Anda di halaman 1dari 24

Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Bobong

merupakan upaya untuk melihat kesesuaian antara RDTR dengan


kebutuhan pembangunan yang memperhatikan perkembangan lingkungan
strategis dan dinamika pembangunan, serta pelaksanaan pemanfaatan
ruang. Hingga saat ini pemanfaatan ruang wilayah di Kawasan Perkotaan
Bobong masih berpedoman pada Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2017
tentang RDTR Kawasan Perkotaan Bobong yang dimana arahan-arahan yang
termuat dalam PERDA tersebut perlu menyesuaikan dengan perkembangan
dan dinamika spasial yang terjadi di wilayah RDTR Kawasan Perkotaan
Bobong saat ini. Dalam kurun waktu 5 tahun usia Tata Ruang, Pemerintah
Kabupaten Pulau Taliabu telah berupaya untuk menegakkan dan
mempedomani seluruh Kebijakan, Rencana dan Program Pembangunan, agar
tetap berada dalam koridor rencana tata ruang. Akan tetapi perkembangan
yang begitu pesat pada setiap sektor pembangunan dan menurunnya kualitas
lingkungan hidup, cenderung menimbulkan berbagai masalah pembangunan
akibat tekanan-tekanan yang ditimbulkan oleh adanya peningkatan
intensitas kebutuhan ruang, yang banyak menyebabkan ketidakseimbangan
struktur dan fungsional ruang wilayah sekaligus ketidakteraturan ruang
wilayah.

Gambar Kerangka Pendekatan KLHS

i|Ringkasan Eksekutif
Kebijakan, Rencana, atau Program yang masuk dalam kategori A
dalam gambar adalah Kebijakan, Rencana, atau Program yang masih
makro, umum, masih lebih banyak di tataran konsep, seperti misalnya
rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional atau program strategis
Sistem Tol Laut Nasional. KLHS pada pendekatan seperti ini didorong
untuk lebih banyak menguji strategi-strategi makro agar konsep besarnya
memang ditujukan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Kebijakan, Rencana, atau Program yang masuk dalam kategori B
dalam gambar adalah Kebijakan, Rencana, atau Program yang sifatnya
sudah detail/rinci, terikat atas pengaturan pada hirarki diatasnya, dan
sudah mengatur teknis, seperti misalnya Rencana Detail Tata Ruang Kota.
KLHS pada pendekatan ini lebih realistis untuk fokus pada pengujian
tindakan-tindakan mitigasi dampak dan memperbaiki desain detail.
Pada penyusunan KLHS Revisi RDTR Kawasan Perkotaan Bobong
2012-2032 digunakan kerangka pendekatan dalam kategori B. Langkah-
langkah secara rinci tentang pelaksanaan KLHS kemudian dijabarkan
dalam PP No. 46 tahun 2017 dan Permen LHK No. 69 tahun 2017. KLHS
bukanlah proses teknokratik/ilmiah semata, melainkan juga proses
partisipatif yang mengutamakan keterlibatan masyarakat. Dengan
demikian, proses KLHS sarat dengan proses negosiasi untuk mengelola
komunikasi dan bahkan konflik yang terjadi dalam proses KLHS. Menjadi
penting bagi siapapun yang akan terlibat untuk mempunyai kemampuan
mengembangkan dialog, diskusi, konsultasi publik, dan bahkan konflik
resolusi dalam proses KLHS. Pada prakteknya, pengembangan teknik
dialog/komunikasi harus dirancang prosesnya dengan sangat cermat.
Penyusunan dan pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Revisi RDTR Kawasan Perkotaan Bobong dilaksanakan pada Tahun
Anggaran 2022 pada triwulan pertama. Adapun rencana kegiatan
penyusunan dan pelaksanaan KLHS tersebut sebagai berikut:

Gambar Kerangka Pikir Pelaksanaan KLHS Tata Ruang

ii | R i n g k a s a n E k s e k u t i f
Adapun dalam Rapat Tahapan Persiapan Pelaksanaan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan
Perkotaan Bobong Kabupaten Pulau Taliabu Tahun Anggaran 2022
dilaksanakan oleh Tim Penyusun dengan pihak-pihak terkait (terlampir) dan
dengan ini menyepakati hal-hal sebagai berikut:
1. Susunan Tim Penyusun KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Bobong
Kabupaten Pulau Taliabu Tahun Anggaran 2022 (terlampir dalam
pedokumentasian dan bagian lampiran)
2. Skenario dan Rencana Kerja Pelaksanaan KLHS RDTR Kawasan Perkotaan
Bobong Kabupaten Pulau Taliabu Tahun Anggaran 2022 sebegai berikut :

3. Penyelarasan Metode dan Data dalam KLHS RDTR Kawasan Perkotaan


Bobong Kabupaten Pulau Taliabu Tahun Anggaran 2022 (terlampir
dalam KAK)

4. Informasi awal terkait potensi dan permasalahan yang ada di Kawasan


Perkotaan Bobong Kabupaten Pulau Taliabu sebagaik berikut :
Identifikasi Awal (Berdasarkan 4 Aspek yaitu (Lingkungan, Sosial,
No
Ekonomi, Hukum/Tata Kelola)
Terdapatnya sampah yang berada disepanjang pesisir Kawasan
1
Perkotaan Bobong
Pencemaran laut akibat kegiatan pelayaran kapal laut, sampah plastik
2
dan air limbah perkotaan.
3 Terjadinya pendangkalan disepanjang pesisir Kawasan Perkotaan
Terjadinya intrusi air laut kearah permukiman penduduk akibat
4
gelombang pasang.
Adanya aktivitas pelayaran kapal disepanjang pesisir yang memberikan
5
pengaruh pencemaran laut.
Terdapatnya kawasan permukiman kumuh akibat rendahnya kualitas
6
lingkungan.
Ancaman terjadinya bencana tsunami pada wilayah pesisir yang dapat
7
merusak kawasan perkotaan.

iii | R i n g k a s a n E k s e k u t i f
Identifikasi Awal (Berdasarkan 4 Aspek yaitu (Lingkungan, Sosial,
No
Ekonomi, Hukum/Tata Kelola)
Berkurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) akibat semakin
8
berkembangnya pembangunan disepanjang pesisir kawasan perkotaan.
Ancaman terhadap meningkatnya pasang air tertinggi disepanjang
9
kawasan pesisir.
Terjadinya penurunan kualitas prasarana dan sarana perkotaan akibat
10
pengaruh tingkat kadar garam air laut.
Terjadinya abrasi pantai yang merusak infrastruktur disepanjang
11
kawasan pesisir.
Perubahan tata guna lahan akibat perkembangan perkotaan disepanjang
12
kawasan pesisir.
Adanya potensi pencemaran laut akibat dari ceceran bahan bakar
13
perahu nelayan.
Terjadinya banjir pada kawasan perkotaan akibat pembangunan yang
14
tidak memperhatikan prinsip lingkungan.
Perlunya pertimbangan terhadap rancangan konstruksi pembangunan
15
dermaga pelabuhan Bobong.
Pembangunan kawasan pesisir perlu memperhatikan ketersediaan
16
Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Berkembangnya pembangunan disepanjang pesisir yang tidak
17
memperhatikan dampak terhadap lingkungan.
Berkembangnya aktivitas perdagangan dan jasa yang tidak
18
memperhatikan ketersediaan parkir.
19 Terjadinya kesenjangan sosial terhadap peningkatan ekonomi perkotaan.
Kurangnya partisipasi masyarakat terhadap pemeliharaan infrastruktur
20
dan kebersihan kota.
Kurang tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung aktivitas
21
masyarakat.
Adanya konflik sosial terhadap rencana pembangunan fisik prasarana
22
dan sarana kawasan perkotaan.
Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kepatuhan dan kedisiplinan
23
lalu lintas perkotaan.
Kurangnya informasi terhadap jalur evakuasi bencana yang dapat terjadi
24
sewaktu-waktu.
Kurangnya pengelolaan persampahan disepanjang pesisir kawasan
25
perkotaan.
Ketidakjelasan pengaturan pemanfaatan ruang dikawasan pantai dan
26
sepanjang pesisir.
27 Adanya pasang air maksimum yang terjadi 2 (dua) kali dalam sebulan.
Meningkatnya aktivitas kegiatan bongkar muat barang pada pelabuhan
28
Bobong.
Tumbuhnya kegiatan aktivitas perdagangan dan jasa disepanjang pesisir
29
Kota Bobong.
Adanya aktivitas bongkar muat kapal laut yang memberikan dampak
30
terhadap pencemaran lingkungan.
Aktivitas tempat pelelangan ikan (TPI) memberikan dampak terhadap
31
pencemaran lingkungan sekitar.
Berkembangnya kegiatan UMKM bagi kaum milenial yang dapat
32
meningkatkan ekonomi masyarakat.
Terjadinya penyebaran virus Covid-19 yang mempengaruhi kondisi
33
ekonomi masyarakat.

iv | R i n g k a s a n E k s e k u t i f
Identifikasi Awal (Berdasarkan 4 Aspek yaitu (Lingkungan, Sosial,
No
Ekonomi, Hukum/Tata Kelola)
Pembangunan kawasan pesisir sebagai pusat kegiatan baru
34
pertumbuhan ekonomi
Adanya pembukaan lapangan kerja untuk mengurangi tingkat
35
penganguran masyarakat.
Tumbuhnya usaha perikanan hasil tangkapan laut disekitar kawasan
36
pesisir.
Kurangnya pengembangan wisata bahari terhadap peningkatan ekonomi
37
masyarakat disepanjang pesisir.
Banjir menghantam jembatan yang menghubungkan Desa Bobong dan
38
sejumlah desa lainnya
39 Rencana pembangunan bandara Bobong di Kecamatan Taliabu Barat
Tambang telah menjadi salah satu masalah di Taliabu, tidak hanya pada
40 terampasnya lahan masyarakat adat, tapi juga rusaknya lingkungan
yang ada di sekitar.
41 Pembangunan drainase lingkungan Desa Bobong
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dan Pembangkit Listrik Tenaga
42
Air Panas terdapat di Bobong Pulau Taliabu
43 Bobong di tetapkan sebagai kawasan strategis dari sudut ekonomi
Peningkatan prasarana jalan, kelistrikan dan telekomunikasi, jaringan
44 air bersih, persampahan dan drainase untuk mendukung kegiatan yang
berpotensi untuk dikembangkan;
Pengembangan kawasan pertambangan yang bersinergis dengan rencana
45 tata ruang dan lingkungan di sekitarnya, sehingga dapat mencegah
konflik tata ruang dan kerusakan lingkungan;
Pengembangan ekonomi lokal dan sosial masyarakat di sekitarnya yang
46 terkait dengan kegiatan penambangan, sehingga dapat menghindarkan
adanya konflik sosial dan kegiatan ekonomi yang bersifat enclave;
Pembangunan dermaga lintas penyeberangan Bobong (Karamat) –
47
Banggai (Luwu)
48 Pelabuhan pengumpul Pelabuhan Bobong di Kecamatan Taliabu Barat;
49 Pelabuhan pendaratan ikan di Bobong
Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Sumberdaya Air Daerah
50
Irigasi (DI) di Bobong Kecamatan Taliabu Barat
Pembangunan jalan raya Desa Bobong ke Desa Ratahaya Kecamatan
Taliabu Barat, Pulau Taliabu yang dibangun pada tahun 2017 lalu
mengalami kerusakan. Jalan tersebut merupakan jalan yang
51
menghubungkan masyarakat di Kecamatan Taliabu Barat dan
sekitarnya menuju Rumah Sakit Umum Bobong (RSU Bobong) Taliabu
Barat.
52 Kerusakan Mangrove
53 Kegiatan Budidaya pada kawasan konservasi
54 Pengelolaan drainase belum maksimal
55 Perlu pembuatan tanggul pada sungai rawan erosi
56 Perlu pembuatan tanggul pada pantai rawan abrasi
57 Masalah akses jalan tidak memadai
58 Keterbatasan jembatan penghubung
59 Kerusakan jembatan penghubung
60 Perlu normalisasi air pada kawasan perkotaan (Desa Bobong)
61 Selalu terjadi banjir pada kawasan perkotaan (Desa Bobong)
62 Drainase bermasalah

v|Ringkasan Eksekutif
Identifikasi Awal (Berdasarkan 4 Aspek yaitu (Lingkungan, Sosial,
No
Ekonomi, Hukum/Tata Kelola)
63 Trotoar pada badan bahu jalan tidak tersedia
Perlu peningkatan penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan
64
sampah
65 Penyediaan infrastrutkur jalan sesuai standar
66 Aktifitas budidaya dalam kawasan lindung
Pengurusan perijinan penggunaan kawasan hutan yang tumpang tindih
67
dan terlanjur
68 Kantor bupati berada pada HPK sebaiknya dilakukan penurunan status
69 Perubahan Desa Ratahaya dari HP menjadi APL
70 Distribusi Pajak tidak terkelola pada kawasan perkotaan Bobong
71 Penertiban pajak kendaraan roda 2 dan roda 4
72 Hasil pertaniant tidak terkelola dengan baik oleh pemerintah daerah
73 Permukiman penduduk pada kawasan hutan lindung
74 Banjir
75 masalah drainas
76 infrastruktur jalan tidak memadai
77 penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah secara optimal
78 Edukasi Pengelolaan Potensi Daerah
79 Penertiban Minuman Keras
Penyediaan Industri Pengelolaan Hasil Pertanian, perkabunan,
80
perikanan (kelautan)
81 Percepatan pelaksanaan TORA
82 PERBUP tentang pengelolaan hewan ternak
83 Rekomendasi pemindahan pasar di Desa Wayo
84 Iji penggunaan kawasan hutan
85 Penurunan status fungsi kawasan hutan didesa ratahaya
86 pelepasan kawasan hutan

Adapun dalam FGD KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Bobong Kabupaten


Pulau Taliabu Tahun Anggaran 2022 yang dilaksanakan oleh Tim
Penyusun dengan pihak-pihak terkait (terlampir) dan dengan ini disepakati
hal-hal sebagai berikut

Isu yang Paling Strategis yang dimaksud setelah dilakukan analisis


pembobotan sebanyak 12 isu strategis sebagai berikut;
1. Terjadinya pencamaran laut akibat sampah plastik dan air limbah akibat
kurangnya pengelolaan persampahan disepanjang pesisir kawasan
perkotaan.
2. Meningkatnya potensi terhadap pendangkalan, intrusi, pasang air tertinggi
dan abrasi pantai yang mengancam kawasan pesisir
3. Berkembangnya kegiatan perdagangan dan jasa terhadap pertumbuhan
ekonomi masyarakat
4. Meningkatnya pembangunan jalan, listrik, telekomunikasi, jaringan air
bersih, persampahan dan drainase terhadap pelayanan infrastruktur
perkotaan

vi | R i n g k a s a n E k s e k u t i f
5. Berkurangnya ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) terhadap
pembangunan perkotaan
6. Berkembangnya kegiatan pelelangan ikan dan bongkar muat barang
pelabuhan yang dapat mempengaruhi lingkungan sekitar
7. Meningkatnya perubahan penggunaan lahan dan ketidakjelasan
pengaturan pemanfaatan ruang terhadap pembangunan kawasan pesisir
perkotaan
8. Meningkatnya kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD),
Pembangkit Listrik Tenaga Air Panas dan aktivitas pertambambangan
diluar kawasan perkotaan yang dapat memberikan pengaruh terhadap
kawasan perkotaan Bobong.
9. Rencana pembangunan bandara Bobong di Kecamatan Taliabu Barat
10.Adanya ancaman terhadap bencana tsunami, banjir dan longsor akibat
pembangunan yang tidak memperhatikan prinsip lingkungan
11.Pengembangan perkotaan Bobong sebagai kawasan strategis ekonomi
kurang selaras terhadap peningkatan wisata bahari dalam mendukung
ekonomi masyarakat lokal
12.Terdapatnya kawasan permukiman kumuh akibat rendahnya kualitas
lingkungan.

Terdapat 7 Isu PB Yang Paling Strategis yang di kaji pada KRP yang telah
dirumuskan, diantaranya;
1. Terjadinya pencemaran laut akibat sampah plastik dan air limbah akibat
kurangnya pengelolaan persampahan disepanjang pesisir kawasan
perkotaan;
2. Meningkatnya potensi terhadap pendangkalan, intrusi, pasang air tertinggi
dan abrasi pantai yang mengancam kawasan pesisir;
3. Meningkatnya pembangunan jalan, listrik, telekomunikasi, jaringan air
bersih, persampahan dan drainase terhadap pelayanan infrastruktur
perkotaan;
4. Meningkatnya perubahan penggunaan lahan dan ketidakjelasan
pengaturan pemanfaatan ruang terhadap pembangunan kawasan pesisir
perkotaan;
5. Meningkatnya kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD),
Pembangkit Listrik Tenaga Air Panas dan aktivitas pertambangan diluar
kawasan perkotaan yang dapat memberikan pengaruh terhadap kawasan
perkotaan Bobong;
6. Adanya ancaman terhadap bencana tsunami, banjir dan longsor akibat
pembangunan yang tidak memperhatikan prinsip lingkungan;
7. Terdapatnya kawasan permukiman kumuh akibat rendahnya kualitas
lingkungan.

vii | R i n g k a s a n E k s e k u t i f
Tabel Muatan Rencana (Bentuk Spasial) pada RDTR (KRP) Kawasan
Perkotaan Bobong Kabupaten Pulau Taliabu yang di Kaji dengan Muatan
Lingkungan Hidup

No. Rencana dan Program Utama Lokasi


I. PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG
B. Perwujudan Jaringan Transportasi
2. Jalan Kolektor Sekunder
a. pembangunan jalan baru Seluruh SWP
3. Jalan Lokal Primer
a. pembangunan jalan baru Seluruh SWP
4. Jalan Lokal Sekunder
a. pembangunan jalan baru Seluruh SWP
5. Pembangunan Terminal Penumpang Tipe C SWP D Blok I.D.2
7. Penyediaan halte Seluruh SWP
C. Perwujudan Jaringan Prasarana
C.1 Rencana Jaringan Energi
6. Pembangunan Gardu Distribusi Seluruh SWP
Pengelolaan Air Limbah dan Pengelolaan
C.5
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Pembangunan Instalasi Pengelolahan Air
1. SWP D Blok I.D.1
Limbah (IPAL) Kota
pembangunan jaringan pipa induk
2. Seluruh SWP
pembuangan air limbah
pembangunan IPAL B3 pada sarana
3. SWP C Blok I.C.1, Blok I.C.2
kesehatan dan Industri
II. PERWUJUDAN POLA RUANG
B. Perwujudan Kawasan Budidaya
B.1 Perwujudan Zona Badan Jalan
- Pembangunan dan Pemeliharaan badan jalan Seluruh SWP
B.6 Zona Kawasan Peruntukan Industri
SWP B Blok I.B.1,
1. Penetapan kawasan peruntukan industri
SWP D Blok I.D.1, Blok I.D.2
B.9 Zona Sarana Pelayanan Umum
SWP A Blok I.A.1, Blok i. A.3
Pengembangan sarana pelayanan umum
1. SWP C Blok I.C.1, Blok I.C.2
skala kota
SWP D Blok I.D.1
2. Pengembangan sarana pelayanan umum WP Seluruh WP
Pengembangan sarana pelayanan umum
3. Seluruh SWP
SWP
SWP A Blok I.A.3
Penataan kawasan campuran intensitas
- SWP B Blok I.B.1
sedang/menengah
SWP D Blok I.D.1
B.11 Zona Perdagangan dan Jasa
Pengembangan dan penataan perdagangan
1. Seluruh SWP
dan jasa
SWP A Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok
Pengembangan dan penataan perdagangan I.A.3
2.
dan jasa skala WP SWP B Blok I.B.1
SWP D Blok I.D.1
Pengembangan dan penataan perdagangan SWP A Blok I.A.1
3.
dan jasa skala SWP SWP D Blok I.D.2
Pengembangan dan penataan perdagangan
5. Seluruh SWP
jasa pada kawasan wisata pesisir pantai
B.13 Zona Peruntukan Lainnya
2. Pembangunan kawasan IPAL Seluruh SWP
B.15 Zona Transportasi
2. pembangunan Terminal Tipe C SWP A Blok I.A.3

viii | R i n g k a s a n E k s e k u t i f
Integrasi Rekomendasi Perbaikan KRP berdampak/Berpengaruh terhadap lingkungan hidup kedalam Materi Teknis
RDTR dan RANPERKADA RDTR Kawasan Perkotaan Bobong

Rumusan Alternatif Penyempurnaan/Perbaikan Muatan Rencana dan atau Program pada KRP KLHS RDTR Kawasan
Perkotaan Bobong
Rencana dan Program
No. Lokasi Alternatif Skenario
Utama
I. PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG
B. Perwujudan Jaringan Transportasi Perubahan Proses Metode & Adaptasi melalui:
2. Jalan Kolektor Sekunder 1. Peningkatan fungsi daerah milik jalan (Damija) disertai dengan integrasi pada
pembangunan jalan baru Seluruh SWP sistem drainase
3. Jalan Lokal Primer 2. Mempertahankan dan meningkatkan fungsi vegetasi di sempadan jalan dengan
pembangunan jalan baru Seluruh SWP mengutamakan vegetasi dengan daya serap air tinggi dan mengurangi emisi
4. Jalan Lokal Sekunder karbon lebih besar/pencemaran udara serta mempercepat peresapan air
pembangunan jalan baru Seluruh SWP 3. Penyediaan jalur transportasi umum disertai penyediaan saran dan prasarana
Pembangunan Terminal SWP D Blok transportasi berbasi smart system
5. 4. Penyediaan drainase yang saling terhubung menuju area dengan topografi rendah
Penumpang Tipe C I.D.2
atau hilir/sungai atau pantai
5. Penerapan teknologi/rekayasa teknologi pada konstruksi jalan yang melalui area
banjir, tata aliran air sangat rendah, Mitigasi Bencana banjir, longsor sangat
rendah, serta kerentanan tinggi terutama pada daerah yang memiliki tanah tidak
stabil
6. Menerapkan tekonologi jalan dengan konsep perlindungan KEHATI (seperti jalan
layang atau jembatan hewan) pada jalan yang melalui area dengan KEHATI tinggi
(jalan kolektor primer)
7. Trase jalan harus diiringi dengan pengembangan jalur hijau atau RTH sepanjang
jalan sebagai penyerap polutan, penjaga kualitas iklim dan menjaga kepentingan
7. Penyediaan halte Seluruh SWP biodiversity yang ada di sekitarnya
8. Investigasi geoteknik terhadap rencana jalan, rekayasa fondasi dan lereng untuk
mengurangi kerusakan
9. Pengembangan konsep eco-road yang menitikberatkan pada perencanaan desain
dan konstruksi jalan yang ramah lingkungan untuk menyeimbangkan dengan
kondisi disekitarnya

Pemberian arahan atau rambu-rambu untuk mempertahankan atau meningkatkan


fungsi ekosistem melalui:
1. Memperhatikan status kepemilikan lahan pada pembangunan jalan baru

ix | R i n g k a s a n E k s e k u t i f
Rencana dan Program
No. Lokasi Alternatif Skenario
Utama
2. Penerapan Insentif dan Disinsentif pada Bangunan yang tidak memenuhi
kaidah/aturan Sempadan Bangunan yang bersentuhan dengan DAMIJA
3. Penerapan aturan minimal bangunan 2 lantai pada area dengan tingkat
pergerakan/lalu lintas/dan kepadatan bangunan tinggi
4. Penyediaan lahan parkir untuk bangunan SPU dan bangunan Perdagangan dan
Jasa berdasarkan ketentuan KDB dan KLB
5. Penyediaan drainse pada jalan pada area dengan kejadian/risiko/bahaya banjir
sedang hingga tinggi
6. Menyediakan jalur pejalan kaki, Menyediakan hidran, Menyediakan jalur
evakuasi bencana, Menyediakan lebar jalan minimal 6 (enam) meter,
Menyediakan tempat sampah dengan pemilahan, Menyediakan drainase,
Menyediakan jaringan air bersih, Menyediakan jaringan listrik, Menyediakan
telekomunikasi; dan Menyediakan fasilitas pendukung berupa, pos keamanan
dan pos pemadam kebakaran.
7. Menyertakan dokumen lingkungan (AMDAL, ANDALALIN atau dokumen
Lingkungan Lainnya berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah/ataupun
Ketentua Perundang-undangan) pada pembangunan jalan baru dan bangunan
yang bersentuhan dengan jalan primer
C. Perwujudan Jaringan Prasarana
C.1 Rencana Jaringan Energi
Perubahan Proses Metode & Adaptasi melalui:
1. Memberikan jalur hijau atau untuk meminimalisir bencana
2. Menempatkan pada area dengan potensi longsor dan banjir sangat rendah
3. Menerapkan distribusi melalui pendekat fiber optic (bawah tanah)
4. Melakukan penyebaran jaringan energi secara merata

Pemberian arahan atau rambu-rambu untuk mempertahankan atau meningkatkan


fungsi ekosistem melalui:
Pembangunan Gardu 1. Mencegah kerusakan peralatan-peralatan pada sistem tenaga listrik akibat
6. Seluruh SWP terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal.
Distribusi
2. Mengurangi kerusakan peralatan-peralatan pada sistem tenaga listrik akibat
terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal.
3. Mempersempit daerah yang terganggu sehingga gangguan tidak melebar pada
sistem yang lebih luas.
4. Memberikan pelayanan tenaga listrik dengan keandalan dan mutu tinggi kepada
konsumen.
5. Mengamankan manusia dari bahaya yang ditimbulkan oleh tenaga listrik.
6. Menjaga kestabilan sistem tenaga

x|Ringkasan Eksekutif
Rencana dan Program
No. Lokasi Alternatif Skenario
Utama

Pengelolaan Air Limbah dan Pengelolaan


C.5 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3)
Pembangunan Instalasi Perubahan proses dan Metode Adaptasi
SWP D Blok
1. Pengelolahan Air Limbah 1. Penerapan konsep water treatment plant pada sistem pengelolaan limbah
I.D.1
(IPAL) Kota 2. Pembangunan Sumur dalam atau sumur injeksi (deep well injection)
pembangunan jaringan 3. Penerapan Landfill untuk limbah B3 atau Secure Landfills
2. pipa induk pembuangan Seluruh SWP 4. Pengolahan limbah secara bioremediasi dan fitoremediasi
air limbah
B. Pemberian Arahan atau Rambu-Rambu
1. Penerapan konsep pengelolaan sampah dan limbah berbasi 3R (Reduce, Reusem
Recycle) pada seluruh area permukiman, perkantoran, perdagangan dan jasa,
kawasan industry, serta SPU. yang tersebar pada setiap kelurahan/desa.
2. Penambahan unit TPS pada setiap kelurahan/desa berdasarkan tingkat kepadatan
pembangunan IPAL B3 SWP C Blok
penduduk
3. pada sarana kesehatan I.C.1, Blok
3. Pengembangan alat/teknologi pengolah sampah dan limbah berbasis energi
dan Industri I.C.2
terbarukan (energi air dan surya)
4. Integrasi pengelolaan limbah dan persampahan berbasis 3R dengan system smart
5. Menghindari daerah dengan topografi tinggi dan daerah dekat sungai/sumber
mata air untuk meminimalisir dampak lindih

II. PERWUJUDAN POLA RUANG


B. Perwujudan Kawasan Budidaya
B.1 Perwujudan Zona Badan Jalan
Perubahan Proses Metode & Adaptasi melalui:
1. Pembanguann talut pada area dengan potensi longsor dan tanah labil
2. Penyediaan jaringan drainase yang terintegrasi pada area dengan tingkat
bahaya/risiko banjir, longsor, erosi dan tsunami tinggi tinggi
3. Penyediaan drainase pada area dengan Jasa Lingkungan pendukung tata aliran
Pembangunan dan air sangat rendah
- Pemeliharaan badan Seluruh SWP 4. Penyedian infrastrukut/fasilitas jalan secara lengkap
jalan
Pemberian arahan atau rambu-rambu untuk mempertahankan atau meningkatkan
fungsi ekosistem melalui:
1. Memperhatikan status kepemilikan lahan pada pembangunan jalan baru
2. Penerapan Insentif dan Disinsentif pada Bangunan yang tidak memenuhi
kaidah/aturan Sempadan Bangunan yang bersentuhan dengan DAMIJA

xi | R i n g k a s a n E k s e k u t i f
Rencana dan Program
No. Lokasi Alternatif Skenario
Utama
3. Penerapan aturan minimal bangunan 2 lantai pada area dengan tingkat
pergerakan/lalu lintas/dan kepadatan bangunan tinggi dan potensi kemacetan
4. Penyediaan lahan parkir untuk bangunan SPU dan bangunan Perdagangan dan
Jasa berdasarkan ketentuan KDB dan KLB
5. Penyediaan drainse pada jalan pada area dengan kejadian/risiko/bahaya banjir
sedang hingga tinggi
6. Menyediakan jalur pejalan kaki, Menyediakan hidran, Menyediakan jalur
evakuasi bencana, Menyediakan lebar jalan minimal 6 (enam) meter,
Menyediakan tempat sampah dengan pemilahan, Menyediakan drainase,
Menyediakan jaringan air bersih, Menyediakan jaringan listrik, Menyediakan
telekomunikasi; dan Menyediakan fasilitas pendukung berupa, pos keamanan
dan pos pemadam kebakaran.
7. Menyertakan dokumen lingkungan (AMDAL, ANDALALIN atau dokumen
Lingkungan Lainnya berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah/ataupun
Ketentua Perundang-undangan) pada pembangunan jalan baru dan bangunan
yang bersentuhan dengan jalan primer

B.6 Zona Kawasan Peruntukan Industri


Perubahan Proses Metode & Adaptasi melalui:
Untuk menanggulangi keterbatasan air bersih maka diupayakan Kawasan Industri
melakukan daur ulang air, menggunakan air permukaan, dan meningkatkan upaya
konservasi air tanah denganpenghijauan atau memenuhi kebutuhan air bersih bisa
dipasok dari sumber lain, antara lain dengan peningkatan jaringan perpipaan PDAM
SWP B Blok atau penerapan Water Treatment Plant.
Penetapan kawasan I.B.1,
1.
peruntukan industri SWP D Blok
Pemberian arahan atau rambu-rambu untuk mempertahankan atau meningkatkan
I.D.1, Blok I.D.2
fungsi ekosistem melalui:
Setiap Kawasan Industri diwajibkan untuk mengolah sampah domestik dan sampah
industri dengan metode 3R dan bekerja sama dengan dinas terkait untuk
pengangkutan residu sampah ke TPA dan disertai dengan pembangunan sarana
prasarana pendukung pengelolaan limbah seperti pembangunan IPAL Komunal
maupun septiktank komunal di area Kawasan Industri
B.9 Zona Sarana Pelayanan Umum
Pengembangan sarana SWP A Blok Perubahan Proses Metode & Adaptasi melalui:
1. pelayanan umum skala I.A.1, Blok i.
kota A.3

xii | R i n g k a s a n E k s e k u t i f
Rencana dan Program
No. Lokasi Alternatif Skenario
Utama
SWP C Blok 1. Pada daerah yang daya dukung air sudah terlampaui, untuk memenuhi
I.C.1, Blok I.C.2 kebutuhan air bersih bisa dipasok dari sumber lain, antaralain dengan
SWP D Blok peningkatan jaringan perpipaan PDAM
I.D.1 2. Meningkatkan upaya konservasi air tanah dengan Sumur resapan atau biopori
Pengembangan sarana 3. Pengembangan SPU Skala kota yang berada pada JE tinggi diiringi dengan
2. Seluruh WP
pelayanan umum WP pengembangan RTH, dan pembuatan artificial catchment
Pengembangan sarana 4. Pengembangan sistem solar panel atau PLTA untuk memenuhi kebutuhan listrik
3. Seluruh SWP secara mandiri
pelayanan umum SWP
5. Pengembangan konsepTangguh bencana (banjir, gempa bumi, cuaca ekstrim,
kebakaran, tsunami hingga kebakaran hutan/lahan pada SPU skala kota
6. SPU Skala kota yang berada pada aktifitas/kepadatan penduduk tinggi
diharuskan minimal 2 lantai
7. Memberikan insentif dan disinsentif pada SPU skala kota yang menerapkan
aturan penataan ruang sesuai ketentuan yang berlaku

Pemberian arahan atau rambu-rambu untuk mempertahankan atau meningkatkan


fungsi ekosistem melalui:
1. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih bisa dipasok dari sumber lain (bisa dari
luas Kawasan perkotaan yang lokasinya terdekat dengan WP Perkotaan Bobong),
atau dengan peningkatan jaringan perpipaan PDAM dengan bangunan pompa
SWP A Blok untuk area SPU skala kota atau dengan pengembangan IPAS Skala Kawasan/
I.A.3
Penataan kawasan Pengembangan Bangunan penyedia air baku mandiri atau pemanfaatan air hujan
SWP B Blok
- campuran intensitas 2. Untuk SPU skala kota yang berada di lokasi rawan bencana banjir/genangan
I.B.1
sedang/menengah dilakukan program pengembangan kolam retensi dan sumur-sumur resapan atau
SWP D Blok dengan pengembangan drainase yang memadukan dengan bioretensi dan
I.D.1
perbaikan saluran drainase
3. Sosialisasi tentang potensi bencana kepada masyarakat secara sistematis dan
structural, baik dengan sosialisasi maupun pengembangan Taman edukasi
bencana
4. SPU skala kota maupun skal WP dibangunan harus disertai dengan pembangunan
sarana prasarana pendukung pengelolaan limbah seperti pembangunan IPAL
komunal, Septik tank individual maupun komunal, TPS secara mandiri, dan
pengolahan & pembatasan Sampah
5. Perlu dilengkapi dengan Pos Pemadam kebakaran dan titiktitik Hydran
6. Untuk pembangunan SPU skala kota harus menyertakan dokumen ANDALALIN,
UKL UPL, atau AMDAL atau dokumen lingkungan lainnya sesuai dengan
ketentuan aturan yang berlaku

xiii | R i n g k a s a n E k s e k u t i f
Rencana dan Program
No. Lokasi Alternatif Skenario
Utama
7. Penyediaan lahan parkir untuk bangunan SPU Skala kota berdasarkan ketentuan
KDB dan KLB
8. Memperhatikan nilai koefisien dasar hijau (KDH) untuk setiap bangunan sebagai
kontrol pengendali tata air dan banjir dan perencanan SPU harus lebih detail
terkait tipe bangunan
B.11 Zona Perdagangan dan Jasa
Pengembangan dan Perubahan Proses Metode & Adaptasi melalui:
1. penataan perdagangan Seluruh SWP 1. Pengembangan sarana perdagangan dan jasa skala WP dilokasi rawan bencana
dan jasa sebaiknya dikaji secara khusus, hal ini agar dapat meminimalisir dan
SWP A Blok mengantisipasi bahaya bencana alam yang mungkin terjadi atau melengkapi
I.A.1, Blok dengan kajian resiko bencana maupun rencana penanggulangan bencana atau
Pengembangan dan I.A.2, Blok I.A.3 disertakan dengan dokumen ANDALALIN, UKL-UPL atau AMDAL atau dokumen
2. penataan perdagangan SWP B Blok lingkungan lainnya sesuai dengan ketentuan aturan yang berlaku
dan jasa skala WP I.B.1 2. Pengembangan sarana perdagangan dan jasa skala Kota diarahkan dengan
SWP D Blok adanya rekayasa teknis terhadap bencana banjir, cuaca ekstrim, tsunami, dan
I.D.1 gempa
SWP A Blok 3. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih bisa dipasok dari sumber lain (bisa dari
Pengembangan dan luas Kawasan perkotaan yang lokasinya terdekat dengan WP, atau dengan
I.A.1
3. penataan perdagangan peningkatan jaringan perpipaan PDAM dengan bangunan pompa untuk area
SWP D Blok
dan jasa skala SWP
I.D.2 (sarana perdagangan dan jasa skala WP) atau dengan pengembangan IPAS Skala
Kawasan/ Pengembangan Bangunan penyedia air baku mandiri atau
pemanfaatan air hujan
4. Meningkatkan upaya konservasi air tanah dengan Sumur resapan atau biopori
5. Pengembangan sistem solar panel atau PLTA untuk memenuhi kebutuhan listrik
secara mandiri
6. Pengembangan Kawasan perdagangan dan jasa skala WP yang berada pada JE
tinggi diiringi pembuatan artificial catchment
Pengembangan dan 7. Dalam rangka penerapan energi hijau (green energy) salah satu atribut kota
penataan perdagangan
5. Seluruh SWP hijau yang ramah lingkungan, sistem penerangan jalan umum (PJU), maupun
jasa pada kawasan
penerangan di ruang terbuka hijau (RTH), maupun penerangan di sarana umum
wisata pesisir pantai lainnya menggunakan sistem energi surya (solar cell) atau biogas.
8. Bangunan minimal 2 lantai atau Penerapan KBD dan KLB sesuai dengan fungsi
dan luas lahan serta jumlah lantai bangunan pada area dengan potensi terjadi
kemacetan

xiv | R i n g k a s a n E k s e k u t i f
Rencana dan Program
No. Lokasi Alternatif Skenario
Utama
Pemberian arahan atau rambu-rambu untuk mempertahankan atau meningkatkan
fungsi ekosistem melalui:
1. Untuk Sarana perdagangan dan jasa skala WP yang berada di lokasi rawan
bencana banjir/genangan/cuaca ekstrim dilakukan program pengembangan
kolam retensi dan sumur-sumur resapan atau dengan pengembangan drainase
yang memadukan dengan bioretensi serta penerapan bangunan Tangguh
bencana
2. Pengembangan sarana perdagangan dan jasa skala Kota di daerah rawan
banjir/genangan dapat dilakukan rekayasa teknis berupa pembuatan kolam
retensi, sumur resapan, biopori,dan perbaikan saluran drainase.
3. Pengembangan sarana perdagangan dan jasa skala Kota dilakukan harus disertai
dengan pembangunan sarana prasarana pendukung pengelolaan limbah seperti
pembangunan IPAL komunal, Septik tank individual maupun komunal, TPS
secara mandiri, dan pengolahan & pembatasan sampah
4. Perlu dilengkapi dengan Pos Pemadam kebakaran dan titiktitik Hydran
5. Pemberlakuan KDB terhadap pembangunan sarana perdagangan dan jasa skala
Kota, sehingga RTH privat 10% dapat dipenuhi
6. Memperhatikan nilai koefisien dasar hijau (KDH) untuk setiap bangunan sebagai
kontrol pengendali tata air dan banjir dan perencanan sarana perdagangan dan
jasa skala Kota harus lebih detail terkait tipe bangunan
7. Penghijauan dan Pengembangan RTH pada Bangunan sarana perdagangan dan
jasa skala Kota
8. Menyiapkan lahan parkir

B.13 Zona Peruntukan Lainnya


Perubahan proses dan Metode Adaptasi
1. Penerapan konsep water treatment plant pada sistem pengelolaan limbah
2. Pembangunan Sumur dalam atau sumur injeksi (deep well injection)
3. Penerapan Landfill untuk limbah B3 atau Secure Landfills
4. Pengolahan limbah secara bioremediasi dan fitoremediasi
Pembangunan kawasan
2. Seluruh SWP
IPAL B. Pemberian Arahan atau Rambu-Rambu
1. Penerapan konsep pengelolaan sampah dan limbah berbasi 3R (Reduce, Reusem
Recycle) pada seluruh area permukiman, perkantoran, perdagangan dan jasa,
kawasan industry, serta SPU. yang tersebar pada setiap kelurahan/desa.
2. Penambahan unit TPS pada setiap kelurahan/desa berdasarkan tingkat kepadatan
penduduk

xv | R i n g k a s a n E k s e k u t i f
Rencana dan Program
No. Lokasi Alternatif Skenario
Utama
3. Pengembangan alat/teknologi pengolah sampah dan limbah berbasis energi
terbarukan (energi air dan surya)
4. Integrasi pengelolaan limbah dan persampahan berbasis 3R dengan system smart
5. Menghindari daerah dengan topografi tinggi dan daerah dekat sungai/sumber
mata air untuk meminimalisir dampak lindih
B.15 Zona Transportasi
Perubahan proses dan Metode Adaptasi
1. Pemanfaatan energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi pada sarana
dan prasarana terminal dengan berbasis pada desain yang mempertahankan
konsep kearifan lokal
2. Membuat sumur resapan/kolam retensi disekitar Kawasan terminal untuk
menanggulangi banjir dan keterbatasan pasokan air
3. Meningkatkan tipe vegetasi rapat untuk meminimalisir polusi udara dan
kebisingan dan kerentanan terhadap perubahan iklim

Pemberian Arahan atau Rambu-Rambu


1. Pembangunan drainase yang saling terkoneksi dengan sistem drainase primer,
pembangunan Terminal SWP A Blok
2. sekunder, dan tersier
Tipe C I.A.3
2. Pemeliharaan,pembuatan dan rehab jaringan drainase
3. Pengendalian pertumbuhan permukiman di sekitar terminak
4. Pengelolaan persampahan berbasis 3R pada area terminal dan area disektitar
terminal
5. Pembangunan fasilitas dan infrastrutkur terminal yang ramah lingkungan dan
lengkap dengan informasi edukasi terhadap kegiatan terminal maupun kegiatan
disekitar terminal
6. Penyiapan luas lahan terminal sesuai dengan tingkat pelayana berdasarkan fungsi
terminal C
7. Pengendalian aktifitas perdagangan dan jasa pada area sekitar terminal sesuai
dengan ketentuan peruntukan ruang
Sumber : Hasil analisis dan Konsultasi Publik II, 2022

xvi | R i n g k a s a n E k s e k u t i f
Integrasi Rekomendasi pada Level Muatan Rencana dan Program

Rumusan Integrasi Rekomendasi Muatan Rencana dan atau Program pada KRP KLHS RDTR Kawasan Perkotaan
Bobong
Integrasi Rekomendasi
Rencana dan Program
No. Lokasi Rekomendasi (R) kedalam
Utama
MATEK/RANPERKADA
I. PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG
B. Perwujudan Jaringan Transportasi 1. Peningkatan fungsi daerah milik jalan Termuat dalam Muatan
Jalan Kolektor (Damija) disertai dengan integrasi pada Bab Rencana Struktur
2.
Sekunder sistem drainase saling terhubung menuju Ruang
pembangunan jalan
Seluruh SWP 2. Mempertahankan dan meningkatkan
baru fungsi vegetasi di sempadan jalan dengan
3. Jalan Lokal Primer mengutamakan vegetasi dengan daya
pembangunan jalan
Seluruh SWP serap air tinggi dan mengurangi emisi
baru
karbon lebih besar/pencemaran udara
4. Jalan Lokal Sekunder
pembangunan jalan
serta mempercepat peresapan air
Seluruh SWP 3. Penyediaan jalur transportasi umum
baru
Pembangunan disertai penyediaan saran dan prasarana
SWP D Blok transportasi berbasi smart system
5. Terminal Penumpang
I.D.2 4. Penyediaan drainase yang saling
Tipe C
terhubung menuju area dengan topografi
rendah atau hilir/sungai atau pantai
5. Penerapan teknologi/rekayasa teknologi
pada konstruksi jalan yang melalui area
banjir, tata aliran air sangat rendah,
Mitigasi Bencana banjir, longsor sangat
7. Penyediaan halte Seluruh SWP
rendah, serta kerentanan tinggi terutama
pada daerah yang memiliki tanah tidak
stabil
6. Menerapkan tekonologi jalan dengan
konsep perlindungan KEHATI (seperti
jalan layang atau jembatan hewan) pada

xvii | R i n g k a s a n E k s e k u t i f
Integrasi Rekomendasi
Rencana dan Program
No. Lokasi Rekomendasi (R) kedalam
Utama
MATEK/RANPERKADA
jalan yang melalui area dengan KEHATI
tinggi (jalan kolektor primer)
7. Trase jalan harus diiringi dengan
pengembangan jalur hijau atau RTH
sepanjang jalan sebagai penyerap
polutan, penjaga kualitas iklim dan
menjaga kepentingan biodiversity yang
ada di sekitarnya
8. Pengembangan konsep eco-road yang
menitikberatkan pada perencanaan
desain dan konstruksi jalan yang ramah
lingkungan untuk menyeimbangkan
dengan kondisi disekitarnya
C. Perwujudan Jaringan Prasarana
C.1 Rencana Jaringan Energi
1. Menempatkan pada area dengan potensi Termuat dalam Muatan
longsor dan banjir sangat rendah Bab Rencana Struktur
2. Menerapkan distribusi melalui pendekat Ruang
fiber optic (bawah tanah)
3. Mencegah kerusakan peralatan-peralatan
pada sistem tenaga listrik akibat terjadinya
gangguan atau kondisi operasi sistem yang
Pembangunan Gardu
6. Seluruh SWP tidak normal.
Distribusi
4. Mengurangi kerusakan peralatan-peralatan
pada sistem tenaga listrik akibat terjadinya
gangguan atau kondisi operasi sistem yang
tidak normal.
5. Menjaga kestabilan sistem tenaga

xviii | R i n g k a s a n E k s e k u t i f
Integrasi Rekomendasi
Rencana dan Program
No. Lokasi Rekomendasi (R) kedalam
Utama
MATEK/RANPERKADA
C.5 Pengelolaan Air Limbah dan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Pembangunan
SWP D Blok
1. Penerapan konsep water treatment plant Termuat dalam Muatan
1. Instalasi Pengelolahan pada sistem pengelolaan limbah Bab Rencana Struktur
I.D.1
Air Limbah (IPAL) Kota 2. Pembangunan Sumur dalam atau sumur Ruang
pembangunan jaringan injeksi (deep well injection)
pipa induk 3. Penerapan Landfill untuk limbah B3
2. Seluruh SWP
pembuangan air
atau Secure Landfills
limbah
4. Pengolahan limbah secara bioremediasi dan
fitoremediasi
5. Menghindari daerah dengan topografi tinggi
pembangunan IPAL B3 SWP C Blok dan daerah dekat sungai/sumber mata air
3. pada sarana kesehatan I.C.1, Blok untuk meminimalisir dampak lindih
dan Industri I.C.2 6. Pengembangan alat/teknologi pengolah
sampah dan limbah berbasis energi
terbarukan (energi air dan surya)

II. PERWUJUDAN POLA RUANG


B. Perwujudan Kawasan Budidaya
B.1 Perwujudan Zona Badan Jalan
1. Pembanguann talut pada area dengan Termuat dalam
potensi longsor dan tanah labil Muatan Bab
2. Penyediaan jaringan drainase yang Rencana Pola Ruang
terintegrasi pada area dengan tingkat
Pembangunan dan
bahaya/risiko banjir, longsor, erosi dan
- Pemeliharaan badan Seluruh SWP
jalan
tsunami tinggi tinggi
3. Penyedian infrastrukut/fasilitas jalan
secara lengkap
4. Penerapan Insentif dan Disinsentif pada
Bangunan yang tidak memenuhi

xix | R i n g k a s a n E k s e k u t i f
Integrasi Rekomendasi
Rencana dan Program
No. Lokasi Rekomendasi (R) kedalam
Utama
MATEK/RANPERKADA
kaidah/aturan Sempadan Bangunan yang
bersentuhan dengan DAMIJA

B.6 Zona Kawasan Peruntukan Industri


1. Untuk menanggulangi keterbatasan air Termuat dalam
bersih maka diupayakan Kawasan Industri Muatan Bab
melakukan daur ulang air, menggunakan air Rencana Pola Ruang
permukaan, dan meningkatkan upaya
konservasi air tanah denganpenghijauan
atau memenuhi kebutuhan air bersih bisa
dipasok dari sumber lain, antara lain dengan
peningkatan jaringan perpipaan PDAM atau
SWP B Blok penerapan Water Treatment Plant.
I.B.1,
Penetapan kawasan
1. SWP D Blok 2. Setiap Kawasan Industri diwajibkan untuk
peruntukan industri
I.D.1, Blok mengolah sampah domestik dan sampah
I.D.2 industri dengan metode 3R dan bekerja
sama dengan dinas terkait untuk
pengangkutan residu sampah ke TPA dan
disertai dengan pembangunan sarana
prasarana pendukung pengelolaan limbah
seperti pembangunan IPAL Komunal
maupun septiktank komunal di area
Kawasan Industri

xx | R i n g k a s a n E k s e k u t i f
Integrasi Rekomendasi
Rencana dan Program
No. Lokasi Rekomendasi (R) kedalam
Utama
MATEK/RANPERKADA
3.
B.9 Zona Sarana Pelayanan Umum
SWP A Blok 1. Memberikan insentif dan disinsentif pada Termuat dalam
I.A.1, Blok i. SPU skala kota yang menerapkan aturan Muatan Bab Rencana
A.3 penataan ruang sesuai ketentuan yang Pola Ruang
Pengembangan sarana
SWP C Blok berlaku
1. pelayanan umum skala
I.C.1, Blok
kota 2. Pengembangan konsep Tangguh bencana
I.C.2
(banjir, longsor, erosi, gempa bumi, cuaca
SWP D Blok
I.D.1 ekstrim, kebakaran, tsunami hingga
Pengembangan sarana kebakaran hutan/lahan pada SPU skala kota
2. Seluruh WP 3. Untuk pembangunan SPU skala kota harus
pelayanan umum WP
Pengembangan sarana menyertakan dokumen ANDALALIN, UKL
3. Seluruh SWP UPL, atau AMDAL atau dokumen lingkungan
pelayanan umum SWP
lainnya sesuai dengan ketentuan aturan
yang berlaku

SWP A Blok 4. Memperhatikan nilai koefisien dasar hijau


I.A.3 (KDH) untuk setiap bangunan sebagai
Penataan kawasan
SWP B Blok kontrol pengendali tata air dan banjir dan
- campuran intensitas
I.B.1 perencanan SPU harus lebih detail terkait
sedang/menengah
SWP D Blok tipe bangunan
I.D.1

B.11 Zona Perdagangan dan Jasa


Pengembangan dan 1. Pengembangan sarana perdagangan dan
1. penataan perdagangan Seluruh SWP jasa skala Kota dilokasi rawan bencana
dan jasa sebaiknya dikaji secara khusus, hal ini agar
Pengembangan dan dapat meminimalisir dan mengantisipasi
SWP A Blok
2. penataan perdagangan bahaya bencana alam yang mungkin terjadi
I.A.1, Blok
dan jasa skala WP

xxi | R i n g k a s a n E k s e k u t i f
Integrasi Rekomendasi
Rencana dan Program
No. Lokasi Rekomendasi (R) kedalam
Utama
MATEK/RANPERKADA
I.A.2, Blok atau melengkapi dengan kajian resiko
I.A.3 bencana maupun rencana penanggulangan
SWP B Blok bencana atau disertakan dengan dokumen
I.B.1 ANDALALIN, UKL-UPL atau AMDAL atau
SWP D Blok
dokumen lingkungan lainnya sesuai dengan
I.D.1
ketentuan aturan yang berlaku
SWP A Blok
Pengembangan dan
I.A.1
3. penataan perdagangan 2. Pengembangan sarana perdagangan dan
SWP D Blok
dan jasa skala SWP jasa skala WP dilakukan harus disertai
I.D.2
dengan pembangunan sarana prasarana
pendukung pengelolaan limbah seperti
pembangunan IPAL komunal, Septik tank
individual maupun komunal, TPS secara
mandiri, dan pengolahan & pembatasan
Pengembangan dan sampah
penataan perdagangan
5. Seluruh SWP 3. Bangunan minimal 2 lantai atau Penerapan
jasa pada kawasan
wisata pesisir pantai KBD dan KLB sesuai dengan fungsi dan
luas lahan serta jumlah lantai bangunan

4. Pengembangan sistem solar panel atau


PLTA untuk memenuhi kebutuhan listrik
secara mandiri
B.13 Zona Peruntukan Lainnya
1. Penerapan konsep water treatment plant Termuat dalam
pada sistem pengelolaan limbah Muatan Bab Rencana
2. Pembangunan Sumur dalam atau sumur injeksi Pola Ruang
Pembangunan (deep well injection)
2. Seluruh SWP
kawasan IPAL 3. Penerapan Landfill untuk limbah B3 atau Secure
Landfills
4. Pengolahan limbah secara bioremediasi dan
fitoremediasi

xxii | R i n g k a s a n E k s e k u t i f
Integrasi Rekomendasi
Rencana dan Program
No. Lokasi Rekomendasi (R) kedalam
Utama
MATEK/RANPERKADA
5. Integrasi pengelolaan limbah dan
persampahan berbasis 3R dengan system
smart
6. Menghindari daerah dengan topografi tinggi
dan daerah dekat sungai/sumber mata air
untuk meminimalisir dampak lindih

B.15 Zona Transportasi


1. Pemanfaatan energi terbarukan untuk Termuat dalam
memenuhi kebutuhan energi pada sarana Muatan Bab Rencana
dan prasarana terminal dengan berbasis Pola Ruang
pada desain yang mempertahankan konsep
kearifan lokal
2. Membuat sumur resapan/kolam retensi
disekitar Kawasan terminal untuk
menanggulangi banjir dan keterbatasan
pasokan air
pembangunan SWP A Blok 3. Meningkatkan tipe vegetasi rapat untuk
2.
Terminal Tipe C I.A.3 meminimalisir polusi udara dan kebisingan
dan kerentanan terhadap perubahan iklim
4. Pembangunan drainase yang saling
terkoneksi dengan sistem drainase primer,
sekunder, dan tersier
5. Pemeliharaan,pembuatan dan rehab
jaringan drainase
6. Pengendalian pertumbuhan permukiman di
sekitar terminak

Sumber : Hasil analisis dan Rapat Pengintegrasian, 2023

xxiii | R i n g k a s a n E k s e k u t i f
24 | R i n g k a s a n E k s e k u t i f

Anda mungkin juga menyukai