PERPAJAKAN
Tim Dosen Akuntansi Pajak
Materi #2:
AKUNTANSI PERPAJAKAN
8 Persediaan
9 Aktiva Tetap
• PSAK 30 & 73
Aspek Pajak dan Akuntansi Pajak Leasing
Pokok Bahasan:
• PSAK 30 & 73
SEWA (LEASE) 5
LESSEE
4
Barang modal Barang modal
LESSOR
Uang sewa 2
3
1
Pembelian
Financial Lease
Penjual
LESSEE
4 Barang modal
5
Barang modal
LESSOR
3 2
Angsuran
Hak opsi (pokok+bunga) 1
Kepemilikan
berpindah ke Pembelian
lease
SEWA PEMBIAYAAN (FINANCE LEASE) SESUAI PSAK 30
Klasifikasi sewa sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi didasarkan pada
substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya.
Contoh dari situasi yang secara individual atau gabungan dalam kondisi normal
mengarah kepada sewa yang diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah:
a) Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa;
b) Lessee mempunyai opsi membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan
dengan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal
sewa dapat dipastikan bahwa opsi itu memang akan dilaksanakan;
c) Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara
substansial mendekati nilai wajar aset aset sewaan; dan
d) Aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lessee yang dapat
menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material.
e) Jika lessee dapat membatalkan sewa, maka rugi lessor terkait pembatalan
ditanggung oleh lessee;
f) Laba atau rugi fluktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada lessee
g) Lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan
nilai rental yang secara subtansial lebih rendah dari nilai pasar rental.
Timeline
Adalah
Adalah tanggal yang lebihtanggal
awal saat leasee
mulai berhak
antara tanggal perjanjian sewa untuk
menggunakan aset sewaan.
dan tanggal pihak-pihak
Tanggal
menyatakan komitmen ini merupakan tanggal
terhadap Masa Sewa
pertama
ketentuan-ketentuan pokokkali sewa diakui
(yaitu
sewa. Pada tanggal ini: pengakuan aset,
liabilitas, penghasilan atau
• Sewa diklasifikasikan Umur Manfaat
beban sewa)
sebagai sewa operasi atau
sewa pembiayaan Adalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomik aset yang diharapkan untuk
• Untuk sewa pembiayaan, dikonsumsi oleh entitas, yang dihitung dari mulai awal masa sewa, tanpa dibatasi oleh
jumlah yang diakui pada masa sewa itu sendiri
awal masa sewa ditentukan
Umur Ekonomik
Adalah periode dimana suatu aset diharapkan secara ekonomis dapat digunakan oleh
satu atau lebih pengguna atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan
dapat diperoleh dari aset oleh satu atau lebih pengguna
Indikator Sewa Pembiayaan (Non Akumulatif)
Tidak
Tidak Tidak Tidak Tidak
Pembayaran
Masa sewa
minimum Aset sewaan
Pengalihan Opsi mencakup
mendekati bersifat
Kepemilikan Pembelian umur
nilai wajar spesifik
ekonomik
aset
Ya Ya Ya Ya Ya
Sewa Pembiayaan
Indikator Tambahan
1. Jika lessee dapat membatalkan sewa, maka rugi lessor yang terkait dengan pembatalan
ditanggung oleh lessee
2. Laba atau rugi dari fluktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada lessee
3. Lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan nilai rental
yang secara substansial lebih rendah dari nilai rental pasar.
KOMERSIAL
Pengakuan Sewa Pembiayaan
Oleh Lessee
1. Pada awal masa sewa, Lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan
posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa
minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.
2. Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai
aset.
Pengukuran Selanjutnya
Oleh Lessee
1. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan
bagian yang merupakan pelunasan kewajiban
2. Beban keuangan harus dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa
3. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya.
4. Penyusutan untuk aset sewaan harus konsisten dengan aset yang dimiliki sendiri sesuai PSAK 16
atau PSAK 19
KOMERSIAL
Pengakuan Sewa Pembiayaan
Oleh Lessor
1. Pada awal masa sewa, Lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di neraca sebesar
jumlah yang sama dengan investasi sewa neto aset tersebut.
2. Investasi sewa neto adalah investasi sewa bruto yang didiskontokan dengan tingkat bunga implisit
dalam sewa.
KOMERSIAL
Pengakuan Sewa Operasi
Oleh Lessee
1. Pembayaran sewa diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa kecuali
terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang
dinikmati pengguna
KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA
SEWA-GUNA-USAHA DENGAN HAK OPSI SEWA-GUNA-USAHA TANPA HAK
(FINANCE LEASE) OPSI (OPERATING LEASE).
Kegiatan sewa-guna-usaha digolongkan sebagai sewa- Kegiatan sewa-guna-usaha digolongkan
guna-usaha dengan hak opsi apabila memenuhi semua sebagai sewa-guna-usaha tanpa hak opsi
kriteria berikut : apabila memenuhi semua kriteria berikut
1. jumlah pembayaran sewa-guna-usaha selama masa :
sewa-guna-usaha pertama ditambah dengan nilai sisa 1. jumlah pembayaran sewa-guna-usaha
barang modal, harus dapat menutup harga perolehan selama masa sewa-guna-usaha pertama
barang modal dan keuntungan lessor; tidak dapat menutupi harga perolehan
2. masa sewa-guna-usaha ditetapkan sekurang- barang modal yang disewa-guna-
kurangnya 2 (dua) tahun untuk barang modal usahakan ditambah keuntungan yang
Golongan I, 3 (tiga) tahun untuk barang modal diperhitungkan oleh lessor;
Golongan II dan III, dan 7 (tujuh) tahun untuk 2. perjanjian sewa-guna-usaha tidak
Golongan bangunan; memuat ketentuan mengenai opsi bagi
3. perjanjian sewa-guna-usaha memuat ketentuan lessee.
mengenai opsi bagi lessee.
Sewa-guna-usaha Dengan Hak Opsi
KMK NOMOR 1169/KMK.01/1991 KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING)
Pembayaran + PPN
Non-Obyek PPN
Non – PPh 23
SUPPLIER/
DEALER
SKEMA PPN ATAS LEASING DENGAN HAK OPSI
BILA BKP BERASAL DARI PERSEDIAAN LESSOR
Obyek PPN
BKP
Non-Obyek PPN
Non – PPh 23
PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI YANG
BERAKHIR MENJADI LEBIH SINGKAT DARI MASA SEWA GUNA
USAHA YANG DISYARATKAN
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-10/PJ.42/1994 jo SE - 129/PJ/2010
Dalam hal terjadi force majeur, maka Pajak Masukan yang telah
dikreditkan oleh lessee tidak wajib dibayar kembali oleh lessee.
Apabila barang tersebut diasuransikan dan penggantian asuransi
berupa uang tunai, maka Pajak Masukan yang telah dikreditkan
oleh lessee wajib dibayar kembali, kecuali penggantian asuransi
tersebut berupa barang modal baru atau bagian barang modal
baru, maka Pajak Masukan yang telah dikreditkan dari barang
modal lama tidak wajib dibayar kembali dan Pajak Masukan dari
barang modal baru atau bagian dari barang modal baru tersebut
tidak dapat dikreditkan.
Sewa-guna-usaha Dengan Hak Opsi
(SE - 10/PJ.42/1994 jo SE-129/PJ/2010)
Lessee
Lessee Lessor
Lessor
1.1. Seluruh
Seluruh pembayaran
pembayaran sewa
sewa guna
guna usaha
usaha yang
yang
1.1. Lessee
Lessee tidak
tidak boleh
boleh melakukan
melakukan diterima atau diperoleh merupakan obyek
diterima atau diperoleh merupakan obyek
penyusutan
penyusutan atas barang modal yang
atas barang modal PPh
yang PPhpasal23.
pasal23.
disewa-guna-usahakan.
disewa-guna-usahakan. 2.2. Berhak
Berhak menyusutkan
menyusutkan barang
barang yang
yang disewa-
disewa-
2.2. Pembayaran
Pembayaran sewa
sewa guna
guna usaha
usaha yang guna-usahakan
yang guna-usahakan dimulai
dimulai pada
pada tahun
tahun pajak
pajak
dibayarkan atau yang terutang adalah
dibayarkan atau yang terutang adalah barang modal yang bersangkutan disewa-
barang modal yang bersangkutan disewa-
biaya
biaya yang
yang dapat
dapat dikurangkan
dikurangkan dari
dari guna-usahakan
guna-usahakan
penghasilan bruto.
penghasilan bruto. 3.3. Lessor
Lessor tidak
tidak diperkenankan
diperkenankan membentuk
membentuk
3.3. Lesse
Lesse memotong
memotong PPh
PPh Pasal
Pasal 23
23 setiap cadangan
setiap cadanganpenghapusan
penghapusanpiutang
piutangragu-ragu.
ragu-ragu.
kali membayar sewa kepada
kali membayar sewa kepada LessorLessor
dengan 4.4. Lessor
Lessor memungut
memungut pajak
pajak pertambahan
pertambahan nilai
nilai
dengandasar
dasarperhitungan
perhitunganpemotongan
pemotongan nilai (PPN) jasa sewa yang diberikan
PPh Pasal 23
PPh Pasal 23 nilai (PPN) jasa sewa yang diberikan
Continued
Continued
31
KOREKSI FISKAL ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI
DALAM SPT TAHUNAN PPh BADAN
• Atas beban penyusutan atau amortisasi aset yang disewa dengan hak opsi
dilakukan koreksi fiskal positif.
• Atas beban bunga yang timbul atas hutang sewa guna usaha dengan hak opsi
dilakukan koreksi fiskal negatif dengan menambah jumlah pembayaran pokok
(principal) hutang sebagai biaya.
• Ilustrasi mengacu pada kasus PT MBR sebelumnya, pada laporan laba rugi tahun
2005 akan terdapat data berikut:
Beban
Beban Bunga Leasing-Hak Opsi 19.019 - 100.980 120.000
Beban amortisasi aset leasing 50.038 50.038 - 0
Pembayaran pokok (principal) hutang
Accounting for Operating Leases—Lessee
Lessor: PT.XYZ, Lesse: PT.ABC
HP Barang modal selain kendaraan = Rp 200.000.000
Jangka waktu operating lease = 20 bulan
Pembayaran per bulan = Rp 8.000.000
PT.XYZ:
Tagihan setiap bulan = Rp 8.000.000
PPN (PM- utk lesse) = Rp 800.000
PT ABC = Rp 8.800.000
Memotong PPh Pasal 23 ( 2% x 8.000.000) = Rp 160.000
Dibayar ke Lessor = Rp 8.640.000
Jurnal PT ABC:
Beban Sewa 8.000.000
PPN-Masukan 800.000
Kas 8.640.000
Hutang PPh Pasal 23 160.000
33
Transaksi Jual dan Sewa Kembali
Sale-Leaseback Transactions
Jika suatu transaksi jual dan sewa balik merupakan sewa operasi dan jelas
transaksi itu terjadi pada nilai wajar, maka laba atau rugi harus diakui segera.
Jika harga jual di bawah nilai wajar, laba atau rugi harus diakui segera, kecuali
rugi tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa di masa depan
yang lebih rendah dari harga pasar, maka rugi tersebut harus ditangguhkan
dan diamortisasi secara proporsional dengan pembayaran sewa selama
periode penggunaan aset tersebut.
Jika harga jual di atas nilai wajar, selisih lebih dari nilai wajar tersebut
ditangguhkan dan diamortisasi selama periode penggunaan aset .
Untuk sewa operasi, jika nilai wajar aset pada transaksi jual dan sewa
kembali lebih rendah daripada nilai tercatatnya, rugi sebesar selisih
antara nilai tercatat dan nilai wajar harus diakui segera.
Ilustrasi Kasus Sale-Leaseback
1
LESSOR LESSE
1. Lesse menjual barang modalnya kepada lessor dalam rangka memperoleh fresh money untuk menyehatkan
likuiditas perusahaaan
2. Penyerahan hak atas harta yang dijual (transaksi sale) termasuk dalam pengertian penyerahan aktiva yang
menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan terutang PPN jika memenuhi syarat Ps.16-D UU PPN
( sebelum 29 Nopember 2010). Sesudah 29 Nopember 2010 atas transaksi sale tsb tidak terutang PPN Pasal
16 D, sepanjang transaksi Sale & Lease back tsb merupakan transaksi leasing dgn hak opsi (finance lease)
menurut aturan perpajakan.
3. Barang modal tersebut kemudian di “lease back” dibawah kondisi sewa guna usaha dengan hak opsi
(finance lease), yang berdasarkan Pasal 4A UU PPN 1984 Jo. Pasal 9 PP No.50/1994, merupakan jasa yang
tidak dikenakan pajak, tetapi untuk transaksi pengalihan harta (transaksi lease back) merupakan
penyerahan BKP yang terutang PPN.
Summary KOMERSIAL
Uraian Sewa Pembiayaan Sewa Operasi
Lessee Lessor Lessee Lessor
Pengakuan Awal Aset Aset (Piutang) - -
Liabilitas
Pengukuran Beban penyusutan Pendapatan sewa Beban sewa Pendapatan sewa
Selanjutnya Beban bunga pembiayaan
Pendapatan bunga
Ketentuan PPh Fiskal
Pembayaran sewa Merupakan biaya yang dapat dikurangkan (kecuali pembebanan atas tanah) Merupakan biaya yang dapat
dikurangkan
PPh Pasal 23 Tidak ada Ada (dipotong lessee)
Lainnya Lessor dapat membentuk cadangan penghapusan piutang ragu-ragu yang dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya sejumlah 2,5% dari rata-rata
saldo awal dan saldo akhir piutang sewa-guna-usaha dengan hak opsi. Piutang sewa-
guna-usaha (Lease Receivable) adalah jumlah seluruh pembayaran sewa-guna-usaha
selama masa sewa-guna-usaha
Ketentuan PPN Fiskal
Apakah ada opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar?
2
Tidak ada opsi pembelian yang ditawarkan
Apakah masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset?
3 Masa sewa adalah 4 tahun dan umur ekonomik mesin adalah 5 tahun, sehingga masa sewa sudah
sebagian besar umur ekonomik mesin
Apakah nilai kini dari jumlah pembayaran sewa secara substansial mendekati nilai wajar aset?
5
Nilai kini pembayaran sewa minimum sama dengan nilai wajar aset
Nilai kini pembayaran sewa minimum sama dengan nilai wajar aset dan Present Value (PV) dari pembayaran sewa minimum sama
dengan nilai wajar aset sewaan
KOMERSIAL
Contoh
a. Pembayaran sewa minimum Rp41,933,445.06,-
b. Faktor nilai kini anuitas due of 1 3,5770969
c. Nilai kini pembayaran sewa minimum (axb) Rp150,000,000,-
d. Nilai wajar aset Rp150,000,000,- pilih yang
terendah
Sehingga aset sewaan dan liabilitas yang diakui PT XYZ sebesar Rp150,000,000,-
Contoh Tabel Penghitungan Nilai Kini
2/1/2017
Pencatatan di PT B (Lessee)
2/1/2017
31/12/2017
31/12/2018
2 Januari 2017
31/12/2019 Aset sewa pembiayaan Rp. 160.000.000
Liabilitas sewa pembiayaan Rp. 150.000.000
Pencatatan di PT A (Lessor) Rp. 10.000.000
2 Januari 2017 Kas
2 Januari 2017
Piutang sewa pembiayaan Rp. 150.000.000
Liabilitas sewa pembiayaan Rp. 41.933.445
Aset Rp. 150.000.000
Kas Rp. 41.933.445
2 Januari 2017
31 Desember 2017
Kas Rp. 41.933.445
Beban Bunga Rp. 8.645.324
Piutang sewa pembiayaan Rp. 41.933.445
Utang Bunga Rp. 8.645.324
31 Desember 2017 31 Desember 2017
Piutang Bunga Rp. 8.645.324 Beban penyusutan Rp. 40.000.000
Pendapatan sewa pembiayaan Rp. 8.645.324 Akumulasi penyusutan Rp. 40.000.000
-----> Rp. 160.000.000 / 4
Contoh Penyajian
Sewa Pembiayaan Lessor