Anda di halaman 1dari 47

PARAMETER PERENCANAAN

GEOMETRIK JALAN
Beberapa parameter dalam perencanaan
geometrik jalan :
1. Kendaraan rencana
2. Kecepatan rencana
3. Volume & kapasitas jalan
4. Tingkat pelayanan jalan
KENDARAAN RENCANA
Jenis Panjang Lebar Tinggi Depan Jarak Belakang Radius
Kendaraan Total Total Tergantung Gandar Tergantung Putar
Min
Kendaraan 4,7 1,7 2,0 0,8 2,7 1,2 6
penumpang
Truk/bus 12,0 2,5 4,5 1,5 6,5 4,0 12
Tanpa
gandengan
Kombinasi 16,5 2,5 4,0 1,3 4,0 2,2 12
(depan)
9,0
(belakang)
KECEPATAN

Kecepatan :
besaran yang menunjukkan jarak yang
ditempuh kendaraan dibagi waktu tempuh.
Dinyatakan dalam km/jam.
Kecepatan Rencana

Kecepatan rencana :
kecepatan yang dipilih untuk keperluan
perencanaan setiap bagian jalan raya
seperti tikungan, kemiringan jalan, jarak
pandang, dll.
Kecepatan yang dipilih :
kecepatan tertinggi menerus dimana
kendaraan dapat berjalan dengan aman
dan keamanan itu sepenuhnya tergantung
dari bentuk jalan.
Bagian jalan yang perencanaannya
dipengaruhi oleh kecepatan rencana :
* Tikungan
* Kemiringan melintang di tikungan
* Jarak pandangan
* Lebar lajur
* Lebar bahu
* Kebebasan melintang
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
kecepatan rencana :
1. Keadaan medan
Jenis Medan Kemiringan melintang rata-rata
Datar 0 – 9,9%
Perbukitan 10 – 24,9%
Pegunungan ≥ 25,0 %
Dari tabel di atas, bisa diketahui bahwa
kecepatan rencana daerah datar lebih
besar dari daerah perbukitan dan
kecepatan di daerah perbukitan lebih
besar dari daerah pegunungan.
2. Sifat dan tingkat penggunaan daerah
Kecepatan rencana untuk jalan luar kota
akan lebih besar dari jalan perkotaan.
80 km/jam kecepatan rencana tertinggi
untuk jalan tanpa
pengawasan jalan masuk
20 km/jam kecepatan terendah yang
masih mungkin
80 – 100 km/jam kecepatan rencana
untuk jalan tol, dimana
jalan dalam
pengawasan penuh
VOLUME LALU LINTAS

Volume lalu lintas :


jumlah kendaraan yang melintasi satu titik
pengamatan dalam satu satuan waktu
(hari, jam, menit)
Volume lalu lintas yang tinggi membutuhkan
lebar perkerasan jalan yang lebih lebar.
Volume lalu lintas rendah dengan jalan yang
terlalu lebar cenderung membahayakan.
Satuan volume lalu lintas yang umum
digunakan :
* Lalu Lintas Harian Rata-Rata
* Volume Jam Perencanaan
* Kapasitas
Lalu Lintas Harian Rata-Rata

adalah :
volume lalu lintas rata-rata dalam satu
hari.
Ada 2 jenis :
* Lalu Lintas Harian Rata-Rata Tahunan
(LHRT)
* Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR)
LHRT adalah jumlah lalu lintas kendaraan
rata-rata yang melewati satu jalur jalan
selama 24 jam dan diperoleh dari data
selama satu tahun penuh.
Satuan :
smp/hari/2 arah ; kend/hari/2 arah
smp/hari/1 arah ; kend/hari/1 arah
LHR adalah hasil bagi jumlah kendaraan
yang diperoleh selama pengamatan
dengan lamanya pengamatan.
Volume Jam Perencanaan

VJP adalah volume lalu lintas dalam 1 jam


yang digunakan untuk perencanaan.
Kapasitas

Kapasitas adalah jumlah kendaraan


maksimum yang dapat melewati suatu
penampang jalan pada jalur jalan selama
1 jam dengan kondisi serta arus lalu lintas
tertentu.
Perbedaan VJP dan kapasitas :
VJP : jumlah arus lalu lintas yang
direncanakan akan melintasi suatu
penampang jalan selama 1 jam.
Kapasitas : jumlah arus lalu lintas yang
maksimum dapat melewati penampang
tersebut dalam waktu 1 jam sesuai
dengan kondisi jalan.
TINGKAT PELAYANAN JALAN

Tingkat kenyamanan / pelayanan jalan


dapat ditentukan dari nilai perbandingan
antara volume dan kapasitas (V/C) dan
kecepatan

HCM membagi tingkat pelayanan jalan


menjadi 6, yaitu :
Tingkat pelayanan A :
* Arus lalu lintas bebas tanpa hambatan
* Volume dan kepadatan lalu lintas rendah
* Kecepatan kendaraan merupakan pilihan
pengemudi
Tingkat pelayanan B :
* Arus lalu lintas stabil
* Kecepatan mulai dipengaruhi oleh
keadaan lalu lintas, tetapi tetap dapat
dipilih sesuai kehendak pengemudi
Tingkat pelayanan C :
* Arus lalu lintas masih stabil
* Kecepatan perjalanan dan kebebasan
bergerak sudah dipengaruhi oleh
besarnya volume lalu lintas sehingga
pengemudi tidak dapat lagi memilih
kecepatan yang diinginkannya
Tingkat pelayanan D :
* Arus lalu lintas sudah mulai tidak stabil
* Perubahan volume lalu lintas sangat
mempengaruhi besarnya kecepatan
perjalanan
Tingkat pelayanan E :
* Arus lalu lintas sudah tidak stabil
* Volume kira-kira sama dengan kapasitas
* Sering terjadi kemacetan
Tingkat pelayanan F :
* Arus lalu lintas tertahan pada kecepatan
rendah
* Sering kali terjadi kemacetan
* Arus lalu lintas rendah
JARAK PANDANGAN

Jarak pandangan adalah panjang jalan di


depan kendaraan yang masih dapat dilihat
dengan jelas diukur dari titik kedudukan
pengemudi.
Jarak pendangan berguna untuk :
* Menghindarkan terjadinya tabrakan
* Memberi kemungkinan untuk mendahului
* Menambah efisiensi jalan
* Sebagai pedoman bagi pengatur lalu lintas
dalam menempatkan rambu
Dilihat dari kegunaannya, jarak pandangan
dibagi menjadi :
1. Jarak pandangan henti
2. Jarak pandangan menyiap
Jarak Pandangan Henti

Adalah :
jarak yang ditempuh pengemudi untuk
dapat menghentikan kendaraannya.
Jarak pandangan henti minimum :
jarak yang ditempuh pengemudi untuk
menghentikan kendaraan yang bergerak
setelah melihat adanya rintangan pada
lajur jalannya.
Jarak pandangan henti minimum = jarak
yang ditempuh pengemudi selama
menyadari adanya rintangan sampai
menginjak rem + jarak untuk mengerem
Waktu yang dibutuhkan pengemudi dari saat
menyadari adanya rintangan sampai
mengambil keputusan : waktu PIEV
Waktu PIEV : waktu yang dibutuhkan untuk
proses deteksi, pengenalan, dan
pengambilan keputusan.
AASHTO mengambil waktu PIEV = 1,5 detik
Waktu reaksi :
total waktu yang dibutuhkan dari saat
melihat rintangan sampai menginjak rem
Waktu reaksi diambil 2,5 detik

d1 = 0,278 V.t
Jarak mengerem (d2) adalah :
jarak yang ditempuh oleh kendaraan dari
menginjak rem sampai kendaraan itu
berhenti

d2 = V2 / 254 fm
Jadi :
Rumus umum JPH minimum :
d = 0,278 V.t + (V2 / 254 fm)
Untuk jalan berlandai :
d = 0,278 V.t + [V2 / 254 (f ± L)]
Jarak Pandangan Menyiap

Jarak pandangan menyiap :


jarak yang dibutuhkan pengemudi
sehingga dapat melakukan gerakan
menyiap dengan aman dan dapat melihat
kendaraan dari arah depan dengan bebas
Jarak pandangan menyiap standar
d = d 1 + d2 + d 3 + d4

dimana :
d1 = jarak yang ditempuh kendaraan yang
akan menyiap selama waktu reaksi
dan waktu membawa kendaraannya
yang akan membelok ke lajur kanan
d1 = 0,278 t1 [V – m + (at1/2)]

dimana :
t1 = waktu reaksi
= 2,12 + 0,026 V
V = kecepatan rata-rata kendaraan yang
menyiap (= kecepatan rencana)
m = perbedaan kecepatan antara
kendaraan yang menyiap dan yang
disiap = 15 km/jam
a = percepatan rata-rata
= 2,052 + 0,0036 V
d2 = jarak yang ditempuh selama kendaraan
yang menyiap selamaberada pada lajur
kanan
d2 = 0,278 V.t2
dimana :
t2 = waktu dimana kendaraan yang
menyiap berada pada lajur kanan
= 6,56 + 0,048 V
d3 = jarak bebas yang harus ada antara
kendaraan yang menyiap dengan
kendaraan yang berlawanan arah
setelah gerakan menyiap dilakukan
= 30 – 100 m
d4 = jarak yang ditempuh oleh kendaraan
yang berlawanan arah selama 2/3 dari
waktu yang diperlukan oleh kendaraan
yang menyiap berada pada lajur
sebelah kanan
= 2/3 x d2
Jarak pandangan menyiap minimum (dmin)
dmin = 2/3 d2 + d3 + d4

Anda mungkin juga menyukai