkursi roda dapat dengan mudah masuk dan keluar dari
kendaraannya.
- Area parkir khusus penyandang cacat ditandai dengan simbol/tanda umum yang
berlaku.
- Pada lot parkir penyandang cacat disediakan ramp trotorir di kedua sisi
kendaraan.
- Ruang parkir mempunyai lebar 370 cm untuk parkir tunggal atau 670 cm untuk
parkir ganda dan sudah dihubungkan dengan ramp dan jalan menuju
fasilitas-fasilitas lainnya.
- Dilarang meletakkan kursi roda di belakang mobil yang diparkir.

b. Daerah menaik-turunkan penumpang :


- Kedalaman minimal dari daerah naik turun penumpang dari jalan atau jalur lalu-
lintas sibuk adalah 360 cm dan dengan panjang minimal 600 cm.
- Dilengkapi dengan fasilitas ramp, jalur pedestrian dan tanda-tanda bagi
penyandang tuna netra.
- Kemiringan maksimal 1 : 20 dengan permukaan yang rata di semua bagian.
- Diberi rambu yang biasa digunakan untuk mempermudah dan membedakan
dengan fasilitas serupa bagi umum

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 88

Tipikal ruang parkir

 PINTU
Pintu adalah bagian dari suatu tapak, bangunan atau ruang yang merupakan tempat
untuk masuk dan keluar.Pada umumnya dilengkapi dengan penutup (daun pintu).
Syarat:
a. Pintu pagar ke tapak bangunan harus mudah dibuka dan ditutup oleh penyandang
cacat.
b. Pintu keluar/masuk utama memiliki lebar bukaan minimal 90 cm, dan pintu-pintu
yang kurang penting memiliki lebar bukaan minimal 80 cm.
c. Di sekitar pintu masuk sedapat mungkin dihindari adanya ramp atau perbedaan
ketinggian lantai.
d. Jenis pintu yang penggunaannya tidak dianjurkan:
- Pintu geser.
- Pintu yang berat, dan sulit untuk dibuka/ditutup.
- Pintu dengan dua daun pintu yang berukuran kecil
- Pintu yang terbuka kekedua arah ( ―dorong dan ―tarik )
- Pintu dengan bentuk pegangan yang sulit dioperasikan terutama bagi tuna netra

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 89

e. Penggunaan pintu otomatis diutamakan yang peka terhadap bahaya kebakaran


karena sangat praktis bagi penyandang cacat. Pintu tersebut tidak boleh membuka
lebih cepat dari 3 detik dan mudah menutup kembali.
f. Hindari penggunaan bahan lantai yang licin di sekitar pintu
g. Alat-alat penutup pintu otomatis perlu dipasang agar pintu dapat menutup dengan
sempurna. Pintu terbuka sebagian berbahaya bagi penyandang cacat
h. Plat tendang yang diletakkan di bagian bawah pintu diperlukan bagi pengguna kursi
roda

Ukuran pintu dua daun


 RAMP
Merupakan alternatif rute/ jalan untuk orang-orang yang tidak bisa menggunakan tangga
Syarat:

a. Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak boleh melebihi rasio 1:12,
perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan/ akhiran ramp (curb
ramps/landing). Sedangkan kemiringan suatu ramp yang ada di luar bangunan
adalah 1:15 .
b. Maksimum panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 1:12) tidak boleh
lebih dari 900 cm. Ramp dengan kemiringan yang lebih rendah bisa menjadi lebih
panjang.
c. Lebar minimum dari ramp adalah 95 cm. Untuk ramp yang juga digunakan sekaligus
untuk pejalan kaki dan pelayanan angkutan barang harus dipertimbangkan secara
seksama lebarnya, sedemikian sehingga bisa dipakai untuk kedua fungsi tersebut,
atau dilakukan pemisahan ramp dengan fungsi sendiri-sendiri. Untuk ramp atau
ramp dengan fungsi ganda melayani angkutan barang, harus diperhitungkan secara
tersendiri.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 90

d. Landing atau muka datar pada awalan atau akhiran ramp dari suatu ramp harus bebas
dan datar sehingga memungkinkan, sekurang-kurangnya untuk memutar kursi
dengan ukuran minimum 150 cm.
e. Permukaan datar dari landing (baik awalan atau akhiran ramp) harus memiliki
tekstur sehingga tidak licin baik diwaktu hujan atau tidak.
f. Pembatas rendah pinggir ramp (low curb) dirancang untuk menghalangi roda kursi
roda agar tidak terperosok atau keluar dari jalur ramp. Apabila berbatasan langsung
dengan lalu-lintas jalan umum atau persimpangan harus dibuat sedemikian rupa agar
tidak mengganggu jalan umum.
g. Ramp harus diterangi dengan pencahayaan yang cukup yang akan membantu
penggunaan ramp saat malam hari. Penerangan khususnya disediakan pada bagian-
bagian ramp yang memiliki ketinggian terhadap muka tanah sekitarnya dan bagian-
bagian yang membahayakan.
h. Ramp harus dilengkapi dengan pegangan (handrail) yang dijamin kekuatannya dan
dengan ketinggian yang sesuai untuk pengguna ramp.

Kemiringan ramp

 TANGGA
Ruang dan fasilitas bagi pergerakan vertikal yang dirancang dengan mempertimbangkan
ukuran dan kemiringan pijakan dan tanjakan dengan lebar yang cukup untuk berpapasan
dan aman
Syarat:
a. Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam
b. Harus memiliki kemiringan yang kurang dari 600

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 91

c. Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan pengguna


tangga.
d. Harus dilengkapi dengan handrail pada kedua sisinya
e. Handrail (pegangan rambat) harus mudah dipegang dengan ketinggian 70-90 cm
dari lantai dan bebas dari elemen konstruksi yang mengganggu dan bagian ujungnya
harus bulat atau dibelokkan dengan baik ke arah lantai, dinding atau tiang
f. Handrail harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-ujungnya (puncak dan
bagian bawah) dengan 10-15 cm.
g. Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, maka tangga harus dirancang sehingga
tidak ada air hujan yang menggenang.

Tipikal tangga

 LIFT
Elevator dan lift adalah alat mekanis-elektris untuk membantu pergerakan vertikal di
dalam bangunan baik yang digunakan khusus bagi penyandang cacat atau kombinasi
dengan lift barang.
Syarat:
a. Paling tidak satu elevator/ lift yang aksesibel harus ada pada jalur aksesibel dan
memenuhi Peraturan Keselamatan yang telah ditetapkan secara umum.
b. Sistem otomatis Elevator harus menggunakan sistem kerja bersifat otomatis
membawa penumpang ke setiap lantai yang dikehendaki. Toleransi perbedaan muka
lantai bangunan dengan muka lantai ruang lift adalah 1,25 mm.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 92

c. Koridor/lobby lift
- Ruang perantara yang digunakan untuk menunggu kedatangan lift sekaligus
mewadahi penumpang yang baru keluar dari lift harus disediakan. Lebar
ruangan ini minimal 130cm tergantung pada konfigurasi ruang yang ada.
- Perletakan tombol dan layar tampilan yang mudah dilihat dan dijangkau.
- Panel luar yang berisikan tombol lift harus dipasang di tengah-tengan ruang
lobby atau hall lift dengan ketinggian 90-110 cm dari muka lantai bangunan.
- Panel dalam dari tombol lift dipasang dengan ketinggian 90-110 cm dari muka
lantai ruang lift.
- Semua tombol pada panel harus dilengkapi dengan panel huruf Braille
dipasang tanpa mengganggu panel biasa.
- Layar/ tampilan yang secara visual menunjukkan posisi lift harus dipasang di
atas panel kontrol dan di atas pintu lift, baik di dalam atau di luar lift
(hall/koridor)
- Ruang lift juga harus dilengkapi dengan voice indicator untuk
menerangkansecara auditif posisi lift.

Standard lift

 KAMAR KECIL
Merupakan fasilitas sanitasi yang disediakan untuk semua orang (tanpa terkecuali
penyandang cacat, orang tua dan ibu-ibu hamil) yang sedang mengunjungi suatu
bangunan atau fasilitas umum.
Syarat:

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 93

a. Toilet/kamar kecil umum yang aksesibel harus dilengkapi dengan tampilan


tanda/gambar simbol universal (―kursi roda ) pada bagian luarnya.
b. Toilet/kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk dan
keluar pengguna kursi roda.
c. Ketinggian dari tempat duduk kloset harus sesuai dengan ketinggian pengguna
kursi roda.
d. Toilet/kamar kecil umum harus dilengkapi dengan pegangan yang memiliki posisi
dan ketinggian disesuaikan dengan pengguna kursi roda dan penyandang cacat
yang lain. Pegangan disarankan merupakan bentuk siku-siku mengarah ke atas
untuk membantu pergerakan/perpindahan menyamping dari tubuh pengguna kursi
roda.
e. Letak kertas tissu, air, kran air atau shower dan perlengkapan-perlengkapan seperti
tempat sabun, pengering tangan harus dipasang sedemikian hingga mudah
digunakan oleh orang yang memiliki keterbatasan-keterbatasan fisik/cacat dan bisa
dijangkau dengan baik oleh pengguna kursi roda.
f. Wastafel harus aksesibel dan disesuaikan dengan ketinggian pengguna kursi roda.
g. Kran pengungkit sebaiknya dipasang pada wastafel
h. Bahan dan penyelesaian lantai harus tidak licin
i. Pintu harus membuka keluar untuk memudahkan pengguna kursi roda untuk
membuka dan menutup.
j. Kunci-kunci toilet atau grendel dirancang/dipilih sedemikian sehingga bisa dibuka
dari luar jika terjadi kondisi darurat.

Tinggi perletakan closed

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 94

 WASTAFEL
Fasilitas cuci tangan, cuci muka, berkumur atau gosok gigi yang bisa digunakan untuk
semua orang, khususnya bagi pengguna kursi roda. Syarat:
a. Wastafel harus dipasang sedemikian sehingga posisinya baik tinggi maupun
lebarnya dapat dimanfaatkan oleh pengguna kursi roda.
b. Ruang gerak bebas yang cukup harus disediakan di depan wastafel.
c. Wastafel harus memiliki ruang gerak di bawahnya sehingga tidak menghalangi lutut
dan kaki pengguna kursi roda.
d. Pemasangan ketinggian cermin harus juga diperhitungkan terhadap pengguna kursi
roda

Ruang gerak wastafel

 TELEPON
Merupakan fasilitas komunikasi yang disediakan untuk semua orang (tanpa terkecuali
penyandang cacat, orang tua dan ibu-ibu hamil) yang sedang mengunjungi suatu
bangunan atau fasilitas umum.
Syarat:

a. Telepon umum harus terletak pada lantai yang aksesibel bagi semua orang termasuk
penyandang cacat, orang tua dan ibu-ibu hamil.
b. Ruang gerak yang cukup harus disediakan di depan telepon umum sehingga
memudahkan pengguna kursi roda untuk mendekati dan menggunakan telepon.
c. Ketinggian telepon dipertimbangkan terhadap dasar-dasar penggunaan pesawat
telepon misalnya; keterjangkauan gagang telepon, tombol-tombol angka atau sistem
dialing. Sebaiknya telepon umum menggunakan tombol tekan angka.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 95

d. Bagi pengguna yang memiliki pendengaran yang kurang, perlu disediakan kontrol
volume suara yang terlihat dan mudah terjangkau.
e. Bagi tuna rungu sebaiknya disediakan faksimili sebagai alat komunikasi yang lebih
bernilai, khususnya pada kantor pos, fasilitas komersial, dan fasilitas publik.
f. Bagi tuna netra sebaiknya disediakan petunjuk dalam huruf Braille dan dilengkapi
juga dengan talking sign (isyrat bersuara) yang terpasang di dekat telepon umum.
g. Panjang kabel gagang telepon harus memungkinkan pengguna kursi roda untuk
menggunakan telepon dengan posisi yang nyaman. (+ 75cm).
h. Teleponboks (booth) dilengkapi dengan kursi yang disesuaikan dengan area gerak
pengguna.

Perletakan telepon

 PERLENGKAPAN DAN PERALATAN


Merupakan perlengkapan-perlengkapan tambahan yang bisa mempermudah semua orang
(tanpa terkecuali penyandang cacat, orang tua, dan ibu-ibu hamil) untuk melakukan
suatu kegiatan tertentu.
Syarat:
a. Sistem alarm/ peringatan
- Harus tersedia peralatan peringatan yang dapat terdiri dari dari sistem
peringatan suara (vocal alarms), sistem peringatan bergetar (vibrating
alarms) dan berbagai petunjuk dan penandaan untuk melarikan diri pada situasi
darurat .

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 96

- Stop kontak harus dipasang dekat tempat tidur untuk mempermudah


pemasangan sistem alarm, termasuk peralatan bergetar (vibrating devices) di
bawah bantal,
- Semua peralatan pengontrol peralatan listrik harus dapat dioperasikan dengan
satu tangan dan tidak memerlukan pegangan yang sangat kencang atau
sampai dengan memutar lengan.
b. Tombol dan stop kontak
Tombol dan stop kontak dipasang pada tempat yang posisi dan tingginya sesuai dan
mudah dijangkau oleh pengguna kursi roda
c. Pencahayaan
Semua ruang harus memiliki pencahayaan yang merata dan cukup yang tidak
menimbulkan silau. Ruang tangga harus dilengkapi dengan peralatan pencahayaan
yang cukup

 PERABOT
Perletakan barang-barang perabot/ furniture dengan menyisakan ruang gerak dan
sirkulasi yang cukup bagi penyandang cacat.
Syarat:

a. Sebagian dari perabot yang tersedia dalam bangunan dapat digunakan oleh
pengguna yang berkursi roda, termasuk dalam keadaan darurat.
b. Dalam bangunan yang digunakan untuk penggunaan oleh masyarakat banyak,
seperti bangunan pertemuan, konferensi, pertunjukan dan kegiatan yang sejenis
maka jumlah tempat duduk aksesibel yang harus disediakan adalah :
Perbandingan tempat duduk yang aksesibilitas

Kapasitas total tempat Jumlah tempat duduk yang


duduk aksesibel
4 – 25 1
26 – 50 2
51 – 300 4
301 – 500 6
> 500 6, +1 untuk setiap ratusan

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 97

 RAMBU
Fasilitas dan atau elemen yang digunakan untuk untuk memberikan informasi, arah,
penanda atau petunjuk.
Syarat:

a. Penggunaan rambu, terutama dibutuhkan pada:


- Arah dan tujuan jalan pedestrian
- KM/WC umum, telepon umum dsb
- Parkir khusus penyandang cacat
- Nama fasilitas dan tempat. ii. Beberapa Rambu yang digunakan :
- Rambu huruf timbul atau huruf Braille yang dapat dibaca oleh tuna netra dan
dapat penyandang cacat lain.
- Rambu yang berupa gambar dan simbol yang mudah dan cepat ditafsirkan
artinya.
- Rambu yang berupa tanda dan simbol internasional
- Rambu yang menerapkan metode khusus (misal; pembedaan perkerasan
tanah, warna kontras, dll) Karakter dan latar belakang rambu harus dibuat dari
bahan yang tidak silau. Karakter dan simbul harus kontras dengan latar
belakangnya, apakah karakter terang di atas gelap atau sebaliknya.
- Proporsi huruf atau karakter pada rambu harus mempunyai rasio lebar dan tinggi
antara 3 : 5 dan 1 : 1 dan ketebalan huruf antara 1: 5 dan 1: 10
- Tinggi karakter huruf dan angka pada rambu harus diukur sesuai dengan jarak
pandang dari tempat rambu itu dibaca.
b. Lokasi penempatan rambu :
- Penempatan yang sesuai dan tepat serta bebas secara vertkal dan horizontal.
- Satu kesatuan sistem dengan lingkungannya
- Cukup mendapat penerangan termasuk penambahan lampu pada kondisi
gelap.
- Bisa dimasukkan dalam street furniture.
- Tidak mengganggu arus (pejalan kaki, dll) dan sirkulasi (buka/tutup pintu, dll).

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 98

FITUR-FITUR YANG RAMAH BAGI PENGGUNA


Pencapaian bangunan mengaplikasikann prinsip-prinsip dari desain secara umum, yaitu:
a. Kesetaraan penggunaan
- Meja resepsionis yang mudah diakses oleh semua pengunjung didukung dengan
denah lokasi sehingga mempermudah pengunjung dalam mengidentifikasi suatu
bangunan.
- Pintu dengan sensor memberikan kenyamanan bagi pengunjung karena
memudahkan cilamana mereka membawa banyak bawaan ataupun sedang duduk di
kursi roda, tanpa perlu repot membuka pintu.
- Ukuran saklar yang lebih lebar, dilengkapi dengan lampu led ketika dinyalakan dan
atau dilapisi dengan fosfor sangat memudahkan pengoperasian.
b. Fleksibel dalam penggunaan
Desain dapat digunakan oleh pengunjung secara luas dengan berbagai background pendidikan
dan kemampuan.
- Penggunaan computer kampus yang tersedia dalam mode standar ataupun pilihan
easy acces.
- Tersedianya ramp pada bangunan yang memudahkan kaum difabel dalam
mengakses bangunan.
- Pintu dengan dua daun pintu mengakomodir pengguna biasa dan kidal.
- Dimensi angka pada lift ataupun huruf pada papan nama yang mudah terbaca.
- Pintu utama dengan penanda yang sudah umum dipahami, misalnya gapura,
memudahkan pengunjung untuk mengidentifikasinya.
c. Sederhana dan mudah digunakan
Desain mudah digunakan secara umum, berdasar pengalaman individu, prosedur penggunaan
yang mudah dipahami.
- Tombol dalam lift diberi keterangan menggunakan alphabet yang umum dipahami,
bukan menggunakan huruf romawi.
- Memberikan petunjuk penggunaan yg mudah dipahami pada setiap peralatan
kampus yang berteknologi, sehingga mudah dioperasikan.
d. Informasi yang mudah dicerna pengguna
Informasi penggunaan disajikan secara informatif kepada pengguna dan mudah dipahami oleh
indera mereka.
- Warna signage yang kontras dengan warna background nya.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 99

- Kabel merah dan putih membedakan mana yang bermuatan positif dan negatif.
e. Meminimalisir kesalahan dalam penggunaan
Desain harus meminimalisir kerugian ataupun kecelakaan bila terjadi kesalahan dalam
penggunaan.
- Tombol cancel pada printer untuk mengurangi kertas yang terbuang percuma karena
kesalahan printing.
- Kemasan benda beracun diberikan warna mencolok dengan keterangan di luarnya.
f. Hanya memerlukan sedikit usaha fisik.
- Desain harus efisisen dan nyaman digunakan, serta memberikan seminim mungkin
efek lelah.
- Keyboard lengkung yang merespon posisi alamiah jari-jari tangan lebih nyaman
dibandingkan ke board horizontal yang cenderung membuat pergelangan tangan
terasa pegal.
- Otomatisasi fasilitas kampus dengan sensor-sensor tertentu. PIntu dapat terbuka
sendiri bila ada pengunjung masuk, presensi digital, mesin penjawab, dll.
- Permukaan lantai yang rata memudahkan perpindahan peralatan berat yang
memerlukan roda.
g. Dimensi yang mudah digunakan, dijangkau maupun dilihat.

- Dimensi dan ruang pelingkup yang menyediakan kemudahan untuk mengakses


segala fasilitas.
- Pintu dengan lebar yang memungkinkan diakses oleh pengguna dengan berbagai
postur tubuh.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 100

2.2.2. METODOLOGI
Untuk memberikan gambaran mengenai metode yang akan digunakan oleh Konsultan dalam
menangani pekerjaan ini, maka pada sub Bab ini kami uraikan metode yang akan digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
Mengacu kepada Kerangka Acuan Kerja, maka kegiatan yang akan dilakukan dalam
melaksanakan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Persiapan
 Persiapan dasar berupa penyiapan secara administrasi, mobilisasi tim pelaksana,
penetapan pola pelaksanaan
 Menyusun Jadwal Pelaksanaan dan membuat Struktur Organisasi
 Persiapan teknis berupa penyiapan format pengumpulan data dan informasi serta
perangkat survey lainnya yang akan digunakan untuk kegiatan lapangan
 Persiapan penyiapan alat ukur yang memadai
Survey lapangan
Melakukan survey lapangan untuk megumpulkan data primer dan sekunder berkaitan
dengan penyusunan rencana teknis dan desain, meliputi antara lain:
 Survey lapangan untuk identifikasi dan inventarisasi data teknis dan informasi serta
pengetesan tanah dan jaringan utilitas lainnya.
 Melakukan survey investigasi/penyelidikan tanah (sondir, test laboratorium) sebanyak
7 lokasi/titik.
Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
 Pengumpulan data sekunder dan primer serta informasi kegiatan di kantor dengan
metode wawancara, in-depth interview.
 Melakukan koordinasi dengan Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan atau
Satker Penataan Bangunan dan Lingkungan Jawa Timur serta instansi terkait berkenaan
dengan Perencanaan Bangunan Gedung Negara.
 Pengelolaan dan menyiapkan data termasuk Analisa Daya Dukung Tanah serta proses
pendokumentasian hasil analisis.
 Menyusun dan menyiapkan data teknis dalam rangka penyusunan Perencanaan
Renovasi Bangunan.
 Menyusun dan menyiapkan data teknis dalam rangka penataan ruangan gedung satuan
kerja yang berada di lingkungan kantor.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 101

 Penyedia jasa diharuskan menyiapkan gambar teknis dengan ukuran A3 den spesifikasi
teknis pekerjaan dan bahan yanag diperlukan serta menyusun Engineering Estimate
(EE).
 Penyediaan jasa diharuskan menyerahkan laporan, antara lain:
- Laporan Pendahuluan
- Laporan Antara
- Draft Laporan Akhir
- Laporan Akhir
- Gambar Teknis
- Spesifikasi teknis
- Rencana Anggaran Biaya (RAB/EE)
Berdasarkan metodologi yang disampaikan dalam dokumen Kerangka Acuan Kerja tersebut
maka konsutan menyusun metodologi pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Rehab. SDN Janti
1 Tulangan Lanjutan, sebagaimana yang digambarkan dalam flowchart sebagai berikut :

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 102

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 103

A. TAHAPAN PERSIAPAN/KONSEP RENCANA TEKNIS


PENGUMPULAN DATA
Dalam perencanaan teknis, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi
keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data,
siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari
sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data
sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan
penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list,
kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan
wawancara.
1) Angket
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan
responden untuk dijawabnya.
Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit
dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran
(dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip
pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
 Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur
maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
 Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak
mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada
responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 104

 Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya
jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka
responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
2) Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur
sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk
merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila
penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala
alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
 Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari
orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
 Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi
yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang
diamati.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang
mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui
makna yang terkandung di dalam peristiwa.
3) Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka
dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber
atau sumber data.
Sebelum melakukan pengumpulan data konsultan akan menyiapkan format-format furmulir
yang digunakan dalam dalam proses pengumpulan data dan informasi.
Data Primer dan Sekunder yang mendukung data perencanaan bangunan kantor yang
dibutuhkan antara lain:
1. Luas bangunan yang akan direncanakan.
2. Luas bangunan Satker.
3. Jumah pegawai/orang yang akan menempati.
4. Data kondisi Jaringan Elektrikal Eksisting kawasan Kantor
5. Data kondisi Sistem Air Bersih Eksisting kawasan Kantor
6. Data kondisi Sistem Air Kotor Eksisting kawasan Kantor

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 105

7. Data kondisi Sistem Drainase Eksisting


8. Data-data yang berkaitan dengan pola kerja dari satuan kerja
Dari proses pengumpulan data ini diharapkan dapat mengetahui permasalahan-
permasalahan yang dapat mempengaruhi desain dari bangunan yang direncanakan.

REVIEW STUDI TERDAHULU


Analisa awal dilakukan dengan menggunakan data dan laporan yang berhasil dikumpulkan.
Fokus analisa awal ini adalah konsultan akan melakukan seleksi, tabulasi, evaluasi dan
analisa data tersebut yang nantinya akan dapat digunakan untuk menyusun program kerja.
Untuk dapat memahami dan mengevaluasi kondisi aktual, konsultan akan melakukan kajian
yang cukup mendalam berkaitan dengan sejarah (historis) konsep awal Detail desain.
Dengan mempelajari konsep awal pengembangan, evaluasi data sekunder, dan peninjauan
lapangan pendahuluan diharapkan sudah dapat ditarik kesimpulan sementara mengenai
problem yang terjadi serta memudahkan untuk menyusun program kerja detail.

PENYUSUNAN RENCANA MUTU KONTRAK


Dengan bekal hasil analisa awal, rencana kerja untuk survey dan analisa akan dapat
dilaksanakan secara cepat. Rencana kerja yang disusun merupakan review dan
pendetailan dari rencana kerja serta metode yang telah dibuat dalam Dokumen
Penawaran Teknis, meliputi :
- Struktur organisasi & tenaga pelaksana
- Jangka waktu pelaksanaan dan jumlah man month personil yang terlibat
- Rencana penanganan proyek (definitif)
- Rencana daftar dan schedule peralatan yang akan digunakan
- Rencana dan metode untuk kegiatan survey lapangan
- Metode dan pendekatan masalah

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 106

B. TAHAPAN PRA-RENCANA
SURVEI TOPOGRAFI
Perencanaan teknis, dimulai dari tahap pekerjaan pengukuran/topografi dan selanjutnya
dilakukan penggambaran dan analisa desain infrastruktur. Pendekatan teknis atau metode
untuk pelaksanaan pekerjaan pengukuran (survei topografi) dalam Pekerjaan ini adalah
sebagai berikut :
 PEMASANGAN BENCH MARK (BM) DAN CONTROL POINT (CP)
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemasangan BM di lapangan,
diantaranya adalah :
- Patok beton (Bench Mark = BM) yang akan dipasang mempunyai ukuran 20 x 20 x
90 cm dan dipakai sebagai kerangka utama dalam pemetaan situasi.
- Patok beton pembantu (Control Point = CP) dipasang sebagai patok pendamping
untuk orientasi arah dan untuk memudahkan dalam uji petik (cross check). CP
mempunyai ukuran dengan diameter 10 x 60 cm.
- Dalam pemasangan BM/CP akan disesuaikan pula untuk kebutuhan pengukuran
trase sungai, sehingga patok-patok ini dapat dipakai untuk pengukuran trase sungai.
- Penentuan rencana lokasi pemasangan BM dilakukan atas dasar sketsa rencana jalur
kerangka utama, yaitu dengan interval maksimum 2,00 Km (detail desain) dan 5,00
Km (studi kelayakan). CP dipasang dengan interval maksimum 2 Km (detail desain).
- Pemasangan BM/CP akan ditempatkan pada lokasi yang aman dan stabil, serta
mudah diketemukan kembali.
- Bagian BM/CP yang muncul di permukaan adalah + 20 cm.
- Penomoran BM dicantumkan pada marmer (12 x 12) cm dengan cara cekungan,
sedangkan untuk CP dibuat dalam ukuran (8 x 8) cm. Dibuat foto BM/CP untuk
deskripsi BM/CP.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 107

Bentuk dan Ukuran Patok Beton/Bench Mark (BM)

Bentuk dan Ukuran Patok Beton/Control Point (CP)

Pemasangan Patok Kayu

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 108

- Pemasangan patok ditempatkan pada jalur kerangka dan dipasang sepanjang sungai
dengan interval jarak 50 m untuk trase yang lurus dan 25 m pada trase yang berbelok
(detail desain), serta 100 m untuk trase yang lurus dan 50 m pada daerah kritis (studi
kelayakan).
- Patok kayu yang dipasang berukuran diameter 8 – 10 cm x 60 – 70 cm.
- Patok kayu dipasang di lokasi yang aman dan stabil, dan bagian atas yang muncul +
20 cm di permukaan.
- Untuk titik centring dipasang paku seng.
- Bagian atas patok dicat warna merah dengan tulisan warna hitam untuk
membedakannya dengan patok yang dipasang pihak lain.
- Pemberian simbol (nama) patok yang tidak mengikuti trase sungai diberi simbol a,
b, c dan seterusnya.
- Pemberian simbol (nama) patok yang mengikuti sungai diberi simbol sesuai nama
sungainya.

 PEMBUATAN DISKRIPSI BM
- Bentuk formulir dan cara pengisian dibuat sesuai format yang telah ditentukan.
- Sketsa lokasi dan keterangan letak BM/CP, dibuat sejelas mungkin untuk
memudahkan dalam pencarian BM/CP dikemudian hari.
- Foto BM/CP dibuat dalam posisi close-up dan posisi penampakan daerah sekitarnya.
Pemotretan diusahakan dibuat sedemikian rupa, agar nomor BM/CP dan keterangan
yang diperlukan tampak jelas pada foto.
- Foto, sketsa data koordinat (X,Y), data elevasi (z) dan keterangan lokasi BM/CP
dicantumkan pula dalam format standar tersebut.

 PENGUKURAN POLIGON
Pengukuran poligon dilakukan dengan mengukur sudut dan jarak beserta azimuth awal
sebagai penentu arah Utara.
a. Pengukuran Sudut
Sudut ukur diukur dengan menggunakan alat ukur Theodolith Total Station. Dimana
aplikasi pada alat tersebut sudah menggunakan metode digital. Untuk alat ukur
dengan sistem manual Sudut yang dipakai adalah sudut dalam yang merupakan hasil
rata-rata dari pengukuran .

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 109

Sedangkan untuk pengukuran jarak dilakukan dengan cara optis dan dicek dengan
menggunakan meetband.

Gambar ilustrasi alat ukur sudut yang akan digunakan

Gambar Pengukuran Sudut Antara dua Titik

b. Pengamatan Azimuth Astronomis


Pengamatan matahari dilakukan untuk mengetahui arah/azimuth awal yaitu:
- Sebagai koreksi azimuth guna menghilangkan kesalahan akumulatif pada
sudut-sudut terukur dalam jaringan poligon.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 110

- Untuk menentukan azimuth/arah titik-titik kontrol/poligon yang tidak terlihat


satu dengan yang lainnya.
- Penentuan sumbu X untuk koordinat bidang datar pada pekerjaan pengukuran
yang bersifat lokal/koordinat lokal.
Pengamatan azimuth astronomis dilakukan dengan:
- Alat ukur yang digunakan Total station dengan Jumlah seri pengamatan 4 seri
(pagi hari) Tempat pengamatan, titik awal (BM.1) Dengan melihat metoda
pengamatan azimuth astronomis pada dibawah, Azimuth Target (αT) adalah:
αT = αM + 
atau
αT = αM + ( T – M )
Dimana:
αT = azimuth ke target
αM = azimuth pusat matahari
T = bacaan jurusan mendatar ke target
M = bacaan jurusan mendatar ke matahari
 = sudut mendatar antara jurusan ke matahari dengan jurusan ke target

Gambar Pengamatan Azimuth Astronomi

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 111

c. Hitungan Poligon
Poligon dihitung dengan cara sebagai berikut :
sudut = (n  2)  180°  f
Dimana :
sudut = jumlah sudut dalam / sudut luar
n = jumlah titik Poligon
a,b,c, ..f = besar sudut
d1,d2,..d6 = jarak antar titik Poligon
 = kesalahan sudut yang besarnya sudah ditentukan ( 104√𝑛 )

d. Hitungan Koordinat
Koordinat masing-masing titik Poligon dihitung dengan cara berikut :
Xb = Xa + dab Sin ab  X
Xb = Ya + dab Cos ab  X

Dimana :
Xa, Ya = Koordinat titik A
Xb, Yb = Koordinat titik B
dab = Jarak datar antara titik A ke titik B
ab = Azimuth sisi titik A ke titik B
x ,  y = Koreksi

 PENGUKURAN WATERPASS
Jalur waterpass mengikuti jalur poligon dan melalui titik referensi. Mengingat
persyaratan ketelitian yang diminta di dalam KAK/TOR, maka agar didapat hasil yang
baik dan memenuhi persyaratan tersebut, dalam pelaksanaannya akan diperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
 Jenis alat ukur yang akan digunakan adalah alat sipat datar yang termasuk dalam
orde 2, yaitu Waterpass Automatic yang sederajat dengan Wild NAK-2, misalnya
Zeiss Ni-2 atau Sokkisha B2-A.
 Metoda pengukuran dilakukan dengan cara berikut :
- Setiap pagi sebelum memulai pengukuran, dilakukan pemeriksaan garis visir alat
ukur.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 112

- Jika garis visir tidak baik, maka alat harus diganti atau diperbaiki, akan tetapi
apabila ternyata terjadi kesalahan garis visir mencapai 0,05 mm/m, maka alat
tersebut akan dikalibrasi terlebih dahulu.
Pengukuran Waterpass dilakukan untuk mengetahui perbedaan ketinggian antara dua
titik, sehingga apaila salah satu titik diketahui ketinggiannya maka titik selanjutnya
dapat diketahui ketinggiannya. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan gambar sebagai
berikut :
HA-B = bb – bd

Dimana :
HA-B = Beda tinggi antara titik A dan titik B
bb = Bacaan rambu belakang
bd = Bacaan rambu depan
A, B = Titik yang di Observasi

Sehingga untuk mengetahui tinggi titik B dapat dicari dengan persamaan :


HB = HA + HA-B

Dimana :
HA = Tinggi titik A
Rute pengukuran waterpass mengikuti rute pengukuran poligon dengan pembagian loop
seperti pengukuran poligon. Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal atau waterpass,
harus diukur dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Kerangka Kontrol Vertikal harus diukur dengan cara loop, dengan menggunakan
alat waterpass Wild Nak-2 atau yang sejenis.
- Jarak antara tempat berdiri alat dengan rambu tidak boleh lebih besar dari 50 meter.
- Baud-baud tripod ( statip ) tidak boleh longgar, sambungan rambu harus lurus betul
serta perpindahan skala rambu pada sambungan harus tepat, serta rambu harus
menggunakan nivo rambu.
- Sepatu rambu digunakan untuk peletakan rambu ukur pada saat pengukuran.
- Jangkauan bacaan rambu berkisar antara minimal 0500 sampai dengan maksimal
2750.
- Data yang dicatat adalah bacaan ketiga benang yaitu benang atas, benang tengah dan
benang bawah.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 113

- Pengukuran sipat datar dilakukan setelah BM dipasang, serta semua BM eksisiting


dan BM baru terpasang harus dilalui pengukuran waterpass.
- Slaag per seksi diusahakan genap dan jumlah jarak muka diusahakan sama dengan
jarak belakang.
- Pada jalur terikat, pengukuran dilakukan pergi-pulang dan pada jalur terbuka
pengukuran dilakukan pergi-pulang dan double stand.
- Kesalahan beda tinggi yang dicapai harus lebih kecil dari 7 mmD, dimana D adalah
jumlah panjang jalur pengukuran dalam kilometer.
- Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan sistematis, jika ada
kesalahan cukup dicoret dan ditulis kembali didekatnya, serta tidak diperbolehkan
melakukan koreksi menggunakan tinta koreksi.
- Pekerjaan hitungan waterpass harus diselesaikan di lapangan, agar bila terjadi
kesalahan dapat segera diketahui dan dilakukan pengukuran kembali hingga benar.
- Perataan hitungan waterpass dilakukan dengan perataan metode Bouwditch.

a. Pengukuran Titik Detail/Situasi


Pengambilan detail dilakukan terhadap setiap permukaan tanah dan setiap perbedaan
terain yang cukup menyolok (lebih dari 1,0 m). Dalam hal pengambilan terain ini,
untuk cukup memudahkan interpolasi kontur dalam penggambaran, maka secara
ideal detail diambil pada setiap jarak 2 x 2 cm skala gambar (dalam hal ini kita ambil
skala gambar 1 : 500). Jadi disini detail minimal akan diambil setiap jarak 2 cm (x
500) x 2 cm (x 500) setiap 10 x 10 m di lapangan.
Dasar utama untuk pengambilan titik detail adalah dilihat dari skala gambar/peta
yang akan dibuat, yaitu skala 1 : 5.000. Dalam skala tersebut, berarti 1 cm digambar
adalah 50 m di lapangan, jadi seandaianya diambil kerapatan titik detail digambar
diambil rata-rata berjarak 1 mm, maka kerapatan titik detail di lapangan harus
berkisar 50 mm.
Metode yang diambil untuk pengambilan situasi detail ini adalah raai dan voorstral
dengan perhitungan beda tinggi dan jarak datar secara tachymetri dengan setiap raai
ataupun setiap seizlag diikatkan pada titik-titik poligon sebagai referensi.
Data yang dicatat dari setiap bidikan titik detail untuk situasi adalah :
- Sudut horizontal/arah/azimuth (untuk ploting detail).
- Sudut vertikal (untuk hitungan beda tinggi).

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 114

- Jarak optis
Disamping hal-hal tersebut di atas, dalam pengukuran detail situasi perlu
diperhatikan untuk pengambilan detail :
- Rumah, bangunan sekolah, kantor, mesjid, dll.
- Bangunan irigasi dan saluran yang ada.
- Jalan negara, jalan desa, jalan setapak, sungai dan arahnya, dll.
- Batas desa, batas vegetasi yang berupa sawah, ladang, tegal, kebun, hutan, dll.
Untuk pemetaan situasi sungai, data profil melintang dapat digunakan, tetapi masih
diperlukan pengukuran detail tambahan untuk dapat menggambarkan detail lainnya
yang tidak diukur pada waktu pengukuran tampang melintang.
Alat ukur yang digunakan adalah Total Station yang mempunyai ketelitian 5 detik.
Pengukuran situasi untuk mengetahui kondisi daerah sekitar, secara detail sehingga
dari penggambaran hasil pengukuran yang dihasilkan dapat direncanakan tata letak
bangunan utama maupun bangunan penunjang dengan tepat dan optimal.
HAB = bb – bd

Dimana :
D = jarak datar
h = sudut vertical
bt = bacaan benang tengah
ti = tinggi instrumen
HAB = beda tinggi antara titik A dan B
Untuk besaran jarak (D) diperoleh dengan persamaan :
D = AY Cos2.h
Dimana :
D = jarak datar
A = besaran konstanta alat (100)
Y = benang atas – benang bawah
h = sudut vertikal

b. Pengukuran Penampang Memanjang


Pengukuran ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui as dasar sungai yang ada
(existing), agradasi dan degradasi yang terjadi, serta dapat pula untuk menghitung
volume bahan galian golongan C yang dapat dieksploitir (jika ada).

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 115

Pengukuran penampang memanjang dilakukan sepanjang sumbu/as sungai.


Peralatan yang digunakan untuk pengukuran penampang memanjang adalah sama
dengan yang digunakan pada pengukuran titik kontrol horizontal, yaitu Total Station
dan dilakukan bersamaan dengan pengukuran penampang melintang.
Titik referensi yang dipakai adalah titik kerangka utama.
Pengukuran sifat datar (waterpass) harus dilakukan setelah (BM) dipasang.Bidikan
rambu harus antara interval 0.5 m dan 2.75 m (untuk rambu yang 3 meter).
Jarak bidik dari alat ke rambu maksimum 50 m.
Pada jalur yang terikat / tertutup, pengukuran dilakukan dengan cara pulang-pergi,
sedangkan jalur yang terbuka diukur dengan cara pergi- pulang dan stand ganda
(double stand).
Data yang dicatat adalah pembacaan ketiga benang silang yakni : benang atas,
benang tengah dan benang bawah untuk stand I dan stand II. Penempatan alat ukur
diusahakan ditengah-tengah antara rambu muka dan rambu belakang, setidak-
tidaknya jumlah antara jarak ke muka = jumlah jarak ke belakang.
Jumlah berdiri alat dalam satu seksi pergi pulang diusahakan genap. Ujung seksi
ukuran pergi pulang dibuat pada BM yang telah dipasang pada setiap bangunan dan
jika jarak BM tidak mungkin ditempuh dalam satu hari, dipasang BM ( 20x20x100
) cm diantara kedua BM yang telah ada. Pengukuran pergi pulang diselesaikan
dalam satu hari, dan jika refraksi udara mempengaruhi garis bidik maka pengukuran
dihentikan.
Data hasil pembacaan ditulis dengan ball-point warna hitam agar dapat di foto copy
dengan jelas dan tidak mudah dihapus.
Batas toleransi untuk kesalahan penutup maksimum 10" D, dimana D = jumlah jarak
dalm kilometer.
Pelaksanaan pengukuran setiap titik diilustrasikan seperti pada Gambar di bawah.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 116

Gambar Pengukuran levelling

c. Pengukuran Penampang Melintang


- Pengukuran profil melintang dilakukan pada setiap titik memanjang dan dibuat
tegak lurus sungai atau jalur profil memanjang.
- Pengukuran profil melintang dilakukan tiap interval 50 m (SID) dan 100 m (FS)
untuk sungai yang relatif lurus dan landai, serta 25 m (SID) dan 50 m (FS) untuk
sungai yang menikung dan berbukit.
- Lebar untuk profil melintang diambil 50 m ke kiri dan 50 ke kanan dari tepi
sungai.
- Alat ukur yang digunakan Theodolith Wild T-O atau yang sederajat.

 PEKERJAAN KANTOR
Pekerjaan kantor (studio) dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pekerjaan Hitungan
Setelah hitungan awal pekerjaan pengukuran dilapangan terutama hitungan
kerangka kontrol horisontal dan vertical diselesaikan, maka proses selanjutnya
adalah penghitungan data secara simultan. Hitungan-hitungan yang dilakukan
adalah hitungan untuk data cross section dan detil situasi. Pekerjaan ini dapat
dilakukan dengan menggunakan calculator maupun dengan menggunakan bantuan
Personal Computer program Excel. Tahapan pekerjaan perhitungan ini meliputi :
- Pekerjaan hitungan sementara harus selesai di lapangan, sehingga kalau ada
kesalahan dapat segera diulang untuk segera dapat diperbaiki.
- Stasiun pengamatan matahari dicantumkan dalam seketsa.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 117

- Hitungan poligon dan sipat datar menggunakan metode perataan bowditch.


- Pada gambar seketsa dicantumkan pula salah penutup sudut poligon beserta
jumlah titik, salah linier poligon beserta harga toleransi, serta jumlah jarak.
- Perhitungan koordinat dilakukan dengan proyeksi UTM.
b. Pekerjaan Penggambaran
Pekerjaan penggambaran dilakukan setelah pekerjaan hitungan selesai dilakukan,
penggambaran dilaksanakan dalam dua tahap yaitu proses penggambaran draft pada
media kertas putih. Setelah gambar draft ini disetujui oleh pihak proyek, maka
tahapan selanjutnya adalah proses pengeplotan gambar pada media kertas kalkir
dengan menggunakan program AutoCad. Adapun spesifikasi penggambaran ini
adalah sebagai berikut :
- Kertas yang digunakan adalah kertas kalkir 80/85 gram, dengan format sesuai
dengan standar proyek.
- Garis silang grid dibuat setiap 10 cm.
- Gambar draft harus disetujui oleh Direksi sebelum dikalkir.
- Semua Titik Referensi, BM eksisting yang terdapat dilapangan dan CP hasil
pemasangan baru harus digambar dengan legenda yang telah ditentukan dan
dilengkapi dengan koordinat dan elevasi.
- Pada setiap interval 5 ( lima ) garis kontur dibuat tebal sebagai contour index.
- Pencantuman legenda pada gambar harus sesuai dengan yang ada di lapangan.
- Penarikan kontur lembah, alur atau sadel bukit harus ada data elevasinya.
- Overlap peta sebesar 5 cm.
- Gambar dan keterangan mengenai kampung, sungai, jalan, sawah, bangunan dan
detil lainnya dicantumkan secara jelas.
- Interval kontur untuk peta ikhtisar diambil 2,5 meter untuk daerah datar dan 5
meter untuk daerah berbukit.
- Format gambar dan etiket peta sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
oleh Direksi Pekerjaan.
- Titik poligon utama, poligon cabang dan poligon Raai digambar dengan sistem
koordinat.
- Skala penggambaran untuk penampang melintang daerah genangan adalah 1 :
500 untuk skala horisontal dan 1 : 200 untuk skala vertikal.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 118

- Skala penggambaran profil memanjang adalah 1: 500 skala horisontal dan skala
1 : 200 untuk daerah tapak dan genangan.

INVESTIGASI TANAH
Penyelidikan mekanika tanah di lapangan, kegiatan penyelidikan dilakukan pada lokasi-
lokasi yang akan ditentukan bersama dengan pengawas lapangan. Penyelidikan lapangan
ini terdiri dari :
 SONDIR
Pekerjaan sondir dilakukan untuk mendapatkan data tingkat kekuatan tanah/
kekerasan tanah lapisan tanah, pekerjaan ini dilakukan dengan alat sondir atau Cone
Penetrometer Tes (CPT). Hasil cone penetration test disajikan dalam bentuk
diagram sondir yang mencatat nilai tahan konus dan friksi selubung, tes ini dapat
menentukan lapisan lapisan tanah berdasarkan pada korelasi tahanan ujung konus dan
daya lekat tanah setiap kedalam sondir, kemudian dapat digunakan untuk mengetahui
elevasi tanah lapisan keras dan menghitung daya dukung pondasi yang diletakkan pada
tanah tersebut.
Interpretasi hasil sondir didapat dengan mengkorelasikan nilai nilai tahanan konus (qc)
dan friction dengan konsistensi tanah lempung dan kepadatan suatu lapiasn pasir
seperti yang disajikan pada tabel berikut.
Tabel Hubungan antar konsistensi dengan tekanan konus

Tekanan Konus qc Undrained Cohesion


Konsistensi tanah
( kg/cm2 ) ( T/m2 )
Very Soft < 2,50 < 1,25
Soft 2,50 – 5,0 1,25 – 2,50
Medium Stiff 5,0– 10,0 2,50 – 5,0

Uji penetrasi kerucut statis atau uji sondir banyak digunakan diindonesia, di samping
uji SPT. Pengujian ini sangat berguna untuk memperoleh nilai variasi kepadatan tanah
pasir yang tidak padat. Pada tanah pasir yang padat dan tanah – tanah berkerikil dan
berbatu, penggunaan alat sondir menjadi tidak efektif, karena mengalami kesulitan
dalam menembus tanah. Nilai –nilai tahanan kerucut statis atau tahanan konus (q˛) yang
diperoleh dari pengujian, dapat dikorelasikan secara langsung dengan kapasitas dukung
tanah dan penurunan pada fondasi – fondasi dangkal dan fondasi tiang. Ujung alat ini

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 119

terdiri dari kerusut baja yang mempunyai sudut kemiringan 60°dan berdiameter 35,7
mm atau mempunyai luas tampang 1000 mm². Salah atu macam alat sondir dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat mengukur tahanan ujung dan tahanan gesek dari
selimut silinder mata sondirnya.
Cara penggunaan alat ini, adalah dengan menekan pipa penekanan dan mata sondir
secara terpisah, melalui alata penekanan mekanis atau dengan tangan yang memberikan
gerakan kebawah. Kecepatan penekanan kira – kira 10 mm/detik. Pembacaan tahanan
kerucut statis atau tahan konus dilakukan dengan melihat arloji pengukur. Nilai q˛
adalah besarnya tahanan kerucut dibagi dengan luas penampangnya. Pembacaan arloji
pengukur, dilakukan pada tiap – tiap penetrasi sedalam 20 cm. Tahanan ujung serta
tahanan gesek selimut alat sondir dicatat. Dari sini diperoleh grafik tahanan kerucut
statis atau tahanan konus yang menyajikan nialai ke duanya.

Karena uji kerucut statis ( sondir) tidak mengeluarkan tanah saat pengujian
berlangsung, maka jenis tanah tidak diketahui dengan pasti. Robertson dan Campanella
(1983) mengusulkan hubungtan tanah konus (q˛) dengan rasio gesekan Rf, untuk
mengklasifikasikan tanah secara pendekatan, Rf adalah rasio gesekan ( Fricition ratio )
yang merupakan perbandingan antara gesekan selimut local, fs ( gaya gesek yang
bekerja pada selimut konus dibagi dengan luas selimutnya atau disebut gesek satuan )
dengan tahanan konus q˛ atau rasio gesekan dinyatakan oleh persamaan:
Rf = fs/q˛ x100%

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 120

Mesin pembeban hidraulik

Mesin pembeban yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:


a) Rangka mesin pembeban harus dijepit oleh 2 buah batang penjepit yang diletakkan
pada masing-masing jangkar helikoidal agar tidak bergerak pada waktu pengujian;
b) Rangka mesin pembeban berfungsi sebagai dudukan sistem penekan hidraulik
yang dapat digerakkan naik/turun;
c) Sistem penekan hidraulik terdiri atas engkol pemutar, rantai, roda gigi, gerigi
dorong dan penekan hidraulik yang berfungsi untuk mendorong/menarik batang
dalam dan pipa dorong;
d) Pada penekan hidraulik terpasang 2 buah manometer yang digunakan untuk
membaca tekanan hidraulik yang terjadi pada waktu penekanan batang dalam, pipa
dorong dan konus (tunggal atau ganda). Untuk pembacaan tekanan rendah
disarankan menggunakan manometer berkapasitas 0 Mpa s.d 2 MPa dengan
ketelitian 0,05 Mpa. Untuk pembacaan tekanan menengah digunakan manometer
berkapasitas 0 MPa s.d 5 MPa dengan ketelitian 0,05 MPa, dan untuk pembacaan
tekanan tinggi digunakan manometer berkapasitas 0 MPa s.d 25 MPa dengan
ketelitian 0,1 MPa.

Rangkaian alat penetrasi konus (sondir Belanda)

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 121

Peralatan Pengujian
Persyaratan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a) Ketelitian peralatan ukur dengan koreksi sekitar 5 %;
b) Deviasi standar pada alat penetrasi secara mekanik:
- untuk perlawanan konus (qc) adalah 10 %;
- untuk perlawanan geser (fs) adalah 20 %;
c) Alat ukur harus dapat mengukur perlawanan penetrasi di permukaan dengan
dilengkapi alat yang sesuai, seperti mesin pembeban hidraulik;

Rincian penekan hidraulik


d) Alat perlengkapan mesin pembeban harus mempunyai kekakuan yang memadai,
dan diletakkan di atas dudukan yang kokoh serta tidak berubah arah pada waktu
pengujian;
e) Pada alat sondir ringan (< 200 kg) biasanya tidak dapat tembus untuk 2 m s.d 3 m
sehingga datanya tidak bermanfaat;
f) Pada alat sondir berat (> 200 kg) digunakan sistem angker; namun di daerah tanah
lunak tidak dapat digunakan kecuali dengan pemberian beban menggunakan
karung- karung pasir.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 122

MULAI UJI SONDIR

PERSIAPAN SEBELUM PENGUJIAN

a) Siapkan lubang sedalam 65 cm untuk PROSEDUR PENGUJIAN (PENEKANAN


penusukan pertama. PIPA DORONG)
b) Masukkan 4 buah angker ke dalam
tanah sesuai a) Dirikan batang dalam dan pipa dorong di
a. letak rangka pembeban. bawah penekan hidraulik pada kedudukan
c) Setel rangka pembeban, sehingga yang tepat.
pembeban berdiri vertikal b) Dorong / tarik kunci pengatur pada
d) Pasang manometer untuk tanah lunak 0 kedudukan siap tekan, sehingga penekan
s.d 2 hidraulik hanya akan menekan pipa dorong.
b. MPa dan 0 s.d 5 MPa atau untuk tanah c) Putar engkol searah jarum jam (kecepatan
keras 0 s.d 5MPa dan 0 s.d 20 MPa 10 s.d 20
e) Periksa sistem hidraulik dengan a) mm/s), sehingga gigi penekan dan penekan
menekan piston hidraulik hidraulik bergerak turun dan menekan pipa
menggunakan kunci piston, dan bila luar sampai mencapai kedalaman 20 cm
c. kurang tambahkan oli serta cegah sesuai interval pengujian.
terjadinya gelembung udara dalam b) Pada tiap interval 20 cm lakukan penekanan
sistem. batangdalam dengan menarik kunci
f) Tempatkan rangka pembeban, pengatur, sehingga penekan hidraulik
sehingga penekan hidraulik berada menekan batang dalam saja.
tepat di atasnya.
g) Pasang balok-balok penjepit pada
jangkar dan kencangkan dengan

PROSEDUR PENGUJIAN (PENEKANAN


BATANG DALAM)

c) Baca perlawanan konus pada penekan


batang dalam sedalam kira-kira 4 cm
pertama. Baca jumlah perlawanan geser dan
perlawanan konus
d) pada penekan batang sedalam ± 4 cm yang
ke-dua dan catat pada formulir kolom Tw.

LANJUT PENGUJIAN Apakah


PADA KEDALAMAN 20 qc < kapasitas
CM BERIKUTNYA alat?

PERHITUNGAN DAN
PEMBUATAN GRAFIK
e) Perhitungan formulir 1
f) Pembuatan grafik hasil uji sondir

SELESAI

Flowchart Pengujian Sondir

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 123

Persiapan pengujian
Lakukan persiapan pengujian sondir di lapangan dengan tahapan sebagai berikut:
a) Siapkan lubang untuk penusukan konus pertama kalinya, biasanya digali dengan
linggis sedalam sekitar 5 cm;
b) Masukkan 4 buah angker ke dalam tanah pada kedudukan yang tepat sesuai dengan
letak rangka pembeban;
c) Setel rangka pembeban, sehingga kedudukan rangka berdiri vertikal;
d) Pasang manometer 0 MPa s.d 2 MPa dan manometer 0 MPa s.d 5 MPa
untuk penyondiran tanah lembek, atau pasang manometer 0 MPa s.d 5 MPa dan
manometer 0 MPa s.d 25 MPa untuk penyondiran tanah keras;
e) Periksa sistem hidraulik dengan menekan piston hidraulik menggunakan kunci
piston, dan jika kurang tambahkan oli serta cegah terjadinya gelembung udara
dalam sistem;
f) Tempatkan rangka pembeban, sehingga penekan hidraulik berada tepat di atasnya;
g) Pasang balok-balok penjepit pada jangkar dan kencangkan dengan memutar
baut pengecang, sehingga rangka pembeban berdiri kokoh dan terikat kuat pada
permukaan tanah. Apabila tetap bergerak pada waktu pengujian, tambahkan beban
mati di atas balok-balok penjepit;
h) Sambung konus ganda dengan batang dalam dan pipa dorong serta kepala
pipa dorong; dalam kedudukan ini batang dalam selalu menonjol keluar sekitar 8
cm di atas kepala pipa dorong. Jika ternyata kurang panjang, bisa ditambah dengan
potongan besi berdiameter sama dengan batang dalam.

Prosedur pengujian
Lakukan pengujian penetrasi konus ganda dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Tegakkan batang dalam dan pipa dorong di bawah penekan hidraulik pada
kedudukan yang tepat;
b) Dorong/tarik kunci pengatur pada kedudukan siap tekan, sehingga penekan
hidraulik hanya akan menekan pipa dorong;
c) Putar engkol searah jarum jam, sehingga gigi penekan dan penekan hidraulik
bergerak turun dan menekan pipa luar sampai mencapai kedalaman 20 cm
sesuai interval pengujian;

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 124

d) Pada tiap interval 20 cm lakukan penekanan batang dalam dengan menarik kunci
pengatur, sehingga penekan hidraulik hanya menekan batang dalam saja;
e) Putar engkol searah jarum jam dan jaga agar kecepatan penetrasi konus berkisar
antara 10 mm/s sampai 20 mm/s ± 5. Selama penekanan batang pipa dorong tidak
boleh ikut turun, karena akan mengacaukan pembacaan data.

Pembacaan hasil pengujian


Lakukan pembacaan hasil pengujian penetrasi konus sebagai berikut:
a) Baca nilai perlawanan konus pada penekan batang dalam sedalam kira-kira 4
cm pertama (kedudukan 2, lihat Gambar 4) dan catat pada formulir (Lampiran C)
pada kolom Cw ;
b) Baca jumlah nilai perlawanan geser dan nilai perlawanan konus pada penekan
batang sedalam kira-kira 4 cm yang ke-dua (kedudukan 3, lihat Gambar 4) dan
catat pada formulir (Lampiran C) pada kolom Tw.

Kedudukan pergerakan konus pada waktu pengujian sondir


Pengulangan langkah-langkah pengujian
Ulangi langkah-langkah pengujian tersebut di atas hingga nilai perlawanan konus
mencapai batas maksimumnya (sesuai kapasitas alat) atau hingga kedalaman
maksimum 20 m s.d 40 m tercapai atau sesuai dengan kebutuhan. Hal ini berlaku baik
untuk sondir ringan ataupun sondir berat.

Penyelesaian pengujian
a) Cabut pipa dorong, batang dalam dan konus ganda dengan mendorong/menarik
kunci pengatur pada posisi cabut dan putar engkol berlawanan arah jarum jam.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 125

b) Catat setiap penyimpangan pada waktu pengujian.

Contoh formulir hasil uji penetrasi konus statik (sondir)


Tabel formulir hasil uji penetrasi konus statik
Lokasi : Penanggung jawab :
No. sondir : Tanggal :
Elevasi :
Kedalama Cw Tw Kw qc fs fsx20cm Tf kPa- Rf
n kPa/100 kPa/100 kPa/100 kPa/100 kPa/100 kPa/100 cm/100 (%)

Penguji Penyelia

( ) ( )

 PENGUJIAN LABORATORIUM
a. Penentuan Kadar Air
Tanah asli dikeringkan dalam oven dengan suhu 110 ± 5o C selama tidak kurang
dari 16 jam. Nilai kadar air yang dinyatakan dalam persen didefinisikan sebagai
perbandingan antara berat air yang terkandung didalam tanah dengan berat tanah
kering. Metode pengujian mengikuti aturan ASTM D 2216-80.

b. Penentuan Berat Isi Tanah


Merupakan pengujian rutin dalam setiap pelaksanaan penyelidikan tanah yang
didapatkan dengan menimbang berat massa tanah yang terdapat dalam volume
cetakan (ring baja). Berat isi tanah dinyatakan sebagai perbandingan antara berat

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 126

tanah dengan volume tanah, dengan notasi γwet dalam satuan gr/cm3. Dengan
diketahui kadar air dalam tanah, maka dapat ditentukan pula besarnya berat isi
tanah kering dengan menggunakan rumus
γ wet
γ dry 
w 1
Metode pengujian mengikuti aturan ASTM D 2937-83.

c. Penentuan Berat Jenis Tanah


Dalam pengujian ini digunakan contoh tanah terganggu yang sudah dikeringkan
menggunakan oven. Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini berupa
piknometer dengan kapasitas 50 ml. Berat jenis tanah didefinisikan sebagai
perbandingan antara berat isi kering butiran tanah dengan berat isi air suling pada
suhu 4o C. Metode pengujian mengikuti aturan ASTM D 854-83.

d. Permeabilitas Tanah
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui koefisien rembesan dari tanah (k).
Pengujian untuk tanah yang bersifat lempung menggunakan alat uji permeabilitas
dengan tinggi tidak tetap (falling head permeability test). Metode pengujian
mengikuti aturan ASTM D 2434-68.

e. Pengujian Konsolidasi
Pengujian konsolidasi silakukan untuk memperolah nilai koefisien konsolidasi
(Cv), indeks pemampatan (Cc) dan besarnya angka pori awal (eo). Benda uji yang
sudah dijenuhkan diberi tegangan secara bertahap mulai dari 0,25 kg/cm2 sampai
dengan 8,0 kg/cm2, dimana pada masing-masing pembebanan dicatat besarnya
penurunan yang terjadi pada waktu 0.25, 1.00, 2.15, 4.00, 6.15, 9.00, 12.15, 16.00,
25.00 dan 36.00 menit. Dengan menggunakan cara Taylor diperoleh waktu yang
diperlukan untuk terjadinya derajat konsolidasi sebesar 90% yang disebut dengan
T90, yang digunakan untuk menentukan besarnya nilai Cv dan Cc. Metode
pengujian mengikuti aturan ASTM D 2435-80.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 127

f. Kuat Tekan Bebas


Pengujian kuat tekan bebas (unconfined test) dilakukan untuk memperoleh nilai
kohesi tanah (c), dengan sudut geser tanah () yang mendekati (0) nol. Percobaan
ini sangat sesuai untuk mencari nilai kohesi tanah (c) untuk tanah berbutir halus
(lanau-lempung). Metode pengujian mengikuti aturan ASTM D 2166-85.

g. Pemadatan Tanah Standar


Pengujian konsolidasi dilakukan untuk memperoleh nilai kadar air optimum (wopt)
dan berat isi kering maksimum tanah yang sudah dipadatkan (γdry maks). Benda
diuji dibuat dalam ukuran (mold) standar dengan ukuran tinggi cetakan 11,5 cm dan
diameter 10,5 cm dengan jumlah lapis 3 lapisan dan jumlah tumbukan 25 kali tiap
lapisnya, sedangkan berat penumbuk standar sebesar 2,5 kg. Metode pengujian
mengikuti aturan ASTM D 1556.

INVESTIGASI KONDISI EKSISTING


Pengertian Tentang Kerusakan, Perawatan, Dan Komponen Bangunan
A. Kerusakan Bangunan
Mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Gedung Negara, maka yang di maksud kerusakan bangunan adalah tidak
berfungsinya bangunan atau komponen bangunan karena :
1. Penyusutan/berakhirnya umur bangunan,
2. Akibat ulah manusia,
3. Perilaku alam seperti beban fungsi yang berlebih, kebakaran, gempa bumi, atau
4. Sebab lain yang sejenis.
B. Intensitas Kerusakan Bangunan
Intensitas kerusakan atau tingkat kerusakan bangunan dapat digolongkan atas tiga
tingkat kerusakan, yaitu :
B.1. Kerusakan Ringan
Kerusakan ringan adalah kerusakan yang terutama terjadi pada komponen non-
struktural, seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai dan dinding pengisi.
B.2. Kerusakan Sedang

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 128

Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen non struktural, dan
atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai, dan lain-lain.
B.3. Kerusakan Berat
Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan, baik
struktural maupun non-struktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat
berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.

Untuk mengukur besarnya intensitas kerusakan bangunan, maka bisa diketahui dengan
cara melihat seberapa besar biaya perawatan atau biaya perbaikan yang diperlukan
dibandingkan dengan biaya konstruksi secara keseluruhan apabila membangun
bangunan baru yang sejenis.
C. Perawatan Bangunan
Perawatan bangunan adalah usaha memperbaiki kerusakan yang terjadi agar bangunan
dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. Perawatan bangunan dapat
digolongkan sesuai dengan tingkat kerusakan ada bangunan yaitu: (i). Perawatan
kerusakan ringan; (ii). Perawatan kerusakan sedang; (iii). Perawatan kerusakan berat.
Besarnya biaya perawatan disesuaikan dengan tingkat kerusakannya, yang ditentukan
sebagai berikut :
C.1. Perawatan Tingkat Kerusakan Ringan
Perawatan tingkat kerusakan disebut sebagai kerusakan ringan adalah apabila
biaya maksimum perawatan/perbaikannya adalah sebesar 30% dari harga satuan
bangunan gedung baru tertinggi yang berlaku, untuk jenis dan lokasi bangunan
yang sama;

C.2. Perawatan Tingkat Kerusakan Sedang


Perawatan tingkat kerusakan sedang, adalah apabila biaya maksimum
perbaikannya sebesar 45% dari harga satuan bangunan gedung baru tertinggi yang
berlaku, untuk jenis dan lokasi bangunan yang sama;

C.3. Perawatan tingkat kerusakan berat


Perawatan tingkat kerusakan berat, adalah apabila biaya maksimum
perbaikannnya adalah sebesar 65% dari harga satuan bangunan gedung baru
tertinggi yang berlaku, untuk jenis dan lokasi bangunan yang sama.

Untuk perawatan yang memerlukan penanganan khusus atau dalam usaha meningkatkan
wujud bangunan, seperti melalui kegiatan renovasi atau restorasi (misal yang berkaitan

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 129

dengan perawatan bangunan gedung bersejarah), besarnya biaya perawatan dihitung


sesuai dengan kebutuhan nyata dan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Instansi
Teknis setempat.
D. Komponen Bangunan
Untuk memudahkan dalam pengenalan terhadap komponen dan subkomponen satu
bangunan misalnya ruang kelas atau ruang lain, perlu diketahui bagian-bagian bangunan
sebagai berikut (lihat Gambar 1 dan 2) :
D.1. Komponen Bagian Kepala
dengan sub-komponen terdiri dari :

a. Penutup Atap;
b. Rangka Atap:
c. Listplank dan Talang;
d. Penutup Plafond;
e. Rangka Plafond.
D.2. Komponen Bagian Badan
dengan sub-komponen terdiri dari :
a. Kusen Pintu-Jendela;
b. Kolom dan Ring Balk;
c. Dinding Pengisi,
D.3. Komponen Bagian Kaki,
dengan sub-komponen terdiri dari :
a. Penutup Lantai,
b. Struktur Bawah Lantai;
c. Sloof,
d. Fondasi;
e. Saluran Drainasi dan Rabat Keliling Bangunan.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 130

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 8 Tahun 2018


Tentang Petunjuk Operasional Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pendidikan
Subbidang Pendidikan Sekolah Dasar :
I. Standar rehabilitasi dan pembangunan
a. Rehabilitasi:
1) Rehabilitasi rusak sedang adalah rehabilitasi terhadap bangunan dengan
tingkat kerusakan lebih besar dari 30% sampai dengan 45%;
2) Rehabilitasi rusak berat adalah rehabilitasi terhadap bangunan dengan tingkat
kerusakan lebih besar dari 45% sampai dengan 65%; dan
3) Untuk rehabilitasi ruang kelas, dalam hal ruang kelas mengalami kerusakan
lebih dari 65%, maka dapat dilakukan pembangunan kembali dalam bentuk
ruang kelas baru dengan alokasi dana sebesar biaya pembangunan ruang kelas
baru.
b. Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB):
1) ukuran bangunan ruang: 8 x 7 m;
2) ukuran selasar: 8 x 2 m;
3) total luas bangunan RKB = (8 x 7)+(1/2 x 8 x 2) = 64 m2;
4) lahan siap bangun minimal luas 72 m2 (ilustrasi 8m x 9m) dengan tidak
mengurangi luas minimal lapangan upacara dan lapangan olahraga (15 x 20
m);
5) pembangunan ruang tidak lebih dari 2 lantai;
6) apabila tidak memiliki lahan, maka pembangunan ruang dapat dilakukan di
lantai 2; dan
7) apabila diperlukan penambahan struktur bangunan di lantai 1 agar dapat
menumpu atau dibangun ruang di atasnya sebagaimana dimaksud pada angka
6), maka dapat diperhitungkan dalam rencana pembangunan ruang.
c. Pembangunan Jamban Siswa:
1) tersedia sumber air bersih;
2) luas bangunan jamban minimal 28 m2 (ilustrasi 7m x 4m untuk 1 paket
pembangunan jamban) berikut dengan sanitasi berupa saluran air bersih, air
kotor/air limbah dan kotoran, septic tank (septictank bisa pembuatan baru atau
menggunakan yang sudah ada dengan menyesuaikan ukuran standar sesuai
kebutuhan) serta sumur resapan;

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 131

3) tersedia perlengkapan jamban yaitu :


a) 2 (dua) bilik untuk pria dan 2 (dua) bilik untuk wanita dimana setiap bilik
terdapat tempat penampungan air (minimum 200 liter berisi air bersih),
kloset jongkok, gayung, kran, gantungan pakaian dan tempat sampah pada
setiap biliknya;
b) 2 (dua) unit urinoir untuk pria;
c) 2 (dua) unit tempat cuci tangan untuk pria beserta cermin;
d) 4 (empat) unit tempat cuci tangan untuk wanita beserta cermin;
e) tempat sampah; dan
f) tempat penampungan air bersih (water tank) bagi daerah yang sulit
mendapatkan air.
4) penataan tata ruang bangunan yang baik dengan memaksimalkan sistim
pencahayaan dan sirkulasi udara;
5) lahan siap bangun minimal luas 28 m2 dengan tidak mengurangi luas minimal
lapangan upacara dan lapangan olahraga (15 x 20 m);
6) lahan terletak pada tempat yang mudah diakses (area depan lingkungan
sekolah apabila ada);
7) jamban dibangun dan digunakan oleh semua pengguna khususnya unsur
sekolah bersangkutan; dan
8) 1 (satu) paket jamban dibangun untuk 1 (satu) sekolah.
II. Biaya Rehabilitasi
a. Rehabilitasi ruang kelas, ruang perpustakaan dan/atau ruang guru
Biaya rehabilitasi untuk 1 (satu) ruang dihitung dengan rumus:

Keterangan:
RR : Biaya rehabilitasi ruang
a : Luas ruang yang direhabilitasi
b : Nilai tingkat kerusakan ruang (%)
c : Harga satuan bangunan ruang per-m2
d : Harga rehabilitasi perabot/penyediaan perabot (jika ada)
b. Rehabilitasi jamban
Biaya rehabilitasi untuk 1 (satu) unit jamban dihitung dengan rumus:

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 132

Keterangan:
RJ : Biaya rehabilitasi jamban
e : Luas jamban yang direhabilitasi
b : Nilai tingkat kerusakan ruang (%)
f : Harga satuan bangunan jamban per-m2
III. Biaya Pembangunan
a. Biaya Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB)
Biaya pembangunan untuk 1 (satu) ruang dihitung dengan rumus:

Keterangan:
PRKB : Biaya pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB)
g : Luas standar bangunan RKB per-ruang (64 m2)
c : Harga satuan bangunan ruang per-m2
h : Harga perabot untuk 1 (satu) ruang kelas
i : Harga tangga bagi pembangunan 2 (dua) ruang atau lebih RKB 2 Lantai (jika
ada)
b. Biaya Pembangunan Jamban
Biaya pembangunan untuk 1 (satu) paket jamban dihitung dengan rumus:

Keterangan:
Pjamban : Biaya pembangunan jamban
j : Luas standar bangunan Jamban per-paket (28 m2)
f : Harga satuan bangunan jamban per-m2

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 133

Gambar Komponen Bangunan

Gambar Ilustrasi Komponen Bangunan

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 134

E. Bobot Nilai Komponen Bangunan


Dalam rencana anggaran biaya (RAB) pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB),
masing-masing komponen bangunan mempunyai prosentase bobot terhadap seluruh
biaya pembangunan. Bobot komponen bangunan tersebut bervariasi tergantung pada
jenis bangunan dan harga satuan bangunan di setiap lokasi, namun demikian secara
umum bobot masing-masing adalah sebagai berikut :

Tabel Bobot Komponen dan Sub-Komponen Terhadap Seluruh Nilai Bangunan

MELAKUKAN ANALISA TINGKAT KERUSAKAN BANGUNAN


A. Menghitung Intensitas Kerusakan Komponen Bangunan
Untuk mengetahui intensitas atau tingkat kerusakan bangunan, perlu dilakukan
perhitungan kerusakan setiap sub-komponen bangunan satu persatu. Kerusakan sub-
komponen bangunan tersebut kemudian dijumlah untuk mengetahui kerusakan setiap
komponen bangunan. Selanjutnya dengan menjumlahkan seluruh kerusakan pada

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 135

komponen bangunan akan diketahui tingkat atau intensitas kerusakan keseluruhan


bangunan.
A.1. Menghitung Kerusakan Atap

a. Penutup Atap. Dalam rancangan prototype ruang kelas maupun SPNF SKB,
penutup atap berbentuk ‘pelana’ sederhana. Bentuk atap ini sangat memadai
karena sederhana dan pemeliharaannya lebih mudah dibanding dengan bentuk
atap lain, misal atap datar, atap limasan, tajuk, dan joglo, dll. Penutup atap
melindungi seluruh bangunan terhadap angin, air hujan, dan panas matahari.
Ada bermacam bahan penutup atap yang bisa digunakan antara lain: genteng,
seng, sirap, zincalume dan lain-lain.

Dari segi struktunya pun ada yang terbuat dari kayu, beton, maupun struktur
baja. Dalam pembahasan ini, yang paling penting adalah menghitung berapa
luas seluruh atap dan berapa luas atap yang mengalami kerusakan, sebagai
berikut :

Gambar Menghitung Kerusakan Atap

Struktur rangka atap bisa dari kayu, beton, maupun baja. Struktur rangka atap
yang biasa dipergunakan pada ruang kelas SPNF dan PAUD terdiri antara lain
reng, usuk/kaso, gording, termasuk kuda-kuda. Perhitungan prosentase
kerusakan rangka atap adalah sebagai berikut :

Gambar Menghitung Kerusakan Rangka Atap

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 136

c. Listplank dan Talang. Listplank adalah bagian dari system atap yang berfungsi
sebagai akhiran atau penutup, biasanya berukuran lebar 15-30 cm, dipasang di
ujung cucuran atap, sehingga secara visual atap menjadi rapih. Sedangkan
talang adalah penampung/pengumpul cucuran air hujan yang dipasang di ujung
atap, air hujan kemudian disalurkan kebawah ke saluran drainase melalui pipa
paralon atau pipa zink.

Gambar Menghitung Kerusakan Listplank dan Talang

A.2. Menghitung Kerusakan Plafond

a. Rangka Plafond. Rangka plafond adalah struktur yang berfungsi membentuk


dan mengikat penutup langit-langit. Rangka plafond di gantung ke rangka atap
dengan bahan kayu atau besi beton, atau kawat yang kuat. Bahan rangka plafond
jaman sekarang bisa terdiri dari kayu atau hollow steel tergantung jenis penutup
atap yang dipakai. Menghitung luas rangka plafond dengan rumusan panjang x
lebar bidang yang ditutup plafond. Bila plafond datar, maka menghitung luasnya

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 137

pun juga menggunakan bidang datar, namun apabila plafon nya miring, maka
panjang atau lebarnya harus di kalikan dengan indeks 1,2. Menghitung
kerusakan plafon datar adalah sebagai berikut :

Gambar Menghitung Kerusakan Plafond

b. Penutup Plafond. Penutup plafond bisa berupa tripleks, plat GRC, gypsum
board, atau bahan lain termasuk listnya bila ada. Apabila plafond nya miring
maka panjang atau lebar dalam perhitungan luasnya harus dikalikan indeks 1,2,
sebagaimana perhitungan rangka plafond diatas.

c. Cat Plafond. Untuk finshing plafond digunakan cat khusus plafond atau cat
tembok termasuk list atau profil plafondnya bilamana ada.

Gambar Menghitung Kerusakan Plafond dan Pengecatan

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 138

A.3. Menghitung Kerusakan Dinding

a. Kolom dan Ringbalk. Kolom dan ringbalk adalah struktur rangka beton yang
yang menyangga atap dan menjadi struktur pemegang bidang dinding, sehingga
bangunan bisa kokoh berdiri. Untuk menyederhanakan perhitungan, maka
kolom dan ringbalk dihitung berdasar jumlah unit kolom dan balok yang
terpasang pada seluruh sisi ruang kelas yang berukuran 6x8 m ditambah selasar
selebar 2 m. Ketinggian kolom diasumsikan paling tinggi 3,5 meter. Kolom
praktis yang biasanya di pasang pada setiap luas dinding 9-10 m²,atau pada segi
tiga dinding, tidak dihitung disini, namun di masukkan kedalam perhitungan
dinding pengisi.

Gambar Menghitung Kerusakan Kolom dan Ringbalk

b. Dinding. Dinding di sini adalah dinding pengisi diantara kolom dengan kolom
dan ringbalk. Dinding pengisi biasanya adalah pasangan bata merah, pasangan
batako, papan kayu, atau bahan lainnya, termasuk kolom praktis dan
plesterannya.

Untuk memudahkan perhitungan luas dinding di sini adalah dengan perkalian


panjang kali lebar, mengabaikan adanya lubang pintu dan jendela, sebagai
berikut :

Gambar Menghitung Kerusakan Dinding

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 139

c. Cat Dinding. Cat adalah pelapis akhir sebagai pelindung dan pewarna dinding.
Untuk menghitung prosentase kerusakan cat, prinsipnya adalah sama dengan
menghitung luas kerusakan pada dinding, yaitu panjang x lebar dinding
terpasang, namun luasan totalnya adalah 2 (dua) kali lipat, karena bidang
pengecatan dilakukan pada dua sisi bidang dinding, bagian luar dan dalam.

A.4. Menghitung Kerusakan Pintu dan Jendela

a. Kusen. Kusen adalah bingkai pintu atau jendela. Kusen biasanya terbuat dari
bahan kayu, alumunium, maupun bahan lain.

Kerusakan pada kusen dihitung berdasar jumlah unit pintu dan jendela yang
terpasang. Satu kusen jendela atau pintu diperhitungkan sebagai 1 (satu) unit.
Kerusakan yang bisa diperhitungkan pada kusen ini adalah bilamana kusen
tersebut keropos karena rayap, karena air, atau sebab lain, patah karena
kerusakan struktur bangunan, atau sebab lain yang menyebabkan daun pintu
atau jendela tidak bisa di operasikan dengan baik.

Kerusakan karena cacat benturan kecil atau karena cat mengelupas, atau pudar
tidak bisa dihitung sebagai kerusakan. Simak perhitungan kerusakan pada
Gambar di bawah ini :

Gambar Menghitung Kerusakan Kusen Pintu dan Jendela :

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 140

b. Daun Pintu. Daun pintu adalah penutup lubang pintu. Daun pintu ada yang satu
daun (tunggal) atau dua daun (ganda). Jumlah daun pintu dihitung berdasarkan
unit/lembar daun pintu yang terpasang. Bila pintu tersebut berdaun pintu 2
(ganda), maka di hitung sebagai 2 (dua) unit, sebaliknya bila pintunya berdaun
1 (tunggal), maka di hitung sebagai 1 (satu) unit, lihat Gambar.

c. Daun Jendela. Daun Jendela adalah penutup lubang bukaan jendela, dalam hal
ini termasuk bilamana ada jendela kaca mati. Apabila dalam satu jendela berisi
2 daun jendela dan satu jendela kaca mati, maka daun jendela tersebut dihitung
sebagai 3 (tiga) unit, apabila satu jendela mempunyai satu daun jendela dan satu
jendela kaca mati, maka daun jendela dihitung sebagai 2 unit, lihat Gambar.

Gambar Menghitung Kerusakan Daun Pintu dan Daun Jendela

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 141

A.5. Menghitung Kerusakan Lantai

a. Struktur Bawah Lantai. Struktur bawah lantai adalah dasar sebelum penutup
lantai lantai dipasang. Struktur bawah lantai harus kuat dan padat, bisa berupa
urugan tanah dipadatkan, urugan pasir, atau lapisan perkerasan beton bertulang
atau tidak bertulang, tergantung kondisi tanah permukaan setempat. Kerusakan
yang terjadi biasanya adalah penurunan lantai.

b. Penutup Lantai. Penutup permukaan lantai ruangan (keramik, tegel, plesteran,


acian, papan kayu atau bahan lainnya). Menghitung bagian yang rusak
dilakukan dengan membuat asumsi berapa m² penutup lantai yang rusak. Rusak
karena pecah, karena poping, karaena benturan, dll. Pertimbangkan bilamana
lantai yang terpasang tidak ada lagi di pasaran, sehingga perlu mengganti
seluruhnya atau cukup mengganti setempat saja.

Gambar Menghitung Kerusakan Lantai :

A.6. Menghitung Kerusakan Fondasi

a. Pondasi. Fondasi adalah struktur dasar bangunan yg berada di dalam tanah.


Fondasi ada bermacam-macam jenis, namun untuk bangunan ruang kelas,
gedung satu lantai, biasanya di gunakan jenis fondasi menerus atau fondasi titik
dengan pelat kaki. Jenis fondasi yang paling umum adalah fondasi menerus,
menggunakan pasangan batu kali atau pasangan bata. Tingkat kerusakan fondasi
tidak mudah untuk di nilai, karena sudah terpendam didalam tanah. Kerusakan
fondasi biasanya ditunjukkan adanya penurunan dinding, penurunan lantai,
adanya kelongsoran tanah dan lain-lain.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 142

b. Sloof. Sloof adalah balok beton bertulang yang ditempatkan di atas pondasi
menerus, dipasang menghubungkan antar satu kolom dengan kolom lain di
bawah lantai. Sloof ini berfungsi untuk mengikat atau menyatukan seluruh
kolom dan sekaligus meratakan beban berat bangunan ke fondasi. Kerusakan
sloof biasanya terjadi bersamaan dengan kerusakan fondasi ditunjukkan adanya
penurunan dinding, penurunan lantai, kelongsoran tanah dan lain-lain.

Gambar Menghitung Kerusakan Fondasi dan Sloof

A.7. Menghitung Kerusakan Instalasi Utilitas

a. Instalasi Listrik. Instalasi utilitas listrik pada bangunan ruang kelas, biasanya
terdiri dari instalasi lampu/penerangan, instalasi skaklar/switch, dan instalasi
stop kontak. Untuk memudahkan dalam penghitungan maka dipakai istilah ‘titik
instalasi’. Setiap titik lampu, skaklar, atau stop kontak dihitung sebagai 1 (satu)
‘Titik’ utilitas listrik. Pada Gambar 14 bisa dilihat bawa dalam RKB mempunyai
6 (enam) lampu, 1 (satu) skaklar, dan 1 (satu) stop kontak, jumlah seluruhnya
di hitung menjadi 8 (delapan) titik.

Gambar Menghitung Kerusakan Instalasi Listrik

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 143

b. Instalasi Air Hujan & Pasangan Rabat Beton Keliling Bangunan. Instalasi
saluran air hujan, berupa pasangan buis beton setengah diameter atau parit
pasangan bata yang mengelilingi bangunan. Satuan ukurannya adalah m’ (meter
panjang), lihat Gambar. Pasangan rabat beton keliling berupa perkerasan beton
atau semen setebal 8 -10 cm, dengan ukuran lebar +/- 1 m. Satuan untuk
mengukur kerusakan adalah dalam m’ (meter panjang), lihat Gambar.

Gambar Menghitung Kerusakan Instalasi Air Hujan dan Beton Keliling


Bangunan

A.8. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Intensitas Kerusakan Komponen Bangunan.

Tabel Rekapitulasi Intensitas Kerusakan Sub-Komponen Bangunan

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 144

B. Melakukan Analisa Intensitas Kerusakan Bangunan


Setelah menghitung tingkat kerusakan sub-komponen bangunan, perhitungan
dilanjutkan dengan menghitung kerusakan komponen bangunan. Prinsipnya adalah
dengan menjumlahkan seluruh tingkat kerusakan sub-komponen bangunan dan
dianalisa untuk mendapatkan intensitas atau tingkat kerusakan seluruh bangunan-
bangunan. Analisa intensitas kerusakan menggunakan Format A1. Sebuah format yang
disusun oleh Tim Teknis DIrektorat Jenderal PAUD dan Pendidikan Masyarakat,
Kemdikbud berdasarkan pada Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan prototipe
rancangan ruang kelas baru (RKB) PAUD Tahun 2018.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 145

B.1. Mengenal Format A1.

Tabel Format A1

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 146

B.2. Menghitung Tingkat Kerusakan Bangunan.

Menghitung tingkat kerusakan bangunan menggunakan Format A1 dengan urutan


sebagai berikut :

(1). Isikan hasil perhitungan kerusakan Sub-Komponen Bangunan yang sudah di


hitung kedalam kolom (6).

(2). Isi kolom (7) dengan perkalian antara kolom (4) dengan kolom (6).

(3). Jumlahkan seluruh bobot pada kolom (7), maka akan di ketahui tingkat
kerusakan bangunan ruang kelas tersebut.

Tabel Simulasi Analisa Tingkat Kerusakan Analisa Tingkat Kerusakan Bangunan

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 147

Penjumlahan seluruh kerusakan pada sub-komponen bangunan (kolom7) adalah


18,86%, ini dibaca bahwa tingkat kerusakan bangunan tersebut adalah 18,86%.
Selanjutnya mengacu pada Tabel 5, maka tingkat kerusakan masih di bawah 30%,
berarti bangunan ruang kelas tersebut mengalami KERUSAKAN RINGAN.

Tabel TINGKAT KERUSAKAN Mengacu Pada PermenPU No.45/2007

PENYUSUNAN KRITERIA DESAIN


kriteria dibidang perencanaan pembangunan gedung yang harus menjadi perhatian dari
Konsultan Perencana adalah :
 ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN
 Dalam hal Perencanaan site, luasan maupun
bentuk dan penampilan arsitektur modern
dengan tidak meninggalkan ciri khas / budaya
lokal.
 Perencanaan juga harus menunjang
kemungkinan pengembangan fasilitas/sarana
dari bangunan dimaksud yang akan datang serta
kemungkinan pentahapan pelaksanaan
pembangunannya.
 Menjamin terwujudnya Tata Ruang Hijau yang dapat memberikan keseimbangan
dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
 Menjamin bangunan Gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.

 STRUKTUR BANGUNAN
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat prilaku alam dan manusia.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 148

 Menjamin keselamatan manusia dan kemungkinan kecelakaan atau luka yang


disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.
 Menjamin perlindungan property lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh
kegagalan struktur.
 KETAHANAN TERHADAP KEBAKARAN :
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat prilaku alam dan manusia.
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa sehingga
mampu secara struktur, stabil selama kebakaran sehingga:
- Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
- Cukup waktu bagi mobil kebakaran memasuki lokasi kebakaran untuk
memadamkan api.
- Dapat menghindari kerusakan pada property lainnya.
 SARANA JALAN MASUK DAN KELUAR
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang layak, aman
dan nyaman, kedalam bangunan dan fasilitas serta layanan didalamnya.
 Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau luka saat
evakuasi dalam keadaan darurat.
 Menjamin tersedianya aksesbelitas bagi penyandang cacat,khususnya untuk
bangunan bertingkat.
 TRANSPORTASI DALAM GEDUNG
 Tersedianya sarana transportasi yang layak, aman, dan nyaman didalam gedung
 Tersedianya aksesibilitas bagi penyandang cacat.
 Pencahayaan Darurat, Tanda Arah Keluar, dan Sistem Peringatan Bahaya
 Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informative didalam bangunan
gedung apabila terjadi keadaan darurat.
 Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah dan aman, apabila terjadi
keadaan darurat.
 INSTALASI LISTRIK, PENANGKAL PETIR, KOMUNIKASI DAN TSI
 Terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
 Terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari bahaya akibat
petir.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 149

 Tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang terselenggaranya


kegiatan dalam bangunan gedung sesuai fungsinya.
 Terwujudnya sarana instalasi teknologi system informasi yang memadai dalam
menunjang kelancaran terselenggaranya online integrated system.
 SANITASI DALAM BANGUNAN
 Tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang terselenggaranya
kegiatan didalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
 Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara baik.
 VENTILASI DAN PENGKONDISIAN UDARA
 Terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup,baik alam maupun buatan dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya.
 Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara secara baik.
 PENCAHAYAAN
 Terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup baik alami maupun buatan dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya.
 Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan secara
baik.
 KEBISINGAN DAN GETARAN
 Terwujudnya kehidupan yang nyaman dari gangguan suara dan getaran yang
tidak diinginkan
 Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan yang menimbulkan
dampak negative suara dan getaran perlu melakukan upaya pengendalian
pencemaran dan atau mencegah perusakan lingkungan.

C. TAHAPAN PENGEMBANGAN RENCANA


Adapun jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses pra-perencanaan atau pra-
desain antara lain adalah sebagai berikut :

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 150

PEMBUATAN SITE PLAN


Pembuatan Site Plan, yang menampilkan gedung rencana, yang sebelumnya dilakukan
kajian terhadap kondisi dan karakteristik site yang meliputi :
 Analisa terhadap Orientasi Matahari
 Analisa terhadap Arah Angin
 Analisa terhadap Kondisi Kemiringan Site.
 Analisa terhadap Kebisingan/Sirkulasi
 Analisa terhadap Lingkungan Sekitar
 Analisa terhadap Kondisi Tanah
Dalam perencanaan site maka faktor yang mendukung termasuk potensi exsisting yang ada
harus dimanfaatkan sebagai elemen pendukung dalam perencanaan Site.
Secara garis besar, faktor-faktor pendukung tersebut :
 Alam : Sinar Matahari, angin dan topografi/countur tanah
 Lingkungan : Pola lingkungan dan view
 Exisisting : Jalan, Jaringan Utilitas, Pohon-pohon, Posisi Site
Gambar berikut adalah salah satu contoh Perencanaan Site yang didasarkan atas kajian
terhadap beberapa faktor pendukung yang telah disebutkan diatas.

Seluruh faktor akan dimanfaatkan untuk membentuk site plan/tapak yang sesuai dengan
kebutuhan bangunan Gedung Rencana dalam perencanaan site bangunan disusun sebagai
berikut :
a. Konsep Makro

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 151

Sebagai suatu kompleks Hunian maka perencanaan site plan harus menjadi satu
kesatuan dengan bagunan lainnya sebagai bagian dari sub sistem lingkungan.
- Pola pendenahan perletakan bangunan dan ruangan harus berdasarkan fungsi dan
aktifitas, yang juga harus mampu menampung kemungkinan pengembangan
fasilitas/sarana dari bangunan yang ada dimasa mendatang, serta kemungkinan
pentahapan pelaksanaan dengan tetap mempertimbangkan efesiensi penggunaan
tanah dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan dalam master plan.
- Sistem sirkulasi yang akan diterapkan mampu mendukung pola hubungan fungsi
yang jelas dan mengalir sehingga seluruh ruang yang direncanakan dapat berfungsi
secara efektif dan efisien.
- Pencapaian kompleks, akan diupayakan semudah dan senyaman mungkin dengan
memperhatikan peranan dari pintu masuk utama dan pintu samping (main & site
entrance).
b. Konsep Mikro
- Penataan bangunan pada tapak menuju pada perkembangan yang dinamis baik
secara kualifikasi maupun kuantitas dengan tetap memperhatikan fisik tapak dan
orientasi.
- Penyusunan pola massa disamping berpedoman pada sifat dan hubungan aktifitas
kegiatan yang ada, juga didasarkan pada kriteria kebutuhan kelompok fungsi di
dalam bangunan itu sendiri.
- Kesatuan tata massa juga diciptakan melalui dukungan elemen- elemen
perancangan, termasuk sistem utilitas, tata ruang luar dan penghijauan.
- Penampilan arsitektur secara keseluruhan kompleks mencerminkan adanya
kesatuan yang harmonis/keserasian dengan lingkungannya ddan memunculkan
budaya arsitektur lokal yang menarik dan bernilai.

PERENCANAAN BANGUNAN
Perencanaan Bangunan meliputi pembuatan gambar Pra Disain (sebagai bahan diskusi dan
presentasi) dan Gambar Disain beserta Detail-Detail Konstruksinya, pembuatan Rencana
Kerja dan Syarat- Syarat (RKS), pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB), perhitungan
struktur, gambar perspektif dan laporan-laporan perencanaan, pembuatan disain pelataran
parkir, pembangunan disain jalan, disain pagar, conblok canstin, penataan halaman, pos
jaga dan sebagainya.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 152

Pembuatan disain saluran drainase dan gorong-gorong, penempatan septick tank, tangki air,
penangkal petir dan sebagainya.

D. TAHAPAN RENCANA DETAIL


PENGEMBANGAN RENCANA BANGUNAN
Sesuai dengan dasar falsafah sebagaimana bangunanan fasilitas hunian lainnya, maka secara
umum penampilan bangunan memberikan kesan menarik nyaman dan terjamin
keamanannya, sebagai suatu aspek yang dibutuhkan pada Fasilitas hunian yang sangan
Representatif.

 PENAMPILAN ARSITEKTUR
Pola perencanaan tata ruang akan memperlihatkan aspek efisiensi fungsi melalui
penciptaan ruang-ruang yang tidak terbuang dengan sudut-sudut dinding tidak lebih
kecil dari 90 derajat. Sedangkan penampilan bentuk, mengutamakan keserasian
lingkungan, tanpa meninggalkan ciri-ciri budaya tradisional.
Dalam Visualisasi bangunan Gedung Rencana, disain interior merupakan
pengembangan dari konsep bangunan itu sendiri. Disain interior ini terpadu dengan
perencanaan lingkungan untuk menciptakan efisiensi kerja yang tinggi. Disain
bangunan rencana, harus dirancang agar menimbulkan kesan bahwa gedung tersebut
aman, modern, agresif namun konservatif. Kesan ini harus terlihat mulai dari pintu
masuk gedung, loby, dan ruang-ruang lainnya. Bangunan Gedung Rencana harus
menjunjung tinggi pentingnya lingkungan kerja yang efisien untuk menimbulkan
kreativitas bagi penghuninya. Hal inilah yang melandasi kerangka kerja disain ruang,
disain interior harus merupakan paduan harmonis antara pemakai ruangan, furniture,
warna-warna dan penerangan dengan disain dari bangunan itu sendiri. Kombinasi dari
unsur-unsur tersebut menghasilakan bangunan untuk aktifitas hunian yang
mencerminkan identitas baru yang normative.

 PERENCANAAN RUANGAN
Prinsip dasar pengembangan perencanaan ruangan adalah untuk memberikan kesan
yang hangat dan berwibawa serta memberikan kemungkinan terhadap perubahan-
perubahan diwaktu mendatang. Pendekatan ini membagi ruang hunian dalam dua
kategori, yakni:

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 153

1) Permanen Dan Fleksibel


Citra yang ramah dapat dilihat dari ruangan-ruangannya yang indah dan
menyenangkan untuk dimasuki, mulai dari pintu masuk dilantai dasar menuju
keloby , kemudian ke Ruangan Kamar masing- masing.
Ruang disamping loby dan ruang aktivitas pegawai, teras, toilet, gudang, parkir,
merupakan ruang permanent.
2) Penampilan Bangunan Secara Total
Konsep dari Penampilan bangunan secara Total dapat diartikan bahwa kondisi nyata
bangunan yang ada dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada pengguna
gedung.
Peneliti dari CBPD mengidentifikasi enam criteria penampilan bangunan yang baik,
yang mempunyai kualitas tinggi sebagai ruang kerja. Kriteria tersebut adalah :
a. Kualitas Panas (thermal)
Biasanya masalah yang timbul adanya sumber panas dari peralatan kantor,
radiasi dari efek panas didekat peralatan kantor dan tidak adanya atau kurangnya
sirkulasi udara dalam ruangan
b. Kualitas Udara (suhu udara)
Biasanya masalah yang timbul adalah adanya udara/gas yang keluar dari
peralatan kelengkapan ruangan, kabel-kabel, tidak adanya control udara bersih,
penggeseran/perubahan tata letak untuk menghidari silau dari matahari
c. Kualitas Akustik
Masalah ini timbul karena adanya printer yang tidak menggunakan tutup, suara
dari keyboard dan disk driver dan suara-suara yang ditimbulkan oleh peralatan
yang menggunakan teknologi baru.
d. Kualitas Visual
Masalah timbul karena adanya silau dari jendela, pantulan dari lampu dan
jendela pada layer monitor, sakit kepala/pusing dan sakit mata/lelah karena
konsentrasi mata kelayar monitor yang terus menerus.
e. Kualitas Spasial/Ruangan
Adanya kabel-kabel yang terbuka, dan penggantian kabel, kertas-kertas dari
printer yang berlebihan diatas meja, tempat kerja yang tertutup peralatan kantor,
tempat duduk yang tidak baik terhadap posisi layer monitor sehingga terjadi

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 154

kecapaian tangan dan punggung terhadap keyboard dan duduk berlama- lama
diatas kursi.
f. Integritas Bangunan
Masalah timbul karena tidak diperhitungkannya berat dari peralatan kantor yang
akan dipasang/ dipakai dan diperlukannya ruangan yang bebas debu.

 STRUKTUR BANGUNAN
Sebelum dilakukan analisis terhadap Struktur Bangunan terlebih dahulu dilakukan
penelitian terhadap kondisi tanah di lokasi perencanaan. Proses penelitian terhadap
kondisi/struktur tanah (untuk mengetahui daya dukung tanah) dapat dilakukan dengan
melakukan Sondir dan Boring
1) Uraian Umum
Karena tanah tidak homogen dan regangannya tidaklah sama dengan sifat dinamis
benda elastis padat. Tegangan didalam tanah pondasi yang disebabkan oleh beban
garis atau beban merata dengan cara menjumlahkan tegangan-tegangan akibat
beban terpusat yang bekerja pada permukaan tanah atau didalam tanah.
Ada semacam gejala yang sering tampak apabila penimbunan dilakukan pada
lapisan bawah, pondasi lapisan tanah jelek. Tanah mempunyai sifat untuk
meningkatkan kepadatan dan kekuatan gesernya apabila mendapat tekanan. Apabila
beban yang bekerja pada tanah pondasi telah melampaui daya dukung
batasnya/tegangan geser yang ditimbulkan didalam tanah pondasi melampaui
ketahanan geser tanah pondasi, maka akan berakibat keruntuhan geser dari tanah
pondasi
2) Uraian Khusus
Tanah pondasi biasanya merupakan bahan yang susunannya amat rumit dan
beraneka ragam . Walaupun sifat fisik dan mekaniknya dapat diketahui dengan
penyelidikan tanah atau pengujian tanah, namun hasilnya tidak sesuai benar dengan
kenyataannya. Tidak seperti pada beton atau baja yang hasil penyelidikannya dan
pengujiannya dapat dipercaya.
Data pemboran lapisan geologi atau hasil pengujian tanah adalah hanya pada
suatu titik yang dipilih sembarang, sehingga untuk mengambil kesimpulan
apakah hanya itu merupakan sifat-sifat keseluruhan tanah pondasi, harus diteliti
berdasarkan latar belakang geologi mengenai pembentukan tanah pondasi tersebut.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 155

Untuk melaksanakan survey pada tanah dasar yang jelek, maka dianjurkan cara
kerjanya sebagai berikut :
Mula-mula harus dilakukan survey pendahuluan untuk mengetahui penyebaran
lapisan tanah yang buruk dan garis besar sifat mekanik setelah mempelajari sifat-
sifat dinamik struktur berdasarkan survey pendahuluan.
Kedua dengan ketelitian yang lebih tinggi adalah dengan pemeriksaan secara kasar
mengenai daya dukung tanah atau penurunan, yakni untuk menjernihkan hal-hal
yang meragukan sehingga dapat disediakan hasil-hasil penyelidikan atau pengujian
untuk analisa dinamik bagi perencanaan.

Perancangan structural suatu struktur bangunan gedung adalah suatu kegiatan


prosedural sekuensial yang menyeluruh/komprehensif, meliputi beberapa aspek dan
bertujuan untuk menghasilkan suatu perangkat dokumen perencanaan yang
kemudian berperan sebagai pedoman, aturan, batasan bagi pihak pemilik bangunan
dan pelaksana konstruksi dalam melakukan pekerjaan konstruksi merealisasikan
struktur bangunan yang didinginkan. Kegiatan perancangan ini meliputi beberapa
tahapan sekuensial yaitu, survey,penentuan alternative rancangan, pemilihan
rancangan, penghitungan perancangan dan dokumentasi hasil rancangan.
Bagian ini akan memaparkan tahapan perencanaan struktural yang diperlukan dalam
perancangan struktur gedung yang akan direncanakan.
1) Penentuan Alternatif Rancangan
Tahap penentuan Alternatif Rancangan adalah suatu tahapan dalam keseluruhan
kegiatan perancangan structural bangunan gedung yang didalamnya dilakukan
penentuan alternative-alternatif rancangan berdasarkan dokumentasi hasil kegiatan
tahapan survey.
a. Bangunan Atas
Study teknis atas dokumentasi hasil survey dapat mengindikasikan bahwa untuk
bangunan atas, jenis-jenis berikut ini adalah efisien dan dapat dipilih untuk
konstruksi bangunan Gedung yang akan direncanakan :
- Struktur Portal beton bertulang untuk frame utama Bangunan Gedung
- Beton dengan mutu/kekuatan normal dapat dipakai untuk konstruksi ini.
Mutu beton yang diusulkan adalah (20 MPa, 25MPa,30 MPa). Terhadap

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 156

beban seismic,portal daktilitas penuh adalah cukup tepat untuk struktur


bangunan ini.
- Struktur Portal Baja untuk frame utama Bangunan Gedung
- Alternatif yang lain adalah portal baja untuk struktur bangunan gedung.
Mutu baja yang diusulkan adalah ST.37 (= 1600kg/cm²). Terhadap
pembebanan seismic dan pembebanan lateral lainnya beberapa jenis portal
yang dapat dipilih untuk struktur utama bangunan gedung ini adalah Portal
Baja Lentur.
- jika struktur bangunan atap tudung diperlukan maka rangka batang kayu
atau rangka batang baja dapat dipilih sebagai struktur rangka atap gedung
ini.
- Struktur sekunder yang terpisah dari Struktur Utama.
Agar prilaku struktur utama terhadap pembebanan seismic dapat diprediksi
dengan baik , struktur-struktur sekunder seperti tangga, menara, bingkai jendela
dan panel kaca atau panel dari bahan-bahan getas lainnya, dipisahkan secara
structural dari struktur utama.Koneksi fleksibel pada badan bangunan dapat
diadakan pada posisi yang tepat jika denah bangunan sedemikian rupa sehingga
tanpa koneksi fleksibel prediksi prilaku seismic bangunan tak dapat dipastikan.
b. Bangunan Bawah
Studi teknis atas dokumentasi hasil studi eksplorasi tanah mengindikasikan
bahwa jenis-jenis struktur dan ketentuan-
ketentuan strukturil berikut ini diperlukan dan dapat dipilih bagi konstruksi
bangunan bawah gedung yang akan direncanakan :
 Fondasi Telapak
Masyarakat konstruksi di Kupang dan daerah sekitarnya lebih mengenal
pondasi jenis ini dengan nama Footplat. Pondasi ini mentransfer beban
bangunan atas dari kolom kelapisan tanah pendukung melalui suatu telapak
beton bertulang. Pondasi ini dapat dipilih bagi tanah dengan daya dukung
sedang atau tinggi, dengan lapisan tanah keras/pendukung tidak lebih dalam
dari 2,4 m di bawah permukaan tanah.
 Pondasi Lajur Beton
Pondasi ini mentransfer beban bangunan atas dari kolom- kolom struktur
bangunan atas kelapisan tanah pendukung melalui suatu system balok beton

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 157

brtulang yang dibangun mengikuti lajur denah dinding bangunan. Pondasi


jenis ini dapat dipilih sebagai struktur pondasi jika tanah pendukung adalah
tanah lunak dan ada kemungkinan terjadi perbedaan penurunan akibat
perbedaan kecepatan konsolidasi diantara titik-titik beban pada lapisan tanah
pendukung atau akibat pembebanan tak seragam dari kolom-kolom
bangunan atas.
 Pondasi Tiang
Pondasi jenis ini mentransfer beban bangunan atas dari kolom kelapisan
tanah pendukung melalui tiang-tiang structural yang dipasang dibawah
kolom. Pondasi ini menjadi pilihan jika tanah pendukung adlah tanah
lunak/sangat lunak dan kedalaman muka air tanah tidak terlalu dalam.
Jika lapisan tanah pendukung berada pada kedalaman sekitar 4 s/d 12 meter
dibawah permukaan tanah maka jenis borred pile, atau sumuran dari bahan
beton, dapat dilipilih untuk pondasi bangunan ini. Jika kedalaman tanah
keras berada lebih daripada 12 meter dibawah permukaan maka pondasi
tiang jenis Tiang Pancang haruslah dipilih sebagai pondasi bangunan ini.
Pondasi
tiang pancang kayu, beton bertulang atau baja dapat menjadi alternative
pondasi bangunan ini.
 Pondasi Pelataran ( Bassement Foundation )
Pondasi jenis ini mentransfer beban bangunan atas kelapisan tanah
pendukung melalui struktur plat. Pada umumnya dari beton bertulang yang
dibangun pada daerah denah bangunan dibawah struktur bangunan atas.
Pondasi jenis ini dipilih jika bangunan berada diatas tanah yang sangat
lunak, dan berplastisitas yang besar. Pondasi jenis ini cukup baik untuk
mengatasi masalah structural yang ditimbulkan oleh perbedaan penurunan.
Pondasi pelataran ini juga dapat memberikan tambahan ruang bawah tanah
sebagai suatu pelataran (basement), sehingga pondasi ini disebut Pondasi
Pelataran.

2) Pemilihan Rancangan
Pada tahap ini diadakan perhitungan preliminaries atas alternative- alternatif
rancangan yang dikemukakan pada tahap Penentuan Alternatif Rancangan, untuk

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 158

menentukan alternative rancangan yang terpilih. Pertimbangan pemilihan


alternative rancangan didasarkan menurut prioritas berturut-turut pada hal kekuatan,
kestabilan, keawetan, ekonomis dan keindahan.
a. Kekuatan
Suatu system struktur harus mampu memikul semua beban yang akan
membebani struktur tersebut seumur hidup, tanpa mengalami kegagalan
struktur: hancur, rubuh dan yang lain serupa itu, yang sedemikian sehingga
struktur tersebut tidak dapat memberikan kegunaan, tidak dapat berfungsi
sebagaimana dimaksudkan dan diharapkan.
b. Kestabilan
Suatu system struktur yang tidak akan mengalami perpindahan seluruh atau
bagian-bagiannya ketika dibebani, yang sedemikian sehingga tidak dapat
memberikan kegunaan dan tidak dapat berfungsi sebagaimana yang
dimaksudkan dan diharapkan darinya. Ketidakstabilan suatu struktur dapat
berupa berguling, berpindah, bergetar, melendut dll.
c. Kenyamanan
Suatu system struktur yang tidak berperilaku sedemikian sehingga memberikan
ketidaknyamanan kepada pemakai/penghuni struktur tersebut.
Ketidaknyamanan dapat terjadi jika struktur terlihat melendut dengan
lendutan yang ekstrim, bergetar atau berguncang dengan vibrasi yang besar,
memiliki bagian-bagian yang menonjol atau bergantung di atas tempat
penghunian dll.
d. Keawetan
Suatu system struktur dengan bahan yang tahan terhadap pengaruh merusak dari
lingkugan sekitarnya.
e. Ekonomis
Suatu system struktur yang berharga terjangkau baik dalam konstruksi,
pemakaian maupun pemeliharaannya. Termasuk dalam pokok ini adalah struktur
yang dapat dibangun dengan tidak terlalu sukar, dan dapat dijangkau oleh
pengguna/pemakai.
f. Keindahan
Suatu system struktur yang memiliki bentuk dan penampilan teksturall yang
serasi dengan keindahan lingkungannya, indah dan menarik hati.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 159

Berdasarkan dokumentasi hasil kedua tahapan sebelumnya dan dengan mengacu


pada pokok-pokok pemilihan rancang atas, dilakukan perhitungan preliminaris
untuk memilih alternatif rancangan yang unggul.

3) Perhitungan Rancangan
Pada tahap ini, dilakukan perihtungan-perhitungan yang lengkap dan teliti
(rigorous) atas rancangan terpilih untuk memastikan kekuatan, kestabilan dan
kenyamanan. Pada tahap ini pula dilakukan perubahan-perubahan perbaikan
atas rancangan terpilih sesuai performansi struktur yang diharapkan, sehingga dari
tahapan ini akan dihasilkan rencana bentuk dan keadaan akhir bangunan.
Perhitungan rancangan meliputi perhitungan perencanaan kekuatan dan kestabilan
struktur, perhitungan biaya bangunan.
a. Perencanaan Bangunan Atas
Dewasa ini beberapa metode canggih telah tersedia dalam bentuk piranti lunak
analisa struktur dan dapat dipakai untuk maksud ini. Beberapa piranti lunak
untuk analisa desain struktur tersebut antara lain Structural Analysis Program
(SAP). Metoda-metoda konvensional untuk maksud ini adalah antara lain
Momem Distribution Method yang biasa dikenal dengan cara cross, takabeya
dll.
b. Perencanaan Bangunan Bawah
Perencanaan bangunan bawah dapat pula dilakukan dengan piranti lunak-piranti
lunak yang disebutkan di atas. Pada umumnya analisa dan desain bangunan
bawah tidaklah serumit pada bangunan atas sehingga metoda-metoda
konvensional masih dapat dipakai dengan tidak terlalu memberatkan dan
menyulitkan untuk maksud ini.

4) Dokumentasi Hasil Rancangan


Perhitungan perencanaan kekuatan dan kestabilan struktur didokumentasi dalam
tiga atau empat dokumen yaitu, Analisa dan Desain Struktur, Gambar Rencana,
Rencana Kerja, dan Syarat- Syarat. Jika diperlukan maka pada ketiga dokumen ini
ditambahkan ketentuan pemeliharaan bangunan. Perhitungan biaya bangunan
didokumentasi dalam rencana Anggaran Biaya Bangunan (RAB).
a. Analisa dan Desain Struktur

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 160

Dokumen ini berisi seluruh perhitungan analisa dan desain kekuatan dan
kestabilan struktur.
b. Gambar Rencana
Dokumen ini adalah gambar teknis yang lengkap, yang menunjukkan ukuran,
bentuk, cara pemasangan dll dari setiap elemen struktur bangunan yang akan di
bangun.
c. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Dokumen ini berisi segala ketentuan terperinci pelaksanaan pekerjaan
konstruksi bangunan secara praktikal/operasional. Hal-hal yang diatur dalam
RKS ini adalah mutu (kekuatan dan keawatan) struktur yang dapat dipakai atau
yang harus dicapai, metoda pelaksanaan dan ketentuan/syarat-syarat
palaksanaan konstruksi bangunan dimaksud.
d. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Dokumen ini berisi perhitungan biaya dari konstruksi bangunan dimaksud.
Biasanya RAB hanya berisi perhitungan biayakonstruksi bangunan, akan
tetapi sebenarnya RAB harus memuat perhitungan biaya seluruh pelaksanaan
konstruksi dan pemeliharaan bangunan yaitu biaya survei dan perencanaan,
biaya konstruksi dan biaya pemeliharaan.

 BAHAN MATERIAL
Bahan atau material yang akan digunakan disamping dari segi keawetan, akan
mempertimbangkan pola penggunaan bahan. dari segi arsitektural, maka penggunaan
material diserasikan dengan faktor lingkungan, cuaca (iklim) dan seharmonis mungkin
dengan tetap memberikan kesan menarik untuk mendukung penampilan bangunan
dengan budaya lokal.

 PERENCANAAN UTILITAS
Suatu Sistem Bangunan Gedung Rencana memiliki empat komponen penting yaitu
(1). Sistem Otomatisasi Hunian, (2). Sistem Otomatisasi Bangunan, (3). Fasilitas
Telekomunikasi dan (4). Engineering Bangunan yang terdiri atas Arsitektur Bangunan,
Lingkungan Bangunan dan Struktur Bangunan.
Disamping empat komponen utama diatas agar suatu bangunan i dapat bekerja dengan
baik diperlukan banyak komponen pendukung lainnya. Komponen pendukung ini tidak

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 161

bisa diabaikan, karena komponen utama tidak akan bisa bekerja baik atau bahkan sama
sekali tidak bisa bekerja tanpanya. Pada akhirnya pula, kinerja komponen pendukung
ini akan turut menentukan kinerja komponen utama dari suatu Bangunan.
Oleh karena itu, pembahasan dalam bagian ini akan mencakup semua subsistem utama
dan subsistem pendukung yang dipakai pada Bangunan Gedung. Bahasan pertama
adalah Sistem Otomatisasi Hunian. Subsistem dalam Sistem Otomatisasi Bangunan
yang akan dibahas meliputi Sistem Pengkondisian Udara (Tata Udara), Sistem
Pencahayaan, Sistem Telekomunikasi, Sistem Keamanan, dan Sistem Kebakaran.
Pembahasan meliputi cara kerja secara umum, control yang dipakai, dan peralatan yang
digunakan. Selanjutnya system pendukung yang akan dicakup meliputi Sistem
Kelistrikan, Sistem Suplai Air, system Pengkabelan, Sistem Tata Suara dan terakhir
Sistem Transportasi.

1) Sistem Otomasi Hunian


Gedung Rencana dirancang untuk menampung otomasi komunikasi yang canggih.
Tulang punggung system ini disebut Broadband Local Area Network (Boardband
LAN) yang memungkinkan tercapainya fleksilibitas maksimal. Sebagai alat
penunjang, dalam gedung pemerintahan juga terpasang Sistem Manajemen
Informasi/Management Information System (MIS). Keuntungan Local Area
Network (LAN) dan MIS adalah :
1. Setiap orang yang menggunakan Personal Computer (PC) atau terminal dapat
secara mudah berhubungan dengan mainframe.
2. Printer dapat ditempatkan dimana saja.
3. PC dapat berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
Penelitian menunjukkan bahwa 75% informasi digunakan dalam divisi yang sama,
15% digunakan dalam gedung yang sama, dan 10% digunakan untuk keluar gedung.
Jaringan LAN yang terpasang digedung bank,memiliki keuntungan jangka panjang
sebagai berikut :
1. Peralatan dapat dipindahkan dengan mudah. Setiap Floor Outlet Box (FOB)
disetiap lantai dapat menerima suatu terminal, PC, atau printer.
2. Dapat mnggunakan printer dengan type yang hemat biaya.
3. Biaya sambungan PC ke Komputer mainframe dapat dihemat sampai 50%.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 162

Sistem akan menciptakan “bangunan tanpa kertas di gedung ini dengan tidak
menggunakan lagi kertas untuk komunikasi dalam gedung. Electrinic mail (e–mail)
adalah bagian dari paket peranti lunak Sistem Penerima (Reception System) yang
dipadukan dengan LAN dan sistem telepon. Hal ini memungkinkan direkamnya
sistem telepon, pemesanan ruang rapat, pemberitahuan kedatangan tamu, dan
sebagainya
Dalam operasi perkantoran internasional modern fasilitas audio-visual canggih pada
semua ruang rapat utama biasa digunakan.Sistem ini akan dapat diintegrasikan
langsung pada LAN dan memiliki kemampuan yang sudah terpasang didalamnya,
sehingga dapat meningkatkan kecanggihan decision room bilamana diperlukan.
a. Jaringan Komputer Lokal
Jaringan Komputer Lokal (Local Area Network/ LAN) merupakan suatu sistem
komunikasi data yang menghubungkan computer atau peralatan komunikasi
data dengan kecepatan taransmisi yang tinggi dalam suatu gedung baru di dalam
kompleks bangunan.
LAN dapat dirancang dengan bermacam teknologi dan disusun dengan
konfigurasi berbeda. Beberapa alasan dalam pemilihan LAN adalah :
1. Untuk menghubungkan sekumpulan computer yang berbeda pada satu atau
beberapa gedung yang berdekatan .
2. Untuk mengambil keuntungan dari pembagian fungsi komputasi karena
adanya beberapa computer yang mengerjakan tugas berbeda-beda.
LAN dapat diklasifikasikan dalam 3 cara, yaitu :
1. Menurut media transmisi yang digunakan.
Media yang digunakan mencakup kabel koaksial, twisted pair cable,
transmisi radio, dan optic fibre (serat optic).
2. Menurut topologi jaringan.
Hal ini berkaitan dengan cara mengintegrasikan peralatan komunikasi
data dalam suatu jaringan. Jenis topologi jaringan yang dapat digunakan
antara lain ;Star, Loops, Bus, Tree, dan Mesh.
3. Menurut model transmisinya.
Hal ini berkaitan dengan cara menyampaikan informasi dari suatu tempat ke
tempat lainnya.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 163

b. Media Transmisi
Media transmisi merupakan factor penting untuk dipertimbangkan dalam
penggunaan LAN karena kinerja yang baik dari LAN bergantung pada
karateristik media transmisi yang cocok. Faktor-faktor lain yang harus
dipertimbangkan dalam memilih media transmisi yang akan digunakan
diantaranya ;
1. Bandwidth
Bandwidth merupakan lebar bidang frekuensi yang dapat digunakan secara
efisien oleh system. Secara tidak langsung bandwidth merupakan ukuran dari
kecepatan transmisi yang dapat didukung oleh sistem karena makin tinggi
kecepatan transmisi yang digunakan, makin besar bandwidth yang
diperlukan.
2. Konektivitas
Ada beberapa media transmisi yang cocok dipergunakan sebagai penyalur
informasi yang menyebar (troadcast information), dan adapula yang cocok
dipergunakan dalam hubungan point to point. Beberapa media juga
memerlukan peralatan tambahan sebagai pengulang (repeater) untuk
menyampaikan sinyal jarak jauh.
3. Luas wilayah cakupan
Jarak maksimum antar stasiun dalam suatu saluran luas wilayah yang dapat
dicakup oleh LAN tanpa kehilangan kekuatan sinyal atau pengurangan
kualitas pelayanan, tidak bergantung hanya pada karateristik media transmisi
saja.
4. Noise Immunity
Media transmisi yang ideal digunakan untuk mnyalurkan informasi adalah
media yang bebas dari interfensi luar. Namun pada praktiknya hal
ini tidak mungkin diperoleh. Pengurangan noise hanya bisa ditempuh
dengan memilih daerah yang akan dilalui media transmisi dalam noise
yang rendah.
5. Keamanan (security)
Beberapa media transmisi dapat memancarkan sinyal kedaerah sekelilingnya
sehingga memungkinkan sinyal yang sedang ditransmisikan akan ditangkap
orang yang tidak berkepentingan. Pemilihan jenis media transmisi harus

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 164

diawali dengan analisa kebutuhan, yaitu memusatkan perhatian terhadap


pengaruh noise dari lingkungan, kebutuhan akan kerahasiaan, dan jarak antar
terminal.
c. Topologi LAN
Dalam teknologi LAN dikenal beberapa macam topologi yang masing- masing
memiliki kelebihan dan kekurangan. Macam-macan topologi tersebut adalah :
1. Topologi Star
Topologi Star merupakan topologi yang sudah pada umumnya. Sistem
telepon dikonfigurasikan sebagai Star dengan saluran- saluran transmisinya
yang dihubungkan dari sentral Switcing (tombol) ke setiap pemakai.
Jaringan komputer topologi Star tersebut analog dengan system telepon,
tetapi yang bertindak sebagai sentral adalah sebuah host computer dengan
berbagai perlengkapannya yang meliputi ; hard disk, program aplikasi,
program control, dan lain lain.
Kebaikan topologi ini yaitu, (1) transfer file cepat, (2) kendali file terpusat
(3) implementasinya mudah karena tiap stasiun langsung dihubungkan ke
prosesor, (4) antar muka jaringan (network interface) lebih sederhana
dan biasanya lebih murah disbanding topologi ring atau bus (5) cocok untuk
sistem dengan jumlah staiun kecil. Sedangkan kelemahannya adalah: (1)
pusat merupakan titik kegagalan system dan (2) memerlukan lebih banyak
kabel dibanding topologi lain.
2. Topologi Ring
Dalam topologi ring, paket data berputar kesatu arah sepanjang ring.
Pengulang bank (intelligent repearter) dibutuhkan oleh setiap node untuk
mensirkulasikan paket data sepanjang ring. Repeater ini mempunyai fungsi
melakukan receive transmission, listen, dan forward, serta melakukan by
pass apabila stasiun tempat repeater rusak. Dalam topologi ring, pengaksesan
media dapat dilakukan dengan menggunakan bit-bit tertentu yang disebut
token, yang berputar sepanjang ring. Apabila sebuah stasiun ingin
mengirimkan data, maka harus menunggu sampai token itu tampak,
kemudian token akan mengirimkan datanya ke saluran.
Kebaikan topologi ring adalah: (1) Jarak antar node bisa lebih jauh dibanding
topologi lain, karena setiap node memberikan sinyal secara tetap; dan (2)

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 165

baik untuk instalasi yang besar. Sedangkan kelemahannya yaitu; (1) apabila
repeater rusak, system akan terganggu ; (2) kinerja system akan dipengaruhi
oleh penambahan atau pengurangan node; (3) sulit menambah node karena
system harus dimatikan dahulu; dan (4) karena masing-masing node
memerlukan repeater, maka harga system akan menjadi mahal.
3. Topologi Bus
Topologi Bus menggunakan satu kabel panjang tempat node-node
dihubungkan. Dalam topologi ini, node bisa merupakan computer yang
dihubungkan langsung dengan bus, atau multistation melalui perantara
cluster box (terminal server). Selain itu, paket-paket data ditransmisikan
secara broadcast sehingga seluruh peralatan dapat mengetahui paket yang
sedang dikirim. Hal penting dalam topologi ini adalah terminasi yang
dipergunakan harus mempunyai impedansi karakteristik saluran, yang
berfungsi mencegah terjadinya pantulan sinyal.
Kebaikan dari topologi bus adalah; (1) mudah penyambungannya ; (2)
penambahan atau pengurangan node dapat dilakukan tanpa menggangu
kelancaran system; (3) kerusakan yang terjadi pada node tidak akan
menyebabkan system berhenti bekerja; (4) fleksibilitas pertumnuhan untuk
masa depan cukup tinggi.
Sedangkan kelemahannya : (1) kinerja system akan menurun jika beban
lalulintas bertambah karena mudah terjadi tabrakan sinyal data; (2) biaya
tambahan diperlukan untuk tiap peralatan.
d. Konsep Dasar LAN
Local Area Network mempunyai beberapa karakteristik antara lain ;
1. Kecepatan transmisinya tinggi, yaitu 10 MI/detik sehubungan dengan
antarmuka (interface) antarterminal.
2. Menggunakan komponen berkualitas tinggi supaya jaringan mencapai
realiblitas tinggi.
3. Memiliki pengembangan yang fleksibel yang meliputi fungsigateway
(pintu terbang) ke jaringan telepon.
Dengan beberapa karakteristik di atas, LAN dapat mengubah lingkungan kerja
dan mengurangi keterlambatan proses penyampaian informasi dengan kecepatan
tinggi.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 166

2) Sistem Pengkondisian Udara


Gedung Rencana harus memiliki system manajemen energi yang canggih untuk
kenyamanan dan efisiensi kerja. Gedung ini dapat menerapkan system pendingin
chilled water yang disuplay oleh mesin chiller atau dengan system Air Cooled .
Sistem kontrolnya memakai Variable Air Volume (VAV), yang dihubungkan
dengan sebuah Variable Speed Driver (VSD) pada udara dalam ruangan sehingga
dapat memberikan kesejukan yang sesuai untuk ruangan tersebut. Hal ini berarti
selain memberikan kenyamanan juga penghematan.
Ketika memikirkan masalah lingkungan ruangan dari sebuah bangunan, pekerjaan
tata udara (AC) menjadi hal yang penting. Ada dua klasifikasi standar lingkungan
ruangan, yaitu standar untuk operasional bisa bekerja dengan nyaman, dan standar
berdasarkan pada jenis dan system peralatan yang akan diinstalasi didalam
gedung. Kisaran temperature yang optimal untuk peralatan otomasi perkantoran
adalah 17-28°C, sedangkan kelembaban (Relative of humidity) yang optimal yaitu
40 - 70%.
a. Sistem Tata Udara yang diperlukan
Spesifikasi system tata udara (AC) yang diperlukan untuk suatu gedung
pemerintahan adalah sebagai berikut :
1. Fleksibilitas
Sistem Tata Udara bergantung pada heat generation yang akan menaikkan
beban biaya serta system on-off dari peralatan yang dipakai didalam gedung.
2. Individualitas
Pada gedung yang bersekat-sekat, aliran udara akan terganggu. Oleh karena
itu sering dilakukan pemasangan AC secara individual langsung bagi
masing-masing orang.
3. Pengukuran Pendinginan yang simultan dan bebas panas

Khusus untuk daerah peralatan otomasi kantor harus ada zonifikasi tata
udara. Sumber panas dan unit AC hendaknya dipasang sedemikian rupa
sehingga memudahkan pemanasan dan pendinginan.
4. Pengukuran untuk Tata Udara 24 jam
Tata udara gedung berjalan 24 jam, oleh karena itu pendinginan peralatanpun
berjalan selama 24 jam.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 167

5. Keandalan, Keamanan dan kemudahan pemeliharaan


Fasilitas pencegah kebakaran dan disain seismic memerlukan peraturan
pemerintah. Tetapi keamanan merupakan sesuatu yang harus
dipertimbangkan dalam gedung kantor pemerintahan. Oleh karena itu
diperlukan system fasilitas pendingin AC bagi peralatan- peralatan yang
paling penting
6. Kelembaban
Kelembaban ruangan harus dapat diatur dalam standar kenyamanan.
Kelembaban yang terlalu rendah memungkinkan terjadinya electic static.
Sebaliknya bila kelembaban terlalu tinggi bisa menyebabkan penghuni
berkeringat dan mempercepat kerusakan peralatan yang ada. Akan lebih baik
apabila digunakan metode water spray dengan instalasi system water
treatment. Hal ini akan dapat mencegah bercampurnya zat kalsium dan
magnesium diudara yang bisa mengakibatkan kerusakan bangunan.
Cara kerja system Pengkondisian Udara diatur oleh computer Sistem
Otomasi Bangunan (SOB). Apabila ada karyawan yang masih tinggal
disuatu ruangan sesuai jam kerja, ia dapat memberitahu ruang pusat kendali
(SOB-Room) dengan menekan tombol telepon dan SOB akan bekerja sesuai
dengan permintaan, atau mereka dapat pula langsung berbicara dengan
operator SOB.
b. Air Handling Unit (AHU)
Air Handling Unit (AHU) berguna untuk mendinginkan ruangan disetiap lantai.
Ada tiga jenis AHU, yaitu AHU tipe variable Air Volume (VAV), AHU tipe
Constant Air Volume (CAV), dan AHU tipe Variable Referigerator
Volume (VRV).

3) Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan juga diatur dengan cara yang sama dengan Sistem
Pengkondisian Udara. Setiap lantai memiliki sejumlah sirkit dengan beberapa pola
pencahayaan yang masing-masing dapat diatur secara individual. Digital Operated
Switches (DOS) dapat mengatur pencahayaan dimalam hari. Tombol
memungkinkan pemakai ruangan mengatur pencahayaan alami siang hari (daylight

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 168

sensor) dapat mengatur pencahayaan suatu ruangan dengan cara mematikan


pencahayaan secara bertahap.
a. Konsep Perencanaan Pencahayaan pada Otomasi Bangunan
Perencanaan Pencahayaan pada otomasi bangunan meliputi :
1. Kondisi Lampu yang diperlukan
Pekerja pada otomasi bangunan bekerjasama dengan layer CRT,manuscript,
keyboard dan lingkungan. Hal ini yang membuat mata akan cepat lelah.
Karena itu ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan tentang kondisi
lampu-lampu untuk otomasi kantor.
a. Iluminasi (penerangan) yang benar pada meja kerja.
b. Shielding Reflection dari lampu dan jendela dilayar CRT.
c. Distribusi yang benar dari cahaya keseluruh ruangan.
2. Kategori Lampu (lighting), meliputi :
a. Ambient lighting, type ini berupa pencahayaan tidak langsung dari
langit-langit atau dinding.
b. Accent Lighting, tipe lampu ini dipasang untuk menyediakan berkas
cahaya, warna dan kontras.
c. Task Lighting, sejenis lampu diatas meja, spot light, indirect lighting.
d. Derajat kehomogenan

b. Perencanaan Tata Lampu


Cahaya didalam ruangan pada dasarnya harus bisa memperbaiki kualitas ruang
otomasi kantor berupa control terhadap silau dari distribusi kuat terang.
Klasifikasi otomasi Bangunan hunian adalah sebagai berikut
1. Bangunan pada umumnya pada sebagian ruangan ada peralatan otomasi.
2. Ruang khusus otomasi perlengkapan dan alat otomasi yang terpasang
terpisah dari bangunan umum.
c. Sistem Lampu
Ada tiga system lampu yang biasa digunakan sebagai kelengkapan otomasi
bangunan, yaitu :
1. Sistem Penerangan Lampu umum.
Didalam ruangan Bangunan, luminance controlled fluorescent lamp akan
dipasang melintang permukaan CRT, sementara untuk menjaga kuat

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 169

cahaya pada sisi horizontal digunakan sumber cahaya dari kanan dan kiri.
Disini tidak diijinkan penerangan yang terlalu kuat, karena ceiling akan
menjadi gelap. Keadaan ini tidak membuat nyaman suasana kerja, kecuali
dipasang lampu yang menjadikan ceiling keatas.
2. Indirect lighting signal
Indirect lighting signal yang memakai lampu TL digunakan untuk
menciptakan suasana yang moderat dengan penerangan keseluruh ruangan.
Lampu TL gantung akan lebih efektif. Apabila lampu ini dirasakan kurang,
maka bisa ditambah dengan lampu wall washer (Lihat gambar)
3. Sistem TAL
Sistem lampu ini menggunakan ambient lighting. Pencahayaan diperoleh
dari cahaya lampu tidak langsung, karena tidak terjadi campuran sinar yang
memantul kelayar CRT/monitor.
d. Kontrol Pencahayaan
Tidak semua lampu digedung dikontrol oleh Sistem Otomasi Bangunan (SOB),
melainkan ada daerah yang tidak dikontrol oleh SOB meliputi daerah yang
bukan lantai typical.
Rangkaian pencahayaan di daerah yang disebutkan diatas (bukan lantai typical)
dikontrol dari Main Circuit Breaker (MCB) atau saklar local. Rangkaian
pencahayaan didaerah yang dikontrol oleh system pencahayaan diatur
sedemikian rupa sehingga setiap pencahayaan disetiap lantai dikontrol oleh dua
buah Digital Lighting Controller (DLC). Satu DLC melayani salah satu bagian
gedung, dan yang lain lagi melayani bagian lain.
Agar lampu bisa menyala (ON), semua saklar (termasuk MCB), Relay Pack,
GERelay, dan saklar local) harus ditutup (OFF). Untuk memastikan bahwa
lampu dikontrol dan dimonitor secara benar di Ruang Sistem Otomasi
Bangunan, pengawas perlu menjsgs main incoming dan MCB agar selalu
menyala setiap saat dan penggunaan saklar lampu harus dilakukan lewat DLC.

4) Sistem Telekomonikasi
Gedung Rencana memakai Private Addres Brand Excharge (PABX) digital
modern yang menunjang Integrated Service Data Network (ISDN) yang merupakan
paduan dari suara, data dan video dengan standard internasional. Seluruh jaringan

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 170

kerja digedung ini benar-benar fleksibel dan dirancang agar dapat disesuaikan
dengan perkembangan dimasa mendatang. Sistem yang dipasang sebanyak mungkin
dengan kemungkinan tambahan bila diperlukan dimasa datang.
Disamping PABX, gedung juga dilengkapi fasilitas Telekomunikasi sebagai
berikut:
1. Direct Lines; Facsimile; CCM; Dealing System.
2. Telex
3. Lease Channel; Reuters; Telerate; Tele Trac.
4. Lease ChannelData; Computer Center.
5. Lease Channel Data; Computer Center kekantor lain.
Untuk masa mendatang gedung rencana juga dapat dilengkapi dengan satelit dan
saluran microwave. Sistem Telekomunikasi ini juga dapat dipadukan dengan
System Otomasi Bangunan (SOB) yang memungkinkan pengelola mengatur
Sistem Pengkondisian Udara dan Sistem Pencahayaan sesuai dengan kebutuhan.
Selain itu juga dipadukan dengan system Sistem Otomasi bangunan melalui
Sistem Penerima (Reception System).
Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa Sistem Telekomunikasi meliputi :
1. Telepon kunci multifungsi.
Sistem ini dipergunakan untuk mengontrol penggunaan telepon, lamanya
percakapan, menyalurkan/mendistribusikan kesaluran cabang, dan penggunaan
lainnya.
2. Teleks
Sistem ini hampir sama dengan system tulisan jarak jauh, hanya saja
menggunakan metode lain seperti, penggunaan huruf morse atau kode-kode
lainnya
3. Komunikasi dengan Komputer

Komunikasi dengan computer pribadi (PC) adalah sangat praktis sehingga akan
menghemat waktu dan biaya. Komunikasi antar karyawan dalam satu kantor
maupun dengan kantor yang lain dapat menggunakan Jaringan Area Lokal atau
Local Area Network (LAN). Sedangkan komunikasi dengan jarak yang sangat
jauh dapat dilakukan dengan internet atau mungkin dengan system lainnya
yang sejenis.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 171

4. Faksimil dan Video


Sistem komunikasi jarak jauh dengan menggunakan faksimili dan video juga
akan menghemat waktu dan biaya. Dengan faksimili kita dapat mengirim tulisan
maupun gambar-gambar, sedangkan dengan video kita dapat mengirim gambar
hidup sesuai dengan apa yang direkam dalam video tersebut.
5. Surat Elektronik (e-mail)
Sistem ini sudah mulai banyak dipakai karena dengan system e-mail orang dapat
mengirim berita kapan saja dan dimana saja sehingga tidak bergantung pada
situasi dan kondisi sipenerima. Penerima akan membuka dan membaca kapan
saja bilamana diperlukan.
6. Biaya Penulisan yang sedikit
Dengan system ini, semua biaya pengiriman surat atau berita akan lebih sedikit
sehingga akan terjadi penghematan dalam melakukan kegiatan .
7. Komunikasi dengan Radio Satelit
Selain beberapa system diatas, komunikasi dengan radio satelit juga
menawarkan alternative biaya dan waktu yang lebih baik. Semua komunikasi
akan menggunakan radio dengan memanfaatkan jaringan satelit yang ada

5) Sistem Kelistrikan
Sistem instalasi listrik pada bangunan Gedung Rencana disuplay dari jaringan
Distribusi Listrik Tegangan Menengah dari PLN yang tersambung ke Gardu
Hubung. Dari Gardu Hubung ini disalurkan melalui kabel tanah
ke High Voltage Medium Distribution Panel (HVMDP) gedung. Selanjutnya
daya listrik disalurkan keTransformator sesuai dengan kapasitas yang diperlukan
menggunakan sistem busduct Pada HVMDP harus ada pula suplay dari Genset
sebagai sumberdaya cadangan bila PLN padam.
a. Sistem Kerja Normal/Darurat
Sistim kerja normal/darurat adalah sebagai berikut :
1. Dalam keadaan suplay dari PLN normal (tidak padam), masing- masing
trafo bekerja sendiri melayani beban secara radial, tidak boleh secara parallel.
2. Suplay antara Genset dan PLN bekerja secara interlock, tidak boleh parallel.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 172

b. Uninterruptable Power Supply (UPS) System

Uninterruptable Power Supply (UPS) System dipasang pada gedung pendidikan


untuk memasok semua kebutuhan daya bagi Sistem Otomatis Bangunan (SOB),
Sistem Keamanan dan Sistem CCTV. Sistem ini dicadangkan untuk waktu back
up (cadangan) minimal lima menit dipasok dari unit batarai perawatan.
Sistem yang dirancang memiliki fasilitas maintenance bypass dari commercial
mains, sehingga daya tetap tersedia saat unit UPS diperbaiki. Baterai cadangan
adalah dari jenis baterai lead acid maintenance free yang tidak memerlukan
topping up apapun, ditambah unit UPS dengan control protektifnya sendiri yang
akan membuat system mudah dioperasikan dan dirawat.
Sistem UPS dirancang untuk memberikan suatu daya tiga fasa yang teregulasi
dengan stabilitas frekuensi tinggi dibawah beban dan kondisi pasokan yang
bervariasi. Sistem bersama dengan baterai cadangan memungkinkan pasok
keluaran selama kondisi transien dan pemadaman. Dalam kondisi tiadanya
pasok masukan, beban akan dipertahankan selama periode waktu tertentu (lima
menit). Bagi gedung rencana, pasokan utama didukung oleh generator yang
secara otomatis akan menyala saat terjadi pemadaman aliran listrik. Begitu
generator sudah online system akan dialihkan kembali kepasokan utama dan
mengisi ulang baterai cadangan. Dibawah kondisi kesalahan UPS, beban akan
dialihkan secara otomatis tanpa pemutusan kesupai bypass yang dihubungkan
dengan modul UPS.
Aspek lainnya adalah mains supply maintenance bypass. Ini memungkinkan
pengalihan beban secara manual dari UPS ke commercial mains yang
memungkinkan pemutusan unit UPS untuk tujuan pemeliharaan atau
memperbaiki kerusakan. Saat berada dalam pasokan maintenance bypass, beban
diactu dari commercial mains dan tidak dilindungi dari dari gangguan pasokan.
Aspek dan manfaat dari Uninterruptable Power Supplay (UPS) antara lain
sebagai berikut :
1. UPS online tanpa pemutusan;
2. Saklar statis pulse to bypass ekslusif untuk membersihkan beban lebih atau
kegagalan cabang;

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 173

3. Kompensasi fasa individual untuk menyeimbangkan tegangansecara


akurat bahkan dibawah kondisi pembebanan fasa tidak seimbang;
4. Setiap komponen aktif adalah burnt-in ekuivalen dengan 8-10 bulan operasi
memakai program perputaran tes yang dipercepat;
5. Jumlah komponen aktifyang minimal memberikan keandalan tinggi dan
memaksimalkan waktu antar kesalahan;
6. Sistem control utama yang sederhana hanya empat kartu control;
7. Power walk- in sejati untuk tegangan dan arus untuk mengurangi ukuran
Generator set;
8. Kemampuan beban lebih sampai 150% Pada tegangan penuh;
9. Filter masukan RFI;
10. Termasuk saklar statis dan maintenance bypass;
11. Standart spilt bypass.

Beberapa kelebihan system UPS bagi Sistem Bangunan antara lain :


1. Memberikan daya “bersih” dan bebas distorsi kepada beban;
2. Menekan semua harmonic dan fluktuasi dari mains incoming supply;
3. Memberikan keluaran daya stabil dan dapat dikalibrasi dari incoming power;
4. Memberikan daya uniterruptable kepada beban dengan cara cadangan baterai
dalam kondisi kegagalan daya utama;
5. Sistem UPS bagi gedung dihubungkan setelah generator set. Ini akan
memberikan daya yang hampir kontinyiu kepada beban.
6. Selama pemutusan daya system UPS memberikan daya sementara
Generator Set dinyalakan;
7. Transfer ulang daya secara otomatis dari static bypass begitu generator
set telah berjalan stabil.
8. Aspek tambahan dari maintenance bypass memberikan transsi daya ke daya
komersial langsung sementara sistem UPS sedang diservis.

6) Sistem Pasokan Air


Air untuk gedung rencana dipasok Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
setempat dan ditampung dalam sebuah penampungan yaitu tangki air. Air dari tangki
tersebut lalu disalurkan ke Deep Well untuk dicampur dengan air tanah. Air dari
Deep Well kemudian dikembalikan lagi ke Break Tank untuk dialirkan ke Ground

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 174

Tank dibawah tanah. Selanjutnya air dari Ground Tank dihisap oleh pompa-pompa
yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Air yang dihisap tadi kemudian
disalurkan ketangki-tangki pembagi dilantai atas.
Air tersebut harus memenuhi standar WHO (World Health Organization) atau EPA
(Environtmental Protection Agency) Amerika Serikat supaya: 1) air layak untuk
diiminum (drinking water); dan 2) Supaya tidak merusak peralatan-peralatan
plumbing maupun sanitasi atau semua peralatan yang mengkonsumsi air.

7) Sistem Pengkabelan
Sistem pengkabelan merupakan hal penting dalam sebuah gedung, karena banyak
peralatan bergantung kepadanya. Dalam gedung rencana, diterapkan system
jaringan yang fleksibel (Flexibel Delivery Sistem). Pelayanan diberikan ke semua
lantai melalui jaringan sebagai berikut :
1. Pertama melalui Vertical Rises menuju ke Wire Nodes, kemudian
didistribusikan ke Trunking Grid dibawah lantai, dan muncul di Floor Outlet
Box (FOB) serta layer computer. Peningkatan Sistem Otomatis Gedung
dan Sistem Telekomunikasi dapat dilakukan dengan mudah tanpa memgganggu
jaringan yang ada.
2. Floor Outlet Box (FOB) ditempatkan dalam panel dan dapat dipindahkan
letakknya dalam radius 1,5 m agar penempatan semua peralatan kantor, mebel,
dan pratisi dapat dilaksanakan secara fleksibel yang menutupi jaringan kabel
tersebut, ditutup dengan karpet tile dan dapat diangkat serta diganti dengan
mudah.
Sistem pengkabelan pada otomasi bangunan adalah sebagai berikut :
1. Peralatan dengan ruangan untuk kabel-kabel.
Ruang ini berupa metal duct (pipa logam) agar mudah menghilangkan atau
menambahkan kabel-kabel. Setiap meja ada saluran untuk telepon dari kabel
otomasi bangunan.
2. Partisi yang bersisi kabel didalamnya.
Kondisis ini sama dengan penjelasan pada poin 1.
3. Kabel-kabel di bawah karpet.
Sistem ini dikembangkan oleh NASA, Amerika Serikat, dan diperkenalkan
untuk kantor. Fleksibilitas untuk mengubah layout sangat besar. Tempat kabel

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 175

disediakan di deck plate dari asal kabel melalui insert studs terdekat. Duct
dipakai untuk mengembangkan panel.
4. Free Acces Floor
Paling populer dalam system ini, hanya di dekat tempat computer, akan
menampakkan konsentrasi kabel-kabel.
5. Lantai dengan system perkantoran (Office System Floor).
Lebih murah daripada free acces floor. Tingginya 30 – 200 mm. Terdapat pada
unit terpisah untuk sinyal dari kebel listrik (power)
6. Floor Duct
7. Trunk route dan Trench Duct
8. Pipa Kabel ( Wire Duct )
9. Kabel dibawah Lantai
10. Sistem pengkabelan pool
11. Sistem transmisi sinar infra merah
Sistem ini digunakan untuk sinyal computer dan sebagainya yang akan dipakai
untuk telekomunikasi dimasa depan.

8) Sistem Keamanan
Sistem Keamanan di Bangunan seperti Gedung Rencana bertujuan melindungi dan
memonitor fasilitas-fasilitas gedung dari pihak yang tidak berkepentingan. Sistem
Keamanan berupa Pass Ultra System khusus dirancang bagi intelligent building .
Sensor-sensor yang ditempatkan didaerah tertentu dapat dimonitor lewat bantuan
Video Display Terminal (VDT).
Pass Ultra Siystem mempunyai sub system keamanan CCTV (Closed Circuit
Television) yang dihubungkan melalui Unit Alarm Interface kekeluaran terminal
control yang mengumpulkan semua informasi serta memonitor daerah pengamanan.
Di Ruang Pusat Kendali Keamanan (SCAR Room) terdapat sejumlah monitor yang
terhubung ke CCTV (kamera pemantau) yang berada di Lapangan. Setiap monitor
menampilakan gambar dari beberapa kamera secara berurutan untuk memantau tiap
CCTV yang disebar diseluruh gedung. Pass Ultra adalah suatu CPU untuk
pemrograman kartu pengenal.
Prinsip yang dipakai dalam Sistem Keamanan Gedung rencana adalah :
1. Mencegah orang untuk memasuki suatu daerah.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 176

2. Mendeteksi orang yang memasuki daerah tertentu.


3. Memonitor daerah yang diamankan.
4. Card Access Control bagi orang tertentu.
5. Pengamanan dan perlindungan.

9) Sistem Kebakaran
Gedung Rencana harus dilengkapi dengan Sistem Keamanan yang memenuhi
standard dan Peraturan Daerah tempat gedung tersebut berdomisili. Kelengkapan itu
terdiri atas :
1. Tangga Darurat pada dua sisi Gedung
2. Alat penaik tekanan udara.
3. Fire Sprinkler.
4. Fire Hydrant.
5. Fire Alarm.
6. Portable Fire Extinguisher.
7. Detektor Asap dan Panas
8. Persediaan Air dibeberapa lantai
9. Alat komunikasi HT dan plug in telephon hand set disetiap loby fireman lift
(Lift petugas Pemadam Kebakaran) yang dihubungkan langsung kepusat
pengendali.
Sistem Kebakaran ini diintegrasikan dengan Sistem Pengkondisian Udara, Sistem
Pencahayaan, dan Sistem Transportasi lewat Intelocking Main Control Fire Alrm
(MCFA). Bila pada gedung terjadi kebakaran, alarm akan berbunyi baik secara
otomatis maupun secara manual.
Informasi diruang control akan menunjukkan tempat terjadinya kebakaran dan
informasi ini diteruskan kepada petugas Pemadam Kebakaran dan regu penolong.
Semua Lift secara otomatis akan kembali kelantai dasar dan pintunya akan terbuka.

10) Sistem Tata Suara


Sistem Tata Suara terbagi menjadi system A untuk keperluan Back- Ground Music
dan Emergency Unit dan system B untuk keperluan Car Call.
Sistem A terdiri atas :
1. Cassette Deck, sebagai sumber suara.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 177

2. Radio, sebagai penerima suara.


3. Preamp Unit, sebagai penguat awal.
4. Power Amflifier, sebagai penguat akhir.
5. Channel Selector, tombol pemilih kelompok pengeras suara yang akan
diaktifkan.
6. Mikrofon, untuk menyampaikan pengumuman/panggilan.
7. Monitor Unit, untuk mengecek hasil suara.
8. Chime Unit, sumber nada untuk melakukan panggilan. Sistem B untuk Car Call
terdiri atas :
 Pusat Car Call meliputi Mikrofon untuk panggilan, Preamp Unit sebagai
penguat awal, Power Amflifier sebagai penguat akhir, dan Speaker Selector
untuk pemilihan kelompok pengeras suara.
 Remote Control yang meliputi indicator, Power On, Occupation, dan
Monitor.

11) Sistem Transportasi


Salah satu masalah yang menjadi pemikiran pertama pada perencanaan bangunan
bertingkat adalah masalah transportasi vertical umumnya dan transportasi manusia
khususnya. Alat untuk transportasi vertical dalam bangunan bertingkat adalah
tangga untuk bangunan yang jumlah lantainya maksimal 3 lantaiI. Alat
transportasi vertical dalam bangunan bertingkat tersebut akan memakan volume
gedung yang akan menentukan efisiensi gedung.
Pemilihan kapasitas lokasi tangga akan menentukan jumlah tangga yang
mempengaruhi pula kualitas pelayanan gedung,terutama kegiatan pelayanan kepada
masyarakat
Pada dasarnya Konsep Penempatan Tangga dalam Bangunan adalah sebagai berikut:
1. Mudah dijangkau
2. Mudah dilihat.
3. Pelayanan yang optimal pada setiap ruangan
4. Nyaman dan aman.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 178

2.2.3. PROGRAM KERJA


Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja untuk pekerjaan perencanaan ini, maka salah satu
maksud dari pekerjaan ini adalah sebagai petunjuk bagi Konsultan Perencana yang membuat
masukan, azas, kriteria dan proses yang harus dipenuhi atau diperhatikan dan diinterpretasikan
dalam membuat program kerja. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat
melakukan tugas dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang dimaksud.
Program pelaksanaan pekerjaan ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1. Terciptanya sistem koordinasi yang baik antara Konsultan dengan Pemberi Tugas;
2. Terciptanya koordinasi yang baik antara unit-unit kerja yang terlibat dalam
penanganan pekerjaan ini;
3. Terjaminnya fungsi kontrol/pengawasan yang diperlukan;
4. Terjaminnya kelancaran pelaksanaan setiap unit kerja;
5. Terjaminnya kualitas hasil pekerjaan.
Apabila faktor-faktor tersebut diatas dapat dipenuhi, maka berarti juga kelancaran jalannya
pekerjaan dapat secara keseluruhan terjamin.
Rencana pelaksanaan pekerjaan memuat penetapan masing-masing item pekerjaan sesuai
dengan lingkup pekerjaan yang tertera di dalam Kerangka Acuan Kerja. Rencana kerja yang
dimaksud dibuat agar tahapan-tahapan pekerjaan dapat dilaksanakan tanpa ada yang
terlewatkan sehingga sasaran pekerjaan ini dapat dicapai dengan waktu yang juga telah
direncanakan.
Tahap pelaksanaan pekerjaan dibedakan menjadi 4 (empat) tahap sebagai berikut:

A. TAHAP PERSIAPAN/KONSEP RENCANA TEKNIS


Program kerja ini mencakup tahap persiapan awal, seluruh proses perencanaan dan
perancangan serta kewajiban yang harus dilaksanakan konsultan pada tahap
pelaksanaan konstruksinya/secara keseluruhan program kerja konsultan mencakup:
 MOBILISASI
Dalam tahap mobilisasi ini akan dilakukan persiapan-persiapan yang
menyangkut pengerahan tenaga ahli dan tenaga pelaksanaan, baik yang
bersifat teknis maupun administratif dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai
dengan beban kerja, pengadaan perlengkapan kantor, bahan dan alat- alat tulis, dan
pengadaan alat transportasi.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 179

 PENYUSUNAN PROGRAM KERJA


Sebagai langkah awal dari pelaksanaan pekerjaan ini. Konsultan akan menyusun
program kerja dan pedoman penugasan / pengelolaan tugas, penyediaan sumber daya
dan lain-lain yang harus dilaksanakan oleh semua pihak yang terlibat. Usulan ini harus
mendapat persetujuan dari pengelola proyek.
 PERSIAPAN SURVEI
Tahap ini merupakan langkah persiapan pelaksanaan survei lapangan maupun
institusional yang mencakup:
a. Mempelajari denah bangunan eksisting beserta kondisi di lapangan
b. Pengadaan peralatan survai lapangan.
c. Mempelajari karakteristik dan spesifikasi masing-masing kegiatan dan fungsi
bangunan.
 PENGAMATAN KARAKTERISTIK ARSITEKTUR
Pengamatan dan pengkajian arsitektur dan budaya serta perilaku merupakan hal yang
esensial sebagai dasar bagi pengembangan gagasan/idea perancangan suatu
bangunan.
 STUDI LITERATUR
Studi literatur semua aspek yang berkaitan dengan perancangan bangunan. Studi yang
dilakukan akan meliputi program ruang, kegiatan, persyaratan environment, serta
persyaratan-persyaratan teknis lainnya.
Hasil studi akan disesuaikan dengan kondisi Kantor Pemerintahan di kompleks
Pemerintahan.
 DISKUSI DENGAN PEMBERI TUGAS DAN PEMAKAI
Diskusi dengan calon pemakai (users) dilakukan untuk mendapatkan gambaran
yang lebih terinci akan spesifikasi dan karakteristik program, peralatan kegiatan serta
kebutuhan-kebutuhan khusus lainnya untuk masa sekarang maupun masa akan datang.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam tahap koordinasi ini adalah :
a. Melakukan koordinasi awal dan singkronisasi dengan Dinas Pendidikan Kab/Kota
b. Menyiapkan dokumen terkait Readiness Criteria untuk kesiapan pelaksanaan fisik
kedepan meliputi : kesiapan lahan berupa sertifikat tanah, Petok D, Daftar
inventaris aset, Kesediaan menerima hibah, Kesediaan untuk pengelolaan fasum
yang akan dibangun oleh Kementerian PUPR, surat permohonan bantuan fisik.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 180

c. Membuat berita acara kesepakatan terkait pelaksanaan perencanaan fisik meliputi


: Berita Acara Penetapan Lokasi, berita acara usulan kegiatan fisik (item yang akan
dikerjakan)
 SURVEI PENGUMPULAN DATA
Data dari Pemberi Tugas Beragam data, baik primer maupun sekunder, yang banyak
berkaitan dengan kegiatan administrasi kepemerintahan yang akan menempati
bangunan ini serta memenuhi kebutuhan pengembangan di masa mendatang, serta
aspirasi staf akan di kumpulkan melalui diskusi/wawancara dan observasi lapangan.
Secara rinci kebutuhan data yang akan dikumpulkan meliputi :

a. Melakukan kegiatan peninjauan awal lokasi yang akan di rencanakan


b. Melakukan identifikasi dan menghitung kerusakan bangunan yang ada.
c. Mengisi form identifikasi dan penilaian kerusakan.
d. Membuat berita acara kerusakan bangunan.
e. Melakukan pengukuran lapangan existing dan dokumentasi kegiatan.
B. TAHAP PENYUSUNAN PRA PERANCANGAN
Tahap Pra Perancanganmerupakan tahapan penting dimana semua konsep-konsep dasar
dirumuskan. Semua staff senior dari berbagai disiplin yang dibutuhkan akan dilibatkan
dalam diskusi intensif untuk menyusun landasan perencanaan dan perancangan. Proses
perencanaan dan perancangan yang dilakukan lebih bersifat sintesis dengan
menggabungkan berbagai alternatif dan kombinasi alternatif yang semuanya akan
dituangkan dalam laporan dengan bentuk diagramatis yang sederhana.
Berbagai pekerjaan yang akan dilakukan pada tahap Pra perancangan mencakup:
 PENYUSUNAN KONSEP PERANCANGAN
Konsep perancangan yang akan menjadi arahan bagi semua pertimbangan perencanaan
dan perancangan tahap berikutnya, akan dirumuskan oleh Arsitek Utama dibantu
oleh semua staf ahli dari masing-masing divisi.
Konsep perancangan merupakan uraian diskriptif yang mencakup bidang arsitektur,
sistem mekanikal, sistem elektrikal, sistem utilitas, sistem struktur, equipment, interior,
exterior dan pengembangan lahan.
 PRA RANCANGAN ARSITEKTUR
Berisi gagasan awal rancangan arsitektural dan lansekap yang merupakan hasil
transformasi dari konsep perancangan arsitektur serta site developmentnya.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 181

 PRA-RANCANGAN STRUKTUR, MEKANIKAL, ELEKTRIKAL DAN


UTILITAS.
Equipment operasional, Interior dan Exterior/Pengembangan lahan. Berisi uraian dan
diagram skematis sistem-sistem struktur, mekanikal, elektrikal, utilitas, equipment
operasional, Interior dan Exterior/Pengembangan lahan yang diterapkan sesuai dengan
fungsi dan karakteristik bangunan. Selain itu juga akan dijelaskan fungsi dan cara
penerapannya masing-masing sistem dalam sistem bangunan secara keseluruhan.
 PENGEMBANGAN SISTEM DAN RANCANGAN
Pengembangan sistem dan rancangan mencakup gambar-gambar hasil pengembangan
rancangan arsitektural, lansekap struktur, mekanikal, elektrikal, utilitas, equipment
operasional, Interior dan Exterior/Pengembangan lahan.
Sebagai satu sistem bangunan yang utuh. Oleh karena penentuan dan penempatan
setiap sistem harus memperhitungkan sistem-sistem lainnya, sesuai dengan kriteria-
kriteria yang ada dalam konsep perancangannya. Sistem yang dipilih juga harus
memperhitungkan kemudahan pelaksanaannya.
 COST LIMIT
Cost limit akan disusun pada tahap pra-rancangan maupun tahap pengembangan
rancangan sebagai alat kontrol agar hasil rancangan sesuai dengan kelas atau kualitas
bangunan yang diinginkan.

C. TAHAP PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESAIN


Dalam tahapan ini semua hasil pra-rancangan yang telah dikomunikasikan dan disetujui
oleh pihak pemberi tugas akan diolah lebih lanjut menjadi dokumen tender yang akan di
jadikan dasar bagi pelaksanaan konstruksi. Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahap
ini mencakup:
 PERHITUNGAN DAN PEMBUATAN DETAIL RANCANGAN
Dalam tahap ini akan didahului dengan perhitungan-perhitungan pada masing-
masing sistem beserta dasar-dasarnya sesuai dengan peraturan dan persyaratan yang
berlaku.
 PERHITUNGAN STRUKTUR
Berisi perhitungan-perhitungan struktur yang diterapkan dalam rancangan sesuai
dengan peraturan dan persyaratan yang berlaku perhitungan struktur akan merupakan
bagian dari dokumen lelang.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 182

 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS (RKS)


Spesifikasi teknis berisi penjelasan terinci tentang jenis, ukuran dan karakteristik teknis
setiap material (bahan) yang akan digunakan, mencakupbidang pekerjaan, untuk
memudahkan kemungkinan pelaksanaan konstruksi oleh beberapa sub kontraktor.
 PENYUSUNAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
RAB berisi penjelasan terinci tentang harga setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan
di lapangan beserta item dan volume pekerjaannya. Setiap material (bahan) yang akan
digunakan, mencakup bidang pekerjaan, untuk memudahkan kemungkinan
pelaksanaan konstruksi oleh beberapa sub kontraktor.

D. PELAPORAN
 LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan Pendahuluan memuat Konsepsi Perancangan :
a. data dan informasi;
- Latar Belakang
- Maksud dan Tujuan
- Data Kontrak
- Lingkup Kegiatan
- Dasar Hukum
- Data Survey / Kondisi Eksisting
- Metodologi/Rencana Kerja/Tahapan Kegiatan
- Struktur Organisasi
- Tugas dan Tanggung jawab Personil
- Mobilisasi Personil
- Jadwal Kegiatan Perencanaan
b. analisis;
- Analisa Tapak
- Analisa Permasalahan
c. dasar pemikiran dan pertimbangan perancangan;
- Kajian Pustaka
d. program ruang;
e. organisasi hubungan ruang;
f. skematik rencana teknis; dan

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 183

g. sketsa gagasan
Laporan pendahuluan tersebut harus diserahkan selambat – lambatnya 7 (tujuh) hari
kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 buku laporan.

 LAPORAN ANTARA
Laporan Antara /Interim Report memuat Solusi atas permasalahan yang telah
dianalisis, melalui :
a. pola, gubahan, dan bentuk arsitektur yang diwujudkan dalam gambar pra-rancangan
yaitu rencana massa bangunan gedung, rencana tapak, denah, tampak bangunan
gedung, potongan bangunan gedung dan visualisasi desain tiga dimensi;
b. nilai fungsional dalam bentuk diagram;
c. aspek kualitatif serta aspek kuantitatif, baik dalam bentuk laporan tertulis dan
gambar seperti : perkiraan luas lantai, informasi penggunaan bahan, sistem
konstruksi, biaya dan waktu pelaksanaan pembangunan, dan penerapan prinsip
Bangunan Gedung Hijau.
Laporan Antara tersebut harus diserahkan selambat – lambatnya 25 (dua puluh lima)
hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

 LAPORAN AKHIR
Laporan Akhir memuat Pengembangan Rancangan :
a. pengembangan arsitektur bangunan gedung berupa gambar rencana arsitektur,
beserta uraian konsep dan visualisasi desain dua dimensi dan tiga dimensi;
b. sistem struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya;
c. sistem mekanikal, elektrikal termasuk Informasi dan Teknologi (IT), sistem
pemipaan (plumbing), tata lingkungan beserta uraian konsep dan perhitungannya;
d. penggunaan bahan bangunan secara garis besar dengan mempertimbangkan nilai
manfaat, ketersediaan bahan, konstruksi, nilai ekonomi, dan rantai pasok; dan
e. perkiraan biaya konstruksi berdasarkan sistem bangunan yang disajikan dalam
bentuk gambar, diagram sistem, dan laporan tertulis.
Laporan Akhir tersebut harus diserahkan selambat – lambatnya 45 (empat puluh lima)
hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.
Dokumen Perencanaan Teknis, meliputi :
a. Gambar DED Hasil Perencanaan.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 184

b. Rencana Anggaran Biaya (RAB) / EE


c. Bill of Quantity (BQ)
d. Back Up Volume
e. Dokumen Rencana Kerja dan Syarat (RKS) / Dokumen Spesifikasi Teknis
f. Dokumen Perhitungan Struktur (untuk bangunan diatas 1 lantai)
g. Penyelidikan tanah /soil test (untuk bangunan diatas 1 lantai)
h. Soft Copy Laporan
Dokumen Perencanaan Teknis tersebut harus diserahkan selambat – lambatnya 45
(empat puluh lima) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku
laporan.

2.3. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Bulan I Bulan
No Kegiatan II
1 2 3 4 5 6
1 Persiapan
2 Rencana Kerja Pelaksanaan
3 Pengukuran Lapangan
4 Penyelidikan Tanah
5 Penyusunan Laporan Pendahuluan
6 Konsultasi Teknik
7 Perencanaan Arsitektur dan Perhitungan Konstruksi
8 Perencanaan Elektrikal
9 Pembuatan Gambar Rencana
10 Penyusunan Laporan Antara
11 Perhitungan RAB
12 Asistensi Hasil Karya dan Presentasi
13 Penyusunan BQ
14 Penyusunan RKS
15 Penyusunan Laporan Akhir
16 Penyerahan Dokumen Perencanaan

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 185

2.4. ORGANISASI DAN PERSONIL


2.4.1. STRUKTUR ORGANISASI
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan rencana kerja yang
efisien dan sederhana, sehingga akan menghasilkan suatu produk kerja yang baik. Oleh karena
itu dalam melaksanakan pekerjaan ini konsultan akan mengerahkan personil-personilnya yang
sudah berpengalaman dalam bidang masing-masing dan mempunyai kemampuan serta
berdedikasi tinggi. Secara garis besar akan kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari
masing-masing personil, baik hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan
anggota tim.

Berikut adalah usulkan struktur dan komposisi tim tenaga ahli dan tenaga pendukung :
Team Leader
Ni Wayan Willi Yuniati, ST.

Tenaga Administrasi
Denok Dhamayanti K., Spd.

Tenaga Ahli Struktur


Achmad Bachtiar Setiadi, ST.

Juru Ukur Drafter


Rifqy Febriansyah, Amd. Abdul Rochman, Amd.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 186

2.4.2. KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN PERSONIL


Agar diperoleh hasil/ keluaran yang optimal, maka perlu dibentuk suatu tim yang mampu
menangani kegiatan Perencanaan Rehab. SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan, yang terdiri
dari beberapa disiplin ilmu yang berkaitan dengan penyelesaian pekerjaan. Oleh sebab itu
keberadaan sumber daya manusia harus diperhitungkan secara cermat. Ada beberapa dasar
pertimbangan pendistribusian tenaga ahli untuk menunjang keberhasilan kerja tim (team
work) antara lain :
 Latar belakang pengalaman, kemampuan tenaga ahli dan tenaga penunjang;
 Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan;
 Permasalahan spesifik yang akan dihadapi;
 Tujuan dan hasil akhir yang diharapkan;
 Jadual pelaksanaan pekerjaan.
Tenaga ahli dan tenaga pendukung sebagai pelaksana yang akan dilibatkan dalam pekerjaan
ini adalah sebagai berikut :

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 187

TABEL KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN PERSONIL

A. TENAGA PROFESIONAL
TEAM LEADER

Tenaga
Tenaga Ahli Jumlah
Ahli Lingkup Posisi
Nama Personil tetap / Tidak Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/ Keahlian Diusulkan
Tetap Bulan
Asing

Ni Wayan Willi Yuniati, ST. Tetap Lokal SKA Madya Team leader Uraian tugas dan tanggung jawab Team leader adalah 1,5
Arsitektur sebagai berikut :
(101)
 Memelihara kemajuan pekerjaan menurut Time
Schedule
 Melakukan kontrol dan koordinasi terhadap seluruh staf
pelaksana dalam teknis pelaksanaan, khususnya
pekerjaan audit di lapangan
 Mengkoordinir staf tenaga ahli dan staf
teknik/administrasi lainnya dalam pelaksanaan
penyelesaian pekerjaan audit konstruksi ini
 Memeriksa kemajuan hasil pekerjaan dan memberikan
pengarahan terhadap anggota team dalam kegiatan
operasional sehari-hari
 Memeriksa pengumpulan informasi lapangan yang
diperlukan untuk kelancaran kegiatan pekerjaan
 Merencanakan Arsitektur Baangunan sesuai kaidah
kaidah teknis.
 Memeriksa isi laporan
 Menyusun buku Strategi Pelaksanaan Fisik

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 188

TENAGA PROFESIONAL

TENAGA AHLI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG

Tenaga
Tenaga
Ahli Jumlah
Ahli Lingkup Posisi
Nama Personil tetap / Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/ Keahlian Diusulkan
Tidak Bulan
Asing
Tetap

Achmad Bachtiar Setiadi, ST. Tetap Lokal Ahli Madya Tenaga Ahli Uraian tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli Teknik 1,5
Teknik Struktur Bangunan Gedung adalah sebagai berikut :
Bangunan  Bertanggung jawab terhadap hasil perencanaan
Gedung (201) struktur bangunan gedung dan struktur pendukung
lainnya
 Mengidentifikasi dan merumuskan kembali ketentuan
ketentuan teknis perenncanaan bangunan
 Membuat gambar kerja rencana kerja, merumuskan
syarat syarat pelaksanaan serta bill of quantity
 Bertanggung jawab dalam perhitungan struktur
 Menganalisis kondisi struktur existing membantu
team leader melaksanakan tugas dan kewajibannya

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 189

TENAGA PENDUKUNG

SURVEYOR
Tenaga
Tenaga Ahli Jumlah
Ahli Lingkup Posisi
Nama Personil tetap / Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/ Keahlian Diusulkan
Tidak Tetap Bulan
Asing

Rifqy febriansyah, Amd. Tetap Lokal SKt Juru Ukur Juru Ukur Tugas Juru ukur antara lain : 0,5
Kuatitas
 Membantu Kegiatan survey dan pengukuran
Bangunan
diantaranya pengukuran topografi lapangan dan
Gedung
melakukan penyusunan dan penggambaran data-
(TA.027)/Juru
data lapangan.
ukur/Teknisi  Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan
Survey penyelidikan Dan pengukuran tempat-tempat
Pemetaan (TS lokasi yang akan dikerjakan terutama untuk
004) pekerjaan.

Abdul Rochman, Amd. Tetap Lokal SKT juru CAD Operator Tugas CAD Operator adalah : 1,5
Gambar
(TA.003)/  Membantu Tugas Arsitek dalam menyiapkan
gambar rancangan dan gambar kerja
(TS.003)

Denok Dhamayanti Karina, Tetap Lokal Administrasi Tenaga Tugas Tenaga Administrasi adalah : 1,5
SPd. Administrasi
 Membantu Team Leader dalam melaksanakan
kegiatan administrasi dan surat menyurat
pekerjaan.

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 190

2.4.3. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI


No. Nama Personil Bulan I Bulan OB
II
1 2 3 4 1 2
Nasional
1 Ni Wayan Willi Yuniati, ST. 1,5
2 Achmad Bachtiar Setiadi 1,5
3 Abdul Rochman, Amd. 0,5
4 Rifqy febriansyah, Amd. 1,5
5 Denok Dhamayanti Karina, Spd. 1,5
Sub Total 7
Asing
Sub Total 0
Total 6,5

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id
Perencanaan Rehab.
SDN Janti 1 Tulangan Lanjutan 191

2.5. FASILITAS
Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan, konsultan akan menggunakan
fasilitas dan sarana pendukung yang dibutuhkan sebagai pendukung dalam pelaksanaan
pekerjaan tersebut yang telah disesuaikan dengan persyaratan dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK)
Fasilitas dan sarana yang digunakan Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
Kapasit Bulan
Fasilitas Jumlah Bulan I
No. Jenis as Ket. II
Pendukung (Unit)
1 2 3 4 5 6
1 Perlengkapan Komputer PC 2 Core i3 Sewa
Kantor dan Printer A4 Warna 1 A4 Sewa
Operasional Printer A3 Warna 1 A3 Sewa
Laptop 1 Core i3 Sewa
Kendaraan Roda 2 1 125 cc Sewa
LCD Proyektor 1 3600 l Sewa
2 Peralatan Theodolith/TS 1 Sewa
Survei Drone 1 Sewa
Hand GPS 1 Sewa
Distro Meter 1 100 m Sewa
Alat Ukur Manual 1 100 m Sewa
Kamera Digital 1 30 Mpi Sewa

PT. TATA CIPTA UTAMA


Head Office : Griya Shanta Blok J No. 316 Malang 65142
Phone/Fax : +62341 481516, E-mail : tata_cipta_utama@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai