b. Jarak mengerem
c. Nilai Perancangan
d p = 0,278v.t
dimana:
dp = jarak persepsi-reaksi (PIEV)(m)
t = waktu (detik)
v = kecepatan (kpj)
b. Jarak Mengerem di daerah datar
dimana:
dB = jarak mengerem, m
V = kecepatan rencana, km/jam
a = tingkat perlambatan, m/det2
c. Nilai Perancangan
SSD = dP + dB
dimana:
SSD = jarak pandangan henti, m
V = kecepatan rencana, km/jam
t = waktu reaksi mengerem, 2,5 det
a = tingkat perlambatan, m/det2
d. Pengaruh Kemiringan pada Jarak Henti
Jarak Pandangan Henti
(AASHTO 2018)
The decision sight distances
for avoidance maneuvers A
and B are determined as:
d 2 = 0,278vt2
dimana:
t2 = waktu menyiap selama berada di jalur lawan (detik)
v = kecepatan kendaraan yang menyiap (km/jam)
Tabel 3.4 Jarak
Pandangan Menyiap
di Jalan 2/2 UD
(AASHTO 2018)
AASHTO 2018
Jarak Pandangan Menyiap
Perlengkapan Jalan:
Langsung:
Wajib (PJLW)
Tidak Wajib (PJLTW)
Tidak langsung (PJTL)
4.1. UMUM
Definisi:
Border Area: daerah antara badan jalan dan rumija yang
melayani berbagai kebutuhan, termasuk, a.l. menyediakan
ruang untuk pemisahan antara pejalan kaki dan pesepeda,
dan kendaraan bermotor; trotoar; atau daerah untuk sinyal
lalu lintas dan meletakkan tanaman.
Cross section: potongan melintang jalan tegak lurus garis
tengah (centerline).
Roadway (Badan Jalan): bagian dari jalan, termasuk bahu
untuk kendaraan. Jalan terbagi mempunyai dua roadway
(lihat Gambar)
Traveled way (Jalur lalu lintas): bagian jalan yang
dipergunakan untuk pergerakan kendaraan, tidak termasuk
bahu dan lajur sepeda, yang secara fisik berupa perkerasan
jalan (lihat Gambar)
4.2 JALUR LALU LINTAS
4.2.1 Jenis Permukaan
4.2.2 Kemiringan Melintang
4.2.2.1 Tingkat kemiringan melintang
4.2.2.2 Pertimbangan cuaca
4.2.2.3 Permukaan tanpa perkerasan
4.2.4 Hydroplaning
4.2.1 Jenis Permukaan
a. Pemilihan Jenis permukaan bergantung pada:
§ Volume lalu lintas dan komposisi;
§ Karakteristik tanah
§ Cuaca
§ Ketersediaan material
§ Konservasi enerji
§ Biaya awal, dan
§ Pemeliharaan tahunan dan biaya pelayanan umur-rencana.
Jalur Lalu
Lintas
(Carriageway)
Jalur Jalan
(Road Way)
Ruang Manfaat Jalan
(RUMAJA)
Ruang Milik Jalan (RUMIJA)
(Right of Way - ROW)
Ruang Pengawasan Jalan (RUWASJA)
(Road Control Area)
BAGIAN-BAGIAN JALAN
5m
x
d a d
b b
c c
1,5 m
= RUMAJA = RUWASJA
= RUMIJA = BANGUNAN
b. Tidak wajib
2) Tidak Wajib:
Lampu penerangan jalan
12.1.1 Wajib: Alat Pengendali Lalu Lintas
Tujuan Pemasangan APLL
• Meningkatkan keselamatan jalan dan
menyediakan pergerakan yang teratur terhadap
pengguna jalan.
• Memberi informasi kepada pengguna jalan tentang
peraturan dan petunjuk yang diperlukan untuk
mencapai arus lalu lintas yang selamat, seragam
dan beroperasi dengan efisien.
1) Rambu Peringatan;
2) Rambu Larangan;
3) Rambu Perintah;
4) Rambu Petunjuk.
Rambu Lalu Lintas
Dapat berupa:
a) Rambu Lalu Lintas konvensional: rambu dengan
bahan yang mampu memantulkan cahaya atau
retro reflektif.
b) Rambu Lalu Lintas elektronik: berupa rambu
yang informasinya dapat diatur secara elektronik.
Overhead Sign
Contoh penempatan dan Tinggi Rambu
B. Marka
Perubahan dalam PM No 67 Tahun 2018, Pasal 1
1. Ketentuan Pasal 16 ayat (2) diubah dan ditambahkan
2 (dua) ayat yakni ayat (3) dan ayat (4) sehingga
berbunyi sebagai berikut: (lihat hal berikut)
2. Diantara Pasal 79 dan Pasal 80 disisipkan 1 (satu) Pasal yakni
Pasal 79A, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Marka membujur pada jalan nasional yang telah dipasang
sebelum Peraturan Menteri ini berlaku dinyatakan tetap
berlaku dan wajib menyesuaikan dalam jangka waktu paling
lama 1 (satu) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.
3. Lampiran Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 34
Tahun 2014 tentang Marka Jalan diubah sehingga menjadi
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
PM No 67 Tahun 2018
PM No 34 Tahun 2014
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 67
Tahun 2018 Pasal 16 ayat (2).
marka berwarna putih dan kuning untuk jalan
nasional, dan
putih untuk jalan selain jalan nasional.
Pengemudi diberi pesan melalui:
Warna Marka:
putih
Kuning
Merah
Hijau
Coklat
Pola Marka:
garis menerus
garis putus-putus
Ketentuan Umum: pengertian
1) Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan
jalan atau di atas permukaan jalan yang meliputi peralatan
atau tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang,
garis serong, serta lambang yang berfungsi untuk
mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah
kepentingan lalu lintas.
2) Marka Membujur adalah Marka Jalan yang sejajar dengan
sumbu jalan.
3) Marka Melintang adalah Marka Jalan yang tegak lurus
terhadap sumbu jalan.
4) Marka Serong adalah Marka Jalan yang membentuk garis
utuh yang tidak termasuk dalam pengertian Marka Membujur
atau Marka Melintang, untuk menyatakan suatu daerah
permukaan jalan yang bukan merupakan jalur lalu lintas
kendaraan.
5) Marka Lambang adalah Marka Jalan berupa panah,
gambar, segitiga, atau tulisan yang dipergunakan untuk
mengulangi maksud rambu lalu lintas atau untuk
memberitahu pengguna jalan yang tidak dapat dinyatakan
dengan rambu lalu lintas.
6) Marka Kotak Kuning adalah Marka Jalan berbentuk segi
empat berwarna kuning yang berfungsi melarang
kendaraan berhenti di suatu area.
7) Jalur adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu
lintas kendaraan.
8) Lajur adalah bagian jalur yang memanjang, dengan atau
tanpa Marka Jalan, yang memiliki lebar cukup untuk
dilewati satu kendaraan bermotor, selain sepeda motor.
9) Pulau Lalu Lintas adalah bagian jalan yang tidak dapat
dilalui oleh kendaraan, dapat berupa Marka Jalan atau
bagian jalan yang ditinggikan (curb).
Marka Jalan berfungsi untuk mengatur lalu lintas,
memperingatkan, atau menuntun pengguna jalan dalam
berlalu lintas.
a. Marka Jalan berwarna putih menyatakan bahwa
pengguna jalan wajib mengikuti perintah atau larangan
sesuai dengan bentuknya.
b. Marka Jalan berwarna kuning menyatakan bahwa
pengguna jalan dilarang berhenti pada area tersebut.
c. Marka Jalan berwarna merah menyatakan keperluan atau
tanda khusus.
d. Marka Jalan warna lainnya yaitu Marka Jalan berwarna
hijau dan coklat, yang menyatakan daerah kepentingan
khusus yang harus dilengkapi dengan rambu dan/atau
petunjuk yang dinyatakan dengan tegas.
Marka kuning di tengah jalan maknanya berbeda
dengan yang ada di pinggiran jalan.
Sebagai contoh, ada marka kuning berbiku
(bergerigi) yang berada di pinggir jalan, yang
bertujuan sebagai larangan berhenti atau larangan
parkir di jalan.
Letak marka kuning ini membujur atau horizontal
di tengah jalan, seperti marka warna putih pada
umumnya.
Contoh pemakaian marka merah untuk RHK
Sepeda Motor
Marka Jalan Berupa Peralatan (1/2)
1) Paku jalan digunakan sebagai reflektor Marka Jalan
khususnya pada keadaan gelap dan malam hari.
2) Paku jalan dibuat dari bahan antara lain:
a. plastik;
b. kaca;
c. baja tahan karat; atau
d. alumunium campur.
3) Paku jalan memiliki ketebalan maksimum 20 (dua
puluh) milimeter di atas permukaan jalan.
4) Paku jalan dilengkapi dengan pemantul cahaya.
Marka Jalan Berupa Peralatan (2/2)
5) Pemantul cahaya harus memenuhi ketentuan:
a. pemantul cahaya berwarna putih digunakan untuk
melengkapi Marka Membujur utuh pada sisi kanan jalan
sesuai dengan arah lalu lintas;
b. pemantul cahaya berwarna kuning digunakan untuk
melengkapi Marka Membujur utuh dan putus-putus
pada pemisah jalur atau lajur lalu lintas; dan
c. pemantul cahaya berwarna merah digunakan untuk
melengkapi Marka Membujur utuh pada sisi kiri jalan
sesuai dengan arah lalu lintas
Paku Jalan berfungsi sebagai reflektor marka jalan khususnya
pada cuaca gelap dan malam hari, dengan pemantul cahaya:
• kuning digunakan untuk pemisah jalur atau lajur lalu lintas.
• merah ditempatkan pada garis batas di sisi jalan.
• putih ditempatkan pada garis batas sisi kanan jalan.
Keterangan : STA contoh penempatan segmen dibatasi antar STA jalan atau dari saluran penghubung
Sumber: Adiwijaya: Modul Perencanaan Drainase Permukaan Jalan.
Keterangan gambar:
l1 ditetapkan dari as jalan sampai bagian tepi perkerasan.
l2 ditetapkan dari tepi perkerasan sampai tepi bahu jalan
l3 tergantung daerah setempat:
- perkotaan (daerah terbangun) + 10 m
- luar kota (rural area) (tergantung topografi) + 100m
dengan pengertian:
C1, C2, C3 : koefisien pengaliran
A1, A2, A3 : luas daerah pengaliran yang diperhitungkan
sesuai dengan kondisi permukaan
fk : faktor limpasan sesuai guna lahan.
7) Waktu konsentrasi (Tc)
dengan pengertian:
Q : debit aliran air (m3/ detik)
C : koefisien pengaliran rata-rata dari C1, C2, C3
I : intensitas curah hujan (mm/jam)
A : luas daerah pengaliran (km2) terdiri atas A1, A2, A3
10) Menentukan penampang saluran
Bentuk Penampang Saluran Memanjang
Penampang Parabolis
Penampang Trapesium
Penampang Segitiga
Penampang 4 Persegi Panjang
Penampang Parabolis