Anda di halaman 1dari 16

JARAK PANDANG

 Jarak Pandang adalah suatu jarak yang diperlukan


oleh seorang pengemudi pada saat mengemudi
sedemikian sehingga jika pengemudi melihat suatu
halangan yang membahayakan, pengemudi dapat
melakukan sesuatu untuk menghidari bahaya
tersebut dengan aman.
 Dibedakan dua Jarak Pandang, yaitu Jarak
Pandang Henti (Jh) dan Jarak Pandang Mendahului
(Jd).

1
 Manfaat jarak pandang:
 Menghindarkan terjadinya tabrakan
 Memberi kemungkinan untuk mendahului kendaraan
lainyang bergerak dengan kecepatan yang lebih
rendah dengan mempergunakan lajur di sebelahnya
 Menambah efisiensi jalan, sehingga volume pelayanan
dapat dicapai semaksimal mungkin
 Sebagai pedoman bagi pengatur lalu-lintas dalam
menempatkan rambu-rambu lalu lintas yang diperlukan
pada setiap segmen jalan.

Perception and reaction time


4

 Perception (tanggapan memahami):


 Proses mengenali suatu rangsangan yang diterima melalui mata, telinga maupun
indera yang lain yang memerlukan penelaahan di otak. Waktu yang dibutuhkan
untuk proses ini disebut waktu tanggapan (perception time).
 Intellection or identification (pengenalan):
 Proses pemikiran yang diterima otak. Proses ini disebut proses pengenalan
(intellection process). Bagi pengemudi yang berpengalaman, proses ini akan
lebih cepat.
 Emotion or decision (emosi atau keputusan):
 Keputusan untuk melakukan respon yang tepat terhadap suatu rangsangan.
Emosi mempengaruhi proses pengambilan keputusan, setelah melalui perception
dan intellection. Emosi dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin.
 Volition or reaction (kemauan atau reaksi):
 Reaksi untuk mengambil suatu tindakan dengan berbagai pertimbangan yang
diambil, seperti: menginjak pedal rem atau membanting setir ke kiri/kanan.
Waktu untuk merespon ini disebut volition time.

2
The Influence Factors on Driver
5

1. Human factors
 Physic factors
 Visual Acuity
 Field of acute vision (3˚-5 ˚)
 Sensitive vision (fairly clear) (10 ˚-12 ˚)
 Peripheral vision (120 ˚-180 ˚)
 Auditory acuity

 Psychological factors
2. Environmental factors:
 tata guna lahan, cuaca, rute perjalanan, karakteristik
aliran lalu-lintas, pejalan kaki, hambatan samping
3. Maksud perjalanan
4. Kecepatan kendaraan

3
Information Information processing/Decision Action

Sumber:: Henriette Wallén Warner, 2007


Sumber
7

Perception:
- visual
- auditory
- tactile

Sumber:: Henriette Wallén Warner, 2007


Sumber 8

4
Cognition:
- attention
- fatigue
- alcohol
- decision

Sumber:: Henriette Wallén Warner, 2007


Sumber 9

Motor:
- movements
- reaction
- stability
- strength

Sumber:: Henriette Wallén Warner, 2007


Sumber 10

5
11

 Contoh proses PIEV:


 Pengemudi yang menuju rambu STOP
1. Pengemudi melihat rambu (perception)
2. Pengemudi mengenali rambu tersebut sebagai rambu
STOP (intellection)
3. Pengemudi memutuskan untuk berhenti (emotion)
4. Pengemudi meletakkan kakinya pada pedal rem (volition)

12

 Waktu total untuk melakukan proses tersebutPIEV


Time = Perception-Reaction Time
 Jarak yang dibutuhkan untuk proses PIEV (dp):
dp = 0,278 v * t
dengan:
v : kecepatan (km/jam)
t : PIEV time (detik)
 Range: 0,3 – 2 detik, AASHTO=2,5 detik

6
PIEV Time dipengaruhi oleh:
13

 Umur
 Kelelahan
 Keterbatasan fisik

PIEV Time dipengaruhi oleh:


14

 Kompleksitas tanda/rambu dan tugas


 Pengaruh alkohol dan obat bius
those who talk on a phone while driving are
four times more likely to have an accident
when compared to those who do not talk on a
phone (Redelmeier and Tibshirani, 1997).
In fact, an estimated 330,000 driving related
injuries and 2600 fatalities per year could be
attributed to the use of cell phone (Cohen and
Graham, 2003).

the cognitively distracting nature of the cell


phone or the physical limitations caused by
dialing or holding a cell phone while
driving??

7
Jarak Pandang Henti
 Jh adalah jarak minimum yang diperlukan oleh
setiap pengemudi untuk menghentikan
kendaraannya dengan aman begitu melihat
adanya halangan di depan.
 Setiap titik di sepanjang jalan harus memenuhi Jh.
 Jh diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata
pengemudi adalah 105 cm dan tinggi halangan 15
cm diukur dari permukaan jalan.

8
 Jh terdiri atas 2 elemen jarak, yaitu:
 jarak tanggap (Jht) adalah jarak yang ditempuh oleh
kendaraan sejak pengemudimelihat suatu halangan
yang menyebabkan ia harus berhenti sampai saat
pengemudi menginjak rem; dan
 jarak pengereman (Jh,) adalah jarak yang dibutuhkan
untuk menghentikan kendaraan sejak pengemudi
menginjak rem sampai kendaraan berhenti.

 Jh, dalam satuan meter, dapat dihitung dengan


rumus:

Dengan:
VR : kecepatan rencana (km/jam)
T : waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik
g : percepatan gravitasi, ditetapkan 9,8 m/dt2
f : koefisien gesek memanjang perkerasan jalan aspal, ditetapkan
0,35-0,55

9
Dengan memasukkan nilai T dan g, diperoleh
persamaan:

Kinerja Pengereman Kendaraan


20

 Jarak pengereman (braking distance), db


(metric unit)

db : jarak pengereman
v : kecepatan mula-mula kendaraan
u : kecepatan akhir kendaraan
f : koefisien gesek (antara ban dan perkerasan)
g : gradien (dalam desimal)
 Jarak berhenti (stopping distance), ds
 ds = dp + db (metric unit)

10
 Faktor utama yang berpengaruh terhadap gesekan
adalah:
 Kondisi jalan – jalan basah biasanya diasumsikan untuk
menentukan faktor gesekan f
 Kualitas ban – ban yang berpola diasumsikan untuk
menentukan f
 Kecepatan – kecepatan kendaraan yang lebih tinggi
mengurangi kontak ban dan perkerasan
 Kekasaran permukaan – semakin kasar permukaan,
semakin besar nilai f
 Untuk kenyamanan kendaraan, f ≤ 0,5

Representative values of the coefficient of


forward skidding friction, f
22

11
Jarak Pandang Henti (Jh) minimum

Jarak Pandang Mendahului


 Jd adalah jarak yang memungkinkan suatu
kendaraan mendahului kendaraan lain di depannya
dengan aman sampai kendaraan tersebut kembali
ke lajur semula
 Jd diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata
pengemudi adalah 105 cm dan tinggi halangan
adalah 105 cm.

12
 Asumsi yang digunakan untuk menghitung jarak pandang menyiap standar:
 Kendaraan yang akan disiap berjalan dengan kecepatan tetap
 Sebelum melakukan gerakan menyiap, kendaraan harus mengurangi
kecepatannya dan mengikuti kendaraan yang akan disiap dengan kecepatan
yang sama
 Apabila kendaraan sudah berada pada lajur untuk menyiap maka pengemudi
harus mempunyai waktu untuk menentukan arah apakah gerakan menyiap
dapat diteruskan
 Kecepatan kendaraan yang menyiap mempunyai perbedaan sekitar 15 km/jam
dengan kecepatan kendaraan yang yang disiap pada waktu melakukan
gerakan menyiap
 Pada saat kendaraan yang menyiap telah berada kembali pada jalur jalannya,
maka harus tersedia cukup jarak dengan kendaraan yang bergerak dari arah
yang berlawanan
 Tinggi mata pengemudi adalah 105 cm dan tinggi halangan adalah 105 cm
 Kendaraan yang bergerak dari arah yang berlawanan mempunyai kecepatan
yang sama dengan kendaraan yang menyiap

 d1
jarak tempuh selama pengamatan +waktu reaksi + waktu mulai
memakai jalur lain

Dengan:
t1 : waktu penyesuaian awal (±3,7 – 4,3 detik)
a : percepatan rata-rata kendaraan yang menyiap
V : kecepatan kendaraan yang menyiap
m : selisih kecepatan kendaraan yang menyiap dan disiap

13
 d2
Jarak tempuh kendaraan yang menyiap di jalur
lawan

Dengan:
t2 : waktu kendaraan menyiap di jalur lawan
V : kecepatan kendaraan yang menyiap

 d3
 jarakkendaraan menyiap di akhir gerakan dengan
kendaraan di arah lawan
 diambil 100-300 ft (1m = 3,28 ft)

 d4
 Jarak tempuh kendaraan arah lawan, jalur lalu lintas
terpakai kendaraan yang menyiap

14
Panjang Jarak Pandang Mendahului/Menyiap

15
 Daerah mendahului harus disebar di sepanjang
jalan dengan jumlah panjang minimum 30% dari
panjang total ruas jalan tersebut.
 Pengaruh kelandaian:
 Pada pendakian
 Pada penurunan

 Jarak pandang malam


 Ditentuan oleh jarak pandang henti
 Asumsi tinggi 60 cm sudut 1” ke atas

16

Anda mungkin juga menyukai