Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TRANSPORTASI

MODUL 1 – SPOT SPEED

KELOMPOK A
Della Avika Rahmi 1206217995
Anies Labibah K. 1206242776
Ghozi Naufal Ahmadi 1206260450
Mezky Matthew Yandito 1106052341

Tanggal Praktikum : Senin, 21 September 2015


Asisten : Fadel Haris Putera
Tanggal disetujui :
Nilai :
Paraf Asisten :

LABORATORIUM TRANSPORTASI
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2015
MODUL 1
KECEPATAN SETEMPAT

1. Tujuan
Pengukuran kecepatan setempat dirancang untuk mendapatkan karakterisitik
kecepatan pada lokasi, kondisi lalu lintas dan lingkungan tertentu pada saat survey
dilakukan. Untuk memperoleh hasil pengukuran yang baik, maka jumlah kendaraan
yang didata harus memadai secara statistik

2. Dasar Teori
Menurut Transportation and Traffic Engineering Handbook, kualitas
perjalanan berhubungan dengan kecepatan dan waktu tempuh perjalanan
berhubungan dengan kecepatan dan waktu tempuh perjalanan. Variabel-variabel
yang mempengaruhi kecepatan dapat dikelompokkan berdasarkan pengendara,
kendaraan, jalan, arus lalu lintas, dan lingkungan. Kecepatan kendaraan merupakan
sesuatu yang sangat penting dalam transportasi karena besarnya pergerakan
kendaraan akan mempengaruhi perekonomian, keamanan, waktu, dan pelayanan.
Kecepatan kendaraan merupakan besarnya pergerakan arus lalu-lintas atau
suatu komponen lalu lintas tertentu yang umumnya dinyatakan dalam mil/jam atau
km/jam. Terdapat tiga macam ukuran kecepatan (Hobbs, 1979) yaitu:
a. Kecepatan Setempat (Spot Speed)
Kecepatan kendaraan pada suatu saat diukur dari suatu tempat yang ditentukan.
b. Kecepatan Bergerak (Running Speed)
Kecepatan rata-rata pada suatu jalur saat kendaraan bergerak (tanpa
penunadaan) dan didapat dengan membagi panjang jalur dengan lama waktu
kendaraan bergerak menempuh jalur tersebut. Waktu kendaraan bergerak dapat
diperoleh dengan mengurangi waktu perjalanan dengan waktu tunda (Warpani,
1993:33).
c. Kecepatan Perjalanan (Journey Speed)
Kecepatan efektif kendaraan yang sedang dalam perjalanan antara dua tempat,
dan merupakan jarak antara dua tempat dibagi dengan lama waktu bagi
kendaraan untuk menyelesaikan perjalanan antara dua tempat tersebut, dengan
waktu lama ini mencakup setiap waktu berhenti yang ditimbulkan oleh
hambatan (penundaaan) lalu lintas.

Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997) terdapat dua kategori
kecepatan rata-rata. Yang pertama adalah kecepatan waktu rata-rata (time mean
speed) yaitu rata-rata dari sejumlah kecepatan pada lokasi tertentu. Yang kedua
adalah kecepatan ruang ratarata (space mean speed) atau kecepatan perjalanan
(travel speed) yang mencakup waktu perjalanan dan hambatan. Kecepatan ruang
rata-rata dihitung berdasarkan jarak perjalanan dibagi waktu perjalanan pada jalan
tertentu. Kecepatan ini dapat ditentukan melalui pengukuran waktu perjalanan dan
hambatan.

Berbagai macam jenis kecepatan yaitu:


a. Kecepatan setempat adalah kecepatan sesaat kendaraan pada titik/lokasi jalan
tertentu.
𝟑, 𝟔 𝑫
𝑽=
𝑻

Dimana,
V = Kecepatan sesaat (Km/jam)
D = Panjang segmen (meter)
T = Waktu yang diperlukan kendaraan melewati segmen (detik)
b. Kecepatan rata-rata ruang (Space Mean Speed) adalah kecepatan rata-rata
kendaraan di sepanjang jalan yang diamati.
𝟑, 𝟔 𝒏𝒅
𝑼𝒔 =
∑𝒊𝒓=𝟏 𝒕𝒊
Dimana,
Us = Kecepatan rata-rata ruang (km/jam)
t = Waktu tempuh (detik)
d = Jarak (meter)
n = Banyak kendaraan
c. Kecepatan rata-rata waktu (Time Mean Speed) adalah kecepatan rata-rata yang
menggambarkan kecepatan rata-rata dari seluruh kendaraan yang melewati satu
titik pengamatan pada waktu tertentu
∑𝒊𝒏=𝟏 𝑼𝒊
𝑼𝒕 =
𝒏
Dimana,
Ut = Kecepatan rata-rata waktu (km/jam)
U = Kecepatan kendaraan (km/jam)
n = Jumlah kendaraan

Kecepatan 85 persentil adalah sebuah kecepatan lalu lintas dimana 85% dari
pengemudi mengemudikan kendaraannya di jalan tanpa dipengaruhi oleh kecepatan
lalu lintas yang lebih rendah atau cuaca yang buruk (Abraham, 2001). Dengan kata
lain, kecepatan 85 persentil merupakan kecepatan yang digunakan oleh 85 persentil
pengemudi yang diharapkan dapat mewakili kecepatan yang sering digunakan
pengemudi di lapangan (Sendow, 2004).
Karakteristik kecepatan sesaat digunakan dalam berbagai rekayasa lalu lintas,
antara lain:
1. Penentuan peraturan lalu lintas yang diperlukan dan peralatan kontrolnya.
a. Batas kecepatan maksimum dan minimum
b. Kecepatan rencana
c. Zona larangan menyiap
d. Rute dan zona sekolah, dan penyeberangan
e. Lokasi dari rambu – rambu lalu lintas
f. Lokasi dan pengaturan lalu lintas
2. Studi pada lokasi rawan kecelakaan untuk menentukan tindakan perbaikan yang
tepat dilakukan.
3. Evaluasi efektifitas melalui penelitian sebelum dan sesudah perbaikan lalu
lintas.
4. Analisa pada daerah kritis dimana masalah yang timbul sudah jelas, atau sudah
ada keluhan yang diterima.
5. Penentuan lokasi untuk memilih penegakan aturan lalu lintas dan efektifitasdari
kegiatan penegakan lalu lintas.
6. Pemilihan elemen – elemen desain geometrik jalan raya:
a. Kecepatan rencana untuk mendapatkan hubungan superelevasi – kurva
kecepatan dan hubungan panjang kelandaian – gradien – kecepatan.
b. Kecepatan sesungguhnya untuk menentukan rancangan detil pada bagian
– bagian kritis seperti persimpangan, tikungan, dan lajur – lajur perubahan
kecepatan.
7. Penelitian untuk mendapatkan kecenderungan kecepatan untuk jenis dan
karakteristik kendaraan yang berbeda – beda berdasarkan pendataan periodic
pada arus lalu lintas menerus di lokasi tertentu.
8. Perhitungan biaya pengguna jalan dalam analisa ekonomi dari jalan raya dan
perbaikan lalu lintas.
9. Penelitian yang berkaitan dengan kinerja arus lalu lintas.

3. Peralatan (Untuk Metode Manual)


a. Stopwatch
b. Pengukur Jarak

4. Data yang Dibutuhkan (Untuk Metode Manual)


 Jarak Tempuh
 Waktu Tempuh

5. Prosedur Praktikum
Pada dasarnya ada dua metode dimana spot speed dapat direkam, yaitu:

A. Metode Manual
Metode yang paling sering digunakan adalah dengan menggunakan mesin
perekam, metode fotografim dan speed gun. Hanya saja, tanpa alat yang
memadai, spot speed dapat direkam secara manual. Metode tersebut dijelaskan
pada langkah di bawah ini.
 Potongan memanjang dari jalan diukur dengan meteran. Panjang jalan
tergantung dari kecepatan rata-rata dari lalu lintas pada potongan tersebut.
Gambar 1.1 Contoh layout pengukuran spot speed secara manual
(Sumber : Guidance for Transport Engineering Survey)
 Pengamat harus menandai titik awal dan akhir dari potongan. Panjang
potongan dalam pengukuran manual dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Panjang Potongan yang Direkomendasikan

Kecepatan rata-rata dari Panjang potongan rekomendasi


lalu lintas (meter)
(Km/H)
< 40 25
40 – 65 50
> 65 75
(Sumber: Guidance for Transport Engineering Survey)

 Saat mengumpulkan data, pengamat menggunakan stopwatch dan


menghitung berapa lama kendaraan berjalan di lingkup potongan yang telah
ditandai.
 Pengamat harus berada pada tempat yang baik untuk melihat kendaraan
yang akan datang dengan jelas dan dapat dengan sigap menekan tombol
stopwatch dan mencatat waktu yang tertera pada stopwatch.
 Dibutuhkan minimal 100-150 kendaraan sampel untuk mendapatkan
distribusi yang bagus serta meminimalisir kesalahan dalam pengumpulan
data di lapangan.
B. Metode Otomatis
Metode ini dikerjakan menggunakan speed gun, peralatan yang membuat
pengamat mengetahui kecepatan kendaraan dengan lebih mudah. Semua yang
perlu dilakukan oleh pengamat adalah memastikan bahwa speed gun berfungsi
dengan baik. Dengan demikian speed gun dapat menyajikan kecepatan dari
kendaraan tanpa menggunakan alat atau data tambahan lainnya.

Gambar 1.2. Speed Gun


(Sumber : Bushnell.com)
6. Data Pengamatan
a. Jarak tempuh = 50 meter

Rute Gerbatama - UI Rute UI - Gerbatama


Time (s) No. Time (s)
No. Light Heavy Light Heavy
Motorcycle Motorcycle
Vehicle Vehicle Vehicle Vehicle
1 6.48 5.62 7.58 1 4 7.51 9.53
2 4.2 4.92 5.96 2 4 5.31 14.15
3 5.1 6.02 6.75 3 4.12 3.81 6
4 6.16 6.07 5.31 4 5.06 5.56
5 3.78 4.59 5.58 5 5.85 5.23
6 4.75 6.07 6.41 6 4.73 5.64
7 5.8 6.4 7 4.34 4.53
8 6.1 11.25 8 5.19 5.95
9 6.36 12.18 9 4.38 5.81
10 6.25 12.14 10 5.57 6.58
11 6.26 7 11 4.16 4.28
12 10.15 9.67 12 6.62 3.75
13 5.48 5.97 13 4.38 5.85
14 5.16 5.34 14 5.05 4.18
15 5.35 5.25 15 5.72 3.95
16 5.66 9.08 16 5.54 4.13
17 6.2 8.6 17 4.89 4.18
18 5.86 5.38 18 4.34 5.08
19 4.66 5.01 19 6.27 5.14
20 6.73 8.11 20 5.53 5.81
21 5.26 4.96 21 5.57 5.98
22 5.34 4.83 22 5.57 5.45
23 3.68 5.95 23 4.81 6.15
24 5.58 5.91 24 5.12 5.27
25 3.85 6.62 25 4.94 7.3
26 6.26 6.63 26 8.93 6.43
27 6.51 6.36 27 4.63 5.36
28 6.21 11.47 28 5.88 4.95
29 5.21 8.87 29 5.25 5.51
30 4.48 6.18 30 6.6 4.05
Route Gerbatama - UI Route UI - Gerbatama
Time (s) No. Time (s)
No. Light Heavy Light Heavy
Motorcycle Motorcycle
Vehicle Vehicle Vehicle Vehicle
31 6.48 7.16 31 6.22 9.08
32 4.91 7.69 32 6.72
33 4.51 10.9 33 4.71
34 4.95 8.87 34 5.44
35 6.31 6.36 35 6.16
36 5.1 5.66 36 6.02
37 3.85 37 3.68
38 4.63 38 5.47
39 6.27

7. Pengolahan Data
𝑆𝑝𝑜𝑡 𝑆𝑝𝑒𝑒𝑑 = 𝐷𝑖𝑠𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒 (𝑖𝑛 𝑘𝑚) ÷ 𝑇𝑖𝑚𝑒 (𝑖𝑛 ℎ𝑜𝑢𝑟𝑠)
50 𝑇𝑖𝑚𝑒 (𝑖𝑛 𝑠𝑒𝑐𝑜𝑛𝑑𝑠) 180
= ÷ =
1000 3600 𝑇𝑖𝑚𝑒(𝑖𝑛 𝑠𝑒𝑐𝑜𝑛𝑑𝑠)

Route Gerbatama - UI
Time (s) Spot Speed (kph)
No. Light Heavy Light Heavy
Motorcycle Motorcycle
Vehicle Vehicle Vehicle Vehicle
1 6.48 5.62 7.58 27.778 32.028 23.747
2 4.2 4.92 5.96 42.857 36.585 30.201
3 5.1 6.02 6.75 35.294 29.900 26.667
4 6.16 6.07 5.31 29.221 29.654 33.898
5 3.78 4.59 5.58 47.619 39.216 32.258
6 4.75 6.07 6.41 37.895 29.654 28.081
7 5.8 6.4 31.034 28.125
8 6.1 11.25 29.508 16.000
9 6.36 12.18 28.302 14.778
10 6.25 12.14 28.800 14.827
11 6.26 7 28.754 25.714
12 10.15 9.67 17.734 18.614
13 5.48 5.97 32.847 30.151
14 5.16 5.34 34.884 33.708
15 5.35 5.25 33.645 34.286
16 5.66 9.08 31.802 19.824
17 6.2 8.6 29.032 20.930
18 5.86 5.38 30.717 33.457
19 4.66 5.01 38.627 35.928
20 6.73 8.11 26.746 22.195
21 5.26 4.96 34.221 36.290
22 5.34 4.83 33.708 37.267
23 3.68 5.95 48.913 30.252
24 5.58 5.91 32.258 30.457
25 3.85 6.62 46.753 27.190
26 6.26 6.63 28.754 27.149
27 6.51 6.36 27.650 28.302
28 6.21 11.47 28.986 15.693
29 5.21 8.87 34.549 20.293
30 4.48 6.18 40.179 29.126
31 6.48 7.16 27.778 25.140
32 4.91 7.69 36.660 23.407
33 4.51 10.9 39.911 16.514
34 4.95 8.87 36.364 20.293
35 6.31 6.36 28.526 28.302
36 5.1 5.66 35.294 31.802
37 3.85 46.753
38 4.63 38.877

Route UI - Gerbatama
Time (s) Spot Speed (kph)
No. Light Heavy Light Heavy
Motorcycle Motorcycle
Vehicle Vehicle Vehicle Vehicle
1 4 7.51 9.53 45.000 23.968 18.888
2 4 5.31 14.15 45.000 33.898 12.721
3 4.12 3.81 6 43.689 47.244 30.000
4 5.06 5.56 35.573 32.374
5 5.85 5.23 30.769 34.417
6 4.73 5.64 38.055 31.915
7 4.34 4.53 41.475 39.735
8 5.19 5.95 34.682 30.252
9 4.38 5.81 41.096 30.981
10 5.57 6.58 32.316 27.356
11 4.16 4.28 43.269 42.056
12 6.62 3.75 27.190 48.000
13 4.38 5.85 41.096 30.769
14 5.05 4.18 35.644 43.062
15 5.72 3.95 31.469 45.570
16 5.54 4.13 32.491 43.584
17 4.89 4.18 36.810 43.062
18 4.34 5.08 41.475 35.433
19 6.27 5.14 28.708 35.019
20 5.53 5.81 32.550 30.981
21 5.57 5.98 32.316 30.100
22 5.57 5.45 32.316 33.028
23 4.81 6.15 37.422 29.268
24 5.12 5.27 35.156 34.156
25 4.94 7.3 36.437 24.658
26 8.93 6.43 20.157 27.994
27 4.63 5.36 38.877 33.582
28 5.88 4.95 30.612 36.364
29 5.25 5.51 34.286 32.668
30 6.6 4.05 27.273 44.444
31 6.22 9.08 28.939 19.824
32 6.72 26.786
33 4.71 38.217
34 5.44 33.088
35 6.16 29.221
36 6.02 29.900
37 3.68 48.913
38 5.47 32.907
39 6.27 28.708

Gerbatama - UI UI - Gerbatama

Motorcycle Motorcycle
V max = 49 km/h V max = 49 km/h
V min = 18 km/h V min = 20 km/h
Selisih = 31 km/h Selisih = 29 km/h

Light Vehicle Light Vehicle


V max = 39 km/h V max = 48 km/h
V min = 15 km/h V min = 20 km/h
Selisih = 24 km/h Selisih = 28 km/h

Heavy Vehicle Heavy Vehicle


V max = 34 km/h V max = 30 km/h
V min = 24 km/h V min = 13 km/h
Selisih = 10 km/h Selisih = 17 km/h

All Vehicle All Vehicle


V max = 49 km/h V max = 49 km/h
V min = 15 km/h V min = 13 km/h
Selisih = 34 km/h Selisih = 36 m/h
 Gerbatama – UI
o Jumlah Kelas Interval = 1 + 3.3 log 𝑛 (n = Jumlah Data = 80)
= 7.28 ≈ 8
o Jarak Antar Kelas = 𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ⁄𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 4.375 ≈ 5

Interval Kecepatan Frekuensi Persentase


No. Xi Fi Xi.Fi Persentase
(km/h) Kumulatif Kumulatif
1 12 - 16 14 4 56 4 5.00% 5.00%
2 17 - 21 19 7 133 11 8.75% 13.75%
3 22 - 26 24 5 120 16 6.25% 20.00%
4 27 - 31 29 30 870 46 37.50% 57.50%
5 32 - 36 34 20 680 66 25.00% 82.50%
6 37 - 41 39 9 351 75 11.25% 93.75%
7 42 - 46 44 1 44 76 1.25% 95.00%
8 47 - 51 49 4 196 80 5.00% 100.00%
∑ 80 2450

o Kecepatan rata-rata
= 2450⁄80 = 30.625 ≈ 𝟑𝟏 𝒌𝒎/𝒉
o Persentil 85
85
100 𝑛 − frekuensi kumulatif sebelum p. 85
𝐿𝑖 + 𝐶( )
𝑓85
= 37.61 ≈ 𝟑𝟖 𝒌𝒎/𝒉
o Space Mean Speed (Us)
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘⁄
= 3.6 × 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
= 28.442 ≈ 𝟐𝟗 𝒌𝒎/𝒉

o Time Mean Speed (Ut)

∑ 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
= ⁄𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑎𝑡𝑎

= 30.464 ≈ 𝟑𝟏 𝒌𝒎/𝒉
Persentase Kumulatif Gerbatama - UI
120.00%
y = 0.1568x - 0.1214
R² = 0.9208
100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
12-16 17-21 22-26 27-31 32-36 37-41 42-46 47-51

 UI - Gerbatama
o Menggunakan jumlah kelas (8) dan interval (5) yang sama agar dapat
dibandingkan.

Interval Kecepatan Frekuensi Persentase


No. Xi Fi Xi.Fi Persentase
(km/h) Kumulatif Kumulatif
1 12 - 16 14 1 14 1 1.37% 1.37%
2 17 - 21 19 3 57 4 4.11% 5.48%
3 22 - 26 24 2 48 6 2.74% 8.22%
4 27 - 31 29 20 580 26 27.40% 35.62%
5 32 - 36 34 24 816 50 32.88% 68.49%
6 37 - 41 39 10 390 60 13.70% 82.19%
7 42 - 46 44 10 440 70 13.70% 95.89%
8 47 - 51 49 3 147 73 4.11% 100.00%
∑ 73 2492

o Kecepatan rata-rata
= 2492⁄73 = 34.14 ≈ 𝟑𝟓 𝒌𝒎/𝒉
o Persentil 85
85
𝑛 − frekuensi kumulatif sebelum p. 85
𝐿𝑖 + 𝐶(100 )
𝑓85
= 42.525 ≈ 𝟒𝟑 𝒌𝒎/𝒉
o Space Mean Speed (Us)
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘⁄
= 3.6 × 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
= 32.427 ≈ 𝟑𝟑 𝒌𝒎/𝒉

o Time Mean Speed (Ut)

∑ 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
= ⁄𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑎𝑡𝑎

= 34.208 ≈ 𝟑𝟓 𝒌𝒎/𝒉

Persentase Kumulatif UI - Gerbatama


120.00%
y = 0.1663x - 0.252
R² = 0.9461
100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
12-16 17-21 22-26 27-31 32-36 37-41 42-46 47-51
-20.00%
8. Analisis
a. Analisis Praktikum
Praktikum “Spot Speed” ini dilakukan pada hari Senin tanggal 21 September
2015 pada jam 14.35 – 16.00 WIB. Lokasi yang diambil adalah jalan di depan
Stasiun Kereta Universitas Indonesia yang merupakan satu-satunya akses mobil
ke dalam Universitas Indonesia, sehingga hasil yang diperoleh dapat
mencerminkan kecepatan mobil yang masuk dan keluar kawasan UI. Cuaca pada
saat praktikum cerah dengan sedikit awan.
Penghitungan dilakukan dengan metode manual yaitu dengan menggunakan
stopwatch. Penghitungan dilakukan dengan interval 15 menit, dimana kendaraan
yang memasuki area potongan jalan sepanjang 50 m dihitung waktu tempuhnya
dari ujung potongan ke ujung yang lain. Potongan sepanjang 50 meter diukur
menggunakan meteran. Pada tiap jalurnya (jalur keluar dan jalur masuk UI)
terdapat dua praktikan, dimana satu praktikan menghitung waktu tempuh untuk
kendaraan mobil pribadi, taksi, dan pick-up (Light Vehicle) dan satu praktikan lagi
menghitung waktu tempuh untuk kendaraan bus dan truk (Heavy Vehicle) serta
sepeda motor (Motorcycle).

b. Analisis Hasil
Berdasarkan data yang diperoleh, spot speed kendaraan dapat diukur dengan
menggunakan rumus:
𝑘𝑚
𝑆𝑝𝑜𝑡 𝑆𝑝𝑒𝑒𝑑 ( ) = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 (𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑚) ÷ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑚)

Data yang diperoleh dalam praktikum masih berbentuk meter untuk jarak dan
detik untuk waktu, sehingga kedua data tersebut terlebih dahulu dikonversikan
dalam km dan jam sehingga diperoleh spot speed dalam satuan km/h. Data spot
speed kemudian dimasukkan dalam interval kecepatan, dimana melalui
penghitungan statistik diperoleh jumlah interval sebanyak 8 dengan interval tiap
kelasnya sebesar 5. Agar data yang diperoleh dapat dikomparasikan, interval yang
digunakan untuk jalur UI-Gerbatama sama dengan interval yang digunakan untuk
jalur Gerbatama-UI.
Tabel 1.2. Pembagian Spot Speed Gerbatama – UI dalam Interval

Interval Kecepatan Frekuensi Persentase


No. Xi Fi Xi.Fi Persentase
(km/h) Kumulatif Kumulatif
1 12 - 16 14 4 56 4 5.00% 5.00%
2 17 - 21 19 7 133 11 8.75% 13.75%
3 22 - 26 24 5 120 16 6.25% 20.00%
4 27 - 31 29 30 870 46 37.50% 57.50%
5 32 - 36 34 20 680 66 25.00% 82.50%
6 37 - 41 39 9 351 75 11.25% 93.75%
7 42 - 46 44 1 44 76 1.25% 95.00%
8 47 - 51 49 4 196 80 5.00% 100.00%
∑ 80 2450

Tabel 1.3. Pembagian Spot Speed UI – Gerbatama dalam Interval

Interval Kecepatan Frekuensi Persentase


No. Xi Fi Xi.Fi Persentase
(km/h) Kumulatif Kumulatif
1 12 - 16 14 1 14 1 1.37% 1.37%
2 17 - 21 19 3 57 4 4.11% 5.48%
3 22 - 26 24 2 48 6 2.74% 8.22%
4 27 - 31 29 20 580 26 27.40% 35.62%
5 32 - 36 34 24 816 50 32.88% 68.49%
6 37 - 41 39 10 390 60 13.70% 82.19%
7 42 - 46 44 10 440 70 13.70% 95.89%
8 47 - 51 49 3 147 73 4.11% 100.00%
∑ 73 2492

Setelah pembagian data ke dalam interval masing-masing, kecepatan rata-


rata, persentil 85, Space Mean Speed (SMS) dan Time Mean Speed (TMS) dicari
menggunakan data yang sudah tersusun tersebut dengan menggunakan rumus:
o Kecepatan rata-rata
∑𝑋𝑖. 𝐹𝑖
= ⁄∑𝐹𝑖

o Persentil 85
85
100 𝑛 − frekuensi kumulatif sebelum p. 85
𝐿𝑖 + 𝐶( )
𝑓85

o Space Mean Speed (Us)


𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 (𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑖𝑙𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)
= ⁄𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 (𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑚)
o Time Mean Speed (Ut)

𝑘𝑚
∑ 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 ( )
= ℎ ⁄
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑎𝑡𝑎

Kecepatan persentil 85 adalah kecepatan yang digunakan untuk perencanaan


sistem transportasi di masa mendatang, atau singkatnya sebagai kecepatan
rencana. Ketiga data lainnya hanya digunakan untuk perencanaan lainnya yang
membutuhkan data yang lebih spesifik. Hasil perhitungan keempat data tersebut
disatukan dalam tabel berikut:

Tabel 1.4. Kecepatan Rata-Rata, Persentil, SMS dan TMS

Gerbatama - UI UI - Gerbatama
Hasil Pembulatan Hasil Pembulatan
Kecepatan Rata-Rata (km/jam) 30.625 31 34.137 35
Persentil 85 Kecepatan (km/jam) 37.611 38 42.525 43
SMS (km/jam) 28.442 29 32.427 33
TMS (km/jam) 30.464 31 34.209 35

Data spot speed yang dikelompokkan juga digambarkan dalam grafik berikut:

Persentase Kumulatif Gerbatama - UI


100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
12-16 17-21 22-26 27-31 32-36 37-41 42-46 47-51

Gambar 1.3. Persentase Kumulatif Jalur Gerbatama - UI


Persentase Kumulatif UI - Gerbatama
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
12-16 17-21 22-26 27-31 32-36 37-41 42-46 47-51

Gambar 1.4. Persentase Kumulatif Jalur UI - Gerbatama


Kurva yang dihasilkan berbentuk S, dimana hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas kecepatan kendaraan berada di rentang tengah (bagian terjal dari
kurva).

c. Analisis Kesalahan
Kesalahan yang terjadi saat penghitungan dan pengumpulan data diperkirakan
dapat terjadi akibat:
 Keterbatasan akurasi pengukuran jarak, dimana pengukuran 50 meter
dilakukan hanya dengan menggunakan meteran pita, sehingga tidak dapat
dipastikan kepastian daripada pengukuran tersebut.
 Keterbatasan akurasi pengukuran waktu, disebabkan oleh pengukuran
waktu yang dilakukan dengan menggunakan stopwatch, dimana mulai dan
selesainya pengukuran waktu hanya didasari pada pandangan mata.
 Tidak dihitungnya semua kendaraan yang lewat dikarenakan
penghitungan kecepatan kendaraan membutuhkan perhatian satu orang
tiap kendaraan, sehingga jika dalam satu waktu terdapat dua kendaraan
tipe sama penghitungan hanya dilakukan terhadap satu kendaraan.
9. Kesimpulan
 Keempat data yang dicari dari masing-masing jalur disajikan dalam tabel
berikut:

Tabel 1.5. Kecepatan Rata-Rata, Persentil, SMS dan TMS

Gerbatama - UI UI - Gerbatama
Hasil Pembulatan Hasil Pembulatan
Kecepatan Rata-Rata (km/jam) 30.625 31 34.137 35
Persentil 85 Kecepatan (km/jam) 37.611 38 42.525 43
SMS (km/jam) 28.442 29 32.427 33
TMS (km/jam) 30.464 31 34.209 35

 Data persentil 85 kecepatan diambil sebagai kecepatan rencana untuk


pembuatan kebijakan atau pengaturan sistem transportasi pada jalur
tersebut.

10. Referensi
 CTRE. 2009. Traffic Studies 2: Spot Speed. Iowa State University Institute
for Transportation
 MassSAFE. 2005. Spot Speed Study Workshop Instruction Manual.
University of Massachusetts, Amherst
 Irene, Cindy Kawulur. 2013. Analisa Kecepatan Yang Diinginkan Oleh
Pengemudi (Studi Kasus Ruas Jalan Manado-Bitung). Universitas Sam
Ratulangi, Manado
 MKJI. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Direktorat Jendral Bina
Marga, Departemen Pekerjaan Umum
 Hobbs, 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.
 Sendow, T., 2004. Analisa Jarak Pandangan di Lengkung Horisontal dan
Lengkung Vertikal, Tesis, Program Magister Teknik Sipil, Institut
Teknologi Bandung, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai