Anda di halaman 1dari 43

PANDUAN PENGAMBILAN DATA DARI APLIKASI E-MONITORING

DALAM PENYUSUNAN LAPORAN PROGRES

Ade Ahmad Atipuddin


199212102019031007
LATAR BELAKANG

T U G A S D A N F U N G S I S U B D I R E K T O R AT
P E R E N C A N A A N T E K N I S D I R E K T O R AT P S P A M
1. penyiapan penyusunan kebijakan dan strategi serta perencanaan teknis
pengembangan sistem penyediaan air minum;
2. penyusunan program anggaran kegiatan pembinaan teknis,
pengawasan teknis pengembangan system penyediaan air minum;

3. pelaksanaan analisa teknis, evaluasi dan pelaporan


pengembangan sistem penyediaan air minum; dan

4. pengelolaan data dan informasi penyelenggaraan sistem penyediaan


air minum.

1
PENAPISAN ISU

CORE ISU

DAMPAK

“Kurangnya pemahaman dan


pengetahuan pegawai dalam
pengoperasian aplikasi e-
monitoring dalam kegiatan GAGASAN
evaluasi dan pengawasan “Lambatnya penyusunan
kegiatan yang sedang laporan progress yang
dilaksanakan” berpengaruh pada proses
pengambilan keputusan oleh
pimpinan”

“Panduan Pengambilan Data


dari Aplikasi e-Monitoring dalam
Penyusunan Laporan Progres”.

2
TAHAPAN KEGIATAN

KEGIATAN 2
Membaca dan memahami
serta mempelajari cara
pengoperasian aplikasi e-
Step 4
KEGIATAN 1 monitoring
Diskusi internal dan
konsultasi dengan Step 3
atasan atau mentor

Step 2
KEGIATAN 4
Finalisasi (mencetak,
Step 1 dan sosialisasi) buku
KEGIATAN 3 panduan penarikan
data e-monitoring
Merumuskan prosedur dalam penyusunan
dan langkah-langkah laporan progress.
pengoperasian aplikasi
e-monitoring pada buku
panduan.

3
Kegiatan 1
Diskusi internal dan konsultasi dengan atasan atau mentor sebagai persiapan Rancangan
Aktualisasi adalah sebagai berikut

Memaparkan rencana Aktualisasi kepada

1
mentor dan atasan lain di lingkungan
Subdit rentek, Dit PSPAM.

Melakukan diskusi dengan petugas

2
pengambil data e-monitoring terkait
pelaksanaan tugas pengambilan data.

Melakukan konsultasi dengan pimpinan


terkait hal hal yang kurang dipahami dan
langkah yang diambil dalam
penyusunan laporan
3

Output Pemahaman langkah-langkah yang akan di ambil (Saran dan Rekomendasi)

4
Kegiatan 2
Membaca dan memahami serta mempelajari cara pengoperasian aplikasi e-monitoring

Membaca dan memahami buku panduan

1
pengoperasian aplikasi e-monitoring agar
dapat mengenali cara penggunaanya.

Mengoperasikan aplikasi e-monitoring


dengan langkah-langkah yang telah
dipelajari secara mandiri dan
bertanggung jawab.. 2
Konsultasi rancangan buku panduan

3
kepada pimpinan dan Konsultan
Individual di Subdirektorat.

Output Kemampuan mengoperasikan aplikasi e-monitoring secara mandiri

5
Kegiatan 3
Merumuskan prosedur dan langkah-langkah pengoperasian aplikasi e-monitoring pada buku
panduan.

Mencari referensi design buku panduan dan

1
mengidentifikasi kisi-kisi atau langkah
penting ke dalam buku panduan

Mengumpulkan informasi untuk


dituangkan ke dalam buku panduan
serta menyusun desain layout buku
panduan penarikan data e-monitoring. 2
Mendiskusikan dengan pimpinan terkait
pembuatan draft panduan
3

Output Rancangan dan rumusan buku Panduan

6
Kegiatan 4
Finalisasi (mencetak, dan sosialisasi) buku panduan penarikan data e-monitoring dalam
penyusunan laporan progress.

Mengevaluasi hasil penyusunan buku


panduan dan mencetak buku panduan yang
telah disetujui.
1
Membagikan sekaligus

2
mensosialisasikan Buku Panduan di
lingkungan Subdit Rentek.

Output Hardcopy dan Softcopy Buku Panduan

7
HASIL AKTUALISASI

Hasil aktualisasi ini adalah


buku
Panduan Pengambilan
Data e-Monitoring
dalam Penyusunan
Laporan Progres

8
OUTLINE BUKU

9
OUTLINE BUKU

10
PENGUATAN NILAI-NILAI ORGANISASI

Merumuskan prosedur dan langkah-


langkah pengoperasian aplikasi e-
monitoring pada buku panduan.

Merumuskan prosedur
dan langkah-langkah ANTI KORUPSI
pengoperasian aplikasi KOMITMEN MUTU
e-monitoring pada buku
panduan.
Membaca dan memahami
serta mempelajari cara
pengoperasian aplikasi e- NASIONALISME
monitoring AKUNTABILITAS
Diskusi internal dan ETIKA PUBLIK KOMITMEN MUTU
konsultasi dengan AKUNTABILITAS
atasan atau mentor KOMITMEN MUTU
KEGIATAN 4
ETIKA PUBLIK
AKUNTABILITAS
KEGIATAN 3

KEGIATAN 2

KEGIATAN 1
11
KONTRIBUSI TERHADAP TUGAS DAN FUNGSI

Diskusi internal dan Membaca dan memahami


konsultasi dengan atasan serta mempelajari cara
atau mentor pengoperasian aplikasi
e-monitoring

01 Memaksimalkan
pelaksanaan analisa teknis,
02
evaluasi dan pelaporan
pengembangan sistem
03 penyediaan air minum; 04

Merumuskan prosedur dan Merumuskan prosedur dan


langkah-langkah langkah-langkah
pengoperasian aplikasi pengoperasian aplikasi
e-monitoring pada buku e-monitoring pada buku
panduan. panduan.

12
HAMBATAN DAN STRATEGI

HAMBATAN

 Terdapat istilah-istilah sistem penyediaan air minum yang kurang penulis pahami,
 data sangat banyak dan hanya dapat dilakukan secara manual
 Narasumber sulit dihubungi karena mendapat perintah dinas luar.

STRATEGI

 Berkoordinasi dan berdiskusi dengan atasan terkait hal yang kurang dipahami dalam
penyusunan buku panduan pengambilan data e-monitoring
 Pengambilan data e-monitoring dilakukan hanya sebagian saja yang kemudian
dijadikan contoh laporan.
 Melakukan koordinasi online dengan staf yang dijadikan narasumber menggunakan
aplikasi Team Viewer sebagai alat bantu komunikasi.

13
MANFAAT

1 Bagi organisasi, dapat meningkatkan komitmen mutu para pegawai dalam


melaksanakan tugas sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
pelaksanaan kebijakan di bidang ke-Cipta Karya-an khususnya dilingkungan
Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Direktorat Jenderal
Cipta Karya;

2 Bagi peserta latsar, dapat meningkatkan pemahaman mengenai tugas,

fungsi, dan program yang dilaksanakan oleh unit kerja yang menjadi tempat
berlangsungnya kegiatan aktualisasi.

14
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Buku panduan berisi pengenalan dan langkah-langkah dalam penarikan data progress
yang dilanjutkan dengan langkah-langkah pengolahan data sehingga menjadi sebuah
laporan dalam bentuk paparan presentasi. buku panduan yang merupakan output dari
kegiatan aktualisasi ini akan memudahkan pegawai/staf dalam melakukan penarikan
data e-monitoring dalam penyusunan laporan progress sebagai bahan paparan
pelaporan kepada Direktur Pengembangan SPAM.

SARAN

Perlu dilakukan pembelajaran dan pemahaman lebih dalam mengenai aplikasi e-


monitoring oleh CPNS dengan cara lebih aktif konsultasi dengan atasan dan
berkoordinasi dengan staf/pegawai yang lebih berpengalaman dalam pengoperasian
apliaksi e-monitoring. Sehinga penyusun selanjutnya mampu menciptakan buku yang
lebih sistematis, lebih detil, dan lebih mudah untuk dipahami.
15
THANK YOU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Direktorat Jenderal Cipta Karya, khususnya Direktorat Penyediaan Air Minum,
menjalankan perumusan, penetapan, pelaksanaan kebijakan di bidang sistem
penyediaan air minum (SPAM). Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum memiliki lima subdirektorat, yaitu Subdirektorat Perencanaan Teknis,
Subdirektorat SPAM Wilayah I, Subdirektorat SPAM Wilayah II, Subdirektorat SPAM
Wilayah III, dan Subdirektorat Standardisasi dan Kelembagaan. Dalam menjalankan
tugasnya, khususnya Subdirektorat Perencanaan Teknis, menyelenggarakan fungsi
penyiapan penyusunan kebijakan dan strategi serta perencanaan teknis
pengembangan sistem penyediaan air minum, penyusunan program anggaran
kegiatan pembinaan teknis, pengawasan teknis pengembangan sistem penyediaan
air minum, pelaksanaan analisa teknis, evaluasi dan pelaporan pengembangan sistem
penyediaan air minum serta pengelolaan data dan informasi penyelenggaraan sistem
penyediaan air minum.
Proses pemantauan (monitoring) dan evaluasi merupakan salah satu tahapan
penting dalam pelaksanaan sebuah program kerja. Monitoring dan evaluasi dilakukan
untuk menilai kesesuaian antara perencanaan dengan hasil yang dicapai. Evaluasi
pembangunan bagi penyelenggaraan negara dilakukan sebagai perwujudan
akuntabilitas publik. Agar evaluasi menunjukkan hasil sesuai dengan yang diinginkan,
selama implementasi perencanaan dilakukan proses monitoring.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional mengamanatkan pengendalian dan evaluasi terhadap
pelaksanaan rencana pembangunan. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 39
Tahun 2006, disebutkan bahwa monitoring merupakan suatu kegiatan mengamati
secara seksama suatu keadaan atau kondisi, termasuk juga perilaku atau kegiatan
tertentu, dengan tujuan agar semua data masukan atau informasi yang diperoleh dari
hasil pengamatan tersebut dapat menjadi landasan dalam mengambil keputusan
tindakan selanjutnya yang diperlukan. Tindakan tersebut diperlukan seandainya hasil
pengamatan menunjukkan adanya hal atau kondisi yang tidak sesuai dengan yang
direncanakan semula. Tujuan monitoring diantaranya adalah untuk mengamati

1
perkembangan dan kemajuan, identifikasi permasalahan, serta mengupayakan
antisipasi atau pemecahannya.

Saat ini, pelaksanaan monitoring di lingkungan Kementerian PUPR secara umum


sudah terintegrasi melalui e-Monitoring dan pelaporan langsung dari balai/satuan kerja
melalui rapat kordinasi. Begitu pun di Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan
Air minum.

Yang menjadi Dasar Hukum e-Monitoring adalah:

- Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

- Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman


Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan
Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri

- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 15 Tahun 2011 tentang Pedoman


Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan
Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Melalui Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan

Dalam penerapannya, rekap data diseluruh wilayah dan evaluasi data


menggunakan aplikasi e-monitoring di sub direktorat perencanaan teknis, Direktorat
Pengembangan SPAM masih belum maksimal.
Terdapat beragam faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut, diantaranya
yaitu pengoperasian aplikasi E-monitoring masing relatif sulit dan kompleks, sehingga
pegawai khususnya CPNS kesulitan dalam melakukan proses penarikan data sebagai
bahan laporan progress. Hingga saat ini penyusunan laporan masih bergantung pada
perorangan tertentu (Konsultan Individual) yang sering berdampak pada lambatnya
proses koordinasi dan evaluasi.
Berdasarkan isu di atas, output aktualisasi ini diharapkan dapat menjadi sarana
bagi para pegawai termasuk penulis untuk meningkatkan pengetahuan terhadap
aplikasi e-Monitoring dalam mengawasi dan evaluasi kegiatan yang dikerjakan oleh
Subdit rentek di Dit PSPAM. Dalam hal ini, media yang akan disusun berupa Panduan
teknis pengoperasian aplikasi E-monitoring dalam penarikan dan pengolahan data
progress pekerjaan seluruh wilayah sebagai bahan laporan progress secara berkala.

2
Panduan ini nantinya akan memuat informasi langkah-langkah dalam penarikan
data secara menyeluruh pada aplikasi e-monitoring serta memuat template penyajian
data tersebut menjadi sebuah laporan yang sistematis. Langkah-langkah yang
disajikan sudah disertai gambar-gambar tampilan tatap muka yang terdapat dalam
aplikasi tersebut yang bertujuan untuk memudahkan pegawai untuk memahami
langkah demi langkah dalam pengoperasian program e-monitoring tersebut.

1.2 Tujuan
Tujuan dari rancangan aktualisasi ini adalah:
1. Buku panduan yang menjadi output kegiatan aktualisasi bertujuan untuk
memudahkan seluruh pegawai dalam pengambilan data dari e-monitoring dan
pengolahan data terkait pengawasan dan evaluasi program kerja dan progress
kegiatan yang sedang dilaksanakan, baik secara fisik maupun keuangan;
2. Mengoptimalkan monitoring progress pekerjaan dari seluruh wilayah kerja
secara berkala dan meningkatkan kualitas pegawai di lingkungan Subdirektorat
Perencanaan Teknis Direktorat PSPAM;
3. Memenuhi syarat kelulusan pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penyusunan rancangan aktualisasi ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi organisasi, dapat meningkatkan komitmen mutu para pegawai dalam
melaksanakan tugas sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
pelaksanaan kebijakan di bidang ke-Cipta Karya-an khususnya dilingkungan
Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Direktorat Jenderal
Cipta Karya;
2. Bagi peserta latsar, dapat meningkatkan pemahaman mengenai tugas, fungsi,
dan program yang dilaksanakan oleh unit kerja yang menjadi tempat
berlangsungnya kegiatan aktualisasi.

3
1.4 Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:
1. Mencakup isu atau permasalahan yang terjadi di tempat OJT yang dilaksanakan
yaitu Sub direktorat Perencanaan Teknis, Direktorat Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum.
2. Pelaksanaan aktualisasi dilakukan di Sub irektorat Perencanaan Teknis
Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
3. Penyusunan panduan yang berisi langkah-langkah penarikan data e-monitoring
hingga pengolahan data menjadi bahan paparan laporan progres.

4
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

2.1 Gambaran Umum Unit Kerja


Direktorat Jenderal Cipta Karya mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan
permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air
minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik dan drainase
lingkungan serta persampahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman,
pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum,
pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik dan drainase lingkungan
serta persampahan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman,
pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air
minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik dan drainase
lingkungan serta persampahan sesuai dengan perundang-undangan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan
kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem
penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik
dan drainase lingkungan serta persampahan;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan kawasan
permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem
penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik
dan drainase lingkungan serta persampahan;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kawasan
permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem
penyediaan
air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik dan drainase
lingkungan serta persampahan;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan

5
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Subdirektorat Perencanaan Teknis mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan
pengembangan sistem penyediaan air minum serta pengembangan inovasi teknologi.
Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Perencanaan Teknis me-
nyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan penyusunan kebijakan dan strategi serta perencanaan teknis
pengembangan sistem penyediaan air minum;
b. penyusunan program anggaran kegiatan pembinaan teknis, pengawasan teknis
pengembangan sistem penyediaan air minum;
c. pelaksanaan analisa teknis, evaluasi dan pelaporan pengembangan sistem
penyediaan air minum; dan
d. pengelolaan data dan informasi penyelenggaraan sistem penyediaan air minum.

2.2 Identifikasi Isu


Isu menurut Regester & Larkin (2003:42) dapat didefinisikan sebagai sebuah titik
konflik antara sebuah organisasi dengan satu atau lebih publiknya. Pakar lain
mengatakan bahwa dalam bentuk dasamya, sebuah "issue" dapat didefinisikan
sebagai sebuah titik konflik antara sebuah organisasi dengan satu atau lebih
publiknya (Chase dan Jones, 1984:38). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, isu dapat diartikan sebagai masalah yang dikedepankan (untuk ditanggapi
dan sebagainya); kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya;
kabar angin; desas-desus.
Isu yang penulis angkat pada laporan ini dan selanjutnya akan dibahas, adalah
sebagai berikut:
1. Belum tertibnya penataan file dan dokumen-dokumen penting terkait kegiatan
yang dilaksanakan Subdit Perencanaan Teknis;
2. Lambatnya penyusunan laporan progress pekerjaan akibat kurangnya
pemahaman dan pengetahuan pegawai dalam pengoperasian aplikasi E-
monitoring dalam kegiatan evaluasi dan pengawasan kegiatan yang sedang
dilaksanakan;
3. Kurang efisiennya proses Konsultasi notulensi hasil rapat yang masih
menggunakan kertas sebagai media (Paper based) serta dalam pelaksanaannya

6
masih menggunakan metode face to face yang disinyalir kurang efisien dari segi
waktu.
Ketiga isu diatas yang penulis ambil merupakan hasil scanning selama kegiatan
On Job Trainning (OJT) di lingkungan kerja Subdirektorat Perencanaan Teknis,
Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

2.3 Prioritas Isu


Teknik penetapan isu harus menggunakan kemampuan berpikir konseptual yang
menghasilkan alternatif jalan keluar pemecahan isu. Dalam proses penetapan isu yang
berkualitas atau dengan kata lain isu yang bersifat aktual, diperlukan kemampuan
berpikir kritis yang ditandai dengan penggunaan alat bantu penetapan kriteria kualitas
isu. Alat bantu penetapan kriteria isu yang berkualitas banyak jenisnya salah satunya
adalah metode USG. Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus
dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth artinya seberapa
besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera. USG
menetapkan rentang nilai (1-5) pada kriteria Urgency, Seriousness, dan Growth.
Bobot nilai pada teknik tapisan isu tersebut diberikan penulis secara objektif,
dengan mempertimbangkan hasil konsultasi, analisis teoritis, dan analisis nilai
organisasi. Hasil konsultasi merujuk pada rekomendasi yang didapatkan penulis dari
mentor dan rekan sejawat. Analisis teoritis merujuk pada sudut pandang teoritis yang
akan menjadi prediksi berkembangnya isu. Analisis nilai organisasi dilakukan dengan
mempertimbangkan dampak pada citra organisasi ke depannya.
USG
ISU URGENCY SERIOUSNESS GROWTH TOTAL

Belum tertibnya penataan file dan


dokumen-dokumen terkait kegiatan yang 4 4 4 12
dilaksanakan Subdit Rentek

Lambatnya penyusunan laporan progress


pekerjaan akibat kurangnya pemahaman
dan pengetahuan pegawai dalam 4 4 5 13
pengoperasian aplikasi E-monitoring
dalam kegiatan evaluasi dan pengawasan.

Kurang efisiennya proses Konsultasi


notulensi hasil rapat yang masih
menggunakan kertas sebagai media
(Paper based) serta dalam
3 4 4 11
pelaksanaannya masih menggunakan
metode face to face

Tabel 2.1 Teknik Tapisan Isu Menggunakan Metode USG

7
Keterangan :
U = Urgency
S = Seriousness
G = Growth

Penjelasan mengenai alasan pemberian nilai/bobot dari masing-masing isu


adalah sebagai beerikut:
A. Isu pertama “Belum tertibnya penataan file dan dokumen-dokumen penting
terkait kegiatan yang dilaksanakan Subdit Perencanaan Teknis” dengan total nilai 12.
• Urgency (U): penulis memberikan nilai 4 (empat) karena isu tersebut
cukup mendesak dan mempengaruhi efisiensi waktu dalam pencarian
data atau dokumen yang pernah dibuat sebelumnya namun dengan
kondisi saat ini, penyimpanan data masih bisa diakses secara umum.
• Seriousness (S): Isu tersebut memiliki keseriusan dengan nilai 4 (empat)
karena penulis menganggap masalah tersebut cukup serius namun masih
bisa ditanggulangi dengan cara masing masing pegawai memiliki folder
masing masing pada media penyimpanan bersama (server).
• Growth (G): jika dilihat dari segi kemungkinan buruknya masalah tersebut
jika tidak segera diatasi, penulis memberikan nilai 4 (empat) karena
penulis menilai dengan keadaan sekarang para pegawai masih dapat
melakukan pekerjaan sesuai tanggung jawab masing masing meskipun
kerap mengalami kesulitan dalam mencari data atau dokumen.

B. Isu kedua “Lambatnya penyusunan laporan progress pekerjaan akibat


kurangnya pemahaman dan pengetahuan pegawai dalam pengoperasian aplikasi E-
monitoring dalam kegiatan evaluasi dan pengawasan kegiatan yang sedang
dilaksanakan” dengan total nilai 13:
• Urgency (U): penulis memberikan nilai 4 (empat) karena isu tersebut
sangat mempengaruhi kegiatan Monitoring dan Evaluasi yang merupakan
salah satu tugas dan fungsi dari Sub Direktorat Perencanaan Teknis.
• Seriousness (S): Isu tersebut memiliki keseriusan dengan nilai 4 (empat)
karena penulis menganggap masalah tersebut menjadi penyebab
lambatnya kegiatan evaluasi dan monitoring di lingkungan Subdirektorat
Perencanaan Teknis.

8
• Growth (G): Nilai 5 (lima) penulis berikan untuk isu ini karena jika dilihat
dari segi kemungkinan buruknya masalah tersebut jika tidak segera diatasi
akan sangat mempengaruhi proses pengambilan keputusan oleh
pimpinan. Kurangnya kemampuan pegawai dalam penyusunan laporan
akan sangat menghambat dalam penyiapan laporan progres dan evaluasi
kegiatan, khususnya Kegiatan Pengembangan SPAM diseluruh Indonesia.

C. Isu ketiga “Kurang efisiennya proses Konsultasi notulensi hasil rapat yang
masih menggunakan kertas sebagai media (Paper based) serta dalam
pelaksanaannya masih menggunakan metode face to face yang disinyalir kurang
efisien dari segi waktu” dengan total nilai 11
• Urgency (U): Jika dilihat dari seberapa mendesaknya isu ini untuk
ditangani, penulis menganggap masalah tersebut belum masuk dalam
kategori urgen karena konsultasi nutulensi hasil rapat menggunakan
kertas masih efektif, mengingat ketersediaan kertas bekas yang masih
bisa digunakan kembali masih terbilang banyak.
• Seriousness (S): meskipun dari segi Urgency penulis memberi nilai 3
(tiga), bukan berarti masalah tersebut tdak serius. Karena jika masalah
tersebut terus dibiarkan tanpa adanya inovasi, ada kemungkinan lama
kelamaan akan terbiasa dan kurang efektif dari segi waktu karena tdak
selamanya atasan berada di ruang kerja untuk memeriksa notulensi
tersebut. Oleh karena itu penulis memberi nilai 4 (empat).
• Growth (G): Nilai 4 (empat) penulis berikan untuk isu ini karena jika dilihat
dari segi kemungkinan buruknya masalah tersebut jika tidak segera diatasi
masih bisa ditanggulangi walaupun lama kelamaan sistem konsultasi
dengan menggunakan metode ini semakin tidak efisien dan bergantung
pada pertemuan langsung dengan atasan.

2.4. Dampak Isu


Apabila isu yang penulis angkat tidak dilakukan upaya penyelesaian masalah
maka berdampak buruk baik pada lingkungan kerja maupun masyarakat. Dampak
yang dapat terjadi seperti lambatnya penyusunan laporan progres akibat tidak semua

9
pegawai khusunya dilngkungan Direktorat Pengembangan SPAM mampu
mengoperasikan dan mengambil data dari aplikasi e-monitoring hingga menyusun
laporan progress yang mengakibatkan proses pengawasan dan evaluasi menjadi
kurang mkasimal. Sehingga berdampak pula pada kemajuan pembangunan,
peningkatan dan perluasan sistem penyediaan air minum sehingga dapat merusak
citra PNS sebagai pelayan publik.

2.5 Gagasan Pemecahan Isu


Dalam rangka meningkatkan kinerja PNS di lingkungan Subdirektorat
Perencanaan Teknis, Direktorat Pengembangan SPAM, maka diusulkan pembuatan
buku “Panduan Pengambilan Data dari Aplikasi e-Monitoring dalam Penyusunan
Laporan Progres”. Gagasan ini sebagai pemecahan Isu “Lambatnya penyusunan
laporan progress kegiatan pengawasan dan evaluasi akibat Kurangnya pemahaman
dan pengetahuan pegawai dalam pengoperasian aplikasi e-monitoring”, yang
merupakan tugas Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

2.6 Kegiatan
Penggunaan buku Panduan Pengambilan Data e-monitoring dalam Penyusunan
Laporan Progres diharapkan dapat memudahkan para staf/pegawai, khususnya di
lingkungan Subdirektorat Perencanaan Teknis, Direktorat Pengembangan SPAM
untuk memahami pengoperasian aplikasi e-monitoring online dan penarikan data
progress sebagai bahan penyusunan laporan, serta dapat memperlancar proses
monitoring dan evaluasi kegiatan pengembangan SPAM. Proses pembuatan buku
panduan ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Diskusi internal dan konsultasi dengan atasan atau mentor sebagai persiapan
Rancangan Aktualisasi;
2. Membaca dan memahami serta mempelajari cara pengoperasian aplikasi e-
monitoring;
3. Merumuskan prosedur dan langkah-langkah pengoperasian aplikasi e-
monitoring pada buku panduan;
4. Mencetak, publikasi dan sosialisasi buku panduan.

10
2.6.1 Tahapan Kegiatan
Tahapan kegiatan dari masing-masing kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk membuat panduan prngambilan data e-monitoring dalam penyusunan
laporan progres sebagai berikut:
1. Diskusi internal dan konsultasi dengan atasan atau mentor sebagai
persiapan Rancangan Aktualisasi adalah sebagai berikut:
a) Memaparkan rencana Aktualisasi kepada mentor dan atasan lain di
lingkungan Subdit rentek, Dit PSPAM.
b) Melakukan diskusi dengan petugas pengambil data e-monitoring terkait
pelaksanaan tugas pengambilan data.
c) Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkait hal hal yang kurang
dipahami dan langkah yang diambil dalam penyusunan laporan.
Pada tahapan kegiatan ini mengamalkan nilai etika publik yaitu
menghargai komunikasi, konsultasi, kerjasama, serta menunjukkan kode etik dan
kode perilaku ASN yang hormat sopan, dan santun.
2. Membaca dan memahami serta mempelajari cara pengoperasian aplikasi e-
monitoring. Tahapan kegiatan mempelajari cara pengoperasian aplikasi e-
monitoring adalah sebagai berikut:
a) Berkoordinasi dengan salah satu staf/pegawai yang memahami
pengoperasian aplikasi e-monitoring agar dapat mengenali cara
penggunaanya.
b) Pada tahapan kegiatan ini memerlukan suatu kode etik dan kode perilaku
yang hormat, sopan dan santun dalam berkoordinasi dengan sesama
pegawai, sehingga dapat menemukan suatu pemahaman tentang
pengoperasian aplikasi e-monitoring dengan baik. Tahapan kegiatan ini
menerapkan nilai etika publik.
c) Mengoperasikan aplikasi e-monitoring dengan langkah-langkah yang
telah dipelajari secara mandiri dan bertanggung jawab. Pada tahapan
kegiatan ini, sebagai seorang PNS harus memiliki mutu yang baik,
sehingga setelah mempelajari cara pengoperasian aplikasi e-monitoring,
harus bertekad dan bertanggung jawab untuk bisa mengoperasikannya

11
secara mandiri. Nilai yang diterapkan yaitu akuntabilitas dan komitmen
mutu.
d) Konsultasi rancangan buku panduan kepada pimpinan dan Konsultan
Individual di Subdirektorat.
3. Merumuskan prosedur dan langkah-langkah pengoperasian aplikasi e-
monitoring pada buku panduan. Tahapan kegiatan merumuskan prosedur
dan langkah-langkah pengoperasian aplikasi e-monitoring pada buku
panduan adalah sebagai berikut:
a) Mencari referensi design buku panduan dan mengidentifikasi kisi-kisi
atau langkah penting ke dalam buku panduan.
b) Dalam proses pembuatan buku panduan, perlu diketahui data apa saja
yang dibutuhkan dan kemudian diambil sebagai bahan laporan. sehingga
mengimplementasikan nilai akuntabilitas.
c) Mengumpulkan informasi untuk dituangkan ke dalam buku panduan
serta menyusun desain layout buku panduan penarikan data e-
monitoring.
d) Desain layout buku panduan yang disusun atas outline yang berisi hal-
hal yang benar, sehingga dapat dipertanggung jawabkan dan layout atau
tata letak diusahakan menarik. Nilai yang diterapkan adalah
akuntabilitas.
e) Mendiskusikan dengan pimpinan terkait pembuatan draft panduan
f) Setelah pembuatan desain, maka perlu didiskusikan lagi dengan
pimpinan sehingga menghargai komunikasi, konsultasi dam kerjasama.
Nilai yang diterapkan yaitu nilai etika publik.
4. Finalisasi (mencetak, dan sosialisasi) buku panduan penarikan data e-
monitoring dalam penyusunan laporan progress. Tahapan kegiatan finalisasi
buku panduan penarikan data e-monitorng dalam penyusunan laporan
progress adalah sebagai berikut:
a) Mengevaluasi hasil penyusunan buku panduan dan mencetak buku
panduan yang telah disetujui. Pada kegiatan ini menerapkan nilai
akuntabilitas karena evaluasi yang dilakukan menunjukkan tindakan
yang ingin menghasilkan produk yang baik dan bertanggung jawab, nilai

12
komitmen mutu karena menerima masukan dan saran sebagi bentuk
penyusunan program yang berbasis mutu, dan nilai etika publik karena
menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
b) Membagikan sekaligus mensosialisasikan Buku Panduan di lingkungan
Subdit Rentek. Nilai Nasionalisme terlihat dalam kegiatan ini karena jika
panduan ini bermanfaat dan dapat digunakan dalam pembelajaran
pengoperasian aplikasi e-monitoring, sehingga diharapkan seluruh
pegawai mampu mengoperasikan aplikasi ini yang dapat membantu
subdit Rentek dalam menjalankan tugas dan fungsi, dalam hal ini adalah
kegiatan pengawasan dan evaluasi.

2.6.2 Hasil Kegiatan/Output


Hasil/Output merupakan produk yang dihasilkan setelah melakukan
sebuah kegiatan. Produk yang dihasilkan harus mendukung penyelesaian isu
yang diangkat pada laporan rancangan aktualisasi ini. Berikut daftar kegiatan dan
output/hasil rancangan yang telah disusun:
No. Kegiatan Hasil Kegiatan/Output
1 Diskusi internal dan konsultasi Pemahaman langkah-langkah
dengan atasan atau mentor sebagai yang akan di ambil (Saran dan
persiapan Rancangan Aktualisasi Rekomendasi)
2 Membaca dan memahami serta Kemampuan mngoperasikan
mempelajari cara pengoperasian aplikasi e-monitoring secara
aplikasi e-monitoring mandiri
3 Merumuskan prosedur dan langkah- Rancangan dan rumusan buku
langkah pengoperasian aplikasi Panduan
e-monitoring pada buku panduan
4 Finalisasi (mencetak, dan sosialisasi) Hardcopy dan Softcopy Buku
buku panduan penarikan data e- Panduan
monitorng dalam penyusunan
laporan progress.

13
JADWAL KEGIATAN

14
BAB III
PELAKSANAAN AKTUALISASI

3.1 PELAKSANANAAN KEGIATAN AKTUALISASI


3.1.1 Diskusi internal dan konsultasi dengan atasan atau mentor sebagai
persiapan Rancangan Aktualisasi

Diskusi internal dan konsultasi dengan atasan atau mentor sebagai


persiapan Rancangan Aktualisasi merupakan kegiatan pertama yang dilakukan.
Dalam diskusi ini, penulis mulai meminta pendapat atau saran saran kepada
mentor mengenai langkah-langkah apa saja yang harus dipersiapkan sebelum
memulai kegiatan pelaksanaan aktualisasi. Penulis mendapat saran agar
mempelajari terlebih dahulu apa fungsi program e-monitoring dan cara
pengoperasiannya. Ketika penulis sudah mampu mengoperasikan aplikasi e-
monitoring secara mandiri, barulah kemudian struktur buku panduan yang akan
dibuat dapat mulai di susun. Namun dalam memahami aplikasi e-monitoring dan
cara pengoperasiannya, banyak istilah-istilah yang kurang dipahami, sehingga
butuh koordinasi dengan staf/atau pegawai yang saat ini bertugas menyusun
laporan progres e-monitoring sebagai personil yang telah berpengalaman dalam
penyusunan laporan progress.

Gambar 1. Diskusi dengan atasan terkait langkah awal aktualisasi

15
Istilah-istilah dalam aplikasi e-monitoring masih awam bagi penulis
mengingat latar belakang pendidikan penulis adalah teknik sipil dan juga
pengalaman kerja penulis sebelumnya bukan di bidang penyelenggaraan sistem
penyediaan air minum. Sebelumnya penulis bekerja sebagai Quantity Surveyor di
sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang pengembangan perumahan.
Untuk itu, perlu adanya koordinasi dengan atasan terkait hal yang kurang
dipahami.

Keterkaitan substansi mata pelatihan yang bisa diterapkan pada tahap


kegiatan pertama ini adalah sebagai berikut:
- Pelayan publik, dengan keberhasilan dalam pembuatan buku panduan yang
nantinya bisa digunakan oleh seluruh pegawai/staf sebagai alat bantu dalam
penyusunan laporan,
- Akuntabilitas, dalam mempelajari memahami petunjuk teknis diterapkan nilai-
nilai akuntabilitas seperti rajin dan teliti sebagai pertanggungjawaban terhadap
apa yang dipelajari dan pertanggungjawaban tugas yang sedang dikerjakan.
- Komitmen mutu, selaras dengan nilai akuntabilitas dalam mempelajari dan
memahami pengoperasian e-monitoring dan langkah-langkah penarikan data
progres, aspek komitmen mutu juga diterapkan seperti aspek ketelitian, detiil,
dan akurat untuk mencapai hasil yang sesuai dengan harapan.
- Etika publik, berkoordinasi dengan atasan terkait hal yang kurang dipahami
menerapkan nilai kode etik dan kode perilaku seorang ASN yaitu sikap hormat,
sopan dan tanpa tekanan saat bertanya serta mengimplementasikan nilai
dasar etika publik yaitu menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.

3.1.2 Membaca dan memahami serta mempelajari cara pengoperasian


aplikasi e-monitoring
Untuk dapat menyusun buku panduan pengambilan data e-monitoring,
penulis harus memahami terlebih dahulu cara pengoperasian aplikasi e-
monitoring, memahami istilah istilah yang terkandung didalamnya hingga langkah-
langkah pengambilan data yang dibutuhkan sebagai bahan pembuatan laporan.
Membaca buku petunjuk pengoerasian e-monitoring menjadi salah satu cara
dalam memahami fungsi dan cara penggunaan aplikasi e-monitoring itu sendiri.

16
Gambar 2. Membaca buku petunjuk aplikasi e-monitoring

Membaca buku panduan untuk memahami aplikasi e-monitoring berikut


cara pengoperasiaanya bukan merupakan hal yang instan, penulis mengalami
kesulitan saat mulai mencoba mengoperasikan aplikasi e-monitoring secara
mandiri. Koordinasi dengan staf yang lebih berpengalaman mengenai e-
monitoring dan pelaporan progress sangat diperlukan dalam tahap ini guna
mempermudah dalam pemahaman tahapan tahapan pengoperasian aplikasi e-
monitoring.

Waktu dalam mempelajari dan memahami pengoperasian aplikasi e-


monitoring ini adalah 6 hari kerja mengingat rumitnya aplikasi ini yang memuat
seluruh laporan progress di lingkungan Kementerian PUPR secara keseluruhan
hingga laporan progres per balai dan per paket pekerjaan.

17
Gambar 3. Berkoordinasi dengan staf dalam pengoperasian e-monitoring

Gambar 4. Berkoordinasi dengan staf dalam pengoperasian e-monitoring

3.1.3 Merumuskan prosedur dan langkah-langkah pengoperasian


aplikasi e-monitoring pada buku panduan.
Pengambilan data progress dari aplikasi e-monitoringdilakukan secara
berkala sebagai pencatatan kemajuan perogres pelaksanaan anggaran, baik
kegiatan fisik msupun keuangan dalam 2 minnggu sekali (14 hari). Selanjutnya
laporan tersebut dijadikan acuan dalam pengawasan dan evaluasi pada rapat
bersama Direktur Pengembangan SPAM. Penyusunan buku panduan penarikan

18
data e-monitoring disesuaikan dengan kebutuhan laporan progress yang dapat
dimutakhirkan (update) kapanpun sesuai periode laporan progressyang
dibutuhkan.
Dalam perumusan buku panduan ini, penulis memfokuskan pada
penjelasan langkah-langkah pengambilan data progress pada kegiatan yang
dibawahi oleh Direktorat Pengembangan PSAM, yaitu data progress per balai
per provinsi sampai dengan per paket kegiatan. Data tersebut kemudian disalin
ke dalam aplikasi MS Excell untuk diolah lebih lanjut sesuai dengan format
laporan progress yang mudah difahami, yaitu dalam bentuk tabel dan diagram.

Gambar 5. Merumuskan langkah-langkah penyusunan Panduan

Pada buku panduan ini, penulis menyusun dengan membagi menjadi


beberapa bagian yaitu:
1. Latar belakang aplikasi e-Monitoring, berisi tentang latar belakang
dibuatnya aplikasi monitoring secara online yang seragam seluruh
Indonesia guna memudahkan dalam perekapan laporan dan mengurangi
kesalahan dalam pelaporan
2. Pengenalan panduan e-monitoring, yang berisi penjelasan tentang fungsi
dari buku panduan yang penulis susun beserta manfaatnya baik bagi
individu penulis maupun bagi instansi tempat pelaksanaan On Job Training.

19
3. Langkah-langkah penarikan data, berisi 30 langkah yang harus dilakukan
dalam pengambilan dan pengolahan data progress hingga menjadi bahan
paparan laporan progress.
4. Penutup, menjelaskan tentang ungkapan terimakasih dan harapan atas
manfaat dari buku panduan yan penulis susun

Gambar 6. Contoh desain buku panduan

Waktu dalam tahap penyusunan desain buku panduan ini adalah 14 hari
kerja dengan tahapan sebagai berikut:
- Mencari referensi desain buku panduan dan mengidentifikasi kisi-kisi atau
langkah penting ke dalam buku panduan;
- Membuat dan menyusun desain buku panduan aplikasi e-monitoring.
Desain buku panduan aplikasi e-monitoring dibuat dan disusun dalam
langkah-langkah yang sistematis;
- Mendiskusikan dengan atasan terkait penyusunan desain buku panduan
pengambilan data e-monitoring. Kegiatan ini dilakukan bertujuan agar buku
paduan lebih mudah difahami.

20
Gambar 7. Mendiskusikan dengan atasan penyusunan buku panduan

Keterkaitan substansi mata pelatihan yang bisa diterapkan pada kegiatan


kedua ini adalah sebagai berikut:
- Akuntabilitas dalam mengidentifikasi konten-konten yang akan disusun
dalam buku panduan pengambilan data e-monitoring dan mengoperasikan
aplikasi e-monitoring dengan rasa tanggung jawab sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
- Komitmen mutu dalam membuat dan menyusun buku panduan agar produk
yang dihasilkan dapat bermanfaat.
- Etika publik dalam diskusi dengan atasan menerapkan nilai kode etik dan
kode perilaku seorang ASN yaitu sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan
saat bertanya serta mengimplementasikan nilai dasar etika publik yaitu
menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
- Komitmen mutu, saat pengecekan dan perbaikan yang menerapkan nilai
dasar orientasi mutu yaitu perbaikan berkelanjutan.

3.1.4 Finalisasi (mencetak, dan sosialisasi) buku panduan


penarikan data e-monitorng dalam penyusunan laporan progres
Kegiatan yang ketiga adalah finalisasi desain outline aplikasi RISPAM
dengan tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:
- Mengevaluasi buku panduan dan berkoordinasi dengan atasan. Susunan
buku panduan yang telah dibuat diperiksa oleh atasan. Terdapat kesalahan

21
dan kekeliruan dalam beberapa bagian dalam buku panduan tersebut, pada
umumnya kesalahan terdapat pada tata cara penulisan dan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) dan konsistensi cara penulisan.
- Sosialisasi buku panduan kepada para staf/pegawai di lingkungan
Direktorat Pengembangan SPAM

Gambar 8. Sosialisasi buku panduan kepada staf/pegawai

- Merevisi kesalahan dan kekeliruan yang telah dikoreksi oleh atasan. Revisi
ini bertujuan untuk memperbaiki desain yang telah dibuat dapat dipahami
dan tidak menimbulkan penafsiran lain oleh pembuat aplikasi atau orang
yang akan menginput data pada aplikasi tersebut.

Gambar 9. Evaluasi susunan buku panduan

22
Gambar 10. Revisi buku panduan

- Mencetak buku panduan yang telah disetujui oleh mentor dan atasan.
Salinan buku panduan akan dilampirkan dalam laporan aktualisasi ini pada
bagian lampiran.

Gambar 11.

Keterkaitan substansi mata pelatihan yang bisa diterapkan pada


kegiatan ketiga ini adalah sebagai berikut:
- Akuntabilitas, pada saat mengevaluasi buku panduan menerapkan aspek
akuntabilitas yaitu memperbaiki kinerja. Selain itu, saat berkoordinasi

23
dengan atasan menerapkan nilai Etika Publik. Saat berkoordinasi dengan
atasan menunjukkan sikap kode etik dan kode perilaku ASN seperti sopan,
santun, ramah dan tanpa tekanan.
- Komitmen Mutu, dengan melakukan perbaikan setelah dievaluasi untuk
mencapai tujuan yaitu mutu yang baik.
- Nasionalisme, buku panduan pengambilan data e-monitoring ini dapat
digunakan dan dapat membantu dalam penyusunan laporan progress bagi
para staf/pegawai Kementerian PUPR, khususnya Direktorat
Pengembangan SPAM.

3.2 Hambatan dan Solusi


Pelaksanaan aktualisasi pembuatan buku panduan pengambilan data e-
monitoring dalam penyusunan laporan progress menemui hambatan dan kendala
sebagai berikut:
- Terdapat istilah-istilah sistem penyediaan air minum yang kurang penulis
pahami, sehingga penulis sulit dalam mengidentifikasi konten yang akan
dimasukkan buku panduan mengingat latar belakang penulis dari Teknik Sipil
dan belum pernah bekerja pada instansi pemerintahan, kususnya pada sistem
penyediaan air minum.
- Data yang diambil dari aplikasi e-monitoring sangat banyak dan hanya dapat
dilakukan secara manual, sehingga memerlukan waktu yang cukup panjang.
- Proses penyusunan buku panduan mengalami kendala pada tahap penyusunan
langkah-langkah pengolahan data yang telah diambil dari aplikasi e-monitoring
yang disebabkan staf yang yang dijadikan narasumber mendapat perintah dinas
luar.
Untuk mengatasi hambatan tersebut di atas, penulis melakukan hal sebagai
berikut:
- Berkoordinasi dan berdiskusi dengan atasan terkait hal yang kurang dipahami
dalam penyusunan buku panduan pengambilan data e-monitoring
- Pengambilan data e-monitoring dilakukan hanya sebagian saja yang kemudian
dijadikan contoh laporan.
- Melakukan koordinasi online dengan staf syang dijadikan narasumber
menggunakan aplikasi Team Viewer sebagai alat bantu komunikasi.

24
3.3 Hasil Aktualisasi
Hasil dari kegiatan aktualisasi dengan masa habituasi selama 1 bulan adalah
dalam bentuk buku Panduan Pengambilan Data dari aplikasi e-monitoring berisi
pengenalan aplikasi e-monitoring dan langkah-langkah penarikan data beserta
standarisasi tabel data laporan sebagai bahan paparan pelaporan Progres.

25
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Rancangan kegiatan aktualisasi dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik
meski menemui beberapa kendala dan kekurangan. Dengan adanya kegiatan
aktualisasi ini, para pegawai/staf, khususnya di Subdirektorat Perencanaan Teknis
diharapkan mampu mengoperasikan aplikasi e-monitoring. Buku panduan berisi
pengenalan dan langkah-langkah dalam penarikan data progress yang dilanjutkan
dengan langkah-langkah pengolahan data tersebut, sehingga menjadi sebuah laporan
dalam bentuk paparan presentasi. Dengan adanya buku panduan yang merupakan
output dari kegiatan aktualisasi ini akan memudahkan pegawai/staf dalam melakukan
penarikan data e-monitoring dalam penyusunan laporan progress sebagai bahan
paparan pelaporan kepada Direktur Pengembangan SPAM.

4.2 Saran
Dalam penyusunan buku panduan ini masih mengalami banyak kendala,
disamping terbatasnya waktu pelakasanaan habituasi yang diberikan, para CPNS pun
harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, yakni pada unit kerja
penempatan OJT untuk menjalani masa habituasi. Untuk lebih menyempurnakan buku
panduan ini, perlu dilakukan pembelajaran dan pemahaman lebih dalam mengenai
aplikasi e-monitoring oleh CPNS dengan cara lebih aktif konsultasi dengan atasan dan
berkoordinasi dengan staf/pegawai yang lebih berpengalaman dalam pengoperasian
apliaksi e-monitoring. sehinga penyusun selanjutnya mampu menciptakan buku yang
lebih sistematis, lebih detil, dan lebih mudah untuk difahami.

26

Anda mungkin juga menyukai