Anda di halaman 1dari 24

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB)

PENGELOLAAN FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS


PAMSIMAS

PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB )


i
PENGELOLAAN FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS
PAMSIMAS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
1. LATAR BELAKANG..................................................................................................... 1
2. TUJUAN...................................................................................................................... 2
3. HUBUNGAN DENGAN POB TERKAIT....................................................................... 2
4. PENGGUNA POB....................................................................................................... 2
5. STANDAR NORMA FASILITATOR............................................................................. 3
A. Tata Perilaku (Code of Conduct) Fasilitator Program Pamsimas III...................... 3
B. Etika Profesi Fasilitator......................................................................................... 4
C. Kode Etik Fasilitator Program Pamsimas.............................................................. 6
6. MOBILISASI FASILITATOR........................................................................................ 7
A. Mobilisasi Fasilitator Hasil Seleksi Aktif................................................................ 7
B. Mobilisasi Fasilitator Cadangan............................................................................ 8
7. HARI DAN JAM KERJA FASILITATOR....................................................................... 8
8. HARI LIBUR DAN CUTI.............................................................................................. 9
A. Hari Libur Nasional............................................................................................... 9
B. Cuti Tahunan........................................................................................................ 9
C. Cuti Sakit............................................................................................................ 10
D. Cuti Melahirkan................................................................................................... 11
E. Cuti Ibadah Haji.................................................................................................. 12
9. RELOKASI................................................................................................................ 12
A. Prinsip-Prinsip Relokasi...................................................................................... 12
B. Prosedur Relokasi.............................................................................................. 12
10. PEMBERIAN SURAT PERINGATAN........................................................................ 13
11. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)............................................................... 14
A. Prinsip – Prinsip PHK......................................................................................... 14
B. PHK terhadap Fasilitator karena Pelanggaran terhadap Kontrak Kerja dan
Code of Conduct................................................................................................ 15
C. PHK terhadap Fasilitator Karena Kinerja Rendah............................................... 16
D. PHK terhadap Fasilitator Karena Pelanggaran Kode Etik................................... 16
12. PENGUNDURAN DIRI.............................................................................................. 18
13. DEMOBILISASI......................................................................................................... 19

PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB )


ii
PENGELOLAAN FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS
PAMSIMAS

PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB)


PENGELOLAAN FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS

1. LATAR BELAKANG

Mulai tahun anggaran 2016 Program Pamsimas memasuki era Pamsimas III sebagai
kelanjutan dari Pamsimas I dan Pamsimas II. Jumlah target lokasi sasaran sebanyak
15.000 desa baru dan 12.000 desa lama yang tersebar di 396 kabupaten pada 33
provinsi. Program Pamsimas bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan di wilayah perdesaan dan peri-
urban.

Program Pamsimas dilaksanakan dengan pendekatan berbasis masyarakat yang


menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dan penanggung jawab kegiatan dan
pengelolaan sarana air minum dan sanitasi. Dalam pelaksanaan program Pamsimas di
tingkat desa, masyarakat difasilitasi oleh Fasilitator (Fasilitator Senior dan Fasilitator
Masyarakat).

Fasilitator berperan dalam membantu masyarakat untuk mengembangkan pengetahuan


dan keterampilannya dalam hal teknis dan kelembagaan yang dibutuhkan untuk
merencanakan dan melaksanakan kegiatan, serta pengelolaan dan pengoperasian
sarana air minum, termasuk: penerapan tarif, integrasi PJM ProAKSI dengan RPJM
Desa, dan RKM 100% dengan RKP Desa, serta memfasilitasi akses masyarakat kepada
sumber-sumber pendanaan lain untuk membiayai RKM 100%.

Dalam melaksanakan perannya sebagai pendamping masyarakat Fasilitator harus


memperhatikan dan memegang teguh aturan, nilai, dan norma yang berlaku. Untuk itu,
maka diperlukan adanya pengaturan tentang kode etik yang membebankan kewajiban
dan sekaligus memberikan perlindungan hukum kepada fasilitator dalam menjalankan
tugasnya.

Dengan jumlah Fasilitator sebanyak hampir 5.000 orang memerlukan adanya pedoman
dalam pengaturan dan pengelolaan Fasilitator yang dijadikan sebagai rujukan oleh para
pihak dalam pelaksanaan Program Pamsimas. Di samping itu, Pengaturan pengelolaan
Fasilitator menjadi salah satu syarat penting agar pelaksanaan Program Pamsimas dapat
terselenggara secara efektif dan efisien. Pengaturan pengelolaan Fasilitator ini meliputi
standar norma fasilitator, mobilisasi Fasilitator, hari dan jam kerja, hari libur dan cuti,
relokasi, pemberian surat peringtan, pemutusan hubungan kerja, pengunduran diri dan
demobilisasi. Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah melalui Satker Pelaksanaan
Prasarana Permukiman/PPK Tata Laksana Provinsi bersama dengan ROMS dan
Facilitator Administration Services (FAS) berkewajiban mengelola Fasilitator secara ketat
dan berdisiplin agar pelaksanaan Program Pamsimas di lapangan berjalan optimal.

PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB )


1
EVALUASI KINERJA FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS
PAMSIMAS

Pengaturan yang terdapat di dalam POB Pengelolaan Fasilitator ini melengkapi


pengaturan sebagaimana terdapat di dalam kontrak masing - masing personil Fasilitator
dengan manajemen FAS. Selain itu, POB ini menjadi acuan bagi Fasilitator dalam
menjalankan tugasnya sebagai pendamping masyarakat.

2. TUJUAN

Tujuan POB Pengelolaan Fasilitator Program Pamsimas ini adalah:


1. Menjadi acuan bagi Fasilitator dalam menjalankan tugasnya sebagai pendamping
masyarakat pada Program Pamsimas.
2. Menjadi pedoman bagi Balai Prasarana Permukiman Wilayah, ROMS dan Facilitator
Administration Services (FAS) dalam melakukan pengelolaan Fasilitator secara ketat dan
berdisiplin agar pelaksanaan Program Pamsimas di lapangan berjalan optimal.

3. HUBUNGAN DENGAN POB TERKAIT

POB Pengelolaan Fasilitator Program Pamsimas merupakan panduan bagi para pihak
dalam pengelolaan Fasilitator dan memiliki keterkaitan dengan POB lainnya yaitu: (1)
POB Evaluasi Kinerja Fasilitator Program Pamsimas khususnya pada bagian pembinaan
dan tindakan koreksi, sanksi, serta sanksi khusus, dan (2) POB Pengadaan Fasilitator
Tambahan/Pengganti Program Pamsimas III.

4. PENGGUNA POB

Pengguna POB dan manfaat masing-masing dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Pengguna Manfaat

Fasilitator (FM CD, FM WSS dan FS) Sebagai acuan dalam melakukan tugas pendampingan masyarakat dalam
Program Pamsimas III.

District Coordinator (DC) dan Co Sebagai pedoman dalam melakukan pengendalian pelaksanaan tugas
DC/DFMA Fasilitator dalam pendampingan masyarakat di lapangan.

Personil ROMS Provinsi Sebagai pedoman dalam melakukan pengelolaan fasilitator

Manajemen Facilitator Administration Sebagai pedoman dalam melakukan pengelolaan Fasilitator


Services (FAS)

NMC Pamsimas Sebagai pedoman dalam melakukan pengelolaan Fasilitator

DPMU dan Satker Kabupaten Sebagai pedoman dalam melakukan pengendalian pelaksanaan tugas
Fasilitator dalam pendampingan masyarakat di lapangan.

Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sebagai pedoman dalam melakukan pengendalian pelaksanaan tugas
dan PPMU Fasilitator dalam pendampingan masyarakat di lapangan.

Satker PAMBM Sebagai pedoman dalam melakukan pengelolaan Fasilitator


PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB )
2
EVALUASI KINERJA FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS
PAMSIMAS

5. STANDAR NORMA FASILITATOR

Fasilitator dituntut memiliki integritas moral berupa perilaku yang baik sehingga dirinya
layak dipercaya oleh masyarakat dan dapat dijadikan panutan dalam merealisasikan
prinsip-prinsip program. Agar perilaku Fasilitator dapat dibina dan dikendalikan sesuai
norma moral maka di dalam Program Pamsimas secara khusus ditetapkan standar norma
fasilitator yang meliputi: 1) Tata Perilaku (Code of Conduct), 2) Etika Profesi, dan 3) Kode
Etik yang ditulis secara sistematik sesuai prinsip prinsip moral yang berlaku di Indonesia.

Standar norma ini merupakan alat kendali diri bagi Fasilitator dalam melakukan pekerjaan
secara profesional sebagai Fasilitator program Pamsimas. Acuan standarisasi perilaku
Fasilitator yang diberlakukan dalam Program Pamsimas adalah ketiga standar norma
dimaksud, sehingga pada saat dibutuhkan aturan normatif ini akan difungsikan sebagai
alat untuk untuk memberikan penilaian segala macam tindakan yang secara logika-
rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik.

Standar Norma Perilaku Fasilitator Program Pamsimas adalah sebagai berikut:

A. Tata Perilaku (Code of Conduct) Fasilitator Program Pamsimas III

a. Tunduk Terhadap Hukum, Peraturan dan Adat-istiadat

Fasilitator harus tunduk dan patuh terhadap Hukum, Peraturan, dan Adat Istiadat
yang berlaku, sehingga dalam hal ini tidak diperbolehkan untuk melakukan kegiatan
atau berpartisipasi dalam kegiatan yang melawan hukum, peraturan serta adat
istiadat masyarakat setempat yang akan berpengaruh buruk terhadap citra dirinya
sebagai Pendamping Masyarakat.

b. Memberikan Data Pribadi yang Benar

Data pribadi Fasilitator yang diberikan kepada PIHAK PEMBERI KERJA harus
benar dan dijamin kebenarannya sehingga secara yuridis tidak merugikan Pihak
Pemberi Kerja.

c. Konflik Kepentingan Pribadi

Setiap Fasilitator, dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, harus selalu
mengacu pada pedoman dan panduan yang digariskan program PAMSIMAS serta
melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Konflik kepentingan pribadi baik
yang menyangkut keuangan maupun proses pelaksanaan tugas harus dihindarkan.

d. Penyimpangan Prosedur Keuangan

Setiap Fasilitator harus menghindari tindakan-tindakan yang dapat dikategorikan


penyimpangan prosedur keuangan Program Pamsimas III, tidak diperbolehkan
menerima atau meminjam uang dan/atau barang yang berindikasikan dan
berimplikasi pada penyalahgunaan posisi, tanggung jawab dan profesionalitas.

PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB )


3
EVALUASI KINERJA FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS
PAMSIMAS

e. Tingkat Kehadiran di Lokasi Pekerjaan

Setiap Fasilitator harus menjalankan tugas dan tanggung jawabnya serta berada
di lokasi tugas secara purna waktu sedemikian rupa sehingga tidak ada keluhan
dari masyarakat atau pihak terkait tentang sulitnya melakukan pertemuan dan
koordinasi.

f. Laporan dan Akurasi Data

- Setiap Fasilitator harus menyampaikan laporan sesuai dengan ketentuan yang


berlaku.

- Permintaan data dan informasi yang dibutuhkan oleh pihak pemberi kerja harus
secepat mungkin dipenuhi.
- Laporan dan data harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan

g. Jabatan Publik

Setiap Fasilitator tidak diperbolehkan mengikuti pencalonan dalam pemilihan


legislatif dan eksekutif serta menduduki jabatan publik termasuk dalam
kepengurusan partai politik.

h. Partisipasi dalam Pemilihan Kepala Daerah

Setiap Fasilitator harus bersikap netral dan tidak menggunakan jabatan untuk
kepentingan Pemilihan Kepala Daerah, Pemilihan Legislatif, dan Pemilihan
Presiden.
i. Fitnah, Hasutan, Propaganda Negatif

Setiap Fasilitator harus menghindarkan diri dari penyebaran fitnah, hasutan,


propaganda dan tindakan-tindakan tersembunyi yang bertendensi negatif dan
merugikan kepentingan masyarakat dan Program Pamsimas.
j. Kualitas teknis dan Ketepatan Waktu

Setiap Fasilitator harus bertanggung jawab terhadap kualitas teknis pekerjaan


secara tepat waktu.

B. Etika Profesi Fasilitator

a. Tidak memaksakan kehendak: Peran fasilitator adalah memfasilitasi masyarakat.


Fasilitator pada kondisi tertentu boleh memberi masukan atau saran sebagai narasumber,
tetapi tidak boleh berdebat dan memaksakan pendapat serta kehendaknya.
b. Tidak mengambil keputusan yang seharusnya dimiliki masyarakat: Dalam
hampir semua situasi pelaksanaan Program Pamsimas, masyarakat yang berhak
memutuskan. Fasilitator hanya memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan sendiri.

PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB )


4
EVALUASI KINERJA FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS
PAMSIMAS

c. Tidak manipulatif: Fasilitator dengan posisi dan segala kompetensi yang dimiliki
tidak diperbolehkan melakukan manipulasi, karena akan berdampak terhadap kepercayaan
masyarakat pada Program Pamsimas . Fasilitator tidak berhak memaksakan kehendaknya
atau mengambil keputusan – walaupun masyarakat tidak tahu..
d. Konsisten dalam pemberian masukan dan informasi: Fasilitator yang tidak
konsisten akan membingungkan orang, lebih baik berpikir sederhana agar konsisten.

e. Membantu masyarakat berpikir secara logis, melihat asumsi: Satu hal yang
membantu masyarakat dalam jangka panjang adalah peningkatan daya pikirnya, disebabkan
fasilitator selalu mengajak mereka berpikir dan mendorong mereka untuk melihat dan
mempertimbangkan kembali asumsi-asumsi yang digunakan. Dengan kebiasaan ini,
masyarakat akan lebih mandiri.
f. Membantu masyarakat melihat dari perspektif lain, menambah alternatif: Kedua
kebiasaan ini juga membantu masyarakat berpikir sendiri. Masyarakat diajak melihat suatu
keadaan dari pandangan orang lain, karena dengan perspektif itu banyak asumsi dapat
dipertanyakan. Kemudian jika sudah biasa membangkitkan alternatif, masyarakat dapat
menentukan alternatif pilihan yang terbaik untuk mereka dan bertanggung jawab atas pilihan
tersebut.
g. Memberi umpan balik kepada masyarakat, walaupun kurang disenangi:
Fasilitator harus memberikan umpan balik untuk hal-hal yang perlu dikoreksi terkait dengan
pelaksanaan Program ataupun kegiatan. Orang yang dikoreksi mungkin kurang senang
dikoreksi, tetapi harus dilakukan. Hanya dilakukan secara terpisah
– jangan di depan banyak orang atau dengan komentar yang menilai orangnya,
karena yang dinilai adalah kegiatan yang dilakukan.
h. Tidak membohongi: Kalau membohongi masyarakat, pasti akan diketahui dan tidak
bisa bekerja bersama mereka lagi.
i. Tidak menjelekkan program lain, konsultan lain, atau atasan proyek di depan
masyarakat: Orang akan menganggap Fasilitator menjelekkan mereka kalau sedang ada di
tempat lain, karena kebiasaan mengucapkan hal-hal negatif. Masyarakat menilai hal ini tidak
etis.
j. Menghormati tokoh/penguasa setempat dengan tulus: Tokoh masyarakat adalah
seseorang yang dihormati banyak orang di desa. Apabila mereka mau membantu fasilitator,
maka tugas-tugas pendampingan akan lebih efektif. Sebaliknya, apabila mereka kurang
setuju, mereka harus diajak berdialog sampai memahami pandangan Fasilitator. Fasilitator:
(1) tidak boleh “pura-pura” menghormati karena itu adalah semacam manipulasi; (2)
menghormati tidak berarti harus sependapat. Fasilitator boleh memiliki pendapat yang lain,
tetapi tetap menghormati.
k. Menghormati pengalaman dan kemampuan orang lain: Pasti ada banyak orang di
desa yang memiliki pengalaman dan kemampuan. Orang itu dicari dan dimanfaatkan
potensinya, dan mereka bisa membantu fasilitator mengubah pola pikir orang lain.
Masyarakat juga harus didorong untuk menemukan dan

PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB )


5
EVALUASI KINERJA FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS
PAMSIMAS

memanfaatkan orang ya n g m e m ilik i k e m a m p u a n d a n p e n g a la m a n ya


n g sudah ada di desa.
l. Netral, tidak berpihak (kecuali yang konsisten dengan tujuan program):
Fasilitator berpihak pada orang dalam posisi lemah, apakah itu perempuan, pemuda, suku
terasing, atau orang miskin. Selain itu tidak boleh memilih atau mendukung kelompok tertentu
dalam suatu diskusi atau debat. Kalau fasilitator mendukung satu pihak, masyarakat tidak lagi
percaya bahwa fasilitator adalah orang netral.

C. Kode Etik Fasilitator Program Pamsimas

Untuk mendukung terlaksananya tugas dan tanggung jawab, Fasilitator dilarang:

a. Mengambil keputusan, melakukan negosiasi, melakukan kompromi, memberi saran,


atau melakukan tindakan apapun yang merugikan masyarakat
b. Menerima apapun dari pihak manapun dengan tujuan:
1) Meloloskan proses seleksi desa dan penetapan alokasi dana Program
Pamsimas;
2) Mempengaruhi pemilihan jenis kegiatan, lokasi dan spesifikasi kegiatan
Program Pamsimas dalam proses perencanaan;
3) Sebagai hadiah, kompensasi, komisi, tanda terima kasih, atau apapun
namanya dalam kaitannya dengan profesi sebagai konsultan/fasilitator.

c. Bertindak sebagai suplier bahan dan alat, menunjuk salah satu suplier, atau
berfungsi sebagai perantara, merekayasa proses pengadaan baik aspek administrasi maupun
teknis;

d. Bertindak sebagai juru bayar atau merekayasa pembayaran atau administrasi atas
nama KKM, Satlak, atau kelompok masyarakat;

e. Membantu atau menyalahgunakan dana Program Pamsimas untuk kepentingan


pribadi, keluarga, atau kelompok;

f. Meminjam dana Program Pamsimas dengan alasan apapun baik atas nama pribadi,
keluarga, atau kelompok;

g. Menyimpan arsip untuk keperluan pribadi, Memalsukan arsip, tanda tangan, atau
laporan yang merugikan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung;

h. Dengan sengaja mengurangi kualitas atau kuantitas pekerjaan dalam upaya untuk
mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok;

i. Dengan sengaja atau tidak sengaja membiarkan, tidak melaporkan, atau menutupi
proses penyimpangan yang terjadi;

j. Melakukan pekerjaan atau terikat kontrak untuk pekerjaan lain (di luar Program
Pamsimas).

PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB )


6
EVALUASI KINERJA FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS
PAMSIMAS

k. Menjadi pengurus partai politik dan sebagai calon legislatif yang ditetapkan oleh
instansi yang berwenang serta terlibat dalam Tim Sukses dalam Pilkada dan Legislatif.

l. Menggunakan seluruh kelembagaan, sarana, prasarana, mekanisme, forum-forum


Pamsimas, nama, logo, atribut Program Pamsimas lainnya untuk kegiatan Politik dan
kampanye dan atau kegiatan lain diluar kepentingan Program Pamsimas.

6. MOBILISASI FASILITATOR

Mobilisasi Fasilitator ke lokasi tugas dilakukan setelah fasilitator berkontrak dengan


FAS berdasarkan hasil pengadaan fasilitator (hasil seleksi aktif, dan daftar cadangan
Fasilitator hasil seleksi aktif sebelumnya). Adapun prosedur mobilisasi sebagai berikut:

A. Mobilisasi Fasilitator Hasil Seleksi Aktif

Fasilitator hasil seleksi aktif dimobilisasi untuk mengisi posisi kosong sebagai tindak lanjut
tambahan lokasi baru atau pengisian posisi kosong untuk setiap jenis Fasilitator. Prosedur
mobilisasi Fasilitator hasil seleksi aktif adalah sebagai berikut:

a. Provincial Coordinator (PC) diharuskan mengajukan Laporan Kebutuhan Fasilitator


dan Rencana Rekrutmen kepada Balai Prasarana Permukiman Wilayah.

b. Penempatan Fasilitator baru ini disusun berdasarkan prinsip keseimbangan


pengalaman dan kemampuan antar Fasilitator dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Sebelum disusun peta pengabungan antara Fasilitator lama dengan Fasilitator
baru, terlebih dahulu dilakukan pemetaan kinerja Fasilitator existing. Jika dibutuhkan dapat
dilakukan relokasi Fasilitator existing.
2) Berdasarkan hasil pemetaan Fasilitator lama, maka dilakukan pemetaan
pengabungan kinerja yaitu: 1) Fasilitator lama yang memiliki nilai kinerja tinggi digabungkan
Fasilitator baru yang berada di rangking menengah ke bawah pada daftar Fasilitator hasil
seleksi aktif, atau sebaliknya 2) Fasilitator lama yang memiliki nilai kinerja rendah
digabungkan Fasilitator baru yang berada di rangking menengah ke atas pada daftar
Fasilitator hasil seleksi aktif.
3) Hasil akhir dari pemetaan ini adalah dokumen hasil Pemetaan penempatan
fasilitator yang memuat daftar lokasi program, daftar sebaran nama Fasilitator lama serta
daftar sebaran nama Fasilitator baru berdasarkan rangking hasil seleksi aktif .
c. Berdasarkan prinsip-prinsip penempatan Fasilitator dimaksud, ditetapkan Peta
Penempatan Fasilitator Baru dengan mekanisme sebagai berikut:
1) PC mengajukan usulan Penempatan Fasilitator Baru untuk mendapatkan
persetujuan dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah paling lambat sebelum Penetapan
Fasilitator dilakukan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah.

PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB )


7
EVALUASI KINERJA FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS
PAMSIMAS

2) Usulan Penempatan Fasilitator Baru yang telah disetujui oleh Balai Prasarana
Permukiman Wilayah akan menjadi dasar penyusunan Daftar Penempatan Fasilitator hasil
seleksi aktif.
d. PC menyusun Daftar Penempatan Fasilitator untuk diajukan kepada Balai Prasarana
Permukiman Wilayah untuk ditetapkan.
e. Balai Prasarana Permukiman Wilayah mengajukan daftar nama Fasilitator yang akan
ditetapkan kepada Satker PAMBM untuk meminta persetujuan melakukan penetapan
fasilitator.
f. Berdasarkan surat persetujuan penetapan fasilitator dari Sakter PAMBM, Balai
Prasarana Permukiman Wilayah menerbitkan Surat Penetapan Fasilitator.
g. Surat Penetapan Fasilitator menjadi dasar bagi FAS dalam menyusun Kontrak Kerja,
dan Surat Perintah Tugas (SPT)/SPT Sementara. Fasilitator yang dimobilisasi ke lokasi tugas
diwajibkan membawa Kontrak Kerja dan SPT/SPT Sementara.

B. Mobilisasi Fasilitator Cadangan

Pengisian kebutuhan Fasilitator karena penambahan lokasi maupun karena adanya


kekosongan dapat dilakukan dengan mobilisasi fasilitator cadangan dari hasil seleksi
yang pernah dilakukan sebelumnya dan sudah mendapat persetujuan penetapan dari
Satker PAMBM. Prosedur mobilisasi adalah sebagai berikut:

a) PC mempersiapkan laporan kebutuhan kebutuhan Fasilitator.


b) PC menghubungi calon Fasilitator yang terdapat dalam daftar cadangan sesuai
kebutuhan guna melakukan konfirmasi kesediaan untuk ditempatkan sebagai Fasilitator pada
Program Pamsimas.
c) PC mempersiapkan daftar penempatan Fasilitator berdasarkan urutan rangking
cadangan dan menyampaikan kepada Balai Prasarana Permukiman Wilayah untuk
ditetapkan.
d) Balai Prasarana Permukiman Wilayah menerbitkan Surat Penetapan Fasilitator
berdasarkan surat persetujuan penetapan fasilitator dari Satker PAMBM yang sudah ada
sebelumnya .
e) Surat Penetapan Fasilitator menjadi dasar bagi FAS dalam menyusun Kontrak Kerja,
dan Surat Perintah Tugas (SPT)/SPT Sementara. Fasilitator yang dimobilisasi ke lokasi tugas
diwajibkan membawa Kontrak Kerja dan SPT/SPT Sementara.

7. HARI DAN JAM KERJA FASILITATOR

1) Fasilitator Program Pamsimas berwajiban tinggal di lokasi penugasan agar dapat


bekerja secara purna waktu. Fasilitator bekerja dengan mengatur waktu kerja yang
disesuaikan dengan permintaan dan tuntutan pelayanan yang diminta masyarakat. Untuk itu,
Fasilitator diwajibkan bekerja 6 hari kerja per minggu.

PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB )


8
EVALUASI KINERJA FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS
PAMSIMAS

2) Fasilitator wajib melaporkan kehadirannya di lokasi tugas dan membuktikan bahwa


dirinya bekerja dalam bentuk Dokumen Timesheet dan Buku Harian Fasilitator sesuai
ketentuan.
3) Fasilitator wajib melaporkan aktivitas dan hasil kerjanya pada laporan bulanan sesuai
ketentuan.
4) Apabila Fasilitator tidak tinggal di lokasi tugas, meninggalkan lokasi tugas tanpa ijin
selama 10 (sepuluh) hari kerja berturut-turut, atau meninggalkan lokasi tugas tanpa ijin
selama 20 (duapuluh) hari kerja dalam 1 (satu) tahun maka terhadap Fasilitator yang
bersangkutan dapat dikenakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
5) Facilitator Administration Services (FAS) harus menyusun rekapitulasi Timesheet
dalam satu tahun kontrak sebagai dasar jika melakukan PHK atas butir 4) di atas.

8. HARI LIBUR DAN CUTI

A. Hari Libur Nasional

a. Hari libur nasional adalah hari libur yang ditetapkan melalui peraturan pemerintah.
b. Hari libur nasional tidak diperhitungkan sebagai hari kerja.
c. Jika dalam satu minggu terdapat ada 2 hari libur nasional (termasuk hari minggu),
maka hari kerja fasilitator dalam minggu tersebut menjadi 5 hari kerja.

B. Cuti Tahunan

a. Setiap Fasilitator yang telah memiliki masa kontrak kerja 12 bulan atau lebih di
Program Pamsimas berhak atas cuti tahunan. Dengan demikian, terhadap Fasilitator yang
bersangkutan berhak untuk meninggalkan tugas dengan tetap memperoleh hak atas
pembayaran Gaji dan tunjangan.
b. Setiap Fasilitator berhak mengambil Cuti Tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja.
Apabila seorang Fasilitator pada tahun anggaran berjalan mempergunakan kurang dari 12
hari kerja hak cuti tahunan, maka sisa hari dari hak cuti tahunan Fasilitator bersangkutan
pada tahun anggaran berikutnya dianggap gugur atau hilang.
c. Segala bentuk izin meninggalkan tugas dengan alasan lain diluar sakit dengan
keterangan dokter (maksimal 5 hari) dapat dikonversikan dengan perhitungan jumlah hari cuti
tahunan. Konversi dilakukan dengan cara mencatatkan pada Timesheet setiap bulan
berjalan.
d. Prosedur pengajuan cuti tahunan adalah sebagai berikut:
1) Fasilitator mengajukan permohonan cuti secara tertulis kepada Manajemen
Facilitator Administration Services (FAS) dengan tembusan kepada District Coordinator (DC),
Provincial Coordinator (PC) dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah sekurang-kurangnya
14 hari kerja sebelum pelaksanaan ijin cuti tahunan.

PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB )


9
EVALUASI KINERJA FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS
PAMSIMAS

2) Manajemen FAS akan menerbitkan surat persetujuan atau surat penolakan cuti
setelah mempertimbangkan rekomendasi District Coordinator (DC) dari Fasilitator
bersangkutan dan berdasarkan izin dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah.

C. Cuti Sakit

a. Setiap Fasilitator berhak mengajukan izin meninggalkan tugas selama maksimal 5


(lima) hari kerja apabila menderita sakit dengan dibuktikan melalui surat keterangan dokter.
Fasilitator yang sakit, tetap memperoleh hak atas pembayaran Gaji dan Biaya Operasional
(BOP).
b. Apabila Fasilitator menderita sakit sehingga membutuhkan istirahat lebih dari 5 (lima)
hari kerja maka terhadap bersangkutan tetap diijinkan dengan memotong sisa jumlah hari
pada cuti tahunan. Fasilitator yang sakit, tetap memperoleh hak atas pembayaran Gaji dan
Biaya Operasional (BOP).
c. Apabila Fasilitator menderita sakit sehingga membutuhkan istirahat lebih dari 5 (lima)
hari kerja dapat diberikan ijin cuti dengan memotong sisa jumlah hari pada cuti tahunan.
Fasilitator yang bersangkutan akan memperoleh gaji dan Biaya Operasional (BOP) secara
penuh apabila masih dapat melaksanakan dalam satu bulan dimaksud minimal 15 hari kerja.
d. Apabila seorang Fasilitator telah kehabisan hak cuti namun berdasarkan keterangan
dokter/rumah sakit dinyatakan sakit maka pengaturan ijin cuti diatur sebagai berikut:
1) Fasilitator yang bersangkutan akan tetap mendapatkan Gaji dan Biaya
Operasional (BOP) apabila dalam satu bulan masih dapat melaksanakan tugas selama
minimal 15 hari kerja.
2) Fasilitator yang bersangkutan akan mendapatkan gaji saja tanpa Biaya
Operasional (BOP) apabila dalam satu bulan hanya memenuhi kurang dari 15 hari kerja
3) Apabila dalam bulan kedua Fasilitator dimaksud berdasarkan keterangan
dokter/rumah sakit dinyatakan masih sakit dan tidak dapat melaksanakan pekerjaan, maka
Fasilitator dimaksud dibebas tugaskan tanpa memberikan Gaji dan Biaya Operasional (BOP).
4) Jika pada bulan ketiga Fasilitator dimaksud sudah sembuh maka Fasilitator
dapat kembali bekerja, dan sebaliknya jika Fasilitator bersangkutan masih sakit sampai akhir
bulan ketiga maka Manajemen FAS wajib menetapkan Surat Keputusan PHK setelah
mempertimbangkan rekomendasi District Coordinator (DC) dari Fasilitator bersangkutan dan
berdasarkan izin dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah.
e. District Coordinator dari Fasilitator yang sakit sebagaimana butir C.d.4). di atas
berkewajiban untuk mengendalikan kinerja program di lokasi tugas bersama-sama dengan
Fasilitator Senior di lokasi penugasan.

PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB )


10
EVALUASI KINERJA FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS
PAMSIMAS

f. Manajemen FAS akan menerbitkan surat persetujuan/penolakan cuti sakit maupun


pemberian dispensasi cuti sakit selama 1 (satu) bulan berdasarkan rekomendasi District
Coordinator dari Fasilitator bersangkutan dan berdasarkan izin dari Balai Prasarana
Permukiman Wilayah.
g. Prosedur pengajuan dispensasi cuti sakit adalah sebagai berikut:

1) Fasilitator yang sakit mengajukan permohonan cuti sakit secara tertulis paling
lambat 1 hari setelah tidak hadir di lokasi tugas kepada manajemen Facilitator Administration
Services (FAS) dengan tembusan kepada District Coordinator (DC), Provincial Coordinator
(PC) dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah.
2) Setiap surat ijin cuti sakit harus dilampiri surat keterangan dokter.
3) Manajemen FAS wajib menerbitkan surat persetujuan terhadap ijin cuti sakit
apabila dapat dibuktikan surat keterangan dokter adalah benar adanya.
4) Pengajuan perpanjangan ijin cuti sakit dengan menggunakan cuti tahunan
diajukan paling lambat 1 (satu) hari menjelang ijin cuti sakit berakhir.
5) Manajemen FAS menerbitkan surat persetujuan tambahan ijin cuti sakit apabila
dapat dibuktikan surat keterangan dokter adalah benar adanya, dan dapat dibuktikan
Fasilitator yang bersangkutan masih memiliki sisa cuti tahunan.
6) Manajemen FAS menerbitkan surat persetujuan tambahan ijin cuti sakit tanpa
pemberian Gaji dan tunjangan selama 1 (satu) bulan apabila dapat dibuktikan bahwa
Fasilitator yang bersangkutan tidak memiliki sisa cuti tahunan dan berdasarkan surat
keterangan dokter/rumah sakit dinyatakan Fasilitator bersangkutan harus dirawat atau
dibebaskan tugas dan pekerjaan.

D. Cuti Melahirkan

Setiap Fasilitator Perempuan berhak atas Cuti Melahirkan maksimal 3 (tiga) bulan
berturut-turut mulai dari pra maupun pasca melahirkan. Fasilitator yang bersangkutan
tetap memperoleh hak atas pembayaran Gaji tanpa Biaya Operasional (BOP). Prosedur
cuti melahirkan adalah sebagai berikut:

a. Fasilitator mengajukan permohonan cuti melahirkan secara tertulis kepada


Manajemen Facilitator Administration Services (FAS) dengan tembusan kepada
District Coordinator (DC), Provincial Coordinator (PC) dan Balai Prasarana
Permukiman Wilayah sekurang-kurangnya 30 hari kerja sebelum pelaksanaan cuti.
b. Manajemen FAS akan menerbitkan surat persetujuan atau surat penolakan cuti
setelah mempertimbangkan rekomendasi District Coordinator (DC) dari Fasilitator
bersangkutan dan berdasarkan izin dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah.
c. Fasilitator melaksanakan serah terima pekerjaan kepada teman satu tim dan District
Coordinator dengan pemberitahuan kepada manajemen FAS dan Balai Prasarana Permukiman
Wilayah.

PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB )


11
EVALUASI KINERJA FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS
PAMSIMAS

d. Fasilitator bersangkutan wajib masuk kerja setelah Cuti Melahirkan berakhir.

E. Cuti Ibadah Haji

Fasilitator yang mengajukan Cuti Ibadah Haji wajib menggunakan cuti tahunannya
secara penuh yaitu 12 (duabelas) hari, dan diberi dispensasi tambahan cuti tambahan
selama 1 (satu) bulan tanpa menerima Gaji dan Biaya Operasional (BOP). Prosedur
pengajuan Cuti Ibadah Haji adalah sebagai berikut:

a. Fasilitator mengajukan permohonan cuti Ibadah Haji secara tertulis kepada


Manajemen Facilitator Administration Services (FAS) dengan tembusan kepada
District Coordinator (DC), Provincial Coordinator (PC) dan Balai Prasarana
Permukiman Wilayah sekurang-kurangnya 30 hari kerja sebelum pelaksanaan cuti.
b. Fasilitator melaksanakan serah terima pekerjaan kepada teman satu tim dan District
Coordinator.
c. Fasilitator bersangkutan wajib masuk kerja setelah Cuti berakhir.

9. RELOKASI

Relokasi Fasilitator dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan program. Ketentuan


umum relokasi Fasilitator Program Pamsimas III ditetapkan sebagai berikut:

A. Prinsip-Prinsip Relokasi

1) Relokasi Fasilitator Masyarakat (FM CD dan FM WSS) serta Fasilitator Senior (FS)
hanya bisa dilakukan dalam Provinsi yang sama.
2) Relokasi dilakukan terhadap Fasilitator Masyarakat (FM CD dan FM WSS) serta
Fasilitator Senior (FS) dapat dilakukan dengan pertimbangan:
a) analisis kebutuhan program, atau
b) pertimbangan khusus (konflik antar pelaku, masyarakat atau permintaan
sendiri).
3) Relokasi dilakukan dengan tujuan untuk peningkatan kinerja program Pamsimas

B. Prosedur Relokasi

1) Relokasi fasilitator dapat dilakukan berdasarkan inisiasi dari Balai Prasarana


Permukiman Wilayah, atau usulan dari Provincial Coordinator (PC) kepada Balai Prasarana
Permukiman Wilayah.
2) Penetapan relokasi fasilitator diterbitkan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah.
3) Balai Prasarana Permukiman Wilayah menyampaikan surat pemberitahuan Relokasi
Fasilitator dengan dilengkapi analisa kebutuhan relokasi kepada Satker
PAMBM.

PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB )


12
EVALUASI KINERJA FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS
PAMSIMAS

4) Balai Prasarana Permukiman Wilayah menerbitkan surat perintah yang ditujukan


kepada FAS untuk menerbitkan SPT baru untuk Fasilitator yang direlokasi paling lambat satu
minggu sebelum relokasi dilaksanakan.
5) Berdasarkan SPT/SPT Sementara dimaksud dalam jangka waktu satu minggu yang
tersisa Fasilitator dapat menyerahterimakan hasil pekerjaan kepada DC. Serah terima hasil
pekerjaan dituangkan dalam Berita Acara Serah terima Pekerjaan yang ditandatangani oleh
Fasilitator dan DC.

10. PEMBERIAN SURAT PERINGATAN

Pemberian Surat Peringatan (SP) merupakan bagian dari pemberian sanksi terhadap
Fasilitator yang memiliki kinerja kurang atau melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan Program Pamsimas atau perjanjian kerja
bersama. Pada dasarnya tujuan utama dari pemberian surat peringatan adalah agar
Fasilitator yang memiliki kinerja Kurang dapat meningkatkan kinerjanya atau bagi
Fasilitator yang melakukan pelanggaran dapat memperbaiki diri sehingga bekerja sesuai
dengan ketentuan.

Ketentuan dalam pemberian Surat Peringatan adalah sebagai berikut:

1) Pemberian Surat Peringatan dilakukan oleh Manajemen Facilitator Administration


Services (FAS) atas perintah dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah.

2) Surat Peringatan yang diberikan oleh Manajemen FAS kepada Fasilitator yang
berkinerja Kurang atau melakukan pelanggaran dengan memperhatikan rekomendasi tertulis
beserta bukti-bukti pendukung yang disampaikan oleh pihak-pihak terkait, dengan pengaturan
sebagai berikut:

a) Pihak terkait yang bisa memberikan rekomendasi tertulis kepada Balai


Prasarana Permukiman Wilayah adalah: (1) District Coordinator (DC), (2) District Project
Management Unit (DPMU) (3) Satker Kabupaten, (4) Provincial Coordinator (PC).
b) Berdasarkan surat rekomendasi beserta bukti yang disampaikan oleh pihak
terkait kepada Balai Prasarana Permukiman Wilayah, maka Balai Prasarana Permukiman
Wilayah menerbitkan surat yang ditujukan kepada Manajemen FAS agar memberikan surat
peringatan kepada Fasilitator yang berkinerja Kurang atau melakukan pelanggaran.
c) Manajemen FAS menindaklanjuti surat dari Balai Prasarana Permukiman
Wilayah dengan menerbitkan surat peringatan kepada Fasilitator yang berkinerja Kurang atau
melakukan pelanggaran.
3) Surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga harus dilakukan secara berurutan.

4) Dalam hal surat peringatan diterbitkan secara berurutan maka surat peringatan
pertama berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) bulan.

PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB )


13
EVALUASI KINERJA FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS
PAMSIMAS

5) Apabila Fasilitator melakukan pelanggaran sebelum berakhirnya masa berlaku surat


peringatan pertama, maka manajemen FAS dapat menerbitkan surat peringatan kedua, yang
juga mempunyai jangka waktu berlaku 1 (satu) bulan sejak diterbitkannya peringatan kedua.

6) Apabila Fasilitator masih melakukan pelanggaran sebelum surat peringatan kedua


habis masa berlakunya, maka Manajemen FAS dapat menerbitkan peringatan ketiga
(terakhir) yang berlaku selama 1 (satu) bulan sejak diterbitkannya peringatan ketiga.

7) Apabila Fasilitator masih melakukan pelanggaran sebelum surat peringatan ketiga


(terakhir) habis masa berlakunya, maka Manajemen FAS dapat melakukan pemutusan
hubungan kerja.

8) Dalam hal jangka waktu 1 (satu) bulan sejak diterbitkannya surat peringatan sudah
terlampaui, maka apabila Fasilitator yang bersangkutan melakukan pelanggaran maka surat
peringatan yang diterbitkan oleh manajemen FAS adalah kembali sebagai peringatan
pertama, kedua, ketiga sesuai besar kecilnya pelanggaran yang dilakukan Fasilitator

9) Tenggang waktu 1 (satu) bulan dimaksudkan sebagai upaya mendidik Fasilitator


agar dapat memperbaiki kesalahannya dan di samping itu waktu 1 (satu) bulan ini merupakan
waktu yang cukup bagi pihak terkait dan Manajemen FAS untuk melakukan penilaian
terhadap kinerja Fasilitator yang bersangkutan.

11. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

A. Prinsip – Prinsip PHK

Manajemen FAS sebagai Pihak Pertama dalam kontrak kerja Fasilitator wajib melakukan
PHK jika Fasilitator dinyatakan bersalah karena melanggar ketentuan yang diatur dalam
perjanjian kerja, peraturan Program Pamsimas atau perjanjian kerja bersama sebagai
berikut:
a. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dilakukan oleh Manajemen Facilitator
Administration Services (FAS) atas perintah dari Balai Prasarana Permukiman
Wilayah.
b. Pelanggaran terhadap perjanjian kontrak kerja yang diputuskan secara sepihak oleh
Manajemen FAS selaku Pihak Pertama terhadap Fasilitator sebagai Pihak Kedua
berdasarkan ditemukannya alat bukti yang sah dan meyakinkan.
c. Pelanggaran terhadap Tata Perilaku (Code of Conduct) yang diputuskan secara
sepihak oleh Manajemen FAS selaku Pihak Pertama terhadap Fasilitator sebagai Pihak
Kedua berdasarkan ditemukannya alat bukti yang sah dan meyakinkan.
d. Sanksi khusus diberlakukan bilamana fasilitator secara sengaja dan terbukti telah
melakukan pelanggaran yang dikategorikan berat dapat langsung dilakukan pemutusan
hubungan kerja tanpa melalui proses pemberian surat peringatan

PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB )


14
EVALUASI KINERJA FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS
PAMSIMAS

e. Hasil evaluasi kinerja terhadap Fasilitator menunjukkan Kompetensi kinerja rendah


yang ditandai oleh hasil evaluasi kinerja dengan Predikat “KURANG” sebanyak TIGA KALI
berturut-turut.
f. Pelanggaran terhadap kode etik berdasarkan rekomendasi yang diputuskan
berdasarkan hasil rapat Forum Klarifikasi yang dihadiri Balai Prasarana Permukiman Wilayah,
ROMS, dan Manajemen FAS yang dilengkapi dengan alat bukti yang sah dan meyakinkan.

B. PHK terhadap Fasilitator karena Pelanggaran terhadap Kontrak Kerja dan


Code of Conduct

a. Terhadap indikasi pelanggaran Kontrak Kerja dan Code of Conduct sebagaimana


diatur dalam ketentuan Program Pamsimas yang dilakukan oleh Fasilitator (FM CD, FM WSS,
Fasilitator Senior) dilakukan investigasi dan tindakan antisipatif sebagai berikut:
1) District Coordinator (DC) melakukan investigasi awal atas adanya indikasi
Fasilitator (FM CD, FM WSS, Fasilitator Senior) m elakukan pelangaran
Kontrak Kerja dan Code of Conduct.
2) Jika Fasilitator (FM CD, FM WSS, Fasilitator Senior) terbukti melanggar
Kontrak Kerja dan Code of Conduct, District Coordinator (DC) harus mengambil keputusan
untuk membebastugaskan sementara atau tetap menugaskan sampai akhir bulan berjalan.
Pertimbangan rasional ini diambil terkait keuntungan dan kerugian dalam pelaksanaan
program.
3) District Coordinator (DC) harus melaporkan kepada Provincial Coordinator (PC)
perihal pelanggaran yang dilakukan Fasilitator (FM CD, FM WSS, Fasilitator Senior) beserta
langkah-langkah antisipasi untuk mencegah terulangnya pelanggaran.
4) Provincial Coordinator (PC) menugaskan Provincial Community Development
Specialist/Capacity Building Coordinator (CDS/CBC) untuk melakukan investigasi lebih lanjut
terhadap laporan DC dimaksud.
b. PC memberikan rekomendasi secara tertulis kepada Balai Prasarana Permukiman
Wilayah dan ditembuskan kepada Manajemen FAS perihal PHK kepada Fasilitator dengan
pengaturan sebagai berikut:
1) Pemberitahuan pelanggaran Kontrak Kerja dan Code of Conduct oleh
Fasilitator yang disertai bukti dan dokumen pendukung.
2) Pertimbangan legal dan rasional sebagai dasar dilakukannya PHK terhadap
Fasilitator
3) Surat perintah DC kepada Fasilitator perihal pembebas tugasan sementara
atau tetap bekerja sampai akhir bulan
4) Karena DC atau PC dapat menghentikan sementara Fasilitator dari penugasan
maka perhitungan Gaji dan/atau tunjangan bulan berjalan yang

PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB )


15
EVALUASI KINERJA FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS
PAMSIMAS

harus dibayarkan oleh Manajemen FAS kepada Fasilitator yang akan dikenai
PHK diatur sebagai berikut:
a) Fasilitator yang bersangkutan akan tetap mendapatkan Gaji dan Biaya
Operasional (BOP) apabila dalam satu bulan masih dapat melaksanakan tugas selama
minimal 15 hari kerja.
b) Fasilitator yang bersangkutan akan mendapatkan Gaji saja apabila dalam
satu bulan hanya memenuhi 6 sampai dengan 14 hari kerja
c) Fasilitator yang bersangkutan tidak akan mendapatkan Gaji dan Biaya
Operasional (BOP) apabila dalam satu bulan tidak memenuhi minimal 5 hari kerja
c. Balai Prasarana Permukiman Wilayah menerbitkan surat Perintah yang ditujukan
kepada Manajemen FAS untuk melakukan PHK kepada Fasilitator yang terbukti melakukan
pelanggaran terhadap kontrak kerja dan code of conduct yang dilampiri bukti-bukti lainnya.
d. Manajemen FAS wajib menerbitkan surat PHK yang dilampiri bukti-bukti pendukung
lainnya.
C. PHK terhadap Fasilitator Karena Kinerja Rendah
a. Fasilitator yang berkinerja “KURANG” sebanyak tiga kali berturut-turut berdasarkan
hasil evaluasi kinerja sebagaimana diatur dalam POB Evaluasi Kinerja Fasilitator.
b. PC memberikan rekomendasi tertulis kepada Balai Prasarana Permukiman Wilayah
untuk melakukan PHK terhadap Fasilitator dimaksud dengan tembusan Manajemen FAS.
c. Berdasarkan surat rekomendasi dari PC, Balai Prasarana Permukiman Wilayah
menerbitkan surat perintah kepada Manajemen FAS untuk melakukan PHK terhadap
Fasilitator yang berdasarkan hasil evaluasi kinerja berkinerja “KURANG” sebanyak tiga kali
berturut – turut.
D. PHK terhadap Fasilitator Karena Pelanggaran Kode Etik.
a. Terhadap indikasi Pelanggaran Kode Etik yang dilakukan Fasilitator dilakukan
investigasi dan tindakan antisipatif sebagai berikut:
1) DC melakukan investigasi awal atas adanya indikasi Pelanggaran Kode Etik
yang dilakukan oleh Fasilitator.
2) Jika Fasilitator terbukti melanggar Kode Etik, DC harus mengambil keputusan
untuk membebas tugaskan sementara atau tetap menugaskan Fasilitator sampai akhir bulan
berjalan. Pertimbangan rasional ini diambil terkait keuntungan dan kerugian dalam
pelaksanaan program.
3) DC harus melaporkan kepada PC perihal Pelanggaran Kode Etik yang
dilakukan Fasilitator beserta langkah antisipatif DC untuk menangani masalah dimaksud.
4) PC menugaskan Provincial Community Development Specialist/Capacity
Building Coordinator (CDS/CBC) untuk melakukan investigasi lebih lanjut terhadap laporan
DC dimaksud.

PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB )


16
EVALUASI KINERJA FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS
PAMSIMAS

b. PC memberikan rekomendasi tertulis kepada Balai Prasarana Permukiman Wilayah


dan menembuskan kepada manajemen FAS perihal PHK kepada Fasilitator dengan
pengaturan sebagai berikut:
1) Pemberitahuan Pelanggaran Kode Etik oleh Fasilitator yang disertai bukti dan
dokumen pendukung.
2) Surat perintah DC kepada Fasilitator atau perihal pembebas tugasan
sementara atau tetap bekerja sampai akhir bulan.
3) Penundaan pembayaran Gaji dan Biaya Operasional (BOP) Fasilitator
dimaksud untuk bulan berjalan.
4) Fasilitator dibebas tugaskan dalam jangka waktu satu bulan berikutnya.
c. Balai Prasarana Permukiman Wilayah memerintahkan manajemen FAS untuk
menerbitkan surat kepada Fasilitator yang melanggar kode etik yang memuat:
1) Pemberitahuan pelanggaran kode etik yang dilakukan dan permintaan
klarifikasi kepada Fasilitator apakah yang bersangkutan akan meminta diadakannya Rapat
Klarifikasi
2) Mempertegas keputusan DC perihal pembebas tugasan sementara atau tetap
bekerja sampai akhir bulan
3) Penundaan pembayaran untuk bulan berjalan
4) Membebas tugaskan Fasilitator dimaksud selama satu bulan berikutnya.
d. Apabila sampai dengan 10 (sepuluh) hari kalender sejak ditetapkannya Surat dari
Manajemen FAS sebagaimana dimaksud butir (c) di atas tidak ada permintaan Rapat
Klarifikasi dari Fasilitator maka Manajemen FAS berkewajiban melakukan PHK.
e. Fasilitator yang dituduh melanggar kode etik berhak meminta kepada Manajemen
FAS perihal Rapat Klarifikasi dalam kurun waktu paling lama 10 hari kalender sejak
ditetapkannya surat Balai Prasarana Permukiman Wilayah sebagaimana disebut dalam butir
(d) di atas.
f. Jika ada permintaan Fasilitator untuk mengadakan Rapat Klarifikasi, maka
Manajemen FAS mengajukan permohonan kepada Balai Prasarana Permukiman Wilayah
untuk memfasilitasi Rapat Klarifikasi.
g. Balai Prasarana Permukiman Wilayah memerintahkan PC menyelenggarakan Rapat
Klarifikasi yang dihadiri Balai Prasarana Permukiman Wilayah, Manajemen FAS, ROMS dan
Fasilitator yang bersangkutan. Hasil Rapat Klarifikasi dituangkan kedalam Berita Acara yang
ditandatangani semua peserta rapat.
h. Manajemen FAS diwajibkan memulihkan hak-hak Fasilitator apabila hasil Rapat
Klarifikasi menyatakan Fasilitator bersangkutan tidak bersalah. Fasilitator yang bersangkutan
wajib dimobilisasi kembali ke lokasi tugas paling lambat tanggal 1 (satu) pada bulan
berikutnya.

PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB )


17
EVALUASI KINERJA FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS
PAMSIMAS

i. Apabila Fasilitator bersangkutan dinyatakan bersalah berdasarkan hasil Rapat


Klarifikasi maka PC harus memberikan rekomendasi tertulis kepada Balai Prasarana
Permukiman Wilayah hal-hal berikut:
1) Pemberitahuan hasil Rapat Klarifikasi bahwa Fasilitator yang bersangkutan
terbukti melakukan Pelanggaran Kode Etik yang disertai Berita Acara Rapat Klarifikasi, bukti-
bukti dan dokumen pendukung lainnya.
2) Rekomendasi PHK terhadap Fasilitator yang melakukan pelanggaran kode etik
yang dilampiri pertimbangan legal dan rasional sebagai dasar dilakukannya PHK terhadap
Fasilitator yang melanggar kode etik
3) Karena PC dan DC dapat menghentikan sementara Fasilitator dari penugasan
maka perhitungan Gaji dan/atau tunjangan bulan berjalan yang harus dibayarkan oleh
Manajemen FAS kepada Fasilitator yang melanggar kode etik diatur sebagai berikut:
a) Fasilitator yang bersangkutan akan tetap mendapatkan Gaji dan Biaya
Operasional (BOP) apabila dalam satu bulan masih dapat melaksanakan tugas selama
minimal 15 hari kerja.
b) Fasilitator yang bersangkutan akan mendapatkan Gaji apabila dalam satu
bulan hanya memenuhi 6 sampai dengan 14 hari kerja
c) Fasilitator yang bersangkutan tidak akan mendapatkan Gaji dan
tunjangan apabila dalam satu bulan tidak memenuhi minimal 5 hari kerja
4) Jika Fasilitator tidak terkait penyimpangan keuangan maka jumlah Gaji serta
tunjangan tetap dibayarkan tanpa diminta kembali
5) Jika Fasilitator terlibat dalam penyimpangan keuangan maka jumlah Gaji serta
tunjangan tetap dibayarkan tetapi diminta kembali untuk digunakan sebagai ganti rugi atas
dana yang telah disimpangkannya
j. Keputusan Rapat Klarifikasi bersifat final sehingga Balai Prasarana Permukiman
Wilayah wajib memerintahkan Manajemen FAS untuk menindaklanjuti dengan melakukan
PHK terhadap Fasilitator yang terbukti bersalah dengan menerbitkan Surat PHK yang
dilampiri Berita Acara Rapat Klarifikasi, serta bukti dan dokumen pendukung lainnya.

12. PENGUNDURAN DIRI

Setiap Fasilitator Program Pamsimas berhak memutuskan kontrak kerja dengan


mengundurkan diri dari Program Pamsimas. Prosedur Pengunduran Diri Fasilitator diatur
sebagai berikut:

1. Fasilitator harus menyampaikan surat permohonan pengunduran diri kepada


Manajemen FAS dengan ditembuskan kepada Balai Prasarana Permukiman Wilayah, PC
ROMS minimal, DPMU, dan DC satu bulan sebelum pengunduran diri dilaksanakan.

PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB )


18
EVALUASI KINERJA FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS
PAMSIMAS

2. PC memverifikasi usulan pengunduran diri dimaksud dan hasilnya disampaikan


kepada Balai Prasarana Permukiman Wilayah dan ditembuskan kepada FAS.
3. Fasilitator yang bersangkutan harus tetap berada dilokasi tugas selama menunggu
proses persetujuan dari FAS.
4. Fasilitator yang mengundurkan diri wajib melakukan serah terima berkas dan atau
pekerjaan kepada Fasilitator pengganti atau kepada D C (jika tenaga pengganti belum ada).
5. Apabila DC mensyaratkan kepada Fasilitator untuk menyelesaikan kewajibannya
terlebih dahulu maka yang bersangkutan tidak dapat meninggalkan lokasi tugas sebelum
kewajibannya diselesaikan.
6. Balai Prasarana Permukiman Wilayah dapat memberikan surat perintah kepada
Manajemen FAS untuk menunda pembayaran atas Gaji dan tunjangan apabila Fasilitator yang
bersangkutan belum menyelesaikan kewajiban yang dipersyaratkan tersebut.
7. Manajemen FAS berkewajiban mengeluarkan surat persetujuan Pengunduran Diri
kepada Fasilitator yang mentaati tata tertib pengunduran diri dan melaporkannya kepada
Balai Prasarana Permukiman Wilayah dan ditembuskan kepada PC ROMS.
8. Manajemen FAS berkewajiban mengeluarkan surat PHK apabila Fasilitator yang
mengajukan pengunduran diri tidak mentaati tata tertib pengunduran diri yang sudah
ditetapkan melaporkannya kepada Balai Prasarana Permukiman Wilayah dan ditembuskan
kepada PC ROMS.

13. DEMOBILISASI

Demobilisasi adalah sebuah bentuk PHK yang disebabkan oleh berkurangnya lokasi
program atau berakhirnya pelaksanaan program. Prosedur demobilisasi diatur sebagai
berikut:

1. Demobilisasi yang disebabkan berakhirnya program Pamsimas secara nasional


diberlakukan kepada setiap Fasilitator Program Pamsimas tanpa pengecualian.
2. Fasilitator yang didemobilisasi dikarenakan berkurangnya lokasi desa dampingan,
ditetapkan berdasarkan Berita Acara Evaluasi Kinerja Tigabulanan yaitu rangking terendah
mendapat prioritas untuk didemobilisasi terlebih dahulu.
3. Balai Prasarana Permukiman Wilayah menerbitkan surat perintah yang ditujukan
kepada Manajemen FAS untuk menerbitkan surat PHK.

PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB )


19
EVALUASI KINERJA FASILITATOR PROGRAM PAMSIMAS

Anda mungkin juga menyukai