DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
1. LATAR BELAKANG..................................................................................................... 1
2. TUJUAN...................................................................................................................... 2
3. HUBUNGAN DENGAN POB TERKAIT....................................................................... 2
4. PENGGUNA POB....................................................................................................... 2
5. STANDAR NORMA FASILITATOR............................................................................. 3
A. Tata Perilaku (Code of Conduct) Fasilitator Program Pamsimas III...................... 3
B. Etika Profesi Fasilitator......................................................................................... 4
C. Kode Etik Fasilitator Program Pamsimas.............................................................. 6
6. MOBILISASI FASILITATOR........................................................................................ 7
A. Mobilisasi Fasilitator Hasil Seleksi Aktif................................................................ 7
B. Mobilisasi Fasilitator Cadangan............................................................................ 8
7. HARI DAN JAM KERJA FASILITATOR....................................................................... 8
8. HARI LIBUR DAN CUTI.............................................................................................. 9
A. Hari Libur Nasional............................................................................................... 9
B. Cuti Tahunan........................................................................................................ 9
C. Cuti Sakit............................................................................................................ 10
D. Cuti Melahirkan................................................................................................... 11
E. Cuti Ibadah Haji.................................................................................................. 12
9. RELOKASI................................................................................................................ 12
A. Prinsip-Prinsip Relokasi...................................................................................... 12
B. Prosedur Relokasi.............................................................................................. 12
10. PEMBERIAN SURAT PERINGATAN........................................................................ 13
11. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)............................................................... 14
A. Prinsip – Prinsip PHK......................................................................................... 14
B. PHK terhadap Fasilitator karena Pelanggaran terhadap Kontrak Kerja dan
Code of Conduct................................................................................................ 15
C. PHK terhadap Fasilitator Karena Kinerja Rendah............................................... 16
D. PHK terhadap Fasilitator Karena Pelanggaran Kode Etik................................... 16
12. PENGUNDURAN DIRI.............................................................................................. 18
13. DEMOBILISASI......................................................................................................... 19
1. LATAR BELAKANG
Mulai tahun anggaran 2016 Program Pamsimas memasuki era Pamsimas III sebagai
kelanjutan dari Pamsimas I dan Pamsimas II. Jumlah target lokasi sasaran sebanyak
15.000 desa baru dan 12.000 desa lama yang tersebar di 396 kabupaten pada 33
provinsi. Program Pamsimas bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan di wilayah perdesaan dan peri-
urban.
Dengan jumlah Fasilitator sebanyak hampir 5.000 orang memerlukan adanya pedoman
dalam pengaturan dan pengelolaan Fasilitator yang dijadikan sebagai rujukan oleh para
pihak dalam pelaksanaan Program Pamsimas. Di samping itu, Pengaturan pengelolaan
Fasilitator menjadi salah satu syarat penting agar pelaksanaan Program Pamsimas dapat
terselenggara secara efektif dan efisien. Pengaturan pengelolaan Fasilitator ini meliputi
standar norma fasilitator, mobilisasi Fasilitator, hari dan jam kerja, hari libur dan cuti,
relokasi, pemberian surat peringtan, pemutusan hubungan kerja, pengunduran diri dan
demobilisasi. Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah melalui Satker Pelaksanaan
Prasarana Permukiman/PPK Tata Laksana Provinsi bersama dengan ROMS dan
Facilitator Administration Services (FAS) berkewajiban mengelola Fasilitator secara ketat
dan berdisiplin agar pelaksanaan Program Pamsimas di lapangan berjalan optimal.
2. TUJUAN
POB Pengelolaan Fasilitator Program Pamsimas merupakan panduan bagi para pihak
dalam pengelolaan Fasilitator dan memiliki keterkaitan dengan POB lainnya yaitu: (1)
POB Evaluasi Kinerja Fasilitator Program Pamsimas khususnya pada bagian pembinaan
dan tindakan koreksi, sanksi, serta sanksi khusus, dan (2) POB Pengadaan Fasilitator
Tambahan/Pengganti Program Pamsimas III.
4. PENGGUNA POB
Pengguna POB dan manfaat masing-masing dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Pengguna Manfaat
Fasilitator (FM CD, FM WSS dan FS) Sebagai acuan dalam melakukan tugas pendampingan masyarakat dalam
Program Pamsimas III.
District Coordinator (DC) dan Co Sebagai pedoman dalam melakukan pengendalian pelaksanaan tugas
DC/DFMA Fasilitator dalam pendampingan masyarakat di lapangan.
DPMU dan Satker Kabupaten Sebagai pedoman dalam melakukan pengendalian pelaksanaan tugas
Fasilitator dalam pendampingan masyarakat di lapangan.
Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sebagai pedoman dalam melakukan pengendalian pelaksanaan tugas
dan PPMU Fasilitator dalam pendampingan masyarakat di lapangan.
Fasilitator dituntut memiliki integritas moral berupa perilaku yang baik sehingga dirinya
layak dipercaya oleh masyarakat dan dapat dijadikan panutan dalam merealisasikan
prinsip-prinsip program. Agar perilaku Fasilitator dapat dibina dan dikendalikan sesuai
norma moral maka di dalam Program Pamsimas secara khusus ditetapkan standar norma
fasilitator yang meliputi: 1) Tata Perilaku (Code of Conduct), 2) Etika Profesi, dan 3) Kode
Etik yang ditulis secara sistematik sesuai prinsip prinsip moral yang berlaku di Indonesia.
Standar norma ini merupakan alat kendali diri bagi Fasilitator dalam melakukan pekerjaan
secara profesional sebagai Fasilitator program Pamsimas. Acuan standarisasi perilaku
Fasilitator yang diberlakukan dalam Program Pamsimas adalah ketiga standar norma
dimaksud, sehingga pada saat dibutuhkan aturan normatif ini akan difungsikan sebagai
alat untuk untuk memberikan penilaian segala macam tindakan yang secara logika-
rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik.
Fasilitator harus tunduk dan patuh terhadap Hukum, Peraturan, dan Adat Istiadat
yang berlaku, sehingga dalam hal ini tidak diperbolehkan untuk melakukan kegiatan
atau berpartisipasi dalam kegiatan yang melawan hukum, peraturan serta adat
istiadat masyarakat setempat yang akan berpengaruh buruk terhadap citra dirinya
sebagai Pendamping Masyarakat.
Data pribadi Fasilitator yang diberikan kepada PIHAK PEMBERI KERJA harus
benar dan dijamin kebenarannya sehingga secara yuridis tidak merugikan Pihak
Pemberi Kerja.
Setiap Fasilitator, dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, harus selalu
mengacu pada pedoman dan panduan yang digariskan program PAMSIMAS serta
melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Konflik kepentingan pribadi baik
yang menyangkut keuangan maupun proses pelaksanaan tugas harus dihindarkan.
Setiap Fasilitator harus menjalankan tugas dan tanggung jawabnya serta berada
di lokasi tugas secara purna waktu sedemikian rupa sehingga tidak ada keluhan
dari masyarakat atau pihak terkait tentang sulitnya melakukan pertemuan dan
koordinasi.
- Permintaan data dan informasi yang dibutuhkan oleh pihak pemberi kerja harus
secepat mungkin dipenuhi.
- Laporan dan data harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan
g. Jabatan Publik
Setiap Fasilitator harus bersikap netral dan tidak menggunakan jabatan untuk
kepentingan Pemilihan Kepala Daerah, Pemilihan Legislatif, dan Pemilihan
Presiden.
i. Fitnah, Hasutan, Propaganda Negatif
c. Tidak manipulatif: Fasilitator dengan posisi dan segala kompetensi yang dimiliki
tidak diperbolehkan melakukan manipulasi, karena akan berdampak terhadap kepercayaan
masyarakat pada Program Pamsimas . Fasilitator tidak berhak memaksakan kehendaknya
atau mengambil keputusan – walaupun masyarakat tidak tahu..
d. Konsisten dalam pemberian masukan dan informasi: Fasilitator yang tidak
konsisten akan membingungkan orang, lebih baik berpikir sederhana agar konsisten.
e. Membantu masyarakat berpikir secara logis, melihat asumsi: Satu hal yang
membantu masyarakat dalam jangka panjang adalah peningkatan daya pikirnya, disebabkan
fasilitator selalu mengajak mereka berpikir dan mendorong mereka untuk melihat dan
mempertimbangkan kembali asumsi-asumsi yang digunakan. Dengan kebiasaan ini,
masyarakat akan lebih mandiri.
f. Membantu masyarakat melihat dari perspektif lain, menambah alternatif: Kedua
kebiasaan ini juga membantu masyarakat berpikir sendiri. Masyarakat diajak melihat suatu
keadaan dari pandangan orang lain, karena dengan perspektif itu banyak asumsi dapat
dipertanyakan. Kemudian jika sudah biasa membangkitkan alternatif, masyarakat dapat
menentukan alternatif pilihan yang terbaik untuk mereka dan bertanggung jawab atas pilihan
tersebut.
g. Memberi umpan balik kepada masyarakat, walaupun kurang disenangi:
Fasilitator harus memberikan umpan balik untuk hal-hal yang perlu dikoreksi terkait dengan
pelaksanaan Program ataupun kegiatan. Orang yang dikoreksi mungkin kurang senang
dikoreksi, tetapi harus dilakukan. Hanya dilakukan secara terpisah
– jangan di depan banyak orang atau dengan komentar yang menilai orangnya,
karena yang dinilai adalah kegiatan yang dilakukan.
h. Tidak membohongi: Kalau membohongi masyarakat, pasti akan diketahui dan tidak
bisa bekerja bersama mereka lagi.
i. Tidak menjelekkan program lain, konsultan lain, atau atasan proyek di depan
masyarakat: Orang akan menganggap Fasilitator menjelekkan mereka kalau sedang ada di
tempat lain, karena kebiasaan mengucapkan hal-hal negatif. Masyarakat menilai hal ini tidak
etis.
j. Menghormati tokoh/penguasa setempat dengan tulus: Tokoh masyarakat adalah
seseorang yang dihormati banyak orang di desa. Apabila mereka mau membantu fasilitator,
maka tugas-tugas pendampingan akan lebih efektif. Sebaliknya, apabila mereka kurang
setuju, mereka harus diajak berdialog sampai memahami pandangan Fasilitator. Fasilitator:
(1) tidak boleh “pura-pura” menghormati karena itu adalah semacam manipulasi; (2)
menghormati tidak berarti harus sependapat. Fasilitator boleh memiliki pendapat yang lain,
tetapi tetap menghormati.
k. Menghormati pengalaman dan kemampuan orang lain: Pasti ada banyak orang di
desa yang memiliki pengalaman dan kemampuan. Orang itu dicari dan dimanfaatkan
potensinya, dan mereka bisa membantu fasilitator mengubah pola pikir orang lain.
Masyarakat juga harus didorong untuk menemukan dan
c. Bertindak sebagai suplier bahan dan alat, menunjuk salah satu suplier, atau
berfungsi sebagai perantara, merekayasa proses pengadaan baik aspek administrasi maupun
teknis;
d. Bertindak sebagai juru bayar atau merekayasa pembayaran atau administrasi atas
nama KKM, Satlak, atau kelompok masyarakat;
f. Meminjam dana Program Pamsimas dengan alasan apapun baik atas nama pribadi,
keluarga, atau kelompok;
g. Menyimpan arsip untuk keperluan pribadi, Memalsukan arsip, tanda tangan, atau
laporan yang merugikan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung;
h. Dengan sengaja mengurangi kualitas atau kuantitas pekerjaan dalam upaya untuk
mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok;
i. Dengan sengaja atau tidak sengaja membiarkan, tidak melaporkan, atau menutupi
proses penyimpangan yang terjadi;
j. Melakukan pekerjaan atau terikat kontrak untuk pekerjaan lain (di luar Program
Pamsimas).
k. Menjadi pengurus partai politik dan sebagai calon legislatif yang ditetapkan oleh
instansi yang berwenang serta terlibat dalam Tim Sukses dalam Pilkada dan Legislatif.
6. MOBILISASI FASILITATOR
Fasilitator hasil seleksi aktif dimobilisasi untuk mengisi posisi kosong sebagai tindak lanjut
tambahan lokasi baru atau pengisian posisi kosong untuk setiap jenis Fasilitator. Prosedur
mobilisasi Fasilitator hasil seleksi aktif adalah sebagai berikut:
2) Usulan Penempatan Fasilitator Baru yang telah disetujui oleh Balai Prasarana
Permukiman Wilayah akan menjadi dasar penyusunan Daftar Penempatan Fasilitator hasil
seleksi aktif.
d. PC menyusun Daftar Penempatan Fasilitator untuk diajukan kepada Balai Prasarana
Permukiman Wilayah untuk ditetapkan.
e. Balai Prasarana Permukiman Wilayah mengajukan daftar nama Fasilitator yang akan
ditetapkan kepada Satker PAMBM untuk meminta persetujuan melakukan penetapan
fasilitator.
f. Berdasarkan surat persetujuan penetapan fasilitator dari Sakter PAMBM, Balai
Prasarana Permukiman Wilayah menerbitkan Surat Penetapan Fasilitator.
g. Surat Penetapan Fasilitator menjadi dasar bagi FAS dalam menyusun Kontrak Kerja,
dan Surat Perintah Tugas (SPT)/SPT Sementara. Fasilitator yang dimobilisasi ke lokasi tugas
diwajibkan membawa Kontrak Kerja dan SPT/SPT Sementara.
a. Hari libur nasional adalah hari libur yang ditetapkan melalui peraturan pemerintah.
b. Hari libur nasional tidak diperhitungkan sebagai hari kerja.
c. Jika dalam satu minggu terdapat ada 2 hari libur nasional (termasuk hari minggu),
maka hari kerja fasilitator dalam minggu tersebut menjadi 5 hari kerja.
B. Cuti Tahunan
a. Setiap Fasilitator yang telah memiliki masa kontrak kerja 12 bulan atau lebih di
Program Pamsimas berhak atas cuti tahunan. Dengan demikian, terhadap Fasilitator yang
bersangkutan berhak untuk meninggalkan tugas dengan tetap memperoleh hak atas
pembayaran Gaji dan tunjangan.
b. Setiap Fasilitator berhak mengambil Cuti Tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja.
Apabila seorang Fasilitator pada tahun anggaran berjalan mempergunakan kurang dari 12
hari kerja hak cuti tahunan, maka sisa hari dari hak cuti tahunan Fasilitator bersangkutan
pada tahun anggaran berikutnya dianggap gugur atau hilang.
c. Segala bentuk izin meninggalkan tugas dengan alasan lain diluar sakit dengan
keterangan dokter (maksimal 5 hari) dapat dikonversikan dengan perhitungan jumlah hari cuti
tahunan. Konversi dilakukan dengan cara mencatatkan pada Timesheet setiap bulan
berjalan.
d. Prosedur pengajuan cuti tahunan adalah sebagai berikut:
1) Fasilitator mengajukan permohonan cuti secara tertulis kepada Manajemen
Facilitator Administration Services (FAS) dengan tembusan kepada District Coordinator (DC),
Provincial Coordinator (PC) dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah sekurang-kurangnya
14 hari kerja sebelum pelaksanaan ijin cuti tahunan.
2) Manajemen FAS akan menerbitkan surat persetujuan atau surat penolakan cuti
setelah mempertimbangkan rekomendasi District Coordinator (DC) dari Fasilitator
bersangkutan dan berdasarkan izin dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah.
C. Cuti Sakit
1) Fasilitator yang sakit mengajukan permohonan cuti sakit secara tertulis paling
lambat 1 hari setelah tidak hadir di lokasi tugas kepada manajemen Facilitator Administration
Services (FAS) dengan tembusan kepada District Coordinator (DC), Provincial Coordinator
(PC) dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah.
2) Setiap surat ijin cuti sakit harus dilampiri surat keterangan dokter.
3) Manajemen FAS wajib menerbitkan surat persetujuan terhadap ijin cuti sakit
apabila dapat dibuktikan surat keterangan dokter adalah benar adanya.
4) Pengajuan perpanjangan ijin cuti sakit dengan menggunakan cuti tahunan
diajukan paling lambat 1 (satu) hari menjelang ijin cuti sakit berakhir.
5) Manajemen FAS menerbitkan surat persetujuan tambahan ijin cuti sakit apabila
dapat dibuktikan surat keterangan dokter adalah benar adanya, dan dapat dibuktikan
Fasilitator yang bersangkutan masih memiliki sisa cuti tahunan.
6) Manajemen FAS menerbitkan surat persetujuan tambahan ijin cuti sakit tanpa
pemberian Gaji dan tunjangan selama 1 (satu) bulan apabila dapat dibuktikan bahwa
Fasilitator yang bersangkutan tidak memiliki sisa cuti tahunan dan berdasarkan surat
keterangan dokter/rumah sakit dinyatakan Fasilitator bersangkutan harus dirawat atau
dibebaskan tugas dan pekerjaan.
D. Cuti Melahirkan
Setiap Fasilitator Perempuan berhak atas Cuti Melahirkan maksimal 3 (tiga) bulan
berturut-turut mulai dari pra maupun pasca melahirkan. Fasilitator yang bersangkutan
tetap memperoleh hak atas pembayaran Gaji tanpa Biaya Operasional (BOP). Prosedur
cuti melahirkan adalah sebagai berikut:
Fasilitator yang mengajukan Cuti Ibadah Haji wajib menggunakan cuti tahunannya
secara penuh yaitu 12 (duabelas) hari, dan diberi dispensasi tambahan cuti tambahan
selama 1 (satu) bulan tanpa menerima Gaji dan Biaya Operasional (BOP). Prosedur
pengajuan Cuti Ibadah Haji adalah sebagai berikut:
9. RELOKASI
A. Prinsip-Prinsip Relokasi
1) Relokasi Fasilitator Masyarakat (FM CD dan FM WSS) serta Fasilitator Senior (FS)
hanya bisa dilakukan dalam Provinsi yang sama.
2) Relokasi dilakukan terhadap Fasilitator Masyarakat (FM CD dan FM WSS) serta
Fasilitator Senior (FS) dapat dilakukan dengan pertimbangan:
a) analisis kebutuhan program, atau
b) pertimbangan khusus (konflik antar pelaku, masyarakat atau permintaan
sendiri).
3) Relokasi dilakukan dengan tujuan untuk peningkatan kinerja program Pamsimas
B. Prosedur Relokasi
Pemberian Surat Peringatan (SP) merupakan bagian dari pemberian sanksi terhadap
Fasilitator yang memiliki kinerja kurang atau melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan Program Pamsimas atau perjanjian kerja
bersama. Pada dasarnya tujuan utama dari pemberian surat peringatan adalah agar
Fasilitator yang memiliki kinerja Kurang dapat meningkatkan kinerjanya atau bagi
Fasilitator yang melakukan pelanggaran dapat memperbaiki diri sehingga bekerja sesuai
dengan ketentuan.
2) Surat Peringatan yang diberikan oleh Manajemen FAS kepada Fasilitator yang
berkinerja Kurang atau melakukan pelanggaran dengan memperhatikan rekomendasi tertulis
beserta bukti-bukti pendukung yang disampaikan oleh pihak-pihak terkait, dengan pengaturan
sebagai berikut:
4) Dalam hal surat peringatan diterbitkan secara berurutan maka surat peringatan
pertama berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) bulan.
8) Dalam hal jangka waktu 1 (satu) bulan sejak diterbitkannya surat peringatan sudah
terlampaui, maka apabila Fasilitator yang bersangkutan melakukan pelanggaran maka surat
peringatan yang diterbitkan oleh manajemen FAS adalah kembali sebagai peringatan
pertama, kedua, ketiga sesuai besar kecilnya pelanggaran yang dilakukan Fasilitator
Manajemen FAS sebagai Pihak Pertama dalam kontrak kerja Fasilitator wajib melakukan
PHK jika Fasilitator dinyatakan bersalah karena melanggar ketentuan yang diatur dalam
perjanjian kerja, peraturan Program Pamsimas atau perjanjian kerja bersama sebagai
berikut:
a. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dilakukan oleh Manajemen Facilitator
Administration Services (FAS) atas perintah dari Balai Prasarana Permukiman
Wilayah.
b. Pelanggaran terhadap perjanjian kontrak kerja yang diputuskan secara sepihak oleh
Manajemen FAS selaku Pihak Pertama terhadap Fasilitator sebagai Pihak Kedua
berdasarkan ditemukannya alat bukti yang sah dan meyakinkan.
c. Pelanggaran terhadap Tata Perilaku (Code of Conduct) yang diputuskan secara
sepihak oleh Manajemen FAS selaku Pihak Pertama terhadap Fasilitator sebagai Pihak
Kedua berdasarkan ditemukannya alat bukti yang sah dan meyakinkan.
d. Sanksi khusus diberlakukan bilamana fasilitator secara sengaja dan terbukti telah
melakukan pelanggaran yang dikategorikan berat dapat langsung dilakukan pemutusan
hubungan kerja tanpa melalui proses pemberian surat peringatan
harus dibayarkan oleh Manajemen FAS kepada Fasilitator yang akan dikenai
PHK diatur sebagai berikut:
a) Fasilitator yang bersangkutan akan tetap mendapatkan Gaji dan Biaya
Operasional (BOP) apabila dalam satu bulan masih dapat melaksanakan tugas selama
minimal 15 hari kerja.
b) Fasilitator yang bersangkutan akan mendapatkan Gaji saja apabila dalam
satu bulan hanya memenuhi 6 sampai dengan 14 hari kerja
c) Fasilitator yang bersangkutan tidak akan mendapatkan Gaji dan Biaya
Operasional (BOP) apabila dalam satu bulan tidak memenuhi minimal 5 hari kerja
c. Balai Prasarana Permukiman Wilayah menerbitkan surat Perintah yang ditujukan
kepada Manajemen FAS untuk melakukan PHK kepada Fasilitator yang terbukti melakukan
pelanggaran terhadap kontrak kerja dan code of conduct yang dilampiri bukti-bukti lainnya.
d. Manajemen FAS wajib menerbitkan surat PHK yang dilampiri bukti-bukti pendukung
lainnya.
C. PHK terhadap Fasilitator Karena Kinerja Rendah
a. Fasilitator yang berkinerja “KURANG” sebanyak tiga kali berturut-turut berdasarkan
hasil evaluasi kinerja sebagaimana diatur dalam POB Evaluasi Kinerja Fasilitator.
b. PC memberikan rekomendasi tertulis kepada Balai Prasarana Permukiman Wilayah
untuk melakukan PHK terhadap Fasilitator dimaksud dengan tembusan Manajemen FAS.
c. Berdasarkan surat rekomendasi dari PC, Balai Prasarana Permukiman Wilayah
menerbitkan surat perintah kepada Manajemen FAS untuk melakukan PHK terhadap
Fasilitator yang berdasarkan hasil evaluasi kinerja berkinerja “KURANG” sebanyak tiga kali
berturut – turut.
D. PHK terhadap Fasilitator Karena Pelanggaran Kode Etik.
a. Terhadap indikasi Pelanggaran Kode Etik yang dilakukan Fasilitator dilakukan
investigasi dan tindakan antisipatif sebagai berikut:
1) DC melakukan investigasi awal atas adanya indikasi Pelanggaran Kode Etik
yang dilakukan oleh Fasilitator.
2) Jika Fasilitator terbukti melanggar Kode Etik, DC harus mengambil keputusan
untuk membebas tugaskan sementara atau tetap menugaskan Fasilitator sampai akhir bulan
berjalan. Pertimbangan rasional ini diambil terkait keuntungan dan kerugian dalam
pelaksanaan program.
3) DC harus melaporkan kepada PC perihal Pelanggaran Kode Etik yang
dilakukan Fasilitator beserta langkah antisipatif DC untuk menangani masalah dimaksud.
4) PC menugaskan Provincial Community Development Specialist/Capacity
Building Coordinator (CDS/CBC) untuk melakukan investigasi lebih lanjut terhadap laporan
DC dimaksud.
13. DEMOBILISASI
Demobilisasi adalah sebuah bentuk PHK yang disebabkan oleh berkurangnya lokasi
program atau berakhirnya pelaksanaan program. Prosedur demobilisasi diatur sebagai
berikut: