Anda di halaman 1dari 12

Tata Cara Konvoi Besar : Safety Riding

Konvoi yang melibatkan banyak mobil mengandung resiko lebih tinggi, jadi buatlah konvoi besar semakin aman, nyaman dan tetap sopan (safety riding). Safety Riding adalah cara berkendara yang aman dan nyaman baik bagi pengendara itu sendiri maupun terhadap pengendara lain. Point-point yang harus di perhatikan :

Kelengkapan kendaraan bermotor standar. Lampu depan, lampu rem, sein riting kiri-kanan, klakson yang berfungsi. STNK dan SIM selalu siap / tidak expired. Plat Nomor depan belakang. Mematuhi peraturan lalu lintas. Paham rambu-rambu lalu lintas. Hindari berkendara agresif. Sabar dan sopan dalam berkendara. Timbulkan simpaty/kekaguman pemakai jalan lain terhadap perilaku berkendara kita. Tidak gampang terprovokasi dengan pemakai jalan lain, tidak arogan. Mengerti posisi sesama pengendara/pemakai jalan bahwa jalan raya digunakan untuk bersama. Jadi sebisa mungkin menghindari perilaku-perilaku seperti meng-klakson berlebihan, menggunakan aksesoris yang dapat mengganggu pemakai jalan lain seperti klakson kebo/anjing, sirine, strobo dsb. Prinsipnya, The Road is Not Yours Brother.

Istilah-Istilah Dalam Kendaraan Touring :


Kapten/Kommandeur = Pimpinan Touring Vorijder = Yang ngatur jalan dan harus tau tekhnik isyarat tangan & radio Safety Officer/Patrouille = Yang ngarahin keselamatan anggota tour. Sweeper/Interzeptor = Pengatur barisan (formasi) Technical Officer/Service = Bagian Teknik untuk kerusakan kecil. Medical = Yang bertanggung jawab atas kesehatan anggota

Press/News = Dokumentasi perjalanan

Adapun tata cara konvoi adalah sebagai berikut: Buat Rute Dan Checkpoint Ini merupakan kunci utama untuk menghindari perserta konvoi berjalan terlalu dekat. Dengan memberi tahu rute detail, seluruh peserta konvoi akan mendapat gambaran utuh tentang perjalanan. Dalam rute ini, cantumkan pula checkpoint, jarak masing-masing etape serta titik bertemu atau meeting point. Jadi misalnya ada yang tertinggal pun, peserta tahu akan bergabung lagi di tempat yang telah ditentukan. Dalam merancang rute, jangan biarkan konvoi berjalan nonstop lebih dari 100 Km tanpa perhentian. Tentukan tempat berhenti untuk istirahat 10-15 menit, bisa berupa pompa bensin atau rumah makan. Anggaplah Sedang Berkendara Sendiri Cenderung lebih melelahkan justru karena faktor psikologis dengan berpikir kita sedang konvoi dan tak boleh lepas dari iring-iringan. Untuk itu, ketika menjadi peserta konvoi, anggaplah seperti sedang berkendara sendiri melalui rute yang sudah ditentukan. Berkendara pun jadi lebih santai dan disiplin berlalu lintas menjaga keamanan kian mudah dilakukan. Jaga Jarak Aman Dan Beri Jalan Tentu saja ini standar baku bagi seluruh pengendara di jalan, termasuk konvoi. Selalu terapkan jarak minimal 2 detik ke mobil depan. Jangan takut dipotong kendaraan lain, karena sebagai konvoi yang sopan Anda juga mesti memberi pengguna jalan laik hak yang sama. Dengan menjaga jarak dan rela memberi jalan pada orang lain, citra klub Anda akan semakin harum. Banyak pengendara awam beranggapan konvoi adalah sesuatu yang bersifat arogan. Dan ketika Anda membuktikan sebaliknya, klub pun akan mendapat simpati dan senyuman dari sesama pengguna jalan. Sein Lebih Awal

Demi menghindari reaksi terlambat dari peserta konvoi di belakang, selalu gunakan sein lebih awal ketika hendak berbelok. Tak perlu terlalu lama, sekitar 1-2 detik lebih awal dari normalnya sudah cukup. Bila memungkinkan, komunikasikan juga via radio komunikasi saat akan membelok. Gunakan Lampu Besar, Bukan Hazard Aturan simpel yang membedakan konvoi sopan dan provokatif. Menggunakan hazard mengundang banyak bahaya seperti pengendara di belakang lebih cepat lelah matanya, lampu sein jadi tidak berfungsi serta seakan meminta prioritas ke pengendara lain. Bila dirasa perlu untuk memberi tanda peserta konvoi, gunakan saja lampu besar, bukan lampu jauh. Selain tidak mengganggu pengendara lain, lampu besar juga dirasa masih sopan. Menyalip Sendiri-Sendiri Bila kebetulan harus menyalip mobil di depannya pada jalan 2 arah, eksekusilah satu per satu jangan langsung berombongan. Selain lebih sopan pada pengendara lain, mobil yang telah mendahului pun bisa menginformasikan kondisi lalu lintas dari depan pada peserta lain yang hendak menyalip. Komunikasi Radio Saat di jalan, gunakan komunikasi radio via HT. Bila tak semua peserta memiliki HT, setidaknya alat komunikasi ini bisa dipakai oleh pimpinan kelompok di paling depan dan sweeper di bagian belakang. Bila ada banyak peserta yang memakai HT, haruslah ditetapkan aturan mainnya karena komunikasi HT tidak bisa 2 arah sekaligus. Tetapkan satu orang moderator untuk mengatur lalu lintas komunikasi. Jadi siapapun yang hendak memulai pembicaraan harus meminta izin dulu, supaya tidak terjadi tabrakan transmisi radio. Selain HT, ada baiknya seluruh peserta konvoi dalam satu kelompok mengetahui nomor ponsel masing-masing peserta. Dan tentu saja, semua aktifitas komunikasi dilakukan oleh co-driver supaya tak menggangu konsentrasi pengemudi. Mobil Lebih Kecil Di Depan Bila peserta konvoi terdiri dari beberapa jenis mobil dengan ukuran berbeda, sebaiknya urutkan posisi terdepan dari ukuran mobil kecil ke besar. Ini akan membantu visibilitas pengendara di belakang saat beriringan. Bagi Dalam Kelompok Iring-iringan di atas 10 mobil sangat sulit untuk dikendalikan. Karena itu, bagilah kelompok konvoi maksimal per 10 mobil. Tiap kelompok memiliki pimpinan sendiri dan melakukan koordinasi internal sebelum melakukan perjalanan. Lantas lepaslah tiap kelompok dengan jeda 510 menit seperti halnya ajang reli. Kelompok-kelompok kecil seperti ini akan memberi efek positif bagi kesopanan di jalan serta kelancaran konvoi.

Salam Konvoi, Bas X-03 Tata Cara Touring dan Safety Riding (Part - 2) Setiap acara berkendara bersama (Touring) diwajibkan adanya petugas sebagai berikut : 1. Road Captain 2. Safety Officer 3. Vorijder 4. Sweeper 5. Technical Officer 6. Medical Officer Dimana tugas dan tanggung jawabnya akan diuraikan sebagai berikut : 1. ROAD CAPTAIN (RC) a. Adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kelancaran perjalanan Turing pulang-pergi. b. Memimpin briefing dan doa selama kegiatan touring berlangsung. c. Menentukan rute perjalanan yang akan dilalui berikut rute Pulang-Pergi. d. Menentukan rest point dan pom bensin. e. Mengambil keputusan pada saat terjadinya keadaan darurat dengan melakukan koordinasi dengan petugas-petugas touring yang lain. f. Posisi RC bisa merangkap sebagai petugas yang lain atau hanya sebagai peserta saja tergantung kebutuhan saat turing berjalan. 2. SAFETY OFFICER (SO) a. Bertugas untuk memastikan jalur yang akan dilalui oleh peserta berkendara berkelompok adalah jalur yang aman dan layak untuk dilalui. b. Selalu bekerja sama dengan VO dalam hal mengatur kecepatan kelompok dengan pertimbangan keselamatan bersama. c. Wajib memahami arah rute perjalanan dan kondisi ruas jalan yang akan dilalui sehingga bisa memprediksi kecepatan. d. Posisi SO berada paling depan dari rombongan dan diperkenankan melepaskan diri jauh ke depan guna mengantisipasi keadaan

3. VORIJDER (VO) a. Tugas utamanya adalah memimpin perjalanan rombongan dengan mengatur ritme kecepatan seluruh peserta selama perjalanan dengan dasar masukan dari SO, SW dan RC. b. Memberikan tanda-tanda (Hand & Foot sign) guna keselamatan rombongan dan wajib disampaikan secara berantai oleh seluruh peserta di belakangnya. c. Berinisiatif dalam mengambil jalan yang aman bagi seluruh peserta berkendara berkelompok dengan berbagai konsekwensi yang dapat dipertanggungjawabkan. d. Mengenali rute yang akan dilalui, termasuk memahami tempat-tempat sebagai restpoint dan pom bensin terdekat. 4. SWEEPER (SW) a. Sweeper terbagi menjadi 2 yaitu Sweeper Tengah (Mid Sweeper) dan Sweeper Belakang (End Sweeper). b. Tugas utama Sweeper adalah memastikan seluruh peserta tetap pada posisinya masing-masing pada saat Touring berlangsung. c. Sesuai dengan namanya, posisi dari sweeper tengah berada ditengah-tengah rombongan dan diperkenankan untuk maju sampai batas posisi VO untuk berkoordinasi jika ada peserta yang trouble. d. Posisi Sweeper belakang adalah sebagai penutup rombongan, otomatis posisinya adalah paling belakang. e. Sweeper belakang diperkenankan untuk maju sampai batas Sweeper Tengah untuk berkoordinasi menyampaikan pesan jika ada peserta yang trouble kemudian disampaikan oleh sweeper tengah kepada VO, atau langsung Sweeper Belakang sendiri yang berkoordinasi dengan VO. f. Menyampaikan kondisi seluruh peserta berkendara berkelompok kepada VO dalam hal mengatur ritme kecepatan perjalanan. g. Menemani peserta yang mengalami trouble sambil menunggu kedatangan TO atau MO untuk mengatasi masalah yang ada. h. Mengatur posisi peserta dalam perjalanan guna memberikan jalan bagi kendaraan yang akan mendahului rombongan. 5. TECHNICAL OFFICER (TO) a. Mengetahui teknik dasar perbaikan kendaraan guna mengantisipasi adanya trouble dari segi teknis pada kendaraan bermotor peserta Touring. b. Mempersiapkan alat-alat / tool kit standard yang dibutuhkan pada saat trouble. c. Mempersiapkan sparepart fast moving cadangan guna mengantisipasi adanya kerusakan kendaraan peserta dan mengakibatkan harus di gantinya sparepart tersebut. d. Berkoordinasi dengan memberi masukan secara teknis kepada seluruh petugas guna mengatur ritme kecepatan rombongan jika ada peserta yang trouble secara teknis. e. Memberikan solusi terbaik dalam hal menangani trouble jika tidak dapat ditangani sendiri maupun seluruh peserta touring dengan merujuk pada bengkel yang terdekat.

6. MEDICAL OFFICER (MO) a. Memahami dasar-dasar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dalam menangani insiden kecelakaan terhadap peserta berkendala kelompok. b. Mempersiapkan obat-obatan standard guna mengantisipasi adanya musibah kecelakaan yang terjadi pada peserta touring. c. Berinisiatif untuk mengambil tindakan medis lebih lajut bila terjadi resiko yang cukup fatal sehingga tidak dapat ditanggulangi sendiri dengan merujuk kepada Rumah Sakit atau klinik terdekat. d. Berkoordinasi dengan seluruh petugas dalam hal kondisi medis peserta touring yang berkaitan dengan ritme kecepatan dalam berkonvoi. POSISI PERJALANAN TURING 1. Pemberangkatan klotur (kelompok touring) dimulai oleh SO diikuti oleh VO dan rombongan sementara SW berada pada sisi kanan atau barisan paling belakang barisan untuk melakukan monitoring bahwa rombongan telah lepas dan melaju dengan baik. Posisi TO dan MO berada di dalam barisan klotur. 2. Pergerakan touring tidak merubah posisi awal saat pemberangkatan dengan detil : a. Peserta touring yang menyertakan boncengers (istri/pacar/anak/jablay) berada dalam posisi terdepan barisan persis di belakang SO dan VO. b. Peserta touring wanita (jika ada) berada di dalam rombongan terdepan dibelakang peserta pada poin.a. c. Peserta yang mewakili trouble (mesin/aksesoris/ban,insiden dll) diharap langsung menepi dengan memberikan hand code pada peserta terdekat agar di koordinasikan dengan SW dan MO. d. Peserta yang keluar dari rombongan akan di cover oleh peserta dibelakangnya agar tidak memutus barisan. 3. Jika memiliki waktu break pada check point yang telah tersedia, atur barisan parkir seperti saat dalam rombongan agar tidak merombak kerapian saat perjalanan touring. 4. Kenali partner di depan dan di belakang bikers agar susunan tidak gampang terpecah. 5. Speed / kecepatan : a. Perputaran kecepatan 40 60 km/jam dalam kota dengan kondisi 40 60 m di depan jalanan memiliki space yang leluasa untuk melakukan akselerasi pada kecepatan tersebut. b. Naik-turunnya kecepatan akan diatur oleh VO berdasarkan opini SO yang telah melihat amantidaknya jalur dalam beberapa puluh meter ke depan. c. Perputaran kecepatan diatas 60 km/jam harus melalui batas toleransi aman atas pertimbangan SO dan bukan atas inisiatif pribadi dalam melakukan akselerasi. 6. Sampai di tujuan : a. Pergerakan dinamis saat memasuki area parkir di tempat tujuan. b. Pengaturan kendaraan secara rapi sesuai lahan parkir yang tersedia.

HAL-HAL PENTING YANG HARUS DIPATUHI OLEH PETUGAS DAN PESERTA TOURING Wajib tune up, sebelum melakukan perjalanan. Bagi kendaraan rekan-rekan yang mengalamai trouble karena kesalahan sepele (tidak tune up, lupa ganti oli, tidak mengecek standar kelistrikan, dll) di dalam kota, sampai lingkup perbatasan kota akan didiskualifikasi oleh Panitia. Bagi Peserta yang mengalami trouble di tengah perjalanan, tim Mekanik, SO dan SW akan menemani peserta hingga dapat meneruskan perjalanan. Jika tersedia mobil storing, kendaraan yang bermasalah akan naik ke mobil tersebut. PERLENGKAPAN KENDARAAN HARUS LENGKAP DAN BERFUNGSI DENGAN BAIK Kaca spion harus ada dan dapat berfungsi, lampu-lampu standar kendaraan harus berfungsi dengan baik (head lamp, brake lamp, sign lamp, dan untuk yang memakai lampu rem/lampu asesoris tambahan yang dapat mengganggu konsentrasi peserta lainnya harap dilepas), rem depan dan belakang berfungsi dengan baik, ban layak pakai, minimal ketebalan kembang ban 3 mm. PESERTA WAJIB MEMAKAI PERLENGKAPAN TOURING STANDAR Jaket, sarung tangan, helm full face (minimal half face, dilarang memakai cetok), rompi (jika ada), jas hujan (wajib bawa, dilarang keras model ponco), obat-obatan dan perlengkapan pribadi. STNK, KTP dan SIM wajib dibawa . Bagi rekan-rekan yang tidak memiliki kelengkapan surat-surat tersebut, PANITIA tidak bertanggung jawab atas segala hal yang berhubungan dengan peserta, menyangkut kelengkapan surat-surat berkendara. SCREENING Petugas (RC dan SO) akan melakukan screening terhadap kendaraan dan kelengkapan peserta. Bagi peserta yang dinilai tidak lengkap dan tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan, berhak didiskualifikasi oleh petugas. Semua anggota WAJIB datang 1 (satu) JAM sebelum keberangkatan. TEKNIS PERJALANAN Dilarang keras membunyikan (memakai) sirine dan klakson secara berlebihan. Hal ini untuk menghindari provokasi dan pendapat miring dari masyarakat. Peserta dilarang ikut campur mengatur, menanggapi permasalahan selama touring tanpa permintaan dari petugas. Seluruh keputusan dan teknis perjalanan akan dilaksanakan oleh petugas (Vorijder/Road Captain/Safety Officer/Sweeper).

PARKIR Mohon untuk parkir dengan rapi, tidak mengganggu pengguna jalan lainnya dan di tempat yang aman. SO dan SW wajib mengatur parkir dengan aman. BEKAL TURING Untuk setiap perjalanan touring, diharapkan agar teman-teman sekalian membawa sparepart cadangan masing2 yang terdiri dari: 1. ban dalam, 2. bohlam dpn, 3. busi, sikring, 4. kabel rem/kopling 5. dan tools standar motor Cheking List kesiapan motor : 1. aki (level air aki pada aki basah - bila pakai) 2. gir set (haus/kendor) 3. stelan kopling 4. lampu-lampu (termasuk warna mika) dan sikring 5. lakher / bearing dan bosh (arm & roda) 6. kampas rem dan minyak rem pada master cakram 7. pengapian 8. stelan mesin & karbu 9. oli mesin 10. kondisi ban dan peleg. 11. Spakboard belakang. 12. Kaca spion Pastikan semua ceking list diatas dalam keadaan siap pakai Touring!! Untuk point 7, 8 dan 9 disarankan untuk Tune Up dulu!! Cheking List kelengkapan pengendara: 1. Helm (bukan helm cetok) 2. Jaket + rompi tambahan 3. Sarung tangan 4. Jas Hujan (Bukan Ponco) 5. Kaus kaki dan sepatu 6. Refresment (permen, minum, krating daeng etc.)

7. Obat-obatan pribadi 8. Senter 9. Pakaian ganti 10. SIM & STNK yang masih berlaku Pelarangan terhadap penggunaan : 1. Sirine serta klakson secara berlebihan 2. Lampu rotator dan lampu isyarat lainnya seperti yang diatur dalam Undang-undang Lalu lintas yang berlaku 3. Tindakan arogansi serta kekerasan terhadap pengguna jalan lain.

A. Penggunaan Jalur Jalan(Pasal 51 PP. No. 43 Th 1993) 1. Tata cara berlalu lintas mengambil jalur jalan sebelah kiri 2. Penggunaan selain jalur kiri apabila : a. Melewati kendaraan didepan b. Ditunjuk / ditetapkan petugas yg berwenang. B. Tata Cara Melewati (Pasal 52 PP. No. 43 Th 1993) Pengemudi yg akan melewati kendaraan lain harus :

1. Hrs mempunyai pandangan yang bebas & menjaga ruang yang cukup bagi kendaraan yg dilewatinya; 2. Mengambil lajur/jalur sebelah kanan kendaraan yang dilewatinya; 3. Dalam keadaan tertentu boleh sebelah kiri, bila : a. Lajur kanan macet b. Bermaksud belok kiri C. Pengemudi Dilarang Melewati : (Pasal 55 PP.No.43 Th 1993) 1. Kendaraan lain di persimpangan atau persilangan sebidang. 2. Kendaraan lain yg sdg mmberikan ksempatan mnyeberang kpd pejalan kaki atau pengendara sepeda. D. Pengemudi Yang Akan Dilewati Kendaraan Lain Wajib : (Pasal 56 PP 43/93) 1. Memberikan ruang gerak yang cukup bagi kend yg akan melewati; 2. Memberi kesempatan / menjaga kecepatan agar dapat dilewati dengan aman E. Tata Cara Berpapasan (Pasal 57 PP. No. 43 Th 1993) 1. Brpapasan pd jln yg tdk ada pemisah,hrs memberikan ruang gerak yg ckp disebelah kanan kendaraan 2. Bila ada rintang didepan,dahulukan kendaraan dari arah berlawanan 3. Pada tanjakan/menurun tdk mungkin berpapasan yg menanjak didahulukan F. Tata Cara Membelok (Pasal 59 PP. No. 43 Th 1993) 1. Pengemudi yg akan membelok / berbalik arah atau berpindah lajur, harus : a. Mengamati situasi ll didepan, samping & belakang; b. Memberi isyarat dg lampu/lengan 2. Pengemudi dpt lgsg belok kiri pd setiap persimpangan jln kecuali ditentukan lain oleh rambu atau alat pemberi isyarat lalu lintas (apill) G. Memperlambat Kendaraan (Pasal 60 PP. No. 43 Th 1993) 1. PENGEMUDI HARUS MEMPERLAMBAT KENDARAAN, APABILA AKAN MELEWATI : a. Kend umum yg sedang menaikkan / menurunkan penumpang; b. Kend tdk bermotor yg ditarik hewan, hewan yg ditunggangi atau digiring 2. Pengemudi dilarang melewati : a. Kend lain di persimpangan / persilangan sebidang dg K.Api b. Kend yg sedang memberi kesempatan menyeberang kepada pejalan kaki atau sepeda H. Posisi Kendaraan di Jalan (Pasal 61 PP. No. 43 Th 1993) 1. Dua lajur/lebih searah,kendaraan berkecepatan lebih rendah daripada kendaraan lain HARUS mengambil lajur KIRI. 2. Perpindahan lajur harus memperhatikan situasi kendaraan didepan,samping dan belakang serta memberikan isyarat lampu penunjuk arah. 3. Jika jalur dilengkapi rambu-rambu dan atau marka petunjuk kecepatan,maka kendaraan harus berada pada lajur sesuai kecepatannya. I. Hak Utama Pada Persimpangan Dan Perlintasan Sebidang (Pasal 63 PP. No. 43 Th 1993) A. Persimpangan tidak dengan apill Pengemudi wajib memberikan hak utama kepada : 1. Kend yg dtng dr arah DEPAN dan/atau cabang persimpangan lain, jika dinyatakan dg

rambu / marka 2. Kend dr JALAN UTAMA, bila pengemudi datang dr jalan lebih kecil/gang/pekarangan; 3. Kend yg datang dr arah cabang persimpangan SEBELAH KIRI, utk persim 4 atau lebih sama besar; 4. Kend yg dtng dr arah cabang persimpangan SEBELAH KIRI, utk persimpangan 3 TIDAK tegak lurus; 5. Kend yg datang dr arah cabang persimpangan YANG LURUS, utk persimpangan 3 tegak lurus; B. PERSIMPANGAN DG BUNDARAN, hak utama pada kendaraan yg telah berada di seputar bundaran; C. PADA PERSILANGAN SEBIDANG DG JALAN REL (KERETA API), pengemudi harus : 1. Mendahulukan kereta api 2. Memberikan hak utama kepada kendaraan yg lebih dahulu melintasi rel J. Berhenti dan Parkir (Pasal 66 PP. No. 43 Th 1993) A. SETIAP JALAN DPT DIGUNAKAN SBG TEMPAT BERHENTI / PARKIR BILA TDK ADA RAMBU, MARKA ATAU TANDA LAIN ATAU DITEMPAT TERTENTU, SEPERTI : 1. Sekitar tempat penyeberangan pejalan kaki / sepeda; 2. Pada jalur khusus pejalan kaki; 3. Pada tikungan; 4. Diatas jembatan; 5. Dekat persimpangan / perlintasan Kereta api; 6. Didepan pintu keluar masuk pekarangan; 7. Pada tempat yang dapat menutupi rambu, APIL; 8. Dekat keran pemadam kebakaran atau sumber air sejenis. B. KEND BERHENTI / PAKIR DALAM KEADAAN DARURAT WAJIB MEMASANG SEGITIGA PENGAMAN, LAMPU ISYARAT BAHAYA ATAU ISYARAT LAINNYA K. Peringatan dengan bunyi (Pasal 71 PP. No. 43 Th 1993) A. ISYARAT PERINGATAN DGN BUNYI (KLAKSON) DIGUNAKAN APABILA : 1. Diperlukan untuk keselamatan; 2. Melewati kendaraan bermotor lain; B. ISYARAT PERINGATAN DGN BUNYI (KLAKSON) DILARANG : 1. Pada tempat tertentu dinyatakan dengan rambu; 2. Bunyi yg dikeluarkan tidak sesuai persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor; L. Penggunaan Lampu (Pasal 73 PP. No. 43 Th 1993) A. Pengemudi Kendaraan Bermotor di Malam Hari/ Waktu Gelap,WAJIB MENYALAKAN LAMPU, yang meliputi : 1. Lampu utama dekat; 2. Lampu posisi depan & blkg; 3. Lampu tanda nomor kendaraan; 4. Lampu batas bagi kendaraan tertentu; B. Pengemudi Kendaraan Bermotor Dilarang : Menyalakan/menggunakan lampu-lampu selain yg diwajibkan kecuali tdk membahayakan /

mengganggu pemakai jalan lain; Menyalakan lampu jauh waktu berpapasan; Menyalakan lampu kabut pada waktu cuaca terang; Menutup lampu penunjuk arah, lampu mundur dan lampu isyarat peringatan bahaya; Menyalakan lampu peringatan berwarna biru atau merah; M. Perilaku Pengemudi Terhadap Pejalan Kaki (Pasal 84 PP. No. 43 Th 1993) Pengemudi kendaraan bermotor wajib mengutamakan keselamatan pejalan kaki : 1. Yang berada /berjalan pada bagian jalan utk pejalan kaki; 2. Yang akan / sedang menyeberang jalan. N. Pejalan Kaki (Pasal 91 PP. No. 43 Th 1993) 1. Berjalan pada fasilitas utk pejalan kaki / paling kiri; 2. Paling kiri bila mendorong kereta dorong; 3. Menyeberang ditempat yang ditentukan, bila tdk ada ditempat yg menjamin keselamatan & kelancaran lalu lintas; 4. ROMBONGAN PEJALAN KAKI (mis. Gerak jalan) menggunakan lajur paling kiri. Sumber : NTMC Korlantas polri

Anda mungkin juga menyukai